You are on page 1of 12

Penjelasan Singkat tentang Proyek Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer di Universitas-

Universitas Sekuler di Indonesia (IUS Indonesia)

A. Latar Belakang

Penulisan penjelasan singkat tentang proyek IUS Indonesia ini dimaksudkan untuk
memberikan wawasan dan gagasan awal bagi para mahasiswa maupun kaum muslimin
pada umumnya terhadap proyek tersebut. Memahami bahwa terbatasnya waktu untuk
mencapai penguasaan tuntas dan mendalam terhadap proyek ini, sedangkan itu calon
penggiat, calon donator maupun yang sudah menjadi penggiat dan donator memiliki
keperluan terhadapnya.

Karena itulah, sekedar untuk memberikan gambaran secara utuh namun masuh umum,
tulisan ini ditayangkan sebagai sarananya. Semoga Allah menganugrahkan ilmu kepada
kita.

B. Landasan Pemikiran

1. Pemahaman yang benar terhadap din dan ilmu sesuai dengan pandangan dunia Islam.
Penjelasan lebih lanjut tentang hal itu bisa didapat dari penjelasan ulama atau sarjana
Islam yang otoritatif. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an dan hadits
dan dikuatkan oleh pemahaman terhadap sejarah yang tepat dan benar.

Dengan memahami keduanya (din dan ilmu) akan menyampaikan kita kepada
pemahaman dan urgensi (pentingnya) proyek IUS Indonesia.

2. Penjelasan SMN al Attas tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer dan the
Lost of Adab. Penjelasan tentang hal itu dapat dibaca dalam buku Islam dan
Sekularisme (Pimpin Bandung : 2010). Sebagai penjelasan, berikut kutipannya:

1.Kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai ilmu pengetahuan, yang


selanjutnya menciptakan:
2. Ketiadaan adab dalam masyarakat. Akibat yang timbul dari poin pertama dan
kedua adalah:
3. Munculnya pemimpin yang bukan saja tidak layak memimpin ummat, melainkan
juga tidak memiliki akhlak yang luhur dan kapasitas intelektual dan spiritual
mencukupi, yang sangat diperlukan dalam kepemimpinan Islam. Mereka akan
mempertahankan kondisi yang disebut dalam poin pertama di atas dan akan terus
mengontrol permaslahan-permasalahan sosial-kemasyarakatan melalui tangan para
pemimpin lain yang berwatak sama dengan mereka dan mendominasi berbagai sektor
kehidupan

3. Nasihat, rumusan serta agenda ummat yang dijelaskan dalam buku hakadza zahara
sholahuddin wa hakadza ‘adat al quds. Proyek IUS Indonesia merupakan upaya
untuk membangun sebuah generasi Islam melalui jalan pembentukan kader-kader
ummat.

C. Penanggung Jawab dan Pengorganisasian

Proyek ini dilahirkan, diusung dan dikembangkan pertama kali oleh Islamic Political
Forum UGM dibawah kepemimpinan direktur Randi Muchariman. Kemudian
dikembangkan dan disebarkan luaskan untuk seluruh Indonesia.

Pertanggungjawaban ada di setiap keputusan para penggiat maupun donator untuk


mengemban proyek ini. Kepemimpinan berada sepenuhnya di bawah otoritas keilmuan
yang benar. Dengan model jaringan komunikasi dan interaksi yang didasarkan atas basis
komunitas keilmuan.

Bentuk pengorganisasi akan mengikuti perkembangan proyek dan sesuai dengan hasil
musyawarah yang diadakan sesuai keperluan. Memungkinkan bila di kemudian hari
terbentuk satu lembaga koordinasi yang bertanggung jawab mengurusi pengembangan
dan pencapaian misi proyek.

D. Landasan Hukum
Berdasarkan hukum positif, proyek ini dijamin dan dilindungi sepenuhnya oleh undang-
undang terkait kebebasan sipil. Yakni kebebasan berserikat, mengeluarkan pendapat
melalui lisan maupun tulisan. Lebih dari itu, proyek ini dijamin undang-undang karena
merupakan pengamalan Pancasila terutama sila ke dua dan keempat.

E. Waktu, Tempat dan Sifat

Proyek ini dilaksanakan sampai waktu yang tak ditentukan. Berakhirnya proyek ini ketika
tak ada lagi yang menggiatkannya. Dan berjalannya proyek ini ketika ada yang
menggiatkannya kembali.

Proyek ini bertempat di wilayah administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini
merupakan satu pilihan dalam kondisi pengaturan dunia yang berdasarkan kepada konsep
Negara bangsa.

In adalah proyek ummat, sehingga tidak terkait dengan satu struktur ormas atau parpol
manapun. Independent sekaligus juga interdependent dengan yang lainnya.

F. Dukungan dan Partisipasi

Dukungan terhadap proyek ini dapat diberikan secara langsung maupun tidak langsung.
Dukungan secara langsung berarti mengambil peran dengan ikut serta sebagai penggiat
proyek maupun donator. Dukungan secara tidak langsung berarti mengambil peran
dengan ikut serta membangun system pendukung maupun system lingkungan yang
kondusif bagi pengembangan proyek walau tanpa berkoordinasi dan musyawarah.

Bentuk partisipasi terhadap proyek ini dibedakan menjadi dua. Pastisipasi aktif dan pasif.
Pastisipasi aktif dilakukan dengan jalan pembangunan komunitas intelektual dan aktif
dalam kegiatan atau programnya. Partisipasi pasif dilakukan dengan cara menjadi bagian
dari salah satu kegiatan atau program komunitas yang menjadi basis pelaksanaan proyek.

G. Misi dan Pencapaiannya


IUS Indonesia tidak berhasil kecuali lahirnya manusia Islam yang berkualitas darinya.
Juga lahirnya komunitas-komunitas intelektual tempat dimana manusia-manusia Islam itu
menyemai diri dan beraktulisasi. Maka, secara pasti pencapaian IUS terlihat dari lahirnya
manusia Islam yang berkualitas dan komunitas intelektual Islam.

Komunitas intelektual Islam kami sebut sebagai komunitas ulul albab. Disebut komunitas
ulul albab bukanlah karena komunitas itu adalah kumpulan dari orang-orang yang sudah
mencapai predikat ulul albab1, namun itu adalah kumpulan dari orang-orang yang
berkomitmen untuk mencapai predikat ulul albab. Komunitas ulul albab adalah kumpulan
orang-orang yang sadar bahwa kemusliman mereka harus berimplikasi dalam seluruh
prilaku dan tujuan. Bagaimana menampilkan diri dan bagaimana menjalani semuanya.
Termasuk dalam aktifitas intelektual dan pembinaan diri lainnya.

Komunitas ulul albab adalah kumpulan dari mahasiswa muslim yang siap bersinergi
dengan mahasiswa muslim lainnya yang memiliki komitmen yang sama untuk bersinergi
mendapatkan ferformance yang optimal sebagai seorang mahasiswa muslim yang
sesungguhnya. Yaitu, yang memiliki pandangan hidup Islam serta mampu membina
agenda intelektual Islam di universitasnya maupun di luar itu.

Keberadaan komunitas ulul albab di kampus sekuler akan berdampak besar terhadap
aktifitas mahasiswa maupun kehidupan akademis pada umumnya. Pencapaian terendah
dari komunitas ini ditinjau dari manusia yang dibinanya adalah lahirnya manusia yang
memahami adab dalam kehidupan pribadi,masyarakat maupun sosial-politiknya. Yakni
setidaknya akan lahir seorang manusia Islam yang apabila satu waktu dia mempunyai
jabatan politik atau status ekonomi yang tinggi, dia tidak akan merasa lebih tinggi
daripada seorang ulama yang telah dianugrahkan oleh Allah ilmu dan hikmah. Dia akan
diam dan mendengarkan perkataan ulama itu dan mengetahui kebodohan dirinya terhadap
ilmu dan hikmah itu. Saat manusia seperti ini lahir dari kampus sekuler, maka peran
kampus sekuler dalam meruntuhkan adab di kaum muslimin akan berkurang.

Pencapaian menengah dari komunitas ini adalah lahirnya manusia Islam yang telah
memahami adab dalam kehidupan dunia ini dan mampu melihat dalam takaran
1
Mengenai penjelasan predikat ulul albab yang kami maksud, lihat dalam penjelasan lima
orientasi gerakan tentang ulul albab.
keadilannya. Sehingga manusia seperti ini tidak akan bergerak pasif namun senantiasa
melakukan perubahan-perubahan bagi lingkungan sekitarnya. Ketika pemahamannya
terbatas dan dia menyadarinya, maka dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia akan
melakukan perubahan di tempat dimana setelah kuliah dia menjalani kehidupannya.
Dibentuklah olehnya komunitas-komunitas di sekitar dirinya sesuai dengan situasi dan
kondisi kehidupannya. Dan jadilah komunitas-komunitas tersebut sebagai pusat ilmu dan
tempat bersemainya adab kembali.

Pencapaian yang tertinggi dari komunitas ini adalah lahirnya manusia Islam yang
memberikan kehidupannya dalam aktifitas keilmuan. Dia menekuni ilmu-ilmu Islam dan
menekuni pula pengetahuan Barat yang menjadi bidangnya. Dia kemudian merumuskan
berbagai pemikiran dan menerbitkan buku yang yang menayangkan pandangan dunia
Islam sesuai dengan disiplin ilmu Barat yang digelutinya. Kemudian mereka juga mampu
memberikan pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan
nasional formal atau lebih khususnya lagi dalam pendidikan tinggi/universitas sekuler.
Mereka kemudian menjadi pakar, dan kepakarannya menjadi rujukan dari berbagai
aktifitas kehidupan sosial politik atau kebijakan-kebijakan pada umumnya yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat banyak.

Selain itu, mereka pun akan benar-benar menjadi ahli dalam disiplin ilmunya masing-
masing sehingga akan membawa satu perkembangan tersendiri dari ilmu tersebut dan
akan merumuskan pula arahan pengembangan dari disiplin ilmu tersebut. Mereka akan
melakukan agenda-agenda intelektual Islam dan agenda mereka diikuti oleh sarjana-
sarjana lainnya sehingga hal itu akan melahirkan satu produksi pengetahuan yang luas
yang berkesesuaian dengan kepentingan ummat Islam. Maka, produksi pengetahuan yang
luas tersebut akan mempengaruhi begitu banyak kepala hingga pada akhirnya menjadi
sebuah realitas dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Inilah kondisi di mana
ilmu telah menyebar di tengah-tengah masyarakat dan kaum muslimin khususnya.
Sehingga siaplah masyarakat tersebut untuk menerima sebuah perubahan yang
dikehendaki oleh Islam.

Untuk melahirkan pencapaian dari yang terendah sampai paling tinggi tersebut tidak
cukup komunitas ulul albab ini menjadi gerakan lokal yang berada di satu atau dua
kampus saja. Meskipun memang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa
gerakan komunitas ulul albab ini bukan gerakan yang sifatnya massa dan berdasarkan
kepada pemenuhan kebutuhan pragmatis. Karena itulah, kita perlu memahami domain
gerakan komunitas ulul albab ini.

Domain pertama adalah menyangkut tanggung jawab gerakan ini terhadap diri sendiri
atau anggota-anggotanya. Ini domain utama dan pertama yang harus diprioritaskan dan
bahkan mendapat perhatian yang paling serius. Yakni, bagaimana komunitas ini mampu
memberikan pemahaman Islam sebagai sebuah din dan peradaban sekaligus memberikan
pemahaman tentang Barat. Setidaknya, anggota komunitas ini paham bahwa Islam itu
adalah din dan bukan agama sebagaimana yang terkandung dalam arti religion. Dan
setidaknya anggota komunitas ini paham mengapa kita menyebutnya Barat dari
karakteristik pandangan alam Barat yang paling mendasar. Dengan hal ini, maka setidak-
tidaknya anggota komunitas ini paham perubahan seperti apa yang seharusnya terjadi.

Domain yang kedua adalah menyangkut tanggung jawab gerakan ini terhadap lingkungan
sekitarnya. Terutama untuk fakultas di universitasnya masing-masing. Tanggung jawab
ini berkenaan dengan peran yang harus komunitas ini berikan dalam rangka menyebarkan
dan menerangkan hakikat Islam sebagai sebuah din dan peradaban, dan menayangkan
Barat dalam wujud yang paling mendasar dan keasliannya. Terutama dalam kerangka
menunjukan tradisi modern maupun postmodern, kerapuhan serta kerusakan yang akan
diakibatkan oleh tradisi tersebut. Karena tanggung jawab inilah, komunitas harus
menyelenggarakan proses pendidikan berupa sekolah atau dauroh untuk merekrut
mahasiswa secara luas terbatas. Serta karena tanggung jawab inilah, komunitas harus
mengupayakan komunikasi massa melalui acara-acara diskusi atau seminar maupun
media massa. Serta membangun ruang diskusi dan komunikasi dengan dosen maupun
organ mahasiswa lainnya yang ada di jurusan, maupun fakultas.

Domain yang ketiga adalah khusus untuk menjangkau organisasi mahasiswa yang
memakai Islam sebagai simbol atau identitas yang mereka tunjukan. Untuk mereka yang
telah memiliki visi dalam pemikiran Islam, maka jalan sinergisitas atau kerjasama adalah
pilihannya. Sedangkan untuk mereka yang belum memiliki kandungan visi dalam
pemikiran Islam, maka jalan diskusi dan penerangan adalah pilihannya. Sedangkan untuk
mereka yang telah keliru dengan pemikiran Islam, maka dengan cara menunjukan
kesalahan mereka dan menunjukan yang benar satu-satunya pilihan. Dengan inilah, upaya
komunitas ini untuk melaksanakan surat Al Asr ditempuh. Bahwa semata-mata ini dalam
rangka saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Domain yang keempat atau terakhir adalah tanggung jawab komunitas ini dalam rangka
mensosialisasikan misi dan kesadaran tentang problematikan ummat Islam yang paling
mendasar di universitas-universitas sekuler lainnya. Penyebaran ini menghendaki
disusunnya sebuah strategi pengembangan dan pembentukan jaringan kemitraan. Bahkan
akhirnya memunculkan satu rumusan tentang jaringan fasilitator di setiap universitas
ketika tanggapan dari setiap universitas itu positif dan besar. Penyebaran ini sangat
penting sebagai upaya untuk senantiasa meningkatkan pencapaian tujuan dari gerakan
pemikiran ini. Selain itu, penyebaran itu adalah konsekwensi yang harus diterima ketika
kesadaran akan gerakan ini semakin besar. Bahwa sebuah gerakan pemikiran tidak
mungkin menutupi diri dan bahwa sebuah gerakan pemikiran akan mendapatkan sistem
pendukungnya (supporting system) dalam penyebarannya tersebut.

H. Proses Pelaksanaan

Proyek ini dilaksanakan dengan cara membangun komunitas keilmuan di setiap


universitas sekuler di Indonesia, baik sebagai komunitas baru maupun dari komunitas
atau institusi independen yang sudah ada.

Pelaksanaan lebih lanjut proyek ini sesuai dengan pembangunan atau perkembangan
komunitas tersebut dalam pencapaian misi proyek. Tiap-tiap komunitas berinteraksi dan
bermusyawarah dalam urusannya (yang menyangkut interaksi antar komunitas).

I. Lima Hal Penting

1. Satu Misi Gerakan

Proyek IUS Indonesia ini memiliki satu misi gerakan terkait proses Islamisasi Ilmu
Pengetahuan Kontemporer.yakni melahirkan barisan intelektual Islam yang siap sedia
membangun din dan peradaban Islam dari lingkungan universitas sekuler di
Indonesia.
2. Dua Kunci Gerakan

Kepemimpinan dan tim awal yang kecil. Hanya dengan adanya kepemimpinan,maka
komunitas yang ada akan berkembang. Kepemimpinan ini dilahirkan dalam sebuah
tim awal yang biasanya sedikit atau sebaliknya (tim awal melahirkan kepemimpinan).
Hingga melahirkan satu tim mandiri yang efektif (tim ini lebih besar).

Tim awal yang kecil Kepemimpinan

Tim Mandiri Kesadaran

Keinginan

Kehendak
Etika, intelektual,
spiritual, bahasa

Kecerdasan

Komunitas Ulul Albab

Tim Mandiri akan membangun kesadaran, keinginan dan kehendaknya sendiri yang
diarahkan kepada pemenuhan prasyarat pencapaian ilmu. Yakni etika, spiritual,
intelektual dan bahasa. Prasyarat yang terpenuhi akan semakin meningkatkan
kecerdasan menuju kepada pencapaian komunitas ulul albab. Yakni komunitas
pelaksana IUS Indonesia yang merupakan sebuah ikatan komitmen dari mahasiswa
yang ingin meraih predikat ulul albab.

3. Tiga Asas Gerakan

a. Kekuatan kepeloporan, yakni kemampuan untuk melihat momentum pada setiap


peristiwa atau waktu. Momentum itu merupakan energi besar yang masih
tersembunyi yang hanya memungkinkan dimanfaatkan oleh orang memiliki jiwa
dan semangat kepeloporan .

b. Asas kemandirian, yakni suatu upaya untuk melakukan proses akumulasi dari
energi yang ada di sekitarnya. Proses akumulasi tercipta dalam silaturahmi atau
memahami kekuatan yang “menganggur” dari pihak-pihak di sekitarnya.
Kreatifitas adalah jalan melakukan proses akumulasi.

c. Asas kesatuan, yakni bentuk dari membangun sinergisitas. Berakar dari


kepercayaan yang dibangun melalui proses komunikasi efektif dan intensif.
Membangun sinergisitas berarti melihat sesuatu dalam sebuah rumusan strategi
berdasarkan nilai-nilai dan visi yang universal.

4. Empat Strategi Gerakan

a. Pembentukan minoritas kreatif, yakni satu kelompok yang akan menjadi inti dari
kelompok yang lebih besar. Komunitas ulul albab yang akanmenggerakan proyek
bergerak menujunya. Perkembangan minoritas kreatif berarti perkembangan
kelompok yang lebih besar darinya juga. Karena itu, ada tiga kapasitas yang
setidaknya harus dimiliki oleh minoritas kreatif :

1. Penguasaan atas ilmu atau wawasan yang luas yang memungkinkan bagi
pemahaman terhadap realitas dan kebenaran.

2. Kemampuan untuk melaksanakan proses pendidikan, memahami metode-


metodenya serta hal lainnya yang berkaitan dengan itu.

3. Kemampuan manajerial dan penggunaan siasat pada umumnya, hingga proyek


berjalan dengan arahan yang jelas dan tegas.

b. Pewacanaan dan pembangunan citra yang baik terkait proyek dan misinya.
Bertujuan untuk menjaga keberlangsungan proyek dan menjaga dari
kesalahpahaman pihak eksternal. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat
partisipasi dan dukungan publik terhadap proyek

c. Sinergisitas gerakan untuk mencapai agenda keummatan. Proyek IUS Indonesia


tidak bergerak dalam ruang hampa. Tapi ia bergerak dalam ruang sejarah dan
pergerakan yang sudah ada.

d. Tabligh atau penyampaian dakwah kepada pihak/kelompok/komunitas yang


bersebrangan secara idiologi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab
sebagai seorang khalifah.

5. Lima Orientasi Gerakan

Orientasi gerakan adalah satu rumusan pencapaian atau indikator dalam pergerakan.
Orientasi gerakan membuat gerakan terukur dan terarah. Orientasi gerakan lebih
lanjut dapat diterapkan sebagai basis penyusunan silabus/kurikulum, maupun
program komunitas. Kelima orientasi tersebut adalah

a. Kemurnian pemikiran Islam, merupkan orientasi yang pertama dan utama yang
merupakan basis dari orientasi-orientasi berikutnya.

b. Keberanian dan kecakapan komunikasi, menjadi satu hal yang harus dipenuhi
dalam menyebarkan kemurnian pemikiran Islam.

c. Integritas kepribadian, ketika proses komunikasi dilakukan hal yang paling


menentukan adalah integritas kepribadian penyampai pesan. Orientasi ini
merupakan buah dari kemurnian pemikiran Islam.

d. Orisinalitas dan kemandirian berfikir, pribadi yang semakin tangguh dengan akal
yang semakin matang dan hati yang semakin kuat akan melahirkan pribadi yang
produktif dan bermanfaat.

e. Ulul albab, adalah puncak dari kapasitas serta kualitas yang ditunjukan dan
dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an di dalam 16 ayat.

J. Lima Tahapan Pembangunan

Sebuah komunitas penggiat proyek IUS Indonesia, atau minoritas kreatif yang baru
dibentuk, maupun bagi setiap individu yang berada dalam jalur pembangunan normatif
sebagai berikut :
a. Tahap pengenalan, merupakan tahapan untuk memperkenalkan proyek hingga proses
rekruitmen dalam proses paling awal. Tahapan ini bisa dilakukan melalui lembaga
publik, seminar, maupun kursus-kursus singkat.

b. Tahap kedirian, dilakukan bagi yang masuk dalam proses rekruitmen untuk
membangun kedirian dengan melahirkan kesadaran dan motivasi personal yang
bersifat internal. Dilakukan dengan cara pembangunan komitmen melalui
dauroh/pelatihan selama dua- lima hari sesuai dengan kebutuhan.

c. Tahap dasar, adalah aktifitas yang sangat lentur mengacu pada pemenuhan kapasitas
bagi terbentuknya minoritas kreatif dengan cara mengkaji ilmu fardu ain. Ilmu fardu
ain ini mengikuti setiap kondisi komunitas, personal, dan fakultas dari masing-masing
personal tersebut. Dilakukan dengan kajian buku, kuliah klasikal maupun dalam
bentuk dauroh.

d. Tahap lanjutan, berbeda dengan tahapan 1-3 yang harus berutan, tahapan ke 3 dan 4
dilakukan dalam waktu bersamaan. Meskipun demikian tahap ketiga tetap menjadi
prioritas. Dalam tahap ini dilakukan penelitian dan pemahaman terhadap Barat dan
ilmu pengetahuan Barat sesuai dengan fakultas atau disiplin ilmu dan beberapa
disiplin ilmu yang berkesesuaian dengan masing-masing anggota komunitas.

e. Tahap penelitian dan akhir, terjadi ketika akan menyusun skripsi dan menghadapi
masa akhir kuliah. Komunitas dan setiap personal penggiat proyek berusaha untuk
menghasilkan skripsi yang bermanfaat bagi diri sendiri (terkait kebutuhan pragmatis
pasca wisuda) dan bagi ummat Islam (kontribusi untuk merumuskan solusi bagi
kemajuan ummat)

K. Siasat Pembangunan Proyek

Secara nasional proyek ini akan dipusatkan di Yogyakarta sebagai titik tolak dan acuan
bagi pelaksanaan proyek secara nasional. Tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM)
lebih khususnya dalam rumpun sosio humaniora. Dan untuk universitas atau fakultas
keguruan dan pendidikan dipilih Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Sedangkan khusus untuk pengembangan ke Indonesia bagian timur dipilih Universitas
Brawijaya (UB) di Malang. Pemilihan tersebut didasarkan atas pertimbangan suasana,
budaya dan territorial.

Proyek IUS Indonesia ini akan terus berkembang sejalan dengan kesempurnaan
pencapaian komunitas penggiatnya terhadap lima hal penting dan lima tahap
pembangunan. Secara umum proyek ini akan menghasilkan satu rumusan intelektual
yang penting bagi kemajuan ummat Islam dan manusia sekaligus melahirkan manusia
dan generasi Islam.

L. Penutup

Lebih lanjut tentang proyek ini dijelaskan dalam buku pegangan proyek yang lebih
lengkat dan mendalam. Untuk komunikasi dan partisipasi dapat membuka di laman
randimuch.blogspot.com. Berikanlah pesan dan niat berpartisipasi atau dukungan dalam
laman tersebut. Semoga Allah SWT Meridhoi.

You might also like