Professional Documents
Culture Documents
Asri Wijayanti
Bab
Dua
Logika
Logika dari Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Arti logika adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika merupakan suatu Ilmu tentang dasar dan metode untuk berfikir
secara benar. Obyek Logika, terdiri dari
1. Obyek materiil : penalaran / cara berpikir
2. Obyek formal : hukum, prinsip, asas
3. Produk : produk berfikir
1
www. http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, diup date 2 Desember 2007.
2
Mundiri, Logika, Rajawali Press bekerjasama dengan Badan Penerbitan IAIN Walisongo Press,
Cetakan keempat, 2000.
tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.3 Ilmu harus dibedakan dari
pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari
aktivitas mengetahui yaitu tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga
tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh dari itu.4
Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat).
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok yang tertentu.
Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan
penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan seperti ini terjadi
dengan menunjukkan sebab musabanya. 6
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, op.cit.
4
Mundiri, op.cit.
5
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar, Pustaka Grafika, 1999.
6
Alex Lanur OFM Logika Selayang Pandang, Kanisius, 1983, hal 7.
7
Muhammad Zainuddin, Hand out mata kuliah Logika dan Metoda Sains 2006, hal. 3.
8
Mundiri, op.cit.
9
W. Poespoprojo, op.cit..
Yang dimaksudkan dengan berpikir disini ialah kegiatan pikiran, akal budi
manusia. Dengan berpikir manusia ‘mengolah’, ‘mengerjakan’ pengetahuan
yang telah diperolehnya. Dengan ‘mengolah’ dan ‘mengerjakannya’ ini terjadi
11
10 Muhammad Zainuddin, op.cit.
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, op.cit.
12
Alex Lanur, op.cit.
13
Poedjawijatna, Logika Filsafat Berpikir, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hal. 15.
14
Ibid.
15
Mundiri, op.ci..
16
W. Poespoprojo, op.cit.
Selanjutnya obyek formal logika adalah hukum, prinsip dan asas. Pada
pokoknya asas logika ada tiga yaitu asas identitas, asas pengingkaran dan asas
menolak kemungkinan ketiga. Dalam perkembangannya ketiga asas ini
mengalami perkembangan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam Bab Tiga
tentang asas pemikiran. Di dalam kajian hukum, asas hukum harus diperhatikan
dalam setiap pembentukan dan penerapan hukum.
Argumentasi hukum
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti
logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-
sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-
pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang
mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan
penalarannya.
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih
teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk
menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi. Seseorang yang
menguasai logika akan dapat berfikir efisien, tepat, teratur dan terhindar dari
kekeliruan dalam berfikir. Berfikir obyektif dan tegas. Logika mempunyai
batasan sebagai berikut :
18
Op.cit, hal 7.
19
Poedjawijatna, op.cit., hal 14.
20
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, op.cit
Logika
Ilmu tentang :
dasar dan metode untuk berfikir secara benar
prinsip berfikir guna menghindarkan kesalahan dalam berfikir
cara menggerakkan pikiran kepada jalan yg benar
metode / hukum yg digunakan untuk membedakan penalaran yg
benar dan yg salah
Lebih lanjut dikatakan bahwa logika selalu digunakan dalam metode ilmu
pengetahuan atau metode sains. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah metode
ilmu pengetahuan itu ? Menurut Muhammad Zainuddin yang mengutip
Neuman bahwa Scientific method is not single things. It refers to the ideas,
rules, techniques, and approaches that the scientific community uses. Artinya :
Metode ilmu pengetahuan bukan sesuatu . Itu menunjuk pada ide, norma,
tekhnik dan pendekatan terhadap penggunaan kajian ilmu.21
21
Ibid., hal 2.
22
Alex Lanur OFM, op.cit., hal 13
berhubungan dengan rasio akal budi manusia atau kegiatan akal budi. Kegiatan
akal budi itu meliputi ialah :
1. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Artinya, menangkap sesuatu
tanpa mengakui atau memungkirinya
2. Memberikan keputusan. Artinya, menghubungkan pengertian yang satu
dengan pengertian lainnya atau memungkiri hubungan itu.
3. Merundingkannya. Artinya, menghubungkan keputusan-keputusan
sedemikian rupa, sehingga dari satu keputusan atau lebih, orang sampai pada
suatu kesimpulan. 23
Berpikir akan dapat dilihat hasilnya oleh orang lain apabila sudah dalam
bentuk hasil jadi. Hasil jadi itu dapat dalam bentuk tulisan, ucapan, gambaran atau
bentuk tertentu. Kegiatan berpikir dapat digambarkan dalam skema 22, sebagai
berikut :
proses
input output
23
Ibid., hal 12
24
Ibid..
Obyek Kebenaran
bahasa
Menangkap sesuatu
Memberikan keputusan
Merundingkan
Rasio akal budi
Logika
Skema 23 : Kedudukan logika
Pengungkapan hasil olah pikir atau rasio akal budi untuk mencapai
kebenaran diwujudkan dalam bentuk bahasa. Bahasa pada dasarnya ada tiga
macam, yaitu bahasa lisan, bahasa tulisan atau bahasa isyarat. Menurut
Poedjawijatna, bagaimanapun coraknya, bahasa selalu merupakan bentuk berpikir,
karena dari bahasa kita tahu maksud orang yang berbahasa itu. Tidak hanya
bentuk berpikir saja bahasa itu, melainkan juga merupakan alat berpikir.25
Selanjutnya diterangkan lebih lanjut oleh Poedjawijatna , bahwa :
Pendapat (melalui bahasa) atas berapa dasar, yang merupakan syarat supaya
orang dapat berpikir itu. Dasar itu boleh juga disebut aksioma berpikir.
25
Poedjawijatna, op.cit., hal 17.
Adapun tiap-tiap pendapat itu berdasarkan atas sikap mental subyek yang tahu
itu, bahwa demikianlah halnya, pendapat lain tak mungkin. Itu disebut
keyakinan. Keyakinan merupakan sikap subyek, jadi selalu bersifat subyektif
juga. Menurut subyek yang tahu ketika itu, tak adalah alasan apapun untuk
berpendapat lain.26
2. Sejarah Logika
Logika dimulai sejak Thales, bahwa air adalah arkhe alam semesta.
Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam Selanjutnya mengalamui
perkembangan sehingga lahir beberapa kayra filsuf, diantaranya
adalah Fons Scienteae (Johanes Damascenus);Ars Magna (Raymundus
Lullus); Novum Organum Scientiarum (Francis Bacon); Principia
Mathematica (Alfred North Whitehead dan Bertrand Arthur William
Russel); Aljabar Boolean (George Boole).
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama
yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.27 Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif. Aristoteles
kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica
scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air
adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
26
Ibid., hal .19.
27
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, op.cit
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut
Aristoteles disimpulkan dari:
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam
semesta. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah
mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah
merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.28
Orang yang pertama kali menggunakan kata logika adalah Zeno dari
Citium. Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut
merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles,
Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa
Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang
menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga
mendapat reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam
Nawawi menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan
menganggap baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang
yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan
menyelidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam
oleh Al-Farabi. 29
28
Ibid.
29
Mundiri., op.cit.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara
khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar,
dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari
proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah
silogisme.31 Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:
30
Ibid.
31
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, op.cit.
32
Ibid.
pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles. Boethius (480-
524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan
menambahkan komentar- komentarnya. Johanes Damascenus (674 - 749)
menerbitkan Fons Scienteae.33
Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger
Bacon, Raymundus Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat
berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika
modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam
aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran – kebenaran tertinggi.
Francis Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum
Organum Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk
menyederhanakan pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant
menemukan Logika Transendental yaitu logika yang menyelediki bentuk-bentuk
pemikiran yang mengatasi batas pengalaman. Selain itu George Boole (yang
mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat sebagai
tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. 34
33
Ibid.
34
Mundiri, op.cit.
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
38
Ibid.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui karya filsuf diantaranya meliputi :
Ruang lingkup logika yang kedua adalah konsep dan term. Konsep berasal
dari kata“concipere” – “conceptus”. Concipere berarti mencakup/menangkap.
Sedangkan Conceptus berarti cakupan/tangkapan. Dengan demikian konsep dapat
diartikan sebagai hasil abstraksi dari hasil tangkapan panca indra yang
dinyatakan / diartikulasikan dalam term / kata / kalimat tertentu. Karena itu yang
disebut term adalah kata atau rangkaian kata yang berfungsi sebagai subyek atau
41
Muhammad Zainuddin, op.cit., hal 5.
predikat dalam suatu kalimat. Setiap term bisa berupa term tunggal atau term
majemuk. Term itu tunggal, kalau terdiri hanya atas satu kata saja. Misalnya,
binatang, membeli, mahal, kuda dan sebagainya. Term itu majemuk atau tersusun,
42
kalau terdiri atas dua tiga kata. Dalam hal ini digambarkan oleh Muhamad
Zainuddin43 seperti dalam skema 24 sebagai berikut :
42
Alex Lanur, op.cit., hal. 15.
43
Muhamad Zainuddin, op.cit, hal 13
44
Ibid., hal. 15.
45
JJH Bruggink,., alih bahasa, Arief Sidharta, Refleksi tentang hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1996., hal. 53
46
Muhamad Zainudin, op.cit.., hal. 16.
51
JJH Bruggink , op.cit. hal 49
52
Ibid., hal 50
53
Ibid., hal 51
54
JJH Bruggink, op.cit hal 53
Suatu konsep selalu mempunyai dua sisi yaitu denotasi dan konotasi. Demikian
pula dengan pengertian, juga mempunyai isi dan luasnya pengertian. Isi
pengertian menurut Alex Lanur adalah semua unsur yang bermuat dalam suatu
pengertian. Isi pengertian itu adalah ditemukan dengan menjawab pertanyaan :
55
Manakah bagian-bagian (unsur-unsur) suatu pengertian yang tertentu. Luas
pengertian adalah benda-benda (lingkungan realitas) yang dapat dinyatakan oleh
pengertian yang tertentu. Penyelidikan yang teliti menunjukkan bahwa 1) setiap
pengertian mempunyai daerah lingkupnya sendiri. Pengertian-pengertian itu
mencakup semua barang atau benda yang bisa disebut dengan pengertian tersebut.
Misalnya, pengertian ‘kuda’ menunjukkan hanya semua makhluk hidup (hewan)
yang tertentu yang dinyatakan oleh pengertian itu dan bukan makhluk (hewan)
56
lainnya. Selain itu 2) pengertian-pengertian itu juga tidak sama luasnya.
Antara isi dan luas pengertian terdapat suatu hubungan. Adanya hubungan
itu kiranya tidak dapat disangkal. Tetapi manakah sifat hubungan itu? Sifatnya
dapat dijabarkan sebagai berikut : semakin banyak isinya, semakin kecil luas
(daerah lingkup)nya. Semakin banyak (besar) isinya hanyalah menyatakan bahwa
benda yang ditunjukkan itu menjadi semakin konkret, nyata dan tertentu.
Sebaliknya, semakin sedikit isinya, semakin luas lingkungan (daerah lingkup)nya.
Ini pun hanyalah menyatakan bahwa apa yang ditunjukkan itu menjadi semakin
abstrak, tidak (kurang) mendekati kenyataan.57
61
Ibid., hal. 64-66.
62
Ibid., hal. 69.
ISI-INTI PENGERTIAN
Arti dari suatu aturan hukum ditunjuk dengan istilah “kaidah hukum”
(rechtsnorm). Dengan istilah “kaidah hukum” kita menunjuk pada proporsisi dari
suatu aturan hukum. Diuraikan lebih lanjut oleh Bruggink bahwa,
Pengertian (begrip) sebagai arti dari satuan bahasa terkecil, perkataan atau
istilah, dapat dibandingkan dengan kaidah hukum sebagai arti dari satuan
bahasa yang lebih luas, aturan hukum. Juga suatu pembedaan sejenis seperti
antara intensi (isi pengertian, begripsinhoud) dan ekstensi (lingkup pengertian,
begripsomvang) daat dibuat berkenaan dengan kaidah-kaidah hukum. Isi
kaidah (norminhoud) adalah keseluruhan ciri (unsur-unsur) yang mewujudkan
kaidah itu. Lingkup kaidah (normomvang) adalah wilayah penerapan
(toepassingsgebied) kaidah yang bersangkutan. Juga disini arti dari aturan
hukum itu harus ditautkan pada isi kaidahnya. Juga dua dalil (vuistregel)
Dalil terakhir menyatakan bahwa semakin sedikit isi kaidah hukum memuat
ciri-ciri, maka wilayah penerapannya semakin besar. Sebaliknya ini berarti
bahwa semakin banyak isi kaidah hukum memuat ciri-ciri, maka wilayah
penerapannya semakin kecil. Perubahan-perubahan isi kaidah dapat
ditimbulkan oleh para pengemban kewenangan hukum (rechtsautoriteiten,
pejabat hukum) dengan cara:
Bahwa wilayah penerapan suatu kaidah hukum bervariasi sejauh isi kaidah
berubah, dapat diilustrasikan dengan delik-delik yang dikualifikasi dalam
hukum pidana. Delik dikualifikasi (gekwalificeerdedelict) adalah delik yang
terhadapnya, dibandingkan dengan delik dasarnya (gronddelict), berlaku
hukuman yang lebih berat, karena pada delik dikualifikasi terdapat keadaan-
keadaan (hal-hal) atau akibat-akibat, yang menyebabkan delik itu,
dibandingkan dengan delik dasar, layak dikenakan hukuman yang lebih berat.
Begitulah, delik dasar “penganiayaan” dihukum dengan pidana penjara paling
tinggi dua tahun atau denda kategori keempat (Pasal 300, ayat 1 Wetboek van
Strafrecht). Namun, jika penganiayaan itu menyebabkan luka berat atau
kematian, maka maksimum hukumannya adalah berturut-turut empat tahun
pidana penjara atau denda kategori keempat dan enam tahun pidana penjara
atau denda kategori keempat (Pasal 300, ayat 2 dan ayat 3 Wetboek van
dapat bervariasi
65
Alex Lanur OFM, op.cit., hal 19.
66
Muhamad Zainuddin, op.cit., hal 25.
3. Definisi Stipulatif. Ini adalah penentuan isi suatu pengertian yang sama
sekali baru. Juga bentuk pendefenisian ini sering terjadi dalam ilmu,
yang didalamnya orang mencoba meletakkan pikiran-pikiran yang
baru dikembangkan dalam definisi-definisi. Definisi yang demikian
71
JJH Bruggink,, op.cit., hal. 72-73.
tentu saja harus dipersentasikan secara jelas, sebab pada definisi ini
orang tidak dapat mengharapkan bahwa mereka secara spontan (serta-
merta) akan dapat dimengerti oleh para pendengar atau pembaca, jika
definisi itu digunakan, untuk tidak mempersoalkan kemungkinan
apakah mereka akan ikut menggunakannya.72
Berdasarkan dari tiga cara yang disebutkan oleh Alex Lanur , sebagai
contoh untuk mendifinisikan arti kata fungsi. Berdasarakan cara yang pertama
yaitu dengan menguraikan asal-usul (etimologi) kata atau istilah yang tertentu.
Fungsi berasal dari kata function, artinya something that performs a function : or
operation.74. Selanjutnya kata fungsi juga dapat dicari definisinya dengan cara
melihat arti kata itu sebagaimana diterangkan dalam kamus.
72
Ibid., hal. 82-83.
73
Alex Lanur OFM, op.cit.,hal 22.
74
Philip Babcoks, A Merriam webster’s third new international dictionary of the English language
un a bridged,1993, Merriam Webster inc, publishers, Springfield, massa chusetts, U.S.A., p. 921.
75
Alex Lanur OFM, loc.cit.
wakil ketua melakukan fungsi ketua ; fungsi adalah kegunaan suatu hal; berfungsi
artinya berkedudukan, bertugas sebagai ; menjalankan tugasnya.76
Cara yang ketiga menurut Alex Lanur, definisi ini juga dapat dinyatakan
degan menggunakan sinonim. Hal ini terjadi dengan menggunakan kata yang
sama artinya, yang lazim dipakai dan yang dimengerti oleh umum. Misalnya
‘budak’ dijelaskan dengan menggunakan ‘hamba’ atau ‘sahaya’, ‘momok’ dengan
‘hantu’ dan sebagainya. 77
Putusan adalah suatu kegiatan manusia yang tertentu. Dengan kegiatan itu
ia mempersatukan karena mengakui dan memisahkan karena memungkiri sesuatu.
Kesatuan antara dua hal Hal yang satu adalah subyek, dan hal yang lain adalah
predikat. Keduanya dipersatukan, dihubungkan atau dipisahkan dalam keputusan.
Dalam definisi itu terkandung beberapa unsur :
Dari pengertian yang dibuat oleh Alex Lanur dapat dijabarkan lebih lanjut,
yaitu :
82
Alex Lanur OFM, op.cit., hal. 27.
83
Muhamad Zainudin, op.cit., hal. 33
84
Alex Lanur OFM, op.cit., hal. 38
85
Ibid.
Hal ini juga menyatakan adanya sesuatu kemajuan. Kemajuan itu terletak
dalam hal ini; pengetahuan yang baru sudah terkandung dalam pengetahuan yang
lama, tetapi belum dimengerti dengan jelas. Dalam pengetahuan yang baru itu
barulah dimengerti dengan baik dasar serta sebabnya suatu kesimpulan ditarik.
Dari pengetahuan yang telah dimiliki ‘menunjukkan titik pangkal serta dorongan
untuk maju. Dalam logika hal ini disebut antecendens (yang mendahului) atau
praemissae (premis, titik pangkal). Berdasarkan pengetahuan yang telah
dimilikinya itu ‘menunjukkan bahwa antara pengetahuan yang baru dan
pengetahuan yang lama ada hubungan yang bukan kebetulan. Hubungan ini
disebut konsekuensi (consequential) atau hubungan penyimpulan. Baik
antecedens maupun consequens selalu terdiri dari atas keputusan. Keputusan pada
gilirannya terdiri dari term-term. Baik keputusan-keputusan maupun term-term
merupakan materi penyimpulan. Sedangkan hubungan penyimpulan
(konsekuensi) merupakan forma penyimpulan itu.86
86
Ibid.
87
Muhamad Zainudin, op.cit., hal. 36.
88
Ibid.
Antara empat perintah perilaku ini terdapat berbagai hubungan, yang juga dapat
memperlihatkan hubungan logical tertentu :
1. Sebuah perintah dan sebuah larangan saling mengecualikan (saling
menutup yang satu terhadap lainnya), sebab bukankah orang tidak dapat
pada waktu yang bersamaan mengemban kewajiban untuk melakukan
sesuatu dan kewajiban untuk tidak melakukan hal itu. Jadi, terdapat
suatu pertentangan, antara sebuah perintah dan sebuah larangan, dan
dengan itu orang memaksudkan bahwa suatu perilaku tertentu yang
dilarang, tidak dapat pada waktu yang bersamaan juga diharuskan, tetapi
mungkin saja terjadi bahwa perilaku tertentu ini tidak diperintahkan
maupun tidak dilarang. Dalam logika hubungan ini disebut kontraris.
Sebuah hubungan kontraris terdapat antara dua proporsisi umum atau
89
Ibid. hal. 41.
90
JJH Bruggink , op. cit., hal 100-101.
PERINTAH KAIDAH-KAIDAH
Kontraris HUKUM LARANGAN
Kewajiban Kebolehan
Umum Khusus
Kaidah pengakuan
91
Kaidah
Ibid., perubahan
hal 102-103.
92
Ibid.
Kaidah kewenangan
93
Ibid., hal. 109.
Kaidah definisi
Kaidah penilaian : ASAS-ASAS HUKUM
94
Ibid., hal.114-115.
Putusan itu mungkin benar mungkin salah. Ini pandangan obyektif; bagi
yang empunya putusan, mungkin ada putusan yang dimiliki dan dikatakan
olehnya dengan kekuatan besar, karena menganggap itu benar; demi kekuatan
pengataan putusan ini (pandangan subyektif) ada tiga macam putusan, yaitu:
95
Ibid.
Kesimpulan
Dari uraian di dalam Bab ….. ini, dapat diketahui bahwa :
Logika dari Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Arti
logika adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika merupakan suatu Ilmu tentang dasar dan
metode untuk berfikir secara benar. Obyek Logika, terdiri dari
Obyek materiil : penalaran / cara berpikir
Obyek formal : hukum, prinsip, asas
Produk : produk berfikir
Logika dimulai sejak Thales, bahwa air adalah arkhe alam semesta.
Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam Selanjutnya mengalamui
perkembangan sehingga lahir beberapa karya filsuf, diantaranya adalah Fons
Scienteae (Johanes Damascenus); Ars Magna (Raymundus Lullus); Novum
Organum Scientiarum (Francis Bacon); Principia Mathematica (Alfred North
Whitehead dan Bertrand Arthur William Russel); Aljabar Boolean (George
Boole).
Latihan
Daftar Pustaka
Muhammad Zainuddin, Hand out mata kuliah Logika dan Metoda Sains 2006.