Professional Documents
Culture Documents
KEUANGAN LAINNYA
Timotius Teddy, SE,MM
Bank dan Lembaga keuangan lainnya
LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan sesuai
kewenangannya. Simpanan yang dijamin yang berbentuk deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu, juga menjamin simpanan yang ada di bank syariah yang berbentuk giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan
mudharabah dan deposito mudharabah.
Sejak 13 oktober 2008 dan seterusnya, nilai simpanan yang dijamin LPS maksimum 2 milyar per nasabah per bank, yang
mencangkup pokok dan bunga/bagi hasilyang telah menjadi hak nasabah. Jika nasabah memiliki simpanan pada suatu bank lebih
dari 2 milyar, maka LPS hanya akan menjamin pembayaran simpanan nasabah tersebut sampai dengan jumlah 2 milyar,
sedangkan sisanya akan dibayarkan dari hasil likuidasi bank. Jika nasabah memiliki rekening gabungan, maka untuk keperluan
penghitungan simpanan yang dijamin, saldo pada rekening gabungan tersebut dibagi secara prorata dengan pemilik rekening lain.
Jika nasabah penyimpan memiliki kewajiban kepada bank, maka pembayaran klaim penjaminan terhadap nasabah tersebut akan
terlebih dahuludiperhitungkan dengan kewajiabnnya.
Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia wajib menjdai bank peserta penjaminan LPS. Jenis bank tersebut
meliputi bank umum dan BPR, termasuk bank nasional, bank campuran dan bank asing serta bank konvensional dan bank syariah.
Cara pembayaran klaim adalah dengan LPS menetapkan simpanan yang layak bayar, setelah melakukan rekonsiliasi dan verivikasi
atas data simpanan nasabah bank yang dicabut ijin usahanya. Proses penetapan simpanan layak bayar yang harus diselesaikan
dalam waktu 90 hari sejak ijin usaha bank dicabut. LPS mulai membayar simpanan yang layak bayar selambatnya 5 hari kerja
terhitung sejak proses verifikasi dimulai. Jangka waktu pengajuan klaim oleh nasbah adalah 5 tahun sejak izin usaha bank dicabut.
Simpanan yang tidak dibayar adalah data simpanan nasbah yang tidak tercatat pada bank, nasabah penyimpan merupakan pihak
yang diuntungkan secara tidak wajar, atau nasabah itu yang merupakan penyebab keadaan bank menjadi tidak sehat.
Kriteria simpanan yang akan dinyatakan layak dibayar adalah; data simpanan yang tercatat dalam pembukuan bank, bunga
simpanan tidak melebihi tingkat suku bunga penjaminan dan nasabah penyimpan bukan merupakan pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat.
Arsitektur Perbankan Indonesia, sebagai penerapan praktik-praktik perbankan internasional
dalam 25 Prinsip Pokok Basel untuk pengawasan perbankan yang efektif (Basel Core Principles for
Effective Banking Supervision)
• The basel Committee on banking Supervision adalah sebuah komite otoritas pengawas perbankan yang
didirikan oleh gubernur bank sentral dari negara-negara G-10 pada tahaun 1975. Lembaga ini terdiri ari wakil-
wakil senior daro otoritas pengawas perbankan dan bank sentral dari Belgia,Kanada,
Prancis,Jerman,Italia,Jepang, Luksemburg, Belanda,Swedia,Swiss,Inggris,dan Amerika. Lembaga ini biasanya
bertemu diLokasi sekretariat tetap yaitu The Bank for International Settlement dikota Basel-Swiss.
• Komite pengawas Perbankan yang didirikan Gubernur bank sentral negara G-10 telah menyusun 2 jenis
dokumen yaitu: Paket lengkap core principles for effective banking supervision (the basel core principles) dan
compendium (akan diperbaharui secara periodik) terhadap semua rekomendasi,pedoman dan standar yang
telah dikeluarkan oleh basel committe yang sebagian besar saling tekait dengan core principles.
• The basel core principles terdiri dari 25 prinsip dasar yang perlu ada bagi terwujudnya sistem pengawasan
yang efektif, yaitu terdiri dari:
a.prasyarat bagi pengawasan perbankan yang efektif (prinsip ke 1)
b.perizinan dan struktur (prinsip ke 2 hingga ke 5)
c.peraturaan prinsip kehati-hatian (prinsip ke 6 hingga ke 15)
d.metode pengawasan perbankan terus menerus (prinsip ke 6 hingga ke 20)
e.informasi (prinsip ke 21)
f.wewenang formal pengawasan (prinsip ke 22)
g.perbankan lintas negara (prinsip ke 23 hingga ke 25)
API diterapkan oleh BI tahun 2004 sebagai kerangka dasar pengembangan perbankan 5-10 tahun
kedepan. Visi API adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat dan
efesien,;menciptakan kestabilan sistem ekonomi;dan mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional.
• Adanya krisis ekonomi pertengahan tahun 97 sebagai puncak dari serangkaian liberisasi sektor
perbankan sejak tahun 80 (deregulasi perbankan) telah menimbulkan kesadaran bahwa API adalah
kebutuhan mendesak bagi perbankan indonesia dalam rangka memperkuat fundamental industri
perbankan.
• Program API berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan melalui penerapan standar good
corporate governance yang didukung oleh kemampuan operasional yang tinggi; kemampuan tinggi
dalam pengelolaan resiko; ketersediaan infrastruktur pendukung perbankan yang memadai;
keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestik;adanya skim penjaminan kredit yang mencukupi;
dan peningkatan kepercayaan nasabah.
• Tantangan dunia perbankan dalam API :
a. pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah.
b. struktur perbankan yang belum optimal
c. pemenuhan kebutuhan layanan perbankan yang masih kurang
d. pengawasan perbankan yang masih perlu ditingkatkan.
e. kapabilitas perbankan yang masih lemah.
f. profitabilitas dan efisiensi bank yang tidak mampu bertahan.
g. perlindungan nasabah yang masih perlu ditingkatkan.
h. perkembangan teknologi informasi.
Enam pilar API
• Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
• Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada
standar internasional.
• Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko.
• Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi intenal
perbankan nasional.
• Mewujudkan infrastuktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan
yang sehat.
• Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
• Program kegiatan API yaitu program penguatan struktur perbankan nasional, program
peningkatan kualitas pengaturan perbankan,program peningkatan fungsi pengawasan,
program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan, program
pengembangan infrastruktur perbankan, dan program peningkatan perlindungan nasabah.
Bank Indonesia, merupakan bank sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga negara independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya , bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang.
• BI berkedudukan diibukota negara RI, dan dapat mempunyai kantor –kantor didalam dan
diluar wilayah negara RI. Modal BI ditetapkan sejumlah sekurang-kurangya 2 triliun rupiah
dan harus ditambah sehingga menjadi paling banyak 10 % dari seluruh kewajiban moneter,
yang dananya berasal dari cadangan umum yaitu dana yang berasal dari sebagian surplus BI
yang digunakan untuk menghadapi resiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan tugas dan
wewenang BI atau dari hasil revaluasi aset, penambahan modal ini ditetapkan dengan
peraturaan dewan gubernur.
• Tujuan BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dan untuk mencapainya,
BI melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan dan harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian.
• Tugas BI lainnya yaitu mempunyai tanggung jawab dan kegiatan lain dalam kaitannya
dengan pemerintah, hubungan internasional,akuntabilitas dan anggaran.
• BI wajib menolak dan atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak lain
dalam rangka pelaksanaan tugas. Barangsiapa melakukan campur tangan thd pelaksanaan
tugas BI, diancam pidana sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 5 tahun serta denda
sekurang-kurangnya 2 miliar dan paling banyak 5 miliar.
Tugas BI Yaitu: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Pengendalian moneter dengan cara: operasi pasar terbuka dipasar IDR dan VALAS,
penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, pengaturan kredit atau
pembiayaan
Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu
paling lama 90 hari untuk likuiditas.
Dalam hal bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistematik dan
berpotensi mengakibatkan krisis, BI dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang
pendanaannya menjadi beban pemerintah.
Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sisitem nilai tukar yang telah ditetapkan.
Mengelola cadangan devisa, BI melaksanakan berbagai jenis transaksi devisa dan dapat
menerima pinjaman luar negeri.
Meyelenggarakan survei secara berkala bersifat makro/mikro untuk mendukung
pelaksanaan tugas
TUGAS BI : MENGATUR DAN MENGAWASI BANK
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya.
Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.
Ketentuan tersebut berlaku juga bagi pihak terafiliasi.
Pihak terafiliasi adalah
1. Anggota dewan komisaris, pengawas,direksi, atau kuasanya, pejabat atau karyawan
bank.
2. Anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat atau karyawan bank,
khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
3. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank antara lain: akuntan publik,
penilai,konsultan hukum, dan konsultan lainnya.
4. Pihak yang menurut penilaian BI turut mempengaruhi pengelolaan bank antara lain
pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga
direksi, keluarga pengurus.
PENGECUALIAN TERHADAP RAHASIA BANK
1. Kepentingan perpajakan
2. Penyelesaian piutang bank yang diserahkan ke BUPLN/PUPN
( Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang
Negara)
3. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
4. Perkara pidata antara bank dengan nasabahnya
5. Tukar menukar informasi antar bank
6. Atas permintaan, persetujuan,atau kuasa dari nasabah penyimpan
yang dibuat secara tertulis.
7. Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia (ahli waris
yang sah dapat memperoleh keterangan mengenai simpanan
nasabah penyimpan tersebut).
KLASIFIKASI BANK
Menurut kegiatan usaha, sebelum berlaku UU no 7/1992 terdapat bank tabungan,
bank pembangunan, dan bank ekspor impor, setelah UU berlaku hanya terdapat 2
jenis bank yaitu bank umum dan BPR.
Menurut bentuk badan usaha, bank umum dapat berupa PT, KOPERASI,dan
PD(PERUSAHAAN DAERAH), BPR dapat berupa PD, KOPERASI, PT dan bentuk lain
yang ditetapkan dengan peraturaan pemerintah.
Lembaga-lembaga keuangan lain yang ditetapkan sebagai BPR, antara lain: bank
desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai, lumbung pitih nagari, lembaga
perkreditan desa, badan kredit desa, badan kredit kecamatan,kredit usaha rakyat
kecil, lembaga perkreditan kecamatan, dan bank karya produksi desa.
Untuk memperoleh izin usaha, suatu lembaga keuangan wajib memenuhi
persyaratan mengenai susunan organisasi dan permodalan, kepemilikan, keahlian
dibidang perbankan, kelayakan rencana kerja.
KLASIFIKASI BANK
Menurut pendirian dan kepemilikan (UU NO 10/1998 dan SK DIR BI NO 32/33/KEP/DIR tgl 12
mei 99), bank umum didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin BI,SYARATNYA wni
dan atau badan hukum Indonesia, atau WNI dan atau badan hukum Indonesia dengan WNA
atau badan hukum Asing secara kemitraan, modal disetor sekurangnya 3 triliun, pemberian
izin dilakukan dalam 2 tahap yaitu: persetujuan prinsip yaitu persetujuan untuk melakukan
persiapan pendirian bank dan izin usaha yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan
usaha setelah persiapan selesai dilakukan.
Berdasar SK DIREKSI BI NO 32/35/KEP/DIR tgl 12 mei 1999, BPR hatus didirikan oleh WNI
dan badan hukum indonesia, modal disetor BPR yang didirikan di DKI jakarta dan
kabupaten/kotamadya tangerang, bogor, bekasi, dan karawang sekurangnya sebesar 2 miliar,
untuk wilayah ibukota provinsi diluar wilayah jabotabeka adalah 1 miliar dan yang ada diluar
wilayah itu adalah 500 juta.
Menurut target pasar, dibedakan menjadi retail banking (nasabah individual, perusahaan dan
lembaga lain dgn skala kecil, tidak lebih besar dari 20 miliar), corporate banking (nasabah
dengan skala besar berbentuk suatu korporasi, konsekuensinya layanan yang diberikan juga
kepada direksi dan komisaris perusahaan secara individual), retail corporate bank ( fokus
kepada 2 segmen tersebut, dengan mengoptimalkan potensi untuk memperoleh keuntungan)
PENGHIMPUNAN DANA
Sumber penghimpunan dana terdiri dari dana sendiri,
dana dari deposan berupa GIRO(demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito
berjangka (time deposit),
dana pinjaman terdiri dari call money (pinjaman jangka pendek dari bank lain melalui
interbank call money market, biasanya bila terjadi kalah kliring atau adanya penarikan dana
besar-besaran/rush atau kesulitan likuiditas jangka waktunya overnight atau sampai dengan
180 hari),
pinjaman antar bank beda dengan call money, pinjaman ini digunakan untuk kebutuhan
dana yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha) dan kredit likuiditas BI/KLBI,
( KLBI untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan)
sumber dana lain berupa setoran jaminan yang diserahkan nasabah karena memperoleh
fasilitas dari bank seperti L/C, BANK GARANSI, juga dana transfer berupa pemindahan dana
antar rekening yang dilakukan nasabah dan sumber surat berharga pasar uang/SBPU, dan
diskonto BI( penyediaan dana jangka pendek oleh BI dengan cara pembelian promes yang
diterbitkan oleh bank atas dasar diskonto, merupakan upaya terakhir bank dan merupakan
bantuan bank sentral sebagai lender of the last resort.
PENYALURAN DANA
Penggunaan dana dengan memperhatikan pertimbangan resiko dan hasil, jangka waktu
dan likuiditas
Alternatif penggunaan dana berupa:
1. cadangan likuiditas terdiri dari cadangan primer , beruipa kas, saldo pada BI, saldo
pada bank lain dan warkat dalam proses penagihan, cadangan sekunder, terdiri dari
aktiva SBPU, SBI, SUN, dan sertifikat deposito.
2. Penyaluran kredit, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan berdasarkan
persetujuan atay kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu
tertentu.
3. Alokasi investasi, melalui aktiva rate of return yang tinggi, penyertaan modal melalui
lembaga keuangan atau debitor yang kreditnya macet dan sifat penyertaan sementara.
4. Aktiva tetap dan inventaris, tergolong aktiva yang tidak produktif dan resiko cukup
tinggi karena kemungkinan rusak, terbakar atau hilang. Contoh : mobil, komputer,
kantor dan lainnya.
Kredit Bank (kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Asas 5 C, yaitu:
Character, watak calon debitur perlu diteliti oleh analis kredit apakah layak untuk
menerima kredit. Diperoleh dengan mengumpulkan informasi dari referensi
nasabah dan bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan dan ketaatannya
memenuhi pembayaran transaksi.
Capacity, kemampuan calon debitur perlu dianalisis apakah ia mampu memimpin
perusahaan dengan baik dan benar. Jika calon debitor mampu memimpin
perusahaan, ia akan membayar pinjaman sesuai dengan perjanjian dan
perusahaannya tetap berdiri.
Capital, modal dari calon debitor, dianalisis mengenai besar dan struktur modal
yang terlihat dari neraca lajur perusahaan calon debitor. Analisis neraca lajur akan
memberikan gambaran sehat atau tidaknya perusahaan.
Condition of Economic, kondisi perekonomian pada umumnya dan bidang usaha
pemohon kredit pada khususnya.
Colateral, agunan yang diberikan pemohon kredit mutlak harus dianalisis secara
yuridis dan ekonomis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan
bank.
Konsep Analisa Kredit
Asas 7P, yaitu:
Personality, kepribadian yaitu sifat dan perilaku calon debitor (sama dengan
character)
party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi-klasifikasi ayau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, karakter dan loyalitas, dimana nasabah
akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
Purpose, tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitor, apaka untuk kegiatan
konsumtif atau sebagai modal kerja.
Prospect, prospek perusahaan diamasa mendatang, apakah baik atau jelek.
Payment, pembayaran untuk mengetahui bagaimana pembayaran kemb ali kredit
yang diberikan.
Profitability, menganalisis kemampuan nasabah mendapatkan laba. Profitability
diukur per periode apakah konstan atau meningkat dengan adanya pemberian
kredit.
Protection, bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan, dapat
berupa jaminan barang, jaminan orang dan jaminan asuransi.
Konsep Analisa Kredit
Asas 3 R, yaitu:
Return, penilaian atas hasil yang akan diacapai oleh
perusahaan calon debitor setelah memperoleh kredit. Dalam
hal ini hasil yang dicapai perusahaan cukup untuk membayar
pinjaman dan sekaligus membantu perkembangan usaha
calon debitor.
Repayment, memperhitungkan kemampuan ,jadwal dan
jangka waktu pembayaran kredit
Risk bearing ability, memperhitungkan besarnya kemampuan
perusahaan calon debitor untuk menghadapi resiko, apakah
perusahaan calon debitor resikonya besar atau kecil.
Penyelesaian Kredit macet, yaitu kredit yang diklasifikasikan pembayarannya tidak
lancar dilakukan oleh debitor.
Reschedulling, penjadwalan ulang yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut
jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang (grace period) dan
perubahan besarnya angsuran kredit. Debitor yang dapat diberikan fasilitas penjadwalan
ulang adalah nasabah yang menunjukkan itikad baik dan karakter yang jujur serta ada
keinginan untuk membayar (wilingnes to pay) serta menurut bank, usahanya tidak
memerlukan tambahan dana atau likuiditas.
Reconditioning, persyaratan ulang, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat
kredit meliputi perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan
sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan-persyaratan lainnya.
Restructuring, penataan ulang yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut penambahan
dana bank, konversi sebagian/seluruh tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru atau
konversi sebagian /seluruh kredit menjadi penyertaan bank atau mengambil partner lain
untuk menambah penyertaan.
Liquidation, likuidasi yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka
pelaksanaan hutang. Pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap kategori kredit yang menurut
bank benar-benar sudah tidak dapat dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah
sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan.
Sistem kurs : kurs merupakan perbandingan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan mata uang negara asing atau
perbandingan nilai tukar valuta antar negara
Kurs Bank Indonesia (Kurs Standar=kurs pajak) adalah kurs yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia pada Bursa Valas dijakarta.
Kurs jual adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara
asing jika bank yang akan menjualnya atau masyarakat yang akan membelinya.
Kurs beli adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara
asing jika bank yang akan membelinya atau masyarakat yang akan menjualnya.
Sistem kurs mengambang (floating exchange rate), kurs/harga valas dibiarkan bebas dan
dibentuk atas dasar kekuatan pasar (supply & demand). Sistem ini terbentuk pada tahun
1971 setelah penemuan konsep Smith Sonian. Dalam sistem ini walaupun terjadi gejolak
moneter, bank sentral secara relatip tidak melakukan intervensi, berapapun nilai kurs
diserahkan pada kekuatan pasar.
Sistem kur s mengambang terkendali (managed floating exchange rate), sistem kurs yang
ditentukan terlebih dahulu nilai tukar tetapnya terhadap mata uang asing, dan kemudian
dibiarkan mengambang terhadap mata uang asing lainnya. Dalam sistem ini bank sentral
menetapkan nilai kurs terendah & tertinggi dalam suatu rentang (spread), selama nilai kurs
berada diantara nilai terendah dan tertinggi maka nilai kurs diserahkan pada kekuatan pasar
saja
Sistem kurs tetap
Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system), suatu sistem kurs dimana nilai kurs
yang berlaku adalah tetap antara suatu negara terhadap mata uang negara asing.
Sistem ini diciptakan di bretten woods conference tahun 1851 yang mempunyai
kesamaan dengan gold exchange standard yaitu:
Amerika menetapkan nilai USD terhadap emas dan bukan mata uang
lain.
Amerika akan menjual emas dengan harga tetap kepada
pemilik/pemegang resmi dari mata uang USD.
Tiap negara anggota menetapkan nilai tukarnya terhadap emas atau USD
Perubahan harga mata uang negara anggota terhadap USD tidak boleh
melebihi spread(rentang) 1 % dari harga party yang ditetapkan , namun
sepanjang masih dibawah 10% masih dapat dibenarkan, bila diatas 10 %
harus seizin IMF.
Negara-negara anggota menetapkan sendiri suatu nilai tukar terhadap
USD,setelah ditetapkan maka exchange rate harus dipertahankan tetap
kerena bukan emas maka tidak ada mekanisme seperti standar emas.
Devisa adalah pembayaran yang diterima dalam dalam lalu lintas pembayaran internasional (foreign exchange)
yang merupakan suatu mata uang international (USD), menurut UU NO 24 TH 1999 devisa adalah aset dan
kewajiban finansial yang digunakan dalam transaksi nasional, lalau lintas devisa adalah perpindahan aset dan
kewajiban finansial antara penduduk dan bukan penduduk termasuk perpindahan aset dan kewajiban finansial
luar negeri antar penduduk.
Devisa negara,devisa yang dimiliki pemerintah yang ditata-usahakan dalam dana devisa.
Devisa pelengkap, devisa yang dimiliki pihak swasta, tetapi penggunaannya diawasi dan diatur oleh pemerintah, yaitu
sebagian tertentu dari devisa hasil penjualan jasa (dalam valas), dari transfer dan lain-lain yang berlaku saat itu dapat
dimiliki oleh yang menghasilkan.
Devisa ekspor, devisa yang dimiliki swasta tetapi penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah, yaitu sebagian tertentu
dari devisa hasil ekspor barang(Visible goods) yang menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki eksportir
yang bersangkutan sebagai perangsang ekspor.
Devisa umum, devisa yang diperoleh dari hasil ekspor atau penjualan jasa atau dari transfer. Devisa umum berasal dari hasil
ekspor barang harus dijual oleh eksportir bersangkutan kepada BI melalui bank devisa dan akan ditukar dengan rupiah
dengan kurs yang berlaku.
Devisa kredit, valas kredit luar negeri yang dijual oleh BI kepada importir dalam bentuk bonus ekspor. Dengan kata lain
merupakan valas bantuan pinjaman luar negeri (dari negara-negara donor) yang oleh BI ditempatkan dalam call devisa pada
bursa valas. Call devisa umum dan call devisa kredit disingkat call devisa diselenggarakan menurut ketetapan BI (BI sebagai
pemimpin buras valas) pada bursa valas dijakarta. Yang ikut serta dalam call devisa adalah BI, Bank devisa dan pedagang
valas yang telah mendapat izin BI untuk menjadi anggota bursa valas
Cadangan devisa resmi, aktiva luar negeri yang dimiliki pemerintah dan dikelola oleh BI. Sedangkan cadangan devisa
nasional adalah penjumlahan cadangan resmi dengan cadangan devisa yang dimiliki oleh bank devisa.komponen yang
diperhitungkan dalam cadangan devisa resmi dalah cadangan devisa yang tidak menghasilkan (non interest bearing) dan
menghasilkan (interest bearing). Non interset bearing terdiri dari emas moneter, special drawing right(SDR), reserve position
in the fund (RPF), uang kertas asing dan wesel ekspor. Sedangkan interest bearing terdiri atas giro, call account dan surat-
surat berharga.
Special Drawing Right, aktiva cadangan untuk digunakan dalam transaksi pertukaran valuta international sebagai tambahan
atau pengganti cadangan emas dan USD.
Devisa adalah pembayaran yang diterima dalam dalam lalu lintas pembayaran internasional (foreign exchange)
yang merupakan suatu mata uang international (USD), menurut UU NO 24 TH 1999 devisa adalah aset dan
kewajiban finansial yang digunakan dalam transaksi nasional, lalau lintas devisa adalah perpindahan aset dan
kewajiban finansial antara penduduk dan bukan penduduk termasuk perpindahan aset dan kewajiban finansial
luar negeri antar penduduk.
Devisa kredit, valas kredit luar negeri yang dijual oleh BI kepada importir dalam bentuk
bonus ekspor. Dengan kata lain merupakan valas bantuan pinjaman luar negeri (dari
negara-negara donor) yang oleh BI ditempatkan dalam call devisa pada bursa valas. Call
devisa umum dan call devisa kredit disingkat call devisa diselenggarakan menurut
ketetapan BI (BI sebagai pemimpin buras valas) pada bursa valas dijakarta. Yang ikut serta
dalam call devisa adalah BI, Bank devisa dan pedagang valas yang telah mendapat izin BI
untuk menjadi anggota bursa valas
Cadangan devisa resmi, aktiva luar negeri yang dimiliki pemerintah dan dikelola oleh BI.
Sedangkan cadangan devisa nasional adalah penjumlahan cadangan resmi dengan
cadangan devisa yang dimiliki oleh bank devisa.komponen yang diperhitungkan dalam
cadangan devisa resmi dalah cadangan devisa yang tidak menghasilkan (non interest
bearing) dan menghasilkan (interest bearing). Non interset bearing terdiri dari emas
moneter, special drawing right(SDR), reserve position in the fund (RPF), uang kertas asing
dan wesel ekspor. Sedangkan interest bearing terdiri atas giro, call account dan surat-surat
berharga.
Special Drawing Right, aktiva cadangan untuk digunakan dalam transaksi pertukaran valuta
international sebagai tambahan atau pengganti cadangan emas dan USD.
Bank Devisa
• Bank Devisa, bank umum baik bersifat konvensional maupun
berdasarkan prinsip syariah yang dapat memberikan pelayanan lalu
lintas pembayaran dalam dan luar negeri. Bank devisa harus
memperoleh izin dari bank sentral untuk melakukan usaha perbankan
dalam valas, baik transaksi ekspor-impor maupun jasa jasa valas lainnya.
• Tugas dan usaha dari bank devisa antara lain:
• Melayani lalu lintas pembayaran dalan dan luar negeri.
• Melayani pembukaan dan pembayaran L/C
• Melakukan jual beli valas
• Mengirim dan menerima transfer dan inkaso valas
• Membuka atau membayar Traveler Cheque
• Menerima tabungan valas.
Bank Koresponden
Tugas dan usaha bank devisa dapat dilakukan juka memiliki bank koresponden
dinegara yang bersangkutan.
Bank koresponden adalah bank devisa yang ditunjuk oleh bank responden untuk
mewakili dan melaksanakan tugas-tugasnya dinegara yang bersangkutan . Bank
koresponden dibedakan menjadi:
Depository correspondent bank, jika bank responden (remitting bank) membuka
rekening giro pada bank koresponden bersangkutan. Bank pengirim (remitting)
dapat menyalurkan transaksi lalu lintas pembayaran (LLD) melalui depository
correspondent bank atas beban rekening bank pengirim (rekening nostro),
rekening nostro adalah rekening giro suatu responden (remitting) bank pada bank
koresponden, bisanya dibank sentral ibukota negara yang bersangkutan.
Sedangkan rekening vostro adalah rekening giro bank devisa luar negeri yang ada
dibank devisa dalam dalam negeri, biasanya dibank sentral
non depository correspondence adalah jika responden bank tidak membuka
rekening giro pada bank koresponden itu.
ORGANISASI BANK
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya
merupakan alat dan wadah saja (Drs H Malayu S P Hasibuan, 1996:24).
Pengorganisasian dalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-
orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang
yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut. (Drs H Malayu S P Hasibuan, 1996:23)
Organisasi lini dan staf, organisasi yang paling luwes, sumber perintah dan tanggung-jawab
jelas, serta garis perintah dan tanggung jawab melalui jalur vertikal terpendek.
Pendepartemenan hendaknya didasarkan atas proses produksi (aktivitas) agar hubungan
pekerjaan vertikal dan horizontal secara terintegrasi, serta kontrol internal (chek & recheck)
antar bagian berlangsung baik.
Struktur organisasi (organization chart) hendaknya berbentuk segitiga vertikal supaya
pembagian pekerjaan, hubungan pekerjaan, jabatan/posisi karyawan jelas.
Job description setiap karyawan harus ditetapkan secara jelas untuk menghindari terjadinya
tumpang-tindih pekerjaan.
ORGANISASI BANK
Adanya desentralisasi authority (pelimpahan wewenang) kepada para
karyawan agar pelaksanaan pekerjaan dan pelayanan nasabah dapat
ditingkatkan karena birokratisme berkurang.
Penempatan karyawan didasarkan pada the right man on the right place,
sehingga ada keefektifan organisasi.
Rentang kendali setiap bagian harus berdasarkan kemampuan pimpinan
dan volume pekerjaan yang akan dikerjakan. (biasa berkisar 3-9 orang)
Organisasi bank terbagi atas Front Office (bagian organisasi dimana para
karyawan secara langsung melayani nasabah, setiap karyawan diberikan
desentralisasi otoritas terhadap deskripsi pekerjaan untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat, contoh dalam sistem teller) dan Back Offiece
(bagian oragnisasi yang tidak berhubungan langsung dengan nasabah,
seperti pembukuan, audit,urusan SDM, Account Ofiecer .
Merger, konsolidasi, dan Akusisi bank. Dilakukan atas dasar inisiatif bank yang
bersangkutan, permintaan BI, inisiatif badan Khusus yang bersifat sementara dalam
rangka penyehatan perbankan (BPPN).
Merger bank, penggabungan 2 bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan
membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
• Merger horizontal, penggabungan 2 bank atau lebih dengan status yang sama menjadi 1 bank. Contoh: bank umum
A merger dengan bank umum B, menjadai bank umum A dan membubarkan bank umum B.
• Merger vertikal, penggabungan 2 bank atau lebih dengan status yang tidak sama menjadi 1 bank. Contoh: bank
umum x merger dengan BPR Y, menjadi bank umum X dan membubarkan BPR Y.
• Merger konglomerat, penggabungan 2 bank atau lebih yang satu sama lainnya tidak memiliki hubungans secara lini.
Contoh: bank yang merger bukan bank yang berada dalam grup yang sama (secara lini tidak ada hubungannya).
Konsolidasi bank, penggabungan 2 bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank-
bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Misal: bank A konsolidasi dengan bank B dengan menjadi bank C
tanpa melikuidasi bank A dan bank B.
Akuisisi bank, pengambil-alihan kepemilikan suatu bank yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
bank. Pengambil-alihan saham bank bisa secara langsung maupun melalui bursa efek.akibat pengambil-alihan
saham, maka kepemilikan saham oleh pemegang saham menjadi lebih dari 25%dari saham bank yang telah
dikeluarkan dan mempunyai hak suara yang dianggap mengakibatkan beralihnya pengendalian bank.
• Akuisisi horizontal, terjadi pada bank yang statusnya sama. Misal bank umum A membeli lebih dari 50% saham
bank umum B , maka manajemen dan kebijakan bank umum B ditentukan oleh bank umum A.
• Akuisisi vertikal, terjadi pada bank yang statusnya berbeda. Misalnya bank umum x membeli lebih dari 50% saham
BPR Y, maka manajemen dan kebijakan BPR Y ditentukan oleh bank umum X.
KODE ETIK BANKIR INDONESIA
& ETIKA TELLER
Kode Etik Bankir Indonesia, dalam rangka menciptakan praktek-praktek perbankan yang
sehat (Good Corporate Governance), BI berkepentingan menyaring bankir dalam
manajemen puncak untuk melakukan fit and proper test, untuk mencapai sasaran agar
industri perbankan dimiliki oleh pemegang saham pengendali yang memiliki integritas
tinggi untuk pengembangan bank yang sehat, dan meyakinkan perbankan dikelola
pengurus dan pejabat eksekutif yang memiliki integritas tinggi dan kompetensi
memadai sehingga tercipta perbankan yang handal dan terpercaya.
2) Mahasiswa AP-YUKI, Lia mempunyai rekening tabungan BNI cabang senen, menggunakan kartu ATM
biasa (potongan Rp. 5.000/bulan), bunga yang berlaku 9% pa dengan pajak 10 %. Adapun transaksi yang
terjadi adalah:
- Tgl 10 maret setor Rp 2.000.000
- Tgl 15 maret setor Rp 1.000.000
- Tgl 20 maret bayar telepon Rp 200.000
- Tgl 5 april penarikan ATM Rp 1.000.000
- Tgl 18 april mendapatkan hadiah Taplus BNI Rp 2.000.000
- Tgl 25 april beli pulsa Rp 150.000
- Tgl 10 juni belanja di indomaret Rp 200.000
- Tgl 20 juni menerima transfer dari ucok Rp 1.000.000
- Tgl 10 Juli bayar listrik Rp 300.000
Berdasarkan transaksi yang terjadi, buat buku laporan tabungan, dan hitung bunga jika sistem bunga
yang dipakai adalah: sistem bunga harian, sistem bunga rata-rata, sistem bunga terendah, dan sistem
bunga yang mana yang paling menguntungkan.
LATIHAN SOAL
“MENGHITUNG BUNGA”
3) Tangga 6 November Arini menyimpan dana di bank mandiri jakarta dalam bentu deposito
berjangka dengan nilai Rp 100.000.000. jangka waktu 3 bulan, tingkat suku bunga 6 % pa
dan pajaknya 10 % per tahun. Hitung berapa bunga yang diterima setiap bulan?
4) Lena menyimpoan deposito harian (deposito on call) di bank mandiri pada tgl 2 november.
Sebesar Rp 300.000.000. bunga yang berlaku 8 %, jangka waktu 15 hari dan pajak 10 %.
Berapa bunga yang akan diterima?
5) PT Susah Bangkrut memiliki saldo giro pada bank BNI kramat sebesar Rp 75.000.000.
tingkat bunga giro yang berlaku di BNI adalah :
- saldo 0-Rp 5.000.000; tingkat bunga 0 %
- saldo Rp 5.000.000 – Rp 20.000.000; tingkat bunga 4 %
- saldo Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000; tingkat bunga 4,5 %
- saldo Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000; tingkat bunga 5 %
- saldo > Rp 100.000.000; tingkat bunga 5,5 %
hitung berapa jasa giro yang diterima dengan bunga tunggal dan bunga majemuk?
Riba
Riba, secara bahasa berarti tambahan, kelebihan atau pertumbuhan. Maksud dari
tambahan artinya dihitung dari pokok (yang telah ditentukan), yang diambil dari
kreditur atas debitur selaras dengan tempo waktu. Pengembalian tambahan baik
dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil bertentangan
dengan prinsip muamalat.
Komponen riba adalah dipersyaratkan diawal ketika akad biasanya oleh kreditur,
atau dijanjikan dalam akad oleh debitur dan dikaitkan dengan tempo pembayaran
kembali.
Riba diharamkan pada 7 jenis barang yang merupakan barang ribawi yaitu barang
yang dapat ditakar atau ditimbang. 7 jenis barang ini adalah: emas, perak, beras,
gandum, kurma, anggur, garam.
Dampak riba dalam bidang ekonomi adalah berakibat ketergantungan atas bunga,
yang kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin serta menurunkan minat
investasi., dan Dampak riba dalam bidang sosial adalah permusuhan antar pribadi,
menimbulkan mental pemboros/pemalas dan merupakan bentuk
penjajahan/keserakahan.
Jenis-Jenis Riba
Riba terbagi dua yaitu:
1). riba dalam utang-piutang (terdiri dari riba qardh dan riba jahiliyah) dan 2). riba
dalam jual beli (terdiri dari riba fadhl dan riba nas’iah).
Kliring elektronik adalah kliring lokal dalam pelaksanaan penghitungan dan pembuatan bilyet
saldo kliring yang didasarkan pada data keuangan elektronik disertai penyampaian warkat
peserta kepada penyelenggara kliring untuk diteruskan kepada penerima.
Kliring meliputi warkat (cek, BG, Wesel bank, surat bukti penerimaan transfer, nota debet,
dan nota kredit) dan dokumen (bukti penyerahan warkat debet/kredit kliring penyerahan,
kartu batch warkat debet/kredit dan lembar subtitusi); warkat dan dokumen wajib memiliki
MICR (Magnetic Ink Code Recognition)
BI mengembangkan sistem pembayaran melalui BI RTGS, pada november 2000 untuk
penyelesaian transaksi nilai besar dan urgent, menggunakan metode gross settlement
dimana seluruh bank yang beroperasi dijakarta wajib menjadi peserta BI RTGS dan tahap
selanjutnya akan diimplementasikan disemua wilayah kantor BI
BI RTGS, menggunakan metode Gross Settlement, dimana setiap transaksi diperhitungkan
secara individual, dimana apabila saldo rekening giro bank pengirim di BI tidak mencukupi,
maka transaksi akan ditempatkan dalam antrean sistem BI RTGS, transaksi baru akan diproses
(settlement) apabila bank telah mendapatkan transfer dana masuk dari bank atau pihak lain.
Dalam sistem ini intraday gap yang terjadi antara outgoing transaction dengan incoming
transaction, sehingga BI RTGS memerlukan fasilitas likuiditas intrahari yang bersifat fully
secured dimana bank peserta harus menjaminkan sertifikat bank indonesia dan atau obligasi
pemerintah.
Manajemen Resiko
Manajemen resiko, menyangkut kegiatan perbankan untuk mengelola resiko untuk dapat
melakukan langkah-langkah pencegahan atas terjadinya resiko kerugian yang sewaktu-waktu
dapat timbul.
Resiko liquiditas, resiko yang dihadapi bank dalam menyediakan alat-alat liquid untuk dapat
memenuhi kewajiban utang-utangnya dan kewajiban lain serta mampu memenuhi
permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadinya penangguhan.
Resiko pasar, resiko yang dihadapi bank yang mungkin timbul akibat berubahnya kondisi
pasar (tingkat suku bunga, pergerakan harga saham, dan persaingan). Resiko yang muncul
yaitu fluktuasi suku bunga simpanan dan kredit, evaluasi berkala terhadap aktiva produktif,
monitoring perkembangan surat-surat berharga dan evaluasi pengembangan produk.
Resiko kredit, yaitu dalam hal resiko sebagai akibat ketidak-pastian dalam pengembalian
kredit. Resiko yang mungkin timbul, yaitu analisi kredit yang tidak sempurna, monitoring
proyek-proyek yang dibiayai, penilaian dan peninjauan agunan, penyelesaian kredit
bermasalah, penilaian pembelian surat berharga.
Manajemen Resiko
Resiko operasional, dapat timbul jika bank tidak konsisten mengikuti aturan-
aturan yang berlaku. Resiko ini meliputi : organisasi perkreditan, proses
persetujuan dan alokasi pemberian kredit, penerapan PPAP / Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif, wewenang memutus kredit.
Resiko hukum, timbul akibat bank kurang memperhatikan persyaratan-
persyaratan hukum yang memadai dalam rang ka melindungi bank, resiko
berupa: ketaatan hukum pengurus bank, pembuatan akad dan pengikatan
kredit, keabsahan dokumen berharga dan konfirmasi untuk transaksi besar.
Resiko pemilik/pengurus bank, timbul karena sikap, karakter atau
pandangan pemilik/pengurus bank yang selalu berupaya mencari peluang
untuk memanfaatkan bank guna kepentingan pribadi. Resiko dapat berupa:
one man show dalam kepengurusan, pemanfaatan bank untuk kepentingan
pribadi /grup, pemahaman manajemen terhadap resiko yang melekat pada
usaha bank dan pemberdayaan dewan komisaris/dewan pengawas.
DEFINISI ASURANSI (MENURUT UU NO 2 TH 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN, ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN
ADALAH PERJANJIAN ANTARA KEDUA PIHAK ATAU LEBIH DENGAN MANA PIHAK PENANGGUNG MENGIKATKAN DIRI KEPADA
TERTANGGUNG DENGAN MENERIMA PREMI ASURANSI UNTUK MEMBERIKAN PENGGANTIAN KEPADA TERTANGGUNG KARENA
KERUGIAN, KERUSAKAN, ATAU KEHILANGAN KEUNTUNGAN YANG DIHARAPKAN ATAU TANGGUNG JAWAB HUKUM KEPADA PIHAK
KETIGA YANG MUNGKIN AKAN DIDERITA TERTANGGUNG YANG TIMBUL DARI SUATU PERISTIWA YANG TIDAK PASTI ATAU UNTUK
MEMBERIKAN SUATU PEMBAYARAN YANG DIDASARKAN ATAS MENINGGAL ATAU HIDUPNYA SESEORANG YANG
DIPERTANGGUNGKAN)
MANFAAT ASURANSI :
1. Rasa aman & perlindungan, dgn polis asuransi yang dimiliki memberi rasa aman dari
resiko & kerugian yang timbul dimana pihak tertanggung berhak atas nilai kerugian
sebesar nilai polis.
2. Pendistribusian biaya & manfaat yang lebih adil, prinsip keadilan diperhitungkan dgn
matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan, pihak penanggung
memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan nonus sesuai perjanjian
kedua belah pihak.
5. Alat penyebaran resiko, resiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut
dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang
didasarkan atas nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha, investasi dilakukan oleh investor dibebani
dengan resiko kerugian
Resiko dan cara menghindari Resiko
Asuransi kerugian(non life insurance/general insurance), usaha yang memberikan jasa –jasa dalam
penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Asuransi kerugian dibagi menjadi:
Asuransi kebakaran, asuransi yang menutup resiko kebakaran, yaitu sesuatu yang terbakar yang seharusnya
tidak terbakar yang diakibatkan kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dariunsur kesengajaan seperti petir ,
ledakan dan kejatuhan pesawat.
Asuransi pengangkutan(marine insurance), menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.
Asuransi aneka, jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedalam asuransi kebakaran dan asuransi
pengangkutan, jenisnya antara lain: asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang
dalam pengangkutan dan penyimpanan.
Asuransi jiwa (life insurance), jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan resiko yang
dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuaransi jiwa memberikan
dukungan bagi puhak yang selamat dari suatu kecelakaan, santunan bagi tertanggung yang meninggal, bantuan
untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci, dan penghimpunan dana untuk
persiapan pensiun.
Reasuransi, pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi.
Merupakan sistem penyebaran resiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung disebut creding company
dan yang menjadi penanggung adalah reasuradur.
ASURANSI KREDIT
Asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan dan dititik-beratkan pada
asuransi jaminan kredit (bidang asuransi kerugian meliputi asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan laut dan asuransi kendaraan bermotor)
Dalam asuransi kredit, pemerintah mempercayakan kepada PT Asuransi Kredit
Indonesia berkantor pusat dijakarta, dimana tertanggung adalah pemberi
kredit (bank pemerintah dan bank swasta dan lembaga keuangan) dan yang
ditanggung oleh penanggung adalah resiko kredit dimana tidak diperolehnya
kembali kredit kepada para nasabahnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang
diberikan oleh PT ASKRINDO, bank membayar premi atas kredit yang
ditanggung, premi ini menjadi beban bank tetapi dalam praktek ada bank yang
membebankan premi kepada nasabah yang memperoleh kredit.
Asuransi kredit dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang bergerak dan
tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa resiko yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.
Asuransi Syariah, definisi menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong
menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko/bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah . Peserta
asuransi syariah disebut muamman, sedangkan perusahaan asuransi syariah disebut muammin.
• Perbedaan pendapat tentang asuransi syariah disebabkan oleh perbedaan ilmu dan ijtihad,
dimana alasannya antara lain karena transaksi asuransi yang ada sekarang ini belum sesuai
dengan transaksi yang dikenal dalam fiqh islam, yaitu :
1. Pada transaksi asuransi terdapat jahalah (ketidak-tahuan) dan ghoror (ketidak-pastian)
dimana tidak diketahui siapa yang akan mendapatkan keuntungan atau kerugian pada saat
berakhirnya periode asuransi.
2. Didalamnya terdapat riba atau syubhat riba. Hal ini lebih jelas dalam asuransi jiwa, dimana
seseorang yang memberi polis asuransi membayar sejumlah kecil dana/premi dengan
harapan mendapatkan uang yang lebih banyak dimasa yang akan datang, namun bisa juga
tidak mendapatkannya. Jada pada hakekatnya transaksi ini adalah tukar menukar uang dan
dengan adanya tambahan dari uang yang dibayarkan. Maka ini jelas mengandung unsur
riba, baik riba fadl dan riba nasi’ah.
3. Transaski asuransi bisa mengantarkan kedua-belah pihak pada permusuhan dan
perselisihan ketika terjadinya musibah, dimana masing-masing pihak akan berusaha
melimpahkan kerugian kepada pihak lain yang bisa berujung ke pengadilan.
4. Asuransi termasuk jenis perjudian, karena salah satu pihak membayar sedikit harta untuk
mendapatkan harta yang lebih banyak dengan cara untung-untungan atau tanpa pekerjaan.
Jika terjadi kecelakaan, ia b erhak mendapatkan semua harta yang dijanjikan, tapi jika tidak
maka tidak akan mendapatkan apapun.
Pengelolaan dana melalui asuransi syariah diyakini dapat terhindar dari unsur yang diharamkan Islam yaitu riba, gharar
(ketidakjelasan dana) dan maisir (judi). Untuk itu perusahaan asuransi syariah memegang amanah dalam menginvestasikan dana
nasabah sesuai prinsip syariah, yaitu sesuai akadnya, mudharabah yaitu akad kerja-sama dimana peserta menyediakan 100%
modal dan dikelola oleh perusahaan asuransi dengan menetukan kontrak bagi hasil.jika nasabah asuransi syariah mengajukan
klaim, dana klaim berasal dari rekening tabarru (kebajikan) seluruh peserta, berbeda dengan klaim asuransi konvensional yang
berasal dari perusahaan asuransinya, dan dalam syariah tidak mengenal istilah dana hangus seperti dalam asuransi konvensional,
dimana peserta asuransi syariah bisa mendapatkan uangnya kembali meskipun belum datang jatuh tempo, karena konsepnya
adalah titipan(wadiah).
• Perkembangan asuransi syariah diindonesia pada tahun 2003 hanya 11 perusahaan, jumlah
itu meningkat menjadi 38 hingga januari 2008, dengan rincian 2 perusahaan asuransi syariah,
1 asuransi umum, 12 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah dan 3 asuransi syariah
sistem transparan. menurut ketua umum asosiasi syariah indonesia, Muhaimin Iqbal, sudah
ada 3 perusahaan full asuransi syariah , 32 cabang asuransi syariah dan 3 cabang reasuaransi
syariah. Asuransi syariah yang terbesar adalah PT Asuransi takaful keluarga (ATK)
menargetkan pendapatan 20-30 miliar diakhir 2007. Selain itu terdapat juga divisi syariah
pada perusahaan asuransi seperti Allianz life membukukan gross written premium (gwp)
sebesar 31 miliar dengan jumlah polis 3.702 unit hingga agustus 2007. hal sama dibukukan
divisi syariah PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (AJ CAR), yang dimulai dibentuk mei 2007,
berhasil meraih premi 20 miliar, kemudian meningkat menjadi 50 miliar( naik 150%). Divisi
syariah AJB Bumi Putera menargetkan premi 137% menjadi 237% pada 2008.
• Perolehan premi industri asuransi syariah tumbuh sebesar 60-70%. Pada 2006, pertumbuhan
premi sebesar 73% dgn nilai total 475 miliiar, hingga akhir 2007 bisa mencapai 700 miliar. Jika
tahun 2008 tumbuh 50% dapat melebihi 1 triliun. Meskipun pertumbuhannya pesat,
kontribusi terhadap total industri asuransi baru mencapai 1,11% per 2006 dan meningkat ke
1,33 % pada tahun 2007.
LEASING (SEWA GUNA USAHA) (diperkenalkan pada 1974 dengan SK bersama menteri
keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan No Kep
122/MK/IV12/1974 dan No 301 KPB/II74 tgl 7 januari 1974 tentang perizinan usaha
leasing)
LEASING, suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal yang digunakan untuk suatu jangka waktu
tertentu.(financial accounting standar board/FASB 13)
LEASING, suatu perjanjian dimana pemilik aset atau perusahaan sewa guna usaha (lessor) menyediakan
barang atau aset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran
sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.(the international accounting standard/IAS 17)
LEASING, suatu kontrak antara lessor dengan lesseeuntuk penyewaan suatu jenis barang atau aset tertentu
secara langsung , dari pabrik atau agen penjual oleh lessee. Hak kepemilikan barang tersebut tetap berada
pada lessor. Lessee memiliki hak pakai atas barang tersebut dengan membayar sewa dengan jumlah dan
jangka waktu yang telah ditetapkan. (the equipment leasing association/ELA-UK)
Dari segi pandangan hukum, kegiata leasing memiliki ciri:
Perjanjian antara pihak lessor dengan pihak lessee
Berdasarkan perjanjian leasing,dimana lessor mengalihkan hak penggunaan barang kepada pihak lessee
Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang atau aset.
Lessee mengembalikan barang atau aset tersebut kepada lessor pada akhir periode yang ditetapkan lebih
dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut.
Ketentuan minimum modal disetor untuk pendirian perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan
usaha leasing adalah modal disetor atau simpanan wajib dan pokok ditetapkan sebesar Rp 3 miliar untuk
perusahaan swasta nasional, Rp 10 miliar untuk perusahaan patungan indonesia-asing dan Rp 3 miliar untuk
koperasi.
Mekanisme Leasing
Lessor, perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam
bentuk barang modal. Dalam financial lease, lessor bertujuan mendapatkan kembali biaya yang telah
dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan mendapatkan keuntungan, sedang dalam
operating lease, lessor bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang dan pemberian
jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan dan pengoperasian barang modal.
Lesssee, perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayan dalam bentuk barang modal dari lessor.
Dalam financial lease, lessee bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan
cara pembayaran angsuran, sedangkan dalam operating lease, lessee bertujuan dapat memenuhi
kebutuhan peralatan didamping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa resiko bagi lessee
terhadap kerusakan.
Pemasok, perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lessee
dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam financial lease, pemasok langsung menyerahkan
barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan, sedangkan
dalam operating lease, pemasok menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak baik secara tunai maupun berkala.
Bank atau kreditor, dalam perjanjian leasing, pihak bank atau kreditor tidak terlibat secara langsung dalam
kontrak tersebut tetapi bank memegang peranana dalam hal penyediaan dana kepada lessor.
Terdapat asuransi dalam proses leasing ,dalam perjanjian kontrak ditegaskan adanya asuransi yang
biasanya ditanggung oleh lessee, karena lessee merupakan pihak yang mengerti seluk beluk barang modal
yang digunakan dan pihak lessor hanya mendapatkan keuntungan dari selisih antara biaya dana (cost of
fund) dengan tingkat bunga yang ditawarkan kepada lessee.
MANFAAT LEASING
Menghemat modal, terutama dalam menyediakan dana besar untuk barang –barang modal, dana dapat
dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih urgent.
Diversifikasi pembiayaan, merupakan alternatif membiayai usaha selain dari bank.
Persyaratan yang lebih mudah dan fleksibel, dalam hal ini jika dibandingkan dengan kredit bank.
Biaya lebih murah, dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan nilai sekarang (present
value)
Diluar neraca (off balance sheet), tidak perlu mencantumkan transaksi leasing dalam neraca perusahaan,
jumlah yang dibayar perusahaan dibebankan sebagai beban sewa, sehingga hanya berpengaruh terhadap
kinerja laba-rugi, jika dilakukan review kinerja aktiva tetap, maka tampak operasional perusahaan baik.
Menguntungkan arus kas, karena persyaratan pembayaran dimuka yang relatif kecil sangat berpengaruh
pada arus dana,
Proteksi inflasi, berdasarkan tarif suku bunga tetap saat kontrak leasing.
Perlindungan akibat kemajuan teknologi, dalam hal mengalami ketinggalan model atau sistem yang
disebabkan kemajuan teknologi.
Sumber pelunasan kewajiban, dimana pembayaran sewa bersumber dari aktiva yang disewa.
Kapitalisasi biaya, dimana biaya tambahan dari aktiva yang disewa dijadiakan satu dengan biaya modal
berdasarkan lamanya masa leasing.
Resiko keusangan, dalam hal resiko terhadap keusangan terhadap aktiva yang disewa.
Kemudahan penyusunan anggaran, dalam pembayaran sewa berkala yang jumlahnya relatif tetap, akan
memudahkan penyusunan anggaran tahunan lessee.
Pembiayaan proyek skala besar, dalam hal memikul resiko investasi dalam pembiayaan modal, dapat
diatasi melalui leasing dengan jaminan dan kemudahan menguasai aktiva bila terjadi suatu kelalaian.
PEMBAYARAN SEWA GUNA USAHA
Pembayaran dimuka (payment in advance), pembayaran angsuran pertama dilakukan pada saat realisasi,
angsuran ini hanya mengurangi utang pokok karena belum dikenakan bunga.misal kontrak leasing tgl 1 januari
2008, untuk jangka waktu 12 bulan, pembayaran sewa pertama dilakukan juga pada tgl 1 januari 2008.
Pembayaran sewa dibelakang (payment in arrears), pembayaran angsuran dilakukan pada periode berikutnya
setelah realisasi. Angsuran ini mengandung unsur bunga dan cicilan pokok. Misal kontrak leasing pada tgl 1
januari 2008 untuk jangka waktu 12 bulan, pembayaran sewa pertama dilakukan pada tgl 1 februari 2008.
Besarnya pembayaran sewa ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
Nilai barang modal, yaitu total nilai harga barang modal dengan nilai sisa pada akhir masa kontrak.
Simpanan jaminan, dilakukan atas permintaan lessor sebagai security deposit yang besarnya tergantung
kesepakatan antara ke dua belah pihak, semakin besar simpanan jaminan maka semakin sedikit besarnya uang
sewa periodik.
Nilai sisa, yaitu perkiraan yang wajar atas nilai suatu barang modal yang ditransaksikan dalam kontrak lease
pada akhir masa kontrak. Nilai sisa adalah faktor penting untuk dipertimbangkan dalam menetapkan harga dari
setiap jenis sewa guna usaha, dimana nilai sisa dan pembayaran sewa adalah sumber utama pendapatan lessor.
Jangka waktu, dikaitkan dengan jangka waktu kegunaan ekonomis atau manfaat barang modal tersebut.
Tingkat bunga, yang digunakan adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor yang dihitung
berdasarkan besarnya biaya dana ditambah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Pembiayan konsumen , merupakan suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu
perusahaan kepada debitor untuk pembelian barang dan jasa yang akan langsung
dikonsumsi oleh konsumen dan bukan untuk tujuan produksi ataupun distribusi.
Dokumen kelayakan konsumen, merupakan dokumen yang diperlukan oleh perusahaan pembiayaan konsumen untuk
menetukan apakah suatu konsumen layak dibiayai atau tidak. Dokumen ini terdiri dari : identitas konsumen, Anggaran dasar
dan surat izin usaha, bukti penghasilan atau laporan keuangan konsumen (slip gaji, neraca, laba/rugi), laporan survei oleh
petugas pembiayaan konsumen pada tempat tinggal atau usaha, dan dokumen pendukung seperti persetujuan istri/suami,
rekomendasi pihak lain yang dapat dipercaya.
Dokumen perjanjian, yaitu dokumen yang menunjukkan kesepakatan-kesepakatan antara pihak-pihak yang terkait dalam
proses pembiayaan konsumen, dokumen ini antara lain: perjanjian kerja-sama antara pemasok dengan perusahaan
pembiayaan konsumen, perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok, perjanjian pembiayaan antara konsumen
dengan perusahaan pembiayaan konsumen, perjanjian pengikatan bentuk jaminan (fiducia, akta pembebanan hak
tanggungan, notaril)
Dokumen kepemilikan objek pembiayaan, dokumen yang merupakan bukti kepemilikan atas barang yang dibiayai dengan
pembiayaan konsumen. Dokumen berupa BPKB, faktur, sertifikat, bukti penyerahan barang, bukti pemesanan dan lainnya.
Dokumen kepemilikan jaminan, dokumen yang terkait dengan kepemilikan jaminan atas pemenuhan kewajiban calon
debitor. Dokumen antara lain BPKB, sertifikat tan ah, faktur dan lainnya.
Manfaat bagi pemasok adalah meningkatkan penjualan dari daya beli yang lemah dan menguarangi resiko
pembayaran kredit kepada perusahaan pembiayaan konsumen.
Manfaat bagi konsumen adalah pembelian barang secara angsuran, prosedur lebih sedehana, tidak adanya agunan.
Manfaat bagi perusahaan pembiayaan konsumen adalah penerimaan bunga (bunga lebih tinggi dari bank) dan biaya
admninistrasi yang dibayarkan konsumen, analisis terhadap kelayakan konsumen lebih sederhana dan singkat.
Pegadaian, menurut KUHPerdata pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang
atas suatu barang bergerak. Barang bergerak diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan
untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai
izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana
kemasyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam KUHPerdata pasal 1150.
Tugas pokok adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak
dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal (lintah darat dengan sewa dana atau bunga yang sangat
tinggi) yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.
Perumpegadaian dipimpin oleh dewan direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur
pembantu, dengan masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali. Selain itu memiliki dewan pengawas
yang diangkat dan diberhentikan oleh menteri keuangan (menteri keuangan dalam melaksanakan tugas
terkait pegadaian dibantu sebuah direktorat jenderal) yang berfungsi mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha
perum pegadaiaan agar sesuai ketentuan yang berlaku dan merealisasi misi membantu masyarakat dalam
bidang pendanaan atas dasar hukum gadai.
Barang yang dapat digadaikan berdasarkan pertimbangan tempat penyimpanan, keterbatasan SDM, perlunya
meminimalkan resiko serta peraturaan yang berlaku adalah perhiasan (emas, perak, platina, intan mutiara,
dan batu mulia), kendaraan, mobil dan sepeda motor, elektronik, barang rumah tangga mesin-mesin, tekstil
dan barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian.
barang yang tidak dapat digadaikan yaitu binatang ternak (memerlukan tempat penyimpanan khusus), hasil
bumi (mudah busuk dan rusak), barang dagangan dalam jumlah besar, barang cepat rusak dan busuk atau
susut, kendaraan besar, barang seni sulit ditaksir, senjata api, barang milik pemerintah, barang ilegal, barang
yang disewa-belikan.
Pegadaian Syariah, prinsipnya adalah tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,
menetapkan uang sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan
melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
Pegadaian syariah dikenal dengan istilah rahn, dalam pengoperasiannya menggunakan metode fee based
income atau mudharobah (bagi hasil). Karena nasabah dalam mempergunakan marhum bih mempunyai
tujuan yang berbeda, misal konsumsi, membayar sekolah atau tambahan modal kerja, penggunaan bagi
hasil/mudharobah belum tepat pemakaiannya, sehingga digunakan fee based income.
Sebagai pernerima gadai atau disebut mutahim, penggadai akan mendapatkan surat bukti rahn (gadai)
berikut dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syariah dan akad sewa tempat (ijarah).
Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akat tidak diperpanjang, maka penggadai menyetujui
agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat
(ijaroh) merupakan kesepakatan antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk
penyimpanan dan penerima gadai akan mengenai jasa simpan.
Inovasi produk yang diluncurkan adalah program kredit tunda jual komoditas pertanian, yang disebut gadai
gabah. Landasan pemikiran produk ini adalah dalam rangka mengurangi kerugian petani akibat perbedaan
harga jual gabah pada saat panen raya, sehingga membantu petani menjual gabah sesuai dengan harga dasar
yang ditetapkan pemerintah. Dalam produk ini petani dapat menggadaikan gabah pada saat panen karena
jika dijual semua gabah pada musim panen harganya murah, sehingga gabah akan disimpan digudang milik
agen mitra pegadaian, dan pada saat harga gabah normal, petani dapat menebusnya dengan harga yang
sama ketika menggadaikan gabahnya ditambah sewa modal sebesar 3,5 % per bulan. Jika selama batas waktu
4 bulan (masa jatuh tempo kredit) petani tidak menebusnya, gabah akan dilelang oleh perum pegadaian.
Kelebihan harga gabah akan diberikan kepada petani. Gabah yang diterima sebagai jaminan adalah gabah
kering giling.
Anjak Piutang (factoring), badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaki perdagangan dalam atau luar negeri. (berdasarkan kep men keu no
1251/kmk.013/1988, tgl 20 des 1988)
Pihak yang terkait : Perusahaan anjak piutang (factor), yaitu pihak yang
memberikan jasa anjak piutang
Klien (client), pihak yang menerima jasa anjak piutang dan menjual
barang dan jasa secara kredit kepada nasabah.
Nasabah (customer), pihak yang membeli barang dan atau jasa dari
klien dan mempunyai kewajiban berupa utang jangka pendek kepada
klien.
Anjak piutang merupakan perjanjian antara factor dengan klien yang
mewajibkan pihak factor untuk memberikan jasa berupa pembiayaan
atas piutang usaha yang dimiliki oleh klien, dan non pembiayaan berupa
penagihan piutang dan administrasi penjualan; sedangkan pihak klien
berkewajiban menjual atau menjaminkan piutangnya kepada pihak
factor dan memberikan balas jasa finansial kepada factor.
Sejarah Anjak Piutang (Factoring)
• Anjak Piutang dikenal ketika perusahaan-perusahaan manufaktur di Inggris berusaha menjual produknya
ke Amerika, sekitar tahun 1880-an. Pada saat itu amerika merupakan benua baru yang banyak didatangi
oleh orang-orang dari eropa, dimana kedatangan mereka membawa konsekuensi mereka melakukan
kegiatan produksi dan konsumsi didaerah baru, dimana terdapat kendala terbatasnya SDM, Peralatan dan
kapital, sehingga mereka mendatangkan kebutuhan mereka dari daerah asal yaitu Inggris.
• Ketika perusahaan –perusahaan di Imggris akan memasarkan dan menjual produk mereka kepada orang
Amerika, timbul masalah karena mereka tidak saling mengenal, dan resiko tidak terbayar penjualan secara
kredit karena tidak saling kenal dan masalah jarak yang jauh. Kondisi ini mendorong perusahaan di Inggris
untuk menemukan solusi mengenai sistem penjualan yang sesuai, dimana mereka menjembatani atau
sebagai perantara antara pihak penjual di Inggris dengan pihak pembeli di Amerika. Perusahaan sebagai
perantara ini dikenal sebagai agen / factor . Jasa yang ditawarkan oleh factor waktu itu masih berkisar
terutama pada pengurusan dan penagihan piutang saja.
• Usaha factor berkembang ketika perusahaan tekstil Inggris memerlukan jasa penilaian atas kelayakan
kredit dagang kepada pembeli di Amerika. Tugas factor dalam hal ini menentukan kelayakan suatu pembeli
untuk memperoleh fasilitas pembelian dengan cara kredit , juga menentukan tingkat atau kemungkinan
terbayarnya suatu piutang dari penjualan secara kredit. Tugas factor terus berkembang tidak hanya
memberika jasa investigasi kredit tetapi sekaligus membeli faktur-faktur penjualan tekstil dari perusahaan
tekstil, kemudian factor menguangkan atau menagihkan faktur dari pembeli pada saat jatuh tempo.
Jenis dan mekanisme, pada pelaksanaannya jenis anjak piutang yang
diberikan oleh factor dan yang akan diterima oleh klien sangat bergantung
pada formulasi dari perjanjian yang dibuat kedua pihak.
Full service factoring, anjak piutang ini memberikan jasa secara menyeluruh , baik jasa
pembiayaan maupun non pembiayaan.
Bulk factoring, anjak piutang yang memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat
jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti proteksi resiko piutang,
administrasi penjualan dan penagihan.
Maturity factoring, anjak piutang yang memberikan jasa proteksi resiko piutang , administrasi
penjualan secara menyeluruh dan penagihan. Proteksi resiko atass piutang diberikan oleh
factor tanpa melakukan pembiayaan atau pemberian uang muka atas pelunasan piutang.
Pembelian piutang oleh faktor dilakukan pada tanggan tertentu yang biasanya ditentukan
atas dasar rata-rata jangka waktu jatuh tempo dari piutang yang diberikan kepada klien.
Contoh: apabila rata-rata jangka waktu jatuh tempo dari piutang adalah 30 hari, maka factor
pada hari ke 30 atau setiap 30 hari membeli 100% dari faktur-faktur penjulan yang ada. Cara
ini tidak menyebabkan munculnya kewajiban bunga bagi klien, kewajiban klien kepada factor
hanya fee atas jasa proteksi resiko piutang, administrasi penjulan secara menyeluruh dan
penagihan yang diberikan oleh factor.
Invoice discounting, anjak piutang yang hanya memberikan jasa pembiayaan saja sedangkan
jasa non pembiayaan sama sekali tidak diberikan.
Distribusi resiko; pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang,
resiko tidak terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya ditanggung oleh klien sendiri.
Dengan adanya anjak piutang, resiko tidak harus selalu secara penuh ditanggung oleh
klien. Atas dasar distribusi resiko dibedakan menjadi:
With recourse factoring, proses dimana pada tahap awal factor memberikan uang muka
proporsi kepada klien atas piutang/faktur yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo,
apabila nasabah tidak melunasi utang, maka klien berkewajiban mengembalikan sejumlah
uang yang telah diterima dari factor. Dengan demikian resiko tidak terbayar piutang
seluruhnya ditanggung oleh klien dan factor sama sekali tidak menanggung resiko tidak
terbayarnya piutang tersebut.
contoh: PT Maju berproduksi furniture bekerja-sama dengan perusahaan anjak piutang PT
BNI multi finance. Pada tgl 1 mei 2009, PT maju menjula secara kredit pada Bp Budi senilai Rp
10 juta dgn jatuh tempo 1 juli 2009. PT Maju menyerahkan piutang kepada BNI Multi Finance
dan menerima uang muka atau pembiayaan sebesar 80 % dari nilai faktur yaitu Rp 8 juta.
maka kemungkinan I: pada saat jatuh tempo 1 juli 2009, Bp Budi melunasi hutang (Rp 10 juta
ditambah bunga). Pelunasan menjadi hak factor (Rp 8 juta) dan sebagian lagi menjadi hak
klien (Rp 2 juta)
atau
kemungkinan II: pada tanggal 1 juli 2009 Bp Budi menghilang, dan sama sekali tidak
membayar utangnya , akan berdampak PT Maju berkewajiban mengembalikan pembiayaan
sebesar Rp 8 juta kepada factor. Sehingga kerugian ditanggung PT maju (Klien) sebesar Rp 10
juta karena piutang tidak sepenuhnya terbayar, dipihak lain PT BNI Multi finance (factor) tidak
menanggung resiko atau rugi, dalam hal ini resiko ditanggung oleh klien adalah 100%.
Distribusi resiko; pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang,
resiko tidak terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya ditanggung oleh klien sendiri.
Dengan adanya anjak piutang, resiko tidak harus selalu secara penuh ditanggung oleh
klien. Atas dasar distribusi resiko dibedakan menjadi:
Without recourse factoring, proses dimana pada tahap awal factor memberikan uang muka
sejumlah proporsi tertentu kepada klien atas piutang/faktur yang diserahkan. Pada saat
piutang jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak melunasi hutangnya, maka klien tidak
berkewajiban mengembalikan sejumlah uang muka yang telah diterimanya dari factor.
Dengan demikian resiko tidak terbayarnya piutang tidak seluruhnya ditanggung oleh klien.
Klien hanya menanggung resiko sebesar piutang yang tidak dibiayai atau tidak diberi uang
muka oleh factor , sedangkan factor sendiri menanggung resiko sebesar uang muka atau
pembiayaan yang telah diberikan kepada kliennya.
Contoh: dengan kasus yang sama pada PT Maju, maka jika terjadi pelunasan pada saat jatuh
tempo, diselesaikan dengan kemungkinan pertama.
atau
kemungkinan II: jika Bp Budi pada saat jatuh tempo tidak menghilang dan tidak melunasi
hutangnya maka PT Maju tidak berkewajiban mengembalikan pembiayaan sebesar Rp 8 juta
kepada factor. Dengan demikian kerugian yang ditanggung PT Maju (klien) adalah sebesar Rp
10 juta- Rp 8 juta = Rp 2 juta, karena pihak factor telah membiayai sebesar Rp 8 juta dan
kemudian tidak memperoleh pelunasan piutang dari nasabah, maka kerugian yang
ditanggung oleh factor adalah sebesar Rp 8 juta . Secara proporsional factor menanggung
resiko tidak terbayarnya piutang sebesar 80% dan pihak klien menanggung sebesar 20%
Keterlibatan nasabah dalam perjanjian: perjanjian utama dibuat untuk pelaksanaan
kegiatan anjak piutang adalah antara pihak klien dengan pihak factor. Perjanjian dapat
dibuat dengan atau tanpa persetujuan pihak nasabah. Atas dasar ada tidaknya persetujuan
pihak nasabah dalam perjanjian anjak piutang dapat dibedakan:
Disclosed factoring, penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam disclosed factoring adalah dengan sepengetahuan (notifikasi atau
pemberitahuan) pihak nasabah. Mengingat pihak nasabah telah mengetahui
adanya pengalihan piutang kepada factor, maka hak penagihan piutang dapat
dialihkan kepada factor, sehingga pada saat jatuh tempo nasabah dapat melunasi
hutangnya melalui factor. Secara praktis memungkinkan pemberian jasa
penagihan piutang kepada klien oleh factor.
Undisclosed factoring, penyerahan atau penjualan oleh klien kepada factor dalam
undisclosed factoring adalah tanpa sepengetahuan (notifikasi atau
pemberitahuan) pihak nasabah. Mengingat pihak nasabah tidak mengetahui
adanya pengalihan piutang kepada factor, maka hak penagihan piutang tidak
dapat dialihkan kepada factor, sehingga pada saat jatuh tempo nasabah tetap
harus melunasi hutangnya langsung kepada klien. Secara praktis tipe ini tidak
memungkinkan pemberian jasa penagihan piutang kepada klien oleh factor,
kecuali terjadi pelanggaran atau cidera janji yang dilakukan oleh nasabah.
Proses dasar kegiatan anjak piutang (proses dasarnya adalah jenis
pembiayaan) dan Struktur organisasi
Prinsip pembiayaan dalam modal ventura adalah penyertaan, hal ini tidak berarti bentuk formal dari pembiayaannya selalu
penyertaan, tapi bisa berupa obligasi atau pinjaman yang memiliki sifat khusus yaitu mempunyai syarat pengembalian dan balas
jasa yang lebih lunak, syarat itu dapat berupa bagi hasil, pembayaran pinjaman jika perusahaan pasangan usaha mampu atau
memperoleh tingkat keuntungan tertentu, dan juga pinjaman yang dapat dikonversikan menjadi saham atau penyertaan.
Konsep modal ventura muncul diawal tahun 1920-1930, di Amerika saat keluarga-keluarga kaya (Ford, Rockefeller, payson)
membentuk suatu pendanaan untuk menolong usaha individu yang mengalami kesulitan modal dalam kegiatan investasi yang
potensial.
diIndonesia usaha modal ventura muncul pada saat berlakunya paket 20 desember 1988 (pakdes 20,88) yang menempatkan
usaha modal ventura sabagai salah satu kegiatan pembiayaan.
Modal ventura kurang berkembang di Indonesia disebabkan karena
1. modal ventura belum dikenal oleh masyarakat baik perusahaan pasangan usaha maupun pihak yang memiliki kapasitas u/
mengembangkan atau menjadi perusahaan modal ventura.
2. memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap tidak terbayarnya kembali pembiayaan atau penyertaan serta balas jasa modal,
walaupun terdapat rate of return yang lebih tinggi.
3. kesulitan memiliki kesesuaian mengenai karakteristik dan selera antara perusahaan pasangan usaha dan calon perusahaan
modal ventura.
4. kurangnya tenaga profesional dibidang modal ventura dikarenakan kurang berkembangnya usaha jenis ini di Indonesia.
5. alternatif divestasi modal ventura melalui pasar modal kurang dapat diandalkan, karena penyertaan modal dengan skema
modal ventura hanya untuk jangka waktu tertentu, sehingga divestasi untuk menawarkan kepemilikan saham dari perusahaan
pasangan usaha melaui pasar modal.
6. peraturaan perundang-undangan saat ini belum secara lengkap mendukung perkembangan usaha modal ventura di Indonesia.
(saat ini hanya diatur oleh keppres no 61 th 88)
Manfaat bagi perusahaan pasangan usaha, yang utama adalah terpenuhinya
kebutuhan dana untuk modal usaha, karena dalam kenyataan perusahaan pasangan
usaha yang mengajukan permohonan modal ventura biasanyan adalah perusahaan
kecil yang masih pada awal perkembangan kegiatan usaha. (tidak selalu harus
perusahaan kecil, tetapi perusahaan dalam kondisi ini mengajukan modal v entura
karena kesulitan memperoleh dana pinjaman dari bank.)
Kelancaran pendanaan yang berasal dari modal ventura menyebabkan kegiatan usaha
perusahaan pasangan usaha menjadi lancar, sehingga kebutuhan dana investasi, dana
operasional dan non operasional dapat terpenuhi dengan baik.
Peningkatan efesiensi kegiatan usaha, dimana bantuan yang diberikan perusahaan modal
ventura tidak hanya dalam hal pembiayaan saja tetapi memberikan bantuan dalam
mengelola kegiatan usaha perusahaan pasangan usaha baik dari segi keuangan, produksi,
distribusi dan pemasaran. Secara umum dapat juga memberikan bantuan dari segi
manajemen agar tercipta efesiensi kegiatan usaha sehingga mampu meningkatkan
keuntungan.
Peningkatan bankability, yaitu perusahaan yang telah dalam kondisi lebih baik menjadi
realatif mampu untuk berinteraksi dengan bank terutama dalam hal memperoleh bantuan
pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lain. (karena perusahaan yang mengajukan
modal ventura adalah perusahaan kecil yang masih pada awal perkembangan kegiatan usaha,
sehingga dalam kondisi ini tidak cukup mempunyai kemampuan memperoleh pinjaman dari
bank)
Peningkatan kemampuan pengembangan usaha, dimana persyaratan pengembalian
pembiayaan dan balas jasa yang relatif lebih ringan meningkatkan likuiditas perusahaan,
sehingga likuiditas yang baik ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi usaha seperti
peningkatan kapasitas produksi, perluasan daerah pemasaran dan peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM.
Manfaat bagi perusahaan modal ventura, manfaat utama terkait 2 dimensi
yaitu dimensi bisnis dan sosial yaitu perusahaan modal ventura memperoleh
balas jasa atas pembiayaan yang telah dilakukankepada perusahaan pasangan
usaha, dan membantu peningkatan kesejahteraan rakyat melalui
pengembangan usaha yang sedang mengalami kesulitan pembiayaan.
Tujuan dana pensiun bagi pemberi kerja Tujuan dana pensiun bagi karyawan
• Kewajiban moral, dimana perusahaan harus • Rasa aman terhadap masa yang
memberikan rasa aman kepada karyawan
akan datang, dimana karyawan
pada saat mencapai pensiun.
• Loyalitas, dimana jaminan yang diberikan
mengharapkan mendapatkan
untuk karyawan akan memberikan dampak jaminan ekonomis karena
positip pada perusahaan, yaitu kan bekerja penghasilan yang ia terima
lebih baik dengan loyalitas dan dedikasi memasuki masa pensiun. Harapan
tinggi.
ini akan mempengaruhi kinerja saat
• Kompetisi pasar tenaga kerja, dengan adanya
program pensiun sebagai suatu bagian dari
ini pada saat ia masih produktif.
total kompensasi yang diberikan kepada • Kompensasi yang lebih baik,
karyawan diharapkan perusahaan akan karyawan mempunyai tambahan
memiliki daya saing dan nilai lebih dalam kompensasi meskipun baru bisa ia
usaha mendapatkan karyawan yang
berkulitas dan profesional dipasaran tenaga nikmati pada saat mencapai usia
kerja. pensiun atau berhenti bekerja.
Azas pokok dana pensiun yang dianut oleh pemerintah:
Penyelenggaraan dilakukan dengan sistem pendanaan, yaitu dilakukan dengan pemupukan dana sehingga
cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Pemupukan dana berasal dari dari iuran dan hasil
pengembangannya, sehingga pembentukan cadangan pensiun dalam perusahaan untuk membiayai
pembayaran manfaat pensiun tidak diperkenankan (uu no 11/1992).
Pemisahan kekeayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri, yaitu tidak diperkenankan adanya pembentukan
cadangan pensiun dalam pembukuan pendiri perusahaan. Pengelolaan kekayaan dana pensiun dilakukan
dengan mengacu kepada ketentuan dalam undang-undang dana pensiun dan peraturaan pelaksanaannya.
Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun, yaitu setiap pemberi kerja (orang atau badan yang
memperkerjakan karyawan) memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi karyawannya .
Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan tindak lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang
menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya.
Penundaan manfaat, yaitu pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun, hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa penghimpunan dana dalam rangka penyelenggaraan programpensiun
dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta yang telah pensiun.
Pembinaan dan pengawasan, yaitu pengelolaan dan penggunaan kekayaan dana pensiun harus dihindarkan
dari pengaruh kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari
pemupukan dana yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta. Pengawasan dilakukan oleh direktorat
dana pensiun departemen keuangan dan pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan pula melalui
kewajiban para pengelola dana pensiun untuk memberikan informasi kepada pesertanya.
Fungsi program dana pensiun, harus dapat diidentifikasi dengan jelas supaya program
tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Norma program dana pensiun,
merupakan perhitungan manfaat pensiun, uang pertanggungan, nilai tunai serta tata cara
pembayaran
Pensiun normal (normal retriment), adalah usia paling rendah saat karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun
penuh. Usia pensiun normal ditentukan dalam peraturaan dana pensiun.
Pensiun dipercepat (early retriment), adalah ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta
pensiun untuk mempercepat pensiun karena suatu hal. Ketentuan diatur dalam peraturaan
dana pensiun dengan persyaratan khusus yang harus dipenuhi peserta dan memenuhi
persetujuan dari pemberi kerja dan ada halangan yang bersifat tetap seperti karyawan yang
mengalami cacat tetap.
Pensiun ditunda (deferred retriment), ketentuan ini memperkenankan karyawan yang secara
mental dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal, dengan
ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun normal meskipun yang
bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari perusahaan
bersangkutan.
Pensiun cacat, apabila karyawan mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya, berhak memperoleh manfaat pensiun. Biasanya manfaat
pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dengan masa kerjanya diakui
seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat
yang bersangkutan dinyatakan cacat.
Peran dana pensiun berdasar UU NO 11 TH 92, 1. Sejalan dengan hakikat pembangunan nasional, diperlukan penghimpunan dan
pengelolaan dana guna memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, 2. sebagai sarana meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan pembangunan nasional, dan 3.
menambah motivasi dan ketenangan kerja sehingga meningkatkan produktivitas. Kelemahan program pensiun sebelum UU no 11/92,
layanan kesejahteraan pensiun dilakukan Yayasan Dana Pensiun (YDP), disamping itu ada lembaga lain seperti Tabungan dan Asuransi
Sosial Pegawai Negeri (TASPEN) dan JAMSOSTEK
Kartu plastik, memiliki pengertian sebagai alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Lingkup geografis penggunaan
kartu ada yang domestik dan ada juga yang internasional. Kartu dalam lingkup international berarti kartu
tersebut tidak hanya dapat digunakan dalam batas wilayah satu negara saja melainkan dapat juga
dipergunakan diberbagai negara. Atas dasar fungsi dan penggunaan, kartu plastik dibedakan:
Kartu kredit (credit card), alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasan nya
dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu
digunakan sebagai alat pembayaran.
Charge card, alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan
sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasan nya harus
dilakukan oleh pembeli secara sekaligus pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat
pembayaran.
Kartu debit (debit card), alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan (issuer) dan
dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa dengan cara mendebit
atau mengurangi saldo rekening simpanan pemilik kartu (card holder)serta pada saat yang sama
mengkredit saldo rekening penjual(merchant) sebesar nilai transaksi barang dan jasa.
Cash card, alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan
sebagai alat penarikan uang tunai secara manual melalui teller bank atau melalui ATM. Pihak bank dan
pengelola menetapkan batas jumlah penarikan maksimum perhari atau perminggu, untuk mengantisipasi
keterbatasan penyediaan uang tunai dalam ATM, karena kemudahan penarikan tunai dengan ATM tanpa
harus konfirmasi atau berhubungan dengan petugas bank.
Dalam praktek, pihak penerbit atau pengelola kartu plastik cenderung memberikan lebih dari satu
fungsi pada sebuah kartu plastik yang diterbitkan. Contoh: kartu Dinners Club, berfungsi sebagai
charge card dan cash card; kartu plus BNI, digunakan sebagai cash card dan debit card; BCA card
berfungsi sebagai credit card, cash card dan payment card u/ membayar tagihan, serta fungsi
terbaru flash card sebagai pengganti uang tunai atau kartu paspor BCA berfungsi sebagai cash
card, payment card, debit dan tunai BCA.
Pihak-pihak yang terkait penggunaan kartu kredit:
Penerbit (issuer), pihak atau lembaga yang menerbitkan dan mengelola kartu kredit. Lembaga
ini bisa berupa bank atau bukan bank yang bergerak dalam bidang kartu kredit atau
perusahaan non lembaga keuangan.
Pengelola (acquirer), pihak yang mewakili kepentingan penerbit kartu untuk menyalurkan
kartu kredit, melakukan penagihan pada pemilik kartu, melakukan pembayaran kepada pihak
merchant. Hal ini dilakukan karena jangkauan dari penggunaan kartu kredit ini sangat luas
dan penerbit kartu kredit tidak mungkin memiliki kantor cabang disemua tempat, sehingga
memerlukan jasa Acquirer.
Pemilik kartu (card holder), pihak yang menggunakan kartu kredit untuk kegiatan
pembayarannya.persyaratan bagi card holder adalah dengan melihat dari jumlah penghasilan
(melihat dari slip gaji, laporan keuangan usaha, mutasi rekening dan lainnya), kontinuitas
penghasilan ( penghasilan yang tinggi belum tentu menggambarkan kemampuan memenuhi
kewajiban), dan niat baik u/ selalu memenuhi kewajibannya (melihat black list milik bank,
atau BI Checking, pada bank atau BI lembaga lain).
Penjual (merchant), adalah pihak penjual barang dan jasa yang dibeli oleh pemilik kartu
dengan menggunakan kartu kreditnya. Sebelum merchant menerima pembayaran dengan
kartu kredit tertentu, merchant terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerjasama dengan
issuer dan acquirer.
PRODUK PRODUK PASAR MODAL
Reksa dana (mutual fund), adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada
pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Prinsip investasi “don’t
putt your egg in one basket” sangat diperhatikan sehingga melakukan portofolio investasi yaitu investasi yang
menyebar pada sejumlah alat investasi yang diperdagangkan dipasar modal dan pasar uang.
Saham, secara sederhana didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan. wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Saham preferen, yaitu gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa, yaitu disamping memiliki
karakteristik sebagai obligasi (memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi) juga memiliki karakteristik
saham biasa (jika saham mengalami kerugian, maka tidak menerima pembayaran deviden).
Obligasi, surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima
pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi sama
dengan memiliki deposito berjangka.
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran
dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya misalnya obligasi atau saham.
Right issue, merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten, karena merupakan
hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya. Right issue dapat diperdagangkan, pilihan investasi sama
dengan saham tetapi dengan modal yang lebih rendah.