You are on page 1of 5

ETIKA LINGKUNGAN

Disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu: Dra. Sutji Wardhayanti

Oleh:
Honi Komala (1401410035)
Hidayasya Ikhfa Arsy (1401410055)
Firdha Falasifah (1401410097)
Halimatul Zumroh (1401410170)
Sukarno (1401410183)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
1. Pengertian Etika Lingkungan

Etika diartikan sebagai kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi lain. Etika dipahami sebagai ajaran yang berisikan aturan tentang bagaimana
manusia harus hidup yang baik sebagai manusia. Etika merupakan ajaran yang berisikan
perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia.
Kaidah, norma dan aturan tersebut sesungguhnya ingin mengungkapkan, menjaga, dan
melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika
berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
Secara luas, etika dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
sebagai orang baik. Etika memberi petunjuk, orientasi, dan arah bagaimana harus hidup
secara baik sebagai manusia. Mengacu pada pemahaman tersebut maka etika lingkungan
hidup pada hakekatnya membicarakan mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur
perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam, serta nilai dan prinsip moral yang
menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam tersebut.
Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam dan juga
relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan makhluk hidup yang lain atau
dengan alam secara keseluruhan, termasuk di dalamnya kebijakan politik dan ekonomi yang
mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam.
Pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk masa sekarang hingga masa yang akan
datang, secara eksplisit menunjukkan bahwa perjuangan manusia untuk menyelamatkan
lingkungan hidup harus dilakukan secara berkesinambungan, dengan jaminan estafet antar
generasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Etika Lingkungan Hidup tidak hanya berbicara mengenai prilaku manusia terhadap alam.
Etka lingkungan hidup juga berbicara mengenairelasi diantara semua kehidupanalam
semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam da antara
manusia dengan maksluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan. Termasuk
didalamnya berbagai kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsungatau
tidak langsung dengan alam.
Penanaman pondasi pendidikan lingkungan sejak dini menjadi solusi utama yang harus
dilakukan, agar generasi muda memiliki bekal pemahaman tentang lingkungan hidup yang
kokoh. Pendidikan Lingkungan diharapkan mampu menjembatani dan mendidik manusia
agar berperilaku bijak.
Penyelenggaraan paket pendidikan ini dapat bersifat outdoor education (pendidikan di
luar kelas), yang dilakukan dengan mengajak siswa untuk menyatu dengan alam dan
melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab
dan aksi atau tingkah laku.
Outdoor tidak berarti sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas, melainkan lebih pada
pemanfaatan potensi lingkungan yang ada sebagai obyek dalam materi yang disampaikan.
Aktivitas yang disampaikan berupa permainan, cerita (dongeng), olahraga, eksperimen,
perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi,
aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan. Dalam kegiatan ini siswa dibimbing untuk
menemukan sendiri maksud yang terkandung di dalamnya, sehingga transfer materi bisa
lebih mengena dan lebih mudah diingat siswa.
Pendidikan Konservasi adalah sebuah program yang dikemas dengan tujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar lebih sadar dan lebih perhatian mengenai
lingkungan dan permasalahan serta hubungan timbal baliknya. Tingkat pengetahuan, sikap,
ketrampilan dan motivasi untuk bekerja dan memecahkan masalah saat itu dan mencegah
timbulnya permasalahan yang baru.
Program Pendidikan Lingkungan menyangkut skala yang sangat luas, sehingga perlu
partisipasi dan kerjasama berbagai pihak, agar hasilnya optimal dan bebas konflik. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan melalui kegiatan
teori dan praktek dalam bentuk teori, diskusi, permainan, serta observasi lapangan dan
menanamkan nilai-nilai konservasi alam dan lingkungan sedini mungkin pada siswa dan
meningkatkan kepedulian siswa terhadap konservasi alam dan lingkungan sejak dini.

2. Prinsip-prinsip Etika Lingkungan

Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat
beberapa prinsip etika lingkungan yaitu :
1. Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya.
2. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam
dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan
lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan
kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5. Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam
secara tidak perlu.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini
muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas
kepentingan hidup manusia.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota
masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didsari terhadap berbagai jenis perbeaan keanekaragaman sehingga prinsip ini
terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya,
tusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait
dengan sumber daya alam.

3. Teori Etika Lingkungan

Secara teoritis, terdapat tiga model teori etika lingkungan, yaitu yang dikenal sebagai
Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan Deep Environmental
Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai antroposentrisme, biosentrisme, dan
ekosentrisme.

1. Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia
sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang
paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam
kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung.
Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang
mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini
hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan
manusia.
Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan
manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
2. Biosentrisme dan Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh
karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu
pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi
keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan
etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika
dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang
pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem
seluruhnya (ekosentrism).

Marilah kita pekakan hati dan perilaku anak cucu kita, generasi muda bangsa kita pada etika
lingkungan yang benar. Biarlah hati mereka peka akan kelestarian lingkungan, agar kelak
Indonesia boleh lestari kembali dengan berjuta kekayaan alamnya yang luar biasa indahnya.
Hutan adalah ’sahabat’ kita, yang harus selalu terjaga kebersamaannya dengan kita.

You might also like