Professional Documents
Culture Documents
Iklim merupakan kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa unsur yaitu,
radiasi matahari, temperatur, kelembapan awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan
angin. Unsur-unsur tersebut berbeda pada tempat yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor iklim atau yang disebut juga dengan
pengendali iklim, yaitu:
1. ketinggian tempat
2. latitude atau garis lintang
3. daerah tekanan
4. arus laut
5. permukaan tanah
Pengaruh timbal balik antara faktor tersebut akan menentukan pola yang diperlihatkan
oleh unsur. Tetapi sebaliknya, unsur-unsur tersebut pada suatu batas tertentu akan
mempengaruhi faktor juga, sehingga keadaannya cenderung untuk melanjutkan proses
timbal balik tadi. Batas pola yang ditentukan umumnya stabil. Terjadinya penyimpangan
tidak dapat dihindari pada proses tersebut. Penyimpangan yang dimaksud sesungguhnya
adalah pengecualian yang harus diperhatikan. Sebagai contoh hal yang harus
dikemukakan tersebut adalah sebagai berikut:
Penyimpangan di atas sebagai pengecualian dari keadaan yang biasanya (menurut hasil
perhitungan dan prakiraan para ahli dan pengalaman berpuluh tahun telah menguji
kebenarannya) walaupun kejadiannya hanya sebentar. Penyimpangan tersebut dapat
menimbulkan bencana baik bagi manusia, ternak ataupun tanaman, seperti halnya
penyimpangan yang ditimbulkan akibat banjir, suhu yang berubah menjadi terlalu panas,
badai atau angin topan, kekeringan dan lain sebagainya.
Masalah tersebut tantangan bagi manusia untuk mengatasi dengan mengurangi atau
menghindari pengaruh yang tidak menguntungkan bagi manusia. Manusia tak mungkin
melawan hukum alam tapi hanya dapat bersahabat diantaranya melalui penyelidikan
untuk mengetahui apa yang dikehendakinya, sehingga penyesuaian atau pendekatan dapat
dilakukan.
Tentunya ada interaksi antara tanaman dan iklim. Pengaruh tanaman pada iklim
lingkungan menjadi penting dengan semakin besarnya tanaman dan jumlah rumpun
tanaman. Mulanya tanaman akan dipengaruhi oleh iklim mikro saja, namun kemudian
lambat laun dipengaruhi oleh iklim meso dan iklim makro.
Iklim tak hanya mempengaruhi tanaman tapi juga dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang
lebat dapat menambah jumlah kelembapan udara melalui transpirasi. Bayangan dari
pepohonan dapat mengurangi suhu udara sehingga penguapan menjadi kecil.
Penyebaran iklim antar tempat di seluruh dunia secara global sangat beragam,
dikendalikan oleh faktor-faktor ilmiah yang disebut sebagai faktor pengendali iklim
(climatic control).
Gambar 2. Diagram
mekanisme pembentukan, stratifikasi dan distribusi iklim
Sebaran tipe-tipe iklim tersebut turut membentuk keragaman varietas tumbuhan asli dan
penyebaran plasma mutlak di seluruh dunia berinteraksi dengan faktor penentu lain yakni
faktor genetik, tanah (zat hara) dan lingkungan biologi (manusia, hewan, tumbuhan dan
jasad renik). Tiap tipe iklim juga berpengaruh kuat terhadap tanaman yang dibudidayakan
terlebih lagi untuk kultivar yang didatangkan dari daerah lain yang iklimnya berbeda.
Keragaman iklim antar wilayah di dunia dikendalikan beberapa faktor alam yaitu:
Di antara faktor tersebut 2, 3, 5 dan 7 berpengaruh jelas terhadap tanaman dan pertanian
di Indonesia.
Derajat lintang bumi mengendalikan penerimaan radiasi surya di tiap tempat sehingga
mengatur sebaran energi untuk proses biologi tumbuhan. Akibatnya terjadi perubahan
teratur antara derajat lintang bumi di seluruh dunia dalam hal intensitas penerimaan
radiasi surya, panjang hari, suhu udara dan juga presipitasi. Hal ini berakibat kepada
sebaran keragaman varietas tumbuhan dan "growing season" (periode tumbuhan aktif).
Akibatnya perubahan derajat lintang yang cukup besar akan berakibat pada aktivitas
pertanian.
Ketinggian tempat di atas permukaan laut mudah berubah antar tempat pada jarak pendek
faktor ini berpengaruh terhadap suhu udara. Penurunan suhu udara berhubungan erat
dengan kenaikan tinggi tempat (lapse rate).
Perpindahan pusat-pusat tekanan udara tinggi dan rendah semi permanen antar benua di
belahan bumi berbeda seperti contoh antara benua Asia dan Australia membangkitkan
gerakan massa udara regional yang berganti arah setiap 6 bulan, disebut aktivitas Monsun
atau angin musim. Fakta membuktikan bahwa tipe angin ini telah mengakibatkan pola
distribusi air hujan dan musim (musim hujan dan musim kemarau) di sebagian kepulauan
Indonesia. Selanjutnya juga telah mengakibatkan pola perwilayahan tanaman pangan dan
tanaman perkebunan serta pola kegiatan pertanian.
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi
dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di
dalam sel organ tanaman. Fotosintesis dan respirasi adalah merupakan proses biokimia,
sehingga memerlukan katalisator sebagaimana proses kimia fisik. Kecepatan proses
tergantung pada aktivitas katalisator yang diatur oleh suhu. Pada kisaran suhu toleransi
terlalu tinggi suhu akan mempercepat proses dan meningkatkan produksi. Perbedaannya
adalah pada proses biokimia katalisatornya adalah enzim. Enzim adalah protein, zat yang
peka terhadap suhu.
Pada proses fotosintesis, suhu reaksi dan jumlah energi yang terserap sangat ditentukan
oleh intensitas radiasi PAR, sehingga pada daun di puncak tajuk yang memperoleh
radiasi langsung pengaruh suhu terhadap fotosintesis tak terlalu besar. Fotosintesis hanya
berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh
suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang umur tanaman. Maka
semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk
respirasi. Produksi gugus karbohidrat netto harian pada tanaman merupakan produk bruto
fotosintesis siang hari dikurangi pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada
kisaran toleransi, semakin tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama,
disertai suhu udara yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang
semakin tinggi.
Tanaman mengalami 2 proses hidup yakni tumbuh (bertambah ukuran panjang, luas,
volume dan bobot) dan berkembang yakni mengalami penggandaan dan pemisahan
fungsi organ melalui fase-fase benih, kecambah, pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan
generatif bunga, buah dan biji untuk memperoleh generasi baru. Fotosintesis dan respirasi
adalah merupakan awal proses hidup.
Atmosfer menyediakan gas CO2 dan O2, mengatur presipitasi, mengatur radiasi PAR dan
surya, dan tanah menyediakan zat hara agar kedua proses kehidupan tersebut dapat
terselenggara.
Pertumbuhan (peningkatan ukuran panjang, luas, volume dan berat organ) adalah proses
yang memerlukan energi. Dipenuhi dengan pembakaran sebagian karbohidrat hasil
fotosintesis dengan respirasi. Dari proses respirasi yang terus-menerus dikeluarkan gas
O2 ke atmosfer.
Respirasi adalah kebalikan dari fotosintesis, kedua reaksi ini berlangsung serentak. Proses
respirasi berlangsung berkelanjutan selama hidup, hanya dapat dilambatkan pada saat
tumbuhan atau organnya sedang dorman. Sedangkan fotosintesis hanya berlangsung pada
periode cahaya siang hari atau perlakuan cahaya buatan dengan lampu. Neraca proses
fotosintesis harus menghasilkan saldo positif di pihak fotosintesis.
Proses fotosintesis dan respirasi tergantung pada pengaruh radiasi surya, gas CO2 dan O2
di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu udara dan suhu tanah.
Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di sekeliling tumbuhan saling
berinteraksi. Dapat disimpulkan fotosintesis dan respirasi dipengaruhi langsung oleh
unsur cuaca/iklim utama yaitu radiasi surya dan suhu sebagai faktor utama (main factors)
dan unsur-unsur lainnya sebagai pendukung (cofactors).
Iklim adalah sintesis, kesimpulan atau statistik cuaca jangka panjang. Menurut Organisasi
Meteorologi Sedunia (World Meteorogical Organization/WMO) waktu yang ideal untuk
pengumpulan data iklim dari data cuaca adalah 30 tahun atau lebih. Cuaca adalah kondisi
sesaat dari fisika amosfer. Jadi, unsur-unsur iklim dan cuaca adalah sama.
2. Suhu udara dan suhu tanah (°C) : maksimum, minimum dan rata-rata.
3. Kelembapan udara nisbi (%) : maksimum, minimum, rata-rata.
4. Tekanan udara (mb) : maksimum, minimum, rata-rata.
5. Angin :
6. Presipitasi :
7. Penguapan (mm) :
Di antara unsur iklim tersebut, tekanan udara dan arah angin kurang erat hubungannya
dengan tanaman. Beberapa unsur iklim yang kuat pengaruhnya terhadap tanaman akan
diterangkan lebih lanjut.
Stratifikasi iklim
Faktor pengendali, sifat atmosfer, luas wilayah identifikasi dan dampaknya terhadap
kegiatan manusia, cuaca dan iklim dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Iklim global (Global climate) yaitu iklim berdasarkan dinamika atmosfer lapisan
atas hingga puncak troposfer. Kondisi iklim ini dikendalikan oleh pusat-pusat
tekanan rendah, dinamika massa udara skala besar dan arus lautan. Kondisi iklim
global disebut juga iklim Makro, umumnya pengaruh keragaman penutup
permukaan bumi telah minimum. Skala iklim global biasanya dipantau dengan
sistem penginderaan jarak jauh menggunakan teknologi satelit.
2. Iklim meso (Meso climate) yaitu iklim yang didasarkan atmosfer agak dekat
permukaan bumi pada suatu lokasi dengan luasan tertentu. Biasanya dipantau
melalui stasiun klimatologi/ meteorologi di lapangan. Pemasangan alat pengukur
mengikuti standar WMO, di permukaan tanah atau ketinggian <>
3. Iklim mikro (Micro climate) menggambarkan keadaan fisika atmosfer di sekitar
objek spesifik atau di dekat permukaan tanah (<>
Gambar 3. Stratifikasi iklim/
cuaca dan beberapa unsur atau ciri-cirinya (Bey, A. 1991)
Dari stratifikasi iklim dapat disimpulkan bahwa iklim meso dan mikro berpengaruh kuat
terhadap tanaman dan kegiatan tanaman mengingat lingkup ketinggian atmosfer yang
diukur meliputi dan mencakup posisi dan ketinggian tanaman di dalamnya. Namun
masing-masing strata iklim tersebut memiliki manfaat berbeda. Data iklim meso yang
dieproleh dari suatu stasiun klimatologi mempunyaim beberapa manfaat sebagai berikut:
Data iklim mikro memberikan informasi lebih rinci di lahan tanaman yang berpengaruh
langsung pada tanaman, maka sangat bermanfaat untuk tindakan operasional terhadap
tanaman antara lain:
• Merancang struktur lahan tanam seperti ukuran guludan tanam, saluran irigasi dan
drainase, terasering dan sebagainya.
• Merancang ruang lahan tanam dengan berbagai pilihan: rumah plastik, rumah
kaca, rumah jaring atau bahan lainnya.
• Memilih mulsa, biomas, lembar plastik atau bahan lainnya.
• Teknik pemanasan kebun, terutama pada lahan yang sesekali mengalami kondisi
ekstrim dingin.
1. Faktor genetik,
merupakan penentu karakter atau sifat khusus tanaman. Kapasitas produksi, bentuk, rasa,
susunan bahan kimia dan sifat-sifat lainnya yang dpengaruhi oleh faktor genetik.
2. Faktor bahan,
organ tumbuhan dibentuk berbagai bahan yang meliputi:
• Gas CO2 untuk fotosintesis dan gas O2 untuk respirasi dari atmosfer. Seluruh atom
C yang dikandung tiap benda berasal dari makhluk hidup dan atmosfer adalah
sumber tunggalnya.
• Air sebagai pembentuk sel, berasal dari presipitasi yang berlangsung di atmosfer.
• Zat hara mineral makro dan mikro berasal dari daerah perakaran, sebagai penentu
sifat gugus karbohidrat.
3. Faktor Lingkungan
• Kondisi fisik atmosfer. Kadar gas, uap dan aerosols sangat mempengaruhi
kehidupan tumbuhan. Atmosfer yang dikotori gas dan aerosols tertentu yang
melebihi ambang batas kebersihan dan kemurnian atmosfer, akan berpotensi
mengganggu dan meracuni tanaman.
Kondisi iklim /cuaca mikro secara langsung mempengaruhi proses fisiologi karena
berhubungan dengan atmosfer di lingkungan tanaman sejak perakaran hingga puncak
tajuk. Unsur yang berpengaruh kuat terutama radiasi surya, suhu udara, suhu tanah,
kelembapan, kecepatan angin, presipitasi dan evapotranspirasi. Mekanisme pengaruh
faktor pengendali dan unsur iklim terhadap tanaman dan lingkungan dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 4. Diagram
hubungan antara iklim dan tanaman.
Pengaruh cuaca terhadap tanaman berbeda dengan pengaruh iklim. Suatu wilayah pusat
produksi tanaman yang telah berlangsung puluhan hingga ratusan tahun, kondisi iklimnya
jelas sesuai bagi kultivar yang dibudidayakan. Walau demikian sesekali mengalami cuaca
ekstrim selama beberapa hari sehingga gagal panen.
Jadi, keadaan cuaca menentukan kondisi aktual hasil panen sedangkan kondisi iklim
menentukan kapasitas dan rutinitas panen.
Sejak awal sang petani harus yakin bahwa kultivar yang akan ditanam memiliki
kesesuaian yang optimum dengan bahan, lingkungan dan kondisi iklim setempat.
Kemudian, petani harus tanggap terhadap keadaan cuaca tiap hari agar mampu
mengantisipasi penyimpangan cuaca agar tak sampai mengakibatkan cekaman terhadap
tanaman. Penggunaan pengukur cuaca mikro (dipasang di kebun untuk mewakili iklim
mikro jaringan pertanian) dan pemantauan hariannya di negara maju telah banyak
dilakukan sehingga apabila terjadi kondisi cuaca kritis dapat diantisipasi sebelum
menimbulkan gangguan pada tanaman. Bila perlu petani harus melakukan modifikasi
terhadap iklim mikro agar tanaman tumbuh, berkembang dan berproduksi optimum.
Gambar 5. Kekeringan
salah satu kondisi cekaman cuaca.
Pemahaman yang baik terhadap hubungan cuaca-tanaman serta pengaruh iklim secara
keseluruhan akan sangat membantu petani.
Sumber :
Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan
Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.