You are on page 1of 10

PROPOSAL

Kuliah Kerja Nyata Dan Lapangan (KKNL) Ke Daerah Adat Di Bali,


Lombok, Dan/ Atau Nusa Tengara Barat
A. Latar belakang
Fakultas Hukum Universitas Presiden merupakan salah satu fakultas yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswanya baik secara dengan cara belajar
mengajardi kelas melalui litetatur maupun praktek langsung di lapangan. Salah satu
mata kuliah di Fakultas Hukum yang memerlukan pengajaran langsung adalah
Pengantar Hukum Indonesia dan Hukum Adat.
Lingkup hukum adat yang ada di Indonesia dicanangkan oleh seorang pakar
Belanda, Cornelis van Vollenhoven. Menurutnya daerah di Nusantara menurut hukum
adat bisa dibagi menjadi 19 lingkungan adat berikut: Aceh, Gayo dan Batak, Nias dan
sekitarnya, Minangkabau, Mentawai, Sumatra Selatan, Enggano, Melayu, Bangka dan
Belitung, Kalimantan (Dayak), Sangihe-Talaud, Gorontalo, Toraja, Sulawesi Selatan
(Bugis/Makassar), Maluku Utara, Maluku Ambon, Maluku Tenggara, Papua, Nusa
Tenggara dan Timor, Bali dan Lombok, Jawa dan Madura (Jawa Pesisiran), Jawa
Mataraman, Jawa Barat (Sunda). Di Indonesia memiliki 19 (sembilan belas) lingkup
hukum adat yang mempunyai kekhasan masing-masing, yang harus diketahui dan
dipahami oleh setiap mahasiswa supaya dapat berkarir dengan baik setelah lulus dari
Universitas Presiden.
Dari 19 daerah lingkungan hukum (rechtskring) di Indonesia, sistem hukum adat
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: Hukum Adat mengenai tata negara, Hukum Adat
mengenai warga (hukum pertalian sanak, hukum tanah, hukum perhutangan), Hukum
Adat mengenai delik (hukum pidana). Dalam hukum adat tersebut dapat tetap ditaati
oleh seluruh masyarakat adat diperlukan penegakan hukumnya. Mengenai persoalan
penegak hukum adat Indonesia, ini memang sangat prinsipil karena adat merupakan
salah satu cermin bagi bangsa, adat merupakan identitas bagi bangsa, dan identitas bagi
tiap daerah. Dalam kasus salah satu adat suku Bali ini butuh kajian adat yang sangat
mendetail lagi, Bali sebagai daerah yang hukum adatnya masih berpengaruh dengan kuat
oleh unsur-unsur religius, seperti Sistem desa pekraman yang didalamnya terdapat tiga
unsur utama, yakni Tri Hita Karana di-implementasikan dalam konsep Tri Kahyangan,
yang mencakup tiga tempat suci, Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem dengan
pengaturannya pun sedemikian rupa dilengkapi dengan sanksi bagi pelanggarnya.
Persoalan kemudian adalah pada saat sekarang sudah banyaknya pelanggaran hukum
adat dengan masuknya “raja-raja kecil” di daerah dengan mengatas namakan pemerintah
pusat yang merusak tatanan adat daerah Bali dengan sengaja dan hukum adat dianggap
tidak berharga lagi.
Desa Pekraman di Bali adalah warisan leluhur yang patut dijaga kelestariannya
dengan tetap memperhatikan kearifan lokal tanpa mengabaikan perkembangan zaman.
Kesamaan visi dan gerak langkah semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga ke-
ajegan adat Bali sebagai warisan budaya satu-satunya di dunia iniDalam kerangka
pelaksanaan Hukum Tanah Nasional dan dikarenakan tuntutan masyarakat adat maka
pada tanggal 24 Juni 1999, telah diterbitkan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No.5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah
Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
Berbagai kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah sampai saat ini masih
dalam taraf “pengakuan” terhadap hak atas kepemilikan tanah  ulayat masyarakat hukum
adat, tetapi belum memberikan “perlindungan” yang selayaknya terhadap hak
kepemilikan atas tanah ulayat dalam masyarakat adat. Namun demikian, diakui bahwa
beberapa kebijakan pemerintah mulai ada upaya memberi pengakuan dan perlindungan
(terbatas) terhadap hak pemilikan tanah ulayat pada masyarakat adat, antara lain : TAP
MPR No. XVII Tahun 1998 tentang Hak Asasi Manusia (Pasal 41),TAP MPR No. XI
tahun 2001, tentang Pembaruan Agraria dan UUD 1945 yang diamandemen. Kebijakan
ini sampai sekarang belum dibuatkan UU atau kebijakan lain sebagai pelaksanaan
ketetapan MPR. Selanjutnya muncul Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 tahun
1995 yang mengakui dan memberikan perlindungan atas tanah rakyat dan adat (ulayat).
Selain itu, sebenarnya telah ada beberapa kebijakan yang menyebutkan dan mengakui
keberadaan masyarakat adat, antara lain dalam UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (yang diperbarui), UU Nomor 11 Tahun 1999 tentang Pertambangan, UU
Nomor 10 tahun 1992 tentang Kependudukan, Keppres Nomor 111 tahun 1999 tentang
Komunitas Adat Terpencil (KAT), SK Menteri Kehutanan Nomor 47 tahun 1998
tentang Kawasan dengan tujuan Istimewa dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan pertanahan Nasional Nomor 5 tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian
Masalah hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Selain hal tersebut dalam TAP MPR
Nomor IX/MPR/2001 menyebutkan pula “Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban”.
Tetapi hukum adat yang dibahas dalam literatur kurang memenuhi pengetahuan
hukum adat di seluruh Indonesia, sedangkan di Indonesia mempunyai teori fictie bahwa
semua peraturan yang telah diundangkan/ disahkan mengenai hukum adat tiap daerah
harus diketahui oleh setiap penduduk Indonesia pada umumnya dan Sarjana Hukum
pada khususnya, karena hukum adat yang berlaku di tiap daerah, memiliki kompetensi
masing-masing sehingga memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap
perkembangan daerahnya. Dengan adanya pemberian pengetahuan secara langsung
kepada mahasiswa mengenai hukum adat yang berlaku di tiap daerah, hal tersebut
memerlukan adanya suatu kuliah kerja nyata dan lapangan ke daerah yang adatnya
masih khas terjaga serta tidak pernah ada yang mengangkatnya dalam suatu penelitian
khusus mengenai hukum adatnya seperti yang dikemukakan di atas yaitu desa pekraman
di daerah Bali, lombok dan/atau Nusa Tenggara Barat yang hanya di eksploitasi dari sisi
pariwisata dan ekonomi saja.
Kuliah kerja nyata dan lapangan ini pula merupakan suatu lembaga pengabdian
kepada masyarakat merupakan salah satu Tridarma perguruan tinggi yang harus
dilakukan oleh setiap universitas baik negeri maupun swasta untuk dapat memberikan
kontribusi bagi seluruh Bangsa Indonesia.
Sehingga kegiatan kuliah kerja nyata lapangan ini mengunjungi lembaga
intermediasi yang masih berada dalam satu jaringan sangat diperlukan, selain bertujuan
mempererat hubungan masing-masing lembaga intermediasi, juga dapat saling
bermanfaat dalam hal bertukar pengalaman, ilmu dan juga kiat-kiat untuk sukses dalam
menjalankan program kerja. Oleh karena itu, sebagai salah satu kegiatan yang sudah
tercantum dalam kerangka kerja di Fakultas Hukum dengan bekerjasama dengan LRPM
Universitas Presiden, perlu kuliah kerja nyata lapangan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain :
1. Mengetahui dan mengerti Hukum Adat di desa paseman di Bali
2. Penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi merupakan wahana untuk
meningkatkan MDM penelitian.
3. Memperoleh pengalaman kerja dengan saling bertukar informasi, sehingga
dapat dijadikan sebagai contoh dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
4. Penyelenggaraan pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan
penelitian akademik dan penelitian pengembangan sesuai dengan
kompetensi dosen dan kompetensi mahasiswa pada jenjang pendidikan yang
hirarkis (Program S1, Program S2, dan Program S3).
5. Penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat merupakan
wahana untuk menguji dan menerapkan unsur-unsur ilmu secara integratif,
baik dalam kesatuan kegiatan penelitian (interdisipliner) maupun dalam
kesatuan besaran program penelitian (multidisipliner).
6. Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana untuk
mengembangkan penelitian kebijakan dan penelitian aksi yang melibatkan
dosen, peneliti, dan mahasiswa sesuai dengan minat, kompetensi, dan
kemampuan masing-masing.
C. Rencana kegiatan
Kegiatan kuliah kerja nyata lapangan ini akan dimulai dari tanggal 23 Januari
2011 sampai dengan tanggal 2 Februari 2011, antara lain :
1. Kunjungan ke Universitas Airlangga
2. Kuliah Kerja Nyata Lapangan dan penyuluhan hukum di Desa Paseman
D. Agenda kegiatan
1. Tanggal 23 Januari 2011, berangkat dari PU ke Jakarta menuju Bali.
2. Tanggal 24 Januari 2011, kunjungan ke Universitas Airlangga
3. Tanggal 25 Januari 2011 sampai dengan tanggal 1 Pebruari 2011, memulai
Kuliah Kerja Nyata Lapangan dan penyuluhan hukum di Desa Paseman Bali
4. Tanggal 2 Februari 2011, Perjalanan kembali ke Jakarta

E. Panitia dan Peserta

Panitia
Penanggung jawab : - DR. Muhammad A.S. Hikam (Wakil Rektor IV Bid.
Riset, PR dan Kerjasama Ekternal)
- DR. IR. FranZ Astani, S.H., S.E., M.Kn., MBA.
(Dekan Fakultas Hukum)
Ketua Panitia : DR. H. Gusagis K. Ngaziz, S.H., MH., MBA.
Wakil Ketua : DR. Hj. Zawiah Ramlie, SKM, M.H.
Sekretaris : Maria Francisca M, S.H., S.E., M.Kn.
Bendahara : Sanny Sutanto, S.Si.
Dokumentasi : Ayu Angela
Pengabdian masyarakat : Ir. Heri Hamdi Azwir, MT.

Peserta
Seluruh mahasiswa Fakultas Hukum berjumlah 8 (delapan) orang
Total Berjumlah : 16 (enam belas) orang
F. Estimasi biaya :
Berikut adalah estimasi biaya perjalanan.
Sesuai dengan interoffice memo HRD no. 215/HRD/M/VI/10 tentang plafon
perjalanan dinas domestic dan internasional Universitas Presiden.

a. Untuk Wakil Rektor IV


1. Menginap 10 malam (Tanggal 23 Januari -1 Februari 2011)
2. Biaya transportasi pesawat dari Jakarta tujuan Bali untuk keberangkatan
tanggal 23 Januari 2010
3. Biaya transportasi pesawat dari Bali tujuan Jakarta untuk kepulangan
tanggal 2 Februari 2010
4. Uang saku Rp. 125.000/hari
Perincian :
Hotel : Hotel Inna Bali, tgl 23 Januari 2011
Tgl 1 Februari 2011
Penginapan di Desa Paseman : 24 Januari – 1 Februari 2011
Transport PP : pesawat Garuda ekonomi
Uang saku : 11 x 125.000 = 1.375.000,-

b. Untuk Dekan dan Pembantu Dekan 1 Fakultas Hukum, @ masing-


masing :
1. Menginap 10 malam (Tanggal 23 Januari -1 Februari 2011)
2. Biaya transportasi pesawat dari Jakarta tujuan Bali untuk keberangkatan
tanggal 23 Januari 2010
3. Biaya transportasi pesawat dari Bali tujuan Jakarta untuk kepulangan
tanggal 2 Februari 2010
4. Uang saku Rp. 125.000/hari
Perincian :
Hotel : Hotel Inna Bali, tgl 23 Januari 2011
Tgl 1 Februari 2011
Penginapan di Desa Paseman : 24 Januari – 1 Februari 2011
Transport PP : pesawat Garuda ekonomi
Uang saku : 11 x 125.000 = 1.375.000

c. Untuk DR. Zawiah Ramli, SKM., MH.; Ir. Heri Hamdi Azwir, MT.;
Maria Francisca M, S.H., S.E., M.Kn. @ masing-masing adalah :
1. Menginap 10 malam (tgl 23 Januari 2011 dan 2 Februari ) budget hotel
Rp. 350.000,-
2. Biaya transportasi pesawat PP Jakarta-Bali-Jakarta kelas ekonomi.
3. Uang saku Rp. 100.000/hari
Perincian :
Hotel : Hotel Di Bali tanggal 23 Januari dan 2 Februari 2011
Penginapan di Desa Paseman dari tanggal 24 Januari sampai dengan 1
Februari) 2010
Transport PP : pesawat Garuda Kelas Ekonomi
Uang saku: 11 x 100.000 = 1.000.000

d. Untuk Sanny Sutanto, S.Si.; Ayu Angela, S.Si., M.Si


1. Menginap 10 malam (tgl 23 Januari – 2 Februari 2011) budget hotel Rp.
250.000.-
2. Biaya transportasi pesawat PP Jakarta-Bali-Jakarta kelas ekonomi.
3. Uang saku Rp. 100.000/hari
Perincian :
Hotel : 2 x 400.000 = 800.000
Penginapan di Desa Paseman dari tanggal 23 Januari – 1 Februari 2011
Transportasi PP : Air asia
Uang saku : 11 x 100.000 = 1.100.000

Biaya operasional selama di kunjungan :

No. Nama kegiatan Banyak Biaya Total


1. Sewa mobil u/ jemput di bandara 1 mini bus 1.200.000/mobil/h 1.200.000,-
Bali tanggal 23 Juli 2010 r

2. Sewa mobil Perjalanan ke 1 mini bus 1.200.000/mobil/h 1.200.000,-


Airlangga tgl 24 Juli 2010 r

3. Sewa mobil u/ Perjalanan ke Desa 1 mini bus 1.200.000/mobil/h 1.200.000


Paseman r

4. Sewa mobil u/ Perjalanan ke 1 mini bus 1.200.000/mobil/h 1.200.000


Denpasar tanggal 1 Februari 2011 r

5. Sewa mobil ke Bandara 1 mini bus 1.200.000/mobil/h 1.200.000


r

6. Biaya lain-lain 3.000.000

TOTAL OPERASIONAL Rp. 9.000.000

Disusun oleh, mengetahui,

DR. IR. FranZ Astani, S.H., S.E., M.Kn. DR. Muhammad A.S. Hikam
Dekan Fakultas Hukum Wakil Rektor IV

Disetujui,
Prof. DR. Ermaya Suradinata, SH., MH., MS.
Rektor Universitas Presiden

PROPOSAL
Kuliah Kerja Nyata Dan Lapangan (KKNL) Ke
Daerah Adat Di Bali, Lombok, Dan/ Atau Nusa
Tengara Barat
FAKULTAS HUKUM
PRESIDENT UNIVERSITY
Jababeka – Cikarang
2010

You might also like