Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
• Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui pemberian obat secara suppositoria
dan sublingual.
• Tujuan Khusus
Dapat menyebutkan cara pemberian obat secara :
- Suppositoria
- Sublingual
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pemberian obat suppositoria
2.1.1. Definisi
2.1.2. Tujuan Pemberian
2.1.3. Organ – organ yang dapat diberi obat suppositoria
2.2. Pemberian Obat Suppositoria Melalui Rektum
2.2.1. Pengertian Pemberian Obat Melalui Rektum
2.2.2. Tujuan Pemberian Obat Pada Rektum
2.2.3. Indikasi dan kontra indiaksi
2.2.4. Macam-macam obat supositoria
2.2.5. Keuntungan dan Kerugian
2.2.6.Persiapan Alat
2.2.7. Prosedur Kerja
2.3. Pemebrian Obat Suppositoria Melalui Vagian
2.3.1. Pengertian Pemberian Obat Melalui Vagina
2.3.2. Tujuan Pemberian Obat Pada Vagina
2.3.3. Indikasi dan Kontra Indikasi
2.3.4. Macam-macam obat supositoria vagina
2.3.5. Keuntungan dan Kerugian
2.3.6.Persiapan Alat
2.3.7. Prosedur Kerja
2.3.8. Mekanisme Kerja Obat
2.3.9. Evaluasi Tindakan
2.4. Memberikan Obat Sublingual
2.4.1. Pengertian
2.4.2. Tujuan
2.4.3. Indikasi dan Kontraindikasi
2.4.4. Persiapan Klien
2.4.5. Keuntungan dan Kerugian
2.4.6. Persiapan Alat
2.4.7. Pelaksanaan
2
2.4.8. Evaluasi
2.4.9. Dokumentasi
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut
dan osteoritis.
o Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.
Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan
aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.
Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma
bronchial atau alergi
Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita
piotitis atau hemoroid.
5
o Bisa mengobati secara bertahap
o Kalau missal obat minimbulkan kejang, atau panas
reaksinya lebih cepat, dapat memberikan efek local dan
sistemik.
o Contoh memberikan efek local dulcolax untuk
meningkatkan defeksasi.
Kerugian
o Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama dari pada IV
o Kalau pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi.
o Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami
pembedahan rekrtal.
2.2.6.Persiapan Alat
Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
Aplikator untuk krim vagina
Pelumas untuk supositoria
Sarung tangan sekali pakai
Pembalut
Handuk bersih
Gorden / sampiran
6
Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada
ujung bulatan dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari
telunjuk dan tangan dominan anda.
Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan
untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui
spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri
Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan
jari telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus
melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya
pada kliennya di serap dan memberikan efek terapeutik
Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria
Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases,
letakan tombol pemanggil dalam jangkauan klien agar klien dapat
mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
Cuci tangan
Kaji respon klien
Dokumentasikan seluruh tindakan.
7
o Menghilangka nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan
pada vagina
o Mengurangi peradangan
8
o Keuntungan
Proses penyembuhan lebih cepat, dimana jaringan nekrotik
dikoagulasi dan kemudian dikeluarkan
Mengobati infeksi pada vagina
Mengurangi peradangan
o Kerugian
Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan dalam
vagina berupa bau dan rasa tidak nyaman.
2.3.6.Persiapan Alat
Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
Aplikator untuk krim vagina
Pelumas untuk supositoria
Sarung tangan sekali pakai
Pembalut
Handuk bersih
Gorden / sampiran
9
Tutup dengan selimut mandi dan pinjamkan area
parineal saja.
o Pakai sarung tangan.
o Infeksi orivisum vagina, catat adanya
pengeluaran bau atau rasa tidak nyaman.
o Lakukan perawatan perineal.
10
o Dokumentasikan seluruh tindakan
11
2.4.2. Tujuan
Untuk memproleh efek lokal dan sistemik
Memperoleh aksi kerja obat secara cepat dibandingkan secara oral
Menghindari kerusakan obat oleh hepar
12
2.4.6. Persiapan Alat
•Obat yang sudah ditentukan
•Tongspatel (bila perlu )
•Kasa untuk membungkus tongspatel
2.4.7. Pelaksanaan
•Perawat cuci tangan
•Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan
klien untuk mengangkat lidahnya
•Meletakan obat dibawah lidah
•Memberitahu klien supaya tidak menelan obatt
•Perawat cuci tangan
•Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
2.4.8. Evaluasi
•Perhatikan respon klien dan hasil tindakan
•Yakinkan obat dikemut atau ditelan
2.4.9. Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon
klien, hasil tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada
catatan keperawatan
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan profil pelepasan obat
dari supositoria apabila dievaluasi dengan menggunakan intrinsik dan non-
intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan obat yang diperoleh
dengan metode non-intrinsik selalu menunjukkan harga yang lebih besar
dibandingkan dengan metode intrinsik berapapun kadar obat yang terkandung di
dalam supositoria, konsentrasi obat tidak menunjukkan hubungan yang
proporsional dengan pelepasan obat walaupun menunjukkan tendensi pelepasan
yang naik dengan naiknya konsentrasi obat.
Pemberian obat secara sublingual adalah pemberian obat dengan cara
meletakannya dibawah lidah sampai diabsorpsi ke dalam pembuluh darah
3.2. Saran
14
Dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca agar
dapat lebih mengetahui tentang tanggung jawab dan tanggung gugat sebagai
perawat. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
http://layananapotek.blogspot.com/2008/07/penggunaan-obat-sediaan-
supositoria.html
http://www.thebestlinks.com/tag/prosedur-pemberian-obat-supositoria.html
http://books.google.co.id/books?
id=rLWvvfL8BcC&pg=PA88&lpg=PA88&dq=definisi+supositoria&so
urce=bl&ots=B25ZOajyLE&sig=e0wfWfou4g2_iOTK3sf8v6aw3nI&hl
=id&ei=4TmnS_vsMZS0rAexic3nAQ&sa=X&oi=book_result&ct=resu
lt&resnum=3&ved=0CA0Q6AEwAg#v=onepage&q=definisi
%20supositoria&f=false
15
16