Professional Documents
Culture Documents
BLOCK BOOK
Planing Group :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2009/2010
1
1. Identifikasi Mata Kuliah.
MKK 077 : TINDAK PIDANA KHUSUS
Team Pengajar : 1. I Wayan Suardana, S.H., M.H.
2
UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Kekhususan
peraturan perundang-undangan tindak pidana khusus, dari aspek
norma, jelas mengatur hal-hal yang belum diatur dalam KUHP.
Subyek tindak pidana diperluas karena tidak saja meliputi orang
pribadi tetapi juga badan hukum. Sedangkan dalam masalah
pemidanaan, dilihat dari pola perumusan maupun pola ancaman
sanksi, juga dapat menyimpang dari ketentuan KUHP. Sustansi mata
tindak pidana korupsi dan tindak pidana narkotika dan psikotropika,
lebih terfokus pada kebijakan kriminalisasi serta pidana dan
pemidanaan. Sedangkan tindak pidana ekonomi, dengan cakupan
yang demikian luas, maka substansi yang akan disampaikan adalah
UU No. 7 Tahun 1955. Oleh karena itu perkuliahan ini diawali
dengan pemahaman tentang kekhususan peraturan perundang-
undangan tindak pidana khusus serta dasar hukum berlakunya.
Setelah itu, perkuliahan dilanjutkan dengan kebijakan kriminalisasi
serta pidana dan pemidanaan dalam peraturan perundang-undangan
tindak pidana khusus dimaksud (Tindak pidana ekonomi, tindak
pidana narkotika dan psikotropika serta tindak pidana korupsi).
3
1. Pelaksanaan Perkuliahan &
Tutorial :
Perkuliahan dan tutorial dalam Mata Kuliah Kriminologi ini,
masing-masing direncanakan berlangsung sebanyak 6 kali
pertemuan yaitu :
a. Perkuliahan : pertemuan 1, 3, 5,
7, 9 dan 11; dan
b. Tutorial : pertemuan 2, 4, 6, 8,
10, 12
2. Strategi perkuliahan:
Perkuliahan tentang sub-sub pokok bahasan dipaparkan dengan
alat bantu media papan tulis, power point slide, serta peyiapan
bahan bacaan tertentu yang dipandang sulit diakses oleh
mahasiswa. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa sudah
mempersiapkan diri (self study) mencari bahan (materi),
membaca dan memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan
sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book. Tehnik
perkuliahan : pemaparan materi, tanya-jawab dan diskusi (proses
pembelajaran dua arah).
3. Strategi Tutorial:
4
1) Menyetor karya tulis berupa
paper dan/atau tugas-tugas
lain sesuai dengan topik
tutorial 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
2) Mempresentasikan tugas
tutorial dalam bentuk power
point presentation ataupun
slide head projector untuk
tugas tutorial 1, 2, 3, 4, 5,
dan 6.
(UTS + TT)
2 + 2(UAS)
________________ = Nilai Akhir
3
5
A 4 Sangat Baik 8,0 – 10,0 80 – 100
B+ 3,5 Antara sangat baik dengan baik 7,0 – 7,9 70 – 79
B 3 Baik 6,5 – 6,9 65 – 69
C+ 2,5 Antara baik dan cukup 6,0 – 6,4 60 – 64
C 2 Cukup 5,5 – 5,9 55 – 59
D+ 1,5 Kurang 5,0 – 5,4 50 – 54
D 1 Sangat kurang 4,0 – 4,9 40 – 49
E 0 Gagal 0,0 – 3,9 0 – 39
6. Materi/Organisasi Perkuliahan.
1. Pengantar.
a. Kekhususan Peraturan perundang-undangan Tindak Pidana
Khusus.
b. Perkembangan Peraturan perundang-undangan Tindak
Pidana Khusus.
c. Dasar Hukum serta keberlakuan Peraturan Perundang-
undangan Tindak Pidana Khusus.
6
1) Penyelesaian Di luar Acara (Schiking) dalam tindak pidana
penyelundupan.
2) Peradilan Tindak Pidana Ekonomi
7
1) Peraturan Penguasa Militer Nomor. Prt / Perpu / 1957
tentang Pemberantasan Korupsi.
2) Peraturan Penguasa Perang Pusat Angkatan Darat Nomor
Prt / Perpu / 013/1958.
3) Undang-undang Nomor 24/Prp/1960 dan Keputusan
Presiden Nomor 228 Tahun 1967 tentang Tindak Pidana
Korupsi.
4) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
6) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
7. Bahan Bacaan.
Buku-buku :
8
---------2004, Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan
Aspek Internasional , Cetakan I.
Makalah/Artikel
9
Nasution, Bismar 2007. ”Stolen Asset Recovery Initiative dari
Perspektif Hukum Ekonomi di Indonesia” Makalah
Narasumber dalam Seminar Pengkajian Hukum Nasional
(SPHN 2007), Jakarta 28 Nopember 2007.
10
c. Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika :
Jaffe, J.H. 1980, Drug Addiction And Drug Abuse in Goodman, L.S. &
Gilman, A. (Ed), The Pharmacological Basic of Therapeutics,
5th ed., Mc Milan Publ. Co. Inc., New York, 1975, dalam
Jokosuyono, Bahaya Narkotika Dan Bahan Sejenisnya,
Yayasan Kanisius, Cet. I, Yogyakarta.
11
Pertemuan 1 : Perkuliahan 1 (Lectures)
Pengantar.
a. Kekhususan Peraturan perundang-undangan Tindak Pidana
Khusus.
b. Perkembangan Peraturan perundang-undangan Tindak Pidana
Khusus.
c. Dasar Hukum serta keberlakuan Peraturan Perundang-undangan
Tindak Pidana Khusus.
Bahan Bacaan :
Atmasasmita, Romli 2004, Sekitar Masalah Korupsi Aspek
Nasional dan Aspek Internasional , Cetakan I.
Pertemuan 2 : Tutorial 1
Tugas :
Identifikasi peraturan perundang-undangan tindak pidana khusus,
selain UU No 7 Tahun 1955, UU No. 5 Tahun 1997, UU No. 22
Tahun 1997 dan UU No. 20 tahun 2001
Identifikasi dan diskusikan penyimpangan-penyimpangan dalam
peraturan perundang-undangan tindak pidana khusus tersebut
terhadap ketentuan umum Buku I KUHP
Bahan Bacaan :
Atmasasmita, Romli 2004, Sekitar Masalah Korupsi Aspek
Nasional dan Aspek Internasional , Cetakan I.
13
Chazawi, Adami 2003. Hukum Pidana Materiil dan Formil
Korupsi di Indonesia . Malang : Banyumedia Publishing.
14
Pertemuan 3 : Perkuliahan 2 (Lectures)
Bahan Bacaan :
Anwar, Mochammad 1979. Hukum Pidana di Bidang Ekonomi.
Bandung : Alumni
-----------1986. Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku I).
Bandung : Alumni.
15
Fuady, Munir 1999. Hukum Perbankan Modern, Berdasarkan
Undang-undang Tahun 1998, Buku Kesatu, Bandung : Citra
Aditya Bakti.
16
Pertemuan 4 : Tutorial 2
Tugas :
Diskusikan tindak pidana ekonomi
dalam pengertian sempit dan luas ?
17
Diskusikan tentang penyelesaian
tindak pidana ekonomi di luar acara,
serta identifikasi dasar hukumnya !
Bahan Bacaan :
Anwar, Mochammad 1979. Hukum Pidana di Bidang Ekonomi.
Bandung : Alumni
-----------1986. Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku I).
Bandung : Alumni.
18
Pertemuan 5 : Perkuliahan 3 (Lectures)
Bahan Bacaan :
Hamzah, Andi dan RM Surahman 1994. kejahatan Narkotika dan
Psikotropika.
Jaffe, J.H. 1980, Drug Addiction And Drug Abuse in Goodman, L.S. &
Gilman, A. (Ed), The Pharmacological Basic of Therapeutics, 5th
ed., Mc Milan Publ. Co. Inc., New York, 1975, dalam Jokosuyono,
Bahaya Narkotika Dan Bahan Sejenisnya, Yayasan Kanisius, Cet.
I, Yogyakarta.
19
Kaligis, O.C. dan Soedjono Dirdjosisworo, 2006. Narkoba dan
Peradilan di Indonesia, Reformasi Hukum Pidana melalui
Perundang-undangan dan Peradilan. O.C. Kaligis Associates:
Jakarta
Pertemuan 6 : Tutorial 3
20
diberlakukannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika, dengan dikeluarkannya Staatsblad 1949 Nomor 419
tanggal 22 Desember 1949 tentang Sterkwerkendegenees Middelen
Ordonantie atau Ordonansi Obat Keras. Jadi pertama kali psikotropika
tidak diatur tersendiri tetapi disatukan dengan bahan baku obat atau obat
jadi lainnya yang termasuk obat keras (Daftar G).
Sebelum dikeluarkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997
tentang Psikotropika, di era tahun 1985, tepatnya pada tanggal 2 April
1985 keluar Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21
3/Men.Kes/Per/IV/1 985 tentang Obat Keras Tertentu. Peraturan Menteri
Kesehatan tersebut mencabut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
983/A/SK/1971 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
10381/A/SK/1972. Dalam peraturan mengenai obat keras tertentu
tersebut, terdapat obat-obat yang disebutkan dalam Lampiran I antara
lain Etisiklidina, Fenmentraszin, Lisergida (LSD) dan Psilosibin yang
dilarang untuk diimpor, diproduksi, didistribusikan, disimpan dan
dipergunakan. Sedangkan dalam Lampiran II terdapat antara lain
Phenobarbital dan Benzodiazepin serta turunannya yang didalam hal
mengimpor, memproduksi serta mendistribusikan diatur secara ketat,
diawasi serta harus dilaporkan. Kemudian pada tanggal 8 Februari 1993
dikeluarkan lagi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
124/Men.Kes/Per/II/1993 tentang Obat Keras Tertentu yang merupakan
perbaikan serta penambahan Peraturan Menteri Kesehatan RI terdahulu.
Dalam peraturan tersebut juga dilampiri Lampiran I dan II.
Tugas :
Baca dengan baik kalimat di atas,
kemudian diskusikan, tentang
kebijakan pemerintah Indonesia dalam
21
masalah pengaturan narkotika dan
psikotropika. Hubungkan pula dengan
perkembangan konvensi internasional
dalam memberantas penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika.
Bahan Bacaan :
Jaffe, J.H. 1980, Drug Addiction And Drug Abuse in Goodman, L.S. &
Gilman, A. (Ed), The Pharmacological Basic of Therapeutics,
5th ed., Mc Milan Publ. Co. Inc., New York, 1975, dalam
Jokosuyono, Bahaya Narkotika Dan Bahan Sejenisnya,
Yayasan Kanisius, Cet. I, Yogyakarta.
22
Pertemuan 7 : Perkuliahan 4 (Lectures)
Bahan Bacaan :
23
Hamzah, Andi dan RM Surahman 1994. kejahatan Narkotika dan
Psikotropika.
Jaffe, J.H. 1980, Drug Addiction And Drug Abuse in Goodman, L.S. &
Gilman, A. (Ed), The Pharmacological Basic of Therapeutics,
5th ed., Mc Milan Publ. Co. Inc., New York, 1975, dalam
Jokosuyono, Bahaya Narkotika Dan Bahan Sejenisnya,
Yayasan Kanisius, Cet. I, Yogyakarta.
24
Pertemuan 8 : Tutorial 4
25
berasal dari tindak pidana narkotika atau berasal dan keikutsertaan
melakukan tindak pidana itu, untuk tujuan menyembunyikan asal usul
gelap dan kekayaan itu atau untuk tujuan membantu seseorang
menghindari akibat-akibat hukum dari keterlibatannya melakukan tindak
pidana itu, dijadikan/ditetapkan sebagai suatu tindak pidana.
Tugas :
Cermati kebijakan kriminalisasi dalam UU tentang narkotika dan
psikotropika kemudian bandingkan dengan konvensi-konvensi
internasional tentang narkotika dan psikotropika yang telah
diratifikasi oleh pemerintah Indonesia.
Bahan Bacaan :
Hamzah, Andi dan RM Surahman 1994. kejahatan Narkotika dan
Psikotropika.
Jaffe, J.H. 1980, Drug Addiction And Drug Abuse in Goodman, L.S. &
Gilman, A. (Ed), The Pharmacological Basic of Therapeutics,
5th ed., Mc Milan Publ. Co. Inc., New York, 1975, dalam
Jokosuyono, Bahaya Narkotika Dan Bahan Sejenisnya,
Yayasan Kanisius, Cet. I, Yogyakarta.
26
Pertemuan 9 : Perkuliahan 5 (Lectures)
27
6) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
7) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
8) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Bahan Bacaan :
Atmasasmita, Romli 1995, Kapital Selekta Hukum Pidana dan
Kriminologi, Bandung : Mandar Maju.
28
Yunara, Edi 2005, Korupsi dan Pertanggungjawaban Pidana Korupsi
Berikut Studi Kasus, Bandung, Citra Aditya Bakti.
Pertemuan 10 : Tutorial 5
29
b. Sistim yang digunakan dalam proyek pembangunan
lapangan tembak yang berlokasi di Banjar Celuk, Desa Paksebali,
Kec. Dawan, Kab. Klungkung adalah penunjukan langsung, sesuai
dengan Keputusan Bupati Klungkung Nomor . 640/31/2006, tanggal 2
Nopember 2006.
30
cermatan pemeriksaan fisik Direksi/Pengawas lapangan dan
pengelola Kegiatan pembangunan lapangan tembak;
Tugas :
Cermati kasus di atas, kemdian diskusikan,
apakah dalam kasus tersebut telah terjadi tindak pidana korupsi.
Bahan Bacaan :
31
Yunara, Edi 2005, Korupsi dan Pertanggungjawaban Pidana Korupsi
Berikut Studi Kasus, Bandung, Citra Aditya Bakti.
Bahan Bacaan :
Atmasasmita, Romli 1995, Kapital Selekta Hukum Pidana dan
Kriminologi, Bandung : Mandar Maju.
32
---------2004, Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan
Aspek Internasional , Cetakan I.
33
Pertemuan 12 : Tutorial 6
34
penegakan hukum pidana lewat penuntutan (conviction) lewat suatu
proses peradilan pidana (criminal proceedings) semata-mata, melainkan
juga dapat dilaksanakan lewat upaya keperdataan (civil proceeding).
Strategi pencegahan korupsi harus dilihat sebagai upaya strategis di
samping upaya pemberantasan (represif).
Tugas :
Diskusikan, apakah instrument
pendukung/peraturan perundang-undangan di Indonesia telah
memadai dalam rangkaian usaha pengembalian asset Negara
yang diinvestasikan di sentra-sentra finansial negara maju.
Diskusikan pula, kelebihan dan kelemahan upaya
keperdataan (civil proceeding) dalam pengembalian asset negara
yang dikorupsi.
Bahan Bacaan :
Atmasasmita, Romli 1995, Kapital Selekta Hukum Pidana dan
Kriminologi, Bandung : Mandar Maju.
35
Koeswadji, Harmien Hadiati 1994. Korupsi di Indonesia dari
Delik Jabatan Ketindak Pidana Korupsi , Bandung : PT
Citra Aditya Bakti
36