You are on page 1of 14

Pendahuluan

debit aliran sungai = Q = jumlh air yg mengalir melalui tampang melintang sungai tiap
satu satuan waktu. (m3/d)

Debit di suatu sungai dapat diperkirakan dengan cara brkt:

1. Pengukuran di lapangan (di lokasi yang di tetapkan)


2. Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya,
3. Berdasarkan data hujan,
4. Berdasarkan pembangkitan data debit.

Pengukuran debit di lapangan dapat dilakukan dengan :

* membuat stasiun pengamatan, atau


* dengan mengukur debit di bangunan air seperti bendung dan peluap.

pada pembuatan stasiun pengamatan debit, parameter yang di ukur adalah:

* Tampang lintang sungai


* Elevasi muka air
* Kecepatan aliran air

Selanjutnya, debit aliran dihitung dengan mengalikan luas tampang (A) dan kecepatan
aliran (V). untuk mendapatkan hasil yang teliti, lebar sungai dibagi menjadi sejumlah
pias, dan di ukur kecepatan aliran pada vertical di setiap pias.
Apabila di sungai terdapat bangunan air, mis bending, debit sungai dapat dihitung dgn
mengukur tinggi muka air di ats puncak bending; berdsarkan rumus peluapan yg berlaku
untuk bangunan tsb.

* debit aliran juga dapat diperkirakan derdasarkan data debit dari pencatatan yg telah
lalu, dgn mggnkn “model deret berkala”.

Teori pengukuran debit

Kecepatan aliran dapat diukur dgn current meter,pelampung dan prltan lain

Pengukuran debit

Dpt dilakukan dengan cara :

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran.


2. Pengukuran kedalaman sungai

3. Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian.

4. Pengukuran kecepatan aliran.

5. Hitungan debit

6. Membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi muka air dengan debit.

7. Dari rating curve yg telah dibuat pada langkah 6, dicari debit aliran berdasar
pencatatan elevasi muka air.

8. Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung.

Dan akan dijelaskan secara rinci sbb:

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran

Pemilihan lokasi tsb harus mmperhatikan syarat2 sbb:

· Mudah dicapai oleh pengamat,mis di jembatan

· Di bagian sungai yg lurus dgn penampang sungai yg teratur dan stabil (tdk terjadi erosi
maupun sedimentasi)

· Disebelah hilir pertemuan dgn anak sungai.

· Di mulut sungai menuju laut ke danau

· Dilokasi bangunan air seperti bendungan, bending, dsb

· Tidak dipengaruhi oleh garis pembendungan (back water)

· Aliran berada didalam alur utama (tdk ada aliran di bantaran)

2. Pengukuran kedalaman sungai.

Pengukuran kedalaman sungai dilakukan dngan menggunakan bak ukur, tali yg diberi
pemberat / echosounder.

· Bak ukur
Untuk sungai yg dangkal,bak ukur yg telah diberi skala n plat di bag bwh a dimasukkan
ked lm sungai smpai plat dsar mncpai dsar sungai. Papan tsb dpt ditegakkan dgn bantuan
perahu/orang jika sungai dangkal. Kedalamn air dibaca pada skala di bak ukur tsb.
Biasanya hasil pengukuran diberikan dlam bentuk elevasi,oleh krn itu pembacaan tsb
harus di ikatkan dgn elevasi tebing/tanggul sungai atau lahan dgn menggunakan
theodolit.

· Tali dgn pemberat

Pengukuran ini dilakukan apabila sungainya dalam atau kec arus besar. Kdlaman air di
ukur dgn tali yg diberi pemberat. Pengukuran dilakukan dgn mggnkn perahu,pd jmbatan,
atau kabel yg digantungkan melintasi sungai. Pengukuran dilakukan bersamaan dgn
pgkuran kec dgn mggnkan current meter. Di atas pemberat dipasang current meter,shgga
sambil mengukur kdalaman dpt dik kec aliran di bbrp ttik yg ditntkan.

· Echosounder

Alat ini digunakan pada sungai yg lebar dan dalam,pengukuran tampang lintang dan
kedalaman(bathrimetri) laut.

Cara kerja alat ini memiliki prinsip sbb:

1. Air merupakan media yg baik utk perambatan gelombang suara dgn kec

2. Gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik dari dasar sungai.

Alat eschounder dipasang pd dasar kapal/digantung pd sisi kapal. Alat tsb memancarkan
getaran suara yg merambat ke dasar sungai dan kemudian dipantulkan kembali.
Gelombang pantulan tsb diterima dan dicatat oleh alat. Selang waktu antara pemancaran
dan penerimaan getaran dapat memberikan kedalaman air yang kemudian direkam pada
kertas pencatat. Dengan alat ini dapat diperoleh hasil profil dasar sungai secara kontinyu.

Ada beberapa jenis eschounder,diantarnya adl:

1. Eschounder elac 30 kc

2. Raytheon DE 719 B

3. Furuno 200 Mark III

· Eschounder elac 30 kc, fungsinya untuk membedakan jenis bahan dasr sungai seperti
lumpur, lempng, pasir shg dpt memperkirakan tebal lapis lumpur.
· Ray

Pengukuran elevasi muka air

Alat pencatat elevasi muka air dapat berupa :

* papan praduga dengan meteran (staff gauge)

alat ini berskala cm, dapat dipasang di tepi sungai atau pada bangunan.

* alat pengukur elevasi muka air maksimum

mengukur elevasi maksimum pada saat banjir.

* pencatat muka air otomatis (AWLR)

Posted by Juliana Fisaini at 04:07 0 comments


Labels: Rekayasa Hidrologi
Infiltrasi

* infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah.


* kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk tanah tertentu
* laju infiltrasi adalah kec. infiltrasi yg nilainya tergantung pada kondisi tanah dan
intensitas hujan

faktor - faktor yg mempengaruhi infiltrasi

1. kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh


2. kelembaban tanah
3. pemampatan oleh hujan (pemadatan tanah oleh butiran air hujan , akan mengurangi
kap. infiltrasi.)
4. penyumbatan oleh butir halus (waktu tanh kering, banyak terdapat butiran halus,
yang ketika hujan mengalir bersama air, shg memparlambat infiltrasi)
5. tanaman penutup (kap infiltrasi tinggi karena pada tanah yang tertutup olh tanaman
biasanya terdapat tanah humus dan sarang serangga, shg bisa jadi saluran permeable
untuk infiltrasi.
6. topografi ,pada tahan yg kemiringan besar, kap. infiltrasi kcil, karena air mengalir
kebawah dan cepat, pada tanah datar air tergenang maka kap. infiltrasi tinggi.
7. intensitas hujan, jika intensitas hujan < infiltrasi =" intensitas"> kap infiltrasi, maka
laju infiltrasi aktual = kap. infiltrasi

pengukuran infiltrasi
1. infiltrometer genangan
2. simulator hujan ( rainfall simulator)

kapasitas infiltrasi

ft = fc + (fo-fc) e^-kt

ft = kap infiltrasi saat ke t


fo = kap infiltrasi awal
fc = kap infiltrasi konstan, tergantung tipe tanah
k = konstanta yg menunjukkan laju pengurangn kap infiltrasi

index infiltrasi (teta tebalek)

laju infiltrasi rerata atau kapasitas infiltrasi yang diratakan pada seluruh periode hujan

index = F/ Tr = (P-Q)/ Tr

F = infiltrasi total
P = hujan total
Q = aliran permukaan total
Tr = waktu terjadi hujan
Posted by Juliana Fisaini at 03:55 0 comments
Labels: Rekayasa Hidrologi
Hidrograf

Hidrograf adalah kurva yang member hubungan antara parameter aliran dan waktu.
Parameter tersebut bias berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit aliran
Terdapat 2 macam hidrograf yaitu : hidrograf muka air dan hidrograf debit. Hidrograf
muka air dapat ditransformasikan menjadi hidrograf debit dengan menggunakan rating
curve.

Komponen Hidrograf
1. Aliran permukaan
2. Aliran antara
3. Aliran air tanah

Hujan Efektif dan Aliran langsung


Hujan Efektif (effective rainfall) atau hujan lebihan (excess rainfall) adalah bagian dari
hujan yang menjadi aliran langsung di sungai. Hujan efektif adalah sama dengan hujan
total yang jatuh di permukaan tanah dikurangi dengan kehilangan air.
Kehilangan air (abstraction) meliputi :
- Air yang hilang karena infiltrasi
- tertahan di cekunagn-cekungan di permukaan tanah
- Penguapan

Hujan yang jatuh dipermukaan tanah merpakan fungsi waktu yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk Histogram. Histogram hujan efektif diperoleh dengan mengurangkan
kehilangan air terhadap histogram hujan total.

Metode SCS untuk menghitung hujan efektif

Pe = (P – 0,2 S)^2/P+ 0,8 S


Dengan :
Pe : kedalaman hujan efektif (mm)
P : kedalaman hujan (mm)
S : retensi potensial maksimum air oleh tanah,yang sebaian besar adlah karena infiltrasi
(mm)

Retensi potensial maksimum dirumuskan :


S = (25400/CN) – 254
Dimana CN = Curve Number yang merupakan fungsi dari karakteristik DAS

Hidrograf Satuan
Hidrograf Satuan adalah hidrograf limpasan langsung (tanpa aliran dasar) yang tercatat di
ujung hilir DAS yang ditimbulkan oleh hujan efektif sebesar 1 mm yang terjadi secara
merata di permukaan DAS dengan intensitas tetap dalam suatu durasi tertentu.
Metode hidrograf satuan banyak digunakan untuk memperkirakan banjir rancangan.
Data yang diperlukan untuk menurunkan hidrograf satuan terukur di DAS yang ditinjau
adalah data hujan otomatis dan pencatatatn debit di titik kontrol.

Penurunan hidrograf satuan


Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan data hujan dan debit aliran yang
berkaitan.Prosedur penurunan hidrograf adalah :
1. Digambar hidrograf yang berkaitan dengan hujan yang terjadi.Aliran dasar
dipisahkan sehingga diperoleh hidrograf aliran langsung (HAL)
2. Dihiutung luasan dibawah HAL yang merupakan volume aliran permukaan.
Volume aliran tersebut dikonversi menjadi kedalaman aliran di seluruh DAS
3. Ordinat dari HAL dibagi dengan kedalaman aliran,yang menghasilkan hidrograf
satuan dengan durasi sama dengan durasi hujan.

Perubahan Durasi Hidrograf Satuan


1. Lagging Method
Metode ini digunakan pada keadaan di mana durasi dikonversi menjadi durasi yang lebih
lama yang merupajkan kelipatan dari durasi aslinya.
2. Metode Kurva S
Dengan metode kurva S,hidrograf satuan dapat dikonversi menjadi durasi lain yang lebih
pendek atau panjang. Kurva S akan terbentuk apabila hujan terus berlanjut sampai waktu
tak terhingga. Kurva S dibentuk dengan menjumlahkan suatu seri hidrograf satuan
dengan durasi tr dengan keterlambatan tr.

Posted by Arif Fadlillah at 03:01 0 comments


Labels: Rekayasa Hidrologi
Metode Rasional
Metode rasional banyak digunakan untuk memperkirakan debit puncak yang ditimbuljan
oleh hujan deras pada daerah tangkapan (DAS) kecil.Suatu DAS disebut kecil apabila
distribusi hujan dapat dianggap seragam dalam ruang dan waktu,dan biasanya durasi
hujan melebihi waktu konsentrasi.
Metode Rasional didasarksn psda persamaan berikut:
Q = 0,278 CIA
Dengan :
Q = debit puncak yang ditimbulkan oleh hujan dengan intensitas durasi dan frekuensi
( m3 /d)
I : intensitas hujan (mm/jam)
A : luas daerah tangkapan (km2)
C : koefisien aliran yang tergantung pada jenis permukaan lahan.

Rumus Waktu Konsentrasi (kirpich)

tc = 0,06628L ^ 0,77/ S ^ 0,385

dengan :
tc : waktu konsentrasi (jam)
L : panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)
S : kemiringan lahan antara elevasi maksimum dan minimum

Rumus Hathway

Tc = 0,606 (Ln) ^ 0,467 / S ^ 0,234


Posted by Arif Fadlillah at 02:57 0 comments
Labels: Rekayasa Hidrologi
Limpasan

Limpasan adalah apabila intensitas hjanyang jatuh di suatu DAS melebihi kapasitas
infiltrasi,setelah laju infiltrsi terpenuhi air akan mengisi cekungan-cekungan pada
permukaan tanah.Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh,selanjutnya air akan
mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah
Beberapa variable yang ditinjau dalam analisis banjir adalah volme banjir,debit
puncak,tinggi genangan,lama genangan dan kecepatan aliran.

Komponen-komponen Limpasan

Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber :


1. Aliran permukaan
2. aliran antara
3.Aliran air tanah

Aliran Permukaan (surface flow) adalah bagian dari air hujan yang mengalir dalam
bentuk lapisan tipis di atas permukaan tanah. Aliran permukaan disebut juga aliran
langsung (direct runoff).Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju sungai dalam
waktu singkat,sehingga aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir.

Aliran antara (interflow) adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi di bawah
permukaan tanah.Aliran antara terdiri dari gerakan air dan lengas tanah secara lateral
menuju elevasi yang lebih rendah
Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah permukaan air tanah ke elevasi yang
lebih rendah yang akhirnya menuju sungai atau langsung ke laut.

Dalam analisis hidrologi aliran permukaan dan aliran antara dapat dikelompokkan
menjadi satu yang disebut aliran langsung,sedangkan aliran tanah disebut aliran tak
langsung.

Tipe Sungai

1. Sungai Perennial : sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun,aliran sungai


perennika adalah aliran dasar yang beraal datri aliran air tanah,sungai tipe ini terjadi pada
DAS yang sangat baik yang masih mempunyai hutan lebat.

2.Sungai Ephemeral adalah sungai yang mempunyai debit hanya apabila terjadi hujan
yang melebihi laju infiltrasi.Permukaan air tanah selalu berada di bawah dasar
sungai,sehingga sungai tidak menerima aliran iar tanah yang berarti tidak mempunyai
aliran dasar (base flow) contoh di : nusa tenggara

3.Sungai Intermitten : sungai yang mempunyai karakteristik campuran antara kedua tipe
di atas.Pada suatu periode tertentu bersifat sungai perennial dan pada waktu tertentu
bersifat sebgai sungai ephemal.

Bentuk umum dari hubungan antara hujan dan limpasan adalah :


Q = b (P-Pa)
Dengan :
Q : kedalaman limpasan
P : kedalaman hujan
Pa : kedalaman hujan dibawah nilai tersebut tidak terjadi limpasan
b : Kemiringan garis

Konsentrasi Aliran

Air hujan yang jatuh diseluruh daerah tangkapan akan terkonsentrasi (mengalir menuju)
suatu titik kontrol.

Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir dari
titik terjauh didalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau. Waktu monsentrasi
tergantung pada karakteristik daerah tangkapan,tataguna lahan,jarak lintasan air dari titik
terjauh sampai stasiun yang ditinjau.

Konsentrasi aliran di suatu DAS dapat dibedakan menjadi 3 tipe tanggapan DAS
· Tipe Pertama terjadi apabila durasi hujan efektif sama dengan waktu
konsentrasi.Semua air hujan yang jatuh di DAS telah terkonsentrasi di titik
control,sehingga debit aliran menvapai maksimum..Pada saat itu hujan berhenti dan
aliran berikutnya di titik control tidak lagi aliran dari seluruh DAS,sehingga debit aliran
berkurang secara berangsur-angsur sampai akhirnya kembali nol. Dan hidrograf
berbentuk segitiga. Tipe tanggapan DAS seperti ini diesebut aliran terkonsentrasi.
· Tipe kedua terjadi apabila durasi hujan efektif lebih lama daripada waktu
konsentrasi. Pada keadaan ini aliran terkonsentrasi pada titik control,dan debit maksimum
tercapai setelah waktu aliran sama dengan waktu konsentrasi.Waktu resesi sama dengan
waktu konsentrasi.Tipa anggapan DAS seperi ini disebut aliran superkonsentrasi.
· Tipe ketiga terjadi apabila durasi hujan efektif lebih pendek daripada waktu
konsentrasi.Pada keadaan ini debit aliran di titik control tidak mencapai nilai
maksimum.Setelah hjan berhenti,aliran berkurang sampai akhirnya menjadi nol.Tipe
tanggapan seperti ini disebut aliran subkonsentrasi.

Apabila durasi hujan lebih kecil dari waktu konsentrasi,intensitas hujan akan lebih tinggi.

Posted by Arif Fadlillah at 02:54 0 comments


Labels: Rekayasa Hidrologi
Wednesday, 14 April 2010
Rekayasa Hidrologi - HUJAN

· Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi yang bias berupa
hujan,hujan salju,kabut,embun,dan hujan es.
· Hujan berasal dari uap di atmosfer,bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh factor
klimatologi seperti angin,temperature dan tekanan udara
· Air berada dimudara dalam bentuk gas (uap air),zat cair(butir-butir air) dan Kristal-
kristal es
· Ukuran butir-butir air sangat halus ( diameter 2-40 mikron)
· Awan terbentuk sebagai hasil pendingingan (kondensasi dan sublimasi) dari udara
basah (yg mengandung uap air) yang bergerak keatas
· Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara adiabatis
dengan bertambahnya ketinggian
· syarat penting terjadinya huja nyaitu massa udara harus mengandung cukup air dan
massa udara harus naik ke atas sedemikian sehingga menjadi dingin

Tipe Hujan
Hujan terjadi karena udara basah yang naik ke atmosfer mengalami pendinginan sehingga
terjadi proses kondensasi
Tipe hujan dibedakan menurut cara naiknya udara ke atas
1. Hujan Konvektif
terjadi di daerah tropis pada musim kemarau yang berada di dekat permukaan tanah yang
mengalami pemanasan intensif sehingga menyebabkan rapat massa berkurang lalu udara
basah naik ke atas dan mengalami kondensasi,bersifat setempat dan mempunyai
intensitas tinggi berdurasi singkat
2. Hujan Siklonik
Massa udara yang relatif ringan bertemu dengan massa udara dingin yang relative
berat,maka udara tersebut akan bergerak di ata udara dingin lalu terjadi proses
pendinginan dan kondensasi lalu hujan.Mempunyai sifat yang tidak terlalu lebat dan
berlangsung dalam waktu lebih lama.
3. Hujan Orografis
Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik dan
mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan.Hujan ini terjadi di daerah
pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah,danau,bendungan dan sungai.
Yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan konvektif dan orografis

Parameter Hujan
· Jumlah hujan yang jatuh ke permukaan bumi dinyatakan dalam kedalaman air
(mm)
· Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dalam satuan waktu (mm/jam ; mm/hari
dll)
· Durasi hujan adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai
berhenti (jam)
· Intensitas hujan rerata adalah perbandingan antara kedalaman hujan dan durasi
hujan
· Intensitas hujan bervariasi dalam runag dan waktu yang tergantung pada lokasi
geografis dan iklim

Pengukuran Hujan
· Pengukuran dapat dilakukan dengan cara langsung dengan menampung air hujan
yang jatuh
· Hujan di suatu daerah hanya dapat diukur bdi beberapa titik yang ditetapkan
dengan menggunakan alat pengukur hujan
· Hujan terukur dinyatakan dengan kedalaman hujan yang jatuh pada suatu interval
waktu tertentu
· Alat penakar hujan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu penakar hujan biasa
(manual raingauge) dan penakar hujan otomatis (automatic raingauge)

1. Alat penakar hujan biasa


Terdiri dari corong dan botol penampung yg berada didalam suatu tabung silinder.alat
ditempatkan diruang terbuka.

2. Alat penakar hujan otomatis


Alat ini mengukur hujan secara kontinyu sehingga dapat diketahui intensitas hujan dan
waktu lama hujan

a. Alat Penakar hujan jenis pelampung


b. Alat penakar hujan jenis timba jungkit

Kerapatan Jaringan

* Kerapatan jaringan adalah jumlah stasiun tiap satuan luas di dalam DAS
* Semakin besar variasi hujan semakin banyak jumlah stasiun yang diperlukan

Kerapatan jaringan stasiun hujan


Daerah

Kerapatan jaringan minimum (km2/sta)


Daerah datar beriklim sedang,laut tengah dan tropis
Kondisi Normal
Daerah pegunungan
Pulau-pulau kecil bergunung (<20.000 km2)
Daerah kering dan kutub

600-900
100-250
25
1500 - 10000

Penentuan hujan kawasan


1. Metode rerata aritmatik (aljabar)
Pengukuran dilakukan dibeberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan
dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun.Metode rerata aljabar
memberikan hasil yang baik apabila:
a. Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS
b. Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

Posted by Arif Fadlillah at 01:48 0 comments


Labels: Rekayasa Hidrologi
Tuesday, 13 April 2010
Rekayasa Hidrologi - HUJAN

· Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi yang bias berupa
hujan,hujan salju,kabut,embun,dan hujan es.
· Hujan berasal dari uap di atmosfer,bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh factor
klimatologi seperti angin,temperature dan tekanan udara
· Air berada dimudara dalam bentuk gas (uap air),zat cair(butir-butir air) dan Kristal-
kristal es
· Ukuran butir-butir air sangat halus ( diameter 2-40 mikron)
· Awan terbentuk sebagai hasil pendingingan (kondensasi dan sublimasi) dari udara
basah (yg mengandung uap air) yang bergerak keatas
· Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara adiabatis
dengan bertambahnya ketinggian
· syarat penting terjadinya huja nyaitu massa udara harus mengandung cukup air dan
massa udara harus naik ke atas sedemikian sehingga menjadi dingin

Tipe Hujan
Hujan terjadi karena udara basah yang naik ke atmosfer mengalami pendinginan sehingga
terjadi proses kondensasi
Tipe hujan dibedakan menurut cara naiknya udara ke atas
1. Hujan Konvektif
terjadi di daerah tropis pada musim kemarau yang berada di dekat permukaan tanah yang
mengalami pemanasan intensif sehingga menyebabkan rapat massa berkurang lalu udara
basah naik ke atas dan mengalami kondensasi,bersifat setempat dan mempunyai
intensitas tinggi berdurasi singkat
2. Hujan Siklonik
Massa udara yang relatif ringan bertemu dengan massa udara dingin yang relative
berat,maka udara tersebut akan bergerak di ata udara dingin lalu terjadi proses
pendinginan dan kondensasi lalu hujan.Mempunyai sifat yang tidak terlalu lebat dan
berlangsung dalam waktu lebih lama.
3. Hujan Orografis
Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik dan
mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan.Hujan ini terjadi di daerah
pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah,danau,bendungan dan sungai.
Yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan konvektif dan orografis
Parameter Hujan
· Jumlah hujan yang jatuh ke permukaan bumi dinyatakan dalam kedalaman air
(mm)
· Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dalam satuan waktu (mm/jam ; mm/hari
dll)
· Durasi hujan adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai
berhenti (jam)
· Intensitas hujan rerata adalah perbandingan antara kedalaman hujan dan durasi
hujan
· Intensitas hujan bervariasi dalam runag dan waktu yang tergantung pada lokasi
geografis dan iklim

Pengukuran Hujan
· Pengukuran dapat dilakukan dengan cara langsung dengan menampung air hujan
yang jatuh
· Hujan di suatu daerah hanya dapat diukur bdi beberapa titik yang ditetapkan
dengan menggunakan alat pengukur hujan
· Hujan terukur dinyatakan dengan kedalaman hujan yang jatuh pada suatu interval
waktu tertentu
· Alat penakar hujan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu penakar hujan biasa
(manual raingauge) dan penakar hujan otomatis (automatic raingauge)

1. Alat penakar hujan biasa


Terdiri dari corong dan botol penampung yg berada didalam suatu tabung silinder.alat
ditempatkan diruang terbuka.

2. Alat penakar hujan otomatis


Alat ini mengukur hujan secara kontinyu sehingga dapat diketahui intensitas hujan dan
waktu lama hujan

a. Alat Penakar hujan jenis pelampung


b. Alat penakar hujan jenis timba jungkit

Posted by Arif Fadlillah at 08:30 0 comments


Labels: Rekayasa Hidrologi
Bab III - PENGUAPAN

1. Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair menjadi gas dan masuk ke
atmosfer.

Dalam hidrologi, penguapan ada 2 macam, yaitu :

Evaporasi ( Eo ) : penguapan yang terjadi di permukaan air (sepaert di laut, sungai,


danau), pemukaan tanah, dan permukaan tanaman.
Transpirasi ( Et) : penguapan melalui tanaman, melalui akar ke daun dan diserap ke
atmosfer.

Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi. Satuannya mm/hari,


mm/bulan dst.

evapotranspirasi potensial (ETP) : penguapan yang terjadi karena pengaruh klimatologi,


matahari, suhu dan angin.

2. beberapa faktor yang mempengaruhi Evaporasi :

Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yaitu 1) radiasi matahari, 2) temperatur


udara, 3) kelembaban udara , dan 4) kecepatan angin.

3. Beberapa parameter fisika yang berpengaruh thd peristiwa penguapan :

Panas laten : panas yang tersembunyi. ada 3 jenis panass laten yaitu penguapan es
menjadi air, air menjadi uap air, dan es menjadi uap air.

lv = 597,3 – 0,564 T

T : suhu (C)

lv : panas laten (cal/gr)

Proses penguapan

penguapan terjadi karena adanya pertukaran molekul air antara permukaan air dan
udara.penyerapan panas laten oleh air menyebabkan peningkatan energi panas, shg energi
kinematik molekul air semakin tinggi. semakin tinggi energi panas yang diterima, energi
kinematik air akan semakin tinggi. maka terjadilah penguapan hingga jenuh.

Ngantok li.. besok ju sambong lagi yahhh

You might also like