You are on page 1of 6

TUGAS PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN


& Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Hipofisis
Foto Tengkorak (cranium)Φ
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak
dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan
prosedur sangatlah penting.
FotoΦ Tulang (osteo)
Dilakukan untuk melihat tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran tulang
yang bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-
tulang perifer yang bertambah ukurannya kesamping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada,
pendidikan kesehatan diperlukan.
CT Scan OtakΦ
Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus melalui
komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien
dapat diam tidak bergerak selama prosedur.
Pemeriksaan Darah dan UrinΦ
KADAR GROWTH HORMON♣
Nilai normal 10 µg/ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama
kelahiran nilai ini meningkt kadarnya. Specimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc. Persiapan
khusus secara fisik tidak ada.
KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH)♣
Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer
atau sekunder. Dibutuhkan darah kurang lebih 5 cc. Tanpa persiapan khusus.
KADAR ADRENOKARTIKO TROPIK (ACTH)♣
Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah
darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam.
Persiapan
Tidak ada[ pembatasan makanan dan minuman
Bila klien menggunakan obat-obatan[ seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan lebih dahulu
24 jam sebelumnya.
Bila obat-obatan harus diberikan, lampiran jenis obat[ dan dosisnya pada lembaran pengiriman
specimen.
Cegah stres fisik[ dan psikologis

Pelaksanaan
Klien diberi dexametason 4 x[ 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari.
Besok paginya darah vena[ diambil sekitar 5 cc.
Urine ditampung selama 24 jam.[
Kirim[ spesimen (darah dan urin) ke laboratorium.
Hasil
Normal bila ;
[ ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl.
[ 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian dexametason 1 mg/oral tengah malam,
baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari dan urine ditampung selama 5 jam.
Specimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar kortisol darah kurang atau sama
dengan 3 mg/dl dan eksresi 17 OHCS dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
& Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid
Up takeΦ Radioaktif (RAI)
Tujuan pemeriksaan darah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap
iodide.
Persiapan
Klien puasa[ 6-8 jam.
Jelaskan tujuan dan prosedur.[
Pelaksanaan
Klien[ diberikan Radioaktif Iodium (I¹³¹ ) per oral sebanyak 50 microcuri. Dengan alat pengukur
yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur radioaktif yang tertahan.
Juga dapat diukur clearence I¹³¹[ melalui ginjal dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan
diukur kadar radioaktif Iodiumnya.
Banyaknya I¹³¹ yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut
Normal : 10-35 %[
[ Kurang dari : 10 % disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme.
[ Lebih dari : 35 % disebut meninggi dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisisensi Iodium
yang suddah lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme.
T3 dan T4 SerumΦ
Persiapan fisik secara khusus tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena sebanyak
5-10 cc.
Nilai normal pada oang dewasa :
Iodium bebas : 0,1-0,6 mg/dl
T3 : 0,2-0,3 mg/dl
T4 : 6-12 mg/dl
Nilai normal pada bayi/anak :
T3 : 180-240 mg/dl
Up take ResinΦ
Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tak
jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada
hipertiroidisme dan menurun pada hipotiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5
cc. Klien puasa selama 6-8 jam.
Nilai normal :
Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin
Anak : pada umumnya tidak ada.
Protein Bound Iodine (PBI)Φ
Bertujuan mengukur Iodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam
100 ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan
sebelum pemeriksaan 6-8 jam.
Laju MetabolismeΦ Basal (BMR)
Bertujuan unutk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh
dibawah kondisi basal selama beberapa waktu.
Persiapan
Klien puasa selama 12 jam[
Hindari kondisi[ yang menimbulkan kecemasan dan stres.
Klien harus tidur paling[ tidak 8 jam.
Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif.[
[ Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya.
Tidak oleh[ bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan.
Pelaksanaan
[ Segerah setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi.
[ Dihitung dengan rumus ; BMR (0,75 x pulse) + (0,74 x Tek nadi) – 72.
[ Nilai normal BMR : 10 s/d 15 %
Pertimbangkan faktor umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh dengan kebutuhan oksigen jaringan.
Pada klien yang sangat cemas, dapat diberikan fenobarbital yang pengukurannya disebut
Sommolent Metabolisme Rate. Nilai normalnya 8-13% lebih rendah dari BMR.
Scanning TyroidΦ
Dapat digunakan beberapa teknik antara lain :
Radio lodine Scanning. Digunakan unutk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk
dan apakah panas atau dingin (berfungsi atau tidak berfungsi). Nodul panas menyebabkan
hipersekresi jarang bersifat ganas. Sedangkan nodul dingin (20%) adalah ganas.
Up Take lodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan iodium dari plasma. Nilai normal 10
s/d 30% dalam 24 jam.
& Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Paratiroid
Percobaan SulkowitchΦ
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui
aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch.
Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium, plasma diperkirakan antara 5
mg/dl. Endapan sedikit (Fine white cloud) menunjukan kadar kalsium darah normal (6 ml/dl).
Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi.
Persiapan
Urine 24 jam[ ditampung.
Makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut[
Pelaksanaan
Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung)[
Kedalam tabung[ pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya sebagai
kontrol.
Pembacaan hasil secara kwantitatif :
Negatif (-) :[ Tidak terjadi kekeruhan.
Positif (+) : Terjadi kekeruhan yang[ halus.
Positif (++) : Kekeruhan sedang[
Positif (+++) :[ Kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik.
Positif[ (++++) : Kekeruhan hebat, terjadi seketika.
PercobaanΦ Ellwort-Howard
Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon.
Cara pemeriksaan
Klien disuntik dengan parathormon melalui intravena kemudian urine ditampung dan diukur
kadar pospornya. Pada hipoparatiroid, diuresis pospor bisa mencapai 5-6 x nilai normal. Pada
hiperparatiroid , diuresis pospornya tidak banayak berubah.

Percobaan kalsium intravenaΦ


Percobaan ini didasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan
menekan pembentukan parathormon. Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis
berkurag. Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak banyak berubah. Pada
hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis
meningkat.
Φ Pemeriksaan radiologi
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya
kalsifikasi tulang, penipisin dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral
pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa noral atau meningkat. Pada hiper tiroid, tulang
menipis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang.
Pemeriksaan Elektrocardiogram (EKG)Φ
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan
gambaran EKG akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung . Pada
hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q-T yang memanjang, sedangkan hiperparatiroid
interval Q-T mungkin normal.
Φ Pemeriksaan Elektromiogram (EMG)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan
kadar kalsium serum. Persiapan khusus tidak ada.
& Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Pankreas
Pemeriksaan GlukosaΦ
Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah
puasa selama 8-10 jam.
Nilai normal :
Dewasa : 70-110 md/dl
Bayi : 50-80 mg/d
Anak-anak : 60-100 mg/dl
Persiapan
[ Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan.
Jelaskan tujuan[ prosedur pemeriksaan
Pelaksaaan
Spesimen adalah darah vena[ lebih kurang 5 s/d 10 cc.
Gunakan anti koagulasi bila pemeriksan[ tidak dapat dilakukan segera.
Bila klien mendapat pengobatan[ insulin atau oral hipoglikemik untuk sementara tidak
diberikan.
[ Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta obat-obatan sesuai program.

Gula darah 2 jam setelah dimakan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP(post prandial).
Bertujuan untuk menilai kadar gula darah 2 jam setelah makan. Dapat dilakukan secara
bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa artinya setelah pengambilan gula darah puasa,
kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang biasa lalu setelah 2 jam kemudian
dilakukan pengukuran kadar gula darahnya. Atau bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung
pada kondisi klien.
Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu didingat waktu yang tepat untuk
pengambilan spesimen karena hal ini dpat memepengaruhi hasil pemeriksaan bagi klien yang
mendapat obat-obatan sementara dihentikan sampai pengambilan spesimen dilakukan.
& Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Adrenal
PemeriksaaanΦ Hemokonsentrasi darah
Nilai normal :
Dewasa wanita : 37-47 %
Dewasa pria : 45 -54 %
Anak-anak : 31-43 %
Bayi : 30-40 %
Neonatal : 44-62 %
Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer seperti ujung
dari atau melalui fungsi intravena. Bubuhi antikoagulan kedalam darah untuk mencegah
pembekuan.
Pemeriksaan Elektrolit serum ( Na,k,Cl) dengan
Nilai normal
Natrium : 310-335 mg (13,6-14 meq/liter)
Kalium : 14-20 mg% (3,5-5,0 meq/liter)
Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq/liter)
Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya terjadi pada
hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik secara
khusus.
Percobaan Vanil MandelicΦ Acid (VMA)
Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine dalam 24 jam. Nilai
normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.
Stimulasi TestΦ
Dimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal. Dapat dilakukan terhadap
kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemberian sodium.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, arthur. C. 1996. Buku ajar fisiologi kedokteran. Cet. 4, ed. 7. Jakarta : EGC.
Hartanto, huriawati,2005. Kamus saku mosby kedokteran, keperawatan, kesehatan. Jakarta :
EGC
http : //www. Harun yahya.com/indo/buku/hormon/images_hormon/80.jpg
Rumahorbo, hotma. 2005. Askep klien dengan gangguan sistem endokrin. Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mehasiswa perawat. Jakarta : EGC
Muslimahwaty , Minggu, 04 Juli 2010,rabu,23 maret
2011//muslimahwatyyahoocoid.blogspot.com/.../tugas-
pengkajian-diagnostik-sistem.html - Tembolok

Anatomi dan fisiologi dan pengkajian sistem endokrin

Perbedaan endrokrin dan eksokrin

A. Endokrin

Merupakan suatu proses kelompok sel yang menyekresi kedalam


sirkulasi darah atau limfe suatu zat ( misalnya: hormone) yangf
mempunyai efek spesifik pada jaringan dalam tubuh lainya

(kamus saku mosby)

B.EKSOKRIN :

Suatu prosess penyekresi keluar melalui duktus ke permukaan


suatu organ jaringan atau ke pembuluh darah.

(kamus saku mosby)

Pengertian dan funsi hormon

Kata hormon bersal dari bahasa yunani”hormon”,yang artinya


membuat gerakan atau membnagkitkan .hormon mengatur
bernbagai proses yang mengatur kehidupan,hormon merupakan
bahan kimia yang di sekresikan kedaklam cairan tubuh oleh satu sel
sekelompok sel dan dpt mempengaruhi pengaturan fisiologi sel’ lain.

Adapun fungsi hormon :

You might also like