You are on page 1of 18

Faktor Penghambat dan Pendukung Pembangunan Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Usaha-usaha pembangunan yang banyak dilakukan negara sedang berkembang dalam
pelaksanaannya banyak mengalami kegagalan dalam memecahkan masalah-masalah
pembangunan, misalnya masalah kemiskinan dan kepincangan distribusi pendapatan. Kegagalan-
kegagalan tersebut menimbulkan dorongan bagi para ilmuwan, terutama para ekonom, untuk
memperoleh pengetahuan mereka mengenai masalah yang mempengaruhi sebagian besar umat
manusia di bumi ini. Sejak itu aspek-aspek yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi telah
menjadi titik pusat perhatian yang banyak dan sering dibahas para ekonom dan melahirkan
cabang ilmu pengetahuan baru yang disebut ekonomi pembangunan. Ada pengertian dari
ekonomi pembangunan itu sendiri adalah :
“Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang sedang dihadapi
negara sedang berkembang dan mencari cara-cara untuk mengatasi masalah itu agar negara-
negara tersebut dapat membangun ekonominya lebih cepat lagi”.
Di lain pihak, negara Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang
giat-giatnya melaksanakan pembangunan, memberikan arah bagi pembangunan negaranya
melalui perencanaan-perencanaan pembangunan yang bersifat menyeluruh, terpadu dan terus
menerus sebagaimana tertuang di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang kemudian
dijabarkan lagi dalam bentuk Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Dan rencana-rencana
pembangunan jangka panjang dan pendek lainnya.
Untuk melaksanakan pembangunan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain
faktor sumber daya manusia dan faktor lainnya. Dan juga dalam pembangunan pasti terdapat
juga faktor

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor
Penghambat dan Pendukung Pembangunan Indonesia” ,yaitu sebagai berikut.
Faktor apakah yang menghambat pembangunan Indonesia?
Faktor apakah yang mendukung pembangunan Indonesia?
Dari faktor tersebut apa solusi untuk pembangunan indonesia?

1.3. Tujuan  Penelitian


            Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam        
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui factor penghambat pembanguan.
Untuk mengetahui factor pendukung pembangunan.
Untuk mengetahui solusi pembangunan indonesia

1.4  Manfaat Penelitian


1  Manfaat Penulis
Makalah memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan penulis mengenai Indonesia dan
dapat menerapkannya

      2.Manfaat Bagi Pembaca


Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca  mengenai kondisi
dan permasalahan pembangunan republik Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Republik Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang
dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
dari 17.508 pulau,.Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,Indonesia adalah
negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di
dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah
republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang
dipilih langsung.

Ibu kota                                   Jakarta


Bahasa resmi                            Bahasa Indonesia         
Pemerintahan                            Republik presidensial   
 -          Presiden                       Susilo Bambang Yudhoyono    
 -          Wakil Presiden Boediono        
 -          Ketua MPR                  Taufik Kiemas 
 -          Ketua DPR                  Marzuki Alie    
 -          Ketua DPD                  Irman Gusman 
Kemerdekaan   dari Belanda    
 -          Diproklamasikan           17 Agustus 1945         
 -          Diakui (sebagai RIS)     27 Desember 1949      
 -          Kembali ke RI              17 Agustus 1950         
Luas    
 -          Total                            1,904,569 km2            
 -          Air (%)             4,85% 
Penduduk        
 -          Perkiraan 19 Juni 2009 230.472.833   
 -          Kepadatan                               134/km2
PDB (KKB) Perkiraan 2009   
 -          Total                                        Rp. 8,576 triliun (AS$ 909 miliar)        
 -          Per kapita                                 Rp. 37,538 juta (AS$ 3,979)   
PDB (nominal) Perkiraan 2009
 -          Total                                        Rp. 4,821 triliu n(AS$ 511 miliar)        
 -          Per kapita                                 Rp. 21.113 juta (AS$ 2,238)   
IPM (2006)                                         0.734 (menengah)        
Mata uang                                            Rupiah (Rp) (IDR)       

2.2 Komoditi Ekspor,Komoditi Impor,Sumber-sumber GNP


Komoditi ekspor, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas.
Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai
menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi,
rempah-rempah, dan karet.
 Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan selama Januari-Desember 2008 nilai
ekspor sebesar US$136,76 miliar meningkat sebesar 19,86 persen,dibanding ekspor pada periode
yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai sebesar US$107,8 miliar
atau meningkat 17,16 persen.
Sejak Juni 2008, market share ekspor migas mulai mengalami penurunan, sedangkan
untuk non migas sebaliknya. Secara kumulatif ekspor selama lima tahun terakhir menunjukkan
trend yang meningkat setiap tahunnya, dan sampai dengan Desember 2008 net ekspor masih
positif, walaupun semakin menipis. Penurunan ekspor migas lebih disebabkan menurunnya harga
migas di pasar internasional. Sedangkan menipisnya net ekspor juga disebabkan menurunnya
harga komoditas dan diiringi penurunan permintaan internasional terhadap produk ekspor
Indonesia sebagai dampak melemahnya perekonomian di triwulan terakhir 2008.
Amerika Serikat selama ini tercatat sebagai negara tujuan ekspor kedua setelah Jepang.
Pangsa ekspor non migas Indonesia ke Jepang sebesar 12,46%, disusul Amerika Serikat
(11,40%), Singapura (9,60%), China (8,53%) dan India (6,24%). Negara lain yang menjadi
tujuan ekspor utama produk non migas Indonesia adalah Malaysia (6,17%), Korea (4,54%) dan
Belanda (3,24%). Dengan pangsa pasar 11% tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja
ekspor Indonesia khususnya untuk produk yang pasar utamanya ke Amerika Serikat.
Jika dilihat dari sektoral, pada 2008 kontribusi ekspor produk industri mencapai sebesar
64,38 persen, tambang 10,84 persen, pertanian 3,61 persen, dan sisanya merupakan kontribusi
dari migas. Dimana apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sektor
pertanian mengalami peningkatan sebesar 34,98 persen, pertambangan dan lainnya 24,62 persen,
serta industri sebesar 15,15 persen.
Komoditi Impor pada 2008 nilainya mencapai US$128,79 miliar dengan komposisi
impor migas sebesar US$30,47 miliar (23,66 persen) dan impor nonmigas sebesar US$98,32
miliar (76,34 persen)Pada 2008, golongan mesin/pesawat mekanik memberikan kontribusi
sebesar 18,18 persen terhadap total impor nonmigas. Mesin dan peralatan listrik berada
dibawahnya dengan kontribusi sebesar 14,97 persen, sedangkan pada posisi ketiga besi dan baja
sebesar 8,43 persen.
Ditinjau menurut negara asal, dari total impor nonmigas 2008 sebesar US$98,32 miliar
sekitar 76,97 persen berasal dari kontribusi 12 negara utama. Kontribusi terbesar impor
nonmigas sebesar US$ 14,96 miliar berasal dari Cina, diikuti Jepang dan Singapura masing-
masing sebesar US$14,44 miliar dan US$11,07 miliar.
Komponen impor menurut penggunaan barang yang terbesar selama Januari-Desember
2008 berasal dari bahan baku/penolong sebesar US$99,11 miliar atau 76,95 persen, barang
modal US$21,28 miliar dan barang konsumsi sebesar US$8,41 miliar. Sementara itu pada
Desember 2008 bahan baku/penolong dan konsumsi mengalami penurunan dibanding periode
sebelumnya masing-masing US$1,36 miliar dan US$0,10 miliar, sedangkan untuk barang modal
meningkat US$0,44 miliar.
Sumber PDB adalah Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3%
untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian
menyumbang 14,0%.Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang
daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa
mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.

2.3 Struktur Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Struktur ekonomi ada tiga yaitu agraris, industrial, dan jasa-jasa.Patokan yang
menentukan suatu struktur ekonomi :
Jumlah penduduk yang berkecimpung dalam bidang tertentu (mata pencaharian). Apabila lebih
dari 50% sebagian besar penduduk berkecimpung di bidang agraris maka struktur ekonomi
tersebut adalah struktur ekonomi agraris, begitu juga dengan industrial atau jasa. Berdasarkan hal
itu struktur perekonomian Indonesia adalah struktur ekonomi agraris.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5 %.Tahun lalu melaju mulus di
tengah bayang-bayang resesi perekonomian global. Sepanjang 2009, perekonomian nasional
diproyeksi tumbuh 4,3 – 4,4 persen.

2.4  Sejarah Indonesia


Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi
wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya
menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan
Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa
agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah
penjajahan Belanda, Indonesia menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II.
Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam,
korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama
yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan.
Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti
keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,
Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar
kedua di dunia.

2.5 Politik dan pemerintahan


Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis.
Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada
Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang
oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah amandemen
ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR
setelah amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang
terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui
Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan
wakil provinsi dari jalur independen.Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik
untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR
ditambah utusan golongan dan TNI/Polri. MPR saat ini diketuai oleh Taufik Kiemas. DPR saat
ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Irman Gusman.
Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di
Indonesia adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden
dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini
yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah
pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas
pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting
dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang
dianggap ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan
oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan
administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tetap dipertahankan.
Indonesia saat ini terdiri dari 33 provinsi, lima di antaranya memiliki status yang berbeda.
Provinsi dibagi menjadi kabupaten dan kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi
menjadi kelurahan, desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi
oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Tiap provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD
Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan walikota; semuanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada. Bagaimanapun di Jakarta tidak terdapat DPR
Kabupaten atau Kota, karena Kabupaten Administrasi dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah
daerah otonom.

2.6 Sumber daya alam Indonesia


Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit,
tanah subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian
sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan
sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak
mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di
dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil
pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.Sektor jasa adalah
penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri
menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian menyumbang 14,0%.Meskipun demikian, sektor
pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari
95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri
sebesar 18,8%.
Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-
negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.Meski kaya akan sumber daya alam dan
manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian
besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency
International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam Indeks
Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.

 Tabel
Peringkat internasional
Heritage Foundation/The Wall Street Journal          

Indeks Kebebasan Ekonomi           110 dari 157   


Indeks Kualitas Hidup                    71 dari 111
Indeks Kebebasan Pers                  103 dari 168   
Indeks Persepsi Korupsi                 143 dari 179
Indeks Pembangunan Manusia        108 dari 177

2.7 Sistem Ekonomi Indonesia


Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem
ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang
belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang
berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik,
mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.
Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan
inflasi, menstabilkan mata uang, penjadualan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik
bantuan dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat
menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata
yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.Reformasi ekonomi lebih lanjut
menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan
nilai rupiah yang terkendali,selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya
pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997. tanggal 21 Mei
1998 Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri
yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar,
meski tidak merata. Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekomomi Indonesia disusun oleh
sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang
dipanggil "Mafia Berkeley".Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari
jabatannya setelah aksi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk
pada tahun 1998.
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004
dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. Namun demikian, dampak
pertumbuhan itu belum cukup besar dalam mempengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar
9,75%.Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan
terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari.

2.8 Demografi
Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta,dan
diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta.130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau
Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakarta
berada.Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga
kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia bagian
Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok
suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda,
Madura, Batak, dan Minangkabau.
      Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas diantaranya adalah
etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui perdagangan
sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4
juta populasi etnis Tionghoa.Angka ini berbeda-beda karena hanya pada tahun 1930 dan 2000
pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan masyarakat Indonesia ke dalam
suku bangsa dan keturunannya.
Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia,
yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sisanya
beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%).
Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui Konghucu.
Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu,
namun bahasa resmi negara, yaitu bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di
negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang
berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan
termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu.
                                                            BAB III

    PEMBAHASAN

3.1 Faktor yang mempengaruhi pembangunan


Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.Pembangunan ekonomi tak dapat
lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi.Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan
GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
                  Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih
bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi
yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan
alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan
teknik.
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
      Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan
iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri
suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan
kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
dan sistem yang berkembang dan berlaku

3.2 Faktor Penghambat Pembangunan Indonesia


           a.Sumber daya manusia
            SDM yang berkualitas rendah dan juga keahlian dan kewirausahaan yang rendah
menghambat pembangunan.Hal itu dapat menyebabkan produktivitas manusia rendah padahal
sdm berkualitas sangat penting dan  dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber
daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-
hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada

b.Sumber Daya Modal (investasi)


Investasi di Indonesia masih rendah padahal modal sangat dibutuhkan manusia untuk
mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi
tersebut, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap
negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi.
Penyebab perlambatan investasi
1. Prosedur perijinan investasi yang panjang dan mahal
     Prosedur yang panjang dan berbelit mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang dapat
menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dimanfaatkan, baik untuk kepentingan
perusahaan, kepentingan nasional, maupun kepentingan daerah dalam rangka menciptakan
lapangan kerja.
                 2. Rendahnya kepastian hukum
     Kepastian hukum merupakan landasan bagi investor dalam perencanaan investasi dan
operasional. Namun demikian kepastian hukum masih belum memadai, hal ini tercermin dari:
                 a. Lambatnya perumusan peraturan dan perundangan;
                 b. Lemahnya penegakan hukum;
c. Banyaknya tumpang tindih kebijakan antar pusat dan daerah dan antar sektor;
kesimpangsiuran pemahaman kewenangan dan keragaman kebijakan investasi antara pemerintah
pusat dan daerah serta antardaerah;
                 3. Kurang menariknya insentif investasi.
     Dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia relatif tertinggal dalam memberikan
insentif investasi, antara lain insentif perpajakan, kemudahan perijinan dan pengadaan
tanah/penyediaan lahan untuk menarik penanaman modal di Indonesia.
                 4. Kualitas SDM kurang memadai
     Kemampuan SDM yang relatif rendah belum mampu mendukung pengembangan manufaktur
yang berbasis teknologi tinggi dan potensi daerah.
                 5. Terbatasnya kapasitas infrastruktur.
     Kurang bergairahnya iklim investasi disebabkan oleh dukungan infrastruktur yang belum
memadai.
                 6. Kurang terjaminnya Keamanan
                 Jaminan keamanan yang kurang kondusif berpengaruh terhadap iklim
                 investasi.
                 7. Data dan informasi belum memadai
     Belum memadainya ketersediaan data dan informasi yang akurat dalam mendukung penataan
ruang untuk investasi

           c.Teknologi Yang Masih Rendah


     Penggunaan teknologi yang rendah menyebabkan ketidakefesien dan produktifitas yang
rendah.Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi teknologi yang digunakan maka makin
besar kemampuannya untuk memperbesar tingkat produksi dan mempercepat pembangunan
ekonomi.Jadi dapat dikatakan salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk membangun suatu
perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat
guna

           d Perkembangan Penduduk


             Jumlah penduduk yang besar tapi tidak berkualitas karena tidak disertai pendidikan
terjadilah masyarakat yang tidak produktif dapat menjadi beban bagi pembanguan.di dasari
bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan memicu pengangguran di masa akan
dating dan produktifitas masyarakat rendah.Hal ini akan menurunkan tingkat pendapatan
perkapita

           e Birokrasi Buruk


Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian
besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency
International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam Indeks
Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.
Birokrasi Indonesia terkenal rumit dan berbelat-belit,perijinan usaha yang panjang dan
mahal.Prosedur yang panjang dan berbelit mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang dapat
menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dimanfaatkan, baik untuk kepentingan
perusahaan, kepentingan nasional, maupun kepentingan daerah dalam rangka menciptakan
lapangan kerja.
                
4.3 Faktor Pendukung Pembangun Indonesia
           1.Sumber Daya Alam
Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel,  kayu, bauksit,
tanah subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian
sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan
sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km
            Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak
mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di
dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil
pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.Sumber daya alam
Indonesia yang kaya meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan
iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, yang mana hal ini sangat mempengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi.Indonesia juga memiliki pemandangan alam yang indah dan objek-objek wisata yang
menjual yang mana jika dikelola dengan baik dapat menjadi aset pembangunan
           2. Sumber Daya Manusia
            Penduduk yang besar pada satu sisi dapat memdorong pembangunan 
karena,pertama,perkembangan itu memungkinkan pertambahan tenaga kerja dari masa
kemasa.Selanjutnya jika pertambahaan penduduk disertai pemberian pendidikan dapat
dimungkinkan Indonesia memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli tapi juga
terampil,terdidik,dan entrepreneur yang berpendidikan
            Dorongan lain yang timbul adalah perluasan pasar,Indonesia memiliki pasar yang luas
.Luas pasar barang-barang dan jasa ditentukan oleh dua factor,yaitu pendapatan masyarakat dan
jumlah penduduk.Maka apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan
bertambah.Karena peranannya ini,maka perkembangan penduduk akan merupakan peangsang
bagi sector produksi untuk meningkatkan kegiatannya.Dan akhirnya,pertambahan penduduk
dapat menciptakan dorongan untuk mengembangkan teknologi dan akhirnya meningkatkan
produktivitas

4.4 Solusi Bagi Percepatan Pembangunan Indonesia


Yang paling mendasar untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia
adalah
1. Dengan mengatasi masalah kependudukan, yakni dengan mengendalikan pertumbuhan
penduduk karena di dasari bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan memicu
pengangguran di masa datang, jika tidak di imbangi dengan peningkatan kegiatan produksi.Atau
di  pihak lain dengan memberikan dan mengarahkan pendidikan kearah yang lebih mendesak,
dengan memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja, serta dengan memberikan kemudahan bagi
pengelolaan sekolah-sekolah kejuruan. Harapannya agar kemampuan tenaga kerja Indonesia
menjadi lebih siap dalam menyambut tantangan dunia kerja. Dan menjadi factor pendorong
pembangunan bukan malah penghambat pembangunan

2.  Pendidikan yang berorientasi kerja,Membuka kesempatan dan lapangan kerja di daerah-
daerah yang selama ini kurang berkembang ekonominya sehingga proses pemerataan kerja dapat
terjadi yang mana selama ini terkonsentrasi dipulau jawa dan terjadi pemerataan

3.  Meningkatkan teknologi karena salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk membangun
suatu perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau
tepat guna.Yang mana hal ini dapat meningkatkan produktivitas

4. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, Indonesia harus senantiasa berusaha menciptakan


iklim yang dapat menggairahkan investasi.Meningkatkan investasi dengan mendatangkan
investor dengan cara melakukan Reformasi birokrasi dan menciptakan pamerintahan yang
bersiah jauh daru korupsi agar investor tertarik berinvestasi dan usaha pembangunan lancar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa factor penghambat perekonomian
indonesia adalah
Sumber daya manusia yang berkualitas rendah dan juga keahlian dan kewirausahaan yang rendah
menghambat pembangunan.
Kurangnya Sumber Daya Modal (investasi),Investasi di Indonesia masih rendah padahal modal
sangat dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Teknologi Yang Masih Rendah,Penggunaan teknologi yang rendah menyebabkan ketidakefesien dan
produktifitas yang rendah.,salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk membangun suatu
perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat
guna,
Perkembangan Penduduk.Jumlah penduduk yang besar tapi tidak berkualitas karena tidak disertai
pendidikan terjadilah masyarakat yang tidak produktif dapat menjadi beban bagi pembanguan.
Birokrasi Buruk,Birokrasi Indonesia terkenal rumit dan berbelat-belit,perijinan usaha yang panjang
dan mahal.Prosedur yang panjang dan berbelit mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang dapat
menghilangkan peluang usaha
            Sedangkan factor pendukung pembangunan Indonesia adalah :
           1.Sumber Daya Alam Yang Kaya
Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel,  kayu, bauksit,
tanah subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian
sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan
sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.Indonesia juga
memiliki pemandangan alam yang indah dan objek-objek wisata yang menjual yang mana jika
dikelola dengan baik dapat menjadi aset pembangunan
           2. Sumber Daya Manusia
            Penduduk yang besar pada satu sisi dapat memdorong pembangunan 
karena,pertama,perkembangan itu memungkinkan pertambahan tenaga kerja dari masa
kemasa.Selanjutnya jika pertambahaan penduduk disertai pemberian pendidikan dapat
dimungkinkan Indonesia memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli tapi juga
terampil,terdidik,dan entrepreneur yang berpendidikan
            Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka perlu dilakukan beberapa langkah yaitu:
1. Dengan mengatasi masalah kependudukan, yakni dengan mengendalikan pertumbuhan Atau
di  pihak lain dengan memberikan dan mengarahkan pendidikan kearah yang lebih mendesak,
dengan memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja, serta dengan memberikan kemudahan bagi
pengelolaan sekolah-sekolah kejuruan. Harapannya agar kemampuan tenaga kerja Indonesia
menjadi lebih siap dalam menyambut tantangan dunia kerja. Dan menjadi factor pendorong
pembangunan bukan malah penghambat pembangunan

2.Memberikan pendidikan yang berorientasi kerja,Membuka kesempatan dan lapangan kerja di


daerah-daerah yang selama ini kurang berkembang ekonominya sehingga proses pemerataan
kerja dapat

3.  Meningkatkan teknologi karena salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk membangun
suatu perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau
tepat guna.

4. Reformasi birokrasi dan menciptakan good government,menciptakan iklim yang dapat


menggairahkan investasi.

Saran
          Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada point sebelumnya maka
penulis sarankan bagi pembaca dan penulis sendiri untuk menciptakan kesadaran akan
pentingnya pembangunan bagi kesejahteraan Indonesia dan berusaha sebaik mungkin untuk
mendukung proses pembangunan ini.

You might also like