You are on page 1of 33

A.

PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi(PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan


pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau bertindak di dalam
organisasi (Davis&Newstrom, 1989). Elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi adalah:
manusia, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.

• Manusia membentuk sistem sosial yang bersifat internal dalam organisasi.

• Struktur organisasi menentukan hubungan formal manusia.

• Teknologi memberikan modal manusia dalam tugas-tugasnya.

• Lingkungan merupakan faktor luar yang mempengaruhi organisasi, mempengaruhi sikap


manusia, kondisi kerja, pesaing dan kekuatan

Konsep Dasar Perilaku Organisasi :

1. Perbedaan individual dimana ada istilah “hukum tentang perbedaan individual” (Law of
of individual differences)
2. Manusia secara keseluruhan, bahwa sifat manusia yang berbeda boleh dipelajari secara
terpisah, tetapi pada akhirnya sifat-sifat ini merupakan bagian sebuah system yang
menciptakan manusia secara keeluruhan.
3. Perilaku yang bermotivasi, dalam masalah kebutuhan manusia termotivasi bukan oleh
perikraan atas apa-apa yang dibutuhkannya, tetapi oleh keinginan mereka sendiri.
4. Nilai-nilai kemanusiaan (martabat manusia), konsep ini lebih bersifat etis filosofis
daripada kesimpulan ilmiah.

B. BEBERAPA MODEL DALAM PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisai bagian dari ilmu manajemen yang merupakan seni manajemen (the art of
management). Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam filosofi perilaku organisasi yaitu premis
kenyataan (pandangan deskriptif tentang perilaku dunia yang diperoleh dari penelitian ilmu
perilaku dan pengalaman pribadi), dan premis nilai (mewakili pandangan tentang sesuatu yang
lebih disenangi dari sasaran tertentu). Hasil dari sistem perilaku organisasi yang efektif adalah
peningkatan motivasi, yang jika digabung dengan kemampuan dan keterampilan karyawan akan
meningkatkan produktivitas karyawan.

Ada empat model dalam perilaku organisasi, yaitu:

1. Otokratik

2. Kastodial

3. Suportif dan,
4. kolegial.

Model-model dalam perilaku organisasi ini dalam praktiknya adalah sesuatu yang bisa berubah
secara evolusioner, sesuatu yang didasarkan pada nilai tambah, sesuatu yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan karyawan, sesuatu yang dapat mengikuti kecendrungan menuju model-
model yang lebih baru, dan sesuatu dimana salah satu model dapat diaplikasikandengan sukses
pada situasi-situasi tertentu.

Pengembangan model dalam Perilaku Organisasi Model-model dalam perilaku organisai masih
dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan modernisasi manajemen dimasa depan. Model
dimaksudkan sebagai abstraksi dari realitas, yaitu penyederhanaan representasi dari beberapa
fenomena di dunia nyata. Pengembangan model melibatkan tiga variable pentinga dalam
perilaku organisasi, yaitu:

• Variabel tergantung (Dependent Variable) : sebuah respons yang dipengaruhi variabel bebas.
Hal yang penting adalah : produktivitas, absen kerja, pindah kerja, pemutusan kerja, dan
kepuasan kerja, dan kadang stress di tempat kerja.

• Variabel Bebas ( Independent Variable),sebuah variabel yang dianggap sebagai penyebab


timbulnya perubahan pada variable tergantung, terdiri dari tiga tingkatan yaitu tingkat individual,
tingkat kelompok, dan tingkat organisasi. Perilaku organisasi paling mudah dipelajari sebagai
model bangunan yang bertingkat, yang fondasinya adalah pengertian kita tentang perilaku
individual, bahwa karakteristik pribadi mulai dari lahir mempunyai dampak pada perilaku
karyawan, dan manajemen hanya sedikit dapat mengubahnya.

• Variabel Antara (Moderating Variable): sebuah variabel yang mengurangi atau mempengaruhi
efek dari variabel bebas terhadap variabel tergantung.

C. PERILAKU ORGANISASI DALAM KONTEKS GLOBAL.

Dalam perdagangan Internasional dunia sudah menjadi sebuah “desa global” atau dunia yang
tanpa batas-batas Negara (the borderless world). Oleh karena itu seorang manajer perlu
mempelajari dan memahami perilaku para manajer dan kultrur manajerial perusahaan-
perusahaan multinasional.

Praktik-praktik sosialisasi yang berbeda-beda disuatu negara akan menyebabkan tipe-tipe


karyawan yang berbeda berdasarkan kulturnya. Untuk menganilisis variasi berbagai kultur perlu
diidentifikasi enam dimensi kultur dasar yaitu : hubungan manusia dengan alam, orientasi waktu,
orientasi aktivitas, sifat manusia, fokus rasa tanggung jawab, dan konsepsi ruang. Selain itu
menurut Hofstede ada empat dimensi kultur nasional yang mempengaruhi manaejr dan karyawan
yaitu :

1. individualisme versus kolektivisme,

2. jarak kekuatan/kewenangan,
3. penghindaran situasi yang meragukan,

4. kuantitas kehidupan versus kualitas kehidupan.

D. DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa penelitian-penelitian dalam perilaku organisasi selalu
mencari hubungan atau pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel
tergantung dengan atau tanpa mengontrol variabel-variabel antara.

Dalam perilaku organisasi terdapat empat variable dasar-dasar perilaku individu, yaitu :
karakteristik biografik, kemampuan, kepribadian, dan proses belajar.

1. Karakteristik Biografik, karakteristik ini terdiri dari

a. Umur karyawan.

Beberapa pernyataan dari umur karyawan yang dapat di ambil yaitu :

• Makin tua karyawan, makin kecil lemungkinan karyawan tersebut keluar dari pekerjaan Umur
berkorelasi negatif dengan absen kerja, kecuali untuk absen kerja yang tak bisa dihindari

• Banyak anggapan bahwa produktivititas kerja menurun seiring pertambahan usia,

• Hubungan umur dengan kepuasan kerja menunjukan hubungan yang positif, namun pada
perusahaan modern yang menggunakan teknologi komputer canggih kepuasaan karyawan yang
sudah tua menjadi menurun, karena mereka enggan mempelajari teknologi baru.

b. Jenis Kelamin.

Secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin perempuan dan jenis
kelamin laki-laki dalam produktivitas kerja dan dalam kepuasan kerja.

c. Status Perkawinan : karyawan yang berstatus kawin ternyata lebih sedikit absen kerja, lebih
jarang pindah kerja, dan lebih mengekspresikan kepuasan kerja.

d. Jumlah anggota keluarga: makin besar jumlah anggota keluarga makin terlihat kepuasan kerja.
Belum dapat ditarik kesimpulan mengenai hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan
produktivitas kerja dan dan pindah kerja, tetapi dalam kaitannya dengan absen kerja diketahui
bahwa makin besar jumlah anak dalam keluarga, makin besar pula angka absen kerja.

e. Senioritas karyawan, karyawan-karyawan senior lebih kecil angka absen kerja, dan angka
pindah kerjanya, dan perilaku karyawan dimasa lalu dapat dipakai untuk meramalkan
perilakunya pada masa mendatang.
2. Kemampuan Kerja, yaitu kapasitas individu menyelesaikan berbagai tugas dalam sebuah
pekerjaan. Kemapuan menyeluruh seorang karyawan meliputi:

a. Kemampuan Intelektual

b. Kemampuan / Kecakapan Emosional

c. Kemampuan Fisik

d. Kesesuaian antara Kemampuan dan Pekerjaan

3. Kepribadian. Kepribadian merupakan perangkat gambaran diri yang terintegrasi dan


merupakan perangkat total dari kekuatan intrapsikis, yang membuat diri seseorang menjadi unik,
dengan perilaku yang spesifik. Hal-hal yang mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu : faktor
keturunan, faktor lingkungan, kondisi situasional (kepribadian , dan watak kepribadian.
Karakteristik kepribadian dapat digunakan untuk meramalkan perilaku manusia dalam organisasi
atau perusahaan.

4. Proses Belajar, proses belajar yaitu perubahan perilaku yang relative permanen yang terjadi
sebagai hasil dari pengalaman hidup. Beberapa teori belajar diantaranya :

a. Pengondisian Klasik : mempelajari respons yang terkondisikan ternyata melibatkan asosiasi


antara stimuli yang tak terkondisikan.

b. Teori Belajar Sosial, merupakan ekstensi dari pengondisian operatif yang menganggap
bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari konsekuensinya, juga merupakan campuran dari
proses belajar observasional dan peranan persepsi dalam proses belajar tersebut. Teori belajar
sosial memasukkan proses proses atensi, retensi, reproduksi motorik, dan proses penguatan agar
proses belajar dapat berhasil secara signifikan.

Proses belajar bisa dilakukan dengan perbaikan bertahap (shaping), yaitu perilaku manajer dalam
organisasi yang mengajari karyawan berperilaku tertentu yang bisa menguntungkan perusahaan
dan mereka mencoba membimbing karyawan tersebut secara bertahap. Cara umum yang dapat
ditempuh dalam perbaikan bertahap yaitu:

a. Penguatan Positif : respons dari perbuatan karyawan diikuti dengan sesuatu yang
menyenangkan

b. Penguatan negative : respons dari perbuatan karyawan diikuti oleh pengakhiran atau
penghentian sesuatu yang tidak menyenangkan

c. Extinction : pemberian hukuman sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dalam rangka
mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkan.

E. PERSEPSI DALAM PERILAKU ORGANISASI


Persepsi merupakan proses kognitif yang kompleks yang dapat memberikan gambaran yang
unik tentang dunia yang sangat berbeda dengan realitasnya, dapat dikatakan bahwa persepsi
merupakan interaksi yg kompleks dari seleksi, organisasi, dan interpretasi (Robbins, 1993)

Tiga faktor yg mempengaruhi persepsi yaitu :

1. Pelaku persepsi ; dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motif, interes,
pengalaman masa lalu, dan harapan.

2. Objek/target persepsi: karakteristik dalam target persepsi yang sedang diobservasi


mempengaruhi segala hal yang dipersepsikan. Makin besar persamaan suatu objek, maka makin
besar kemungkinan untuk mempersepsikan objek tersebut sebagai sebuah kelompok bersamA.

3. Konteks situasi dimana persepsi itu dibuat yaitu elemen-elemen dalam lingkungan sekitar
dapat mempengari persepsi seseorang

Persepsi Organisasi

adalah aspek persepsi yang memfokuskan apa saja yang perlu dilakukan organisasi manakala
informasi yang pertama kali diterima.

Macam –macam persepsi organisasi antara lain :

1. Persepsi pengelompokan, yaitu adanya kecendrungan untuk mengelompokan beberapa stimuli


ke dalam pola yang dikenal. Jika konstelasi-konstelasi yang sederhana dari berbagai stimuli yang
disodorkan kepada kita, kita akan cenderung mengelompokkannya dalam bentuk closure,
kontinuitas, proksimitas, atau kesamaan.

Closure ialah prisnsip–prinsip? pengelompokan dimana orang kadang mempersepsikan sesuatu


sebagai keseluruhan meskipun ada satu atau beberapa orang yang tidak mendukung atau
menyetujuinya

Kontinuitas ialah kecendrungan mempersepsikan garis atau pola yang kontinu, tipe ini menuju
kepada keadaan tidak kreatif.Proksimitas atau kedekatan menyatakan bahwa sekelompok stimuli
yang secra bersama saling berdekatan akan dipersepsikan sebagai satu pola yang menyeluruh.
Contohnya beberapa karyawan dalam sebuah perusahaan mungkin akan diidentifikasikan
sebagai sebuah kelompok tunggal karena adanya kedekatan fisik. Kesamaan, prinsip kesamaan
ini menyatakan? bahwa makin besar kesamaan stimuli, makin besar kecendrungan untuk
mempersepsikan stimuli tersebut sebagai sebuah kelompok umum.

2. Persepsi Ketetapan, persepsi ini memberikan individu rasa stabil dalam dunia yang terus
berubah dan sesuatu yang konstan didalam bermacam variable yang kompleks. Pola ini sebagian
besar berasal dari proses belajar, tetapi setiap situasi itu berbeda, disana ada interaksi antara
kecendrungan-kecendrungan bawaan dan hasil belajar didalam seluruh proses persepsi tersebut.
3. Persepsi konteks, persepsi ini memberikan arti dan nilai untuk stimuli yang sederhana, contoh:
objek, peristiwa, situasi, dan orang orang dimasyrakat. Kultur dan struktur organisasi
memberikan konteks primer dimana manajer dan karyawan mempraktekan kemampuan
persepsinya.

4. Persepsi Pertahanan, persepsi ini sangat erat kaitannya denga persepsi konteks. Persepsi ini
yaitu ketika seseorang mungkin membentuk sebuah pertahanan terhadap stimuli atau peristiwa-
peristiwa dalam konteks permasalahan yang tidak dapat diterima atau mengancam secara pribadi
atau cultural

Persepsi Sosial

yaitu persepsi seseorang terhadap orang lain atau lebih tepatnya bagaimana kita saling mengenali
satu sama lain. Kompleksnya persepsi sosial dapat digambarkan oleh karakteristik pelaku dan
obkek persepsi.

Empat karakteristik pelaku yang sangat mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan orang
lain didalan situasi lingkungan tertentu yaitu :

1. Mengenali orang lain secara lebih tepat dapat lebih mudah dilakukan dengan mengenali diri
sendiri

2. Karakteristik pribadi yang paling menonjol akan mempengaruhi persepsi terhadap orang lain

3. Orang-orang yang mudah menerima dirinya lebih besar kemungkinannya untuk dapat melihat
aspek-aspek yang baik dari orang-orang lain

4. Ketepatan dalam mempersepsikan orang lain bukanlah satu-satunya keterampilan

Tiga karakteristik objek persepsi yang sangat mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan
orang lain didalan situasi lingkungan tertentu yaitu :

1. Status orang yang menjadi objek persepsi akan sangat mempengaruhi persepsi orang lain
terhadapnya

2. Orang yang sedang menjadi objek perepsi biasanya ditempatkan dalam kategori yang dapat
menyederhanakan persepsi, yaitu status dan peranannya dalam masyarakat

3. watak (perilaku yang sama berulang-ulang) adalah hal yang dapat dilihat dari orang yang
menjadi objek persepsi

Empat aplikasi persepsi dalam perusahaan:

1. Rekruitmen pegawai dengan interview

2. Evaluasi prestasi kerja:


3. Usaha karyawan; Penilaian terhadap usaha karyawan harus dilakukan. (lebih banyak karyawan
dipecat karena sikapnya yg burukdan disiplin yg kurang daripada karena kekurang mampuan
bekerja)

4. Kesetiaan karyawan.(karyawan yg melamar pekerjaan ditempat lain dipersepsikan tidak setia


kepada perusahaan).

F. NiILAI,SIKAP,DAN PERILAKU ORGANISASI

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu bangsa atau masyarakat tertentu itu berisikan elemen-elemen
yang “judgmental” seperti segala sesuatu yang dianggap baik,benar,dan dikehendaki oleh
masyarakat setempat.

Nilai yaitu kumpulan perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan, kecenderungan
dalam diri orang, pendapat rasional dan tidak rasional, prasangka dan pola asosiasi yang
menentukan pandangan seseorang tentang dunia.(Gibson, 1985). Nilai dapat digunakan sebagai
suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap. Nilai-nilai juga penting untuk memahami perilaku
manajer yang efektif.

Sikap yaitu pernyataan-pernyataan evaluatif, baik yg menyenangkan maupun yg tidak


menyenangkan atau penilaian–penilaian mengenai obyek, manusia atau peristiwa
(Robbins,1089).

Ada tiga komponen yang berbeda dalam sikap yaitu :

a. komponen kognittif (informasi yang dimiliki seseorang tentang orang lain atau benda atau
tanggapan terhadap persepsi atau pernyataaan tentang keyakinan

b. komponen afektif yang berisikan perasaan seseorang dari objeknya

c. kecenderungan perilaku yang berisikan cara yang direncanakan seseorang untuk bertindak atau
berperilaku terhadap obyeknya.

Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dan berlangsung dengan cara:

a. Pengalaman pribadi. Seseorang akan mempersepsikan karakteristik tertentu atau watak dari
objek tersebut dan beberapa darinya diasimilasikan kedalam sikap tentang objek tersebut.

b. Asosiasi, yaitu ketika seseorang meminindahkan sebagian atau seluruh sikapnya terhadap
objek lama menuju kepada objek baru, asosiasi akan membentuk sikap yang baru.

c. Proses belajar sosial, yaitu pembentukan sikap tertentu terhadap objek-objek yang belum
pernah dialami secara langsung, tetapi dipengaruhi oleh informasi yang diberikan orang lain
yang telah memiliki dan membentuk sikap terhadap obyek tersebut.

Bagian-bagian dari sikap dalam pekerjaan diantaranya yaitu :


a. Keterlibatan tugas dan Kerja : sikap-sikap yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan.
Keterlibatan diperlukan sebagai variable psikologis dari sebuah sikap. Keterlibatan kerja
menunjuk pada keterlibatan atau keterasingan seseorang dengan/dari pekerjaan secara umum.
Tiga komponen keterlibatan tugas dan kerja yaitu : a)derajat dan ketetapan hati untuk
berpartisipasi, b)derajat pertimbangan tentang tugas atau pekerjaan sebagai kepentingan sentral
dalam kehidupan, c)pertimbangan tentang tugas atau pekerjaan sebagai sentral konsep diri.

b. Komitmen organisasi, didefinisikan sebagai orientasi seseorang terhadap organisasi dalam arti
kesetiaan, identifikasi, dan keterlibatan. Komitmen organisai mempunyai hubungan negatif
dengan absen kerja maupun pindah kerja (Pierce & Dunham, 1987)

c. Sikap dan konsistensi. Para ahli berpendapat bahwa manusia itu sebisa-bisanya konsisten
dengan sikap-sikapnya dan konsisten antara sikap dengan perilakunya

d. Teori disonansi kognitif, yaitu adanya ketidaksesuaian antara dua atau lebih sikap seseorang
atau adanya ketidaksesuaian antara perilaku dengan sikapnya (Festinger, cit, Robbins, 1993).
Dengan adanya kenyataan ini sikap manusia tidak selalu konsisten dan perilaku seseorang tidak
dapat diramalkan dari sikapnya. Teori disonansi kognitif ini dapat meramalkan produktivitas
seseorang dalam pekerjaannya, kalau disonansi belum dapat diatasi produktivitas kerja akan
menurun.

Nilai, sikap, dan perilaku organisasi akan mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Faktor-
faktor penting yang kondusif untuk kepuasan kerja adalah pekerjaan yang menantang,
penghargaan yang tidak diskriminatif, suasana kerja yang mendukung, dan teman-teman sekerja
yang membantu.

Dampak Finansial dari Sikap Karyawan dalam Perilaku Organisasi

Prosedur yang dikembangkan Mirvis & Lawler (1977) yaitu prosedur yang dapat mengukur
dampak finansial dari sikap karyawan dalam perilaku organisasi yang dikenal sebagai behavioral
accounting, yang mengestimasikan dampak finansial yang terjadi dan sikap karyawan, dan juga
adanya kemungkinan adnya efek finansial dari perubahan sikap karyawan tersebut.

G. KONSEP MOTIVASI DALAM PERILAKU ORGANISASI

Konsep motivasi banyak dibicarakan orang dalam berbagai aspek kehidupan yang meskipun
mempunyai pengertian dasar yang sama memiliki definisi yang variatif,tergantung pada aspek
kehidupan apa motivasi ini akan diaplikasikan.

Motivasi dalam perilaku organisasi dikenal sebagai kemauan untuk berjuang/ berusaha ke tingkst
yang lebih tiggi untuk mencapai tujuan organisasi, dan untuk memeproleh kepuasan dalam
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan pribadinya (Robbins, 993).

• Teori Klasik tentang Motivasi :


Teori hirarki kebutuhan (Abraham Maslow’s) : bahwa dalam diri setiap orang ada hierarki lima
kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, social, penghargaan, dan aktualisasi diri. Jika
setiap kebutuhan sebelumnya telah terpuaskan secara substansial, maka kebutuhan berikutnya
akan menjadi tuntutan yang dominan – bergerak secara hirarkis.

• Teori X dan Y (Douglas Mc Gregor Theory) : membedakan? sifat dasar manusia menjadi dua :
yang dasarnya negative disebut teori x, yang dasarnya positif disebut teori y.

• Teori Motivasi Higienis (Frederick Herzberg) : Hubungan seseorang dengan pekerjaannya itu
merupakan sesuatu yang mendasar, dan sikap orang tersebut terhadap pekerjaannya dapat
menentukan kesuksesan atau kegagalannya. Menurut teori ini jawaban karyawan di kala baik
sangat berbeda secara signifikan dengan di kala mereka merasa buruk tentang pekerjaannya.
Pernyataan Herzberg yaitu “Lawan dari kepuasan adalah tidak ada kepuasan”, dan “Lawan dari
ketidak puasan adalah tidak ada ketidakpuasan”

• Teori motivasi kontemporer:

1. Teori ERG

Teori ERG merupakan modifikasi teori Maslow (Clayton Alderfer – Yale University) Sebetulnya
ada 3 kelompok kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap keberadaan, saling berhubungan dan
pertumbuhan (“Existence, Relatedness and Growth”). Teori ERG tidak menerima adanya hieraki
yang kaku dimana urutan lebih rendah harus terpuaskan secara substansial lebih dulu sebelum
seseorang dapat meningkatkan kepada kebutuhan berikutnya. Ateori aerg berisikan dimensi
frustasi-regresi

2. Teori kebutuhan Mc.Clelland : teori ini memfokuskan pada 3 jenis kebutuhan yaitu
keberhasilan, kekuatan / kewenangan, dan afiliasi :

Kebutuhan untuk? keberhasilan: Dorongan untuk menjadi yang terbaik, untuk mencapai
keberhasilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan untuk berjuang demi kesuksesan.
Orang-oarang dengan kebutuhan keberhasilan tinggi akan berprestasi terbaik kalau mereka
menganggap bahwa kemungkinan keberhasilan tugasnya sebesar 50%.

Kebutuhan untuk? kekuatan: Kebutuhan untuk membuat orang-orang lain berperilaku dengan
cara-cara yang kita kehendaki, tidak ada/sedikit kemungkinan mereka dapat berperilaku lain atau
dapat disebutkan keinginan untuk memiliki dampak, pengaruh, dan control terhadap orang-orang
lain.Kebutuhan untuk afiliasi : Keinginan untuk memiliki hubungan-hubungan persahabatan atau
hubungan antar manusia secara dekat, atau bisa juga disebut keinginan untuk dapat disukai dan
ditrima oleh orang lain.Penelitian Boyatziz, 1984, bahwa para manajer terbaik biasanya memiliki
kebutuhan tinggi akan kekuatan dan kebutuhan rendah akan afiliasi.

3. Teori Evaluasi Kognitif : pisnipnya yaitu penyediaan/pemberian penghargaan ekstrinsik untuk


perilaku karyawan yang sebelumnya telah memberikan kepuasan intrinsik, cenderung akan
menurunkan level motivasinya secara keseluruhan. Teori ini tidak sepenuhnya benar contohnya
pada pekerjaan yang sangat membosankan, dan pekerjaan tingkat rendah yang sukar memberikan
kepuasan/daya tarik secara intrinsic, penghargaan ekstrinsik kelihatan justru dapat meningkatkan
motivasi intrinsic.

4. Teori Karakteristik Tugas : mengidentifikasikan berbagai karakteristik tugas dari pekerjaan-


pekerjaan, bagaimana karakteristik-karakteritik ini digabungkan untuk menciptakan berbagai
jenis pekerjaan yang berbeda dan hubungan dari karakteristik-karakteristik ini dengan motivasi,
kepuasan dan prestasi kerja karyawan.

Tiga Macam Teori yang Mendukung Teori karakteristik Tugas :

a. Teori Ciri Persyaratan Tugas : Turner & Lawrence, 1965 Menetapkan 6 karakteristik
kompleksitas pekerjaan: variasi, otonomi, tanggungjawab, pengetahuan & ketrampilan, interaksi
sosial yang diperlukan, dan pilihan interaksi social. Semakin tinggi nilai pekerjaan dari
karakteristik makin kompleks suatu pekerjaan

b. Teori Karakteristik Model Pekerjaan (KMP) : Hackman dan Oldham (1976) memyebutkan
bahwa setiap pekerjaan dapat digambarkan dalam lima dimensi tugas inti yaitu : variasi
keterampilan, identitas tugas, kepentingan tugas, otonomi, dan umpan balik. Dari sudut pandang
motivasi model ini menyatakan bahwa penghargaan internal diperoleh dari individu ketika dia
belajar dari hasil kerjanya dengan tanggung jawab pribadi dan ternyata berguna serta bernilai
buat orang lain.

c. Model Proses Informasi Sosial menurut teori ini motivasi dan kepuasan karyawan dapat
dimanipulasi oleh tindakan halus seperti komentar dari teman sekerja/pimpinan. Sebaiknya
manajer memberikan perhatian pada perepsi karyawan terhadap pekerjaannya seperti
karakteristik aktual pekerjaan tersebut.

5. Teori Penetapan Tujuan ini ni dikembangkan oleh Edison Locke yang menyatakan bahwa
tujuan spesifik dan sukar yang diterima seseorang dapat menjurus pada prestasi kerja yang lebih
tinggi danmenggunakan pendekatan kognitif. Kecendrungan seseorang untuk bekerja demi
tercapainya tujuan merupakan sumber motivasi yang besar. Hal yang mempengaruhi hubungan
antara penetapan tujuan dan prestasi kerja yaitu : kesempatan untuk berpartisipasi, komitmen
pada tujuan, dan efektivitas diri.

6. Teori Penguatan. Teori yang menggunakan pendekatan perilaku, yang barargumentasi bahwa
penguatan mengondisikan perilaku. Menurut teori ini perilaku seseorang dipengaruhi lingkungan
dan apa saja yang mengontrol perilaku adalah faktor-faktor penguat yang berupa konsekuensi
apa saja yang mengikuti respons seseorsng yang dapat meningkatakan kemungkinan orang
tersebut untuk mengurangi perilakunya. Teori ini menggabaikan status internal individu berupa
perasaan, sikap, harapan, dan variable, variable kognitif lainnya.

7. Teori Persamaan Teori menyatakan bahwa seorang keryawan akan membandingkan diri
mereka sendiri dengan teman-teman, para tetengga, teman sekerja para sejawat pada intern
maupun organisasi lainnya mengenai input kerja dengan hasilnya (output). Teori persamaan
menunjukkan bahwa pada keryawan, motivasi itu dipengaruhu secara signifikan oleh
pengahargaan relative dan penghargaan absolute.
8. Teori Ekspektansi. Teori ini berasal dari Viktor Vroom 1993 yang mrnyebutkan bahwa
kekuatan dari kecendrungan untuk berperilaku dengan cara tertentu tergantung pada adanya daya
tarik hasil tersebut kepada individu yang bersangkutan.

Tiga variable yang saling berpengaruh pada teori ekspectansi adalah :

1. Attractiveness : Pentingnya daya tarik hasil/penghargaan yang akan diterima seorang


karyawan setelah menyelesaikan tugas/pekerjaannya

2. Performance – reward linkage : Derajat kepercayaan karyawan bahwa prestasi kerja pada
tingkat tertentu akan menuju kepada perolehan hasil yang diinginkan

3. Effort – performance linkage Kemungkinan yang dipersepsikan karyawan bahwa besarnya


usaha yang diperjuangkan akan menuju pencapaian prestasi kerja. Penghargaan pada setiap
karyawan sebaiknya dihubungkan dengan tujuan setiap karyawan.

Prestasi Kerja Karyawan. Prestasi kerja karyawan dapat sejalan dengan mencapai tujuan umum
organisasi. Salah konsep dasar manajemen untuk mencapai tujuan umum organisasi ini dikenal
dengan konsep Manajemen By Objectives (MBO). MBO ialah sebuah program manajemen yang
meliputi berbagai tujuan spesifik, yang ditetapkan secara partisipatif, untuk jangka waktu yang
ditetapkan dengan pemberian umpan balik tentang kemajuan pencapaian tujuan (Robbins, 1993).

Cara untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan salah satunya dengan modifikasi perilaku.
Modifikasi perilaku dikenal denghan sebutan OB Mod, mempresentasikan aplikasi teori
penguatan kepada orang-orang dalam lingkungan kerja. Ada lima langkah model penyelesaian
masalah yang merupakan program khas dalam OB Mod, yatu :

• Identifikasi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan prestasi kerja

• Pengukuran perilaku tersebut Identifikasi berbagai kemungkinan perilaku

• Pengembangan dan Implementasi strategi intervensi,

Evaluasi peningkatan preatasi kerja

Salah satu yang paling banyak didiskusikan dari manajemen partispatif adalah Quality Circle
(QC) yang berupa sebuah kelompok kerja yang terdiiri dari delapan sampai sepuluh karyawan
dan supervisor yang membagi tanggunga jawab bersama. Teori motivasi yang konsisten dengan
manajemen partisipatif adalah teory Y, sedangkan teori x sejalan dengan tipe manajemen yang
lebih tradisional. Sehubungan dengan teori mitivasi higienis, manajemen partisipatif dapat
memberikan motivasi intrinsik pada karyawan dengan jalan peningkatan berbagai kesempatan
untuk menumbuhkan tanggung jawab dan keterlibatan dalam pekerjaan itu sendiri.

Kompensansi berdasarkan prestasi kerja adalah sistem pembayaran karyawan berdasarkan


pengukuran beberapa prestasi kerja. Kompensansi berdasaekan prestasi kerja mungkin paling
sesuai dengan teori ekspektasi. Sebaiknya karyawan perusahaan memiliki persepsi ada hubungan
kuat antara prestasi kerja dengan penghargaan yang mereka terima. Ada keuntungan yang
fleksibel yang sudah mulai banyak dipraktikan di perusahaan –perusahaan besar di Indonesia.
Program ini memberikan kesempatan pada karyawan untuk memilih paket kompensansi yang
paling memuaskan menurut dirinya dalam pemenuhan kebutuhannya sekarang. Hubungan antara
keuntungan yang fleksibel dengan teori ekspektansi ini yaitu menggunakan asumsi bahwa semua
karyawan memiliki kebutuhan yang sama.

Dalam system pembayaran dikenal juga istilah lain yaitu nilai tambah yang sebanding, yaitu “
bayaran sama untuk kerja yang sama” termasuk pekerjaaan yang memiliki nilai yang sebanding.
Nilai tambah yang sebanding merupakan aplikasi langsung dari teori persamaan. Dalam
melaksanakan tugasnya karyawan membutuhkan jadwal kerja alternative, yaitu diantaranya hari
kerja yang diperpendek, waktu yang flesibel, dan pembagian kerja. Jadwal kerja alternative ini
adalamkaitannya dengan teori motivasi dapat merespons kebutuhan yang berbeda dari setiap
angkatan kerja.

Rangkuman 10 hukum tentang motivasi :

1. Kita harus dapat memotivasi diri kita sendiri sebelum dapat memotivasi orang lain

2. Kita harus dihargai bukan disukai supaya dapat memotivasi orang lain

3. Motivasi itu memerlukan tujuan yang jelas

4. Motivasi yang datang dari luar tidak pernah bertahan lama

5. Motivasi itu memerlukan pengakuan

6. Partsipasi itu dapat memotivasi

7. Menyaksikan kemjauan itu motivasional

8. Sebuah tantangan hanya dapat memotivasi bila kita berfikir kita dapat menang

9. Setiap orang berpotensi menjadi bintang

10. Menjadi anggota sebuah kelompok itu memotivasi diri.

.      Pengertian Perilaku

      Perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari
luar subjek tersebut. Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap
lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi
atau perilaku tertentu. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

              Perbedaan-perbedaan Perilaku Individu

Mengapa manusia itu berbeda dalam bertindak diantaranya adalah:

1. Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya.

Setiap manusia memiliki perbedaan dalam berperilaku karena proses penyerapan informasi yang
berbeda dari setiap individu tersebut yang kemudian mempangaruhi perilaku seseorang dalam
bertindak.

2. Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan.

Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang ditemukan oleh para ilmuwan psikologi
seperti, Maslow, Mcleland, McGregor, dll. Kebutuhan manusia menjadi motif secara intrinsik
individu tersebut dalam berperilaku.

3.  Manusia berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam mempengaruhinya.

Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang dibuat oleh individu
dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi diluar dari dirinya dengan kata lain motivasi eksternal
berperan disini. Lingkungan membentuk manusia menjadi lebih baik atau menjadi jahat, ramah,
atau sombong.

4. Faktor Like or Dislike with Something

Percaya atau tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, apabila seseorang
tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang dikatakan atasan hanya
merupakan masukan tidak langsung dilakukan.

 
             Variabel – Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Individu

Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan keterampilan, latar belakang
pribadi dan demografis.

Menurut Gibson  ( 1987 ) : Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan factor utama yang
mempegaruhi perilaku kerja dan kinerja individu . Sedangkan variabel demografis mempunyai
pegaruh yang tidak langsung .

Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi , sikap, kepribadian , belajar , dan
motivasi.

Variabel ini menurut Gibson ( 1987 ) : banyak di pengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,
pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.

                   Teori – Teori yang Mempengaruhi Perilaku

 1.       Teori Kepemimpinan ( Leadership )

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana
seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan
organisasi.Salah satu contoh teori kepemimpinan :

          Teori LPC dari Fielder

Fielder mengembangkan suatu ukuran orientasi pemimpin yang disebut rekan sekerja yang
kurang disukai dan rekan kerja yang disukai ( LPC ).

 Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Rendah


o Dianggap terutama berorientasi pada pekerjaan
o Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Tinggi
 Dianggap terutama berorintasi terhadap hubungan.

Teori Kemungkinannya

 Pemimpin mempunyai hubungan yang baik dengan anggota – anggota kelompok,


sebagaimana dapat diukur dari tingkat penerimaan mereka terhadap pemimpin itu.
 Kekuasaan serta kedudukan pemimpin itu sedemikian tingginya sehingga bermenangu
untuk memberi imbalan ( Reward ) atau menghukum anggotanya.
 Tugasnya memiliki struktur yang baik sehingga ada tujuan yang jelas, beberapa cara
untuk menyelesaikan tugas dan kritera yang jelas mengenai keberhasilan.

 Teori Behaviorisme

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku
organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia
baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana
perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang
memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku
mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini
adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar
yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut
S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan
penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang
menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap
lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme
- Obyek psikologi adalah tingkah laku
- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
- mementingkan pembentukan kebiasaan

 
            Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing
di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan
tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari
menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang
makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar
dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam
belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar. Skinner
berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda teori ini guru
memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga
disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan
perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau
menghilang sesuai keinginan.

Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu,
sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran
orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada psikologi ”mentalistik”.

            Faktor – Faktor  yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

             Faktor Personal :

1. Faktor Biologis

Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor
sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.

1. Faktor Sosiopsikologis

Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.

 Komponen Afektif

merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya
dengan pembicaraan sebelumnya.

 Komponen Kognitif

Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

 Komponen Konatif

Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

 
 

       Faktor Situsional

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut
pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional
ini berupa:

 faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim


 faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
 faktor temporal, misal keadaan emosi
 suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
 teknologi
o faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial
individu
o lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
o stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

 Kesimpulan

 Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari perbedaan itu
pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.

Teori – teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkan
ketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan
cenderung untuk menetap.

Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman
dalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

Faktor Genetik atau Faktor Endogen


Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan
perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu
(endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu dengan yang lainnya.
Tiga kelompok ras terbesar, yaitu:
(1). Ras kulit putih atau ras Kaukasia.
Ciri-ciri fisik : Warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang.
Perilaku yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
(2).Ras kulit hitam atau ras Negroid.
Ciri-ciri fisik : Berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam.
Perilaku yang dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan
upacara ritual.

b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan
sehari-hari, pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas
dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria di sebut maskulin sedangkan
perilaku wanita di sebut feminim.
c. Sifat Fisik
Kalau kita amati perilaku individu berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu
yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
d. Sifat Kepribadian
Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah : “keseluruhan
pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi
yang terus menerus terhadap hidupnya”
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (1997) yang mengutip pendapat William B. Micheel (1960) adalah :
“kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan
mengenal hal tersebut”. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta
bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.

f. Intelegensi
Menurut Terman intelegensi adalah : “kemampuan untuk berfikir abstrak” (Sukardi, 1997).
Sedangkan Ebbieghous mendefenisikan intelegensi adalah : “kemampuan untuk membuat
kombinasi” (Notoatmodjo, 1997). Dari batasan terebut dapat dikatakan bahwa intelegensi sangat
berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen,
yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah.
Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan
bertindak lambat.

FAKTOR-FAKTOR PERSONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA

Ada dua macam psikologi sosial.

1. Psikologi sosial dengan huruf P besar


2. psikologi sosial dengan huruf S besar

Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial. Atau dengan
istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal),dan faktor-faktor
berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam
membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku
manusia.

Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif
yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor
internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan
perilaku manusia. Secara garis besar terdapat dua faktor.

1. Faktor Biologis

Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-
faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan
yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Pentingnya kita
memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua
hal berikut.

1.
1. Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan
manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.
2. diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang
lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif biologis
adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya.

1. Faktor Sosiopsikologis

Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.

1.
1. Komponen Afektif

merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat


kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.

1.
1. Komponen Kognitif

Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.


1.
1. Komponen Konatif

Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

A.      Pengertian Perilaku

      Perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari
luar subjek tersebut. Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap
lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi
atau perilaku tertentu. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

              Perbedaan-perbedaan Perilaku Individu

Mengapa manusia itu berbeda dalam bertindak diantaranya adalah:

1. Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya.

Setiap manusia memiliki perbedaan dalam berperilaku karena proses penyerapan informasi yang
berbeda dari setiap individu tersebut yang kemudian mempangaruhi perilaku seseorang dalam
bertindak.

2. Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan.

Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang ditemukan oleh para ilmuwan psikologi
seperti, Maslow, Mcleland, McGregor, dll. Kebutuhan manusia menjadi motif secara intrinsik
individu tersebut dalam berperilaku.

3.  Manusia berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam mempengaruhinya.

Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang dibuat oleh individu
dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi diluar dari dirinya dengan kata lain motivasi eksternal
berperan disini. Lingkungan membentuk manusia menjadi lebih baik atau menjadi jahat, ramah,
atau sombong.

4. Faktor Like or Dislike with Something

Percaya atau tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, apabila seseorang
tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang dikatakan atasan hanya
merupakan masukan tidak langsung dilakukan.

             Variabel – Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Individu

Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan keterampilan, latar belakang
pribadi dan demografis.

Menurut Gibson  ( 1987 ) : Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan factor utama yang
mempegaruhi perilaku kerja dan kinerja individu . Sedangkan variabel demografis mempunyai
pegaruh yang tidak langsung .

Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi , sikap, kepribadian , belajar , dan
motivasi.

Variabel ini menurut Gibson ( 1987 ) : banyak di pengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,
pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.

                   Teori – Teori yang Mempengaruhi Perilaku

 1.       Teori Kepemimpinan ( Leadership )

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana
seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan
organisasi.Salah satu contoh teori kepemimpinan :

          Teori LPC dari Fielder


Fielder mengembangkan suatu ukuran orientasi pemimpin yang disebut rekan sekerja yang
kurang disukai dan rekan kerja yang disukai ( LPC ).

 Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Rendah


o Dianggap terutama berorientasi pada pekerjaan
o Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Tinggi
 Dianggap terutama berorintasi terhadap hubungan.

Teori Kemungkinannya

 Pemimpin mempunyai hubungan yang baik dengan anggota – anggota kelompok,


sebagaimana dapat diukur dari tingkat penerimaan mereka terhadap pemimpin itu.
 Kekuasaan serta kedudukan pemimpin itu sedemikian tingginya sehingga bermenangu
untuk memberi imbalan ( Reward ) atau menghukum anggotanya.
 Tugasnya memiliki struktur yang baik sehingga ada tujuan yang jelas, beberapa cara
untuk menyelesaikan tugas dan kritera yang jelas mengenai keberhasilan.

 Teori Behaviorisme

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku
organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia
baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana
perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang
memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku
mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini
adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar
yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut
S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan
penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang
menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap
lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme
- Obyek psikologi adalah tingkah laku
- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
- mementingkan pembentukan kebiasaan

 
            Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing
di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan
tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari
menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang
makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar
dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam
belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Skinner (1904-1990)

Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar. Skinner
berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda teori ini guru
memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga
disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan
perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau
menghilang sesuai keinginan.

Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu,
sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran
orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada psikologi ”mentalistik”.

            Faktor – Faktor  yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

             Faktor Personal :

1. Faktor Biologis

Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor
sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.

1. Faktor Sosiopsikologis

Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.

 Komponen Afektif

merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya
dengan pembicaraan sebelumnya.

 Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

 Komponen Konatif

Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

       Faktor Situsional

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut
pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional
ini berupa:

 faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim


 faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
 faktor temporal, misal keadaan emosi
 suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
 teknologi
o faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial
individu
o lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
o stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

 Kesimpulan

 Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari perbedaan itu
pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.

Teori – teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkan
ketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan
cenderung untuk menetap.

Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman
dalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.

Manusia adalah makhluk sosial dimana ia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia
hidup saling berinteraksi dan beketergantungan satu sama lain. Dalam ketergantungan itulah
manusia masuk membentuk suatu organisasi untuk mewujudkan impian dan tujuan-tujuan
mereka dan saling bekerja sama.

Definisi Organisasi

Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani Organon – Alat. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.

Beberapa pengertian organisasi menurut beberapa ahli :

 Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersam.

 James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan


manusia untuk mencapai tujuan bersama.

 Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem


aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

 Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan

Teori-teori organisasi muncul dan berkembang mengikuti perkembangan jaman, berikut ini
perkembangan teori-teori organisasi :

Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi birokrasi, teori
organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses, teori organisasi
kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi
kontingensi.

1. Teori Organisasi Klasik

Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau
teori struktural. Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya : (1) prinsip penetapan tujuan yang
jelas; (2) prinsip kesatuan perintah; (3) prinsip keseimbangan; (4) prinsip pendistribusian
pekerjaan; (5) prinsip rentangan pengawasan; (6) prinsip pelimpahan wawasan; (7) prinsip
departementasi; (8) prinsip penetapan pegawai yang tepat; (9) prinsip koordinasi dan (10) prinsip
pemberian balas jasa yang memuaskan.

2. Teori Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi
harus menjalankan strategi sebagai berikut:

a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus

b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.

c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian
sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.

d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status
sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal

e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas

3. Teori Human Relations

Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori
hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan
hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian
sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah
hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan
dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.

4. Teori Organisasi perilaku

Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota
organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi
mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.

5. Teori Organisasi Proses

Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang
tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis,
selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat
umum (Universal).

6. Teori Organisasi Kepemimpinan

Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai
seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu
bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan
efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis

b. Teori Demokrasi

c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)

d. Teori Patnernalisme

e. Teori Personal atau pribadi.

f. Teori Non-Personal

7. Teori Organisasi Fungsi

Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan organisasi.
Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan
menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau
bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision
making).

8. Teori Pengambilan Keputusan

Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap
tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan
umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan
keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.

9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)

Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik
dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu
yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.

Pada dasarnya Manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Dia harus berinteraksi dengan orang
lain. Mengapa demikian? Karena manusia itu makhluk sosial. Dia secara individual merupakan
bagian dari orang lain. Maka, mau tidak mau kita sebagai manusia harus selalu bersama dengan
orang lain.

Salah satu cara berhubungan dengan orang lain adalah melalui Organisasi. Melalui organisasi,
kita mampu mengolah diri dengan benar, baik secara naluriah maupun fitrah.

Bukti telah banyak di depan mata. Orang-orang yang sukses sebagai pemimpin, pengusaha, atau
status sosial yang mapan lainnya, pasti dulunya mereka pernah mengenyam pahit manisnya
berorganisasi. Mereka banyak makan asam garam dalam organisasi itu. Sebut saja Gus Dur salah
satunya.

Mengapa organisasi demikian penting bagi kita, terutama di zaman yang mendunia (global) saat
ini? Itu tidak lain karena dalam berorganisasi kita akan terasah dan terlatih untuk hidup
berjamaah dengan orang lain, baik suka maupun duka. Di suatu organisasi itulah tercampur
secara alamiah berbagai perilaku dan sifat masing-masing anggota. Ada yang egois, namun ada
pula yang sosial. Ada yang pendiam, tapi ada pula yang cerewetnya minta ampun.

Nah, dalam kebersamaan di organisasi itulah, akan terbentuk secara alami manusia yang
sempurna dalam arti psikologis. Yakni, manusia yang mampu kapan saatnya menempatkan
posisi dirinya sebagai individu dan kapan pula dia harus lebih mementingkan kepentingan
organisasi demi kepentingan bersama pula.

Untuk mencapai nikmatnya manfaat berorganisasi itu memang butuh proses yang panjang dan
lama. Tidak bisa kita hanya berorganisasi dalam beberapa bulan lalu menuntut kematangan
pribadi seperti yang diuraikan tersebut.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara-cara berorganisasi yang baik. Berikut
beberapa cirinya. Pertama, organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan
kuantitasnya. Untuk saat ini, setiap organisasi yang modern pasti menuntut para anggotanya
memiliki KTA (kartu tanda anggota). Maka, tidak dibenarkan istilah ”Romli” atau “rombongan
liar” yang merupakan kumpulan dari ”Talap” alias “anggota gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan
dari “organisasi tanpa bentuk”.

Kedua, organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya dalam
masyarakat. Artinya, jelas di mana alamat kantornya. Tampak pula aktivitas sehari-hari kantor
tersebut dalam menjalankan roda organisasi. Ada pula nama, lambang, dan tujuan organisasi
yang termuat dalam AD (anggaran dasar) dan ART (anggaran rumah tangga).

Demikian pula struktur organisasinya. Masih banyak lagi yang bisa membuktikan keberadaan
organisasi itu di mata masyarakat. Jika identitas tak jelas, maka jangan salahkan masyarakat bila
menaruh curiga terhadap organisasi itu.

Ketiga, organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga jelas
pembagian tugasnya. Masing-masing bagian, divisi, maupun seksi juga aktif memainkan
perannya. Jadi, sangat ganjil dan dipastikan ”sakit parah” jika organisasi itu yang tampak paling
aktif adalah ketuanya sehingga tampak seperti pertunjukan sirkus one man show dalam
manajemen organisasi itu.

Keempat, dalam setiap aktivitas organisasi harus mengacu pada manajemen yang sehat.
Misalnya, ada tiga tahapan dalam menjalankan roda organisasi, yaitu planning (peren-canaan),
action (pelaksanaan), dan evaluation (penilaian). Ketiga tahapan itu selalu dimusyawarahkan dan
melibatkan sebanyak mungkin anggotanya, terutama saat melewati tahap action.

Dalam manajemen itu, yang juga harus mendapat perhatian serius adalah administrasi. Surat
bernomor, kop surat, dan ciri-ciri administrasi lainnya yang lazim ada di sebuah organisasi.

Kelima, organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya. Artinya, organisasi itu
dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat. Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk
mengakar kepada kebutuhan anggota khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.

Jika kelima syarat organisasi sehat itu sudah ada, maka janganlah ragu untuk berkiprah di
organisasi itu. Ikutlah secara aktif di dalam organisasi itu apa pun peran atau tugas yang
diberikan ketua atau atasan langsung Anda. Ingatlah, sekecil apa pun peranan Anda di suatu
organisasi dan Anda berhasil menjalankan amanat itu, berarti Anda memiliki andil dalam
menghidupkan organisasi tersebut. Anda harus bangga bahwa ternyata Anda masih bermanfaat
bagi organisasi. Itu juga berarti Anda bermanfaat bagi orang lain yang ada di organisasi. Kalau
Anda sukses menjalankan tugas yang kecil tadi, pasti pemimpin Anda akan memberikan amanat
yang makin besar dari waktu ke waktu. Bahkan, bukan suatu hal yang mustahil jika nanti Anda
sendirilah yang memimpin organisasi itu. Modal pengalaman memimpin organisasi tadi pasti
akan bermanfaat bagi Anda dalam terjun di organisasi kemasyarakatan yang lebih besar.
Percayalah!

Akhirnya, selamat berhikmat dalam organisasi. Semoga Anda menuai manfaat dari hikmat
berorganisasi itu kelak bila hidup di tengah-tengah masyarakat, baik lingkup desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, negara, bahkan tingkat dunia. Amin.

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi
pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang
juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.

Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan
Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi
menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan
nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga
semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-
kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis)
Pokok pembahasaan

1. pengertian organisasi
2. hubungan organisasai kemahasiswaan
3. tata cara membentuk organisasi kemahasiswaan
4. hubungan organisasi dengan kemahasiswaan
Pengertian organisasi
– Organisasi dalam arti statis
– Organisasi dalam arti dinamis
– Organisasi sebagai sistem kerja sama
– Organisasi sebagai sistem tata hubungan kerja
– Organisasi sebagai proses pembagian tugas

Ciri-ciri organisasi

Ciri-ciri Organisasi Modern


• Organisasi bertambah besar
• Pengolahan data semakin cepat
• Penggunaan staf lebih intensif
• Kecendrungan spesialisasi
• Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi
• Unsur-unsur organisasi lebih lengkap
Unsur-unsur organisasi :
– Manusia (Man)
– Kerjasama
– Tujuan Bersama
– Peralatan (Equipment)
– Lingkungan
– Kekayaan alam
– Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi

Teori organisasi

• Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)


a. Teori Birokrasi
b. Teori Administrasi
c. Manajemen Ilmiah

• Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)


Menekankan pentingnya aspek psikologis & sosial karyawan

• Teori Organisasi Modern


Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan

Hubungan organisasi kemahasiswaan


Organisasi adalah sebagai alat dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Seperti dalam hubungan organisasi kemahasiswaan yang dimana suatu organisasi


kemahasiswaan ini dapat menjadi wadah bagi siapapun yang gemar dalam ikut berpartisipasi
didalam kegiatan kemahasiswaan yang juga dapat menjalin kekerabatan antar seseorang.

Agar tercipta dan terwujud suatu organisasi di dalam kemasiswaan yang mampu mengorganisir
seluruh kegiatan kemahasiswaan yang berani dan bertanggung jawab dan bersifat mendidik
dalam suatu organisasi yang kita dirikan.

Tata cara membentuk organisasi kemahasiswaan


Tata cara dalam membentuk suatu organisai kemahasiswaan adalah dengan partisipasi kita untuk
mengumpulkan orang untuk turut ikut dalam kegiatan yang kita akan lakukan dalam mendirikan
suatu organisasi.

Seperti dalam mendirikan suatu organisasi kemahasiswaan untuk menjalin kerjasama antar
seseorang di dalam suatu organisasi yang akan kita buat.

Contohnya dalam pengesahan untuk mengizinkan mendirikan suatu organisasi dalam


pembangunan universitas yang diberi nama “mapala universitas perjuangan”.

Nama universitas yang akan didirikan pun, harus melalui persetujuan dan kesepakatan bersama
dari berbagai pihak yang meliputi dari beberapa orang yang ikut bergabung dalam suatu
organisasi.

Hubungan organisasi dengan organisasi kemahasiswaan

Hubungan organisasi dengan organisasi kemahasiswaan adalah Organisasi dalam arti statis.
Organisasi dalam arti dinamis Organisasi sebagai sistem kerja sama. Organisasi sebagai sistem
tata hubungan kerja. Organisasi sebagai proses pembagian tugas

Organisasi adalah sebagai alat dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Seperti dalam hubungan organisasi kemahasiswaan yang dimana suatu organisasi


kemahasiswaan ini dapat menjadi wadah bagi siapapun yang gemar dalam ikut berpartisipasi
didalam kegiatan kemahasiswaan yang juga dapat menjalin kekerabatan antar seseorang.

Agar tercipta dan terwujud suatu organisasi di dalam kemasiswaan yang mampu mengorganisir
seluruh kegiatan kemahasiswaan yang berani dan bertanggung jawab dan bersifat mendidik
dalam suatu organisasi yang kita dirikan.
Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
Organisasi
Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokan.
Tata Kerja
Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan
tercapai secara efisien.

Bentuk-bentuk organisasi niaga dan social


Pokok pembahasan

1. Organisasi Niaga
2. Organisasi Social
3. Organisasi regional dan international

Organisasi niaga
Macam-macam Organisasi Niaga
1.Perseroan Terbatas (PT)
2.Perseroan Komanditer (CV)
3.Firma (FA)
4.Koperasi
5.Join Ventura
6.Trus
7.Kontel
8.Holding Company

Organisasi social
(organisasi kemasyarakatan)

Organisasi Sosial
Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat

Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :


a. Jalur Keagamaan
b. Jalur Profesi
c. Jalur Kepemudaan
d. Jalur Kemahasiswaan
e. Jalur Kepartaian & Kekaryaan

Organisasi Regional & International

Organisasi Regional
organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.

Organisasi Internasional
Organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.

Struktur organisasi
Bentuk-bentuk organisasi :
1. Bentuk Organisasi Staff
2. Bentuk Organisasi Lini
3. Bentuk Organisasi Fungsional
4. Bentuk Organisasi Fungsional & Lini
5. Bentuk Organisasi Fungsional & Staff
6. Bentuk Organisasi Lini &Staff

You might also like