You are on page 1of 14

MACAM SISTEM PEMERINTAHAN BESERTA KELEMAHAN

DAN KELEBIHAN

Pada umumnya sistem pemerintahan yang diterapkan di Negara-negara


ada dua yaitu sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan
presidensial. Kalaupun ada sistem pemerintahan lain ,itu merupakan variasi dari
kedua sistem tersebut. nama “Parlementer” menunjukkan bahwa dalam sistem itu
para Menteri harus mempertanggung jawabkan kinerja eksekutifnya pada pihak
presiden.
Negara Inggris adalah Negara pertama yang menjalankan sistem Parlementer,
Inggris disebut sebagai “Mother of Parlementer” (induk parlementer). Sedangkan
Amerika merupakan pelopor dari system presidensial. Kedua jenis system
pemerintahan itu umum berlaku di Negara demokrasi.

1. Sistem Pemerintahan Parlementer


Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem atau keseluruhan prisip
penataan hubungan kerja antar lembaga Negara yang secara formal memberikan
peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan
pemerintahan Negara. Presiden hanya menjadi symbol kepada Negara saja.
Contoh, kedudukan satu di Inggris, raja di Muangthai, dan Presiden di India.
Seperti halnya di Inggris, dimana seorang raja tak dapat diganggu gugat, maka
jika terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat, Menterilah yang bertanggung
jawab terhadap segala tindakan raja. Sebagai catatan, dalam pemerintahan kabinet
parlementer, perlu dicapai adanya keseimbangan melalui mayoritas partai untuk
membentuk kabinrt atas kekuatan sendiri. Kalau tidak, dibentuk suatu kabinet
koalisi berdasarkan kerja sama antar beberapa partai.

1 Karakteristik Sistem Parlementer


a. Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen,
menyusun kabinat (dewan Menteri). pembentukan kabinet itu akan menyusun
sendiri susunan kabinet jika ia merasa tidak memerlukan koalisi, atau melakukan
tawar-menawar dan menyusun bersama kabinet dangan pemimpin partai politik
lain yang akan dilibatkan dalam kabinet koalisi.
b. Perdana Menteri dan para Menteri berasal dari kalangan anggota parlemen dan
akan tetap menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah
komisi dari parlemen.
c. Kepala Negara/Raja berperan sebagai penegak bila terjadi pertentangan antara
parlementer dan kabinet.
2 Prisip-prinsip Sistem Parlamanter
1. Rangkap Jabatan
Konstitusi nagara yang menganut sistem parlementer akan menentukan
bahwa mereka yang menduduki jabatan Menteri harus merupakan anggota
Parlemen. prinsip ini berada dengan ajaran trias politika. Karena dalam trias
politika melarang adanya rangkap jabatan atau tumpang tindih pejabat diantara
tiga cabang kekuasaan yang ada.
2. Dominasi Resmi Parlemen
Parlemen tidak saja membuat undang-undang baru, melainkan juga
memiliki kekuasaan untuk merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku
dan menentukan apakah sebuah undang-undang bersifat konstitusional/tidak.
Kemacetan kerja atau deadlock antar legislatif dan eksekutif yang umum terjadi
dalam sistem presidensial tidak ditoleransi dalam sistem parlementer. Dalam
sistem ini kemacetan dipecahkan dengan mengubah keanggotaan dan perilaku
salah satu/kedua belah pihak (parlemen dan kabinet).

1 Sistem pemerintahan parlemen memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan


sistem ini adalah sebagai berikut :
1. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
2. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

2 Adapun kelemahan sistem pemerintahan parlemen antar lain :


1. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai
masa jabatannya.

3 Induk sistem pemerintahan dan contoh pengaruhnya


1. Induk sistem pemerintahan parlementer
a. Kepala Negara (raja/ratu)
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu
adalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk
memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga
penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan
bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh raja
apabila negara memerlukan pajak.
b. Parlemen
Cikal bakal parleman di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan
penasehat raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja
yang dipilih dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini kemudian dikenal dengan
parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan dana semakin sering
parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan
mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri.
c. Kabinet
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang
disebut CABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung
dirinya dengan parlemen. Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan
kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta
pertanggungjawaban.
2. Contoh pengaruh :
UUD 1945 dan konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun oleh para
pemimpin bangsa Indonesia sendiri. Jadi ,awal dirancang menggunakan sistem
presidansial. Beberapa anggota BPUPKI menggunkan konstitusi Amerika Sserikat
sebagai rujukan dalam membahas rancangan Hukum Dasar. Konstitusi Ris1949
disusun melalui KMB yang berlangsung di Den Haag,Belanda dan melibatkan
utusan Pemerintah Belanda. Karena itu,Indonesia pun menggunakan sistem
pemerintahan parlementer seperti yang digunakan oleh negara Belanda.

2.sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem presidensial adalah sistem/keseluruhan prinsip penataan
hubungan kerja antar lembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara,
dimana presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif.
Dalam sistem ini,kedudukan eksekutif,seorang presiden menunjuk pembantu-
pembantunya yang akan memimpin deprtemennya dan mereka itu bertanggung
jwab kepada presiden. Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab
MA dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika
Serikat dengan check and balance. Sedangkan Indonsia adalah pembagian
kekuasaan (distribution of power).
1 Karakteristik sistem presidensial
a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan.
b. Para menteri bertanggung jab kepada presiden, bukan kepala parlemen. Mereka
tetap menduduki jabatannya sebagai menteri selama masih dipercaya oleh
Presiden.
c. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada kepercayaan parlemen, melainkan
tergantung para Presiden.
1 Prinsip-prinsip sistem presidensial
pemisahan jabatan/larangan rangkap jabatan
Berbeda dari sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang.
Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri,demikian juga
sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan
menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan yang ada.
1. kontrol dan keseimbangan
Untuk mencegah kemungkinan cabang kekuasaan memperbesar
kekuasaannya sendiri,masing-masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk
mengontrol Presiden dengan menolak RUU yang diajukan,menolak memberi
persetujuan terhadap calon pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili
serta memberhentikan Presiden. Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol
kongres dengan hak veto atas UU yang telah disetujui kongres,dan mengontrol
MA dengan mengajukan calon MA.

2 Kelebihan sistem presidensial adalah sebagai berikut :


a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya.
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.
c. Penyusunan progam kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.

1 Adapun kekurangannya antara lain:


a. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas.
b. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.

1 Induk sistem pemerintahan dan contoh pengaruhnya


1. Induk sistem pemerintahan presidensial
a. Pemisahan kekuasaan negara
Untuk mencegah tiga bahaya yaitu (tirani, pemerintahan massa,dan
peluasan kekuasaan),mereka membentuk pemerintahan negara AS bedasarkan
prinsip pemisahan kekuasaan negara. Konstitusi sudah sepakat bahwa pemerintah
yang baru akan terdiri dari 3 cabang dan masing-masing memiliki kekuasaan yang
berbeda :
1 legislatif = lembaga pembentukan UU
2 eksekutif = lembaga pelaksana UU
3 yudikatif = lembaga pengadil pelanggar UU
Presiden berwenang memilih anggota kabinet dan memecatnya jika ia
menginginkannya.
b. Sistem checks dan balances
Amerika Serikat di bangun sistem checks and balances untuk mencegah
satu cabang kekuasaan menguasai cabang kekuasaan yang lain. Di Amerika
terjadi pemisahan kekuasaan negara ke dalam tiga cabang kekuasaan. Sedangkan
Presiden ialah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
c. Contoh pengaruh
Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini penuh
berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan
juga memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara
ini. Negara-negara lain seperti Kolombia,Kostarika,Meksiko,dan Venezuela juga
menggunakan sistem pemerintahan presidensial,dengan sistem pemerintahan
Amerika Serikat sebagai modelnya.

Sistem parlementer dan sistem presidensial umum diterapkan di negara-negara


sekarang ini. Kedua sistem pemerintahan tersebut mempunyai perbedaan sistem
parlementer. Presiden hanya sebagai simbol saja bertanggung jawab adalah
parlemen/kabinet. Didalam sistem pemerintahan presidensial,Ppresiden
memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Didalam sistem
presidensial tidak diperbolehkan rangkap jabatan karena sudah ada ketentuan
dalam pembagian kekuasaan.
Hubungan Internasional
A. Pengertian Hubungan Internasional

Salah satu faktor penyebab terjadinya hubungan internasional adalah kekayaan


alam dan perkembangan industri yang tidak merata. Hal tersebut mendorong
kerjasamaantar negara dan antar individu yang tunduk pada hukum yang
dianut negaranya masing-masing.

Hubungan internasional merupakan hubungan antar negara atau antarindividu


dari negara yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya,
ekonomi, ataupun hankam. Hubungan internasional menurut buku Rencana
Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (RENSTRA) adalah hubungan
antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara
tersebut.

Hubungan internasional dapat dipandang sebagai fenomena sosial maupun


sebagai disiplin ilmu atau bidang studi. Sebagai fenomena sosial, hubungan
internasional mencakup aspek yang sangat luas, yaitu kehidupan sosial umat
manusia yang bersifat internasional dan kompleks. Seperti yang dikatakan
oleh John Houston (1972), bahwa fenomena hubungan internasional dapat
menyangkut konferensi-konferensi internasional, kedatangan dan kepergian
para diplomat, penandatanganan perjanjian-perjanjian, pengembangan
kekuatan militer, dan arus perdagangan internasional.

Menurut Coulumbis dan Wolfe (1981), fenomena-fenomena yang merupakan


ruang lingkup hubungan internasional diantaranya perang, konferensi
internasional, diplomasi, spionase, olimpiade, perdagangan, bantuan luar
negeri, imigrasi, pariwisata, pembajakan, penyakit menular, revolusi
kekerasan. Sebagai fenomena sosial, ruang lingkup hubungan internasional
sangat jamak, alias tidak berurusan dengan masalah-masalah politik saja.
Namun seiring perkembangan zaman ruang lingkup hubungan internasional
juga berkembang yaitu menyangkut masalah-masalah lingkungan hidup, hak
asasi manusia, alih teknologi, kebudayaan, kerja sama keamanan dan
kejahatan internasional.

Hubungan internasional sebagai disiplin ilmu atau bidang studi, diantaranya


meliputi berbagai spesialisasi seperti politik internasional, politik luar negeri,
ekonomi internasional, ekonomi politik internasional, organisasi internasional,
hukum internasional, komunikasi internasional, administrasi internasional,
kriminologi internasional, sejarah diplomasi, studi wilayah, military science,
manajemen internasional, kebudayaan antar bangsa, dan lain sebagainya.

Beberapa pakar memberikan makna terhadap hubungan internasional sebagai


berikut :
1. Mohtar Mas’oed (1990), hubungan internasional sangat kompleks karena
didalamnya terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat
sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit daripada hubungan
antarkelompok manusia di dalam suatu negara. Ia juga sangat kompleks
karena setiap hubungan itu melibatkan berbagai segi lain yang
koordinasinya tidak sederhana.
2. J. C. Johari, hubungan internasional adalah suatu studi tentang interaksi
yang berlangsung diantara negara-negara berdaulat, di samping itu juga
studi tentang pelaku-pelaku nonnegara (non-state actors) yang perilakunya
memiliki impak terhadap tugas-tugas negara bangsa.
3. Robert Strausz-Hupe dan Stefan T. Possony, studi hubungan internasional
mempelajari hubungan timbal balik antarnegara, serta mengkaji tindakan
anggota suatu masyarakat yang berhubungan dengan, atau ditujukan
kepada masyarakat negara lain.
4. Charles McClelland, hubungan internasional didefinisikan sebagai sebuah
studi mengenai semua bentuk pertukaran, transaksi, hubungan, arus
informasi, serta berbagai respon perilaku yang muncul di antara dan
antarmasyarakat yang terorganisir secara terpisah, termasuk komponen-
komponennya.
5. Sprout & Sprout (1962), studi hubungan internasional membahas
mengenai aktor-aktor (negara, pemerintah, pemimpin, diplomat,
masyarakat) yang bertujuan mencapai maksud-maksud tertentu (sasaran,
tujuan, harapan) dengan menggunakan sarana-sarana (seperti diplomasi,
pemaksanaan, persuasi) yang dikaitkan dengan power atau kapabilitasnya.
6. Trygue Mathisen, dalam bukunya Methodology in the Study of
International Relations, seperti yang dikutip oleh Suwardi Wiriaatmaja
(1971) mencatat bahwa istilah hubungan internasional mempunyai
beberapa arti, yaitu sebagi berikut:

a. Suatu bidang spesialisasi yang meliputi aspek-aspek internasional dari


beberapa cabang ilmu pengetahuan.
b. Sejarah baru dari politik internasional.
c. Semua aspek internasional dari kehidupan sosial umat manusia, dalam arti
semua tingkah laku manusia yang terjadi atau berasal dari suatu negara
dapat mempengaruhi tingkah laku manusia negara lain.
d. Suatu cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (district disipline),
atau dengan kata lain bukan merupakan cabang ilmu pengetahuan tertentu.

1. John Houston (1972), hubungan internasional merupakan sebuah studi


yang membahas tentang interaksi diantara anggota-anggota dalam
komunitas internasional atau mengenai tingkah laku aktor-aktor yang
beroperasi dalam sistem politik internasional.
B. Pentingnya Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara

Secara kodrati, manusia adalah sebagai makhluk individu, sosial, dan ciptaan
Tuhan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan dan membentuk
berbagai persekutuan hidup untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sifat
alamiah manusia adalah hidup berkelompok, saling menghormati, bergantung,
dan saling bekerja sama. Seperti halnya dalam hubungan antarbangsa, suatu
bangsa satu dengan lainnya wajib saling menghormati, bekerja sama secara
adil dan damai untuk mewujudkan kerukunan hidup antarbangsa. Hubungan
antarbangsa di sini disebut sebagai hubungan internasional.

Bangsa Indonesia dalam membina hubungan internasional menerapkan


prinsip-prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabdikan bagi
kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala
bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Prinsip bebas artinya
Indonesia bebas menentukan sikap dan pandangannya terhadap masalah-
masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia
yang secara ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat
dengan liberalnya). Adapun prinsip aktif berarti Indonesia aktif
memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan
ketertiban dunia dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia.

Dalam membina hubungan internasional indonesia mempunyai tujuan untuk


meningkatkan persahabatan, dan kerjasama bilateral, regional, dan multilateral
melalui berbagai macam forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan
nasional. Untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera,
negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif.

Adapun landasan hukum hubungan internasional adalah sebagai berikut:

1. Landasan Idiil

Pancasila sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
mengandung unsur bahwa bangsa Indonesia merupakan dirinya bagian
dari umat manusia di dunia. Oleh karena itu, dikembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

2. Landasan Konstitusional / Struktural

UUD 1945, terutama dalam pembukaan (Alinea I dan IV) dan batang
tubuh (pasal 11 dan 13).

3. Landasan Operasional

a. Ketetapan MPR, yaitu GBHN dalam bidang hubungan luar negeri


b. Kebijaksanaan presiden, yang dituangkan dalam Keppres.

c. Kebijaksanaan/peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri luar negeri.

Hubungan internasional ditandai dengan dimulainya pembukaan utusan


(konsuler atau diplomatik) yang bersifat bilateral. Hubungan internasional
diselenggarakan oleh korps diplomatik sebagai unsur Departemen Luar Negeri
yang harus mampu menjabarkan aspirasi nasional luar negeri. Sebagai negara
yang menganut politik luar negeri bebas aktif, Indonesia memiliki kebijakan
tersendiri yang mengatur hubungan internasional, yaitu hubungan Indonesia
dengan bangsa-bangsa lain.

Pentingnya hubungan internasional bagi suatu bangsa berkaitan dengan


manfaat yang diperoleh dalam menjalin hubungan internasional tersebut.
Hubungan internasional dilaksanakan atas dasar untuk mencapai tujuan
tertentu, karena adanya tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka
seringkali yang menjadikan mengapa suatu hubungan internasional dianggap
penting bagi kehidupan suatu bangsa. Negara yang tidak mau melakukan
hubungan Internasional biasanya akan terkucil dari pergaulan internasional.
Karena hubungan internasional ini sangat penting yaitu untuk saling memenuhi
kebutuhan hidup bangsa-bangsa atau masyarakat di negara-negara yang
bersangkutan. Pelaksanaan hubungan internasional oleh suatu bangsa, sangat
penting dalam rangka untuk hal berikut:

1. Membina dan menegakkan perdamaian dan ketertiban dunia


2. Menumbuhkan saling pengertian antarbangsa / negara.
3. Memenuhi kebutuhan setiap negara atau pihak yang berhubungan
4. Mempererat hubungan, rasa persahabatan dan persaudaraan
5. Memenuhi keadilan dan kesejahteraan rakyatnya.

Berkaitan dengan pentingnya hubungan internasional dalam hubungan


antarbangsa / antarnegara maka dalam piagam PBB dinyatakan tentang makna
hubungan internasional tersebut, yaitu bahwa piagam PBB merupakan
kristalisasi semangat atau tekad bangsa-bangsa di dunia untuk menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai sifat kodrati pemberian Tuhan
untuk saling menghormati, bekerja sama secara adil dan damai untuk
mewujudkan kerukunan hidup antarbangsa.

Dalam piagam PBB tersebut dapat diambil maknanya berkaitan dengan


hubungan antarbangsa atau hubungan internasional sebagai berikut.

1. Bangsa-bangsa diharapkan saling menghormati dan bekerja sama atas


dasar persamaan dan kekeluargaan.
2. Bangsa-bangsa wajib menghormati kedaulatan negara lainnya
3. Bangsa-bangsa tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara lain
4. Bangsa-bangsa diharapkan hidup berdampingan secara damai
5. Bangsa yang satu tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang
lain.

C. Sarana-sarana Hubungan Internasional

Hubungan internasional disebut juga hubungan antarbangsa atau antarnegara.


Namun hubungan internasional tidak hanya terbatas antara dua negara atau
antarnegara-negara saja, melainkan dapat terjadi pula antara negara dengan
pihak lain yang berada di luar wilayah teritorialnya dimana kedudukan pihak
lain tersebut sederajat dengan negara pada umumnya. Dalam hubungan
internasional terdapat aktor yang melakukan hubungan internasional, aktor
pelaku hubungan internasional disebut sebagai subjek hukum internasional.
Subjek hukum internasional adalah orang atau badan/lembaga yang dianggap
mampu melakukan perbuatan atau tindakan hukum yang diatur dalam hukum
internasional dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum internasional
atas perbuatannya tersebut. Hukum internasional pada dasarnya dijalankan
oleh subjek hukum internasional. Dalam hal ini bukan hanya aktor tetapi juga
non negara.

Berikut ini dijelaskan tentang beberapa subjek hukum internasional.

1. Negara

Negara merupakan subjek utama dala hukum internasional, yaitu


bahwa negara menjadi pelaku penting dalam hubungan internasional.

2. Organisasi Internasional

Organisasi internasional merupakan subjek hukum internasional karena


dapat melakukan hubungan dengan organisasi atau negara lain.
Organisasi internasional misalnya organisasi-organisasi antar
pemerintah atau IGO (Inter-Governmental Organizations) diantaranya
PBB, OPEC, ASEAN, GNB, OKI, dan sebagainya. Organisasi non
pemerintah atau NGO (Non Governmental Organizations) seperti
kelompok pecinta lingkungan Green Peace, Transparency International.

3. Pihak yang Bersengketa

Pihak yang bersengketa dalam suatu negara disebut sebagai subjek


hukum internasional karena dianggap mewakili pihak dalam hubungan
internasional. Misalnya adalah gerakan pembebasan seperti PLO.

4. Perusahaan Internasional

Perusahaan yang bersifat transnasional atau multinasional


diperhitungkan sebagai aktor hubungan internasional yang cukup
strategis karena aset atau kekayaannya yang sangat besar. Perusahaan-
perusahaan besar yang memiliki jaringan usaha di seluruh dunia seperti
ini, dapat melakukan hubungan internasional. Misalnya perushaaan
tambang Freeport, Mac Donald, perusahaan minyak Exxon.

5. Tahta Suci

Pengakuan Tahta Suci di Roma, Italia sebagai subjek hukum


internasional karena warisan sejarah. Hal ini disebabkan karena Paus
dianggap sebagai kepala negara Vatikan dan kepala Gereja Roma
Katolik. Vatikan juga memiliki perwakilan-perwakilan diplomatik di
negara lain.

6. Individu

Individu yang dapat menjadi subjek hukum Internasional adalah


individu yang bisa mengadakan hubungan dengan suatu negara.
Meskipun eksistensi individu sebagai aktor masih belum tegas
mewakili misi siapa, namun harus diakui bahwa dalam hubungan
internasional kontemporer individu dapat menjadi aktor yang bisa
menentukan perubahan-perubahan kebijakan internasional.

Misalnya saja, George Soros merupakan individu yang diperhitungkan


dlaam hubungan internasional dewasa ini.

Dalam melaksanakan hubungan internasional presiden sebagai kepala


pemerintahan maupun sebagai kepala negara membentuk Departemen Luar
Negeri serta mengangkat duta dan konsul.

1. Departemen Luar Negeri

Presiden selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara


membentuk Departemen Luar Negeri melalui Keppres No. 44 Tahun
1974 untuk melaksanakan hubungan internasional. Departemen Luar
Negeri sebagai bagian dari pemerintahan negara idpimpin oleh seorang
menteri dan bertanggung jawab kepada presiden. Tugas pokok
Departemen Luar Negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas
umum pemerintah dan pembangunan di bidang politik dan hubungan
dengan luar negeri.

Susunan organisasi departemen luar negeri adalah sebagai berikut.

a. Pimpinan : Menteri Luar Negeri


b. Pembantu : Sekretaris Jenderal
c. Pengawasan : Inspektoral Jenderal
d. Pelaksana :
1. Direktorat Jenderal Politik

2. Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri

3. Direktorat Jenderal Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar


Negeri

4. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Usaha Luar Negeri

6. Sekeretariat Nasional ASEAN

7. Pusat-pusat, seperti pusat pendidikan dan latihan pegawai.

Peranan Departemen Luar Negeri sebagai sarana dalam hubungan


internasional, berkaitan dengan upaya dalam mewujudkan cita-cita
nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945, yaitu alinea IV yang berbunyi: “… ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial…”. Selanjutnya ditetapkan juga kebijakan-kebijakan yang harus
diambil dengan berpedoman pada GBHN sebagai landasan
operasionalnya. Indonesia menempatkan perwakilannya di luar negeri
secara kelembagaan berada dibawah koordinasi Departemen Luar
Negeri dalam usahanya membina hubungan kerjasama dengan negara
lain.

2. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri

Dalam menjalin hubungan internasional, baik dalam arti politis


maupun non politis, perwakilan RI di luar negeri menjadi wakil
pemerintan RI. Dalam arti politis semua tindakan atau kebijakan yang
diambil oleh KBRI, harus berdasarkan pada politik luar negeri bebas
aktif yang diarahkan pada kepentingan nasional terutama untuk
kepentingan pembangunan di segala bidang, sedangkan arti non politis
peranan perwakilan RI juga harus proaktif membuka jalur komunikasi
dengan negara lain, mereka bertugas untuk memberikan informasi
tentang negara Indonesia.

Perwakilan dalam arti politik adalah sebagai berikut:

a. Diadakan pembukaan perwakilan diplomatik antardua negara dengan


ketentuan internasional.
b. Diadakan pengangkatan diplomatik dengan memberikan surat kepercayaan
(letre de creance).
Adapun klasifikasi perwakilan diplomatik dapat dijelaskan sebagai
berikut:

a. Menurut kongres Wina 1815 Kepala Perwakilan Diplomatik ada tiga


tingkatan, yaitu Duta Besar (Ambassador), Duta (Gerzant), dan kuasa
usaha (Charge d’affair)

Perwakilan nonpolitik terdiri dari perwakilan dan korps konsuler.


Perwakilan ini dilaksanakan oleh perangkap korp konsuler yang
bertugas di bidang ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, tukar-menukar
pelajar/mahasiswa. Adapun korps konsuler ini terdiri dari Konsul
Jenderal, Konsul, Wakil Konsul, dan Agen Konsul.

Kekebalan dan keistimewaan diplomatik sebagai berikut.

a. Kekebalan pribadi dan keluarganya, yaitu hak seseorang diplomatik untuk


mendapatkan perlindungan terhaap pribadinya dan keluarganya
b. Kekebalan kantor dan halaman diplomatik, yaitu perlindungan dari kantor
diplomatik dan halamannya, tidak semua orang boleh memasuki halaman
dan kantor perwakilan diplomatik
c. Kekebalan surat menyurat diplomatik, yaitu seorang diplomatik bebas
tidak diperiksa terhadap kantong-kantong atau tas milik diplomatik di
tempat-tempat tertentu, misalnya di pelabuhan.
d. Kekebalan terhadap kantong diplomatik, yaitu seorang diplomatik bebas
tidak diperiksa terhadap kantong-kantong atau tas milik diplomatik di
tempat-tempat tertentu, misalnya di pelabuhan.
e. Kekebalan terhadap diplomatik sebagai saksi, yaitu seorang perwakilan
diplomatik tidak boleh dijadikan saksi dalam perkara pengadilan.

You might also like