You are on page 1of 9

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Universitas Mercu Buana

MODUL PERTEMUAN KE – 5

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

MATERI KULIAH:

Momen gaya, syarat kedua kesetimbangan, resultan gaya sejajar, pusat berat,
kopel.

POKOK BAHASAN:

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA

5.1PENGERTIAN MOMEN GAYA


Besar dan arah efek gaya yang bekerja pda suatu benda tergantung pada
letak garis kerja gaya yang dapat diperinci dengan menentukan jarak tegak lurus
antara sebuah titik patokan dengan garis kerja tersebut.
Karena ruang lingkup bahsan adalah benda yang berputar bebas terhadap
sumbu dan gaya – gaya sebidang yang bekerja tegak lurus sumbu, maka yang
paling penting adalah menetukan titik tersebut yang dinamakan titik pusat
koordinat, yaitu titik dimana sumbu memotong bidang gaya yang bekerja.
Jarak tegak lurus antara titik koordinat ke garis kerja gaya dinamakan
lengan gaya atau lengan momen dari gaya itu terhadap sumbu.
Dari kedua pengertian diatas, kita dapat peroleh bahwa momen gaya
terhadap suatu sumbu adalah hasil kali antara besarnya gaya dengan lengan
momen atau disebut juga gaya putar (Torque). Gambaran tentang pengertian
F1
tersebut dapat dijelaskan dengan ilustrasi sebagai berikut:
A
F
2
lengan momen F1 garis kerja F1

lengan momen F2
B
garis kerja F2
F1

F2
Dari gambar 6.1 b diatas dapat dibedakan bahwa:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Efek gaya F1: rotasi yang berlawanan dengan putaran jarum jam terhadap
sumbu dan dianggap positif (+). Sehingga momen Γ (gamma) dari gaya F1
terhadap sumbu lewat O:
Γ 1 = +F1. l1
Efek gaya F2: rotasi yang searah putaran jarum jam terhadap sumbu dan
dianggap negatif (-).Sehingga momen Γ (gamma) dari gaya F2 terhadap sumbu
lewat O:
Γ 2 = -F2. l2
Momen ini dapat dinyatakan dalam pound feet atau Kgm.

5-2 SYARAT KEDUA UNTUK KESETIMBANGAN


Bendayang dalam kondisi setimbang, maka sejumlah gaya yang bekerja
padanya harus memenuhi 2 syarat:
1. Sama besar dan berlawanan arahnya.
2. Harus mempunyai garis kerja yang sama.
Syarat pertama dapat dipenuhi oleh syarat kesetimbangan I, yaitu:
Σ Fx = 0, Σ Fy = 0
Syarat kedua dapat dipenuhi oleh syarat kesetimbangan II, yang
dinyatakan berdasarkan momen gaya, yaitu:
Σ Γ = 0 (terhadap sembarang sumbu)
Syarat kedua ini dapat di ilustrasikan seperti gambar berikut:
F1

I
F2

O
5.3RESULTAN GAYA SEJAJAR

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Resultan gaya sejajar adalah sebuah gaya yang bisa mewakili sekumpulan
gaya sejajar serta mempunyai:
 Arah yang sama dengan semua gaya tersebut
 Besar sama dengan penjumlahan besar semua gaya
 Garis kerja yang dapat dicari berdasar syarat bahwa momen
resultan harus sama dengan penjumlahan momen setiap gaya.
Gambar 7.3 dapat dipakai untuk menjelaskan hal tersebut. Dari gambar
tersebut dengan gaya – gaya sejajar F1 dan F2 dapat dibuat sumbu x yang tegak
lurus terhadap gaya – gaya dan titik O adlah titik sembarang yang dijadikan
acuan. Karena kedua gaya tidak berkomponen x maka besarnya resultan gaya:
R = Σ Fy = F1 + F2
Sedangkan resultan momennya terhadap titik O adalah:
Σ Γ 0 = x1 F1 + x2 F2
Dan jika x adalah jarak dari O ke garis kerja resultan, maka momen dari
resultan terhadap O adalah:
R x = (F1 + F2) x

Biasanya x dapat ditentukan dengan:


Σ Γ 0 =R x

x1 F1 + x2 F2 = (F1 + F2) x

F1 x1 + F2 x 2
x=
F1 + F2

Resultan dari sembarang gaya sejajar dapat ditentukan dengan cara yang
sama degan besar resultannya:
R=Σ F

Dan jika gaya – gaya itu sejajar dengan sumbu y, maka koordinat x dari
garis kerjanya (resultan) adalah:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

∑ Fx ∑ Fx
x= =
F R

y
R
F2

F1

O
x
x1
x
x2

5.4PUSAT BERAT

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Berat adlah resultan dari semua gaya tarik bumi yang dialami oleh partikel
zat dalam suatu benda. Tetapi karena jarak ke pusat bumi sedemikian jauhnya
sehingga gaya – gaya tersebut dapat dianggap sejajar. Dengan demikian berat
benda dapat diartikan sebagai resultan dari sejumlah besar gaya sejajar.
Sedangkan pusat berat dari benda dapat diilustrasikan dari gambar berikut
yang memperlihatkan benda tipis sembarang bentuk dan terletak pada bidang xy.
Jika dimisalkan benda tersebut terbagi atas partikel – partikel dengan berat w1,
w2 dst maka:

y y

x1 x1,y1 x1,y1 W1

p,b
W1 x,y
W
y1
x x2,y2
x2,y2 y W2
x2
O O y2
x x
W2
W W

Berat total benda tersebut adalah:


W = w1 + w2 + ... = Σ w
Koordinat x garis kerja W adalah:
w1 x1 + w2 x 2 + ... ∑ wx ∑ wx
x= = =
w1 + w2 + ... ∑w W
Kemudian jika gaya gravitasi kita putar 900 berlawanan jarum jam, maka
koordinat y dari garis kerjanya adalah:
w1 y1 + w2 y 2 + ... ∑ wy ∑ wy
y= = =
w1 + w2 + ... ∑w W
Titik perpotongan garis kerja W pada kedua bagian dengan koordinat x ,
y dinamakan pusat berat benda tersebut. Dan simetri suatu benda seringkali
berguna untuk menentukan pusat berat benda.

5.5KOPEL

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Kopel adalah pasangan gaya sama besar yang berlawanan arah, denga
garis kerja sejajar tetapi tidak berimpit. Pasangan gaya tersebut dapat dijelaskan
dengan gambart berikut ini, yang sama besar masing – masing gaya adalah F,
terpisah oleh jarak tegak lurus l.

y
F2

O
x

x1

x2

Resultan dari gaya – gaya tersebut adalah:


R=F–F=0
Dengan resultan = 0 artinya bahwa sebuah kopel tidak mempengaruhi
sebuah gerak translasi benda sebagai suatu benda keseluruhan, tetapi hanya
menimbulkan rotasi.
Momen resultan dari kopel tersebut terhadap sembarang titik O adalah:
Σ Γ 0 = x1F – x2F
= x1F – (x2 + l) F
= - lF
Dari perumusan itu dapat disimpulkan bahwa besarnya momen kopel
terhadap semua titik dalam bidang dimana bekerja gaya – gaya yang membentuk
kopel adalah:
Hasil kali salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara garis – garis
kerjanya.
Dan sebuah benda yang padanya bekerja sebuah kopel, hanya dapat
dalam keadaan setimbang bila ada kopel lain yang bekerja pada benda tersebut
dengan besar yang sama dan arah berlawanan.
Contoh Soal:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

1. Sebuah tangga panjang 20 feet, berat 80 lb pusat beratnya ada ditengah –


tengah, dalam keadaan setimbang, bersandar pada dinding vertikal tanpa
gesekan dan membuat sudut 530 denganhorizontal. Tentukan besar dan arah
gaya F1 dan F2.

F 1

F 2y
F 2
20 ft

16 ft

6 ft 6 ft

W= 80 lb
Penyelesaian:
Bila tanpa gesekan, F1 horizontal dan arah F2 tidak diketahui, sehinga F2
diuraikan menjadi F2x dan F2y.
Syarat I kesetimbangan, memberikan persamaan:
Σ Fx = F2 cos θ - F1 =0
Σ Fy = F2 sin θ - 80 =0
F2 sin θ = 80 lb
Syarat kesetimbangan II, momen terhadap sumbu lewat titik A
Σ Γ A = F1 x 16 - 80 x 6 = 0
F1 = 480/16
F1 = 30 lb
Dimasukkan ke persamaan 1 sehingga: F2 cos θ = 30 lb
Karenanya:
F2 = (80 2
+ 30 2 )
y
= 85,5 lb
1 in 6 in
θ = tan -1 (80:30)
= 69,50
2. Tentukan letak pusat berat bagian suatu mesin sperti gambar. Yanbg
terdiri atas piringan berdiameter 2 inci dan panjangnya 1 inci danxbatang
pb

2 in 1 in

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


W1 FISIKA DASAR
W2
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

berdiameter 1 inci serta panjangnya 6 inci. Keduanya terbuat dari bahan


homogen.

Penyelesaian:
Berdasar simetri pusat berat berada pada sumbu sumetrinya, sedagkan pusat
berat masing – masing terletak pada tengah – tengah antara ujungnya masing –
masing.
Volume piringan:
Voll = π R2 x 1
= π . (1)2 x 1
= π in3
Volume batang:
Voll = π R2 x 6
= π . (0,5)2 x 6
= 3π / 2 in3
Karena berat kedua bagian berbandinga langsung dengan volumenya, maka:
Wpiring w1 π
= = =2
Wba tan g w2 3π / 2 3

Ambillah titik O pada muka sebelah kiri dan pada sumbu piringan, maka:
x1 = 0,5 in dan x2 = 4,0 in

w1 .0,5 + 3 w1 .4,0
x= 2 = 2,6 in sebelah kanan O
w1 + 3 w1
2

3. Pada soal 1 dapat dianggap dipengaruhi oleh 2 buah kopel,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

a) Dibentuk oleh gaya F2 sin θ


Γ 1 = 6 ft x 80 lb = 480 lb searah jarum jam
b) Dibentuk oleh F2 cos q dan F1
Γ 2 = 16 ft x 30 lb = 480 lb berlawanan jarum jam

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

You might also like