You are on page 1of 10

Program Studi Teknik Sipil

7
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL 7 (MEKANIKA TANAH II)


Tegangan Geser Tanah

1. Pendahuluan
Banyak masalah perencanaan dalam mekanika tanah yang dapat digolongkan sebagai
masalah deformasi. Namun hal ini memerlukan pemahaman terinci terhadap sifat tekanan
— regangan — waktu ( stress strain - time ) tanah yang sangat kompleks. Bagi masalah
penting tertentu, tanah dianggap sebagai bahan elastis atau elastice plastis dan
penyelesaiannya dilakukan dengan analisis elemen hingga (finite elementary) memakai
komputer.
Untuk sebagian besar perencanaan perlu dipakai bentuk analisa batas. Hal ini
berdasarkan kenyataan bahwa terdapat rnekanisme tertentu yang bekerja dalam
kelongsoran struktur tanah yang berbeda-beda. Penyederhanaan mekanisasi ini
diperlihatkan dalarn kasus-kasus berikut.

Problem dianalisa dengan mengasumsikan pada kondisi keseimbangan batas, dengan


tanah berada dalam keadaan longsor sepanjang permukaan lingkaran longsor, berarti
kekuatan geser bekerja sepenuhnya. Bila keadaan ini dapat didekati, deformasi akan
menjadi tak terhingga besarnya sehingga deformasi dijaga pada suatu nilai yang dapat
diterima dengan mencantumkan nilai faktor keamanan pada kondisi longsor. Berdasarkan
pengalaman diketahui berapa faktor keamanan yang sesuai dengan permasalahan
perencanaan tanah yang umum. Sebagai contoh, dalam stabilitas lereng, deformasi
umumnya tidak kritis dan dapat digunakan faktor keamanan yang rendah (yakni FS = 1,5).
Untuk fondasi, deformasi lebih kritis sehingga umumnya digunakan FS = 3.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Penggunaan analisa-batas (limit analysis) yang sederhana, memakai nilai faktor kuat geser
tanah, mendominasi perencanaan dan merupakan alasan mengapa teori kuat geser dan
pengukuran parameter kuat geser menjadi dominan dalam mekanika tanah dan pengujian
tanah.
Pengetahuan tentang kekuatan geser diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang berhubungan dengan stabilitas massa tanah. Bila suatu titik pada sembarang bidang
dari suatu massa tanah memiliki tegangan geser yang sama dengan kekuatan gesemya,
maka keruntuhan akan terjadi pada titik tersebut. Kekuatan geser tanah (Tr) di suatu titik
pada suatu bidang tertentu dikemukakan oleh Coulomb sebagai suatu fungsi linier
terhadap tegangan normal (σf) pada bidang tersebut pada titik yang sama, sebagai berikut

τf = c +σf tan φ . (1)


dimana c dan φ adalah parameter-parameter geser,, yang berturut-turut didefinisikan
sebagai kohesi (cohesion intercept atau apparent cohesion) dan sudut tahanan geser
(angle of shearing resistance)

Berdasarkan konsep Terzaghi, tegangan geser pada suatu tanah hanya dapat ditahan
oleh tegangan partikel-partikel padatnya. Kekuatan geser tanah dapat juga dinyatakan
sebagai fungsi dari tegangan efektif sebagai berikut :

τf = c'+σ' f tan φ' (2)


dimana c' dan φ ' adalah parameter-paramter kekuatan geser pada tcgangan efektif
Dengan demikian kcruntuhan akan tejadi pada titik yang mengalami keadaan kritis yang
disebabkan oleh kombinasi antara tegangan geser dan tegangan normal efektif

2. Pengujian Kekuatan Geser


Parameter-parameter kekuatan geser untuk suatu tanah tertentu dapat ditentukan dari
hasil-hasil pengujian laboratorium pada contoh-contoh tanah lapangan (in-situ soil) yang
mewakili. Diperlukan ketelitian dan perhatian yang besar terhadap proses pengambilan
contoh, penyimpanan contoh, dan perawatan contoh sebelum pengujian, terutama untuk
contoh tidak terganggu (undisturbed), dimana struktut tanah di lapangan dan kadar airnya
harus dipertahankan. Untuk tanah lempung, benda uji didapatkan dari tabung-tabung
contoh atau kotak-kotak contoh.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Dalam laboratorium kuat geser dapat diperoleh dari tes
- Tes Geser langsung
- Tes Kuat tekan-bebas (Unconfined Compression Tes)
- Tes Triaksial

Untuk menentukan tipe tes yang digunakan, dapat dipertimbangkan hal-hal berikut:

Pasir Bersih dan Kerikil


Contoh tak-terganggu tak mungkin diperoleh, untuk kebanyakan masalah pondasi sudut
geser dalam φ dapat didekati dari korelasinya dengan tahanan penetrasi, kepadatan
relatif dan dari klasifikasi tanah.
Hasil yang lebih akurat dapat diperoleh dari Tes Geser langsung, rentang nilai φ dapat
diperoleh dari Tes geser langsung dari contoh dalam keadaan paling lepas dan paling
padat.

Lempung
Untuk kebanyakan masalah pondasi, Tes Kuat Tekan Bebas pada contoh tak-terganggu
merupakan cara praktis untuk menentukan kuat geser lempung. Nilai kohesi (c) dapat
diambil 1/2 dari kuat tekan beban (qu), dan-sudut geser dalam dapat dianggap nol.
Korelasi qu dengan tahanan penetrasi dapat digunakan.
Tes Kipas Geser (Vane) dapat dilakukan terhadap tanah lempuing sangat lunak dan sulit
diambil contoh tak terganggu.

Lanau dan Tanah Campuran


Untuk tanah jenis ini sukar untuk menformulasikan jenis tes yang dipakai, pendekatan
yang konservatif dapat diperoleh dari Tes Kuat Tekan Bebas..Jika kohesi dominan sekali
maka sudut geser dalam dapat diabaikan. Jika kuat tekan bebas kecil sekali, tanah dapat
diperlakukan sebagai tanah granular (non kohesif dan sudut geser dapat diperoleh dari
Tes geser langsung.
Jika sulit untuk menentukan faktor mana yang dominan antara c dan φ dapat digunakan
tes Triaksial untuk Jika sulit untuk menentukan faktor mana yang dominan antara c dan φ
dapat digunakan tes Triaksial

2.1. Uji Triaksial

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Pengujian ini merupakan pengujian kekuatan geser yang sering digunakan dan cocok
untuk semua jenis tanah. Keuntungannya adalah bahwa kondisi pengaliran dapat
dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan, bila diperlukan, tanah jenuh dengan
permeabilitas rendah dapat dibuat terkonsolidasi. Dalam pengujian ini digunakan sebuah
contoh berbentuk silinder dengan perbandingan panjang terhadap diameter sebanyak 2.
Contoh tersebut dibebani secara simetri aksial seperti diperlihatkan pada gambar 11.1. Uji
ini menggunakan sebuah perangkat alat uji seperti diperlihatkan pada gambar 11.2,
dengan beberapa bagian terpenting. Dasar alat yang berbentuk lingkaran memiliki sebuah
alas untuk meletakkan contoh tanah. Alas tersebut memiliki sebuali lubang masuk yang
digunakan untuk pengaliran air atau untuk pengukuran tekanan air pori. Ada juga alas
yang memiliki dua buah lubang masuk, sebuah untuk pengaliran air dan sebuah lainnya
untuk pengukuran tekanan air pori.

Gambar 1. Sistem tegangan pada uji triaksial

Contoh ditempatkan di piringan atau piringan logam di atas alat percobaan. Kemudian di
atas contoh tersebut dibungkus dengan sebuah selubung karet. Setelah itu digunakan
cincin O yang diberi suatu gaya tarik untuk menutup selubung karet tersebut pada sisi alas
dan sisi atasnya. Bila contoh yang digunakan adalah pasir maka contoh tanah tersebut
harus dibungkus dengan selubung karet dan ditempatkan dalam sebuah tabung yang
dirapatkan disekeliling alas. Sebelum tekanan sel (all-round pressure diberikan sewaktu
tabung tersebut akan dipasang, digunakan sebuah tekanan negatif kecil untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
mempertahankan stabilitas contoh. Sebuah saluran pengaliran juga harus dibuat dari
penutup beban sampai permukaan atas contoh, sebuah tabung plastik yang fleksibel
ditembuskan dari penutup beban dan bagian akhir batang beban memiliki kedudukan yang
kuat, beban dialirkan melalui sebuah bola baja. Contoh tanah diberi tekanan cairan
menyeluruh pada intinya, sehingga bila mungkin diperbolehkan adanya konsolidasi.
Kemudian secara perlahan-lahan terjadi kenaikan tegangan aksial dengan menggunakan
beban tekan melalui batang sampai terjadi keruntuhan pada contoh, biasanya pada bidang
diagonal. Sistem yang menggunakan tekanan menyeluruh tersebut harus dapat
mengatasi perubahan tekanan akibat kebocoran inti atau perubahan volume contoh.

Tekanan sel disebut tegangan utama kecil, sedangkan jumlah tekanan sel dan tegangan
aksial yang digunakan disebut tegangan utama besar, berdasarkan bahwa tidak ada
tegangan geser pada permukaan contoh. Sehingga tegangan aksial yang (digunakan
tersebut dinamakan selisih tegangan utama. Tegangan utama menengah (intermediate
principal stress) diambil sama besar dengan tegangan utama kecil. Kondisi-kondisi
tegangan tersebut dapat disajikan dalam bentuk lingkaran Mohr atau titik tegangan pada
setiap pengujian dan khususnya pada keadaan runtuh. Bila beberapa contoh diuji,
masing-masing dengan harga tekanan sel yang berbeda-beda, maka akan dapat
digambarkan sebuah garis selubung keruntuhan dan parameter-parameter kekuatan geser
tanah tersebut dapat ditentukan.

Pengukuran tekanan air pori. Tekanan air pori dari contoh tanah pada uji triaksial dapat
diukur, dengan demikian memungkinkan hasil-hasil pengujian tersebut disajikan dalam
tegangan efektif Tekanan air pori harus dihitung dalam keadaan tanpa pengaliran (no
flow), baik pengaliran ke luar maupun ke dalam contoh. Jika tidak, baru dilakukan koreksi
terhadap harga tekanan tersebut. Ujung contoh pada saat pengaliran terjadi pada ujung
lainnya. Keadaan tanpa pengaliran dipertahankan dengan menggunakan alat yang
disebut indikator botol, yang pada dasamya terdiri dari tabung - U yang sebagian diisi
merkuri.
Kasus yang kbusus pada uji triaksial ini adalah uji tekan tak terkekang (Unconfined
Compreession Test) yang menggunakan tegangan aksial untuk contoh dengan tekanan
sel nol (tekanan atmosfer). Pada pengujian ini tidak diperlukan adanya selubung karet.
Meskipun demikian, pengujian ini hanya digunakan untuk lempung jenuh sempurna yang
utuh.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Gambar 2 Alat Triaksial

Jenis-jenis pengujian. Terdapat berbagai macam kemungkinan prosedur pengujian


dengan alat triaksial, tetapi hanya ada tiga jenis pengujian yang pokok, yaitu :

1. Tak terkonsolidasi - tak terdrainasi (Unconsolidated - undrained). Contoh tanah


mengalami tekanan se tertentu, kemudian digunakan selisih tegangan utama
secara tiba- tiba tanpa pengaliran pada setiap taliap pengujian. (Prosedur untuk uji
triaksial tak terkonsolidasi - tak terdrainasi tersebut telah distandarisasikan pada
BS [13771. Rincian prosedur untuk uji tekanan tak - terkekang yang
menggunakan sebuah peralatan portabel juga diberikan pada BS [1377].

2. Terkonsolidasi - tak terdrainasi (Consolidated - Undrained). Pengaliran pada


contoh tanah diperbolehkan di bawah tekanan sel tertentu sampai konsolidasi
selesai. Kemudian digunakan selisih tegangan utama tanpa pengaliran.
Pengukuran tekanan air pori dilakukan selama keadaan tanpa pengaliran.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
3. Terdrainasi (Drained). Pengaliran pada contoh tanah diperbolehkan di bawah
tekanan tertentu sampai konsolidasi selesai. Kemudian, dengan pengaliran
yang masih diperbolehkan, digunakan selisih tegangan utama dengan
kecepatan sedang untuk membuat kelebiban tekanan air pori tetap nol.

Parameter-parameter kekuatan geser ditentukan oleh hasil dari pengujian di atas yang
hanya relevan bila kondisi pengaliran di lapangan sesuai dengan kondisi pada pengujian.
Kekuatan geser tanah pada keadaan tak terdrainasi (tanpa pengaliran) berbeda dengan
pada keadaan dengan pengaliran. Di bawah kondisi tertentu, kekuatan geser dalam
keadaan tanpa pengaliran dinyatakan dalam tegangan total, dengan parameter-parameter
kekuatan gesemya dinotasikan sebagai cu dan φu . Kekuatan geser dalam keadaan
terdrainasi (dengan pengaliran) dinyatakan dalam parameter-paramcter tegangan efektif c'
dan φ’
Pertimbangan terpenting dalam praktek adalah tentang kecepatan perubahan tegangan
total (akibat adanya pckerjaan konstruksi) yang digunakan yang berhubungan dengan
hilangnya kelebihan air pori, dimana hal ini berkaitan dengan permeabilitas tanah tersebut.

Keadaan tak-terdrainasi digunakan bila tidak ada kehilangan yang berarti selama saat
perubahan tegangan total. Hal ini biasanya terjadi pada tanah yang permeabilitasnya
rendah seperti lempung, dan tedadi segera sesudah konstruksi selesai dibangun.
Keadaan terdrainasi digunakan pada saat kelebihan tekanan air pori nol; hal ini terjadi
pada tanah dengan permeabilitas rendah setelah terkonsolidasi selesai dan akan mewakili
situasi dalam jangka panjang, yang dapat bertahun-tahun sesudali konstruksi selesai.
Keadaan terdrainasi -juga relevan bila kecepatan kehilangan dibuat sama dengan
kecepatan perubahan tegangan total; hal ini terjadi pada tanah dengan permeabilitas tinggi
seperti pasir. Oleh karena itu, keadaan terdrainasi juga relevan untuk pasir, baik pada
saat segera sesudah konstruksi selesai maupun untuk jangka panjang. Bila terjadi
perubahan tegangan total secara tiba-tiba (misalnya bila terjadi ledakan atau gempa),
maka keadaan yang relevan untuk pasir adalah keadaan terdrainasi. Dalam beberapa
situasi, keadaan terdrainasi sebagian digunakan pada akhir konstruksi, kemungkinan
disebabkan lamanya masa konstruksi atau tanah yang diuji memiliki permeabilitas sedang.
Dalam hal ini, kelebihan tekanan air pori harus diperkirakan lebih dahulu, kemudian
kekuatan geser tanah dihitung dalam tegangan efektif, dengan menggunakan parameter-
parameter c' dan φ’.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb
Kekuatan geser dapat dinyatakan dalam tegangan utama besar σ’1 dan σ’3 dan pada
kekuatan runtuh di titik yang ditinjau. Garis yang dihasilkan oleh persamaan 2. Pada
keadaan runtuh merupakan garis singgung terhadap lingkaran Mohr yang menunjukkan
keadaan tegangan dengan nilai positif untuk tegangan tekan, seperti diperlihatkan pada
gambar 4. Koordinat titik singgungnya adalah τf dan σ'f , dimana :

τf = 1 2 (σ '1 − σ '3) sin 2θ (3)

σ = 1 (σ '1 + σ '3) + 1 (σ '1 − σ '3) cos 2θ


2 2
(4)

dan θ adalah sudut teoritis antara bidang utama besar dan bidang runtuh. Dengan
demikian jelas bahwa :

φ'
θ = 45 o + (5)
2

Dari gambar 4 dapat dilihat juga hubungan antara tegangan utama efektif pada keadaan
runtuh dan parameter-parameter kekuatan geser. Kini :

1
2(σ '1 − σ '3)
sin φ ' =
c' cosφ '+ 1 (σ '1 + σ '3)
2
sehingga
(σ'1 −σ'3) = (σ'1 +σ'3) sin φ'+2cφ' cos
(6a)
atau :
 φ'   φ' 
σ '1 = σ '3 tan 45 o +  + 2c' tan 45 o + 
 2  2
(6b)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Persamaan 6 disebut sebagai kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb. Kriteria tersebut
berasumsi bahwa bila sejumlah keadaan tegangan diketahui, di mana masing-masing
menghasilkan keruntuhan geser pada tanah, sebuah garis singgung akan dapat
digambarkan pada lingkaran Mohr garis singgung tersebut dinamakan selubung
keruntuhan (failure evenlope) tanah. Keadaan tegangan tidak mungkin berada di atas
selubung keruntuhannya.

Gambar 4.Kondisi tegangan pada keadaan runtuh

Dengan memplot 1 (σ '1 − σ '3) terhadap 1 (σ '1 + σ '3) , maka setiap kondisi
2 2
tegangan dapat dinyatakan suatu titik tegangan (stress point), yang lebih baik daripada
lingkaran Mohr, seperti diperlihatkan pada gambar 13.5. Setelah itu dapat dibuat selubung
keruntuhan yang dimodifikasi, yang dinyatakan dengan persamaan :

1 (σ '1 − σ '3) = a '+ 1 (σ '1 − σ '3) tan α '


2 2
(7)
di mana a’ dan α’ adalah parameter-parameter kekuatan geser yang dimodifikasi.

Kemudian parameter-parameter c’ dan φ’ didapat dari :


φ' = sin −1
( tan α') (8)
a'
c' = (9)
cos φ'

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Gambar 5. Alternatif yang menggambarkan kondisi tegangan

Garis-garis yang digambar dari titik tegangan pada sudut 45o terhadap horisontal, seperti
pada gambar 5, berpotongan dengan sumbu horisontal di titik-titik yang menyatakan nilai –
nilai tegangan utama . gambar 13.5 juga dapat digambarkan dalam kondisi tegangan total,
dengan koordinat-koordinat vertikal dan horisontal berturut-turut

1 (σ '1 − σ '3) terhadap 1 (σ '1 + σ '3) .


2 2
Perlu diperhatikan bahwa

1 (σ '1 − σ '3) = 1 (σ '1 − σ '3) .


2 2
1 (σ '1 + σ '3) = 1 (σ '1 + σ '3) − u .
2 2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2

You might also like