You are on page 1of 4

Teorema Norton

Teorema Norton adalah komplemen dari teorema Thevenin. Jika Thevenin memberikan
analisa dengan pendekatan tegangan ekivalen Thevenin dan impedansi Thevenin, sedangkan
Norton adalah tegangan ekivalen Norton dan impedansi Norton. Rangkaian ekivalen Norton
dari Gambar 1 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Penyederhanaan rangkaian listrik menjadi dua bagian.

Gambar 2. Blok A diganti dengan komponen sumber arus In dan impedansi Zn.

Rangkaian ekivalen Norton terdiri dari sumber arus In dan impedansi Zn.Impedansi Zn adalah
sama besar dengan impedansi Zth sehingga untuk menghitungnya dapat dilihat di teorema
Thevenin.

Sedangkan In dapat dihitung dengan membagi Vth dengan Zth.

Untuk mencari ekivalen impedansi norton dari suatu rangkaian, dapat dilihat di teorema
Thevenin. Karena Zth adalah sama dengan Zn.
Teorema Thevenin

Jika suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan menjadi dua bagian besar, seperti
diperlihatkan pada Gambar 1, dan analisis rangkaian dipusatkan pada besaran arus dan
tegangan, maka rangkaian listrik tersebut dapat diganti dengan rangkaian ekivalen seperti
pada Gambar 2.

Gambar 1. Penyederhanaan rangkaian listrik menjadi dua bagian.

Gambar 2. Blok A diganti dengan komponen sumber tegangan Vth dan impedansi Zth
Dalam Gambar 2, blok rangkaian A diganti dengan rangkaian ekivalen yang terdiri dari Vth dan
Zth, pendekatan ini dikenal sebagai rangkaian ekivalen Thevenin.

Jaringan ekivalen Thevenin hanya berlaku pada terminal keluaran A, serta terdapat
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu blok A tersusun oleh komponen-komponen linier, serta
sumber bebas ataupun tak bebas, sedangkan blok B, dapat terdiri dari komponen yang tidak
linier, serta sumber bebas ataupun tak bebas.

Nilai Zth dihitung dengan cara:


• jaringan B terlebih dahulu di putuskan
• semua sumber bebas pada jaringan A dimatikan (sumber arus dihubung buka
dan sumber tegangan dihubung singkat).
• selanjutnya nilai Zth dihitung dengan mengkombinasikan (hitungan seri dan
paralel tergantung rangkaiannya).
Nilai Vth dihitunh dengan cara:
• jaringan B terlebih dahulu di putuskan
• menghitung Vth (yaitu tegangan keluaran blok A)
Contoh
Suatu rangkaian listrik seperti pada Gambar 3, akan diganti dengan rangkaian ekivalen
thevenin dengan mengganggap komponen kapasitor (-j35 Ω ) sebagai bebannya.

Gambar 3. Rangkaian RLC.

Langkah pertama adalah dengan memisahkan beban (-j35 Ω ) dari rangkaian, seperti terlihat
pada Gambar 4.

Gambar 4. Memisah (hubung buka) beban dari rangkaian.

Langkah kedua adalah mencari nilai impedansi thevenin, dengan cara membuka sumber arus
bebas dan menghubung singkat sumber tegangan bebas, sehingga diperoleh rangkaian
seperti Gambar 5.
Gambar 5. Impedansi ekivalen Thevenin dari rangkaian Gambar 4.

Impedansi ekivalen Thevenin (Zth)dihitung dimulai dari titik 1 yaitu menghitung nilai paralel
j40Ω dan (40-j40) Ω yang hasilnya adalah 40+j40 Ω . Selanjutnya nilai ini diseri dengan -j40
(menjadi 40 Ω ) dan diparalel dengan 40Ω (menjadi 20Ω ). Sehingga impedansi ekivalen
Thevenin adalah 20+j15.

Langkah ketiga adalah menghitung tegangan ekivalen Thevenin (Vth). Tegangan ini (Vth)
adalah tegangan yang tersambung ke beban (dengan terlebih dahulu bebannya dibuka).
Sehingga tegangan ini adalah sama dengan tegangan pada R 40 Ω .

Tegangan pada R 40 Ω ini diperoleh dengan analisa superposisi pada kedua sumber bebas
(tegangan dan arus), yaitu dengan menghitung arus yang melalui R 40 Ω (pengaruh dari
sumber arus (sumber tegangan bebas dihubung singkat) ditambah dengan arus karena
pengaruh sumber tegangan (sumber arus dibuka)). Dengan teorema super posisi ini,
diperoleh tegangan pada R 40 Ω adalah sebesar 120+j120 volt. Sehingga rangkaian ekivalen
Thevenin yang sudah disambung dengan beban adalah seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian pada Gambar 3 dengan ekivalen Theveninnya.

You might also like