Professional Documents
Culture Documents
SUATU PENGANTAR
PURNAMA ALAMSYAH
purnama.alamsyah@gmail.com
A. Pendahuluan
menjadi suatu urusan yang vital dalam meningkatkan kualitas layanan dan
pelanggan telah menjadi suatu trend yang positif di dunia ini. Mengukur
1
peningkatan. Telah banyak riset yang dilakukan untuk mengukur kepuasan
dilakukan oleh suatu organisasi atau badan yang secara nasional mengukur
kepuasan pelanggan suatu negara. Ratusan atau bahkan ribuan studi yang
ini. Model dan konsep pengukuran kepuasan pelanggan juga tiada henti
mengalir. Di satu sisi, membuat pelaku bisnis menjadi bingung dan di sisi
lain, hal ini merupakan bahan diskusi yang menarik (Irawan, 2003).
Survei Kepuasan Pelanggan. Namun demikian apa pun macam dan bentuk
2
Index (ACSI) sejak tahun 1994; Norwegian Customer Satisfaction Barometer
(NCSB) sejak 1996; dan Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSI) sejak
serupa antara lain Austria, Jerman, Korea Selatan, Hong Kong, Selandia Baru,
Malaysia dan Taiwan. Indeks ini, dapat dihasilkan dari proses pengukuran
yang diukur dengan skala 1-5, 1-10 atau dari 0-100. Indeks yang sedikit lebih
pelanggan.
3
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan. Terdapat beberapa model konseptual
tertentu dan juga merek lainnya dalam kelas produk yang sama,
2. Equity Theory
guna menentukan sejauh mana pertukaran tersebut adil atau fair. Equity
4
theory beranggapan bahwa orang menganalisis rasio input dan hasilnya
dengan rasio output dan hasil mitra pertukarannya. Jika ia merasa bahwa
3. Attribution Theory
5
dibeli. Riset yang dilakukan Westbrook (1987) dalam Tjiptono (2006)
pembelian tertentu.
5. Assimilation-Contrast Theory
ekspektasinya dalam batas tertentu. Apabila produk atau jasa yang dibeli
dari sesungguhnya.
6
pemikirannya adalah pandangan bahwa organism akan beradaptasi
pembanding untuk kinerja); (3) kinerja (performance); (4) affect; dan (5)
7
beberapa factor seperti perceived quality, perceived value, ataupun oleh citra
pelanggan ini juga mengestimasi hasil ketika pelanggan puas atau tidak.
diketahui dari ekspektasi sebelum dan setelah penggunaan suatu barang dan
pelanggan dan komplain pelanggan. Jika hubungan antara dua faktor ini
8
dan berarti untuk mengarahkan para pelanggan yang sering komplain
kepuasan pelanggan dari produk dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi
oleh rumah tangga di Amerika Serikat. Kepuasan pada dasarnya adalah hak
University of Michigan.
Tujuan dari ACSI yang lain adalah sebagai indikator kesehatan dari
suatu perusahaan dan daya tarik suatu industri. Tujuan ini dapat tercapai
9
perusahaan dan industri terlihat nyata. Bila tingkat kepuasan pelanggan
menurunkan harga. Faktor harga adalah respon paling cepat yang biasa
10
Perceived Customer
Quality Complaints
Perceived Customer
Value Satisfaction
Customer
Customer Loyalty
Expectations
2004).
11
Network for Customer-Oriented Quality Analysis dan European Commission
model Amerika dan Eropa adalah adanya variabel image pada model Eropa.
loyalitas pelanggan dan perceived value. Hal itu juga termasuk pengaruh
12
manajemen keluhan dan sistem pembaruan jasa untuk meningkatkan
kepuasan. Oleh karena itu, hal tersebut diasumsikan dalam ECSI bahwa
Corporate
Image
Customer Customer
Expectations Loyalty
Perceived Customer
Value Satisfaction
Customer
Perceived Complaints
Quality
Gambar 2. Model European Customer Satisfaction Index (Aydin & Ozer, 2005)
Asia seperti Jepang dan Taiwan, dilaporkan telah melakukan survei yang
13
sejumlah factor yang terdiri dari variabel manifestasi dan variabel laten.
pelanggan. Variabel-variabel ini tidak bisa diukur langsung dan dapat diukur
2007)
indeks kepuasan pelanggan, yaitu (Hanan & Karp (1989) dalam Tjiptono,
2006) :
Skala 2 Poin
Skala 4 Poin
Skala 5 Poin
Skala 7 poin
Skala 10 Poin
14
statistic yang popular digunakan adalah SEM dan PLS (Chan, et all,2001).
computer LISREL, AMOS dan EQS. Sedangkan PLS atau Partial Least Square
dijelaskan bahwa jika model struktural dan model pengukuran dalam indeks
covariance semua indicator dan kondisi data serta ukuran sampel terpenuhi
dibentuk dengan indicator refleksif dan indicator formatif dan hal ini tidak
Dengan cara ini diklaim bahwa indeks memiliki korelasi yang tinggi
15
menuju ideal (Fornell, Ittner, dan Larcker, 1995). Indeks dikembangkan untuk
SEM atau PLS dapat digunakan dalam level makro maupun level mikro.
Index (ACSI). Penggunaan pada level makro ini yaitu pengukuran secara
pelanggan, sejumlah studi menunjukkan bahwa ada tiga aspek penting yang
16
1992; Fornell, et al., 1996), yakni (1) kepuasan general atau keseluruhan
kepuasan pelanggan. Misal, indeks pada tahun ini adalah sekian, maka di
sudah benar. Hal ini tercermin dari indeks kepuasan pelanggan yang
meningkat atau menurun. Bila meningkat tajam, maka ada indikasi awal
maka sebaliknya.
17
3. Indeks diperlukan juga karena adanya keperluan untuk melakukan
F. Kesimpulan
pesaing.
18
oleh beberapa factor seperti perceived quality, perceived value, ataupun oleh
mengestimasi hasil ketika pelanggan puas atau tidak. Hasil dari kepuasan ini
G. Daftar Pustaka
Anderson, Eugene W., & Fornell Claes. 2000. “Foundation of the American
Customer Satisfaction Index”, The TQM Magazine, Vol.11, No.7, pp. 869-882.
Aydin, Serkan & Ozher, Gokhan. 2005. “National Customer Satisfaction Indices:
An Implementation in the Turkish Mobile Phone Market”, Marketing Intelligence,
Vol. 23, No. 5, pp. 486-504.
Chan, Lai K., Hui, Yer V., Lo, Hing P., Tse, Siu K., Tso, Geoffrey K.F., & Wu,
Ming L. 2003. ”Consumer Satisfaction Index : New Practice and Findings”,
European Journal of Marketing, Vol. 37, pp. 872-909.
19
Fecikova, Ingrid. 2004. ”An Index Method for Measurement Customer Satisfaction
of Customer Satisfaction”, The TQM Magazine, Vol. 16.pp., 57-66.
Fornell, C., et al. 1996. “The American Customer Satiafaction Index: Nature,
Purpose, and FIndings”. Journal of Marketing 60, 7-18.
Gozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling Dengan Partial Least Squares.
Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Hayes, Bob E. 1997. Measuring Customer Satisfaction: Survey Design, Use, and
Statistical Analysis Methods. Milwaukee: ASQ Quality Press.
20