You are on page 1of 21

SEJARAH LAHIRNYA

PANCASILA

U N I
IW A HY
: S R
A M A - 2
N : IX
E L A S
K
Sekarang marilah kita membuktikan bahwa
pancasila yang dicetuskan Bung Karno pada
tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI
adalah sama dengan Marheinisme yang
disampaikan dalam Konprensi Partindo di Mataram
pada tahun 1933, yang itu seluruhnya diambil dari
kosmopolitanisme milik A
Dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945,
Bung Karno menyatakan antara lain:”Saya
mengakui, pada waktu saya berumur 16 tahun,
duduk di bangku sekolah H.B.S. di Surabaya, saya
dipengaruhi seorang sosialis yang bernama A.
Baars, yang memberi pelajaran kepada saya, –
katanya : jangan berpaham kebangsaan, tetapi
berpahamlah rasa kemanusiaan seluruh dunia,
jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun. Itu
terjadi pada tahun 1917.
pada saat Konprensi Partai Indonesia (partindo) di
Mataram pada tahun 1933, bung Karno
menyampaikan gagasan tentang marhaennisme,
yang pengertiannya ialah :
(a) Sosio – nasionalisme, yang terdiri dari :
Internasionalisme, Nasionalisme
(b) Sosio – demokrasi, yang tersiri dari :
Demokrasi, Keadilan sosial.
Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas
kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia,
kekal dan abadi. Kelima sila tadi berurutan sebagai
berikut:
• Kebangsaan Idonesia;
• Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
• Mufakat atau domokrasi;
• Kesejahteraan sosial;
• Ke-Tuhanan.
•Kelima sila dari Pancasila Bung Karno ini, kita cocokkan dengan marhaenisme Bung Karno
adalah persis sama, Cuma ditambah dengan Ke Tuhanan. Untuk lebih jelasnya baiklah kita
susun sebagai berikut:
•Kebangsaan Indonesia berarti sama dengan nasionalisme dalam marhaenisme, juga sama
dengan nasionalisme milik San Min Cu I milik Dr. Sun yat Sen, Cuma ditambah dengan kata-
kata Indonesia.
•Internasionalisme atau peri-kemanusiaan berarti sama dengan internasionalisme dalam
marhaenisme, juga sama dengan internasionalisme (kosmopolitanisme) milik A. Baars.
•Mufakat atau demokrasi berarti sama dengan demokrasi dalam marhaenisme, juga sama
dengan demokrasi dalam San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen;
•Kesejahteraan sosial berarti sama dengan keadilan sosial dalam marhaenisme, juga berarti
sama dengan sosialisme dalam San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen.
•Ke-Tuhanan yang diambil dari pendapat-pendapat para pemimpin Islam, yang berbicara lebih
dahulu dari Bung Karno, di dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945.
• Dengan cara mencocokkan seperti ini, berarti nampak dengan jelas
bahwa Pancasila yang dicetuskan oleh Bung Karno pada tanggal 1
juni 1945, yang merupakan”Rumus Pancasila I”, sehingga dijadikan
Hari Lahirnya Pancasila, berasal dari 3 sumber yaitu:
• Dari San Min Cu I Dr. Sun Yat Sen (Cina);
• Dari internasionalisme (kosmopolitanisme A. Baars (Belanda).
• Dari umat Islam.
• Jadi Pancasila 1 juni 1945, adalah bersumber dari : (1) Cina; (2)
Belanda; dan (3) Islam. Dengan begitu bahwa pendapat yang
menyatakan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari
peninggalan nenek moyang adalah sangat keliru dan salah !
sebelum sidang pertama BPUPKI itu berakhir,
dibentuklah satu panitia kecil untuk :
Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar
negara, berdasarkan pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945.
Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk
memproklamirkan Indonesia merdeka.
Dari dalam panitia kecil itu dipilih lagi 9 orang
untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana
mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni
1945, yang kemudian diberikan nama dengan
“Piagam Jakarta”.
Piagam Jakarta berbunyi:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia
telah sampai kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan bebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan ikut melasanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu hukum Dasar Negara Indonesia yang
berdasar kedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada : Ke- Tuhanan,
dengan menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk – kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan; serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indinesia.”
 Dengan begitu, maka Pancasila menurut Piagam Jakarta 22 Juni
1945, dan ini merupakan Rumus Pancasila II, berbeda dengan
Rumus Pancasila I. Lebih jelasnya Rumus Pancasila II ini adalah
sebagai berikut ;
 Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya;
 Kemanusiaan yang adil dan beradab ;
 Persatuan Indonesia ;
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan ;
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang
berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin
merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri
Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan,
Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia
menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu
berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan
hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang
di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.[1]
Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada
tanggal 1 Juni 1945. Sukarno mengemukakan
dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan;
Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan,
dasar permusyawaratan; Kesejahteraan;
Ketuhanan.
Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan
30 September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan
wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi
komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya
dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk
mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami
kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September[ [G30S-PKI] ] dan tanggal 1
Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila,
memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti,
tak tergantikan.
• Sila pertama

Bintang.
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
•Sila kedua
•Rantai.
•Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
•Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya.
•Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
•Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
•Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
•Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
•Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
•Berani membela kebenaran dan keadilan.
•Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
•Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
• Sila ketiga
• Pohon Beringin.
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
• Sila keempat

•Kepala Banteng
•Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
•Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
•Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
•Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
•Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
•Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
•Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
•Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
•Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
•Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
• Sila kelima
• Padi Dan Kapas.
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
demikian tugas TIK yang sudah saya kirim ,
kekurangan nya mohon dimaafkan , terimakasih

You might also like