Professional Documents
Culture Documents
PEMERINTAH
Diajukan sebagai tugas kelompok Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
Oleh
HAMBALI
IDAH WAHIDAH
KARINA PUJI FAUZIAH
MEGA PUSPITA SARI
M. FAUZI HIDAYAT
NOVITA AGISTIA SORAYA
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini,
yang merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi di
jurusan Administrasi Negara.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengangguran, Inflasi dan Kebijakan Pemerintah” ini tidak lepas dari kesalahan
dan kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan
makalah ini.
Atas selesainya penyusunan tugas ini, kami sampaikan rasa terima kasih
yang setulus- tulusnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan atau
dorongan, baik moril maupun materil. Rasa terima kasih ini terutama untuk Ibu
Yulia Fithriany Rahmah sebagai dosen pembimbing dan kami sampaikan pula
rasa terima kasih kepada rekan- rekan administrasi Negara B.
Semoga semua amal yang telah diberikan kepada kami mendapatkan
imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata kami berharap, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pihak- pihak yang membutuhkannya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………...……………………….....1
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGANGGURAN
A. Pengertian Pengangguran………………………………...……2
B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran………...…………2
C. Jenis-Jenis Pengangguran………………………………..……2
D. Beberapa Hal Yang Menyebabkan Pengangguran……..……..4
2. INFLASI
A. Pengertian Inflasi……………………………………..……….4
B. Tiga Aspek Penting dalam Definisi Inflasi………………..…..5
C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Inflasi……...….5
D. Indeks Harga Konsumen dan Macam Inflasi…...……………..5
E. Kurva Phillips……………..…………………………………...8
F. Kebijakan Penanggulangan Inflasi…………………..……….10
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH
A. Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan Moneter.…...11
B. Kebijakan Fiskal………….………………………………….12
C. Kebijakan Moneter………….…………………….………….12
A. Kesimpulan……………………..……………………………………14
B. Saran……………………………………………..…………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi
pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka
pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi
adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang
secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli.
5
surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi,
masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGANGGURAN
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai
64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang
yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa
sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
7
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
4. Pengangguran Siklikal
8
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
1. Pengangguran terbuka
2. Pengangguran tersembunyi
3. Pengangguran musiman
4. Setengah menganggur
9
m. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
penghematan-penghematan.
n. Penerapan rasionalisasi
o. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
p. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
2. INFLASI
A. Pengertian
Pembedaan inflasi atas parah tidaknya berguna untuk melihat dampak dari
inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk
berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang menjadi bergairah bekerja atau ada insentif untuk bekerja, menabung,
maupun mengadakan investasi.
10
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi
hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau balau. Dan perekonomian
menjadi lesu, orang banyak tidak bersemangat, menabung, maupun mengadakan
investasi dan produksi. Tabungan akan semakin lenyap, dan digantikan dengan
hoarding, yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang.
c. Mencakup pengertian tingkat harga umum, yang berarti tingkat harga yang
meningkat bukan hanya pada satu waktu atau beberapa komoditas saja.
11
b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
Indeks harga konsumen adalah ukuran rata-rata perubahan harga dari suatu
paket komoditas (commodity basket) dalam suatu kurun waktu tertentu atau
antarwaktu.
2. Macam Inflasi
12
2. Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
3. Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
Pembedaan inflasi atas parah tidaknya berguna untuk melihat dampak dari
inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk
berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang menjadi bergairah bekerja atau ada insentif untuk bekerja, menabung,
maupun mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi
hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau balau. Dan perekonomian
menjadi lesu, orang banyak tidak bersemangat, menabung, maupun mengadakan
investasi dan produksi. Tabungan akan semakin lenyap, dan digantikan dengan
hoarding, yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang.
1. Inflasi permintaan (demand pull inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh
adanya tarikan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga mendorong harga
untuk meningkat. Tarikan permintaan ini biasanya disebabkan oleh adanya
pembelanjaan defisit atau anggaran belanja pemerintah yang defisit
(deficit financing).
13
Gambar 1.1
D1
P S
P1
P0
D1
S D
2. Inflasi penawaran (cost push inflation) adalah inflasi yang ditimbulkan karena
desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja atau
upah buruh.
14
Gambar 1.2
S1
P
D S
P1
P0
S1
S D
S D
O Dx1=Sy1 Dx=Sx Y
Kenaikan Harga karena Dorongan
Kenaikan Biaya Produksi
3. Inflasi spiral (spiral inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan
harga yang didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan harga
lagi, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi.
15
E. Kurva Phillips
Gambar 1.3
16
Tingkat
Inflasi (%)
Kurva Phillips
O U Pengangguran (%)
Kurva Phillips
Kurva Phillips ini tidak selalu tetap letaknya, tetapi seperti pendapat
Friedman dan Phelps, bahw kurva Phillips tidak menunjukkan suatu hubungan
jangka panjang yang stabil. Kurva Phillips itu akan bergeser ke luar bila
pengambil keputusan mencoba mempertahankan tingkat pengangguran di bawah
tingkat pengangguran natural, dan sebaliknya bila tingkat pengangguran dibiarkan
berada di atas tingkat pengangguran natural, maka kurva Phillips akan bergeser
ke bawah. Selanjutnya Friedman dan Phelps seperti halnya dengan Phillips sendiri
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan
tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi inflasi akan semakin cepat pada
kenaikan tingkat upah.
17
F. Kebijakan Penanggulangan Inflasi
18
3. Kebijakan Pemerintah
19
Kebijakan
Moneter
Tingkat
Bunga
Permintaan
agregat
Pasar Harga barang &
Kebijakan
barang Kesempatan kerja
fiskal
Penawaran
agregat Upah harapan
20
1.Kebijakan Fiskal
21
1. Kebijakan Moneter
b) Kebijakan diskonto
Dalam kebijakan diskonto ini, pemerintah yaitu bank sentral menentukan
tingkat atau suku bunga kredit terhadap dana yana dipinjam oleh bank-bank
umum dari bank sentral. Kemudian bank umum dalam memberikan kredit
kepada nasabah harus memungut bunga pinjaman pula. Supaya bank umum
tidak menderita rugi maka ia harus memungut bunga dengn suku bung yang
lebihtinggi daripada suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral terhadap
bank umum.
22
c) Kebijakan deking atau cadangan perbankan
Bank sentral sebagai banknya bank dapat mengatur bank-bank lain dalam
melakukan usahanya, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan
pengendalian kestabilan ekonomi. Bank umum dalam memberikan kredit
kepada para nasabah harus mengingat ketentuan yang diberikan oleh
pemerintah yaitu bank sentral. Bank umum dalam memberikan kredit harus
dideking dengan sejumlah kekayaan tertentu, seperti emas, valuta asing
sertifikat bank Indonesia dan deposito berjangka dan uang inti.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas mengenai macam dan sebab, serta cara
menanggulangi inflasi, kita telah menahami bahwa inflasi pada tingkat yang
rendah akan berfungsi mendorong perkembangan perekonomian, sedangkan
inflasi pada laju yang tinggi justru akan menghambat perkembangan
perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh tarikan permintaan yang biasanya
timbul karena meningkatnya anggaran deficit pemerintah, dan dapat pula
dikarenakan oleh meningkatnya biaya produksi karena desakan kenaikan upah
tenaga kerja oleh para organisasi buruh.
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran,
yaitu bila tingkat inflasi ditekan, tingkat pengangguran meningkat; sebaliknya
bila tingkat pengangguran ditekan tingkat inflasi akan menjadi lebih cepat;
padahal kedua keadaan itu sama-sama tidak menyenangkan bagi masyarakat.
Infalsi yang sudah berkembang cepat perlu ditanggulangi karena akan
merusak struktur perekonomian, dan inflasi dapat ditanggulangi secara cepat,
namun dibarengi dengan timbulnya angka pengangguran yang tinggi, dan
alternative lain inflasi dapat ditanggulangi secara perlahan, tetapi penyembuhan
inflasi menjadi tidak jelas walaupun dibarengi dengan tingkat pengangguran
yang rendah. Tindakan yang diambil dapat dengan mengurangi jumlah uang
yang beredar, dengan himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan
kebijakan penghematan, atau dengan campuran dari semua kebijakan itu.
24
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
25