You are on page 1of 30

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

SERTIFIKASI GURU

Direktorat Profesi Pendidik


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
2007

i
Sertifikasi Guru
KATA PENGANTAR

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan


kualitas manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab terus dilakukan.
Guru sebagai tenaga profesional dan pelaksana pembelajaran di
sekolah mempunyai peran strategis dalam pembangunan bangsa.
Peran guru tersebut salah satunya berhubungan dengan
profesionalitas dalam menguasai materi ajar, mengelola kegiatan
pembelajaran, memahami latar belakang psikologis siswa, dan
mampu meningkatkan diri.

Terkait dengan guru sebagai tenaga profesional, sertifikat


pendidik merupakan bukti pengakuan guru sebagai tenaga
profesional. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan sebagai guru profesional melalui sertifikasi.

Agar pelaksanaan sertifikasi guru berjalan secara efektif,


efisien, dan sesuai dengan tujuan, maka disusunlah buku Sertifikasi
Guru yang berisi informasi kebijakan seputar penyelenggaraan
sertifikasi guru. Buku ini merupakan salah satu judul dari seri buku
Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.

Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.

Jakarta, Maret 2007


Direktur Jenderal PMPTK,

dr. Fasli Jalal, Ph.D


NIP. 131 124 234

i
Sertifikasi Guru
ii
Sertifikasi Guru
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ........................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Landasan Hukum ................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi ............................. 3
D. Sasaran .............................................................. 4

BAB II KONSEP IMPLEMENTASI


A. Sertifikasi Guru ................................................... 5
1.Kompetensi Pedagogik ..................................... 5
2.Kompetensi Kepribadian ................................... 6
3.Kompetensi Sosial ............................................ 7
4.Kompetensi Profesional .................................... 8
B. Prinsip Sertifikasi Guru ........................................ 9
C. Mekanisme Sertifikasi Guru .................................. 12
D. Tunjangan Profesi ............................................... 14

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN


A. Pihak-pihak yang Berperan .................................. 17
B.Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi ............................. 18
C. Rencana Penuntasan Sertifikasi Guru ................... 20

BAB IV PENUTUP

iii
Sertifikasi Guru
iv
Sertifikasi Guru
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD),
mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetesi, dan
sertifikat pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan
jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam UUGD Pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sertifikat pendidik
diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan baik
kualifikasi akademik maupun kompetensi.

Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi


dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu
berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut
berlaku untuk semua guru, baik guru yang berstatus pegawai negeri
sipil (PNS) maupun guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil
(non PNS/swasta).

Di beberapa negara, sertifikasi guru telah diberlakukan secara ketat,


misalnya di Amerika Serikat, Inggris dan Australia (Wang, dkk.,
2003). Sementara di Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-
sungguh sejak 2003 (www.lld.dk/laerercertificering). Di samping itu,

1
Sertifikasi Guru
ada beberapa negara yang tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi
melakukan kendali mutu dengan mengontrol secara ketat terhadap
proses pendidikan dan kelulusan di lembaga penghasil guru,
misalnya di Korea Selatan dan Singapura. Semua itu mengarah pada
tujuan yang sama, yaitu upaya agar menghasilkan guru yang
bermutu.

Dewasa ini ada sebanyak sekitar 2,3 juta guru binaan Depdiknas
(data dari Ditjen PMPTK). Terhadap jumlah guru tersebut,
pemerintah melalui Depdiknas secara bertahap akan melakukan
sertifikasi guru, dimulai tahun 2007 sebanyak 190.450 guru dan
diharapkan rampung pada tahun 2015.

B. Landasan Hukum

Penyelenggaraan sertifikasi guru ini didasarkan pada:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003


Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 42 ayat (1), Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum
dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 43 ayat (2), Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh


perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen
Pasal 8, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2
Sertifikasi Guru
Pasal 11, ayat (1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan, ayat (2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah,
ayat (3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif,
transparan, dan akuntabel, ayat (4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

C. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru


dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan
mutu hasil pendidikan, dan (3) peningkatan profesionalitas guru.

Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.


a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak


berkualitas dan tidak profesional.

c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga


kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku.

d. Meningkatkan kesejahateraan guru.

3
Sertifikasi Guru
D. Sasaran

Sasaran program sertifikasi guru ini adalah semua guru yang telah
memenuhi persyaratan kualifikasi akademik sebagaimana diatur
dalam UUGD Pasal 9, dan PP Nomor 19 tahun 2005 Pasal 28 ayat (2)
yaitu minimal sarjana atau diploma empat (S1/D-IV) yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan.

4
Sertifikasi Guru
BAB I

KONSEP IMPLEMENTASI

A. Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru.


Sertifikat pendidik yang diperoleh guru berlaku sepanjang yang
bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Sertifikat pendidik ditandai dengan
satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.

Sertifikat diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan


uji kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap


peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara
rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial
sebagai berikut.

a) Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator


esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta
didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.

b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan


pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki

5
Sertifikasi Guru
indikator esensial: memahami landasan kependidikan;
menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta
didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.

c) Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial:


menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.

d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran


memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan
evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan (mastery learning); dan
belajar
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.

e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan


berbagai potensinya, memiliki indikator esensial:
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai
potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut.

6
Sertifikasi Guru
a) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak
sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

b) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:


menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:


menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:


memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.

e) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator


esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan
taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk


berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki
subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut.

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan


peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi
secara efektif dengan peserta didik.

7
Sertifikasi Guru
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan


orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut.

a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang


studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep
dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata
pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.

b) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator


esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

Keempat kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan


satu kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini,
semata-mata untuk kemudahan memahaminya. Beberapa
ahli mengatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya
merupakan “payung”, karena telah mencakup semua
kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar
secara luas dan mendalam lebih tepat disebut dengan

8
Sertifikasi Guru
penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau
sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu
pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru yang
berkompeten memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik
peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi
keilmuan maupun kependidikan, (3) kemampuan
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4)
kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas
dan kepribadian secara berkelanjutan.

Sertifikasi guru dilakukan kepada guru yang sudah mengajar


(guru dalam jabatan) dan calon guru (guru pra jabatan).

B. Prinsip Sertifikasi Guru

1. Dilaksanakan secara Objektif,


Transparan, dan Akuntabel

Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat


pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi
standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada
proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para
pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses
informasi tentang pengelolaan pendidikan, yang sebagai suatu
sistem meliputi masukan, proses, dan hasil sertifikasi. Akuntabel
merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan
kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif,
finansial, dan akademik.

2. Berujung pada peningkatan mutu


pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan
kesejahteraan guru

9
Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam
meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan
kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru
akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru
yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru
yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/ swasta).
Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka
diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu
pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

3. Dilaksanakan sesuai dengan


peraturan dan perundang-undangan

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka


memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Dilaksanakan secara terencana dan


sistematis

Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan


efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan
sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan
standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat
kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan

10
Sertifikasi Guru
menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru
mata pelajaran.

Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu


dilakukan penilaian terhadap unjuk kerjanya, sebagai bukti
penguasaan seperangkat kompetensi yang dipersyaratkan.
Instrumen penilaian kompetensi tersebut dapat berupa tes dan
non tes. Pengembangan instrumen penilaian kompetensi guru
dilakukan oleh LPTK tertentu yang ditunjuk oleh Pemerintah
dengan standar yang sama untuk seluruh Indonesia.

5. Menghargai pengalaman kerja guru

Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga


termasuk pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya
yang pernah dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun media
pembelajaran, serta aktifitas lain yang menunjang profesionalitas
guru. Hal ini diyakini bahwa pengalaman kerja guru dapat
memberikan tambahan kompetensi guru dalam mengajar. Dalam
beberapa hal, guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan
lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran dibanding
dengan guru yang masih relatif baru. Oleh karena itu,
pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan sebagai
salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikasi guru.

6. Jumlah Peserta Sertifikasi Guru


Ditetapkan oleh Pemerintah

Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru


serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya
ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan
pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta
sertifikasi untuk masing-masing Propinsi dan Kabupaten/Kota.

11
Sertifikasi Guru
Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas
jumlah data individu guru per Kabupaten/ Kota yang masuk di
pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.

C. Mekanisme Sertifikasi Guru

Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji


kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa
persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar
dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas
penghargaan terhadap pengalaman kerja guru.

1. Guru Prajabatan
(Calon Guru)

Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan


profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi
melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai standar kompetensi.
Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup
wawasan atau landasan kependidikan, materi pelajaran secara
luas dan mendalam sesuai standar isi mata pelajaran, konsep-
konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang secara
konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian kinerja dilaksanakan
secara holistik dalam bentuk ujian praktek pembelajaran yang
mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.

Beban belajar pada pendidikan profesi berkisar antara 18


(delapan belas) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit

12
Sertifikasi Guru
semester. Penetapan beban belajar berdasarkan persyaratan
latar belakang bidang keilmuan dan satuan pendidikan tempat
penugasan. Bobot muatan belajar untuk lulusan program S1/D-
IV kependidikan dititikberatkan pada penguatan pada
kompetensi profesional. Sedangkan bobot muatan belajar untuk
lulusan program S1/D-IV non kependidikan dititikberatkan pada
pengembangan kompetensi pedagogik.

Sertifikat pendidik bagi seseorang yang akan menjadi guru


dipenuhi sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi guru.

2. Guru Dalam Jabatan

Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik


S1/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam
bentuk penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang
ditetapkan pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan
atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian
terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
a. kualifikasi
akademik,
b. pendidikan dan
pelatihan,
c. pengalaman
mengajar,
d. hasil karya
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
e. penilaian dari
atasan dan pengawas,
f. prestasi
akademik,

13
Sertifikasi Guru
g. karya
pengembangan profesi
h. keikutsertaan
dalam forum ilmiah,
i. Pengalaman
organisasi di bidang pendidikan dan sosial,
j. Penghargaan
yang relevan dengan bidang pendidikan.

Guru yang belum memenuhi standar penilaian portofolio akan


diberikan pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri
dengan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi atau lembaga lain yang
ditetapkan oleh pemerintah. Bagi guru yang lulus uji kompetensi
mendapat sertifikat pendidik. Bagi guru yang gagal uji
kompetensi diberi kesempatan untuk mengulang hanya untuk
bagian yang belum dikuasainya.

Guru dalam jabatan yang memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV


tidak sesuai dengan mata pelajaran atau satuan pendidikan yang
diampunya, keikutsertaan dalam pendidikan profesi atau uji
kompetensi dilakukan berdasarkan mata pelajaran, dan/atau
satuan pendidikan yang diampunya. Misalnya, guru memiliki
kualifikasi akademik Fisika tetapi mengajar Matematika memilih
disertifikasi sebagai guru Matematika, penilaian portofolio dinilai
dengan instrumen guru Matematika. Sertifikat profesi guru
diberikan setelah lulus sertifikasi sesuai dengan pilihan
sertifikasinya. Ini berarti yang bersangkutan harus mengampu
mata pelajaran sesuai dengan sertifikat profesi yang diterimanya.

D. Tunjangan Profesi

14
Sertifikasi Guru
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk
mendapatkan tunjangan profesi adalah:

a. memenuhi persyaratan akademik sebagai guru


b. memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu
nomor registrasi guru oleh Departemen Pendidikan Nasional
c. memenuhi beban kerja minimal sebagai guru
d. mengajar sebagai guru sesuai dengan peruntukan
sertifikat pendidik yang dimilikinya
e. terdaftar pada Departemen Pendidikan Nasional
sebagai guru
f. melaksanakan kewajiban sebagai guru
g. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi
sebagai guru

Guru berhak mendapatkan satu tunjangan profesi terlepas dari


banyaknya sertifikat yang dimilikinya dan banyaknya satuan
pendidikan atau kelas yang memanfaatkan jasanya sebagai guru.
Tunjangan profesi diberikan terhitung mulai awal tahun anggaran
berikut setelah tahun yang bersangkutan mendapatkan nomor
registrasi guru oleh Departemen.

15
Sertifikasi Guru
16
Sertifikasi Guru
BAB III

STRATEGI PELAKSANAAN

A. Pihak-Pihak yang Berperan

Pelaksanaan sertifikasi pendidik melibatkan berbagai pihak. Pihak-


pihak yang terkait adalah:

1. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga


Kependidikan merupakan kepanjangan tangan pemerintah,
bertugas menyiapkan perangkat kebijakan yang berkaitan
dengan kuota sertifikasi guru dan proses pelaksanaan sertifikasi.

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bertugas menyiapkan


perangkat kebijakan berkaitan dengan penetapan perguruan
tinggi penyelenggara sertifikasi guru dan pelaksanaan pendidikan
profesi, dan perangkat penilaian sertifikasi guru.

3. Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota


sebagai pengelola guru, bertugas menyiapkan guru, menentukan
skala prioritas guru peserta sertifikasi, dan menetapkan peserta
sertifikasi guru berdasarkan seleksi internal.

4. Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi guru yang telah


ditetapkan Pemerintah sebagai penyelenggara sertifikasi guru
bertugas melaksanakan proses penilaian guru secara objektif,
transparan, dan akuntabel sesuai dengan standar dan indikator
penilaian yang telah ditetapkan, dan mengeluarkan sertifikat
pendidik bagi guru yang telah memenuhi persyaratan.

17
Sertifikasi Guru
B. Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi

Langkah atau tahapan penyelenggaraan sertifikasi adalah sebagai


berikut.

1. Penetapan Jumlah Peserta Sertifikasi

Pemerintah setiap tahun menetapkan jumlah peserta sertifikasi


guru baik.

2. Penyusunan Kuota Sertifikasi

Berdasarkan jumlah peserta sertifikasi guru yang ditetapkan


pemerintah, Ditjen PMPTK menyusun kuota sertifikasi untuk
masing-masing Propinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Rekrutmen Peserta Sertifikasi

Berdasarkan kuota sertifikasi guru yang diterimanya, Dinas


Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
melakukan seleksi internal dengan menggunakan skala prioritas
dan kriteria yang telah disepakati, dan menetapkan guru peserta
sertifikasi. Kriteria penilaian untuk menentukan daftar urut
peserta adalah usia, masa kerja, golongan, beban mengajar,
tugas tambahan, dan prestasi kerja.

Tabel 1: Contoh Bagan Prioritas


PRIORITAS
KRITERIA
I II III IV V
1. USIA 55 - 59 50 - 54 40 - 49 30 - 39 < 30

2. MASA KERJA > 25 20 - 25 15 - 19 10 - 14 < 10

3. GOLONGAN IV III/d III/c III/b III/a

4. JAM MENGAJAR > 24 < 24      

KEPALA WAKIL KEPALA SEKOLAH, KEPALA LAB,


5. TUGAS TAMBAHAN
SEKOLAH KEPALA BENGKEL, DLL

18
Sertifikasi Guru
Penetapan jumlah peserta sertifikasi PNS dan non PNS
memperhatikan proporsional jumlah guru PNS dan non PNS di
masing-masing daerah.

4. Penyusunan Portofolio oleh Guru

Guru menyusun portofolio lengkap beserta bukti fisik yang


menggambarkan semua prestasi kerja terbaik dalam suatu
dokumen untuk dinilai oleh Perguruan Tinggi penyelenggara
sertifikasi guru.

5. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan


sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah
ditetapkan.

6. Pemberian Sertifikat Pendidik

Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru


yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator
kompetensi guru.

19
Sertifikasi Guru
Penetapan Jumlah
Peserta Sertifikasi

Ditjen PMPTK
Penyusunan Kuota
Sertifikasi

Rekrutmen Peserta
Sertifikasi
Dinas Pendidikan
Kab/Kota
Penetapan Daftar
Peserta Sertifikasi

Penyusunan Portofolio
Guru

Penilaian Portofolio dan


Uji Kompetensi
Perguruan Tinggi yang
Ditetapkan Pemerintah
Pemberikan Sertifikat
Pendidik

Gambar 1: Tahap Pelaksanaan Sertifikasi Guru

C. Rencana Penuntasan Sertifikasi Guru

Pelaksanaan program sertifikasi merupakan keharusan, karena hal ini


merupakan amanat Undang-Undang. Namun mengingat keterbatasan
yang ada, program sertifikasi dilaksanakan secara bertahap. Saat ini
kita mempunyai guru sebanyak 2.306.015 orang, secara bertahap
akan disertifikasi dan diharapkan tuntas pada tahun 2015. Target
penuntasan program sertifikasi guru disajikan pada tabel 2.

20
Sertifikasi Guru
Tabel 2. Target Penuntasan Program Sertifikasi Guru

Jumlah
Pendidikan Pendidikan Jumlah
Tahun % Guru
Dasar Menengah Guru
Kumulatif
2015 100 191,267 39,335 230,602 2,306,014

2014 90 191,267 39,335 230,602 2,075,413

2013 80 191,267 39,335 230,602 1,844,811

2012 70 191,267 39,335 230,602 1,614,210

2011 60 191,267 39,335 230,602 1,383,608

2010 50 191,267 39,335 230,602 1,153,007

2009 40 382,533 78,670 461,203 922,405

2008 20 219,957 50,796 270,753 461,202

2007 8.5 162,577 27,873 190,450 190,450

Jumlah 1,912,667 393,348 2,306,015  

Untuk tahun 2007, akan disertifikasi sebanyak 190,450 guru. Jumlah


guru dan kuota sertifikasi tahun 2007 menurut propinsi dan status
kepegawaiannya disajikan pada tabel 3.

21
Sertifikasi Guru
Tabel 3: Jumlah Guru Dan Kuota Sertifikasi Tahun 2007
Menurut Status Kepegawaian

PNS NON PNS PNS+NON PNS


NO PROPINSI
TOTAL KUOTA TOTAL KUOTA TOTAL KUOTA
1 DKI JAKARTA 39,127 6,313 55,936 1,579 95,063 7,892
2 JAWA BARAT 165,657 16,025 75,618 4,005 241,275 20,030
3 JAWA TENGAH 201,140 22,295 134,545 5,572 335,685 27,867
4 DI. YOGYAKARTA 30,464 3,368 20,294 846 50,758 4,214
5 JAWA TIMUR 210,274 23,700 146,586 5,925 356,860 29,625
6 NAD 37,437 3,430 14,162 854 51,599 4,284
7 SUMATERA UTARA 85,469 9,233 53,527 2,306 138,996 11,539
8 SUMATERA BARAT 42,539 4,787 17,489 1,196 60,028 5,983
9 RIAU 29,083 3,658 26,044 917 55,127 4,575
10 JAMBI 24,122 2,475 13,102 615 37,224 3,090
11 SUMATERA SELATAN 36,247 3,030 9,382 758 45,629 3,788
12 LAMPUNG 49,981 6,008 40,494 1,503 90,475 7,511
13 KALIMANTAN BARAT 33,106 3,137 14,063 779 47,169 3,916
14 KALIMANTAN TENGAH 20,195 1,789 6,699 444 26,894 2,233
15 KALIMANTAN SELATAN 30,381 2,988 14,570 744 44,951 3,732
16 KALIMANTAN TIMUR 21,075 2,165 11,547 543 32,622 2,708
NO PROPINSI PNS NON PNS PNS+NON PNS

22
Sertifikasi Guru
TOTAL KUOTA TOTAL KUOTA TOTAL KUOTA
17 SULAWESI UTARA 24,180 2,069 6,958 516 31,138 2,585
18 SULAWESI TENGAH 25,783 2,502 11,832 621 37,615 3,123
19 SULAWESI SELATAN 69,044 6,767 32,866 1,693 101,910 8,460
20 SULAWESI TENGGARA 20,797 1,911 7,996 479 28,793 2,390
21 MALUKU 19,402 1,471 2,785 371 22,187 1,842
22 BALI 32,562 3,026 12,951 752 45,513 3,778
23 NTB 30,532 3,974 17,248 993 47,780 4,967
24 NTT 32,349 3,186 15,595 794 47,944 3,980
25 PAPUA 11,594 1,717 2,218 430 13,812 2,147
26 BENGKULU 14,472 1,262 4,522 315 18,994 1,577
27 MALUKU UTARA 8,843 595 143 151 8,986 746
28 BANTEN 27,736 5,358 52,936 1,339 80,672 6,697
29 BANGKA BELITUNG 8,724 934 5,336 233 14,060 1,167
30 GORONTALO 9,768 1,693 3,679 423 13,447 2,116
31 KEP. RIAU 2,759 289 1,612 74 4,371 363
32 IRIAN JAYA BARAT 4,470 363 970 89 5,440 452
33 SULAWESI BARAT 8,843 858 4,092 215 12,935 1,073
INDONESIA 1,408,155 152,376 837,797 38,074 2,245,952 190,450

23
Sertifikasi Guru
24
Sertifikasi Guru
BAB IV

PENUTUP

Pelaksanaan sertifikasi guru merupakan komitmen pemerintah,


dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, untuk
mengimplementasikan amanat Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Keberhasilan pelaksanaan sertifikasi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan secara nasional, juga menjadi
harapan nyata bagi pembangunan pendidikan, dan pembangunan
guru yang profesional menuju pembangunan “Insan Indonesia
Cerdas dan Kompetitif”.

Program sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas


tenaga pendidik dan kesejahteraannya yang berujung pada
peningkatan kualitas pendidikan secara berkelanjutan.

Keberhasilan pelaksanaan sertifikasi guru sangat bergantung pada


pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh
dari segenap unsur pelaksana program. Untuk itu sangat diharapkan
keterlibatan secara langsung dan sungguh-sungguh dari unsur
pelaksana program terutama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
Dinas Pendidikan Propinsi dalam mengimplementasikan sertifikasi
guru.

25
Sertifikasi Guru

You might also like