You are on page 1of 16

P~~LAK LJ Kl~JAHAT AN BISNIS; DAMPAK DAN TANGGUNGJAWABNYA

... ----.'~------------- ..

Oleh:

Herman Susetyo, S.H, NIP. 130.702.192.

Mak al ah Ini Di d isk usikan Pada Bagian Keperzlataan Pada Tanggal 9 Januari 1995,

FAKPLTAS HUKOM UNIVERSITAS DIPONEGORO 1995

·_. __ ~.l __ .... __ ._

Pelaku Ke] ah a tan Bis nls: Da mpak dan Tanggungjuwabnya

BAH. I. PENDAl-IULUAN

Dalam era pembangunan ekonomi di Indonesia dewasa ini, perkem bangan kegiatan bisnis demikian pesatnya. Korno diti yang disediakan, baik barang maupun jasa untuk kepentingan masyarakat kian hari kian meningkat. Sementara itu dalam masyarakat banyak dijumpai praktek-praktek bisnis yang m enyimpang, dalam artian praktek bisnis terse but sering merugikan masyarakat. Baik masyarakat konsumen, maupun sesame p el aku bisnis. Perilaku yang menyimpang yang dilakuk an oleh beberapa pelaku bisnis, yang mernbawa dampak merugikan m asyarakat luas tersebut dapat dikatakan Lelah me langgar erika bisnis; yaitu suatu erika khusus yang harus

. .~

selalu ditegakkan dikalangan pelaku bisnis. Di sisi Iain, dengan berkembangnya kegiatan di bidang ekonomi tersebut, berkernbangpula jenis kejahatan baru yang merupakan dampak negatif yang perlu dicermati bersama untuk meneari upaya pcnanggulangunnya.

Kejahatan Bisnis, demikian bentuk kejahatan baru terse but di b eri nama, atau juga sering disebut dengan istilah kercn White Collar Crime (di Indonesiakan me njadi Kejahatan Ker ah P utih ). Sengaja penulis memilih mempergunakan istilah Kejah atan Bisnis dalam makalah ini, dan tidak menggunakan i stil all ; Kej ahatan Korporasi (C orporate Crim e) se bab istilah Kejah atan Bi snis menurut penulis Iebih tepat dipakai untuk

"j,

menunjukkan bahwa pelaku kejahat.an j enis baru tersebut 1

--------------~ ---------- ---------~- _ ____l _

kcmungkinan dapat dilakukan olch seti ap pelaku bisnis; apakah pelaku bisnis t ersebut mcr up akan in stitusi perorangan, badan huk um m aupun non badan hukum. Sementara itu istilah kejah at an k or por asi masih mempunyai kon otasi bahwa pelaku k ej ahat an t er s e but adalah korporasi (corporati on), suatu badan hukum (legal e ntiti y) dcmikian sarjana hukum yang menda1ami hukum perdata menyebutnya. Sehingga ist ilah Kejahatan Bisnis m e m b er ik an pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan isti lah Kejahatan Korporasi.

Dernikianlah pemikiran penul is sehingga pe n ul is mernilih j n d ul bagi tulisan ini : Pelaku Kejahatan Bisnis, Pelaku, Damp ak dan Tanggungjawab n ya,

BAB. II. PERl\JASALAHAN

Dar i uraian tersebut dalam Bab. 1. tersebut di atas, timbul permasa1ahan sebagai bcrikut:

l , Siapa sajakah yang berpeluang untuk melakukan k ejahatan bisnis ?

2. Bagaimanakah dampak yang ditirnbulk annya serta tanggungjawab bagi pelakunya ?

BAB. Ill. PEMBAHASAN

.-\. Peug er t in n Kej ah a ta n Bls nis

Memb icarakan tcntang kejahatan b isn is tentunya tidak t cr lcp as kaitannya d engun suatu tindak pidana, yaitu suatu t i nd ak pi dun a kalau bolch dikatcgorikan scbagai tindak pidana khu sus di bidang bisnis. Tindak pidana tcrsebut meliputi antara

2

-~--~------- -------------.-------- - ------ -- J_ _0 __

bin : pclanggaran undang-undang anti monopoli, penipuan m e lalui k o mput er, pcmbayaran pajak dan cuk ai, pelunggaran h arga. pr o duk si yang membahayakan kesehatan, pelanggaran udmirrist r at i f, pencemaran lingkungan hi dup, korupsi (p en yuapan ). perburuhan dan sebagainya (Dr. Muladi, S.H.~ 1989:2)

At au yang se cara operasional mencakup :

I. Tin dak pidana yang melanggar p er aturan hukum yang m en c oba mengatur agar komp etisi dilukukan secara

j ujur dan efektif dan mencegah pcnyalahgunaan.

Ter m asuk di Si1l1 penipuan (fraud) yang di lakukan

d alam perdagangan, peraturan Anti Trust, perlindungan konsumen, perlindungan buruh dan perhndungan terhadap lingkungan hidup.

2. Tindak pidana yang melanggar peraturan hukum yang mengatur ekonomi pasar. Termasuk di sini antara lain pengendalian harga, peraturan impor-ekspor dan peraturan devisa,

3. Tindak pidana fiskal dan bea cukai.

4. Korupsi, khususnya suap-menyuap. (Dr. Muladi, S.H.; 1989 : 2).

B. Peluk u Kej ahat an Bis nls dan Dampak nya

Sep ert i t e lah penulis kemukakan di atas bahwa pelaku k cj ah atan _ bisni situ b isa in stit usi bisnis perorangan, badan hukum m aupun buk an badan hukum.

3

. __ ._I _

1. Institusi Blsnls Perorangan.

Institusi ini dalam kegiatan bisnis, adalah merupakan lembaga bisnis perorangan yang didalam praktek hukum perusahaan dikenal dengan nama Usaha Dagang (U.D) atau Perusahaan Dagang (P.D). U.D atau P.D tersebut dijalankan sendiri oleh seorang pengusaha (si pernilik modal), kadangkala dibantu oleh para pembantu pengusaha di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Ada kemungkinan D.D atau P.D tersebut dalam kegiatan usahanya melakukan tindak kejahatan bisnis. Adapun kemungkinan kejahatan bisnis yang dilakukannyaadalah kejahatan bisnis kecil-kecilan. mengingat U.D atau P.D adalah merupakan perusahaan bermodal kecil.

Kej ahatan bisnis yang dilakukannya berkisar pada : - pemalsuan merek dagang;

- pemakaian bahan pengawet yang dilarang untuk industri

mak anan/min uman;

- pelanggaran/kejahatan terhadap hak cipta (rekaman kaset lagu dan video);

- pelanggaran ijin usaha perdagangan dan ijin H.O;

- penyelundupan barang eks luar negeri (elektronik,

konveksi, keramik).

Dampak negatif yang ditimbulkan akibat kejahatan bisnis yang dilakukan oleh institusi bisnis perorangan tersebut, dapat berupa kerugian moril maupun materiil bagi masyarakat konsumen maupun sesama pelaku bisnis. Hanya saj a karena kapasitas k ej ahatan yang dilakukan oleh pelaku bisnis perorangan ini ke cil, kerugian materiil yang ditimbulkannyapun sangat terbatas. Namun demikian, jika pelaku bisnis perorangan yang melakukan kejahatan bisnis ini cukup banyak; serta

4

-------~-----~-.-------------- .. -------_l--~-.

perbuatan tersebut dilakukan dalam tempo yang lama, maka akan semakin besar pula kerugian yang ditimbulkannya,

Patut untuk dicermati dalam hal ini adalah dampak kerugian bagi masyarakat konsumen, terutama akibat dari kej ahatan pemakaian bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan pada industri makanan dan nunuman. Pada umumnya, industri makanan dan minuman yang diusahakan oleh perorangan akan memasarkan produknya ke daerah pedesaan; mengingat ia tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang besar, sementara itu- konsumen di daerah pedesaan daya beli serta tingkat pengetahuannya masih rendah. Sudah bukan rahasia lagi jika perusahaan makanan danminuman perorangan tersebut dalam usahanya memperoleh untung yang sebesar-besarnya (prinsip ekonomi), atau karena kemampuan finansiil yang terbatas lalu menggunakan bahan pengawet yang dilarang. Apakah akibat yang timbul dari kejahatan tersebut? Kerugian m a teriil seketikaka h? Tidak ada kerugiantmateriil seketika yang di d erita oleh masyarakat korisumen, malahan masyarakat de sa semen tara merasa beruntung dapat menikmati makanan dan minuman dengan kemasan mirip yang dikonsumsi orangorang kola sep erti mereka saksikan di televisi. Akan tetapi kita tidak dapat membayangkan akibat yang dapat ditimbulkan dari kejahatan tersebut di bidang kesehatan, terutama bagi anakanak di pedesaan generasi penerus kita. Apabila mereka setiap hari mengkonsumsi makanan dan minuman beracun tersebut (memang mernbutuhkan penelitian laboratorium), yang dij aj akan di sekolahan-sekolahan dari tingkat T.K sampai dengan S.L.T.A. (lebih-kurang selama 14 tahun) dengan harga

5

----.---"--+-".--~"""-"-- .. -."--.-"--- .. -~ ... "---.----_\--

yang sangat murah dan terj angkau kocek pelajar. Apakah kita tidak menyadari bahwa pemunahan suatu gener ast sedang t erj a di ? Kadangkala orang tidak berpikir sampai sejauh itu, ataukah memang untuk lajunya pembangunan di bidang ekonomi dib utuhkan pengorbanan yang se demikian besar.

2. Ins tltusl Bisnls Bukan Badan Hukum

Yang termasuk dalam institusi ini adalah institusi bisnis yang didirikan berdasarkan k erjasama antara.Z (dua) orang atau lebih pengusaha, tetapi badan usaha yang didirikan bukan badan hukum (legal entity). Termasuk dalam institusi ini adalah : Persekutuan Perdata (P. P), Persekutuan dengan Firma (Fa.), Persekutuan Kornanditer (C.V).

Kejahatan bisnis yang dapat dilakukan tidak jauh berbeda dengan kejahatan bisnis yang dapat dilakukan oleh institusi bisnis perorangan, hanya saj a kapasitasnya Ie bih besar; mengingat kemampuan finasiil institusi bisnis yang merupakan kerja sarna ini lebih besar.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari pelaku kejahatan bisnis ini, juga jauh Iebih luas dibandingkan dengan kejahatan bisnis institusi bisnis perorangan. Salah satu contoh jenis kejahatan bisnis yang dapat dil akukan oleh institusi ini adalah, berkedok melakukan kegiatan P. I.R. baik di bidang pertanian maupun peternakan. Perusahaan sebagai inti, karena mem but uhkan dana yang tidak sedikit untuk kegiatan usaha terse but; meminj am sertifikat tanah milik anggota masyarakat peserta P. I. R. Masyarakat peserta P. I.R. (sebagai plasma) diberi pinjaman dana sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, oleh perusahaan inti sertifikat tanah tersebut

~ ~~----.--------------., --- .-- ... ~.-~-----.----_j ~

d i i amin k an k e bank untuk mengambil kredit dengan j um lah yang leb ih besar dibandingkan dengan dana yang d ib er ik an k e pada 111 asyar ak at peserta P. 1. R. (plasma); sedangkan selisih dana yang dit e ri ma dari bank dimanfaatkan s endiri o1eh perusah aan inti. M asalah yang timbul adalah apabila perusahaan i nt i tidak mengembalikan kredit ke bank, maka pemilik sertifikat ak an menanggung akibat dari kr e dit macet ter sebut.

3. l ns tit ust Bi s nls Ber ba d a n I-Iukum

Institusi bisnis ini b er sifat lebih komplek diban dingk an dengan i n st it usi yang tiduk berbadan huk u m.. se bab institusi ini bcrsi f'at ak u m ul asi modal bukan kumpulan orang (sebagaimana dalam P.P, Fa. dan C.Y). Uanglah yang diperlukan, buk an orang/pemiliknya. Sehingga untuk menjadi anggota (pesero) dari in st itusi ini tidak 1agi d ilihat dari segi hubungan pribadi, tetapi lebih kepada seberapa besar nang yang akan diinvestasikan dalam bentuk saham. Ukuran tentang besarnya sah am yang dimiliki itu pula yang memberi bobot besarnya kek u us aan sc or ang pemegang saham dalam institusi bi sn is t er sebut. semakin banyak saham yang dirniliki semakin b e sar kek uasaannya d al am in stitusi.

l n st it usi bisni s ini juga bcrsifat unik, karena ia menurut hukum (UU) setelah lewat fase tertentu (disahkannya akte p en d ir i an o l e h Menk e h ) lalu b erme tamorfo sa mcnj adi suatu inst itusi yang berstatus b a dan h ukum (legal entity) yang dapat menduk ung h ak dan k e wujiban layaknya or ang-p er or angan , In st itu si b is n isvi n i d alam praktek hukum p er usahaan d iseb ut dengan Per s cr o an Ter b ata s (P.T). Kejahatan b isni s apakah yang d ap at dilakukan oleh sebuah Persero an Terbatas ?

7

----_ .. _-------._--------- -----

- .. -- 1 __ .. _

Mengingat P. T, ad alah suatu akumulasi modal, maka j erus k ej ah at an bisnis yang dapat dilakukan adalah beragam pula; dari k ej ah at an bisnis ke cil-k ecilan sam par kernanipulasi keuangan negara yang j uml ahnya mendekati APBN kita.

Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kejahatan bisni s korporasi in i sangat luas, meliputi masyarakat konsumen, pe l ak u b i s n i s yang lain dan negara. Mengingat pe laku kejahatan bi sni s korporasi ini b isa berbentuk P. T. yang tertutup, yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan terbatas (keluarga at au handai taulan saja) atau sebuah Holding Company yang pemiliknya adalah para konglomerat. Kejahatan bisnis yang dapat dilakukan oleh sebuah k orp orasi antar a lain meliputi :

- k ej ahatan di bidang hak milik intel ektual;

- k ej ah atan di bidang pcrbankan;

- kejahatan terhadap lingkungan hidup;

- k ej ah atan di bidang perdagangan (Anti Trust);

- k ejahat an k o mput er;

- k e iahat an di p asar modal (insider trading);

- k ej ah at an di.bi dang p er p aj ak an;

- k ej ah at an tenaga k erj a:

- k ej ah at an k or up si (suap);

- dan l ain-Iain.

Dampak negatif k ej ahat an bisni s yang dapat dilakukan o l eh k o r p o r asi ini b ert arn bah parah karen a sep erti pen uli s Lelah sebutkan di alas, korporasi ini merupakan lembaga ak umulasi modal s e hingga memungkinkan untuk mempunyai kekuatan k eu ang an yang, sangat bcsar. Dcngan uang yang dimilikinya tentu n ya k orporasi d ap at mem pengaruhi srap a sa" a, b aik

8

.--.~------~---.- .. --.~ .. ----.~ .... -.--. L _.

birokrat tingkat bawah sampai tingkat p usat. Dengan d alih mengurangi pengangguran karena korporasi d apat menampung tenaga k e r i a s amp ai puluhan r ibu per perusahaan, korporasi

dapat b cr b uat s e en ak n ya terhadap lingkungan hidup

di se k it ar n ya. Co nto h : Se buuh perusahaan manufakturing di bidang pertekstilan, yang mernp ek erjak an puluhan ribu tenaga k erja, m e l ak uk an pencemaran lingkungan. Dikenai sanksi harus mem ulihk an lingkungan yang t er cernar, dengan dalih bahwa biaya yang dibutuhkan sangat besar dan dapat mengancam ke hi d up an perusahaan; yang notabene mengancam kelangsungan

I

k erj a karyawannya, sank si bisa diperlunak. Contoh lain, dcngan

ber dulih sebugai pernbayar p aj ak terbesar untuk k as negara, ...

'Para p engusaha besar ini selalu bcrusaha "me njegal"

p e lb agai perat uran per un dang- undangan yang dapat menghambat ger ak-gerik para pengusaha 1111 dalam kegiatan k orp or asi m er ek a.' (J.E_ Sahetapy. 1994 : 7-8). Suatu dilema bagi negara berkembang d alam m erighadapi kejahatan bisnis yang d ilak uk an oleh k o rp or asi, di sat u pihak k e majuan k e h i d u p au ek o no mi yang hendak dicapai d il ain pihak harus menghadapi raksasa ekonomi dengan b er b agai bentuk kejahatan yang d apat di lak ukannya.

C. Tanggung .Jawab Pelak u Kejahatan Bis nis

Tanggung jawab pelaku kejahatan b isn is dapat terdiri dari dua m ac am , yaitu : tanggung jawab pidana, dan tanggung gugat perdata.

Ke duu j c ni s tanggung jawab ter seb ut berlaku b aik bagi p e l ak u k ej ah alan b is ni s yang berben t uk inst itusi bi sriis p er o r ang an. badan hukum maupun yang buk an badan hukum. 9

Akan t et api pencrapannya tentu berbeda mengingat pelakunya berbeda bentuk institusinya. Adapun penerapannya adalah sebagai berikut :

C.l Tanggung j a wab pid a n a dan tanggung gugat per d a t a a , In s t lt usi Bis nis Perorangun

Tanggung jaw ab pidana untuk institusi bisnis perorangan tersebut, tidak berbeda dengan tanggung jawab pidana yang dilak ukan oleh p er o r angan . Pengusaha yang memiliki usaha perorangan harus bertanggung jawab atas kejahatan bisnis yang dilak uk an oleh institusin ya, hal terse but Iogis se bab dialah yang menjalankan perusahaan tersebut sehingga mustahil jik a dia ti d ak mengctahui perbualan terscbut. Tanggung jawab yang har us dipikulnya adalah sesuai dengan kejahatan yang dilakuk an, sank si pidana yang diancamkan sesuai dengan tindak pi d an a yang dilak uan Se1ain itu, pengusaha perorangan terse but juga dapat dimintai tanggung gugat per data dari pihak yang dir ug ik an karena kejahatan bisnis yang dilakukannya.

b. l n s t it u s i Bts nis Bukan Ba d an Hukum b.l. Per s ek u tua n Per d a t a (P.P)

Untuk inst itusi ini tanggung jawab pidananya berada pada mereka yang benar-benar terlibat dalam kejahatan bi snis t er s e b ut. m engingat bahwa Persekutuan Per d at a merupakan in st itusi b i s ni s yang tidak dikenal olch pihak ke-3. Re k an usaha (sekutu) hanya bertanggung jawab sepanjang turul terlibat dalam k ej ah atan terse but. Sedangkan tanggung gugat perdatanya merupakan tanggung jawab rentcng sepanjang tcrbukti rekan usahanyu (se k utu) turut melakukan perbuatan melawan huk um

10

ter se b ut. p ih ak ke-3 yang dirugikan hanya dapat mengajukan gugut an k e p ad a si p e lak u saj a mengingat institusi ini hanya berlaku intern,

b.2. Per s ek u t ua n d eng a n Firma

Tanggung j awab pidana untuk institusi inipun hanya

b er Iak u b agi pelaku at au yang turut serta dalam kejahatan bisni s yang dilak ukan. J adi seorang direktur Firma t i dak d apat diminta untuk bertanggung jawab pidana, jika ia ternyata tidak terbukti bc r salah d al am kejahatan yang di lak uk an oleh Firrnan ya: se bab m un gk i n tindak pidana tersebut dilakukan ol ch firman (sekutunya) yang lain dan di a b enar-b enar ti dak terlibat. Bagaimana dengan tanggung gugat pcrdatanya ? Pada prinsipnya dalam firma di k enal adanya tanggung j awab renteng diantara para firman, tetapi jika dapat dibuktik an bahwa firman yang m e lak ukan k ej ah atan bisnis tersebut telah merugikan inst itusinya maka firman tersebut harus mengganti kerugian tersebut, at au bertanggung jawab seeara pribadi kepada pihak ke-3 yang dirugikannya (prinsip menj unj ung tinggi azas manfaat ber sam a dalam hukum persekutuan, Pasal 1630 K.U,H.Per.),

b.3. Per s ek ut uu n Ko ru a n drt er

Dalum institusi bisnis ini, dikenal adanya sekutu akti f dan se k ut u p asif Sekutu aktif yang menjalankan perusahaan, scdangkan sek utu pasif t idak Sehingga kemungkinan yang b ert anggung j awab pidana atas k ej ah atan b isni s yang di lakuk an ol e h in st it usi b i sn is t er seb ut ad alah sck utu aktiL k e cu al i sekutu p asi f t er bu k ti t.ur ut serta d al arn perbuatan t er se b ut. Mengenai

1 1

--- .. --- .. ----.---------- .. ------.- . __ . L .

tanggung gugat p er d at an ya. berbeda antara sekutu aktif dan sekutu p asi f. Sekutu akt if, sebagaimana layaknya seorang firm an dalam firma, bcrtanggung j awab samp ai kepada k ek ayaan pr ib adi nya kepada pihak k e-S. Sedangkan sekutu

pasi f hanya bertanggung j aw ab sebcsar

(pcm asuk an ). (Pasal 20 ayat 3 K.U.H.D.).

inbrengnya

c. In s tit.u st Bis nis Ber b a d a n Hukum (Per s er o a n T'er ba ta s)

Tanggung j awab p i d an a dari i nst itusi b isn is ini menurut p e nul i s t et ap berada p ad a pen gurus at au karyawan perusahaan yang ter lib at dalam tindak kejahatan bi snis yang dilakukan. Sebab walaupun institusi bisn is ini ad alah suatu badan hukum (legal entity), yang dapat melakukan perbuatan huk urn layaknya sebagai orang-perorangan, dapat mengadakan transaksi dagang, d ap at pula m enul ik i saham dalam P.T. lain; retapi kenyataannya instil usi b i snis terse but tidak dapat dij at uhi pi dana badan atau peram p asnn k emerdekaan. I nstitusi b isni s In1 hanyalah p er wuj udan scm u d ari o r ang-percr angan. M emang ada be berapa sarj ana h uk urn yang mengatakan bah wa korporasi dapat

di pi dan a, se p crt i yang dik atakan oleh Sir Henry Maine) .

korporasi yang berbentuk badan hukum itu dapat dipi dana, .

(J .E. Sahetapy. 1994 : 33). Akan tetapi pidana yang dapat dijatuhkan kepadanyapun terbatas pada p id ana denda saj a, tentunya bukan pi dana badan. Sebenarnya yang lebih tepat untuk dij atuhk an at.au dikenakan kepada korporasi adalah sank si adrn ini strasi untuk m e lerigkapi pidana denda, yaitu berupa pencabutan ijin usaha bahk an sampai k.e pembubaran k or porasi yang bersangkutan. Sedangkan untuk tanggung gugat p er d at anva. upabila t er b uk ti pengurus k or porasi t e lah

1 2

--- ~-----------.-----.-~-----.-~-j_ ..

melanggar undang-undang at au anggaran d asar dari korporasi t er sebut. i a bert anggung j awab se c ara pribudi terhadap k.erugian yang drd erit a oleh pihak ke-3 yang diakibatkan oleh perbuatan p engur u s t erse but. (Pusal 45 ayat 2 K.U.H.D.).

RAH iv. PENlJTlJP

Dari ur ai an b ab-bab tersebut di atas,

disimpulkan:

dapatlah

I. Bah wa pelak u kej ah atan bisnis dapat terdiri dari in stitusi bisnis perorangan, badan huk um maupun bukan badan hukum;

2. Bahwa dampak negatif yang ditimbulkan oleh kejahatan bisnis sangat tergantung pada in stitusi b is n is yang melakukan k ej ahatan t er sebut;

3. Bahwa tanggung j awab pidana bagi p el ak u kejahatan bi sn is berada pada pengusaha, p engur us atau karyawan yang terli bat dalam k ej ahatan t ers e but;

4. Bahwa menurut penulis, korporasi tidak dapat dijatuhi pi dana badan:

5. Bahwa kepada korporasi hanya dapat dijat uhi pidana denda dan sanksi administr atip;

6. Bahw a tanggung gugat perdata bagi institusi b isnis yang te l ah m el akukun kejahatan b isn is yang

m erugik an p ih ak ke-3, adalah se suai dengan jenis in st itusi b i snisn ya,

13

DAFTAR KEPIJSTAKAAN

- Adrian us Meliala (Penyunting). 1993. Praktik Bisnis Curang, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

- Clirrnar d. Marshall B & Yeager. 1980. Corporate Crime.

London: Macmilland Publ.

-. J .E. Sahetapy. 1994. Kejahatan Korp orasi. Bandung : Eresco.

- M u 1 a d i. 1989. Fung sionalisasi Hukum Pi dana Di Dalam

Kejahatan Yang Dilakukan Oleh Kor p orasi. (Makalah). Semarang : Fakultas

Huk um UNDIP.

- Soedjono Dir djosisworo. 1994. Kejahatan Bisnis (Orientasi dan Konsepsi).Bandung : Mandar Maju.

- Sub ekti , R. dan R. Tjitrosudibio. 1981. Kitab Un dan gUndang Hukum Per Data. Jakarta: Pradnya Paramita.

- ----------------------------------------- 1985. Kitab UndangUn dan g Hukum Dagang dan Un dang- Un dang Ke pailitan. Jakarta: Pradnya

Paramita.

'!!I''''

- Wi dyo prumono. 1994. Kejahatan Di Bidang Komp uter.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Scmarang, 5 Januari 1995.

Penulis

Herman Susetyo , S.H.

NIP. 130.702.192

14

You might also like