You are on page 1of 12

 Pengertian Seminar : Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang berarti

“benih”. Jadi, seminar berarti “ tempat benih-benih kebijaksanaan”. Seminar


merupakan pertemuan ilmiah yang dengan sistematis mempelajari suatu topik
khusus di bawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut.
Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu
masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli).
Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya menampilkan satu atau
beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar
biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah. Yang
berpartisipasi pun orang yang ahli dalam bidangnya. Seminar tentang pemasaran
suatu produk, tentu dihadiri oleh para pakar bidang pemasaran. Seminar
pendidikan tentu saja dihadiri oleh para ahli pendidikan. Sementara itu, peserta
berperan untuk menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan pembahasan sehingga
menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah.
 Pngertian Diskusi : Kata diskusi berasal dari bahas Latin discutio atau discusum
yang berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion
yang berarti perundingan atau pembicaraan. Dari segi istilah, diskusi berarti
perundingan/bertukar pikiran tentang suatu masalah: untuk memahami,
menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini
dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang. Diskusi
adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian
bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan
dan merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu
muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan
persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.
 Pengertian Simposium : Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan
beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang
berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh
seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan
para ahli menjawab.
 Pengertian Kolokium : Beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban
terhadap pertanyaan yang diajukan pendengar mengenai topik yang ditentukan.
Bedanya dengan simposium, dalam kolokium para ahli tidak mengajukan
(makalah) prasaran.
 Hakikat Seminar : Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk
membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau
seseorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya
menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja
masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah
secara ilmiah. Yang berpartisipasi pun orang yang ahli dalam bidangnya. Seminar
tentang pemasaran suatu produk, tentu dihadiri oleh para pakar bidang pemasaran.
Seminar pendidikan tentu saja dihadiri oleh para ahli pendidikan. Sementara itu,
peserta berperan untuk menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan pembahasan
sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah. Tidak berarti bahwa
kelas tidak bisa menyelenggarakan seminar. Di kelas bisa pula diselenggarakan
seminar. Yang penting bahwa kita mencoba membahas suatu masalah dengan
argumen-argumen yang logis, tidak emosional. Para pembicaranya pun
menggunakan gagasan, pendapat, tanggapan, pembahasan secara ilmiah pula.
Lalu ada seotang pemrasaan yang menyajikan makalah.
 Menyelenggarakan Seminar : Dalam menyelenggarakan seminar kelas,
susunlah terlebih dahulu organisasi peleksanaannya. Seorang yang lain ditugasi
sebagai pembahas khusus dari makalah yang disajikan. Seorang ditugasi sebagai
moderator. Guru sebagai narasumber dan satu atau dua orang bertugas sebagai
notulis yang bertugas menyusun laporan.
Seminar bukan diadakan untuk menetapkan suatu keputusan terhadap masalah
yang dibicarakan. Seminar hanya membahas cara pemecahan masalah.
Karena inti dari sebuah seminar merupakan sebuah diskusi, laporan seminar pun
merupakan laporan hasil diskusi. Oleh karena itu, laporan seminar hendaknya
berisi hal-hal yang penting saja.
 Adapun tata krama dalam seminar ataupun diskusi panel diantaranya adalah,
Tata krama penyaji atau pemrasaran yaitu:
a. Menyiapkan makalah yang sesuai dengan topik dan landasan pemikiran
yang akurat;
b. Menyampaikan makalah secara berurutan singkat, dan jelas;
c. Menerima kritik dan saran dari berbagai pihak;
d. Menjawab pertanyaan dengan objektif.

 Tata krama Peserta Semnar :

a. Mempelajari makalah;
b. Bersikap sopan;
c. Menjaga kelancaran rapat/ diskusi;
d. Tidak berbicara pada waktu seminar/ diskusi;
e. Apabila materi yang disampaikan belum selesai hendaknya jangan ada yang
bertanya, bila ingin bertanya ada waktunyayaitu sesi pertanyaan;
f. Apabila peserta ingin bertanya sebaiknya peserta sebelum berbicara mengangkat
tangan atau mengacungkan jari. Bila pemandu sudah mempersilahkan barulah berbicara;
Menyampaikan pertanyaan dengan singkat dan jelas.
SISTEMATKA PENULISAN MAKALAH

1. Pengertian Makalah :
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah ini umumnya merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun
hasil kegiatan perkuliahan lapangan. Makalah dapat berupa pula sebuah karya ilmiah
mengenai topik tertentu dan sebagai paparan dalam presentasi atau seminar-seminar.

2. Karakteristik Makalah
Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan lapangan.
b. Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu mata kuliah.
c. Memperlihatkan kemampuan mahasiswa tentang permasalahan teoritis yang dikaji atau
dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori yang berhubungan dengan
perkuliahan.
d. Memperlihatkan kemampuan para mahasiswa dalam memahami isi dari sumber-
sumber yang digunakan.
e. Menunjukkan kemampuan mahaiswa dalam merangkai berbagai sumber informasi
sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.

3. Sistematika Makalah
Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok sebagai
berikut :
a. Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antara lain meliputi latar
belakang masalah, fokus dan rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan
sistematika uraiannya.
b. Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan
kemampuannya untuk menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada
bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
c. Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap diskusi atau
pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber literatur atau data
lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil pembahasan permasalahan dan
bukan merupakan ringkasan dari isi makalah.

Detail Sebuah Makalah

Latar Belakang

Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah adalah hal-hal
yang melandasi perlunya ditulis makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa paparan
teoretis ataupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi.
Yang penting, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik
yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut
memang perlu dibahas.

Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: (1)
dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori yang
relevan dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan
yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi; (2) dimulai dengan
suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca pada masalah
atau topik yang akan dibahas dalam makalah; (3) dimulai dengan sebuah kutipan dari
orang terkenal, ungkapan atau slogan, selanjutnya dihubungkan atau ditunjukkan
relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.

Masalah atau Topik Bahasan

Setelah, bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah atau topik
bahasan beserta batasannya. Masalah atau topik bahasan yang dimaksud adalah apa yang
akan dibahas dalam makalah. Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan
yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan
penjelasan lebih lanjut, persoalan yang memerlukan pendeskripsian lebih lanjut, dan
persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah
seringkali disamakan dengan topik (meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki
pengertian yang sama). Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang
pertama kali harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan penulisan
makalah diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang selanjutnya diikuti
dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah), pengumpulan bahan
penulisan makalah, dan penulisan draft makalah serta revisi draf makalah. Topik dapat
ditentukan oleh orang lain atau ditentukan sendiri. Lazimnya, topik makalah yang telah
ditentukan bersifat sangat umum, sehingga perlu dilakukan spesifikasi atau pembatasan
topik. Pembatasan topik makalah seringkali didasarkan pada pertimbangan kemenarikan
dan signifikansinya, serta pertimbangan kemampuan dan kesempatan. Jika topik makalah
ditentukan sendiri oleh penulis makalah, terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan. (1) Topik yang dipilih harus ada manfaatnya, baik dari segi praktis
ataupun dari segi teoretis, dan layak untuk dibahas.(2) Topik yang dipilih hendaknya
menarik dan sesuai dengan minat penulis. Dengan dipilihnya topik yang menarik akan
sangat membantu dalam proses penulisan makalah. Jika seseorang menulis makalah
dengan topik yang tidak menarik, maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan
kurang serius. (3) Topik yang dipilih.haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau
terlalu baru bagi penulis. (4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut
memungkinkan untuk diperoleh

Setelah topik dipilah, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik (pembatasan topik)
agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas, maka. pembahasan topik
tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.
Pembatasan topik makalah dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.

(1) Letakkan topik.pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih dapat
dirinci.

(2) Daftarlah rincian-rincian topik itu dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut untuk
diangkat ke dalam makalah.

(3) Ajukan pertanyaan apakah rincian topik yang telah dipilih dapat dirinci lagi.

Topik sering disamakan dengan judul. Pada dasarnya topik tidak sama dengan judul
Topik merupakan masalah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam makalah;
sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang ditulis.

Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.

(1) Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat
dalam makalah.

(2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam
bentukkalimat. Ltulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.

(3) Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar
antara 5 sampai 15 kata.

(4) Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun
judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.

TujuanPenulisan Makalah

Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa
yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan
makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi
penulis makalah, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang
harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpulan
bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan makalah
memberikan informasj tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut. Oleh
karena itu, rumusan tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran tentang
cara menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan. Dengan demikian
rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup makalah tersebut.
Rumusan tujuan ini dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan dalam bentuk rinci.
Contoh: Makalah ini dimaksudkan untuk membahas sejumlah kekeliruan yang acap kali
dibuat oleh mahasiswa dalam melakukan observasi pada kegiatan PPL.”

Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagaian teks
utama sangat bervarasi tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam
makalah dibahas tiga topik misalnya, maka ada tiga pembahasan dalam bagian teks
utama.

Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah.
Kemampuan seseorang dalam menulis bagian teks utama makalah merupakan cerminan
tinggi rendahnya kualitas makalah yang disususun. Penulisan bagian teks utama makalah
yang baik adalah yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan
menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan langsung pada persoalan serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan tuntas ini tidak
selalu berarti panjang dan bertele-tele. Dalam penulisan teks utama, hindari penggunaan
kata-kata tanpa makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar Hindari
penggunaan kata-kata seperti dan sebagainya dan lain-lain (yang lain itu apa) yang
sebesar-besarnya (seberapa besarnya). ‘

Pembahasan topik beserta sub topiknya dapat dilakukan dengan menata dan merangkai
bahan yang telah dikumpulkan. Beberapa teknik perangkaian bahan untuk membahas
topik beserta sub topiknya dapat dikemukakan sebagai berikut:

(1) Mulailah dari ide hal yang bersifat sederhana, khusus menuju hal yang bersifat
kompleks/umum atau sebaliknya

(2) Gunakan teknik metafor, kiasan, perumpamaan, penganalogian, dan perbandingan.

(3) Gunakan teknik.diagram dan klasifikasi

(4) Gunakant teknik pemberian contoh.

Penulisan.bagian teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan penulisan makalah
berhasil dikumpuikan. Bahan penulisan dapat berupa bahan yang bersifat teoretis yang
dtperoleh dari buku teks, laporan penelitian.jurnal, majalah, dan barang cetak lainnya)
atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang bersifat faktual impiris yang.terdapat
dalam kehidupan nyata. „

Penutup

Bagian penutup berisi.kesimpulan atau rangkuman pembahasan dan saran-saran jika


memang dipandang perlu Bagian penutup menandakan berakhirnya penulisan makalah.
Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik barikut.

(1) Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan tanpa
diikuti dengan kesimpulan Hal ini dilakukan karena masih belum cukup bahan untuk
mernberikan .kesimpullan :terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar
pembaca menarik kesimpulan sendiri.
(2) Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.

Selain itu pada bagian penutup juga dapat disertakan saran atau rekomendasi sehubungan
dengan masalah yang telah dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah dibahas.
Selain itu, saran yang dibuat harus eksplisit, kepada siapa saran ditujukan, dan tindakan
atau hal apa yang disarankan.

Isi Bagian Akhir


Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran (jika ada).

Daftar Rujukan
Penjelasan tentang penulisan daftar rujukan dapat diperiksa pada Bagian IV (Teknik
Penulisan)dalam pedoman ini.

Lampiran
Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses
penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-
angka ataupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang dipandang sangat penting tetapi
tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknyajuga

Menyusun strategi sebelum menulis


Think twice before writing, kata Ken Golstein penulis dari Columbia School of
Journalism. Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum anda masuk kepada
dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya anda harus memikirkan strategi berikut:
Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?

Media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb)

Gaya penulisan apa yang paling tepat?

Kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda?
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk ilmiah populer,
teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah populer sama dengan
menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umum.
Tidak semua orang memahami ilmu anda, apalagi dengan banyaknya cabang ilmu
pengetahuan. Spesialisasi ini menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak
mudeng dengan bidang lain.
Kepada siapa anda menyajikan tulisan?Seberapa dalam informasi yang akan anda
sajikan tergantung siapa pembacanya. Karya ilmiah populer di koran umum, tentunya
lebih isinya lebih dangkal daripada di majalah scientific misalnya. Sifat tulisan untuk
pembaca umum, lebih mengedepankan unsur entertainment, dibandingkan tulisan untuk
komunitas spesifik (misalnya majalah khusus komputer). Selain dari segi isi, karya ilmiah
populer untuk komunitas spesifik lebih banyak menggunakan technical jargon. Boleh
saja, sebab disini istilah spesifik tidak akan asing lagi bagi pembacanya.

Media apa yang anda pilih?


Informasi untuk di internet, televisi, koran atau majalah berbeda cara penulisannya.
Misalnya media televisi mempunyai kelebihan dapat menampilkan gambar. Sehingga
penggunaan teks jauh lebih sedikit. Namun kelemahan media ini, waktu yang tersedia
jauh lebih singkat daripada media cetak. Cotoh lain, perbedaan antara media cetak dan
online. Media online dengan sifat revolusioner hyperlinks-nya dapat merubah alur
membaca. Kelebihan sifat link ini, anda dapat mengarahkan pembaca kepada fokus yang
anda tuju. Berbeda dengan media cetak misalnya buku, karakteristik membaca sifatnya
linear. Anda mengarahkan pembaca melalui daftar isi.

Gaya penuturan apa yang paling tepat?Kerahkan imajinasi anda. Kira-kira bagaimana
anda akan menyampaikan informasi paling tepat. Apakah dengan gaya reportase,
menampilkan sosok yang bercerita, atau tutorial sifatnya.

Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca?


Pembaca koran bisayan lebih sedikit meluangkan waktu membacanya daripada pembaca
majalah. Bukankah koran yang sudah seminggu dinyatakan tidak aktual lagi? Umumnya
pembaca tidak mengorek-ngorek lagi koran yang sudah bertumpuk selama setahun
lamanya. Semakin sedikit waktu yang tersedia, informasi yang anda sajikan semakin
pendek dan harus cepat menuju sasaran.

Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik

Tulisan ilmiah populer anda dedikasikan untuk pembaca awam. Bukan expert yang
memang berkecimpung di bidangnya. Posisikan diri anda pada pembaca. Pikirkan,
mengapa anda perlu membagi ilmu anda? Apa yang membuat pembaca dapat tertarik
dengan tulisan anda? Beberapa cara menggelitik motivasi pembaca:

Mengaitkan dengan kondisi aktual

Cth.: Masih segar dalam ingatankita ketika beberapa waktu yang lalu, Kementrian
Komunikasi dan bersama-sama dengan komunitas telematika Indonesia meluncurkan satu
konsep bulan telematika ICT (Information and Communication Technology) month yang
akan jatuh pada bulan Agustus 2003. Tujuan utamanya adalah usaha sosialisasi aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi memberikan kontribusi signifikan terhadap
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat…
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria Wahono
Tulisannya dimulai dengan leading kondisi aktual. Sebagian pembaca mungkin pernah
mendengar konsep bulan telematika yang sedang aktual. Tapi apa sebenarnya di balik
konsep itu? Nah dari kondisi aktual inilah penulis membidik pembaca.

Mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari

Cth.: Sebenarnya menangis saat mengupas/memotong/mengiris bawang bisa


menyehatkan mata. Beberapa pakar percaya, air mata yang keluar karena rangsangan
hawa bawang membersihkan mata dan kelopaknya dari debu dan kuman. Keluarnya air
mata ini membuat mata bening dan berbinar. pikiran-rakyat, Tak cengeng saat mengupas
bawang Febdian Rusydi

Contoh diatas bernuansa entertainment, artinya topik yang dipilih mudah dicerna,
membacanya bersifat refreshing. Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan kejadian
sehari-hari. Siapa yang tidak pernah merasakan perihnya memotong bawang? Lain
halnya dengan tulisan ilmiah hasil penelitian kandungan bawang berikut metodenya.
Siapa peduli membacanya? Ilmiah populer yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari
membuat pembaca merasa sedikit lebih clever setelah membacanya. Merasa puas
mengerti apa yang terjadi disekitarnya. Dengan cara ini pembaca awam menjadi akrab
dengan ilmu di luar spesialisasinya.

Pemaparan informasi

Pemaparan informasi dalam tubuh tulisan harus fokus, sesuai dengan tema yang disitir
dalam leading. Buat alur yang menarik, sehingga pembaca mau mengikuti paragraf demi
paragraf sampai selesai. Ada beberapa cara pemaparan yang baik

Haruskah alur berbentuk piramida terbalik?

Alur piramida terbalik berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke detail
yang kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama.
Biasanya model ini dipakai untuk penulisan hard news (berita singkat). Namun untuk
tulisan karya ilmiah yang komplex dan panjang belum tentu model ini bisa dipakai.
Sebab terkesan membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca
merasa sudah cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa
ingin tahu lebih lanjut.

Merubah numerasi dan pembagian bab

Anda pasti mengenal struktur klasik sebuah karya ilmiah: bab utama, sub bab, dst. Atau
struktur tulisan dengan pembagian A, A.1, A.2, dst. Pembagian struktur seperti ini terasa
sangat kaku bila anda gunakan dalam karya ilmiah populer. Namun harus diingat, untuk
tulisan yang cukup komplex pembagian struktur seperti itu sangat membantu.

Gunakan kekuatan kata-kata atau teks untuk memperjelas struktur tulisan. Misalnya pada
bab utama anda tuliskan rangkuman informasi yang mewakili sub-sub bab selanjutnya.
Barulah sub-sub bab memuat detail informasi. Gunakan juga karakter tulisan yang
berbeda, misalnya bold atau besar huruf untuk menandakan sub kapitel. Dengan begitu
penggunaan abjad atau numerasi yang terasa kaku bisa dihindari.

Alur kronologis

Artinya alur cerita mengikuti satuan waktu: jam, hari, bulan atau tahunan. Disini patokan
waktu explisit tercantum. Contohnya: Karya ilmiah populer tentang pertumbuhan
tanaman selama empat musim. Informasi disini akan terstruktur sesuai dengan kronologis
musim.

Alur proses

Mirip dengan alur kronologis. Disini alur mengikuti proses-proses yang berurutan.
Contohnya: tutorial software,

Deduksi

Penulisan ilmiah populer yang berdasar pada deduksi, memulai alur penjelasan dari hal
yang umum menuju hal yang khusus. Contohnya: kebijakan pemerintah dalam masalah
anggaran penelitian dan dampaknya bagi reset bidang teknologi kimia.

Induksi

Induksi kebalikan dari deduksi: dimulai dari informasi atau fakta-fakta khusus untuk
menentukan kesimpulan yang berlaku umum. Dalam journalimus induksi dapatberupa
penjelasan, anekdot atau analogi yang menggambarkan prinsip umum. Contohnya:
beberapa contoh dan fakta kerusakan lingkungan. Dari sini dapat diambil kesimpulan
kebijakan politik yang harus diambil dalam rangka pelestarian lingkungan.

Reportase

Dengan jenis pemaparan ini, anda bertutur tentang apa yang anda rekam, lihat atau
rasakan dari tempat kejadian. Dengan penuturan yang baik, pembaca akan merasa live di
tempat kejadian. Sebuah reportase tidak harus menceritakan kejadian dari awal sampai
akhir. Seringkali diambil fokus tertentu yang diangkat ke permukaan. Contoh ilmiah
populer berbentuk reportase misalnya: seminar atau konferensi ilmiah, observasi kejadian
alam, reportase sebuah experimen ilmiah, dsb.

Problematika penggunaan jargon

Seberapa jauh penulis bebas menggunakan jargon? Gunakan seperlunya secara tepat.
Anda bisa memberikan definisi, terjemahan, atau penjelasan. Sering juga istilah-istilah
asing justru lebih singkat, padat dan tepat. Namun anda harus berhati-hati terlalu banyak
akan menyulitkan pembaca. Semuanya bergantung dimana dan untuk siapa tulisan akan
anda sajikan.

Bila memang efisien, padukan dengan gambar

A picture tells thousand words, demikian kata pepatah. Seringkali kali gambar atau grafik
lebih mudah dicerna daripada rangkaian kata-kata. Tapi perlu diingat, gambar saja tidak
cukup harus disertai keterangan yang jelas. Contoh ini berlaku misalnya untuk tutorial.
Gunakan scrennshot menu-menu software untuk memperjelas perintah.

Problematika angka

Penggunaan angka dalam karya ilmiah sudah lumrah. Terutama untuk menunjukan
akurasi atau memperkuat argumentasi. Sama dengan penggunaan istilah asing atau
jargon. Pencantuman angka cukup seperlunya. Bila terlalu banyak, perhatian pembaca
akan tertuju pada angka dengan demikian kenyamanan membaca menjadi berkurang.

Angka sebagai penguat informasi

Cth.: Saat suhu udara mulai menghangat mulailah jenis bakteri ini berkembang dengan
pesatnya. Terlebih lagi bila ia berkembang pada jenis makanan tertentu yang memang
rawan salmonella, yaitu makanan yang mengandung protein tinggi. Bila kondisinya
sangat menunjang, bakteri ini akan membelah diri setiap 20 menit sekali, satu bakteri
akan berkembang dalam waktu 5 jam menjadi 45 000.
www.kharisma.de, Salmonella bahaya tak terlihat, Dian Suprapto.

Pencantuman angka disini memberi gambaran jelas: bakteri Salmonella pada makanan
dapat bekembang demikian pesatnya.

Angka saja tidak cukup: perlu keterangan lanjut

Kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi pada kecepatan 50km/h. Sedangkan pada
kecepatan 200 km/h lebih sedikit.

Tanpa keterangan lebih lanjut, angka-angka diatas terlihat sepintas tidak masuk akal.
Mengapa justru dengan kecepatan tinggi lebih jarang terjadi kecelakaan? Jawaban
logisnya terletak pada penjelasan, bahwa jarang kendaraan berkecepatan 200km/h,
sehingga lebih jarang terjadi kecelakaan. Namun sayangnya dalam tulisan itu tidak ada
sama sekali.

Sama seperti contoh berikut:

Dalam 5 tahun terakhir ini, jumlah penerima hadiah Nobel bidang biologi dari kalangan
wanita meningkat 50%.
Angka di atas tidak menunjukan data yang akurat. Bisa saja lima tahun terakhir
jumlahnya ada 4 wanita dan tahun ini menjadi 6 (hanya penambahan 2 orang).

Sumber:

- Wissenschaftsjournalismus, Winfried Göpfert, 2001

- Manuskript mata kuliah " Textverstehen – Textverständlichkeit – Textoptimierung unter


Verständlichkeitsgesichtspunkten. Göpferich, Susanne, Technical Writing, university of
applied sciences Karlsruhe, Germany.

- Journalistisches Texten, Jürg Häusermann 2001.

You might also like