Professional Documents
Culture Documents
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk:
Berbeda dengan hak merek dan hak paten yang bersifat konstitutif, hak cipta bersifat
deklaratif. Artinya, pencipta atau penerima hak mendapatkan perlindungan hukum seketika
setelah suatu ciptaan dilahirkan. Dengan kata lain, hak cipta tidak perlu didaftarkan ke
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI). Namun, ciptaan dapat
didaftarkan dan dicatat dalam Daftar Umum Ciptaan di Ditjen HKI tanpa dikenakan biaya
sama sekali.
1. Pemilik hak cipta (pencipta), adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi;
2. Pemegang hak cipta, yaitu:
Pengertian Ciptaan
Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keaslian dalam lapangan ilmu
pengetahuan, seni, atau sastra.
Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan
dan semua hasil karya tulis lain;
Cerama, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantonim;
Seni rupa dalam segala bentuk, seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,
seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
Arsitektur;
Peta;
Seni batik;
Fotografi;
Sinematografi;
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.
Ciptaan yang dilarang untuk diumumkan atau disebarluaskan apabila bertentangan dengan:
Pelarangan oleh pemerintah ini dilakukan setelah mendengar pertimbangan dari Dewan Hak
Cipta.
Hak Terkait
Hak terkait adalah hak eksklusif bagi:
Aktor;
Penyanyi;
Pemusik;
Penari; atau
Mereka yang menampilkan, memperagakan, mempertunjukkan, menyanyikan,
menyampaikan, mendeklamasikan, atau memainkan suatu karya musik, drama, tari,
sastra, foklor, atau karya seni lainnya.
Hak Moral
Hak moral adalah hak pencipta atau ahli warisnya untuk menuntut pemegang hak cipta
supaya nama pencipta tetap dicantumkan dalam ciptaannya.
Jangka Waktu
Jangka waktu berlakunya hak cipta dibagi atas:
o Program komputer,
o Sinematografi,
o Fotografi,
o Database, dan
o Karya hasil pengalihwujudan;
o Badan hukum yang memegang atau memiliki ciptaan pada angka 1 dan angka
2.
4. Berlaku 50 tahun sejak ciptaan tersebut pertama kali diketahui umum, yaitu negara
memegang atau melaksanakan hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui siapa
peciptanya dan belum diterbitkan serta ciptaan yang telah diterbitkan tanpa diketahui
penciptanya atau penerbitnya.
5. Tanpa jangka waktu atau tak terbatas, yaitu negara yang memegang hak cipta atas
foklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama.
6. 1 Januari tahun berikutnya setelah ciptaan diumumkan, diketahui oleh umum atau
penciptanya meninggal dunia untuk ciptaan yang dilindungi selama 50 tahun atau
selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta
meninggal dunia
Pewarisan;
Hibah;
Wasiat
Perjanjian tertulis; atau
Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, misalnya
pengalihan karena putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Lisensi
Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi untuk mengumumkan atau memperbanyak atau menyewakan ciptaan
dengan jangka waktu tertentu. Lisensi berlaku untuk seluruh wilaya Indonesia. Dalam
perjanjian tersebut, bisa diatur mengenai pemberian royalti kepada pemegang hak cipta
dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi. Perjanjian lisensi wajib
dicatatkan di Ditjen HKI agar mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
Prosedur Pendaftaran
Caranya sederhana: