Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK
PEMBIBITAN
TANAMAN DAN
PRODUKSI BENIH
JILID 1
SMK
TEKNIK
PEMBIBITAN
TANAMAN DAN
PRODUKSI BENIH
JILID 1
Untuk SMK
Penulis : Paristiyanti Nurwardani
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Hal
JILID 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Potensi Pembenihan Tanaman 1
1.2. Peran Pembenihan Tanaman 5
JILID 2
LAMPIRAN
SOAL:
1. Jelaskan dengan singkat dan jelas minimal 2 potensi dan peran pembenihan
tanaman untuk ekspor.
2. Bagaimana peran benih padi VUTW pada tahun 1987 dibandingkan dengan peran
VUTW pada tahun 2007.
TUGAS:
1. Wawancarai minimal satu orang petani / pengusaha penangkar benih tentang
perbandingan pendapatan mereka saat menangani usaha pembenihan tanaman
dibandingkan dengan usaha sebelumnya.
2. Lakukan observasi terhadap aktivitas petani penangkar benih.
Gambar 2.3.
Sel tumbuhan dan berbagai organel sel ( Encarta, Gambar 2.4.
2005). Akar tanaman yang dibudidayakan secara
hidroponik
e. Akar
Fungsi akar bagi tumbuhan ada-lah
Akar adalah bagian pokok di samping memperkuat berdirinya tum-buhan, untuk
batang dan daun bagi tumbuhan. Akar menyerap air dan zat-zat nutrisi (makanan
tumbuhan memiliki sifat-sifat sebagai tanaman) yang terlarut di dalam air tanah
berikut. Akar merupakan bagian atau larutan hara tanaman, mengangkut
tumbuhan yang biasanya terdapat di air dan zat-zat makanan yang telah
dalam tanah, dengan arah tumbuh ke diserap ke bagian tubuh tumbuhan yang
pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air memerlukan nutrisi.
(hidrotrop), selalu tumbuh ke arah yang Akar tanaman kadang-kadang
berlaw anan dengan udara dan cahaya. berfungsi sebagai tempat untuk
Pada umumnya akar tidak berbuku-buku, penimbunan makanan. Secara umum,
tidak beruas dan tidak menjadi tempat ada dua jenis akar yaitu:
tumbuh dan berkembangnya daun-daun
atau sisik-sisik maupun bagian-bagian 1). Akar serabut.
lainya. Akar ini umumnya terdapat pada
Akar tidak berwarna hijau, biasanya tumbuhan monokotil.. Walaupun
berwarna keputih-putihan atau kekuning- terkadang, tumbuhan dikotil juga
kuningan. Pada ujungnya akar selalu memilikinya (dengan catatan, tumbuhan
tumbuh, tetapi umumnya dikotil tersebut dikembang-biakkan secara
pertumbuhannya masih kalah cepat jika vege-tatif seperti cangkok, atau stek).
dibandingkan dengan bagian di atas Fungsi utama akar serabut adalah untuk
permukaan tanah. Selanjutnya, ujung memperkokoh berdirinya tumbuhan.
Gambar 2.6 Irisan melintang batang tanaman dengan struktur jaringan pengangkut air dan hasil fotosistesis.
Gambar 2.7 . Daun segar membutuhkan cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis
(kiri) dan daun tua telah kehilangan klorofil karena proses penuaan (kanan)
Gambar 2.12
Tahapan perkecambahan benih tembakau (Nicotiana tabacum). A. Enam jam pertama; mikropilar kulit biji terluar
akan merekah sehingga memudahkan endosperm menembus kulit biji. B. Pada saat enam jam kedua,
mikropilar endosperm menyelimuti ujung radikula (calon akar). C. Pada saat enam jam ke tiga, radikula mulai
keluar dari biji. D. Pada penambahan hormon ABA, mikropilar endosperm akan menyelimuti radikula pada saat
60 jam setelah perkecambahan (ABA menghambat mikropilar menyelimuti radikula). ((Muller et.al.,2004).
SOAL:
1. Jelaskan dengan ringkas tentang perbedaan dan persamaan sel tumbuhan dan
hewan
2. Gambarkan bagian-bagian biji tumbuhan
TUGAS:
1. Amati proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tanaman padi
2. Lakukan observasi di lingkungan sekolah terhadap 20 jenis tumbuhan.
Kelompokkan tumbuhan atau tanaman yang mana yang termasuk dikotil dan
mookotil.
2) Lokasi pembibitan
d. Pemeliharaan bibit
Gambar 3.4 .
Bak plastik untuk penyemaian benih tanaman
A B C
E
D F
Gambar 3.7.
Persiapan dan bentuk entres: A. Entres siap disemai. B. Entres dicelupkan ke dalam Zat Perangsang
Tumbuh C. Entres yang sudah tumbuh akar D. Pangkal entres berbentuk datar E. Pangkal entres
berbentuk sisi satu. F. Pangkal entres berbentuk sisi dua.
C
D
E F
Gambar 3.8.
Persiapan penanaman stek: A. Menyiapkan alat, B. Menyiapkan bahan, C. Menyiapkan sungkup, D.,
Menyiapkan media, E. Menyiapkan bahan stek , F. Memangkas daun
D
C
E
F
Gambar 3.9.
Penamanan stek pada media tanah: A. Menyiapkan batang stek B. Menyiapkan hormon, C.
Menanam bahan stek dari cabang mawar, D. Menanam bahan stek dari tangkai daun, E. Menanam
bahan stek bunga soka F. Menempatkan hasil stek.
I
J
B
A
D
C
Gambar 3. 10 .
Proses pencangkokan secara konvensional. A. Pengupasan kulit batang, B. Pengikatan lembaran plastik di
bawah kupasan kulit daun, C. Pengisian media ke dalam lembaran plastik D. Teknik pencangkokan
konvensional telah selesai.
C D
Gambar 3.11.
Prosesn Pencangkokan konvensional yang dimodifikasi. A. Pengupasan kulit batang, B.
Pembukaan kantong plastik berisi media, C. Cabang yang sudah dikupas kulitnya dimasukan ke dalam
kantong media Teknik pencangkokan yang efektif dan efisien telah selesai
Contoh penggunaan media: 2 kg dimasukkan dari bagian bawah luka bila
serbuk kelapa kering dicampur dengan 1 posisi batang melintang atau datar, pada
liter air yang sudah dicampur dengan 1-3 posisi batang tegak memasukkan
tetes hormon pertumbuhan, kemudian bebas,kemudian di-selubungkan secara
diratakan hingga diperoleh campuran merata ke keratan batang tanaman.
yang basah. Media cangkok dimasukkan Pada batang tanaman dilakukan
ke dalam kantong plastik ukuran ¼ kg pengikatan, agar media berada pada
untuk diameter batang yang kecil dan ½ posisi yang benar (letak sobekan
kg untuk diameter batang yang lebih menghadap ke atas (bila posisi batang
besar (ukuran kantong plastik disesuaikan mendatar) dan media rata menyelubungi/
dengan diameter batang yang akan menutup keratan/ luka di batang
dicangkok). Isikan media dan padatkan tanaman). Dengan teknik ini diperoleh
sampai ¾ plastik, kemudian tarik ujung keuntungan antara lain: (a)
kantong plastik dan ditalikan. Dari 2 kg Pencangkokan lebih cepat dan ringkas,
media akan dihasilkan 15-20 media dalam (b) Jumlah tanaman yang kita cangkok
kantong plastik. bisa lebih banyak per satuan waktu. (c)
Media dalam kantong plastik tersebut Kita punya persediaan media dalam
tahan sampai dengan 1 bulan. Cara kantong plastik yang mudah dibawa
penggunaan media tersebut tinggal kemana-mana dan mudah dipakai
menyobek/ mengiris memanjang satu sisi sewaktu-waktu.
kantong plastik dan sisi sobekan tadi
A B
C D
G H
I J
Gambar 3.13 .(lanjutan).
G. Memelihara cangkokan, disiram/disemprot dengan air, H. Menyiapkan media pembibitan, I.
Memotong hasil cangkok, J. Memelihara bibit dari hasik pencang-kokan melalui kegiatan penyiram-
an.pengendalian OPT dn pemberian pupup untuk nutrisi bibit baru hasil cangkok
3) Syarat batang atas untuk sambungan 4) Tipe sambungan jika ditinjau dari
bagian batang bawah yang
Batang atas atau entres yang akan disambung
disambungkan pada batang bawah
diambil dari pohon induk yang sehat dan Ada dua tipe sambungan, yaitu
tidak terserang penyakit. Pengambilan sambungan pucuk, dan sambungan
entres ini dilakukan dengan samping. Sambung pucuk (top grafting)
menggunakan gunting stek atau silet yang merupakan cara penyambungan batang
tajam (agar diperoleh potongan yang atas pada bagian atas atau pucuk dari
halus dan tidak mengalami kerusakan) batang bawah. Caranya sebagai berikut.
dan bersih (agar entres tidak Memilih batang bawah yang diameter
terkontaminasi oleh penyakit). batangnya disesuaikan dengan besarnya
Entres yang akan diambil sebaiknya ba-tang atas. Umur batang bawah pada
dalam keadaan dorman (istirahat) keadaan siap sambung ini bervariasi
pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga antara 1-24 bulan, tergantung jenis
tidak terlalu muda (setengah berkayu). tanamannya. Se-bagai contoh, untuk
Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung durian umur 3-4 bulan, mangga dan
pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada
atau sama besar dengan diameter batang umur 24 bulan baru bisa disambung
bawahnya. karena sifat pertumbuhannya lambat.
Entres dalam keadaan dorman ini Batang bawah dipotong setinggi 20-
bila dipijat dengan dua jari tangan akan 25 cm di atas permukaan tanah. Gunakan
terasa padat, tetapi dengan mudah bisa silet, pisau okulasi atau gunting stek yang
dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila tajam agar bentuk irisan menjadi rapi.
dilengkungkan keadaannya tidak lentur Batang bawah kemudian dibelah
tetapi sudah cukup tegar. Entres membujur sedalam 2-2,5 cm. Batang
sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang atas yang sudah disiapkan dipotong,
terkena sinar matahari penuh (tidak sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm.
ternaungi) sehingga memungkinkan bagian pangkal disayat pada kedua
cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga
sehat dan subur. Bila pada waktunya bentuk irisannya seperti mata kampak.
pengambilan entres, keadaan pucuknya
D E
F
G H
Gambar 3.15.
Proses pembibibitan tanaman dengan teknik sambungan, A. Pemotongan batang bawah, B.
Pembelahan batang bawah, C. Melancipkan 2 sisi pangkal batang atas, D. Batang atas siap
disambungka, E dan F, Pengikatan dengan tali plastik, G Sambungan telah diikat, H. Sambungan
diselubungi dengan kantong plastik, I. Sambungan telah jadi dan bertaut ditandai keluarnya
kuncup daun
D
A C
B
F G
H
I
J
K
Gambar 3.16.
Proses pembuatan bibit dengan cara okulasi. A. Okulasi dengan menggunakan bibit berdiameter 3-5
mm, berumur 3-4 bulan., B. Pembuatan sayatan di batang bawah, C. Pengambilan mata entres dari
batang atas, D. Mata entres terpisah dengan batang atas, E. Mata entres terlepas dengan kayunya,
F. Mata entres terlepas tanpa kayunya dan siap ditempel, G. Menempelkan mata entres ke sayatan
batang Bawah., H. Pengikatan dengan tali plastik, I. Arah ikatan dari bawah ke atas, J. Setelah 2-3
minggu okulasi sudah dapat dibuka, K Mata tunas tumbuh hasil okulasi
b) Pembuatan sayatan untuk tempat Kriteria mata entres yang baik dari
menempel entres segi ukuran:
x Mata entres yang sudah plast/mekar
Bagian batang bawah yang akan (tidak bagus).
dijadikan tempat okulasi harus x Mata entres yang besar tapi belum
diperhatikan dengan seksama. plast/sedang/bentuknya sudah
Penentuan tempat okulasi, buat tempat menonjol (terbaik untuk ditempel).
sayatan/ kupasan/ sobekan setinggi 3 kali x Mata tunas kecil/dormant/ istirahat
tinggi/panjang silet dari batas akar dan (dapat digunakan tapi agak lama
batang, karena bila okulasi pertama gagal melekatnya dan pertumbuhannya
setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi juga relatif lama).
lagi tepat berjarak sepanjang silet Kriteria mata entres yang baik dari
dibawah luka okulasi pertama pada sisi segi pengerjaan dan bentuk:
yang berlawanan, kalau okulasi ke-2 x Mudah dikupas (menandakan bawah
masih gagal dalam 3 minggu berikutnya kambiumnya/ jaringannya aktif).
kita dapat mengulang untuk yang terakhir x Kelihatan ernas/ sehat/ segar.
A B
C D
Gambar 3.17.
Proses Pembibitan duria dengan teknik sambung, A. Menyiapkan alat dan bahan, B. Menyediakan biji
durian untuk batang bawah C. Mencampur media semai, D. Mengisi polybag
untuk menyemai biji durian
G H
J
I
Gambar 3.17 (Lanjutan)
E. Menyemai biji durian untuk batang bawah, F. Memberi pupuk untuk batang bawah,
G. Memelihara batang bawah, H. Menyiapkan calon entres, I. Menyayat batang bawah
untuk menempelkan entres, J. Menyiapkan calon entres.
M N
O P
S T
V
U
Gambar 3.17 (Lanjutan)
Q. Tunas baru tumbuh dan berkembang, R. Mengendalikan gulma OPT selama pemeliharaan
tunas baru, S. Daun tunas muda bertambah, T. Dari tunas muda tumbuh ranting serta daun
baru, U. Bibit hasil okulasi dipelihara secara kontinu, V. Bibit siap dipasarkan.
B
A C
Gambar 3.18.
Proses Pembibitan dengan teknik penyusuan, A. Pengupasan batang atas dan batang bawah, B.
Penyatuan batang atas dan batang bawah, C. Pengikatan batang atas dan batang bawah, D.
Pengikatan telah selesai dan perlu diberi satu ikatan lagi untuk menguatkan, E. Hasil teknik
penyusuan duduk
Alpukat + + + 0 +
Belimbing + + + - 0
Cempedak + + + - 0
Duku 0 + + - 0
Durian + + + - 0
Jambu air + - + + +
Jambu biji + + + + +
Jambu bol - + + 0 +
Jeruk + + + + +
Tabel 3. 2. Persentase keberhasilan cara perbanyakan okulasi, enten dan penyusuan pada
beberapa tanaman
Jenis tanaman Okulasi Enten Penyusuan
Alpukat 40-70 50-80 70-100
Belimbing 40-60 60-90 60-100
Duku 0-10 40-60 40-80
Durian 60-80 20-60 60-100
Jeruk 60-70 70-85 60-90
Kapulasan 10-40 0 40-80
Mangga 40-70 60-90 60-100
Manggis 0 50-80 50-80
Melinjo 70-80 80-90 70-100
Rambutan 30-70 0 60-100
Sawo 0 70-80 60-90
76
kebun induk spesifik akan lebih
terpelihara kemurnisnnya.
Pengepakan
Sertifikasi benih Perlakuan pengemasan
x Bibit dikirim dalam
x Benih harus bentuk cabutan.
x Sertifikasi
dilindungi dari x Bibit dikirim dengan
dan
gangguan biologis akar yang terbungkus
pelabelan
dan lingkungan. setengan media
benih.
x Perlakuan tanam.
x Surat
pengemasan benih x Bibit dikirim dengan
keterangan
dapat dilakukan akar yang terbungkus
pendaftaran
dengan pemberin dengan setengan
pedagang
perlindungsn fisik dan media tanam
benih
kimia. ditambah dengan gel.
SOAL:
1. Terangkan minimal 3 proses produksi benih secara vegetatif.
2. Bagaimana metode untuk mendaftarkan benih varietas baru.
3. Mengapa sebagai tanah pada perakaran bibit tanaman harus tetap
dipertahankan pada saat pengepakan dan pengiriman.
TUGAS:
1. Lakukan identifikasi benih di pasar pertanian, berapa persen benih yang
telah bersertifikat.
2. Lakukan kegiatan bermain peran dengan tema trik memilih benih vegetatif
yang siap tanam.
77
78
BAB 4. TEKNIK PRODUKSI BENIH GENERATIF TANAMAN
79
yang dinamakan dengan bakal buah kelompok tumbuhan dan digunakan
(ovarium). Bagian ini dihubungkan ke sebagai faktor dalam kunci identifikasi
kepala putik oleh tangkai putik dan klasifikasi.
(stylus). Di dalam bakal buanh Walaupun umumnya bunga
terdapat bakal biji. Putik sendiri memiliki struktur yang sama,
dibentuk oleh satuan danun buah keragaman bunga ditunjukkan dengan
(carpellum) yang secara kolektif adanya odifikasi bagianbagian bunga.
dinamakan gynaecium). Beberapa modifikasi ini
Di atas petal terdapat benang sari memungkinkan adanya keragaman
yang terdiri dari tangkai sari dalam penyerbukan. Selain itu
(filamentum) yang bentuknya ramping modifikasi juga merupakan indikasi
dengan kepala sari (enthra) yang proses evolusi, sehingga digunakan
berisi serbuk sari (pollen). Seluruh sebagai alat untuk mengetahui
kumpulan benang sari dinamakan kekerabatan berbagai tumbuhan.
androecium. Bagian-bagian bunga umumnya
Ada dua macam putik, yaitu putik disusun dalam lingkaran. Jumlah
sederhana dan putik majemuk. Putik lingkaran biasanya empat atau lima.
manjemuk terdiri dari dua daun buah Lingkaran luar menunjukkan sepalum,
atau lebih, sedangkan puitik dan seterusnya petalum, satu atau
sederhana hanya tersusun dari satu dua lingkaran stamen, satu lingkaran
kapel saja. Bakal biji terbentuk pada karpel yang bersatu menjadil pistil
permukaan sebelah dalam dekat majemuk. Jumlah bagian pada setiap
dengan tepi daun buah. Tempat lingkaran bervariasi sesuai species,
melekat bakal biji atau biji dinamakan tetapi biasanya tetap.
tembun atau plasenta. Pada tanaman Pada kelas Angiospermae,
ercis dan kacang-kacangan ter-dapat pengelompokan monokotil dan dikotil
sebaris bakal biji yang melekat pada dibedakan dari jumlah bagian bunga
tepi karpel yang melebur. Sedangkan pada setiap lingkaran. Pada
pada bunga cempaka (Magnolia) kelompok dikotil, jumlah bagian
terdapat beberapa putik sederhana. tersebut empat atau lima atau
Biasanya bila terdapat be-berapa kelipatannya, misalnya lima sepalum,
putik, maka akan melebur membentuk lima petalum, 10 stamen, dan lima
pistil majemuk dan hanya satu putik karpel. Pada tanaman tulip terdapat
saja yang terbentuk dalam bunga. enam bagian perianth, enam stamen,
Peleburan daun buah dapat dan tiga karpel. Pada beberapa
terjadi dengan dua cara. Pertama, tumbuhan stamen dan karpel yang
peleburan karpel dekat tepi atau jumlahnya banyak melekat pada
sepanjang tepi hingga membentuk receptacle secara terpilin dan bukan
satu kantung besar yang di dalamnya lingkaran. Kombinasi antar susunan
berkembang bakal biji. Kedua, karpel dalam spiral dan besarnya jumlah
melebar ke tengah dan peleburan stamen dan karpel dianggap sebagai
terjadi sepanjang tepinya, sehingga suatu petunjuk tingkatan yang ebih
bakal biji terkumpul di pusat. Hal ini primitif dalam perkembangan
merupakan ciri khas pada berbagai evolusioner dibandingkan dengan
80
susunan dalam lingkaran dengan
bagian-bagiannya dalam jumlah kecil. 4.2 Buah, Biji dan Perkembangan
Peleburan bagian-bagian bunga Biji
dapat terjadi dengan berbagai cara,
yaitu petal membentuk tabung, karpel Setelah pembuahan, maka bakal
menjadi pistil majemuk, dan dinding buah bersama bijinya berkembang
bakal buah melebur. Adanya menjadi buah. Dinding bakal buah
peleburan bagian-bagian bunga matang yang disebut perikarp
menunjukkan adanya perkembangan menutupi biji tumbuhan bunga, oleh
evousioner. Pengelompokan bunga karena itu istilah ”angiospermae”
dapat berdasarkan kelengkapan digunakan untuk menamai tanaman
bagian-bagian bunga, yaitu bunga yang memiliki biji terttutup. Beberapa
sempurna dan bunga tidak sempurna. jenis buah menjadi kerig apabila
Bunga sempurna mempunyai empat sudah matang; jenis lainnya
organ bunga yang dapat dibedakan, berdaging. Buah kering tersebut
yaitu sepal, petal, stamen dan pistil. kemudian merekah, dan ada yang
Bunga tidak sempurna bilamana tidak merekah pada waktu matang.
salah satu organnya tidak ada, Macam buah yang tidak merekah
kalaupun ada bentuknya rudimenter umumnya berbiji tunggal dan
dan hanya dapat dikenali dengan berukuran kecil, sebagai contohnya
pemeriksaan cermat. Pada banyak adalah bunga matahari dan jagung
tanaman, misalnya petal telah hilang, dimana buannya sering dinamakan
dan sepalnya hanya berbentuk sisik, biji.
gigi, atau takik. Tumbuhan yang Proses pembuahan akan
bagian perianthnya menjadi amat kecil mempengaruhi biji secara langsung.
atau tidak menyolok. Contohnya Selain itu proses tersebut juga akan
Gramineae, beberapa Acer, Quercus, mempengaruhi perkembangan
dan Ulmus. seluruh jaringan buah secara tidak
Reduksi dalam jumlah dapat pula langsung. Jika stigma tidak dibuahi
didapati pada stamen dan pistil. dan pembuahan tidak terjadi,
Bunga yang mempunyai keduanya setidaknya pada beberapa bakal biji,
dan berfungsi disebut biseksual. Jika maka bunga biasanya menjadi layu
salah satu tidak ada atau tidak dan gugur tanpa perkembangan lebih
berfungsi, maka bunga tersebut lanjut. Reaksi-reaksi ini tampaknya
disnamakan bunga uniseksual. Jika beruhungan dengan hormon tumbuh
hanya ada stamen, maka dinamakan atau auksin yang merupakan
staminat atau bunga jantan; senyawa yang terkandung dalam
sebaliknya disebut pistilat atau bunga buah. Auksin biasanya dihasilkan
betina jika hanya memiliki pistil tanpa oleh jaringan buah yang sedang
stamen. Kedua macam bunga tumbuh dan rupanya bertanggung-
uniseksual dapat dijumpai pada jawab baik terhadap pertumbuhan
tanaman yang sama, seperti jagung, selanjutnya maupun terhadap
kebanyakan begonia, waluh jepang, kemampuan untuk bersaing dengan
mentimun dan lain-lain. bagian-bagian lainnya dalam tubuh
81
tumbuhan dalam memperoleh gunus atau famili berjalan secara
makanan. Pertumbuhan berhenti konstan sehingga dapat dijadikan cara
pada bunga matang dan untuk untuk mengidentifikasi tumbuh-
memulain perkembangan baru tumbuhan. Contoh pembungaan
diperlukan beberapa perangsang. infloresensi terjadi pada broikoli,
Rang-sangan ini menjadi tersedia nenas, murbei nangka dan lain-lain.
dengan adanya penyerbukan dan Suatu proses pembungaan
pembuahan. Butir-butir serbuk sari merupakan hasil evolusi. Beberapa
mengandung auksin, pertumbuhan teori telah dikemukakan untuk
tabung sari melalui tangkai kepala menerangkan asal usul bunga dari
putik mungkin menghasilkan lebih evolusinya. Menurut suatu teori,
banyak auksin dan pembuah itu bunga adalah sumbu yang
merangsang sel untuk membelah diri termodifikais dan menyangga bagian-
dan menghasilkan auksin pada biji bagian hiasan bunga, stamen dan
muda. Auksin yang dihasilkan karpel. Ruas-ruasnya tertekan pada
tersebut pada gilirannya akan sepal terbawah sehingga buku-buku
merangsang pembelahan sel secara sangat berdekatan. Apabila bung
terus menerus. Konsentrasi auksin mempunyai sepal dan petal
bertemabah beberapa kali setelah menyerupai daun, maka kemung-
terjadi penyerbukan dan pembuahan, kinan besar bunga tersebut akan
sehingga buah tumbuh dengan aktif steril. Pada angiospermae petal
dan meningkat hingga maksimal. kemungkinan berasal dari perubahan
Bunga dan buah yang amat muda stamen yang menjadi petal karena
pada tanaman apel, jagung dan hilanya jaringan reproduktif dan
beberapa jenis tanaman lain kurang membentuk seperti sepal. Stamen
bersaing untuk memperoleh makanan, dan karpel kadang-kadang mirip
dan akan melanjutkan pertumbuhan dengan daun. Pada kondisi ini
jika bahan-bahan makanan tersedia keduanya dianggap homolog dengan
bebas dan mudah diperoleh. daun dan merupakan transformasi
Sebaliknya buah pada tanaman yang daun selama evolusi. Dengan
sama akan bersaing dengan ketat demikian karpel dan pistil sederhana
dalam pengadaan makanan dari jarak ditafsirkan sebagai organ ber-bentuk
beberapa puluh sentimeter. Maka daun yang berubah dan terdapat
dianggap bahwa kemampuan sepanjang tulang daun tengah.
bersaing ini didasarkan atas Bagian ujung karpel berubah
pembentukan auksin oleh biji-biji menjadi stigma dan siap menerima
yang sedang berkembang dan bagian- serbuk sari. Beberapa bunga
bagian lain pada buah. mempunyai ciri khusus karena adanya
Bunga kadang-kadang modifikasi organ-organ bunga. Biji
mempunyai satu tangkai sumbu merupakan struktur myang kompleks
seperti pada tulip. Pada bunga yang terdiri dari embrio atau lembaga,
kelompok ini pembungaan disebut kulit biji dan persediaan makan
dengan infloresensi. Macam-macam cadangan. Dalam biji tumbuhan
infloresensi pada suatu species,
82
makanan disimpan dalam lembaga langsung terlibat dalam proses
atau pada jaringan di sekelilingnya. pembentukan biji
Bagian bunga yang esensial adalah
pistil dan stamen yang secara
Gambar 4.3 .
Beberapa jenis serbuk sari
Bila suatu kepala sari yang muda diperhatikan dengan cermat maka akan
tampak empat cuping yang terdiri dari mikrosporangium. Cuping merupakan ruang
tanpa dinding yang dibatasi oleh jaringan steril kepala sari. Dua mikrosporangioum
terletak pada dua sisi jaringan penopang yang dilalui satu berkas pembuluh. Irisan
melintang melalui anther kuncup bunga yang muda memperlihatkan adanya
sekumpulan sel besar dalam setiap mikrosporangium atau sel induk mikrospora. Sel
induk mikrospora mengandung banyak sitoplasma dan nukleus besar. Sel tersebut
meluas dalam masa perpanjangan kepala sari. Ketika pertama kali dibentuk sel induk
83
mikrospora sangat padat tetapi kemudian harus memisahkan diri menjadi berbentuk
bola
Semasa pertumbuhan anther nukleus setiap induk mikrospora membelah diri
kemudian nukleus anak akan membelah lagi. Peristiwa ini merupakan proses
meiosis. Setelah dinding sel terbentuk maka terjadi empat sel yang disebut dengan
mikrospora. Kumpulan mikrospora disebut tetrad. Mikrospora akan berkembang
menjadi butir serbuk sari.
Perubahan mikrospora menjadi butir serbuk sari disebabkan oleh pembelahan inti
mikrospora. Anak inti berpisah dan bersama dengan sitoplasma membentuk dua sel
yang berdekatan, atau terkadang dipisahkan oleh membran yang tipis. Salah satu sel
ini adalah sel tabung yang merupakan sel. Sedangkan sel lainnya yang berukuran
lebih besar disebut sel generatif. Pada beberapa species sel generatif terbelah
membentuk sel gamet jantan sebelum seruk sari ditumpahkan. Dengan demikian
ada dua macam serbuk sari dalam tumbuhan berbunga. Serbuk sari pertama hanya
berisi tabung dan nukleus generatif yang bersamaan dengan kesiapan serbuk sari
yang ditumpahkan. Serbuk sari yang kedua berisi nukleus tabung dan dua nukleus
jantan. Dinding mikrospora menjadi dinding serbuk sari dan berubah menjadi tebal
dengan permukaan luar ditutupi duri atau ciri khas lainnya.
Peristiwa yang terjadi di dalam bakal biji bersamaan dengan pembentukan
sperma. Langkah-langkah ini mengarah kepada pembentukan gamet betina atau sel
telur. Bakal biji adalah bentuk permulaan dari biji di daerah plasenta pada dinding
bakal buah. Perkembang-biakan ini terdiri dari suatu lapisan yang tebalnya sampai
beberapa sel dan dinamakan nucelus. Penebalan khusus ini menutupi satu sel induk
magaspora. Pada tumbuhan berbiji yang tumbuhan tingkat rendah yang mempunyai
dua jenis spora akan menyimpan sel induk megaspora di dalam megasporangium.
Proses ini hanya terdapat pada tumbuhan angiospermae. Pada tumbuhan biji
tertutup pada umumnya nucelus dianggap sebagai dinding megasporangium.
Sebagai akibat pertumbuhan nucelus dan basal akan segera diangkap pada
integumen, kemudian akan tumbuh dan mengelilingi mikrofil. Bakan biji dapat lurus
tetapi pada kebanyakan tumbuhan bunga bakal biji itu menjadi terbalik degan lubang
mikrofilnya mengarah ke bagian plasenta dan tangkainya melebur ke integumen. Sel
induk megaspora akan membelah dua dan membentuk emepat megaspora. Hanya
satu diantara empat megaspora dan biasanya megaspora yang paling jauh dari
mikrofil akan paling dekat dengan suplai makanan.
Kantung embrio adalah satu megaspora yag besar dan hidup secara terus
menerus. Selama perkembangan kantung embrio, inti megaspora terbagi menjadi
tiga proses mitosis sehingga menjadi delapan inti yang secara genetis identik.
Makanan dan minuman diserap melalui tangkai bakal biji dan kantungnya membesar
bersamaan dengan nucelus dan integumen. Empat diantara kedelapan inti tersebut
berada di ujung mikrofil kantung embrio. Sedangkan empat lainnya di ujung yang
berlawanan. Satu nukeus, inti kutub akan berpindah dari kelomppok megaspora ke
arah tengah kemudian dikelilingi membran tipis, sehingga selama proses ini akan
menyebabkan inti tertinggal. Ketiga sel di ujung mikrofil adalah sel telur. Sedangkan
dua sel yang berdekatan akan mengelilingi sel telur dan disebut sebagai sinergit.
84
a. Pembuahan
Pembuahan adalah bagian dari proses reproduksi secara seksual karena adanya
perpaduan antara sperma dan sel telur. Butir serbuk sari berkecambah pada kepala
putik atau stigma dan tabung serbuk sari tumbuh ke bawah melalui tangkai putik
(stylus) ke bagal biji.
Jika sel generatif belum terbagi untuk membentuk dua gamet jantan maka sel itu
akan membelah diri sesudah berpindah ke dalam tabung serbuk sari. Gamet-gamet
yang terdiri dari satu inti besar yang dikelilingi oleh selaput sitoplasma bergerak ke
arah tabung serbuk sari. Ujung tabung itu melewati nucelus dan masuk ke dalam
kantung embrio kemdian ujung tabung membelah (pecah) mengeluarkan sperma.
Nukleus tabung akan bergerak lebih dahulu dibandingkan dengan sperma kemudian
nukleus mengarahkan tabung serbuk sari selama perkembangannya dan secara terus
menerus mengikuti gamet. Inti tabung akan menurunkan suhu pada saat sebelum
perkecambahan butir sebruk sari maupun pada pertumbuhan awal tabung serbuk sari,
oleh sebab itu diduga bahwa inti tabung serbuk sari adalah struktur sisa yang tidak
berperan dalam pertumbuhan tabung serbuk sari.
Gambar 4.4.
(a). Struktur anatomi organ pembuahan tumbuhan. Struktur anatomi benang sari .
(b). Struktur anatomi bakal buah.
85
Gambar 4.5.
Proses perkembangan organ reprodukstif dan fertilisasi.
A. Fase haploid: Pembentukan sel telur, penyerbukan dan pembuahan.
B. Fase diploid: Perkecambahan dan perkembangan benih.
86
Nukleus yang berasal dari peleburan bakal biji dan akan berkembang
ketiganya dinamakan nukleus menjadi biji. Sebagai contoh pada
endosperma primer atau nukleus buah semangka yang mempunyai
peleburan ganda tiga. banyak biji berarti ratusan butir sebuk
Peleburan nukleus telur dengan sari sangat diperlukan untuk
sperma bersama-sama dengan menyerbuk satu bunga.
perpaduan antara nukleus sperma
kedua dengan nukleus kutub disebut b. Waktu antar perkecambahan
pembuahan ganda. Pembuahan
ganda hampir umum ditemukan oleh Waktu antara perkecambahan serbuk
ahli botani. Pembuahan ganda harus sari dan pembuahannya berjalan
terjadi di dalam setiap bakal biji dan dengan singkat. Atau kadang-kadang
diikuti oleh pembentukan biji. Setidak- berjalan berhari-hari sampai dengan
tidaknya butir serbuk sari harus berbulan-bulan
berkecambah pada stigma setiap
Gambar 4.6.
Proses pembuahan di dalam kantung embrio.
Gambar 4.7.
Perkembangan embrio
87
Pada tanaman jelasi planula hanya terdiri dari sekelompok
perkecambahan serbuk sari kurang kecil jaringan meristimatik.
dari satu jam, pada tanaman jagung, Sedangkan pada tanaman lain seperti
perkecambahan serbuk sari sekitar 24 buncis mempunyai pucuk le,mbaga
jam. Pada tanaman tomat dekitar 50 atau plumula yang tersusun dari suatu
jam dan pada tanaman kubis lebih meristem apikal mbersama-sama
kurang lima hari. dengan beberapa daun embrionik.
Pada tanaman tertentu tabung Pada perkecambahan, plumula
serbuk sari berkecambah setelah membentuk bagian pucuk di atas
tujuh bulan. Pada waktu pembuahan kotiledon. Ujung meruncing dari
atau pada saat sesudahnya nukleus embrio dibagian pangkal dinamakan
menjadi tidak teratur tetapi setelah sebagai akar lembaga (radicula),
pembuahan selesai sel sinergit dan kemudian terus berkembang menjadi
antipodal akan luluh. Sel telur yang akar primer apabila biji tersebut
dibuah tumbuh menjadi embrio. berkecambah. Daerah antara radicula
Tingkatan dalam perkembangan dan kotiledon adalah batang
embrio merupakan ciri khas bagi embrionik atau hipokotil.
banyak petumbuhan tanaman dikotil. Umumnya perkembangan embrio
Zigot akan membelah diri beberapa tumbuhan yang monokotil banyak
kali dan menghasilkan sekumpulan persamaannya dengan pola
sel, pro embrio yang menunjang jalan perkembangan tanaman seperti kubis.
masuk ke dalam kantung embrio. Sel Meskipun demikian pada
teratas dari semuanya dan paling jauh monokotiledon yang sudah maju
dari mikrofil akan membelah diri (contohnya rumput-rumputan)
karena adanya pembentukann dinding mempunyai kotiledon yang telah
melintang dan membujur untuk mengalami perubahan evolusioner.
membentuk sekelompok delapan sel Kotiledom terdiri dari dua bagian
menjadui dua baris yang terdiri dari pokok. Pertama perisai atau
empa sel. Kelompok sel ini menyusun skutelum, sebagai organ penyerap
sebahagian besar embrionya. Sel-sel makanan dan kedua adalah koleoptil
yang tersisa di bawahnya akan serta tudung pelindung di bagian atas
membentuk suspensor. plumula.
Perkembangan suspensor akan Setelah pembuahan nukleus
mendorong embrio yang tumbuh ke endosperma primer segera mulai
bagian dalam endosperma yang membelah diri dan menghasilkan
berfungsi sebgai penyedia makanan jaringan multiseluler atau endo-
yang berlimpah. sperma. Sel telur yang dibuahi
Embrio yang sudah matang terdiri berkembang menjadi embrio tetapi
dari suatu poros yang menyangga dua pertumbuhannya berlangsung lambat
kotiledon dan atau daun biji. Pada dibandingkan dengan pertumbuhan
ujung poros di atas buku kotiledon endosperma karena setelah
terdapat plumula. Plumula yang pembuahan zigot memasuki masa
merupakan aspek pucuk embrionik istirahat. Endosperma berkembang
pada beberapa tanaman sepertikubis berkat suplai makanan oleh tumbuhan
88
induk. Kemudian memberi makanan dan tipis seperti kertas mengelilingi
kepada embrio. Dalam berbagai embrio. Kulit tersebut dapat menebal
species pada tingkat dini, dan ekras seperti batu. Hal ini terjadi
pembentukan endosperma akan pada kenari dan kemiri. Epidermis
membebaskan banyak nukleus. kujlit biji pada tanaman tertentu
Dinding inti akan berkembang menghasilkan serat kapas seperti
mengeilingi inti. Pada sepcies yang yang terjadi pada tanaman kapas.
lain pembelahan nuklir segera harus Pada beberapa biji mikrofil tetap
diikuti oleh pembentukan dinding sel. nampak sebagai lubang kecil yang
Endosperma berkembang lebih cepat dihubungkan dengan parutan yang
dibandinmgkan dengan embrio dan disebut hilum yang menandakan letak
biji muda. Pada beberapa biji, embrio tangkai yang melekatkan biji dengan
tetap berukuran kecil dan dikelilingi plasenta. Sewaktu biji itu matang dan
oleh endosperma. Endosperma tetap secara bertahap embrio memasuki
hidup membesar dan menjadi jaringan masa dorman sampai biji
istimewa biji, kaya akan makanan perkecambah.
yang tertimbun dalam bentuk minyak
atau pati atau protein. Makanan yang
tersimpan di dalam endosperma digun
akan oleh embrio pada waktu biji
berkecambah. Biji dengan embrio
yang terbenam di dalam endosperma
merupakan salah satu contoh dari biji
jarak, jagung, padi-padian dan kelapa.
Pada biji yang lain sebagian
besar embrio melanjutkan
perkembangannya sampai dengan
semua endosperma diserap.
Beberapa saat kemudian embrio akan
menjadi kian besar dan sel-selnya
terisi dengan bahan makanan
cadangan. Sebahagian besar dari
makanan yang tertimbun di dalam
daun lebaga (kotiledon) yang menjadi
sangat besar. Contoh biji yang
kekurangan endosperma adalah
lobak, kubis, bunga matahari, labu
siam dan polong-polongan seperti
kacang merah.
Biji dikelilingi oleh kulit biji yang Gambar 4.8.
telah berkembang dari integumen Proses perkecambahan benih dari biji dikotil.
bakal biji. Kulit biji biasanya tipis
seperti pada kacang merah dan
kacang tanah yang berwarna coklat
89
Biji angiospermae merupakan seperangkat kromosom kepada sel
suatu struktur yang kompleks dan telur yang dibuahi. Jadi dalam setiap
jaringannya bermacam-macam. Biji gamet akan terdapat dua kali jumlah
angisperma tersusun dari kulit biji, kromosom. Inti sel telur yang dibuahi
endoperma dan embrio. Hal ini terjadi mengalami proses mitosis sehingga
pada tanaman jagung, gandum, padi setiap anak sel berisi setengah jumlah
atau dari kulit biji dengan embrio saja. kromosom yang berasal dari sperma
dan stengah jumlah kromosom yang
berasal dari sel telur. Semua sel dari
tumbuhan berasal dari pembelahan
ulang sel telur yang dibuahi yang
mengandung jumlah kromosom ganda
(2n). Satu gamet dinyatakan sebagai
n. Maka penggandaan jumlah
kromosom dari sel telur yang dibuahi
selalu disertai dengan reduksi dari
jumlah kromosom pada tahap siklus
Gambar 4.8b. hidupnya. Gamet mengandung
Perkecmbahan pada tanaman monokotil jumlah kromosom yang sama dengan
(barley) sel tubuh, yaitu 2n. Oleh sebab itu sel
telur yang dibuahi dan sel-sel pada
tumbuhan akan mengandung 4n
c. Pergiliran Generasi kromosom. Generasi berikutnya akan
terdiri dari 8n kromosom.
Pergiliran generasi merupakan Pada tumbuhan berbunga terjadi
kejadian dalam dua fase, atau pengurangan jumlah kromosom.
generasi, dalam daur hidup organisme Proses ini disebut meiosis, yaitu
yang berkembang biak secara pembelahan secara kolektif. Sebagai
seksual. Salah satu dari generasi ini akibat dari meiosis adalah
menghasilkan spora dan disebut terbentuknya tetrad spora dengan
dengan sporofit. Yang lain setengah dari jumlah kromosom. Sel
menghasilkan gamet dan disebut induk spora memiliki kromosom 2n;
generasi gametofit. Kata generasi mikrospora dan megaspora memiliki
dipakai dalam hal ini untuk kromosom sebanyak n. Semua
membedakan dari yang biasa dipakai, struktur yang terjadi secara langsung
yang mengacu kepada selang waktu pada mikrospora dan megaspora juga
di antara kelahiran tetuanya dan memiliki jumlah kromosom n. Batas
kelahiran keturunannya. Pergiliran antara kedua generasi, sporofit dan
generasi ini bersesuaian dengan gametofit, ditentukan dengan
pergantian jumlah kromosom dalam terjadinya peristiwa meiosis dan
kedua fase daur hidup tumbuhan. pembuahan. Generasi sporofit
Bila dua gamet berpadu memiliki kromosom 2n, gametofitnya n
membentuk zigot maka stiap gamet kromosom. Pergiliran generasi tidak
akan memberikan sum-bangan hanya dijumpai pada tumbuhan
90
berbunga, tetapi umum dijumpai pada penyerbukan kepala putik oleh serbuk
seluruh dunia tumbuhan. Generasi sari yang berasal dari bunga itu
sporofit yang menghasilkan spora sendiri atau dari bunga lain pada
maupun gametofit yang menghasilkan tumbuhan yang sama. Penyerbukan
gamet yang dicirikan dengan adanya silang ialah proses perpindahan
pembuahan dan meiosis, pada serbuk sari dari anther bunga
tumbuhan berumah dua, sel tubuh 2n tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan
mengandung kromosom yang telibat lain yang sama atau species yang
dalam penentuan alat reproduksi berkerabat. Penyerbukan dapat
seksual. dibantu oleh angin dan serangga,
burung, keong, dan binatang kecil lain.
4.3. Penyerbukan (polinasi) Contoh tanaman yang menyerbuk
sendiri adalah gandum, jelai, padi,
Pembuahan sel telur dan kedelai dan lain-lain. Penyerbukan
perkembangannya hanya akan terjadi silang lebih umum terjadi dibanding
jika butir serbuk sari sampai kepada dengan penyerbukan sendiri.
stigma. Penyerbukan ialah pindahnya Penyerbukan silang
serbuk sari dari kepalam sari kepada menghasilkan kombinasi satuan
stigma. Penyerbukan berbeda keturunan yang lebih beragam dari
dengan pembuahan, penyerbukan keduanya. Pengaruh langsung dari
adalah peleburan gamet jantan dan penyerbukan silang adalah banyaknya
gamet betina. Penyerbukan ada dua species dari produksi biji yang
macam, yaitu penyerbukan sendiri dihasilkan dan bersifat lebih kuat dari
dan penyerbukan silang. turunannya.
Penyerbukan sendiri adalah proses
Gambar 4.9.
Pergantian generasi tanaman
91
a. Penyerbukan oleh serangga yang berbeda. Hal ini
menguntungkan penyerbukan silang
Sebahagian besar tumbuhan (dikogam). Dikogami terhjadi melalui
berbung diserbuki oleh insekta seperti dua cara. Yang pertama adalah
lebah, kupu-kupu, tawon, kumbang anther akan matang sebelum stigma
dan lain-lain. Pada kasus tertentu pada kasus lain stigma lebih dulu
penyerbukan dapat dilakukan oleh matang daripada anther. Bunga
burung dan mamalia. Bunga yang dengan pistil dan stamen yang
diserbuki oleh serangga biasanya matang pada waktu yang berbeda
berwarna cerah dan atau berbau sangat umum dijumpai pada dunia
harum. Serbuk sari yang dihasilkan tumbuhan.
sangat berat sehingga cepat lengket Pada beberapa bunga terdapat
dan sukar diterbangkan oleh angin. hubungan antara tabung korola dan
Bunga seperti ini mengandung tempat ukuran panjangnya. Nektar yang
air madu atau nektar. Banyak sekali terletak pada pangkal tabung korola
percobaan-percobaan untuk akan menempel pada anggota badan
mengetahui ketertarikan serangga kupu-kupu atau ngengat yang memiliki
terhadap bunga yang berwarna dan bagian mulut berbentuk panjang
berbau wangi. Lebah dan serangga sehingga dapat mencapai nektar.
akan mendatangi bunga dan Sebagai contoh adalah Saponaria,
mengumpulkan serbuk sari atau berbagai jenis tembakau, Datura
nektar sebagai bahan makanan buat memiliki tabung korola sepanjang 8cm
mereka atau keturunannya. sehingga sulit untuk diserbuk oleh
Penyerbukan terjadi secara kebetulan serangga.
pada waktu serangga tersebut Penyerbukan sendiri tidak
mendatangi bunga. Serbuk sari terhalangi oleh heterostyli karena
melekat pada bagian mulut, kepala, pada saat serangga mencabut
kaki dan rambut pada tubuh lebah mulutnya dari korola bunga maka dia
sesudah lebeah tersebut mendatangi akan memindahkan serbuk sari dari
bunga. Jika lebih mendatangi bunga anther ke stigma dari bunga yang
yang lain, sebagian serbuk sari akan sama. Penyerbukan sendiri lebih
menyentuh stigma dan mudah terjadi pada siklus pendek
mengakibatkan penyerbukan silang. akan tetapu proses penyerbukan
Penyerbukan oleh serangga sendiri dalam pembentukan biji sangat
merupakan cara yang terpenting untuk bervariasi.
proses perkebang-biakan.
c. Ketidak serasian
b. Adaptasi bunga yang
menguntungkan penyerbukan Pada banyak tumbuhan dengan
silang bunga sempurna pembuahan dan
pembentukan buah serta biji terjadi
Pada tumbuhan yang memiliki setelah penyerbukan sendiri
bunga sempurna mempunyai stamen (keserasian sendiri). Pada tumbuhan
dan pistil yang matang pada waktu lain kadang-kadang tidak terjadi
92
pembuahan walaupun stigma sudah Prinsip genetik adalah pengendalian
diserbuk oleh serbuk sari dari bunga mutu benih internal yang dilaksanakan
yang sama (ketidak serasian fisiologis produsen benih agar kemunduran
atau ketidak-serasisan sendiri). genetik tidak terjadi dan benih yang
Dalam banyak hal ketidak serasian dihasilkan memiliki mutu genetik
disebabkan oleh rendahnya laju (kemurnian) yang tinggi. Adapun
pertumbuhan tabung serbuk sari. prinsip agronomik adalah tindakan
budi daya produksi agar benih yasng
d. Penyerbukan angin dihasilkan dapat maksimum, basik
dalam kuantitas (jumlah) maupun
Penyerbukan dengan angin kualitas (terutama mutu fisik dan mutu
merupakan proses yang paling fisiologis benih).
mudah. Bunga tumbuhan diserbuk Pada dasarnya, usaha produksi
oleh angin kecil dan kurang menarik, atau penangkaran benih bertujuan
penyerbukann angin dijumpai pada untuk menghasilkan benih sebanyak-
tumbuhan kayu dan herbal, seperti banyaknya dengan mutu yang
Conifer, Cuercus dan lain-lain. Pada memenuhi syarat sertifikasi benih.
banyak tumbuhan erkayu bunga Benih bersertifikat merupakan benih
jantan dan terkadang betina dari suatu varietas yang telah
berkelompok dalam untaian. diketahui (telah dilepas) dan
diproduksi dengan sistem
e. Musim penyerbukan pengawasan serta standar sertifikasi
benih, baik standar lapangan maupun
Di daerah empat musim terdapat laboratorium yang ketat dalam
tiga kali waktu penyerbukan, yaitu mempertahankan kemurnian varietas
awal musim semi, akhir musim semi tersebut. Untuk menghasilkan benih
dan awal musim panas, serta akhir ber-sertifikat, perlu memperhatikan
musim panas dan musim gugur. prinsip-prinsip berikut ini.
Banyaknya seruk sari di udara dapat
dihitung dengan cara meletakkan di a. Persyaratan lahan produksi
udara slide mikroskop yang ditutupi benih
oleh agar tipis atau vaselin. Serbuk
sari yang melekat harus diwarnai dan Untuk menghasilkan benih
dapat dipelajari di bawah mikroskop bermutu, tanaman harus diusahakan
dan kemudian diidentifikasi melalui secara intensif pada lahan yang
ciri-ciri permukaan butir sari tersebut. memenuhi persyaratan dan dikelola
sesuai dengan keadaan agroklimat
4.4. Teknik Produksi Benih setempat. Dua persyaratan lahan
Tanaman yang utama bila akan memproduksi
benih bersertifikat yaitu sebagai
Untuk menghasilkan benih berikut:
bermutu (bersertifikat) minimum (a). Lahan subur dan tersedia air:
melibatkan dua aspek penting, yakni Air dapat disediakan secara teknis
prinsip genetik dan prinsip agronomik. melalui irigasi atau secara alami
93
sebagai lahan tadah hujan. Air sangat generation flow atau poly generation
dibutuhkan terutama pada saat flow. Untuk itu perlu diperhatikan
tanaman memasuki masa pengisian ketentuan pelaksanaan sertifikasi
biji (grain filling). Perlu diperhatikan sebagai berikut: (a). Benih penjenis
pula bahwa memproduksi benih (BS) dapat diperbanyak kembali
umumnya dilakukan di luar musim sampai 5 kali (sampai dengan BS4).
tanam (off-season) karena untuk Pengawasan dan jaminan mutu
memenuhi kebutuhan benih pada dilakukan oleh pemulia tanaman
musim berikutnya. (b). Lahan bersih (breader) yang bersangkutan. (b).
dan bebas dari varietas lain. Untuk Benih dasar (BD) dapat diperbanyak
menghindari percampuran varietas, kembali sampai 5 kali (sampai dengan
sejarah lahan, yakni catatan urutan BD4). (c). Benih pokok (BP) dapat
jenis dan varietas tanaman yang diperbanyak kembali sampai 5 kali
pernah ditanam, perlu diperhatikan. (sampai dengan BP4). (d). Benih
Secara umum, dalam satu lokasi sebar (BR) dapat diperbanyak kembali
lahan produksi benih tidak dapat sampai 5 kali (sampai dengan BR4)
ditanami dua varietas berbeda dari Selain aspek benih sumber,
jenis tanaman yang sama secara produksi benihpun perlu
berturut karena akan menimbulkan memperhatikan aspek sumber benih,
penyerbukan silang. Adanya tanaman yakni lembaga atau institusi yang
voluntir juga merupakan kontaminan. menghasilkan benih sumber. Hal ini
Selain dari dalam lahan, percampuran penting karena dalam skema sistem
pun dapat terjadi dari pertanaman perbenihan di Indonesia, telah
sejenis yang berbeda varietas yang ditentukan lembaga-lembaga yang
ada di sekitar lahan produksi. Cara berkompeten untuk memproduksi
menghindarinya dengan melakukan setiap jenjang kelas benih
isolasi waktu atau isolasi jarak. bersertifikat.
Untuk kesuksesan produksi
b. Benih Sumber benih dalam hal kemurnian benih,
pada umumnya proses produksi
Benih sumber atau benih yang terisolasi. Isolasi uang umum
akan digunakan untuk memproduksi digunakan adalah isolasi waktu dan
benih haruslah bermutu tinggi dan jarak.
jelas asal-usulnya. Syarat mutu bagi Isolasi waktu ataupun isolasi jarak
benih bersertifikat antara lain murni merupakan tindakan perlindungan
(sesuai dengan sifat-sifat induknya), terhadap pertanaman benih dari
sehat (bebas dari hama maupun penyerbukan silang oleh varietas lain,
penyakit), bersih (bebas dari kotoran baik dari dalam maupun sekitar lahan
maupun campuran varietas lain), dan produksi. Isolasi diterapkan apabila
memiliki daya tumbuh yang tinggi. pada satu areal pertanaman terdapat
Benih sumber yang digunakan dalam kemungkinan terjadinya penyerbukan
produksi benih harus berasal dari silang. Jika kemungkinan
kelas yang lebih tinggi seperti dalam penyerbukan silang tidak terjadi maka
sistem alur perbanyakan mono isolasi tidak perlu dilakukan.
94
Dalam isolasi waktu, waktu tanam Dalam pelaksanaannya, isolasi
produksi benih dibuat berbeda dengan sering sulit dilaksanakan karena sulit
waktu tanam produksi benih dan atau mencari lahan produksi benih yang
non benih suatu varietas lain dari jenis betul-betul ideal dan mengatur
tanaman yang sama, di suatu lahan keserempakan pola dan waktu tanam
produksi yang berdekatan agar masa petani. Oleh karenanya, isolasi yang
berbunga antara kedua varietas tidak sering dilakukan yaitu menanam
dalam waktu yang bersamaan. tanaman barier sehingga dapat
Lasmanya ditentukan oleh masa menghemat waktu (tidak perlu isolasi
pembungaan varietas yang waktu) dan dapat memanfaatkan
bersangkutan. Secara umum, lama ruang antara pertanaman. Adapun
isolasi waktu untuk tanaman pangan upaya untuk menghindari
sekitar 1 bulan. Dalam melakukan percampuran varietas dari dalam
isolasi waktu, dapat terjadi lahan produksi, dilakukan roguing
penanaman di luar musim tanam. Jika (pencabutan tanaman voluntir).
ini terjadi maka harus ditunjang
dengan sarana atau prasarana yang c. Dasar-dasar budidaya untuk
mampu menekan risiko kegagalan, produksi benih
misalnya irigasi yang baik. Isolasi
jarak memberi jarak antara satu Teknik produksi benih sedikit
hamparan pertanaman dan hamparan berbeda dengan teknik produksi non-
pertanaman lain dari varietas yang benih, yakni pada prinsip genetisnya,
berbeda sehingga tidak dimungkinkan dimana aspek kemurnian genetik
terjadi penyerbukan silang. Isolasi menentukan kelulusan dalam
jarak dapat berupa lahan kosong, sertifikasi. Teknik budi daya ini secara
pertanaman dari tanaman jenis lain internal dilaksanakan oleh penangkar
atau tanaman sejenis yang dijadikan benih dalam bentuk roguing dan
tanaman penghalang (barier) dan secara eksternal dilaksanakan oleh
tidak ikut dipanen sebagai benih. BPSB dalam bentuk pengawasan di
Jarak isolasi tersebut ditentukan oleh lapang. Adapun teknik budi daya
tipe (jenis) dan cara penyerbukan dari mulai dari pengolahan tanah hingga
tanaman yang bersangkutan. Isolasi panen antara teknik budi daya
jarak untuk tanaman dengan produksi benih dan non benih secara
penyerbukan silang (misalnya jagung, relatif sama.
isolasi jarak 200 m) askan lebih jauh Produksi benih biasanya diawali
dibandingkan tanaman dengan dengan perkecambahan benih,
penyerbukan sendiri (misalnya padi, pesemaian, pembibitan, penanaman,
isolasi jarak 3 m). Demikian pula, pemeliharaan, panen dan
isolasi jarak untuk tanaman dengan pascapanen, pengolahan benih,
penyerbukan yang dibantu oleh angin pengeringan, pengujian benih,
(misalnya jagung) lebih jauh dibanding sertifikasi dan pengepakan benih.
tanaman yang penyerbukannya
dibantu oleh serangga.
95
1) Pengolahan tanah, menentukan kebutuhan unsur hara yang
komposisi media tanam, dipersyaratkan.
mencampur media dan Media tanah dan kompos yang
mengisi media ke dalam tealh sisiapkan harus dicampur
polybag. dengan merata agar kondisi media
tanam seragam baik secara fisik,
Pengolahan tanah pada dasarnya kimia dan biologis. Sara encampu
bertujuan untuk menggemburkan, media tanam dapat dilakukan secara
memperbaiki struktur tanah, manual dan mekanik. Pencampuran
meningkatkan aktivitas organisme secara manual dapat dilakuan dengan
tanah, serta menciptakan aerasi yang bantuan alat sekop dan cangkul. Para
baik. Selain itu, pengolahan tanah petani pengangkar biasanya
dapat juga bermanfaat dalam melakukan pencampuran sebagai
mengendalikan gulma dan berikut: karung tanah dicampur satu
membebaskan lahan dari sisa-sisa karung kompos lalu diaduk sampai
tanaman atau benih tanaman yang rata, kegiatan ini dilakukan berulang-
ada. Untuk itu, hendaknya cukup ulang sampai volume media tanam
tersedia waktu antara saat diperkirakan mencukup untuk mengisi
pengolahan tanah dan waktu tanam polybag.
sehingga benih gulma dan tanaman Pencampuran media tanam dapat
dari pertanaman sebelumnya tumbuh dilakukan dengan mesin pengaduk
dan dapat dicabut. media atau mixer. Dengan alat ini
Untuk memproduksi benih-benih petani tinggal memasukkan tanah
kecil (10 gram benih 1.000 benih, setengah dari volume mixer dan
biasanya diawali dengan kompos setengah dari volume mixer.
perkecambahan benih, pesemaian, Tutup kap penutup sampai rata.
pembibitan, penanaman, Sambungkan kabel mixer ke arus
pemeliharaan, panen dan listrik dan media tanam akan
pascapanen, pengolahan benih, tecampur dengan sempurna dan ada
pengeringan, pengujian benih, kemungkinan lebih homogen dari
sertifikasi dan pengepakan benih. pada pencampuran dengan cara
Proses penyiapan polybag untuk manual.
pembibitan dimulai dengan
menentukan komposisi media Media yang sudah siap untuk
pembibitan. Pada umumnya digunakan diangkut dengan gerobak
komposisi media yang diharapkan (jika lokasi antar lokasi media dan
adalah mempunyai kandungan hara tempat pembibitan berdekatan).
makro dan mikrto, mangandung Apabila penyiapan media berjauhan
bahan organik, aerasi baik dan dapat dengan tempat pembibitan, maka
menyimpan air dengan afisien. Untuk disarankan untuk mengangkut media
media pembibitan para petani dengan kendaraan roda empat. Hal
penangkar benih biasanya menyiapka ini dilakukan untuk memudahkan
komposisi media tanah: kompos (1: 1) pekerja dalam mengisi polybag.
dan biasanya telah memenuhi standar
96
Media tanam akan diisikan ke Setelah jarak tanam ditentukan,
polybag. Para petani biasanya kebutuhan benih setiap hektar dapat
menyiapkan kotak kayu untuk ditentukan. Kebutuhan benih
memberdirikan polybag atau kaleng dipengaruhi oleh: (1). Jarak tanam
atau botol plastik. Polybah dibuka atau populasi tanaman per hektar.
mulutnya dan diletakkan pada (2). Ukuran atau bobot benih per
peralatan yang disebutkan. Setelah 1.000 butir. (3). Daya tumbuh
polybag berdiri pada tempatnya, maka (kecambah) benih.
media pembibitan disiramkan ke atas Jatak tanam antar tanaman pada
polybag terbuka sampai penuh, umunya dapat ditentukan berdasarkan
kemudian masing=masing polybah kanopi dari varietas tanaman yang
dirapikan dan disiram dengan air. dibudidayakan. Ukuran atau bobot
benih per 1000 gram, biasanya tertera
pada kemasan (label) benih.
Keterangan ini terdapat pada
kemasan apabila benih varietas
tanaman mempunyai perfomansi biji
berukur kecil seperti benih kubis,
sawi, wortel, tomat, cabai, bunga
krisan dan lain-lain. Keterangan
Posisi wadah dengan polybag pembibitan tentang daya tumbuh (daya
pada saat mengisi polybag kecambah) tertera pada label
kemasan. Ketiga keterangan di atas
2) Penanaman selalu terdapat pada label benih-benih
tanaman yang bersertifikat.
Penanaman dilakukan secara Penghitungan kebutuhan benih
beraturan untuk memudahkan sangat penting dilakukan agar
pemeliharaan (pemupukan, penangkar dapat menyediakan benih
pengendalian hama dan penyakit), secara tepat jumlah sehingga tidak
pembersihan tanaman (pengendalian ada kelebihan pembelian benih dan
gulma), dan pelaksanaan roguing. input produski benih menjadi efektif
Jarak tanam yang digunakan dapat dan efisien. Kekurangan penyediaan
disesuaikan dengan jenis atau benih akan menyebabkan
varietas tanamannya, tingkat ketidakseragaman penanaman
kesuburan lahan, serta ketersediaan sedangkan kelebihan penyediaan
air dan sinar matahari. Jarak tanam benih merupakan pemborosan.
yang rapat dilakukan jika kesuburan Perkiraan kebutuhan benih per hektar
tanah mendukung dan kompetisi antar dapat dihitung dengan rumus :
tanaman tidak sampai pada taraf yang
merugikan. Jarak tanam rapat
dilakukan untuk memaksimalkan
sumber daya yang tersedia dalam
rangka mendapatkan hasil (produksi)
yang maksimal.
97
B = 10.000 X 100/p x100/q X 100/r X s/1000 X t X 1 g
Keterangan :
B = Benih yang diperlukan per hektar (gram)
p = Jarak antar barisan (cm)
q = Jarak rumpun tanaman dalam barisan (cm)
r = Daya kecambah benih (%)
s = Bobot 1.000 butir benih (gram)
t = Jumlah tanaman per rumpun
98
c) Pengendalian hama dan penyakit benih dini, air diperlukan dalam jumlah
banyak dan pada tahap pemasakan
Hama dan penyakit di lapang
benih, air tidak diperlukan lagi.
selalu ada sehingga perlu
Penyediaan air bagi tanaman
dikendalikan agar pertanian dapat
dapat dilakukan secara teknis melalui
mencapai produksi yang tinggi.
irigasi atau secara alami dari hujan.
Namun, pengendalian tersebut
Pada musim kemarau atau bila tidak
hendaknya dilakukan sedini mungkin
hujan, pengairan dilakukan dengan
dengan senantiasa memperhatikan
penyiraman. Penyiraman sebaiknya
batas ambang ekonomisnya, yakni
dilakukan pada pagi atau sore hari,
tingkat populasi dan intensitas
jangan dilakukan pada siang hari
serangan yang membahayakan
karena berpengaruh buruk terhadap
proses pertumbuhan dan
tanaman, yakni terjadi peningkatan
perkembangan tanaman.
laju transpirasi secara mendadak.
Pengendalian hama dan penyakit
Sebelum melakukan kegiatan
dapat dilakukan secara preventif dan
produksi benih. Harus dilakukan
kuratif. Cara preventif (pencegahan)
terlebih sahulu pengecekan sumber
dengan membuat pertumbuhan
air dan jaringan irigasi. Apabila lahan
tanaman sesehat mungkin, misalnya
produksi berada pada lahan sawah
memberi pupuk yang seimbang dan
dengan pengairan teknis, maka
melakukan sanitasi lingkungan. Cara
kondisi sumber air dan jaringan irigasi
kuratif adalah cara pemberantasan
diprediksi tidak akan ada masalah.
terhadap hama dan penyakit, seperti
Apabila fasilitas tersebut tidak ada,
penggunaan pestisida, gropyokan
maka sumber air biasanya ditampung
untuk pemberantasan tikus, dan
pada drum atau bak penampungan
eradikasi (pencabutan dan
yang dilapisi plastik yang disiapkan di
pembuangan) tanaman yang
sekitar lokasi budidaya.
terserang. Karena penggunaan bahan
Apabila produksi benih dilakukan
kimia cukup mengandung risiko maka
pada skala luas, biasanya jaringan
dian-jurkan pestisida yang digunakan
irigasi secara teknik harus disiapkan
berbahan organik.
pada saat pembuatan bedengan
sakaligus dengan pebuatan saluran.
d) Pengairan, pengecekan sumber
Pada sistem ini saluran dapat dialiri air
dan pengelolaan air.
sehingga dapat dilakukan penyiraman
Kegiatan ini bertujuan untuk dengan sistem lep. Hal yang harus
menyediakan air bagi tanaman dalam diperhatikan adalah kemiringan
jumlah yang tepat, sesuai dengan fase jaringan irigasi harus diperhitungkan
pertumbuhan dan perkembangannya. agar air dapat mengalir dengan baik
Pada tahap pertumbuhan vegetatif pada semua lahan budidaya.
sampai inisiasi bunga, air diperlukan
dalam jumlah banyak. Pada tahap
pembungaan, air diperlukan dalam
jumlah sedang. Pada tahap
pembentukan dan perkembangan
99
e) Roguing menyulitkan pengamatan. Tanaman
rogue, tanaman yang terserang hama
Roguing bertujuan untuk menjaga dan penyakit, gulma-gulma berbahaya
kemurnian benih. Cara dicabut dan dimusnahkan. Melakukan
pelaksanaannya dengan mencabut roguing di lahan yang luas cukup
tanaman yang tidak dikehendaki, menyulitkan. Oleh karenanya,
seperti tanaman yang berpotensi dibutuhkan metode yang cukup
untuk terjadinya penyerbukan silang representatif melalui pengacakan
dengan varietas tanaman yang sampel di lapang. Ada beberapa
diusahakan atau tanaman yang macam pola pelaksanaan roguing
berpotensi menghasilkan benih (lihat gambar Usulan Jalur perjalanan
campuran varietas lain. Roguing dalam melakukan roguing). Pola A
biasanya dilakukan sebelum lahan dapat menjamah lahan pertanaman
diperiksa oleh tim sertifikasi dari sekitar 75%, pola B mampu
BPSB. Pelaksanaan roguing menjamah lahan seluas 60-70%, pola
mengikuti waktu dan frekuensi C (cara acak) dan pola D (searah
pemeriksaan lapangan oleh petugas jarum jam) memungkinkan seluruh
pengawas sertifikasi benih, yaitu saat (100%) pertanaman terjamah, pola E
tanaman umur 4 minggu setelah mampu menjamah lahan sebesar
tanam, pada fase berbunga, dan 85%, dan pola F hanya mampu
menjelang panen. Jika menjamah pertanaman sebesar 60%
memungkinkan, roguing dapat dari luas lahan keseluruhan.
dilakukan setiap saat tidak hanya Pemanenan
pada saat menjelang pemeriksaan Penanganan pascapanen dapat
oleh BPSB. Roguing dilaksanakan dilakukan dengan baik, tidak merusak
dengan mencocokkan deskripsi benih yang masih berkadar air tinggi,
tanaman di lahan dengan deskripsi maka panen pada saat benih masak
varietas tanaman yang diusahakan. fisiologis adalah pilihan yang tepat.
Tanaman yang tidak sesuai dengan Beberapa keuntungan panen yang
deskripsi tanaman yang diusahakan dilakukan pada saat benih mencapai
harus dicabut dan dimusnahkan. masak fisiologis antara lain: (a).
Roguing dilakukan dengan Benih belum mengalami deteriorasi
berjalan secara sistemik sehingga (kemunduran). (b). Mempercepat
setiap tanaman dapat terlihat dan program pemuliaan tanaman karena
diamati. Roguing hendaknya segera diperoleh data viabilitas dan
dilakukan sepagi mungkin dan arah vigor maksimum dari varietas yang
berjalan sebaiknya tidak menghadap dikembangkannya.
matahari, karena silau akan
100
* * *
* *
* * *
* * *
* *
* * *
* *
*
*
* * * *
* *
* * * * * *
*
* * *
* * *
* * * *
* * *
* * * *
* * * * *
* * *
*
Gambar 4.9 .
Beberapa alternatif jalur perjalanan untuk melakukan kegiatan roguing.
(c) Menghemat waktu dan mengurangi Kondisi iklim pada selang waktu
kehilangan benih di lahan, serta. (d). antara masak fisiologis dan panen
Perkecambahan benih di lapang dapat sangat berpengaruh terhadap
dihindari. viabilitas benih, daya kecambah,
Oleh karena kadar air benih pada vigor, maupun daya simpan benih.
saat masak fisiologis masih cukup Cuaca pada areal produksi yang tidak
tinggi (50-60%) sehingga rentan menguntungkan dapat menurunkan
terhadap kerusakan mekanik, maka mutu benih yang dihasilkan.
panen dapat dilakukan beberapa hari
setelah masak fisiologis. Waktu panen
ini pun jugam mempunyai risiko.
101
f) Pengolahan Benih d. Alur umum pengolahan benih
102
3) Perlakuan benih dan e. Alat dan mesin pengolahan
pengemasan benih
103
pengeringan yang dapat menurunkan dengan blower sehingga benih yang
mutu benih. dihasilkan lebih bersih. Faktor penting
Meski penggunaan drier memiliki yang perlu diperhatikan dalam meng-
berbagai keunggulan dibandingkan gunakan alat perontok dan pemipil
pengeringan alami, tetapi benih hasil adalah kecepatan putar silinder dan
pengeringan dengan matahari jumlah paku yang berpotensi merusak
memiliki mutu fisik yang lebih baik, benih secara mekanik. Semakin cepat
terutama warna dan baunya. Benih putaran silinder dan semakin banyak
yang dikeringkan secara alami paku yang dipasang, semakin cepat
memiliki warna yang lebih cerah dan pula proses perontokan atau
tidak berbau, sedangkan benih hasil pemipilan benih, tetapi potensi
pengeringan buatan memiliki warna kerusakan mekanik yang
yang sedikit kusam dan berbau ditimbulkannya juga semakin besar.
(terutama bila menggunakan alat Alat pembenihan yang paling
berbahan bakar minyak tanah). sederhana adalah tangan, seperti
Terdapat berbagai tipe drier memipil jagung dan mengupas benih
seperti tunnel drier, batch drier, bin kacang tanah. Cara ini adalah cara
drier, column seed drier dan continous yang paling kecil kerusakan
flow tower drier. Penggunaan masing- mekaniknya, tetapi membutuhkan
masing tipe antara lain tergantung waktu lama dan khusus untuk benih
pada jumlah lot benih, serta alat jagung, kadar air benih harus cukup
penanganan dan transportasi yang rendah (kering pipil).
digunakan. Benih tanaman pangan,
seperti kedelai dan jagung, 3) Alat pembersih benih
dikeringkan dengan batch drier.
Adapun benih yang diproduksi dalam Alat pembersih merupakan alat
jumlah banyak dikeringkan dengan bin untuk membersihkan benih dari
drier atau continous flow drier. sumber-sumber kontaminan dan benih
yang tidak bermutu melalui
2) Alat pembenihan pengayakan (penyaringan, screening)
dan peniupan benda-benda yang tidak
Alat pembenihan adalah alat yang diperlukan dengan blower. Alat
digunakan untuk memisahkan benih pembersih benih tradisional berupa
dari struktur buah. Jenis dan tipe alat nyiru atau tampah. Cara
yang digunakan berbeda untuk menggunakannya dengan
setiasp jenis benih. Namun, secara menggerakkan ke atas dan ke bawah,
umum alat pembenihan terdiri dari lalu memutarnya sambil ditiup.
silinder yang memiliki gigi (paku) yang Hasilnya diperoleh benih yang bersih.
dapat diputar sehingga mampu Kekurangan dari penggunaan alat ini
merontok atau memipil benih. Tenaga adalah dibutuhkan waktu yang lama
yang digunakan untuk memutar dan tenaga kerja yang banyak.
silinder perontok dapat berasal dari Meskipun demikian risiko kerusakan
tenaga mekanik atau tenaga listrik. benih sangat kecil.
Ada pula mesin yang dilengkapi
104
Alat pembersih benih modern dikelompokkan menjadi 3 kelompok,
(berbasis mesin) ada banyak tipe dan yaitu faktor benih, lingkungan fisik
jenisnya. Alat pembersih yang paling penyimpanan, dan faktor organisme
banyak digunakan sebagai pembersih hidup yang ada di dalam ruang
dasar (utama) adalah air scree simpan. Ketiga faktor tersebut saling
cleaner. Alat tipe ini menggunakan berinteraksi baik secara langsung
kombinasi dari aliran udara dan maupun tidak langsung.
saringan untuk memisahkan benih
berdasarkan ukuran, berat jenis dan a) Faktor Benih
resistensi terhadap aliran udara. Air
screen cleaner tipe kecil terdiri dari 2 Kondisi benih merupakan faktor
saringan dengan 3-4 aspirator. Cara yang sangat berpengaruh terhadap
kerja alat ini terdiri dari tiga tahap, daya simpannya. Tiap jenis atau
yakni (1) saringan atas (scalping varietas benih memiliki daya simpan
screen) menahan benih dan benda tersendiri, sebagai contoh benih padi
yang berukuran besar, (2) aliran udara memiliki umur simpan yang lebih lama
(aspirating air) memisahkan benih dari dibandingkan benih kedelai walaupun
benda-benda yang ringan, (3) faktor lainnya sama. Kondisi benih
saringan bawah (graded screen) tersebut dipengaruhi oleh:
memilah dan menahan benih yang x faktor genetik,
bersih. Alat pembersih benih lain yaitu x faktor perlakuan sebelum benih
spesific gravity separator untuk disimpan, seperti kondisi
memilah benih berdasarkan berat lapangan selama pertanaman
jenisnya, diseparasi untuk memilah (kesuburan lahan, tingkat hama
benih berdasarkan ukurannya, dan dan penyakit, iklim); kondisi
spiral separator untuk memilah benih lingkungan selama benih dalam
berdasarkan bentuknya. pemasakan, pemanenan; dan
perlakuan pengolahan benih dari
f. Penyimpanan Benih calon benih menjadi benih
(perontokan, pengeringan), (3)
Tujuan penyimpanan benih komposisi kimia benih,
adalah mempertahankan daya hidup x struktur fisik benih,
(daya simpan) benih selama mungkin. x dormansi dan benih keras,
Dalam penyimpangan, faktor-faktor x tingkat kemasakan benih,
yang berpengaruh terhadap daya x tingkat kerusakan benih, dan (8)
simpan benih dioptimalkan agar kadar air benih.
prosers kemun-duran dapat ditekan
seminimum mungkin. b) Faktor lingkungan fisik ruang
penyimpanan
1) Faktor yang mempengaruhi daya
simpan benih Faktor lingkungan fisik yang
mempengaruhi daya simpan benih di
Faktor yang mempengaruhi daya dalam penyimpanan yaitu
simpan benih, secara umum
105
kelembapan, temperatur, dan Gas yang berpengaruh terhadap
komposisi gas di ruang simpan. daya simpan benih di penyimpanan
Kelembaban ruang simpan akan antara lain oksigen (O2), karbon
berpengaruh terhadap kadar air benih dioksida (CO2), dan nitrogen (N2).
dan meningkatkan aktivitas Semakin tinggi kadar O2 di ruang
mikroorganisme. Karena bersifat penyimpanan, daya hidup benih akan
higroskopis, benih mudah menyerap semakin turun. Meningkatnya kadar
atau melepaskan uap air tergantung CO2 dapat meningkatkan daya simpan
kelembapan ruangan. Melindungi benih bawang merah. Nitrogen dapat
benih dari pengaruh kelembapan mempercepat kemunduran benih
dengan cara menggunakan kemasan bawang merah dan sawi.
yang resisten atau kedap,
menggunakan bahan penyerap c) Jasad hidup di ruang
kelembapan (desikan), dan penyimpanan
mengendalikan ruangan supaya tetap
kering dengan alat dehumidifier Jasad hidup yang terdapat di
(penurun kelembapan). Suhu ruang penyimpanan benih umumnya
berpengaruh terhadap laju respirasi terdiri dari cendawan, bakteri, virus,
benih dan tingkat kadar air serangga, tungau, tikus, dan burung.
kesetimbangan benih. Semakin tinggi Kerusakan yang diakibat-kan oleh
termperatur, semakin tinggi laju jasad hidup ini umumnya secara fisik,
respirasi dan semakin tinggi kadar air misalnya benih berlubang atau rusak.
kesetimbangan sehingga Selain itu, adanya jasad hidup juga
mempercepat kemunduran benih. akan menyebabkan kondisi
Rumusan tentang pengaruh lingkungan kurang baik, seperti
temperatur dan kadar air benih lingkungan menjadi lebih lembap dan
terhadap daya simpan benih yaitu kurang bersih yang pada akhirnya
sebagai berikut : (1). Jumlah angka juga mempercepat kemunduran benih.
kelembapan dalam % dan temperatur Pengendalian jasad hidup tersebut
dalam OF tidak boleh melampaui dapat dilakukan dengan sanitasi atau
angka 100 untuk penyimpanan benih fumigasi, yakni menutup seluruh benih
selama 3-10 tahun. Untuk dengan terpal lalu memberinya bahan
penyimpanan benih <3 tahun, angka fumigan seperti fostoxin.
tersebut boleh sampai 120 dengan
catatan tingkat kelembapan udara d) Cara penyimpanan benih
tidak melebihi 60Of. (2). Daya hidup
benih menjadi setengahnya jika Secara umum, penyimpanan
temperatur dinaikkan 5Oc. Hal ini benih dilakukan dengan dua sistem,
berlaku bila tempat penyimpanan yakni penyimpanan terbuka dan
dengan kelembapan 20-70% dan penyimpanan terkendali. Sistem
temperatur 0-50OC. (3). Daya hidup penyimpanan terbuka berarti tidak ada
benih menjadi setengahnya jika kadar perlakuan terhadap kondisi lingkungan
air benih ditingkatkan 1% untuk ruang penyimpanan. Daya simpan
kisaran benih berkadar air 5-14%. benih tergantung padak ondisi daerah
106
penyimpanan. Di daerah dengan iklim sampai beberapa tahun.
yang lembap dan temperatur tinggi, Penyimpanan kering dapat juga
daya simpan benih akan cepat dilakukan dengan penggunaan bahan
menurun. Di daerah dengan iklim pengemas yang rapat, seperti kantong
kering dan dingin, benih bisa tahan plastik, botol atau kaleng yang tertutup
lama disimpan. Pada sistem rapat.
penyimpanan ini, biasanya benih Kombinasi penyimpanan kering
dikemas dengan wadah yang tidak dan dingin, kelembapan maupun
kedap, seperti kain blacu, karung goni, temperatur ruang simpan di kontrol
kertas semen, dan bahan porus lain. dengan alat atau dengan cara
Ssitem penyimpanan ini hanya cocok pengemasan seperti pada kedua
untuk benih yang disimpan dalam penyimpanan di atas. Ruang simpan
jangka pendek (<3 bulan). diberi AC, dehumidifier, dan benih
Pada sistem penyimpanan benih dikemas dengan kemasan yang
terkendali, lingkungan ruang kedap. Sistem penyimpanan kering
penyimpanan dikontrol atau dan dingin merupakan sistem
dikendalikan sedemikian rupa penyimpanan terbaik yang mampu
sehingga daya hidup benih dapat memperta-hankan daya simpan benih
dipertahankan sesuai dengan hingga 10 tahun.
keinginan (lama yang diinginkan). Pada penyimpanan beku,
Ada empat cara penyimpanan temperatur dibuat sangat rendah
benih dengan suhu dan kelembaban antara -20oC hingga 5oC, kelembapan
terkendali, yaitu penyimpanan secara ruang <30%, dan digunakan kemasan
dingin, penyimpanan secara kering, benih yang rapat (kedap).
penyimpanan kering dan dingin, serta Penyimpanan ini mampu
penyimpanan beku. mempertahankan benih bertahun-
Pada penyimpanan dingin, tahun, bahkan sampai 100 tahun.
temperatur ruangan diatur agar tetap Sistem penyimpanan ini biasanya
dingin dengan menggunakan AC (Air digunakan untuk penyimpanan koleksi
condition). Dalam sistem ini, benih benih penting yang dijadikan sebagai
diekmas dengan wadah yang relatif bahan pemuliaan tanaman (plasma
rapat, seperti kantong plastik, dan nutfah).
benih dapat diperta-hankan sampai
beberapa tahun, tergantung pada 4.5 Mutu Benih
tingkat kadar airnya.
Pada penyimpanan kering, Program perbenihan
kelembapan ruang simpan menitikberatkan pada penggunaan
dipertahankan rendah dengan benih yang tepat muitu yang
menggunakan alat pengering ruangan ditunjukkan pada labelnya. Agar tidak
dehumidifier. Benih bisa disimpan tertipu oleh label benih, para
dalam wadah sarang lalu ditempatkan pengguna benih (terutama petani)
di ruang ini. Selama perubahan hendaknya memahami tentang mutu
temperatur ruang simpan tidak benih dan komponen-komponennya
terlampau tinggi, benih bisa disimpan
107
yang dicantumkan di dalam label dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu
benih. dari data (label) daya berkecambah
Secara umum, komponen mutu dan nilai kemurniannya. Dengan
benis dibedakan menjadi tiga, yaitu demikian, dapat diperkirakan jumlah
komponen mutu fisik, fisiologis, dan benih yang akan ditanam dan benih
genetik. Sekarang pasar sudah sulaman, diperkirakan jumlah benih
mendesak dimasukkannya komponen yang akan ditanam dan benih
mutu pathologis. Komponen mutu fisik sulaman.
adalah kondisi fisik benih yang Secara fisik, benih bermutu
menyangkut warna, bentuk, ukuran, menampakkan ciri-ciri berikut: (a).
bobot, tekstur permukaan, tingkat Benih bersih dan terbebas dari
kerusakan fisik, kebersihan, dan kotoran, seperti potongan tangkai, biji-
keseragaman. Komponen mutu bijian lain, debu dan kerikil. (b).
fisiologis adalah hal yang berkait-an Benih murni, tidak tercampur dengan
dengan daya hidup benih jika varietas lain. (c). Warna benih terang
ditumbuhkan (dikecambahkan), baik dan tidak kusam. (d). Benih mulus,
pada kondisi yang menguntungkan tidak berbercak, kulit tidak terkelupas.
(optimum) maupun kurang mengun- (e). Sehat, bernas, tidak keriput,
tungkan (suboptimum). Komponen ukurannya normal dan seragam.
mutu genetik adalah hal yang Selain itu, benih dianggap
berkaitan dengan kebenaran dari bermutu tinggi jika memiliki daya
varietas benih, baik secara fenotip tumbuh (daya berkecambah) lebih dari
(fisik) maupun genetiknya. Adapun 80% (tergantung jenis dan kelas
mutu pathologis berkaitan dengan ada benih) dan nilai kadar air di bawah
tidaknya serangan penyakit pada 13% (tergantung jenis benihnya; benih
benih serta tingkat serangan yang kedelai mesti lebih rendah lagi).
terjadi.
Pada label benih, unsur-unsur b. Kelas benih
mutu benih yang dicantumkannya
meliputi kadar air, komponen benih Benih merupakan hasil akhir dari
murni, campuran varietas lain, kotoran proses panjang yang dilakukan oleh
dan daya tumbuh. Hal yang berkaitan seorang pemulia tanaman dalam
dengan ada atau tidaknya dan merakit sebuah varietas baru. Jika
besarnya serangan penyakit yang proses penyebaran varietas baru dari
terjadi, di Indonesia, belum pemulia kepada petani dilakukan
dicantumkan dalam label sertifikat secara langsung maka jumlah benih
benih. yang tersedia tidak mencukupi
kebutuhans seluruh petani.
a. Kriteria benih bermutu Untuk mengatasi keterbatasan
jumlah benih hasil pemuliaan ini,
Penggunaan benih bermutu dibutuhkan kegiatan perbanyakan
dalam budi daya akan meningkatkan benih atau produksi benih. Sistem
efektivitas dan efisiensi karena perbanyakan benih dilakukan secara
populasi tanaman yang akan tumbuh berjenjang dengan selalu
108
mempertahankan identitas genetis 3) Benih pokok (BP= stock seed,
dan kualitas benih dari varietas yang (SS))
dihasilkan pemulia tanaman.
Benih hasil produksi ini kemudian Benih pokok merupakan F1 dari
dikelompokkan kedalam kelas-kelas benih dasar atau F2 dari benih
sesuai dengan tahapan generasi penjenis. Produksi benih pokok tetap
perbanyakan dan tingkat standar mempertahankan identitas dan
mutunya, melalui suatu prosedur yang kemurnian varietas serta memenuhi
diatur dalam aturan sertifikasi benih. standar peraturan perbenihan maupun
Dari sistem dibagi menjadi empat. sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok
diproduksi oleh Balai Benih ataui
1) Benih penjenis (BP = breeder pihak swasta yang terdaftar dan diberi
seed: (BS)) label sertifikasi berwarna ungu.
109
Pengadaan benih LMJ tidak melalui seperti padi dan jagung. Adapun benih
proses sertifikasi, tetapi tetap yang memiliki indeks penangkaran
memenuhi standar laboratorium untuk rendah dapat menggunakan
pelabelan. Selain dengan perbanyakan pola alur perbanyakan
pengkelasan benih, upaya ganda seperti pada kedelai. Pada
pemenuhan kebutuhan benih sistem alur perbanyakan benih alur
bersertifikat juga dilakukan dengan tunggal, tiap kelas benih diperbanyak
strategi alur perbanyakan benih. Benih untuk menghasilkan kelas benih di
dengan indeks penangkaran tinggi bawahnya sehingga F3 dari benih
menggunakan strategi perbanyakan penjenis adalah kelas benih sebar.
pola alur pernabanyakan tunggal,
Petani
Gambar 4.11.
Alur perbanyakan benih sistem polygeneration flow
110
Gambar 4.12.
Alur perbanyakan benih sistem monogeneration flow – transisi
Adapun pada sistem alur perbanyakan perbanyakan transisi pun dikenal pula
ganda, setiap kelas benih dapat dalam perbanyakan benih kacang-
diperbanyak untuk menghasilkan kacangan. Pada sistem alur
kelas benih yang sama dengan perbanyakan ini, benih diperbanyak
maksimal generasi diperbanyak 4 kali. secara alur generasi tunggal sampai
Dengan demikian, F3 dari kelas benih dengan kelas benih pokok dan
penjenis bukan benih sebar, slenajutnya benih diperbanyak secara
melainkan benis penjenis ke-3 yang alur ganda untuk menghasilkan kelas
dapat dijadikan sebagai bahan benih sebar. Hal ini pun diterapkan
perbanyakan kelas benih penjenis ke- dengan pertimbangan kebutuhan
4 atau kelas benih dasar. benih di lapang sehingga tidak perlu
Penerapan sistem alur benih F4.
perbanyakan benih selalu
mempertimbangkan aspek volume b. Faktor yang Mempengaruhi
kebutuhan benih dan indeks Mutu Benih
penangkaran benih. Oleh karenanya,
penerapan alur generasi ganda tidak Mutu benih merupakan
harus sampai generasi ke-4, tetapi perpaduan dari karakter genetik dan
dapat hanya sampai generasi ke-3 pengaruh lingkungan. Adapun faktor-
atau ke-2 bila kebutuhan benih telah faktor yang berpengaruh terhadap
tercukupi. mutu benih antara lain faktor genetika,
Selain dikenal dua sistem alur faktor lingkungan dan faktor status
perbanyakan benih, sebagai strategi benih (kondisi fisik dan fisiologis
perbanyakan benih, sistem alur benih).
111
1) Faktor genetik maka varietas yang ditanam
hendaknya. Hal ini untuk menghindari
Genetik merupakan faktor adanya tanaman voluntir hasil
bawaan yang berkaitan dengan penyerbukan silang antara tanaman
komposisi genetika benih. Setiap jenis sebelumnya (yang berbeda varietas)
atau varietas memiliki identitas genetik dengan pertanaman yang ada.
yang berbeda. Sebagai contoh, mutu Adanya tanaman voluntir dapat
daya simpan benih kedelai lebih mengakibatkan mutu (genetis) benih
rendah dibanginkan dengan mutu menjadi rendah. Jika penanaman
daya simpan benih jagung, kekuatan yang berbeda varietas tidak bisa
daya tumbuh (vigor) dan produksi dihindari, lahan masing-masing
benih jagung hibrida lebih tinggi dari varietas harus diisolasi.
benih jagung biasa (komposit). Isolasi yang dilakukan meliputi
Demikian pula padi var. Peta memiliki isolasi jarak maupun isolasi waktu.
mutu daya simpan yang lebih baik dari Jarak antarblok pertanaman produksi
benih padi var. Chainan. Semua benih diatur agar tidak terjadi
perbedaan tersebut diakibatkan penyerbukan silang, begitu juga waktu
perbedaan gen yang ada di dalam tanamnya.
benih. Berkaitan dengan waktu tanam,
hal terpenting adalah memperkirakan
2) Faktor lingkungan bahwa saat panen benih tidak
dilakukan pada musim hujan.
Faktor lingkuingan yang Sebaliknya, selama fase pertumbuhan
berpengaruh terhadap mutu benih (fase vegetatif) curah hujan
berkaitan dengan kondisi dan hendaknya cukup memadai.
perlakuan selama prapanen, Kesalahan dalam menentukan waktu
pancapanen, maupun saat pemasaran tanam bisa mengakibatkan proses
benih. Faktor-faktor tersebut adalah pembentukan dan perkembangan
sebagai berikut : benih kurang sempurna (terutama
fase pengisian biji/grain filling)
a) Lokasi produksi dan waktu tanam sehingga kuantitas maupun kualitas
benih menjadi rendah.
Lokasi produksi benih dipilih
lahan yang subur, tidak merupakan b) Teknik budidaya
sumber investasi hama dan penyakit,
serta sumber kontaminan terhadap Semua tindakan dalam teknik
varietas tanaman yang akan budi daya produksi benih akan
diproduksi. Dalam memilih lokasi berpengaruh langsung terhadap mutu
produksi, senantiasa memperhatikan benih. Dari mulai tingkat kesuburan
sejarah lahan dan kondisi pertanaman lahan dan teknik pemupukan, jarak
sekitar lahan. tanam, status serangan hama dan
Jika lahan produksi harus penyakit serta pengendaliannya,
ditanami jenis komoditas yang sama kondisi gulma, pengelolaan air,
dengan pertanaman sebelumnya sampai perlindungan tanaman dari
112
penyerbukan silang. Untuk
mendapatkan benih bermutu tinggi, d) Penimbunan dan penanganan
teknik budi daya produksi benih perlu hasil
berpedoman pada kaidah-kaidah
sertifikasi benih. Ketika dipanen, kadar air benih
masih relatif tinggi dan masih dalam
c) Waktu dan cara panen bentuk calon benih (masih dalam
malai, di dalam polong kelobot, atau
Dalam pembentukannya, benih struktur pembungkus benih lainnya).
mengalami beberapa stadia, yaitu Keadaan tersebut membawa
stadia pembentukan, stadia matang konsekuensi pada tingginya proses
morfologis, stadia perkembangan metabolisme yang terjadi di dalam
benih, dan stadia masak fisiologis. benih, tingginya tingkat kepekaan
Pada stadia masak fisiologis, bobot benih terhadap benturan dengan alat-
kering benih mencapai maksimum dan alat (mesin) pengolahan pada
benih telah lepas dari tanaman pascapanen, serta tingginya potensi
induknya. Pada saat itu kadar air serangan hama dan penyakit. Oleh
benih cukup tinggi sehingga tidak karenanya, sistem penimbunan dan
cukup aman terhadap kerusakan penanganan hasil sangat berpengaruh
mekanik pada saat panen maupun pada kualitas benih yang akan
pascapanen. Oleh krenanya, saat dihasilkan.
panen yang sering dilakukan yaitu Penimbunan hasil yang baik
beberapa hari setelah masak ditujukan untuk menghindari terjadinya
fisiologis, sampai kadar air benih proses metabolisme anaerobik pada
cukup aman untuk panen dan benih. Tempat penimbunan hasil
penanganan pasca panen. Bahkan hendaknya cukup luas dan
utnuk beberapa kasus, jika kondisi mempunyai sirkulasi udara yang baik.
lingkungan memungkinkan (tidak ada Jika tempat penimbunan berupa ruang
hujan, gangguan hama dan penyakit terbuka, perlu digunakan alas dan
serta benih rontok), benih tidak penutup timbunan benih yang kedap
dipanen. Tindakan ini merupakan air, seperti terpal plastik, untuk
tindakan pengeringan dan menghindari pengembunan pada
penyimpanan benih di lapangan. malam hari.
Agar benih tidak rusak pada saat Berkaitan dengan penanganan
panen, hendaknya digunakan alat hasil, benih hendaknya sesegera
panen yang tidak menimbulkan mungkin diproses untuk menghindari
kerusakan mekanik (fisik) benih. dampak buruk. Semakin cepat proses
Panen secara manual atau penanganan benih, semakin baik
menggunakan alat panen sederhana mutu benih yang dihasilkan karena
merupakan cara panen terbaik karena memperkecil energi yang terbuang
tidak menimbulkan kerusakan fisik akibat proses metabolisme benih
yang berarti, meski cara ini kurang selama di dalam penimbunan.
efisien.
113
3) Faktor fisik dan fisiologis benih dan mutu benih dari pengaruh-
pengaruh lingkungan luar
Faktor ini berkaitan dengan (kelembaban udara, suhu ruangan,
performa benih seperti tingkat dan hama serta penyakit). Kadar air
kemasakan, tingkat kerusakan benih sangat penting untuk
mekanis, tingkat keusangan dipertahankan karena peningkatan 1%
(hubungan antara vigor awal dan nilai kadar air akan mampu
lamanya disimpan), tingkat kesehatan, menurunkan daya simpan benih
ukuran dan berat jenis, komposisi menjadi setengahnya. Kadar air dapat
kimia, struktur, tingkat kadar air, dan dipertahankan dengan kemasan yang
dormansi benih. kedap udara luar, seperti plastik
polietilin, atau benih disimpan dalam
a) Tingkat kemasakan benih ruangan yang kering, misalnya di atas
para-para dapur. Pendistribusian
Panen yang dilakukan sebelum benih tidak sampai merusak kemasan
masak fisiologis akan menghasil-kan benih. Apabila kemasannya rusak,
benih yang kurang bermutu. Oleh kadar air benih akan berubah dan
karenanya, pemanenan benih pada memungkinkan tercampurnya antara
tingkat kemasakan yang tepat satu kelompok benih (dari satu
sangatlah penting dalam kemasan) dengan kelompok benih lain
mendapatkan tingkat mutu benih (dari kemasan aslinnya).
(awal) yang tinggi dan mutu daya
simpan benih yang panjang. d) Tingkat kesehatan benih
114
produk beracun seperti aflatoksin (oily seed) dan benih berprotein
yang akan meracuni benih sehingga (protein seed). Benih dikatan
akan menurunkan aktivitas enzim berlemak jika memiliki kandungan
tatkala benih dikembahkan. lemak antara 18-50%, dikatakan
berprotein jika kandungan proteinnya
e) Ukuran dan berat jenis benih 18-50% dan kandungan lemak <18%,
sedangkan dikatakan berpati jika kan-
Ukuran dan berat jenis benih dungan patinya >50% dengan
sangat berkaitan dengan posisi bnenih kandungan lemak dan protein <18%.
di dalam buah dan posisi buah pada Komposisi kimia benih
tanaman. Butiran benih padi yang berhubungan dengan mutu daya
terletak di ujung malai memiliki ukuran simpannya. Di tempat terbuka, benih
dan berat jenis yang lebih besar berpati dan berprotein mempunyai
dibandingkan butiran benih pada daya simpan lebih lama dibandingkan
pangkal malai. Hal ini disebabkan benih berlemak. Hasil penguraian
benih-benih di ujung malai lebih lemak tak jenuh di dalam benih akan
dahulu terbentuk dan berkembangl. menghasilkan asam lemak bebas, lalu
Sebaliknya benih-benih yang berada terurai menjadi radikal bebas yang
di pangkal dan tengan tongkol jagung akan merusak fungsi enzim di dalam
memiliki ukuran dan berat jenis yang proses meta-bolisme benih. Pada
lebih tinggi dibandingkan dengan akhirnya benih cepat mengalami
benih di ujung tongkol. Hal ini pun kemunduran.
disebabkan benih pada pangkal dan
tengah tongkol lebih dahulu terbentuk g) Struktur benih
dan berkembang. Fenomena yang
sama pun terjadi pada benih kedelai, Struktur benih sangat berkaitan
benih yang berasal dari polong di dengan sistem penyebaran benih
pangkal batang memiliki ukuran dan (seed dispersal, misalnya dilengkapi
berat jenis yang relatif lebih besar sayap sehingga mudah menyebar)
dibanding benih-benih yang berasal dan mempunya fungsi sebagai
dari polong di ujung batang. Benih- pelindung (protecting structure) dari
benih dengan ukuran dan berat jenis kerusakan fisik dan mekanik. Sistem
lebih besar, pada varietas yang sama pelindung ini bisa terkait dengan
dan tingkat kadar air yang sama, struktur fisik benih (bentuk dan
diduga memiliki mutu fisiologis yang ukuran), tetapi juga bisa terkait
lebih tinggi karena benih tersebut dengan berat benih.
memiliki jumlah cadangan makanan Atas dasar ini, benih
yang lebih banyak. dikategorikan dalam lima kelompok
yaitu :
f) Komposisi kimia benih x weight protected seed (benih
yang dilindungi oleh beratnya
Berdasarkan komposisi kimia ini, yang ringan).
benih dibedakan menjadi benih x structure protected seed (benih
berpati (starchi seed), benih berlemak dilindungi oleh struktur fisiknya).
115
x loose filled seed (benih dilindungi berkait erat dengan mutu fisik,
oleh ruangan yang cukup longgar fisiologis, dan patologis. Proses panen
antara benih dan kulit buah). dan perontokan yang dilakukan pada
x naked fruit (buah terbuka), serta benih berkadar air tinggi akan
x naked seed (benih terbuka). mengakibatkan benih memar.
Sebaliknya, jika terlalu kering, proses
Berdasarkan kategori tersebut, perontokan dapat mengakibatkan
padi tergolong structure protected benih retak. Demikian pula dalam
seed, jagung tergolong naked fruit, proses pengeringan, benih berkadar
kacang tanah tergolong loose filled air tinggi yang dikeringkan dengan
seed, sedangkan kacang hijau dan suhu tinggi (kecepatan pengeringan
kedelai tergolong naked seed. tinggi) dapat terjadi pengerasan pada
Struktur benih berkaitan dengan kulit benih. Dalam kondisi ini, benih
mutu benih, yaitu semakin terbukanya belum kering, tetapi tampak seolah-
struktur benih maka semakin tinggi olah telah kering karena air di dalm
nilai indeks kerusakannya. Hal ini benih tidak dapat diuapkan akibat kulit
berarti indeks kerusakan benih yang keras. Demikian juga, dengan
(damage susceptibility index; DSI) pemberian bahan kimia pada
kedelai lebih tinggi dari benih jagung, beberapa jenis benih (seperti
DSI benih jagung lebih tinggi dari pemberian Ridomil pada benih
benih padi. Selain itu kombinasi jagung). Jika masih berkadar air
antara komposisi kimia dan struktur tinggi, bahan kimia yang akan
benih dapat menduga tingkat terabsorbsi benih melebihi batas
kerusakan dan kemunduran benih aman sehingga dapat meracuni benih.
seperti yang tertera pada tabel 1. Kadar air benih sangat berpengaruh
pada penyimpanan. Pengaruh
h) Tingkat kadar air benih tersebut bisa bersifat langsung, yaitu
berlangsungnya metabolisme benih,
Kadar air benih merupakan faktor maupun tidak langsung, yakni
yang sangat berpengaruh terhadap memberikan kondisi yang optimum
mutu benih. Kadar air benih sangat
116
Tabel 4.1 Indeks kerusakan dan kemunduran benih berkaitan dengan komposisi
kimia dan struktur benih
Komposisi Kimia Benih
Benih Benih Berlemak Benih Berprotein Benih Berpadu
(DSI = 6) (DSI = 3) (DSI = 2)
1. Padi (structure protected 4
seed, DSI = 2)
2. Kacang tanah belum 18
dikupas (loose filled seed,
DSI=3)
3. Kacang tanah kupas 30
(naked seed, DSI=5)
4. Jagung (naked fruit, DSI=4) 8
5. Kedelai (naked seed, 30
DSI=5)
Sumber: Potts, 1972
117
penghalang munculnya kecambah zat penghambat tumbuh dapat
(radicle protusion) pada proses dibersihkan dair benih.
perkecambahan. Tipe dormansi ini Dormansi sekunder adalah
terjadi pada benih yang berkulit keras dormansi yang disebabkan oleh tidak
(hardseed), seperti pada benih legum. tersedianya salah satu faktor yang
Dormansi ini dapat dipatahkan dengan berpengaruh bagi perkecambahan
memberi perlakukan terhadap kulit tertentu. Meski sifat dormansi sangat
benih agar menjadi permeable berkaitan dengan sifat genetik, tetapi
(mudah dilalui) air dan gas, seperti dormansi benih (terutama dormansi
pelukaan kulit dan perendaman dalam sekunder) dapat pula disebabkan oleh
air panas. faktor lingkungan dan atau faktor
Endogenous dormancy terjadi pengelolaan dalam proses produksi,
berkaitan dengan sifat internal pengolahan, dan penyimpanan benih.
(endogen) fisiologis benih, seperti Kondisi iklim yang kering dan panas
kondisi embrio yang belum masak sangat kondusif untuk menghasilkan
(rudimentary embryo) dan tidak benih yang berkulit keras (hardseed).
seimbangnya komposisi zat pengatur
tumbuh didalam embrio sehingga Hubungan antara dormansi
proses perkecambahan (terutama benih dan mutu benih terkair dengan
aktivasi enzim dan respirasi) mutu daya simpan benih. Benih
terhambat dan akhirnya gagal dorman akibat kekerasan kulit benih
berkecambah. secara umum diyakini memiliki daya
Tipe dormansi ini terjadi pada simpan yang lebih panjang
benih-benih yang mengalami after dibandingkan benih yang tidak
ripening (embrio masak setelah memiliki sifat kulit benih keras. Namun
panen), sperti padi, dan benih-benih demikian nilai positif dormansi benih
yang mengandung zat penghambat ini menuntut penanganan yang tepat
tumbuh (growth inhibitor), seperti saat benih harus dikecambahkan
tomat. Mematahkan tipe dormansi ini karena dibutuhkan teknik pematahan
dengan pemberian zat perangsang dormansi yang tepat pula.
tumbuh atau dengan pencucian agar
Tabel 4.2. Hubungan kadar air dengan kondisi fisik dan fisiologi benih
118
10-13 Benih aman untuk disimpan selama 6-18 bulan. Benih masih peka
terhadap beberapa serangga hama dan kerusakan mekanik.
8-10 Benih aman untuk disimpan selama 1-3 tahun. Benih cukup tahan
terhadap serangan patogen, tetapi masih peka terhadap beberapa
hama dan kerusakan mekanik.
4-8 Benih aman untuk disimpan dalam wadah tertutup dan kedap
udara.
0-4 Benih terlalu kering sehingga kondisi benih dalam keadaan rusak.
33-66 Benih akan berkecambah setelah mengimbibisi air sampai kadar
air benih 33-66%
119
kering dapat dilakukan secara cepat tanaman atau butiran-butiran tanah.
untuk mendapatkan informasi awal Benih yang mengalami diskolorasi
tentang penampakan atau status maupun yang mengandung patogen
kesehatan benih. Tetapi metode ini infeksi tidak dicantumkan dalam
hanya mendeteksi cendawan yang analisis kemurnian benih, oleh karena
ada di permukaan benih atau itu perlu ada kerjasama dari petugas
tercampur bersama benih serta yang menangani kemurnian benih
kondisi fisik benih saja. Metode ini dengan petugas yang menangani
dapat digunakan untuk mendeteksi kesehatan benih sebelum
patogen yang menyebabkan gejala menerbitkan sertifikat benih.
khas pada benih misalnya disklorisasi
atau perubahan warna pada kulit Prosedur :
benih, perubahan ukuran, dan bentuk Metode ini bersifat kualitatif, sehingga
benih. Metode ini juga dapat tidak ada standar dalam jumlah
digunakan untuk mendeteksi patogen contoh benih tertentu yang digunakan
yang menghasilkan struktur tubuh dalam pengujian.
buah yang dapat dilihat secara visual
pada benih atau tercampur pada c. Metode Pencucian Benih
benih.
Sebagai tambahan metode ini Metode pencucian benih terutama
berguna untuk mengetahui adanya dilakukan untuk mendeteksi
serangan/infestasi serangga benih cendawan yang membentuk struktur
atau kerusakan benih atau melihat di permukaan benih. Pengujian dapat
adanya perlakuan benih dengan dilakukan secara cepat dan mudah,
pestisida. Metode ini berkaitan namun pengujian dengan cara ini
langsung dengan kegiatan analisis memiliki keterbatasan karena
kemurnian benih (purity), yaitu apakah cendawan yang berada di dalam
benih tercampur dengan benda-benda jaringan benih tidak dapat diketahui
dan benih lainnya dalam proses atau terdeteksi. Hasil pengujian
pemberian sertifikasi benih. tersebut tidak dapat menggambarkan
Berdasarkan peraturan tingkat infeksi dan infestasi patogen
Internasional Seed Testing pada benih.
Association (ISTA) benda-benda Sebagaimana pengamatan
tercampur benih antara lain butiran secara visual terhadap benih kering,
tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru dalam metode pencucian benih tidak
nematoda, maupun tubuh buah ada standar dalam jumlah benih yang
cendawan seperti sklerotia, smut/ bunt diuji. Prosedur yang biasa digunakan
(yaitu butiran benih yang telah terisi di berbagai laboratorium adalah
struktur cendawan). Unsur-unsur yang sebagai berikut :
tercampur dengan benih tersebut Prosedur pencucian benih adalah
sangat potensial dalam sebagai berikut: Sebanyak 50 gr
perkembangan dan penyebaran suatu benih (dari 1 kg benih contoh)
patogen, karena berbagai cendawan dimasukan ke dalam gelas
mampu bertahan pada sisa-sisa Erlenmeyer kemudian ditambahkan
120
100 ml air steril. Untuk memudahkan cendawan. Pengujian kesehatan
peluruhan struktur cendawan dari benih dengan metode inkubasi yang
permukaan benih sering ditambahkan sering dilakukan adalah pengujian
1 tetes Twin 20. Benih tersebut dengan media kertas (Blotter-test),
dikocok selama 5 menit (dengan dan pengujian pada media agar.
shaker) selanjutnya disaring dengan Metode Inkubasi dengan Media
kain kasa. Air hasil pencucian Kertas (Blotter-Test) Metode Blotter
dimasukan dalam tabung sentri-fugasi adalah salah satu dari metode
dan kemudian disentrifugasi pada inkubasi, yaitu benih ditumbuhkan
kecepatan 1500–2000 rpm selama 3 pada kertas saring basah,
menit. Sedimen yang terbentuk diinkubasikan selama 7 hari dengan
dipisahkan dengan air dengan cara penyinaran lampu ultra violet selama
membuang air tersebut menggunakan 12 jam terang dan selama 12 jam
pipet. kondisi gelap secara bergantian.
Selajutnya dilakukan pengamatan Benih yang diinkubasi tersebut diamati
mikroskopis; sebanyak 1 ml lactofenol di bawah mikroskop dengan
ditambahkan pada sedimen dalam pembesaran 50–60 kali untuk melihat
tabung dan dicampur hingga merata. pertumbuhan cendawan.
Dengan menggunakan pipet, Cendawan yang tumbuh diamati
campuran sedimen diteteskan pada dan didekteksi berdasarkan
gelas objek dan ditutup dengan gelas karakteristik keberadaan tumbuhnya
penutup dan selanjutnya dilakukan seperti tubuh buah, konidia yang
pengamatan di bawah mikroskop muncul dari konidiofor (tangkai
dengan pembesaran 100–400 kali konidia), spora dengan massa
untuk melihat struktur cendawan. Bila sporanya, sporodokium dan
pendekatan kuantitatif diperlukan, aservulus, piknidiospora da-lam
maka pengamatan dapat piknidia, dan askospora dalam
menggunakan haemacytometer untuk peritesia.
mengetahui kepadatan inokulum
(cendawan) per satuan berat benih. 1) Metode inkubasi dengan media
kertas saring
d. Metode Inkubasi
Sebanyak 400 benih diletakkan
Prinsip pengujian benih dengan dalam cawan petri berdiameter 9 cm.
metode inkubasi adalah memberikan Jumlah benih per cawan petri 10 atau
kondisi tumbuh yang optimal bagi 25 tergantung dari ukuran benih. Tiap
mikroorganisme terbawa benih, baik cawan petri diberi label nomor benih
yang ada di permukaan ataupun yang dan tanggal pengujian. Sebelum benih
ada di dalam jarungan benih. Dengan diletakkan, cawan dialasi dengan 2
cara tersebut maka mikro-organisme/ lapis kertas saring yang telah
patogen terbawa benih, terutama dicelupkan ke dalam air bersih.
cendawan dan bakteri dapat Usahakan jangan terlalu banyak air
terdeteksi dengan mengamati (tidak tergenang). Letakan benih satu
karakteristik pertumbuhan dan struktur
121
per satu dengan menggunakan pinset secara teknis dalam pengamatan
seperti Gambar 2. sehingga informasi menjadi bias.
Selanjutnya benih diinkubasi pada Setelah diberi perlakuan dingin
suhu kamar dengan penyinaran lampu kemudian benih diinkubasi selama 5
ultra violet 12 jam terang dan 12 jam hari pada suhu ruang dengan
gelap secara bergantian selama 7 penyinaran lampu ultra violet 12 jam
hari. Pada hari ke-8 dilakukan terang dan 12 jam gelap secara
pengamatan dengan menggunakan bergantian.
mikroskop stereo. Pada tiap benih Pada hari ke-8 benih diamati
diamati karakteristik pertumbuhan seperti prosedur pengamatan metode
berbagai cendawan yang tumbuh. inkubasi dengan media kertas
Kadang-kadang sangat sulit standar.
mengidentifikasi cendawan melalui
pengamatan karakteristik 3) Metode inkubasi pada media agar
pertumbuhan cendawan, oleh karena
itu dibuat preparat dari cendawan Dalam metode media agar
tersebut dan diamati dengan bantuan inokulum terbawa benih, dideteksi
mikroskop compoun dan kunci berdasarkan karakteristik koloni pada
identifikasi. Jika suatu cendawan telah media agar yang berkembang dari
teridentifikasi, dituliskan kode benih. Secara umum prinsipnya sama
cendawan pada kertas blotter didekat dengan prinsip dari pengujian dengan
cendawan yang bersangkutan. media kertas. Dalam beberapa hal
Jumlah benih yang terinfeksi suatu metode ini memiliki kelebihan, yaitu
cendawan dihitung sebagai tingkat memberikan informasi relatif lebih
infeksi cendawan pada contoh benih cepat dan cukup menggambarkan
yang diuji. status kesehatan benih dibandingkan
dengan metode media kertas, karena
2) Metode inkubasi dengan media ketersediaan nutrisi pada media agar
kertas dengan pendinginan memungkinkan cendawan atau bakteri
tumbuh dan berkembang secara lebih
Sebanyak 400 benih diletakkan baik dan lebih cepat sehingga
dalam cawan petri yang telah dialasi memudahkan dalam pengamatan.
kertas saring seperti pada metode Biasanya cendawan atau bakteri akan
inkubasi dengan kertas standar. membentuk koloni yang khas pada
Benih diinkubasi selama 24 jam pada media agar.
suhu ruang dengan penyinaran lampu Dalam pelaksanaan pengujian
ultra violet 12 jam terang dan 12 jam dengan media agar memerlukan
gelap. Pada hari ke-2 benih disimpan persiapan yang lebih lama, relatif
pada suhu –20o C selama 24 jam. rumit dan mahal, terutama bila
Tujuan perlakuan pendinginan menggunakan media spesifik. Sering
tersebut adalah untuk menghambat terjadi kesulitan dalam pengamatan
atau menekan perkecambahan benih. karena pertumbuhan koloni cendawan
Hal ini disebabkan sering atau bakteri men-jadi berbeda atau
perkecambahan benih menyulitkan berubah bila menggunakan media
122
tumbuh yang berbeda dengan waktu e. Uji Gejala pada Bibit/Kecambah
yang berbeda pula. Kesulitan lain
pada waktu pengamatan adalah Patogen dapat menghasilkan
pertumbuhan cendawan bukan gejala pada bibit/kecambah baik pada
sasaran (cendawan saprofit) tumbuh akar, kotiledon, atau hipokotil. Benih
lebih ekstensif sehingga menekan yang terinfeksi pada kondisi yang
pertumbuhan cendawan patogen yang menguntungkan dapat menghasilkan
menjadi sasaran pengamat-an. Untuk gejala pada bibit sama dengan gejala
keperluan pengujian dengan media di lapangan, sehingga metode ini
agar digunakan berbagai jenis media dapat digunakan untuk mendapatkan
tumbuh seperti PDA dan media semi informasi yang mewakili penampakan
selektif atau selektif seperti Czapek, di lapangan. Sejumlah cendawan,
Media BSC, Media Komada, dan lain- bakteri dan virus terbawa benih sering
lain. menghasilkan gejala infeksi atau
Prosedur metode inkubasi pada serangan pada kecambah atau bibit
media agar adalah sebagai berikut: tanaman. Gejala terjadi pada akar,
Media agar steril disiapkan dalam batang, daun atau seluruh bagian
cawan petri steril. Sebanyak 400 kecambah atau bibit tanaman. Pada
benih dari satu contoh benih diberi berbagai kejadian inokulum cendawan
perlakuan sterilisasi permukaan terbawa benih menyebabkan
dengan NaOCL 1 % selama 3 menit. kematian pada tanaman atau
Kemudian benih ditiriskan pada kertas kecambah.
saring steril. Dalam banyak kasus, Beberapa kelompok cendawan
perlakuan sterilisasi pada permukaan terbawa benih yang sering
benih tidak dilakukan. menyebabkan penyakit pada
Benih diletakkan pada media agar kecambah atau bibit antara lain
dalam cawan petri. Tiap cawan Alternaria, Ascochyta, Colletotrichum,
ditanami 10 butir benih. Pekerjaan Drechslera, Fusarium, Macrophomina.
penanaman benih tersebut dilakukan Sedangkan kelompok bakteri yang
secara aseptik, yaitu membersihkan sering menunjukkan gejala pada
tempat dan alat kerja dengan bahan kecambah antara lain Pseudomonas
aseptik seperti alkohol 70 %. Benih spp. Media tumbuh yang digunakan
diinkubasi pada suhu kamar selama 7 untuk pengujian gejala pada bibit/
hari dengan penyinaran lampu ultra kecambah adalah media pasir, bata
violet 12 jam terang dan 12 jam gelap merah, campuran pasir dan tanah
secara bergantian. serta media buatan seperti agar air.
Pengamatan dilakukan pada hari Pengujian kesehatan benih dengan
ke-8 tetapi sering pula dilakukan mulai gejala bibit/ kecambah mempunyai
hari ke-4, karena koloni cendawan beberapa kelebihan dibandingkan
sudah mulai tampak. Hal yang diamati metode yang lain.
adalah karak-teristik koloni dan Pengujian dengan cara ini dapat
struktur cendawan. Untuk bakteri mengamati penularan (transmisi)
bahkan peng-amatan sudah dapat patogen dari benih ke tanaman dari
dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3. satu fase ke fase pertumbuhan
123
tanaman. Beberapa patogen tidak f. Uji Serologi
mudah dideteksi dengan metode lain
Uji ELISA (Enzyme-Linked
karena serangan patogen tersebut
Immuno-sorbent Assays) adalah
yang bersifat laten. Sehingga
pengujian serologi terutama
diperlukan fase tertentu pertumbuhan
digunakan untuk mendeteksi bakteri
tanaman agar gejala dan
dan virus terbawa benih. Prinsip
perkembangan patogen dapat
pengujian tersebut adalah reaksi in
dideteksi. Metode ini sangat
vitro antara antigen dan antibodi.
bermanfaat untuk pengujian contoh
Dalam pengujian cara ini sangat
benih yang jumlahnya terbatas seperti
tergantung kepada ketersediaan
benih hasil pemuliaan pada tahap
sejumlah antibodi yang spesifik untuk
tertentu dan juga bermanfaat untuk
patogen sasaran. Uji ELISA sebagai
tujuan karantina. Pengujian gejala
salah satu metode serologi untuk
bibit/kecambah dapat digunakan untuk
mendeteksi virus sering digunakan
evaluasi efektivitas perlakuan benih,
karena metode tersebut sederhana,
baik dengan kimia maupun secara
mudah dilakukan, cepat, sensitif,
fisik.
akurat, dan dapat digunakan untuk
Prosedur pengujian dengan
menguji sampel dalam jumlah besar.
metode media agar cair adalah
Metode tersebut berdasarkan pada
sebagai berkiut: Dengan media agar
konjugasi antara virus– antibodi dan
air (water agar) dilakukan dengan cara
enzim, dengan menambahkan
sebagai berikut. Tuangkan 10 ml agar
substrat pewarna maka adanya
air ke dalam tabung reaksi ukuran
konjugasi tersebut dapat diperlihatkan.
160x16 mm kemudia tutup dengan
Dalam uji ELISA ada beberapa
kapas dan selanjutnya disterilisasi
cara yang digunakan yaitu indirect
pada temperatur 121o C selama 15
ELISA, double antibody sandwich
menit. Sebutir benih ditanam pada
ELISA (DAS ELISA), DAS ELISA
media agar air steril. Sebelum dan
protocol, F (ab’) 2 indirect ELISA dan
sesudah penanaman, tabung tetap
F (ab’)2 ELISA protocol, tetapi yang
tertutup dengan kapas. Penanaman
banyak digunakan adalah metode
dikerjakan secara aseptik. Tabung
indirect ELISA dan double antibody
reaksi yang berisi media agar air dan
sandwich ELISA (DAS ELISA). Dalam
benih kemudian diletakkan pada rak
indirect ELISA uji didasarkan pada
tabung reaksi dan diinkubasikan
adanya ikatan enzim dengan molekul
sampai 14 hari pada temperatur ruang
antibody yang dapat dideteksi oleh
dengan penyinaran lampu ultra violet.
antiviral immunoglobulin. Sedangkan
Setelah masa inkubasi diamati gejala
pada DAS ELISA, virus diikat oleh
yang timbul, koloni cendawan dan
antibody spesifik yang kemudian
struktur cendawan. Pengamatan
bereaksi lagi dengan antibody spesifik
sebenarnya bisa dilakukan selama
yang telah diikat oleh enzim.
masa inkubasi.
Dari segi praktikal indirect ELISA
lebih sederhana dan lebih cepat
karena dalam indirect ELISA tidak
124
melalui prosedur pemurnian virus, primary antiserum 100 l setiap
mempersiapkan stock gamma– lubang plate ELISA. Inkubasikan plate
globulin (lgG), dan mela-kukan tersebut selama 1 jam pada suhu
konjugasi enzim–immuno-globulin. 37oC.
Prosedur uji serologi adalah Secondary antiserum (conjugate)
sebagai berikut: Antigen (ekstrak harus disiapkan setelah primery
tanaman yang diuji) harus antiserum yaitu dengan cara:
dipersiapkan terlebih dahulu Kosongkan plate ELISA dan cuci
(Persiapan kontrol) yaitu ekstrak dengan cara seperti di atas. Masukan
tanaman sehat dan suspensi tanaman konjugasi antibody– Alkaline
yang positif terinfeksi virus dalam phosphatase (tersedia secara
antigen buffer dengan pengenceran komersial sebagai SWAREC = Swine
1/50. Buat ekstrak antigen dengan antirabbit enzyme conju-gate) pada
cara menggerus jaringan tanaman pengenceran 1/1000–1/2000 dalam
yang akan diuji kemudian diencerkan serum buffer. Inkubasikan selama 1
dengan antigen buffer dengan jam pada suhu 37oC.
pengenceran 1/9. Masukan antigen Substrat dibuat setelah antiserum
tersebu sebanyak 100 l pada setiap siap untuk digunakan. Metoda
lubang plate ELISA. pembuatan substrat adalah sebagai
Tutup plate ELISA dengan plastik berikut: Kosongkan plate ELISA dan
tipis dan diinkubasikan selama 1 jam cuci sebagaimana di atas. Buat
pada suhu tumbuh 37o C atau larutan substrat dari 1 tablet p–
semalaman pada suhu kamar. nitrophenyl (PNPP), (tersedia se-cara
Primary (specific antiserum) harus komersial) dalam 10–15 ml
disiapkan terlebih dahulu. Selama diethanolamine buffer (DIEAB).
inkubasi (atau sebelum uji dimulai) Masukan substrat tersebut 100 l per
dapat dilakukan cross–adsorbtion lubang. Inkubasikan selama 30 menit
antiserum dengan jaringan sehat pada suhu kamar. Reaksi positif yaitu
dengan cara sebagai berikut. apabila terjadi perubahan warna
Jaringan sehat dihancurkan dalam menjadi kuning.
serum buffer dengan pengeceran Baca nilai absorban ultra violet
1/20. Suspensi disaring dengan dengan menggunakan alat spektro-
menggunakan kain kasa. Encerkan fotometer. Untuk menghentikan reaksi
anti-serum sesuai anjuran dalam dapat dilakukan dengan menambah
suspensi tersebut. Aduk sampai rata setetes 3 N NaOH pada tiap lubang.
dan inkubasi selama 45 menit pada
suhu 37o C. Cara Pembuatan Buffer untuk Inderect
Pencucian dilakukan dengan ELISA :
langkah-langkah sebagai berikut. PBS (Phosphate Buffered Saline) :
Kosongkan plate ELISA. Cuci plate a. 0,05 M KH2 PO4 / Na2 HPO4 +
ELISA dengan PBS Tween, rendam 8,5 g Na Cl /l
selama 3 menit dengan PBS Tween, b. pH 7,2
ulangi sampai 4 kali cucian. Keringkan
dengan kertas tissue. Masukan
125
Antigen buffer: kesehatan benih adalah Polymerase
i. PBS + 0,01 M NaDIECA. chain reaction (PCR). Teknik PCR
mempunyai tingkat ketelitian yang
PBS Tween (untuk mencuci) sangat tinggi dan dapat dilakukan
x 1 liter PBS Tween dalam waktu yang relatif singkat.
x 0,2 g KCl. Tetapi penggunaan teknik PCR untuk
x 0,5 ml Tween 20 pengujian rutin kesehatan benih masih
terlalu mahal dalam hal bahan,
Serum buffer : peralatan dan tenaga pelaksana.
x 1 liter PBS Tween
x 20 g Polyvinylpyrrolidone (2 %) 4.7 Prosedur Memproduksi Benih
(MW = 25.000) Bersertifikat
x 2 g Ovalbumin (0,2 %)
Seorang penangkar benih
Substrate – Buffer : DIEAB : bersertifikat perlu memiliki
Diethanolamine Buffer. pengetahuan yang cukup tentang cara
x 100 ml diethanolamine memproduksi benih bermutu dan cara
(C4H11NO2). menyimpan benih. Hal berikutnya
adalah penguasaan pengolahan
x 200 ml deinonized H2O
benih, tanah, dan gudang
x 24 ml 5 N Hcl
penyimpanan, serta sikap jujur dan
x buat suspensi dalam deionized bersedia selalu mematuhi peraturan/
H2O sampai mencapai volume ketentuan perbenihan yang berlaku.
1000 ml. Prosedur untuk mendapatkan
sertifikat dimulai dari permohonan
g. Uji Tanaman Indikator sertifikasi, pengajuan pemeriksaan
pendahuluan, pemeriksaan lapang,
Pengujian dengan tanaman pemeriksaan alat-alat panen dan
indikator digunakan terutama untuk pengolahan, pengambilan sampel
mendeteksi virus dan bakteri terbawa benih, dan pengajuan pemasangan
benih. Prinsip pengujiannya adalah label sertifikat.
reaksi dari tanaman indikator terhadap
ekstrak/sap dari biji yang a. Permohonan sertifikasi
diinokulasikan pada tanaman indikator
tersebut. Reaksi yang terjadi adalah Untuk menghasilkan benih ber-
berupa gejala lokal pada daun sertifikat, dimulai dari pengajuan
tanaman indikator. permohonan sertifikasi kepada BPSB
setempat yang dilakukan paling
x Uji dengan Teknologi lambat satu bulan sebelum tebar
Biomolekuler (tanam) dengan mengisi formulir.
Teknik biomolekuler sudah mulai Formulir isian mencakup tentang
digunakan dalam pengujian kesehatan nama dan alamat pemohon
benih. Teknik biomolekuler yang (penangkar), letak areal, asal benih
diaplikasikan dalam pengujian sumber, rencana penanaman, sejarah
126
lapangan, dan isolasi (jarak/waktu) sebaiknya melakukan roguing agar
yang dilakukan. Setelah diisi, formulir standar lapang benih bersertifikat
diserahkan dengan dilampirkan label terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh
benih (kelas dan benih sumber) yang pengawas BPSB menyatakan lulus,
akan digunakan dan denah situasi lahan tersebut dapat diteruskan untuk
lapangan. proses sertifikasi selanjutnya. Jika
lahan dinyatakan tidak lulus maka
b. Permohonan pemeriksaan penangkar diwajibkan melakukan
lapang pendahuluan roguing ulang, dan selanjutnya
mengajukan pemeriksaan ulangan.
Penangkar menyampaikan Pemeriksaan ulang hanya dapat
pemberitahuan siap untuk diperiksa dilakukan satu kali. Jika haisl
lapang pendahuluan kepada BPSB pemeriksaan ulang lahan dinyatakan
setempat paling lambat 10 hari tidak lulus, maka lahan tersebut gagal
sebelum tanam atau seminggu untuk dijadikan areal produksi benih
sebelum pemeriksaan lapang. Dalam karena kemurniannya tidak dapat
pemeriksaan ini, pengawas BPSB dipertanggung-jawabkan, dan hanya
akan menguji kebenaran data diperbolehkan untuk produksi non-
lapangan yang diajukan penangkar benih.
seperti dalam surat permohonan
sertifikasi. Jika data lapangan
menunjukkan kesesuaian maka lahan d. Permohonan pemeriksaan
penangkaran tersebut telah syah lapangan fase generatif
dinyatakan sebagai lahan produksi
benih bersertifikat. Pemeriksaan lapangan fase
generatif hanya dilakukan bila telah
c. Permohonan pemeriksaan fase lulus pada tahapan pemeriksaan
vegetatif sebelumnya. Pengajuan permohonan
pemeriksaan lapangan fase generatif
Pemeriksaan lapangan pertama (saat berbunga) dilakukan satu
dilakukan saat tanaman dalam fase minggu sebelum pemeriksaan
pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30 dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga
hari setelah tanam. Pengajuan diamati keberadaan dari CVL dengan
permohonan pemeriksaan diajukan pengamatan pada organ reproduktif,
kepada BPSB paling lambat 7 hari seperti warna dan bentuk bunga, serta
sebelum pemeriksaan, pemeriksaan saat pembungaan. Seperti pada
akan dilakukan terhadap keberadaan pengawasan lapangan fase vegetatif,
campuran varietas lain (CVL). Nilai penangkar benih diberi kesempatan
standar CVL berbeda untuk setiap untuk melakukan pengawasan ulang
jenis tanaman dan kelas benih yang jika hasil pemeriksaan dinyatakan
diproduksi. Semakin tinggi kelas tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun
benih, semakin ketat standarnya. hanya diberikan satu kali.
Sebelum pengawas BPSB
memeriksa, penangkar benih
127
e. Permohonan pemeriksaan fase sisa kotoran dan benih dari proses
menjelang panen pengolahan benih sebelumnya dapat
keluar dan alat dapat dibersihkan.
Pemeriksaan fase menjelang
panen dilakukan bila telah lulus g. Pengawasan pengolahan benih
pemeriksaan lapang sebelumnya.
Pemeriksaan dilakukan satu pekan Pengawasan pengolahan benih
sebelum panen (menjelang masak tidak diajukan oleh penangkar benih,
fisiologis). Permohonan pemeriksaan tetapi merupakan peng-awasan
diajukan satu minggu sebelum langsung oleh petugas BPSB secara
pemeriksaan dilakukan. Hal-hal yang periodik selama masa pengolahan
diperiksa pada pemeriksaan ini benih dengan waktu yang tidak
meliputi komponen buah dan benih, diberitahukan kepada penangkar.
seperti warna dan bentuk benih. Tidak Tujuan dari pengawasan ini adalah
seperti pada pemeriksaan memastikan bahwa selama dalam
sebelumnya, pada pemeriksaan ini pengolahan tidak terjadi kecurangan-
tidak dilakukan pemeriksaan ulang. kecurangan yang dilakukan
Artinya, jika lahan dinyatakan tidak penangkar, misalnya mencampurkan
lulus maka secara langsung benih benih yang lulus lapangan dengan
yang dihasilkan di lahan tersebut tidak benih kedaluwarsa atau benih tidak
dapat dijadikan sebagai benih lulus lapangan. Jika didapatkan
bersertifikat. penangkar yang melakukan
kecurangan maka proses sertifikasi
f. Permohonan pemeriksaan alat- dapat dihentikan.
alat panen dan pengolahan
benih h. Permohonan pengambilan
contoh benih
Selain benih, alat-alat panen dan
pengolashan benih pun dilakukan Prosedur selanjutnya adalah
pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan ini permohonan pengambilan contoh
adalah untuk memastikan bahwa benih guna pengujian di laboratorium
peralatan yang digunakan dalam analisis mutu benih BPSB.
panen dan pengolahan benih tidak Pengambilan contoh benih oleh
membawa sumber kontaminan, pengawas BPSB dilakukan setelah
seperti varietas lain. Pengajuan pengolahan benih. Permohonan oleh
pemeriksaan alat-alat panen dan penangkar dilakukan 1 minggu
pengolahan benih dilakukan paling sebelum pengawasan dilakukan.
lambat satu minggu sebelum panen Sebelum dilakukan pengambilan
atau bersamaan dengan pemeriksaan contoh benih, penangkar diwajibkan
lapangan fase menjelang panen. Hal telah menempatkan dan mengemas
yang dilakukan pengawas BPSB benih secara tepat. Benih telah
dalam pemeriksaan ini adalah dikemas dengan kemasan curah
menjalankan (menghidupkan) semua (belum dikemas dengan kemasan
alat pengolahan benih sehingga sisa- pemasaran) dan dikelompokkan
128
berdasarkan lot yang tepat, misalnya sesuai yang diajukan penangkar
berdasarkan tanggal panen yang benih.
sama dari varietas yang sama. Lot
benih ditempatkan sedemikian rupa j. Permohonan pelabelan ulang
sehingga setiap wadah benih
berpeluang sama untuk diambil Benih bersertifikat telah
contoh benihnya. Pengawas dapat mendekati atau habis masa edarnya
membatalkan pengambilan contoh dan akan diedarkan kembali harus
benih jika diindikasikan adanya dilakukan pengujian dan pelabelan
kelompok benih yang mencurigakan ulang. Produsen benih bersertifikat
atau susunan penempatan benih tidak wajib mengajukan pengambilan
memungkinkan semua wadah diambil contoh benih, mengujikannya dan
contoh benihnya. kemudian me-masang label ulangan
pada kemasan benihnya. Prosedur
i. Permohonan pengawasan dan pe-laksanaan dari pelabelan
pemasangan label sertifikat ulang sama seperti pada prosedur
pengambilan contoh dan pengawasan
Prosedur akhir dari proses pemasangan label sebelumnya.
pembuatan benih bersertifikat adalah Pengajuan pelabelan ulang dilakukan
pengawasan pemasangan label satu bulan sebelum masa edar benih
sertifikasi. Jika dalam pengujian bersertifikat berakhir. Pada kemasan
laboratorium, benih penangkaran benih, dicantumkan data analisis mutu
dinyatakan lulus maka selanjutnya benih terbaru dan dicantumkan pula
penangkar mengajukan pengawasan kode LU yang berarti Label Ulang.
pemasangan label sertifikat pada Dormansi sekunder adalah
benih-benih yang akan dikemas dormansi yang disebabkan oleh tidak
dengan ukuran tertentu (sesuai tersedianya salah satu faktor yang
kebutuhan pasar). berpengaruh bagi perkecambahan
Dalam pengajuan ini, tertentu. Meski sifat dormansi sangat
penangkar memohon nomor seri label berkaitan dengan sifat genetik, tetapi
sertifikasi dengan mencantumkan dormansi benih (terutama dormansi
jumlah segel (seal) dan label sekunder) dapat pula disebabkan oleh
sertifikasi yang diperlukan, nomor faktor lingkungan dan atau faktor
pengujian, nomor kelompok benih pengelolaan dalam proses produksi,
yang bersangkutan, jenis, varietas, pengolahan, dan penyimpanan benih.
jumlah wadah, berat bersih tiap Kondisi iklim yang kering dan panas
wadah, nama dan alamat produsen. sangat kondusif untuk menghasilkan
Adapun isi label akan meliputi hasil- benih yang berkulit keras (hardseed).
hasil pengujian laboratorium yang Hubungan antara dormansi benih
terdiri dari nilai kadar air benih, dan mutu benih terkair dengan mutu
kemurnian, daya tumbuh benih, sertak daya simpan benih. Benih dorman
andungan kotoran dan campuran akibat kekerasan kulit benih secara
varietas lain, selain identitas lain umum diyakini memiliki daya simpan
yang lebih panjang dibandingkan
129
benih yang tidak memiliki sifat kulit Sebagai upaya untuk mencegah
benih keras. Namun demikian nilai atau mengurangi risiko akibat
positif dormansi benih ini menuntut gangguan penyakit atau patogen
penanganan yang tepat saat benih terbawa benih, maka perlu dilakukan
harus dikecambahkan karena pemeriksaan atau pengujian
dibutuhkan teknik pematahan kesehatan benih sebelum benih
dormansi yang tepat pula. disimpan ataupun sebelum ditanam.
Metode pengujian kesehatan benih
4.8 Pengujian Kesehatan Benih yang digunakan sangat tergantung
pada jenis benih dan jenis patogen
Berbagai jenis cendawan, bakteri, yang mungkin terbawa benih.
nematoda dan virus dapat terbawa Penentuan metode tersebut
benih tanaman. Dari hasil-hasil dimaksudkan agar deteksi dan
penelitian yang telah dilakukan identifikasi patogen terbawa benih
diketahui kelompok cendawan dapat dilakukan dengan mudah dan
merupakan mikro-organisme yang akurat. Hal tersebut berarti untuk
paling dominan berasosiasi dengan pengujian suatu contoh benih dapat
benih. Sebagian patogen terbawa digunakan lebih dari satu metode
benih dapat menimbulkan gangguan pengujian kesehatan benih. Berbagai
tidak saja di pertanaman, tetapi juga di macam cara pengujian kesehatan
tempat penyimpanan. Cendawan benih untuk mendeteksi mikro-
merupakan mikro-organisme utama organisme atau patogen terbawa
yang sering menimbulkan gangguan benih dapat dikelompokan menjadi :
di tempat penyimpanan. Kebanyakan
patogen terbawa benih menjadi aktif a. Pengamatan Secara Visual
segera setelah benih disebar atau terhadap Benih Kering
disemai, tetapi sebagian patogen baru
menunjukkan aktivitasnya yang Pengujian kesehatan benih
ditunjukkan gejala tertentu setelah dengan metode pengamatan benih
tanaman dewasa dan berproduksi. kering dapat dilakukan secara cepat
Patogen (lebih tepat disebut inokulum untuk mendapatkan informasi awal
patogen) dapat terbawa benih tentang penampakan atau status
tanaman dalam 3 cara. Pertaman kesehatan benih. Tetapi metode ini
patogen terbawa secara internal dan hanya men-deteksi cendawan yang
berada di dalam jaringan struktur per- ada di permukaan benih atau
banyakan tanaman seperti biji, dalam tercampur bersama benih serta
hal ini patogen bias berada di embrio, kondisi fisik benih saja. Metode ini
endosperm atau kulit biji. Kedua, dapat digunakan untuk mendeteksi
patogen menempel pada permukaan patogen yang menyebabkan gejala
benih. Dan ketiga, patogen secara khas pada benih misalnya disklorisasi
terpisah terbawa biji, dalam hal ini atau perubahan warna pada kulit
patogen bisa berada dalam sisa benih, perubahan ukuran, dan bentuk
tanaman, butiran tanah atau dalam benih. Metode ini juga dapat
bentuk struktur tertentu. digunakan untuk mendeteksi patogen
130
yang meng-hasilkan struktur tubuh contoh benih tertentu yang digunakan
buah yang dapat dilihat secara visual dalam pengujian.
pada benih atau tercampur pada
benih. b. Metode Pencucian Benih
Sebagai tambahan metode ini
berguna untuk mengetahui adanya Metode pencucian benih terutama
serangan/infestasi serangga benih dilakukan untuk mendeteksi
atau kerusakan benih atau melihat cendawan yang membentuk struktur
adanya perlakuan benih dengan di permukaan benih. Pengujian dapat
pestisida. Metode ini berkaitan dilakukan secara cepat dan mudah,
langsung dengan kegiatan analisis namun pengujian dengan cara ini
kemurnian benih (purity), yaitu apakah memiliki keterbatasan karena
benih tercampur dengan benda-benda cendawan yang berada di dalam
dan benih lainnya dalam proses jaringan benih tidak dapat diketahui
pemberian sertifikasi benih. atau terdeteksi. Hasil pengujian
Berdasarkan peraturan tersebut tidak dapat menggambarkan
Internasional Seed Testing tingkat infeksi dan infestasi patogen
Association (ISTA) benda-benda pada benih.
tercampur benih antara lain butiran Sebagaimana pengamatan
tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru secara visual terhadap benih kering,
nematoda, maupun tubuh buah dalam metode pencucian benih tidak
cendawan seperti sklerotia, smut/ bunt ada standar dalam jumlah benih yang
(yaitu butiran benih yang telah terisi diuji. Prosedur yang biasa digunakan
struktur cendawan). Unsur-unsur yang di berbagai laboratorium adalah
tercampur dengan benih tersebut sebagai berikut :
sangat potensial dalam Prosedur pencucian benih adalah
perkembangan dan penyebaran suatu sebagai berikut: Sebanyak 50 gr
patogen, karena berbagai cendawan benih (dari 1 kg benih contoh)
mampu bertahan pada sisa-sisa dimasukan ke dalam gelas
tanaman atau butiran-butiran tanah. Erlenmeyer kemudian ditambahkan
Benih yang mengalami diskolorasi 100 ml air steril. Untuk memudahkan
maupun yang mengandung patogen peluruhan struktur cendawan dari
infeksi tidak dicantumkan dalam permukaan benih sering ditambahkan
analisis kemurnian benih, oleh karena 1 tetes Twin 20. Benih tersebut
itu perlu ada kerjasama dari petugas dikocok selama 5 menit (dengan
yang menangani kemurnian benih shaker) selanjutnya disaring dengan
dengan petugas yang menangani kain kasa. Air hasil pencucian
kesehatan benih sebelum dimasukan dalam tabung sentrifugasi
menerbitkan sertifikat benih. dan kemudian disentrifugasi pada
kecepatan 1500–2000 rpm selama 3
Prosedur : menit. Sedimen yang terbentuk
Metode ini bersifat kualitatif, sehingga dipisahkan dengan air dengan cara
tidak ada standar dalam jumlah membuang air tersebut menggunakan
pipet.
131
Selajutnya dilakukan pengamatan kondisi gelap secara bergantian.
mikroskopis; sebanyak 1 ml lactofenol Benih yang diinkubasi tersebut diamati
ditambahkan pada sedimen dalam di bawah mikroskop dengan
tabung dan dicampur hingga merata. pembesaran 50–60 kali untuk melihat
Dengan menggunakan pipet, pertumbuhan cendawan.
campuran sedimen diteteskan pada Cendawan yang tumbuh diamati
gelas objek dan ditutup dengan gelas dan didekteksi berdasarkan
penutup dan selanjutnya dilakukan karakteristik keberadaan tum-buhnya
pengamatan di bawah mikroskop seperti tubuh buah, konidia yang
dengan pembesaran 100–400 kali muncul dari konidiofor (tangkai
untuk melihat struktur cendawan. Bila konidia), spora dengan massa
pendekatan kuantitatif diperlukan, sporanya, sporodokium dan
maka pengamatan dapat dilakukan aservulus, piknidiospora da-lam
dengan menggunakan haemo- piknidia, dan askospora dalam
cytometer untuk mengetahui peritesia.
kepadatan inokulum (cendawan) per
satuan berat benih. 1) Metode inkubasi dengan media
kertas saring
c. Metode Inkubasi
Sebanyak 400 benih diletakkan
Prinsip pengujian benih dengan dalam cawan petri berdiameter 9 cm.
metode inkubasi adalah memberikan Jumlah benih per cawan petri 10 atau
kondisi tumbuh yang optimal bagi 25 tergantung dari ukuran benih. Tiap
mikroorganisme terbawa benih, baik cawan petri diberi label nomor benih
yang ada di permukaan ataupun yang dan tanggal pengujian. Sebelum benih
ada di dalam jaringan benih. Dengan diletakkan, cawan dialasi dengan 2
cara tersebut maka mikroorganisme lapis kertas saring yang telah
/patogen terbawa benih, terutama dicelupkan ke dalam air bersih.
cendawan dan bakteri dapat Usahakan jangan terlalu banyak air
terdeteksi dengan mengamati (tidak tergenang). Letakan benih satu
karakteristik pertumbuhan dan struktur per satu dengan menggunakan pinset
cendawan. Pengujian kesehatan seperti Gambar 2.
benih dengan metode inkubasi yang Selanjutnya benih diinkubasi pada
sering dilakukan adalah pengujian suhu kamar dengan penyinaran lampu
dengan media kertas (Blotter-test), ultra violet 12 jam terang dan 12 jam
dan pengujian pada media agar. gelap secara bergantian selama 7
Metode Inkubasi dengan Media hari. Pada hari ke-8 dilakukan
Kertas (Blotter-Test) Metode Blotter pengamatan dengan menggunakan
adalah salah satu dari metode mikroskop stereo. Pada tiap benih
inkubasi, yaitu benih ditumbuhkan diamati karakteristik pertumbuhan
pada kertas saring basah, berbagai cendawan yang tumbuh.
diinkubasikan selama 7 hari dengan Kadang-kadang sangat sulit
penyinaran lampu ultra violet selama mengidentifikasi cendawan melalui
12 jam terang dan selama 12 jam pengamatan karakteristik
132
pertumbuhan cendawan, oleh karena 3) Metode inkubasi pada media agar
itu dibuat preparat dari cendawan
tersebut dan diamati dengan bantuan Dalam metode media agar
mikroskop compoun dan kunci inokulum terbawa benih, dideteksi
identifikasi. Jika suatu cendawan telah berdasarkan karakteristik koloni pada
teridentifikasi, dituliskan kode media agar yang berkembang dari
cendawan pada kertas blotter didekat benih. Secara umum prinsipnya sama
cendawan yang bersangkutan. dengan prinsip dari pengujian dengan
Jumlah benih yang terinfeksi suatu media kertas. Dalam beberapa hal
cendawan dihitung sebagai tingkat metode ini memiliki kelebihan, yaitu
infeksi cendawan pada contoh benih memberikan informasi lebih relatif
yang diuji. lebih cepat dan cukup
menggambarkan status kesehatan
2) Metode inkubasi dengan media benih dibandingkan dengan metode
kertas dengan pendinginan media kertas, karena ketersediaan
nutrisi pada media agar
Sebanyak 400 benih diletakkan memungkinkan cendawan atau bakteri
dalam cawan petri yang telah dialasi tumbuh dan berkembang secara lebih
kertas saring seperti pada metode baik dan lebih cepat sehingga
inkubasi dengan kertas standar. memudahkan dalam pengamatan.
Benih diinkubasi selama 24 jam pada Biasanya cendawan atau bakteri akan
suhu ruang dengan penyinaran lampu membentuk koloni yang khas pada
ultra violet 12 jam terang dan 12 jam media agar.
gelap. Pada hari ke-2 benih disimpan Dalam pelaksanaan pengujian
pada suhu –20o C selama 24 jam. dengan media agar memerlukan
Tujuan perlakuan pendinginan ter- persiapan yang lebih lama, relatif
sebut adalah untuk menghambat atau rumit dan mahal, terutama bila
menekan perkecambahan benih. Hal menggunakan media spesifik. Sering
ini disebabkan sering perkecambahan terjadi kesulitan dalam pengamatan
benih menyulitkan secara teknis karena pertumbuhan koloni cendawan
dalam pengamatan sehingga atau bakteri men-jadi berbeda atau
informasi menjadi bias. berubah bila menggunakan media
Setelah diberi perlakuan dingin tumbuh yang berbeda dengan waktu
kemudian benih diinkubasi selama 5 yang berbeda pula. Kesulitan lain
hari pada suhu ruang dengan pada waktu pengamatan adalah
penyinaran lampu ultra violet 12 jam pertumbuhan cendawan bukan
terang dan 12 jam gelap secara sasaran (cendawan saprofit) tumbuh
bergantian. lebih ekstensif sehingga menekan
Pada hari ke-8 benih diamati pertumbuhan cendawan patogen yang
seperti prosedur pengamatan metode menjadi sasaran pengamat-an. Untuk
inkubasi dengan media kertas keperluan pengujian dengan media
standar. agar digunakan berbagai jenis media
tumbuh seperti PDA dan media semi
selektif atau selektif seperti Czapek,
133
Media BSC, Media Komada, dan lain- di lapangan. Sejumlah cendawan,
lain. bakteri dan virus terbawa benih sering
Prosedur metode inkubasi pada menghasilkan gejala infeksi atau
media agar adalah sebagai berikut: serangan pada kecambah atau bibit
Media agar steril disiapkan dalam tanaman. Gejala terjadi pada akar,
cawan petri steril. Sebanyak 400 batang, daun atau seluruh bagian
benih dari satu contoh benih diberi kecambah atau bibit tanaman. Pada
perlakuan sterilisasi permukaan berbagai kejadian inokulum cendawan
dengan NaOCL 1 % selama 3 menit. terbawa benih menyebabkan
Kemudian benih ditiriskan pada kertas kematian pada tanaman atau
saring steril. Dalam banyak kasus, kecambah.
perlakuan sterilisasi pada permukaan Beberapa kelompok cendawan
benih tidak dilakukan. terbawa benih yang sering
Benih diletakkan pada media agar menyebabkan penyakit pada
dalam cawan petri. Tiap cawan kecambah atau bibit antara lain
ditanami 10 butir benih. Pekerjaan Alternaria, Ascochyta, Colletotrichum,
penanaman benih tersebut dilakukan Drechslera, Fusarium, Macrophomina.
secara aseptik, yaitu membersihkan Sedangkan kelompok bakteri yang
tempat dan alat kerja dengan bahan sering menunjukkan gejala pada
aseptik seperti alkohol 70 %. Benih kecambah antara lain Pseudomonas
diinkubasi pada suhu kamar selama 7 spp. Media tumbuh yang digunakan
hari dengan penyinaran lampu ultra untuk pengujian gejala pada bibit/
violet 12 jam terang dan 12 jam gelap kecambah adalah media pasir, bata
secara bergantian. merah, campuran pasir dan tanah
Pengamatan dilakukan pada hari serta media buatan seperti agar air.
ke-8 tetapi sering pula dilakukan mulai Pengujian kesehatan benih dengan
hari ke-4, karena koloni cendawan gejala bibit/ kecambah mempunyai
sudah mulai tampak. Hal yang diamati beberapa kelebihan dibandingkan
adalah karak-teristik koloni dan metode yang lain.
struktur cendawan. Untuk bakteri Pengujian dengan cara ini dapat
bahkan peng-amatan sudah dapat mengamati penularan (transmisi)
dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3. patogen dari benih ke tanaman dari
satu fase ke fase pertumbuhan
4) Uji Gejala pada Bibit/ Kecambah tanaman. Beberapa patogen tidak
mudah dideteksi dengan metode lain
Patogen dapat menghasilkan karena serangan patogen tersebut
gejala pada bibit/kecambah baik pada yang bersifat laten. Sehingga
akar, kotiledon, atau hipokotil. Benih diperlukan fase tertentu pertumbuhan
yang terinfeksi pada kondisi yang tanaman agar gejala dan
menguntungkan dapat menghasilkan perkembangan patogen dapat
gejala pada bibit sama dengan gejala dideteksi. Metode ini sangat
di lapangan, sehingga metode ini bermanfaat untuk pengujian contoh
dapat digunakan untuk mendapatkan benih yang jumlahnya terbatas seperti
informasi yang mewakili penampakan benih hasil pemuliaan pada tahap
134
tertentu dan juga bermanfaat untuk salah satu metode serologi untuk
tujuan karantina. Pengujian gejala mendeteksi virus sering digunakan
bibit/kecambah dapat digunakan untuk karena metode tersebut sederhana,
evaluasi efektivitas perlakuan benih, mudah dilakukan, cepat, sensitif,
baik dengan kimia maupun secara akurat, dan dapat digunakan untuk
fisik. menguji sampel dalam jumlah besar.
Prosedur pengujian dengan Metode tersebut berdasarkan pada
metode media agar cair adalah konjugasi antara virus– antibodi dan
sebagai berkiut: Dengan media agar enzim, dengan menambahkan
air (water agar) dilakukan dengan cara substrat pewarna maka adanya
sebagai berikut. Tuangkan 10 ml agar konjugasi tersebut dapat diperlihatkan.
air ke dalam tabung reaksi ukuran Dalam uji ELISA ada beberapa
160x16 mm kemudia tutup dengan cara yang digunakan yaitu indirect
kapas dan selanjutnya disterilisasi ELISA, double antibody sandwich
pada temperatur 121o C selama 15 ELISA (DAS ELISA), DAS ELISA
menit. Sebutir benih ditanam pada protocol, F (ab’)2 indirect ELISA dan F
media agar air steril. Sebelum dan (ab’)2 ELISA protocol, tetapi yang
sesudah penanaman, tabung tetap banyak digunakan adalah metode
tertutup dengan kapas. Penanaman indirect ELISA dan double antibody
dikerjakan secara aseptik. Tabung sandwich ELISA (DAS ELISA). Dalam
reaksi yang berisi media agar air dan indirect ELISA uji didasarkan pada
benih kemudian diletakkan pada rak adanya ikatan enzim dengan molekul
tabung reaksi dan diinkubasikan antibody yang dapat dideteksi oleh
sampai 14 hari pada temperatur ruang antiviral immunoglobulin. Sedangkan
dengan penyinaran lampu ultra violet. pada DAS ELISA, virus diikat oleh
Setelah masa inkubasi diamati gejala antibody spesifik yang kemudian
yang timbul, koloni cendawan dan bereaksi lagi dengan antibody spesifik
struktur cendawan. Pengamatan yang telah diikat oleh enzim.
sebenarnya bisa dilakukan selama Dari segi praktikal indirect ELISA
masa inkubasi. lebih sederhana dan lebih cepat
karena dalam indirect ELISA tidak
5) Uji Serologi melalui prosedur pemurnian virus,
mempersiapkan stock gamma–
Uji ELISA (Enzyme-Linked globulin (lgG), dan mela-kukan
Immuno-sorbent Assays) adalah konjugasi enzim–immuno-globulin.
pengujian serologi terutama Prosedur uji serologi adalah
digunakan untuk mendeteksi bakteri sebagai berikut: Antigen (ekstrak
dan virus terbawa benih. Prinsip tanaman yang diuji) harus
pengujian tersebut adalah reaksi in dipersiapkan terlebih dahulu
vitro antara antigen dan antibodi. (Persiapan kontrol) yaitu ekstrak
Dalam pengujian cara ini sangat tanaman sehat dan suspensi tanaman
tergantung kepada ketersediaan yang positif terinfeksi virus dalam
sejumlah antibodi yang spesifik untuk antigen buffer dengan pengenceran
patogen sasaran. Uji ELISA sebagai 1/50. Buat ekstrak antigen dengan
135
cara menggerus jaringan tanaman pengenceran 1/1000–1/2000 dalam
yang akan diuji kemudian diencerkan serum buffer. Inkubasikan selama 1
dengan antigen buffer dengan jam pada suhu 37oC.
pengenceran 1/9. Masukan antigen Substrat dibuat setelah antiserum
tersebu sebanyak 100 l pada setiap siap untuk digunakan. Metoda
lubang plate ELISA. pembuatan substrat adalah sebagai
Tutup plate ELISA dengan plastik berikut: Kosongkan plate ELISA dan
tipis dan diinkubasikan selama 1 jam cuci sebagaimana di atas. Buat
pada suhu tumbuh 37o C atau larutan substrat dari 1 tablet p–
semalaman pada suhu kamar. nitrophenyl (PNPP), (tersedia se-cara
Primary (specific antiserum) harus komersial) dalam 10–15 ml
disiapkan terlebih dahulu. Selama diethanolamine buffer (DIEAB).
inkubasi (atau sebelum uji dimulai) Masukan substrat tersebut 100 l per
dapat dilakukan cross–adsorbtion lubang. Inkubasikan selama 30 menit
antiserum dengan jaringan sehat pada suhu kamar. Reaksi positif yaitu
dengan cara sebagai berikut. apabila terjadi perubahan warna
Jaringan sehat dihancurkan dalam menjadi kuning.
serum buffer dengan pengeceran Baca nilai absorban ultra violet
1/20. Suspensi disaring dengan dengan menggunakan alat spektro-
menggunakan kain kasa. Encerkan fotometer. Untuk menghentikan reaksi
anti-serum sesuai anjuran dalam dapat dilakukan dengan menambah
suspensi tersebut. Aduk sampai rata setetes 3 N NaOH pada tiap lubang.
dan inkubasi selama 45 menit pada
suhu 37o C. Cara Pembuatan Buffer untuk Inderect
Pencucian dilakukan dengan ELISA :
langkah-langkah sebagai berikut. PBS (Phosphate Buffered Saline) :
Kosongkan plate ELISA. Cuci plate 6) 0,05 M KH2 PO4 /
ELISA dengan PBS Tween, rendam Na2 HPO4 + 8,5 g Na Cl /l
selama 3 menit dengan PBS Tween, 7) pH 7,2
ulangi sampai 4 kali cucian. Keringkan Antigen buffer:
dengan kertas tissue. Masukan a. PBS + 0,01
primary antiserum 100 l setiap M NaDIECA.
lubang plate ELISA. Inkubasikan plate PBS Tween (untuk mencuci)
tersebut selama 1 jam pada suhu x 1 liter PBS Tween
37oC. x 0,2 g KCl.
Secondary antiserum (conjugate) x 0,5 ml Tween 20
harus disiapkan setelah primery Serum buffer :
antiserum yaitu dengan cara: x 1 liter PBS Tween
Kosongkan plate ELISA dan cuci x 20 g Polyvinylpyrrolidone (2 %)
dengan cara seperti di atas. Masukan (MW = 25.000)
konjugasi antibody– Alkaline x 2 g Ovalbumin (0,2 %)
phosphatase (tersedia secara
komersial sebagai SWAREC = Swine
antirabbit enzyme conju-gate) pada
136
Substrate – Buffer : DIEAB : 4.9 Prosedur Memproduksi Benih
Diethanolamine Buffer. Bersertifikat
x 100 ml diethanolamine
(C4H11NO2). Seorang penangkar benih
x 200 ml deinonized H2O bersertifikat perlu memiliki
x 24 ml 5 N Hcl pengetahuan yang cukup tentang cara
x buat suspensi dalam deionized memproduksi benih bermutu dan cara
H2O sampai mencapai volume menyimpan benih. Hal berikutnya
1000 ml. adalah penguasaan pengolahan
benih, tanah, dan gudang
6) Uji Tanaman Indikator penyimpanan, serta sikap jujur dan
bersedia selalu mematuhi
Pengujian dengan tanaman peraturan/ketentuan perbenihan yang
indikator digunakan terutama untuk berlaku.
mendeteksi virus dan bakteri terbawa Prosedur untuk mendapatkan
benih. Prinsip pengujiannya adalah sertifikat dimulai dari permohonan
reaksi dari tanaman indikator terhadap sertifikasi, pengajuan pemeriksaan
ekstrak/sap dari biji yang pendahuluan, pemeriksaan lapang,
diinokulasikan pada tanaman indikator pemeriksaan alat-alat panen dan
tersebut. Reaksi yang terjadi adalah pengolahan, pengambilan sampel
berupa gejala lokal pada daun benih, dan pengajuan pemasangan
tanaman indikator. label sertifikat.
137
1) Permohonan pemeriksaan lapang penangkar diwajibkan melakukan
pendahuluan roguing ulang, dan selanjutnya
mengajukan pemeriksaan ulangan.
Penangkar menyampaikan Pemeriksaan ulang hanya dapat
pemberitahuan siap untuk diperiksa dilakukan satu kali. Jika haisl
lapang pendahuluan kepada BPSB pemeriksaan ulang lahan dinyatakan
setempat paling lambat 10 hari tidak lulus, maka lahan tersebut gagal
sebelum tanam atau seminggu untuk dijadikan areal produksi benih
sebelum pemeriksaan lapang. Dalam karena kemurniannya tidak dapat
pemeriksaan ini, pengawas BPSB dipertanggung-jawabkan, dan hanya
akan menguji kebenaran data diperbolehkan untuk produksi non
lapangan yang diajukan penangkar benih.
seperti dalam surat permohonan
sertifikasi. Jika data lapangan 3) Permohonan pemeriksaan
menunjukkan kesesuaian maka lahan lapangan fase generatif
penangkaran tersebut telah syah
dinyatakan sebagai lahan produksi Pemeriksaan lapangan fase
benih bersertifikat. generatif hanya dilakukan bila telah
lulus pada tahapan pemeriksaan
2) Permohonan pemeriksaan fase sebelumnya. Pengajuan permohonan
vegetatif pemeriksaan lapangan fase generatif
(saat berbunga) dilakukan satu
Pemeriksaan lapangan pertama minggu sebelum pemeriksaan
dilakukan saat tanaman dalam fase dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga
pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30 diamati keberadaan dari CVL dengan
hari setelah tanam. Pengajuan pengamatan pada organ reproduktif,
permohonan pemeriksaan diajukan seperti warna dan bentuk bunga, serta
kepada BPSB paling lambat 7 hari saat pembungaan. Seperti pada
sebelum pemeriksaan, pemeriksaan pengawasan lapangan fase vegetatif,
akan dilakukan terhadap keberadaan penangkar benih diberi kesempatan
campuran varietas lain (CVL). Nilai untuk melakukan pengawasan ulang
standar CVL berbeda untuk setiap jika hasil pemeriksaan dinyatakan
jenis tanaman dan kelas benih yang tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun
diproduksi. Semakin tinggi kelas hanya diberikan satu kali.
benih, semakin ketat standarnya.
Sebelum pengawas BPSB 4) Permohonan pemeriksaan fase
memeriksa, penangkar benih menjelang panen
sebaiknya melakukan roguing agar
standar lapang benih bersertifikat Pemeriksaan fase menjelang
terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh panen dilakukan bila telah lulus
pengawas BPSB menyatakan lulus, pemeriksaan lapang sebelumnya.
lahan tersebut dapat diteruskan untuk Pemeriksaan dilakukan satu pekan
proses sertifikasi selanjutnya. Jika sebelum panen (menjelang masak
lahan dinyatakan tidak lulus maka fisiologis). Permohonan pemeriksaan
138
diajukan satu minggu sebelum periodik selama masa pengolahan
pemeriksaan dilakukan. Hal-hal yang benih dengan waktu yang tidak
diperiksa pada pemeriksaan ini diberitahukan kepada penangkar.
meliputi komponen buah dan benih, Tujuan dari pengawasan ini adalah
seperti warna dan bentuk benih. Tidak memastikan bahwa selama dalam
seperti pada pemeriksaan pengolahan tidak terjadi kecurangan-
sebelumnya, pada pemeriksaan ini kecurangan yang dilakukan
tidak dilakukan pemeriksaan ulang. penangkar, misalnya mencampurkan
Artinya, jika lahan dinyatakan tidak benih yang lulus lapangan dengan
lulus maka secara langsung benih benih kedaluwarsa atau benih tidak
yang dihasilkan di lahan tersebut tidak lulus lapangan. Jika didapatkan
dapat dijadikan sebagai benih penangkar yang melakukan
bersertifikat. kecurangan maka proses sertifikasi
dapat dihentikan.
5) ermohonan pemeriksaan alat-alat
panen dan pengolahan benih c. Permohonan pengambilan
contoh benih
Selain benih, alat-alat panen dan
pengolashan benih pun dilakukan Prosedur selanjutnyas adalah
pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan ini permohonan pengambilan contoh
adalah untuk memastikan bahwa benih guna pengujian di labora-torium
peralatan yang digunakan dalam analisis mutu benih BPSB.
panen dan pengolahan benih tidak Pengambilan contoh benih oleh
membawa sumber kontaminan, pengawas BPSB dilakukan setelah
seperti varietas lain. Pengajuan pengolahan benih. Permohonan oleh
pemeriksaan alat-alat panen dan penangkar dilakukan 1 minggu
pengolahan benih dilakukan paling sebelum pengawasan dilakukan.
lambat satu minggu sebelum panen Sebelum dilakukan pengambilan
atau bersamaan dengan pemeriksaan contoh benih, penangkar diwajibkan
lapangan fase menjelang panen. Hal telah menempatkan dan mengemas
yang dilakukan pengawas BPSB benih secara tepat. Benih telah
dalam pemeriksaan ini adalah dikemas dengan kemasan curah
menjalankan (menghidupkan) semua (belum dikemas dengan kemasan
alat pengolahan benih sehingga sisa- pemasaran) dan dikelompokkan
sisa kotoran dan benih dari proses berdasarkan lot yang tepat, misalnya
pengolahan benih sebelumnya dapat berdasarkan tanggal panen yang
keluar dan alat dapat dibersihkan. sama dari varietas yang sama. Lot
benih ditempatkan sedemikian rupa
b. Pengawasan pengolahan benih sehingga setiap wadah benih
berpeluang sama untuk diambil
Pengawasan pengolahan benih contoh benihnya. Pengawas dapat
tidak diajukan oleh penangkar benih, membatalkan pengambilan contoh
tetapi merupakan pengawasan benih jika diindikasikan adanya
langsung oleh petugas BPSB secara kelompok benih yang mencurigakan
139
atau susunan penempatan benih tidak kadar air benih, kemurnian, daya
memungkinkan semua wadah diambil tumbuh benih, sertak andungan
contoh benihnya. kotoran dan campuran varietas lain,
selain identitas lain sesuai yang
d. Permohonan pengawasan diajukan penangkar benih.
pemasangan label sertifikat
e. Permohonan pelabelan ulang
Prosedur akhir dari proses
pembuatan benih bersertifikat adalah Benih bersertifikat telah
pengawasan pemasangan label mendekati atau habis masa edarnya
sertifikasi. Jika dalam pengujian dan akan diedarkan kembali harus
laboratorium, benih penangkaran dilakukan pengujian dan pelabelan
dinyatakan lulus maka selanjutnya ulang. Produsen benih bersertifikat
penangkar mengajukan pengawasan wajib mengajukan pengambilan
pemasangan label sertifikat pada contoh benih, mengujikannya dan
benih-benih yang akan dikemas kemudian memasang label ulangan
dengan ukuran tertentu (sesuai pada kemasan benihnya. Prosedur
kebutuhan pasar). Dalam pengajuan dan pe-laksanaan dari pelabelan
ini, penangkar memohon nomor seri ulang sama seperti pada prosedur
label sertifikasi dengan pengambilan contoh dan pengawasan
mencantumkan jumlah segel (seal) pemasangan label sebelumnya.
dan label sertifikasi yang diperlukan, Pengajuan pelabelan ulang dilakukan
nomor pengujian, nomor kelompok satu bulan sebelum masa edar benih
benih yang bersangkutan, jenis, bersertifikat berakhir. Pada kemasan
varietas, jumlah wadah, berat bersih benih, dicantumkan data analisis mutu
tiap wadah, nama dan alamat benih terbaru dan dicantumkan pula
produsen. Adapun isi label akan kode LU yang berarti Label Ulang.
meliputi hasil-hasil pengujian
laboratorium yang terdiri dari nilai
140
Direktorat Jenderal Litbang Dinas Pertanian
Perbenihan Pemerintah dan Tingkat I
Swasta
BUMN
Pelepasan Swasta
BPSB
Varietas Baru
(Breeder Seed) Diperta
Tk.II
BUMN
BBU
Swasta
Benih Pokok
(Stock Seed)
BBP BUMN
Benih Sebar Swasta
(Extention Seed)
Keterangan:
: Komando
Pemasaran : Pengawasan
Pemasaran
: Pembinaan dan
Koordinasi
: Alur benih
: Sertifikasi
PETANI
Gambar 4.13.
Skema alur pelepasan benih, produksi dan pengawasan mutu benih di Indonesia.
(Ditjentan Pangan dan Horti, 1999)
141
Ringkasan
142
SOAL:
1. Jelaskan proses pembentukan biji pada tumbuhan dengan bantuan angina
dan serangga
2. Bagaiman proses sertifikasi benih di Indonesia
TUGAS:
1. Lakukan kegiatan bermain peran dengan tema mendaftarkan benih vegetatif
dan benih generatif.
2. Lakukan observasi minimal pada 2 (dua) orang penangkar benih dan
lakukan wawancara terhadap teknik produksi yang biasa dilakukan.
143
144
BAB 5. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN HASIL PEMBENIHAN
145
berpartikel halus). Konsep ini meliputi Agrogeologi, Fisika, Kimia dan
dikembangkan oleh para Geologis pada Biologi Tanah, Morfologi dan Klasifikasi
akhir abad XIX. Hal-hal yang dipelajari Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah,
adalah (1). Perbedaan-perbedaan Analisis Bentang Lahan, Ilmu Ukur
berbagai jenis tanah dan dijumpainya Tanah, Perencanaan dan
suatu jenis tanah yang sama jika Pengembangan Wilayah.
kondisinya relatif sama. (2). Masing- Pemahaman tanah sebagai media
masing jenis tanah mempunyai tumbuh tanaman pertama kali
morfologi yang khas sebagai dikemukakan oleh Dr. H.L. Jones dari
konsekuensi keterpaduan pengaruh Cornell University Inggris, yang mengkaji
spesifik dari iklim, jasad hidup (tanaman hubungan tanah pada tanaman tingkat
dan ternak), bahan induk, topografi dan tinggi untuk mendapatkan produksi
umur tanah; dan (3). Tanah merupakan pertanian yang seekonomis mungkin.
hasil evolusi alam yang bersifat dinamis Kajian tanah dari aspek ini disebut
sepanjang masa. edaphologi (edaphos = bahan tanah
Dinamika dan evolusi alam ini subur), namun pada realitasnya kedua
terhimpun dalam definisi bahwa tanah definisi selalu terintegrasi. Kajian
adalah "bahan mineral yang tidak padat Edaphologi ini antara lain meliputi
(unconsolidated) terletak di permukaan Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah
bumi, yang telah dan akan tetap dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan
mengalami perlakuan dan dipengaruhi Pemupukan, Ekologi Tanah dan
oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan Bioteknologi Tanah, sedangkan yang
yang meliputi bahan induk, iklim merangkum kajian Pedologi dan
(termasuk kelembaban dan suhu), Edaphologi sekaligus antara lain meliputi
organisme (makro dan mikro) dan Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi
topografi pada suatu periode waktu Kesesuaian Lahan dan Tata Guna
tertentu". Satu penciri-beda utama Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa,
adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya Lingkungan.
berbeda dibanding bahan induknya, Tanah pada masa kini sebagai
yang variasinya tergantung pada faktor- media tumbuh tanaman didefinisikan
faktor pembentuk tanah tersebut. sebagai: "Lapisan permukaan bumi yang
Pengertian ini disebut sebagai secara fisik berfungsi sebagai tempat
definisi pedologis (pedo = gumpal tumbuh dan berkembang sistem
tanah). Dalam definisi yang lain ilmu perakaran penopang tegak-tumbuhnya
tanah adalah ilmu pengetahuan alam tanaman dan penyuplai kebutuhan air
murni dalam hal: (1) asal mula dan dan udara; secara kimiawi berfungsi
pembentukan tanah yang tercakup sebagai gudang dan penyuplai hara atau
dalam bidang kajian genesis tanah, dan nutrisi (senyawa organik dan anorganik
(2) nama-nama, sistematik, sifat sederhana dan unsur-unsur esensial
kemampuan dan penyebaran berbagai seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe,
jenis tanah yang tercakup dalam bidang Mn, B, Cl, dan lain-lain); dan secara
kajian Klasifikasi dan Pemetaan Tanah. biologis berfungsi sebagai habitat biota
Hasil kajian tanah secara pedologis ini (organisme) yang berpartisipasiaktif
dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyediaan hara tersebut dan
dasar dalam pemanfaatan masing- zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
masing jenis tanah secara efisien dan bagi tanaman", yang ketiganya secara
rasional. Kajian Pedologi antara lain integral mampu menunjang produktivitas
146
tanah untuk menghasilkan biomasa, baik memahami, (2) fungsi tanah sebagai
tanaman pangan, obat-obatan, industri pelindung tanaman dari serangan hama
perkebunan, maupun kehutanan". dan penyakit dan dampak negatif
Atas dasar definisi ini maka tanah pestisida limbah industri berbahaya
sebagai media tumbuh mempunyai tersebut. Oleh karena itu, dalam buku ini
empat fungsi utama, yaitu sebagai (1). dituturkan dalam kerangka pengertian
Tempat tumbuh dan berkembangnya fenomena ini.
perakaran yang mempunyai dua peran
utama. (2). Penyokong tegak- b. Profil Tanah
tumbuhnya trubus (bagian atas) Secara vertikal tanah
tetanaman. (3). sebagai penyerap zat- berdifferensiasi membentuk horizon-
zat yang dibutuhkan tanaman. (4). horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-
Penyedia kebutuhan primer tanaman beda baik dalam morfologis seperti
untuk melaksanakan aktivitas ketebalan dan warnanya, maupun
metabolismenya, baik selama karakteristik fisik, kimiawi, dan biologis
pertumbuhan maupun untuk masing-masingnya sebagai konsekuensi
berproduksi, meliputi air, udara dan bekerjanya faktor-faktor lingkungan
unsur-unsur hara. (5). Penyedia terhadap: (1) bahan induk asalnya
kebutuhan sekunder tanaman yang maupun (2) bahan-bahan eksternal,
berfungsi dalam menunjang aktivitasnya berupa bahan organik sisa-sisa biota
supaya berlangsung optimum, meliputi yang hidup di atasnya dan mineral non
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota bahan induk yang berasal dari letusan
terutama mikroflora tanah seperti (a). gunung api, atau yang terbawa oleh
zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin aliran air. Susunan horizon-horizon
dan asam-asam organik khas). (b). tanah dalam lapisan permukaan bumi
antibiotik dan toksin yang berfungsi setebal 100-120 cm disebut sebagai
sebagai anti hamapenyakit tanaman di profil tanah.
dalam tanah. (c). senyawa-senyawa Profil Tanah merupakan irisan
atau enzim yang berfungsi dalam vertikal tanah dari lapisan paling atas
penyediaan kebutuhan primer tersebut hingga ke bebatuan induk tanah
atau transformasi zat-zat toksik eksternal (regolit), yang biasanya terdiri dari
seperti pestisida dan limbah industri horizon-horizon O-A-E-B-C- R. Empat
berbahaya; serta. (d). Habitat biota lapisan teratas, yang masih dipengaruhi
tanah, baik yang berdampak positif cuaca disebut Solum Tanah, horizon O-
karena terlibat langsung atau tak A disebut lapisan tanah atas dan horizon
langsung dalam penyediaan kebutuhan E-B disebut lapisan tanah bawah
primer dan sekunder tanaman tersebut, Meskipun tanah terdiri dari
maupun yang berdampak negatif karena beberapa horizon, namun bagi
merupakan hama dan penyakit tanaman. tetanaman yang sangat penting adalah
Fungsi-fungsi tanah yang horizon O - A (lapisan atas) yang
sedemikian vitalnya dalam penyediaan biasanya mempunyai ketebalan di
bahan pangan, papan dan sandang bagi bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman
manusia (juga bagi hewan) ini berakar dangkal seperti padi, palawija
membawa konsekuensi bahwa seorang dan sesayuran yang paling berperan
ahli tanah tidak saja dituntut untuk adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh
berpengetahuan tentang: (1) tanah karena itu, istilah kesuburan tanah
sebagai tempat tumbuh dan penyedia biasanya mengacu kepada ketersediaan
kebutuhan tanaman, tetapi juga harus hara pada lapisan setebal ini, yang
147
biasanya disebut sebagai lapisan olah. mengandung bahan; organik tanah atau
Namun bagi tetanaman perkebunan dan belum mengalami pelindian (leaching)
kehutanan (pepohonan) untuk jangka hara secara intensif, sehingga relatif
panjang lapisan tanah bawah juga akan subur, sedangkan tanah yang berwarna
menjadi sumber hara dan air. terang atau pucat berarti berBOT (bahan
Kegunaan langsung dari organik tanah) rendah atau telah
pengamatan profil tanah ini antara lain mengalami pelindian hara intensif,
adalah untuk mengetahui (1). sehingga relatif miskin. Tanah yang
Kedalaman lapisan olah atau solum berwarna homogen bersih menunjukkan
tanah yang merupakan indikator potensi sirkulasi udara (aerasi) dan airnya
kedalaman akar tanaman untuk (drainase) baik, berarti kadar oksigennya
berpenetrasi, makin dangkal berarti cukup, sehingga proses oksidasi
makin tipis sistem perakarannya, berjalan baik, sedangkan tanah yang
sehingga jika makin besar bobot atau berwarna tak bersih atau bebercak
tinggi tanaman akan makin mudah menunjukkan aerasi dan drainasenya
tanaman untuk tumbang. Informasi ini tidak baik, sehingga proses oksidasi dan
dapat menuntun kita dalam memilih jenis reduksinya terjadi secara bergantian.
tanaman dan teknik penanamannya. Proses reduksi yang lama pada tanah
(2). Kelengkapan atau differensiasi kering berkadar besi tinggi akan
horizon pada profil tanah merupakan menimbulkan bercak-bercak senyawa
indikator umur tanah atau proses-proses ferro yang berwarna kekuningan,
pembentukan (genesis) yang telah sedangkan proses oksidasi yang lama
dilaluinya, makin lengkap atau makin pada tanah rawa akan menghasilkan
berdiferensiasi horizon-horizon tanah senyawa ferri yang berwarna kecoklat-
berarti makin tua umur tanah, namun merahan.
kelengkapan atau diferensiasi horizon ini
akan makin berkurang atau makin baur c. Komponen Tanah
apabila tanah mengalami erosi. Pada Tanah mineral yang dapat berfungsi
tanah-tanah muda seperti Regosol, yang sebagai media tumbuh ideal secara
banyak terdapat di sekitar Indralaya, 0I material tersusun oleh 4 komponen,
Sumatera Selatan, profilnya dapat tanpa yaitu bahan padatan (mineral dan bahan
horizon. Pada tanah dewasa seperti organik), air dan udara. Berdasarkan
andosol, yang banyak terdapat di volumenya, maka tanah secara rerata
Kabupaten Muara Enim dan Lahat, terdiri dari: (1) 50% padatan, berupa
Sumatera Selatan, profilnya lengkap 45% bahan mineral dan 5% bahan
seperti sketsa pada Gambar 1.1. di atas, organik, dan (2) 50% ruang pori, berisi
sedangkan pada tanah-tanah tua seperti 25% air dan 25% udara.
Podsolik di sekitar Palembang dan Khusus untuk tanah gambut yang
Prabumulih serta tanah latosol di banyak tersebar di kawasan rawa
Kabupaten Muara Enim Sumatera Sumatera Selatan, Jambi, Riau,
Selatan, yang telah tererosi berat atau Kalimantan dan Papua, komposisi ini
telah mengalami pencucian intensif relatif berlainan, karena bagian
mempunyai profil yang umumnya tanpa padatannya 100% dapat berupa bahan
atau sedikit lapisan olah (horizon 0 dan organik, sedangkan ruang porinya 100%
A). dapat terisi air, sehingga ketiadaan
Warna tanah merupakan indikator bahan mineral dan udara pada tanah ini
sifat kimiawi tanah. Tanah yang merupakan masalah utama dalam
berwarna gelap berarti banyak
148
pemanfaatannya menjadi lahan yang melepaskan CO2 dan untuk
pertanian produktif. oksidasi enzimatik oleh mikrobia
Secara alamiah proporsi komponen- autotrofik (mampu menggunakan
komponen tanah sangat tergantung senyawa anorganik sebagai sumber
pada (1). Ukuran partikel penyusun energinya). (2). CO2 bagi mikrobia
tanah, makin halus berarti makin padat fotosintetik, dan (3). N2 bagi mikrobia
tanah, sehingga ruang porinya juga akan pengikat N.
menyempit, sebaliknya jika makin kasar. Beberapa gas seperti CO2 dan N2
(2). Sumber bahan organik tanah, tanah ini serta NH3, H2 dan gas-gas lainnya
bervegetasi akan mempunyai proporsi baik yang berasal dari proses
BOT tinggi, sebaliknya pada tanah dekomposisi bahan organik maupun
gundul (tanpa vegetasi). (3). Iklim berasal dari sisa-sisa pestisida atau
terutama curah hujan dan temperatur, limbah industri, apabila berkadar relatif
saat hujan dan evaporasi (penguapan) tinggi dapat menjadi racun baik bagi
rendah proporsi air meningkat (dan akar maupun bagi mikrobia tanah.
proporsi udara menurun), sebaliknya Adanya sirkulasi udara (aerasi) yang
pada saat tidak hujan dan evaporasi baik akan memungkinkan pertukaran
tinggi, dan (4). Sumber air, tanah yang gas-gas ini dengan 02 dari atmosfer,
berdekatan dengan sungai akan lebih sehingga aktivitas mikrobia autotrofik
banyak mengandung air ketimbang yang yang berperan vital dalam penyediaan
jauh dari sungai. unsur-unsur hara menjadi terjamin dan
toksisitas gas-gas tersebut ternetralisir.
d. Fungsi Utama Tanah sebagai Air tanah berfungsi sebagai
Media Tumbuh komponen utama tubuh tetanaman dan
Masing-masing komponen tanah biota tanah. Sebagian besar
tersebut berperan penting dalam ketersediaan dan penyerapan hara oleh
menunjang fungsi tanah sebagai media tanaman dimediasi oleh air, malah
tumbuh, sehingga variabilitas keempat unsur-unsur mobil seperti N, K dan Ca
komponen tanah ini akan berdampak dominan diserap tanaman melalui
terhadap variabilitas fungsi tanah bantuan mekanisme aliran massa air,
sebagai media tumbuh. baik ke permukaan akar maupun
transportasi ke daun. Oleh karena itu,
tanaman yang mengalami kekurangan
air tidak saja akan layu tetapi juga akan
mengalami defisiensi hara. Untuk
menghasilkan 1 g biomass kering,
tanaman membutuhkan sekitar 500 g
air, yang 1 %nya mengisi setiap unit sel-
sel tanaman.
Bahan organik dan mineral tanah
terutama berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara bagi tetanaman dan biota
Gambar 5.1.
Sketsa proporsi komponen-komponen tanah. Bahan mineral melalui bentuk
tanah mineral partikel-partikelnya merupakan
Udara tanah misalnya berfungsi penyusun ruang pori tanah yang tidak
sebagai gudang dan sumber gas (1). O2 saja berfungsi sebagai gudang udara
yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk
tanaman untuk melaksanakan respirasi, akar berpenetrasi, makin sedikit ruang
149
pori ini akan makin tidak berkembang untuk bersirkulasi dengan udara
sistem perakaran tanaman. Bahan (drainase dan aerasi). Sifat fisik lain
organik merupakan sumber energi, yang penting adalah warna dan suhu
karbon dan hara bagi biota heterotrofik tanah. Warna mencerminkan jenis
(pengguna senyawa organik), sehingga mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,
keberadaan BOT (bahan organik tanah) intensitas pelindian dan akumulasi
akan sangat menentukan populasi dan bahan-bahan yang terjadi, sedangkan
aktivitasnya dalam melepaskan hara-- suhu merupakan indikator energi
hara tersedia yang dikandung BOT matahari yang dapat diserap oleh
tersebut. bahan-bahan penyusunan tanah.
Dalam berpenetrasi ini, pada Tanah yang gembur akan
kondisi ideal perakaran tanaman dapat memberikan kelonggaran bagi per-
tumbuh dan berpenetrasi baik secara kembangan akar serta memper-
lateral maupun vertikal sejauh beberapa lancarkan persediaan oksigen dan
cm per hari, sehingga tanaman jagung drainase yang baik. Ketersediaan
dewasa yang ditanam berjarak 100 cm oksigen juga diperlukan untuk proses
dapat mempunyai sistem perakaran dan aktivitas jasad renik tanah yang
yang saling bersentuhan dengan menguraikan bahan organik menjadi
kedalaman lebih dari 2 meter. Bahkan unsur hara yang selanjutnya dapat
tanaman alfalfa diketahui dapat diserap oleh tanaman. Contohnya
mencapai kedalaman sampai 7 m, adalah bakteri Rhizobum sp. Pada
dengan rerata 2-3 m. Tanaman kedelai leguminoceae akan membantu proses
dapat berpenetrasi hingga 35 cm lateral penangkapan N2 dari udara dan akan
dan 1 m horizontal. Makna terpenting dikonversi menjadi Nitrat, sedangkan
dari makin berkembangnya sistem bakteri Nitratasi akan merubah NO2
perakaran ini adalah makin banyaknya menjadi NO3.
hara dan air yang dapat diserap Drainase tanah yang baik akan
tanaman, sehingga makin terjamin mencegah penggenangan air, mengatur
kebutuhannya selama proses suhu dan kelembaban tanah sesuai
pertumbuhan dan produksinya, dan dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.
akhirnya makin produktif suatu areal Selain itu, dengan drainase yang baik
lahan. akan terhindar perkembangan berbagai
patogen seperti cendawan yang
5.2. Sifat Fisik Tanah merugikan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Secara keseluruham sifat-sifat fisik
fungsi pertama tanah sebagai media tanah ditentukan oleh (1). Ukuran dan
tumbuh adalah sebagai tempat akar komposisi partikel-partikel hasil
mencari ruang untuk berpenetrasi pelapukan bahan penyusunan tanah.
(menelusup), baik secara lateral atau (2). Jenis dan proporsi komponen-
horizontal maupun secara vertikal. komponen penyusunan pertikel-pertikel
Kemudahan tanah untuk dipenetrasi ini ini. (3). Keseimbangan antara suplai
tergantung pada ruang pori-pori yang air, energi dan bahan dengan
berbentuk di antara partikel-partikel kehilangannya; dan (4). Intensitas
tanah (tekstur dan struktur), sedangkan reaksi kimiawi dan biologis yang telah
stabilitas ukuran ruang ini tergantung atau sedang berlangsung.
pada konsistensi tanah terhadap
pengaruh tekanan. Kerapatan porosotas
tersebut menentukan kemudahan air
150
5.2.1 Tekstur (drainase dan aerasi baik: air dan udara
Tekstur tanah menunjukkan banyak tersedia bagi tanaman), tetapi
komposisi partikel penyusun tanah makin mudah pula air untuk hilang dari
(separat) yang dinyatakan sebagai tanah, dan sebaliknya. (2). Makin tidak
perbandingan proporsi (%) relatif antara poreus tanah akan makin sulit akar
fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00- untuk berpenetrasi, serta makin sulit air
0,20 mm atau 2000-200 m, debu (silt) dan udara untuk bersirkulasi (drainase
(berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 dan aerasi buruk: air dan udara sedikit
m) dan liat (clay) (<2 m). Partikel tersedia), tetapi air yang ada tidak
berukuran di atas 2 mm seperti kerikil mudah hilang dari tanah. (3). Oleh
dan bebatuan kecil tidak tergolong karena itu, maka tanah yang baik
sebagai fraksi tanah, tetapi harus dicerminkan oleh komposisi ideal dari
diperhitungkan dalam evaluasi tekstur kedua kondisi ini, sehingga tanah ber-
tanah. Klasifikasi ukuran, jumlah dan tekstur debu dan lempung akan
Was permukaan fraksi-fraksi tanah mempunyai ketersediaan yang optimum
menurut sistem USDA dan Sistem bagi tanaman, namun dari segi nutrisi
Internasional tertera pada Tabel 5.1. tanah lempung lebih baik ketimbang
berikut: tanah bertekstur debu.
Tabel 5.1. memperlihatkan bahwa makin Fraksi pasir umumnya didominasi
kecil ukuran separat berarti makin oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat
banyak jumlah dan makin luas tahan terhadap pelapukan, sedangkan
permukaannya per satuan bobot tanah, fraksi debu sanya berasal dari mineral
yang menunjukkan makin padatnya feldspar dan mika yang cepat lapuk,
partikel-partikel per satuan volume pada saat pelapukannya akan
tanah. Hal ini berarti makin banyak membebaskan sejumlah hara, sehingga
ukuran pori mikro yang terbentuk, tanah bertekstur debu umumnya lebih
sebaliknya jika ukuran separat makin subur ketimbang tanah tekstur pasir.
besar. Uraian ini menunjukkan bahwa
Tanah yang didominasi pasir akan fraksi pasir dan debu lebih berperan
banyak mempunyai pori-pori makro secara fisik, sedangkan karena sebagian
(besar) (disebut lebih poreus), tanah fraksi liat yang rukuran <1 m
yang didominasi debu akan banyak merupakan koloid atau partikel
mempunyai pori-pori meso (sedang) bermuatan listrik yang aktif sebagai situs
(agak poreus), sedangkan yang pertukaran anion atau kation, maka
didominasi liat akan banyak mempunyai fraksi liat lebih berperan secara kimiawi
pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. ketimbang secara fisik.
Hal ini berbanding terbalik dengan luas Perbedaan jumlah dan luas
permukaan yang terbentuk, luas permukaan partikel-partikel per satuan
permukaan mencerminkan luas situs volume tanah, maka di lapangan jika
yang dapat bersentuhan dengan air, tanah yang telah dibasahi dirasakan
energi atau bahan lain, sehingga makin dengan kulit jari-jari tangan, maka fraksi
dominan fraksi pasir akan makin kecil pasir akan terasa kasar dan tidak lekat,
daya menahan tanah terhadap ketiga fraksi debu akan terasa agak halus dan
material ini, dan sebaliknya jika liat yang agak lekat, tetapi tidak licin, sedangkan
dominan. Sebagai hasilnya, maka (1). fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan
Makin poreus tanah akan makin mudah licin.
akar untuk berpenetrasi, serta makin Tekstur tanah dibagi menjadi 12
mudah air dan udara untuk bersirkulasi kelas seperti tertera pada Tabel 5.2.
151
menunjukkan bahwa suatu tanah mendekati kebenaran atau makin identik
disebut bertekstur pasir apabila dengan basil penetapan di laboratorium.
mengandung minimal 85% pasir, Cara ini disebut metode rasa, dilakukan
bertekstur debu apabila berkadar dengan mengambil sebongkah tanah
minimal 80% debu dan bertekstur liat seberat kira-kira 10 g, pecahkan
apabila berkadar minimal 40% liat. perlahan, basahi dengan air
Tanah yang berkomposisi ideal yaitu secukupnya, lalu pijit di antara jari
22,5- 52,5% pasir, 30-50% debu dan jempol dan telunjuk, geser-geserkan jari
10–30% liat disebut bertekstur telunjuk sambil merasai derajat
Lempung. kekasaran, kelicinan, dan kelengketan
Berdasarkan kelas teksturnya maka partikel-partikel tanah. Melalui
tanah digolongkan menjadi (1). Tanah perbandingan rasa ketiganya maka
bertekstur kasar atau tanah berpasir secara kasar tekstur tanah dapat
berarti tanah yang mengandung minimal diperkirakan, misalnya indra kulit
70% pasir atau bertekstur pasir atau merasakan partikel-partikel (1). Terasa
pasir berlempung (tiga macam). (2). kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa
Tanah bertekstur halus atau tanah lengket, serta tidak bisa membentuk
berliat berarti tanah yang mengandung gulungan atau lempengan kontinu, maka
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, berarti tanah bertekstur pasir. (2).
liat berdebu atau liat berpasir (3 Sebaliknya jika partikel tanah terasa
macam). (3). Tanah bertekstur sedang halus, lengket dan dapat dibuat
atau tanah berlempung, terdiri dari (a). gulungan atau lempengan kontinu, maka
Tanah bertekstur sedang tetapi agak berarti tanah bertekstur liat. (3). Tanah
kasar meliputi tanah yang bertekstur bertekstur debu akan mempunyai
lempung berpasir (Sandy Loam) atau partikel-partikel yang terasa agak halus
lempung berpasir halus (dua macam). dan licin tetapi tidak lengket, serta
(b). Tanah bertekstur sedang meliputi gulungan atau lempengan yang
yang bertekstur lempung berpasir terbentuk rapuh atau mudah hancur.
sangat halus, lempung (Loam), lempung (4). Tanah bertekstur lempung akan
berdebu (Silty Loam) atau debu (silt) (4 mempunyai partikel-partikel yang
macam), dan (c). Tanah bertekstur mempunyai rasa ketiganya secara
sedang tetapi agak halus mencakup proporsional, apabila yang terasa lebih
lempung liat (Clay loam), lempung liat dominan adalah sifat pasir, maka berarti
berpasir (Sandy clay Loam) atau tanah bertekstur lempung berpasir, dan
lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) seterusnya.
(3 macam). Hasil penetapan menurut metode
Melalui pengetahuan tentang sifat- rasa ini akan makin baik apabila untuk
sifat fraksi pasir, debu dan liat setiap titik pengamatan dilakukan
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, beberapa kali, paling tidak tiga kali (tiga
apabila kelas tekstur tanah diketahui, ulangan).
maka gambaran umum tentang sifat fisik Di Laboratorium, tekstur tanah
tanah dapat diperkirakan. umumnya ditetapkan melalui dua
Di lapangan tekstur tanah dapat metode, yaitu metode pipet (kurang teliti)
ditetapkan berdasarkan kepekaan indra atau metode hidrometer "Bouyoucos"
perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) (lebih teliti), yang keduanya didasarkan
yang membutuhkan pengalaman dan pada perbedaan kecepatan jatuhnya
kemahiran, makin peka indra perasa ini, partikel-partikel tanah di dalam air
hasil penetapannya akan makin dengan asumsi bahwa kecepatan
152
jatuhnya partikel yang berkerapatan bertekstur lempung berpasir ketimbang
(density) sama dalam suatu larutan akan yang bertekstur liat dan pasir
meningkat secara. linear apabila radius berlempung. Namun keduanya tumbuh
partikel bertambah secara secara ideal pada tanah bertekstur pasir apabila
kuadratik: disertai dengan irigasi. Pada kondisi
tanpa irigasi, tanah lempung
memberikan sifat-sifat fisik yang baik
sebagaimana diuraikan sebelumnya,
sehingga sistem perakarannya leluasa
2 gr 2 dp d untuk berkembang.
V Tanah yang lebih baik adalah tanah
9n bertesktur lempung berpasir ketimbang
tekstur lempung terkait dengan
di mana : kebutuhan tanaman kentang terhadap
V = kecepatan jatuhnya partikel ruang untuk perpanjangan dan
(cm detik-1) pembesaran umbinya. Pinus resinosa
g = percepatan karena gravitasi (cm ideal pada tanah bertekstur lempung
detik-1) berpasir meskipun jika dibanding
dp = kerapatan partikel (g cm-3) dengan tanah bertekstur pasir yang
d = kerapatan larutan (g cm-3) diberi air irigasi.
r = radius partikel (cm) Pada tanah-tanah di daerah tropika,
n = viskositas absolut larutan (dyne nisbah debu : Liat merupakan kriteria
detik cm-3). penting dalam mengevaluasi fenomena
seperti: (1) migrasi liat, (2) taraf
Melalui metode hidrometer tersebut pelapukan fisik, dan (3) umur bahan
(1). fraksi pasir merupakan partikel- induk tanah; serta (4) klasifikasi tanah
partikel yang turun ke dasar suspensi (Lal, 1979).
selama kurang dari 40 detik. (2). fraksi
debu turun antara 40 detik hingga 5.2.2 Struktur
hampir dua jam, sedangkan. (3). Apabila tekstur mencerminkan
sisanya yang masih tersuspensi ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah,
merupakan fraksi liat. maka struktur merupakan kenampakan
Proporsi hasil penetapan masing- bentuk atau susunan partikel-partikel
masing fraksi tanah ini kemudian primer tanah (pasir, debu dan liat indi-
dicocokkan dengan proporsi pada vidual) hingga partikel-partikel sekunder
segitiga tekstur (Gambar 3.1), misalnya (gabungan partikel-partikel primer yang
contoh tanah o berkadar pasir 25%, disebut ped (gumpalan) yang
debu 25% dan liat 50%, maka berarti membentuk agregat (bongkah). Tanah
tanah bertekstur liat. yang partikel-partikelnya belum
Peran tekstur tanah sebagaimana bergabung, terutama yang bertekstur
diuraikan di atas akan memengaruhi pasir, disebut tanpa struktur atau
pertumbuhan dan produksi tanaman, berstruktur lepas, sedangkan tanah
hasil penelitian pengaruh tekstur tanah bertekstur liat, yang terlihat massif (padu
terhadap produksi jagung dan kentang tanpa ruang pori, yang lembek jika
tertera pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 ini basah dan keras jika kering) atau
menunjukkan bahwa jagung ideal apabila dilumat dengan air membentuk
tumbuh pada tanah bertekstur lempung, pasta disebut juga tanpa struktur.
sedangkan kentang ideal pada tanah
153
Tabel 5.1. Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut
Sistem USDA dan Sistem Internasional
Separat tanah Diameter (mm) Jumlah partikel Was permukaan
USDA Internasional (g-1) (cm2 g-1)
Pasir sangat kasar 2,00-1,00 - 90 11
Pasir kasar 1,00-0,50 - 720 23
Pasir sedang 0,50-0.25 - 5.700 45
Pasir - 2,00-0,20 4,088 29
Pasirhalus 0,25-0,10 - 46.000 91
Pasir sangat halus 0,10-0,05 - 722.000 227
Debu 0,05-0,002 - 5.776.000 454
Debu - 0,02-0,002 2.334.796 271
Liat*) <0,002 <0,002 90.250.853.000 8.000.000
Struktur tanah berfungsi (a), difusi gas dari dan ke atmosfer, (b).
memodifikasi pengaruh tekstur terhadap mengontrol proliferasi (pertumbuhan)
kondisi drainase atau aerasi tanah, akar dan perkembangannya, (c)
karena susunan antar ped atau agregat Kemudian secara langsung atau tak
tanah akan menghasilkan ruang yang langsung terkait dengan (d). erosi air
lebih besar ketimbang susunan atau angin. (e). penggenangan dan
antarpartikel primer. Oleh karena itu, aerasi tanah. (f). stres tanaman akibat
tanah yang berstruktur baik akan kekeringan. (g). pelindian atau
mempunyai kondisi drainase dan aerasi kehilangan hara-hara tanaman; dan (h).
yang baik pula, sehingga lebih temperatur tanah.
memudahkan sistem perakaran Di lapangan, struktur tanah
tanaman untuk berpenetrasi dan dideskripsikan menurut (1). tipe,
mengabsorpsi (menyerap) hara dan air, indikator bentuk dan susunan ped, yaitu:
sehingga pertumbuhan dan produksi bulat, lempeng, balok dan prisma. (2).
menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari kelas, indikator bentuk struktur yang
percobaan pemupukan yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya,
mendapatkan bahwa produksi jagung menghasilkan 7 tipe struktur tanah,
pada tanah tanpa pupuk tetapi sebagaimana tertera pada Tabel 3.4,
beragregat baik ternyata 2,3 kali lebih dan (3). gradasi, indikator derajat
besar ketimbang produksi pada tanah agregasi atau perkembangan struktur,
beragregat buruk yang diberi pupuk. yang dibagi menjadi (a) tanpa struktur,
Penanaman melindungi agregat tanah jika agregasi tak terlihat atau berbatas
dari hantaman air hujan, sehingga makin tidak jelas atau baur dengan batas-batas
rapat tajuk tanaman akan makin baik alamiah, (b) lemah, jika ped sulit
pengaruhnya terhadap agregat tanah. terbentuk tetapi terlihat, (c) sedang, jika
Struktur tanah mempunyai peran ped dapat terbentuk dengan baik, tahan
sebagai regulator yang (1). lama dan jelas, tetapi tak jelas pada
menyinambungkan arah pipa yang tanah utuh, dan (d) kuat, jika ped kuat,
terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori pada tanah utuh jelas terlihat dan antar
yang berinterkoneksi, stabilitas dan ped terikat lemah namun tahan jika
durabilitasnya, (2). mengatur retensi dipindahkan dan hanya terpisah apabila
dan pergerakan air tanah yang meliputi: tanah terganggu.
154
Mekanisme pembentukan struktur termasuk hasil aktivitas dan perombakan
dimulai dari butiran tunggal atau dari sel-sel mikrobia.
bentuk masif. Apabila berasal dari butir- Oleh karena koloid-koloid ini
butir tunggal, maka perkembangannya bermuatan negatif, maka molekul-
dimulai dari pengikatan partikel-partikel molekul air yang dapat bertindak secara
tanah membentuk cluster (gerombol) dipolar (bermuatan + dan -) terjerap
yang kemudian menjadi ped. (adsorpsi) ke permukaan koloid liat
Lima mekanisme utama yang tersebut. Pada saat air menguap, maka
menyatukan partikel-partikel ini meliputi: lempeng-lempeng liat akan berdekatan
(1) aktivitas penetrasi akar pada saat dan dibantu oleh agen perekat, maka
berkembang, (2) pergerakan air yang terjadilah agregasi.
mengikuti arah perkembangan akar Pada tanah horizon A di Wisconsin
menyebabkan terjadinya pengikisan dan USA urutan kepentingan agen-agen
pemecahan tanah yang kemudian pengikat pembentuk ped berdiameter >
memicu pembentukan ped; dan (3) 0,5 mm adalah sebagai berikut (1).
aktivitas keluar masuknya fauna tanah, Secara umum lendir mikrobial>Fe-
(4). Pembasahan dan pengeringan oksida>C-organik> liat. (2). Lempung
yang merenggang-ciutkan partikel- berdebu Parr: lendir mikrobial>liat>Fe--
partikel dan (5). Pencairan dan oksida> C-organik. (3). Lempung berliat
pembekuan yang juga merenggang- Almena : lendir mikrobial>Fe-oksida.
ciutkan partikel-partikel. (4). lempung berliat Miami : lendir
Stabilitas ped yang terbentuk (juga mikrobial>Fe-oksida>C-organik, dan
agregat) ter-gantung pada dua kondisi, (5). lempung berliat Kewaunee : Fe-
yaitu (1). Keutuhan tanah permukaan oksida>liat>lendir mikrobial.
ped pada saat rehidrasi, dan (2). Pentingnya peran lendir (gum)
Kekuatan ikatan antar koloid-partikel di mikrobial sebagai agen pengikat adalah
dalam ped pada saat basah. menjamin kelangsungan aktivitas
Stabilitas ped ini dapat ditentukan mikrobia dalam proses pembentukan
melalui metode penyaringan basah. ped (dan agregasi) tersebut. Polimer-
Dalam metode ini, tanah kering polimer organik yang merupakan
diletakkan dalam saringan kemudian polisakarida berbobot-molekul besar
dicelupkan ke dalam air, air segera dapat berasal dari lendir ekstraseluler
meresap dan mendesak udara yang atau dinding-dinding sel-sel mikrobia,
terperangkap di ruang-ruang pori tanah, membentuk jaringan seperti jala yang
ped yang tidak kuat terhadap tekanan ini efektif dalam menyatukan partikel-
akan pecah dan rusak, turun lewat partikel tanah. Hidroksi polimer-polimer
lobang-lobang saringan. Ped-ped yang ini dan atom-atom oksigen permukaan
tertinggal merupakan ped yang stabil liat membentuk ikatan-ikatan hidrogen
terhadap air. sebagai jembatan pengikat, sedangkan
Secara umum terdapat tiga terhadap partikel nonkoloidal, polimer-
kelompok bahan koloidal (partikel polimer ini bertindak sebagai lem
berdiameter <1 m) yang bertindak perekat. Miselia jamur dan aktinomisetes
sebagai agen perekat (cementing agent) juga efektif sebagai agen pengikat ini.
partikel-partikel dalam proses Pada tanah Latosol di daerah tropis,
pembentukan agregat (agregasi) tanah, agen pengikat yang terpenting adalah
yaitu (1) Mineral-mineral Liat koloidal. Fe-oksida karena tingginya kadar Fe-
(2) Oksida-oksida besi dan mangan oksida pada tanah ini.
koloidal, dan (3) Bahan organik koloidal,
155
Tabel 5.3. Pengaruh kelas tekstur dominan lapisan atas tanah terhadap
produksi jagung dan kentang
Produksi (per hektar)
Kelas tekstur dominan
Jagung (ton) Kentang (Ton)
Liat 5,030 -
Lempung 6,287 28,00
Lempung berpasir 5,030 33,60
Pasir berlempung 3,772 28,00
Pasir (+ irigasi) 7,544 33,60
156
butuh oksigen) yang terlibat dalam minimal 30 x 10 cm menit, tidak mampu
penyediaan hara akan terganggu, maka berpenetrasi ke dalam tanah apabila laju
penyerapan hara melalui mekanisme difusi kurang dari 20 x 10 cm menit, dan
aktif yang membutuhkan energi kimiawi pada kondisi jenuh air terjadi defisit
(ATP) hasil proses respirasi juga akan oksigen yang menyebabkan matinya
terhambat. Kemungkinan secara tanaman. Pada kacang kapri dan tomat,
keseluruhan akan menghambat derisiensi oksigen selama 24 jam saja
perkembangan dan pertumbuhan telah menghambat pertumbuhannya.
tanaman. Pada tomat terlihat setelah 10-15 hari
Pada kondisi aerasi baik kadar CO2 kemudian dengan penurunan bobot
udara tanah lebih tinggi 6-7 kali (jika terjadi pada 45-50 hari kemudian
aerasi buruk dapat hingga 10-100 kali), dengan penurunan bobot hingga 25%
kadar O2 lebih rendah dan kadar N2, yang baru pulih setelah 70 hari.
lebih tinggi daripada kandungan CO2, Kepekaan tanaman terhadap aerasi
O2 dan N2 atmosfer. Hal ini di samping tanah yang buruk atau defisiensi oksigen
disebabkan oleh (1). Adanya respirasi adalah sebagai berikut (1). Peka: tomat,
akar (juga mikroflora fotosintetik dan kentang, biet gula, kacang pea dan
fauna tanah) seperti dijelaskan diatas, barlei. (2). Sedang: jagung, gandum,
dan (2). Aktivitas mikrobia dalam oat, dan kedelai. (3). Agak tahan:
dekomposisi bahan organik yang sorgum (dapat terendam beberapa hari),
melepaskan gas CO2 dan N2 rumput sudan dan reed canary, dan (4).
(denitrifikasi), serta fiksasi N2 (seperti Toleran: willow, padi, cattail, dan
bakteri rhizobium), CO2 (mikrobia beberapa sedge yang dapat menyerap
heterotrofik) dan O2 (mikrobia aerobik), udara ke dalam perakarannya yang
terutama terkait dengan (3). tenggelam. Pada padi mekanisme ini
Kecenderungan udara yang mengalir terjadi karena adanya interkoneksi
dari temperatur tinggi (tanah) ke pembuluh udara dalam korteks, yang
temperatur udara (atmosfer) terutama di dapat menyuplai oksigen asalkan
malam hari dan sebaliknya di siang hari, trubusnya menyembul ke udara.
dan (4). Adanya gas-gas yang berdifusi Kadar CO2 pada udara tanah
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi bervariasi antara 0,1-5,0% dan jika
rendah (N2 dan CO2 dari tanah ke udara aerasi buruk dapat mencapai hampir
dan O2 dari udara ke tanah). 20%. Pada kondisi tergenang (reduksi)
Umumnya tanaman tumbuh normal udara tanah juga banyak mengandung
pada saat pori tanah terisi udara >10% gas methan, hidrogen sulfida dan
oksigen, idealnya sekitar 21%. Di amoniak. Faktor-faktor yang
bawah kadar 10% pertumbuhan akan mempengaruhi kadar CO2 –O2 udara
terhambat dan akan berhenti sama tanah tertera pada Tabel 3.8 yang
sekali apabila kadarnya kurang dari 2%. secara umum merupakan
Laju difusi oksigen di dalam air adalah konsekuensinya terhambat aktivitas akar
10 ribu kali lebih kecil ketimbang laju dan mikrobia, serta difusi yang
difusi oksigen di udara tanah, sehingga menyebabkan naiknya kadar CO2 dan
peningkatan kadar air tanah akan turunnya kadar O2.
menghambat penetrasi oksigen ini yang
kemudian menyebabkan tertekannya 5.2.4 Temperatur Tanah
respirasi akar. Hasil penelitian Temperatur (suhu) adalah
menunjukkan bahwa akar kebanyakan suatu sifat tanah yang sangat penting
tanaman ideal pada laju difusi oksigen secara langsung mempengaruhi
157
pertumbuhan tanaman dan juga juga digunakan untuk menyatakan
terhadap kelembaban, aerasi, struktur, temperatur absolut (derajat Kelvin),
aktivitas mikrobial, dan enzimatik, namun skalanya dimulai pada -273,18
dekomposisi serasah/sisa tanaman dan oC sebagai titik nol, dan (c). Pada tahun
158
oK= oC + 273 kebutuhan energi untuk
oC= (oF – 32) x 0,556 mengevaporasikan lapisan air setebal 1
oK – 273 = oC = 0,556 oF – 17,8 cm diperlukan 560 langleys. Namun
demikian hanya sebagian dari total
Jumlah panas yang ada dalam radiasi ini yang tersedia untuk menyuplai
suatu bodi disebut sebagai kapasitas energi yang dibutuhkan untuk evaporasi
thermal atau kapasitas panas. Kapasitas dan transpirasi tersebut. Sisa energi ini
thermal suatu substansi dapat jika tidak terpakai untuk menaikan
didefinisikan sebagai jumlah panas yang temperatur tanah dan fotosintesis,
dibutuhkan untuk mengubah temperatur direradiasikan kembali ke langit.
per satuan bobot massa substansi Radiasi solar terjadi sebagai radiasi
tersebut. Satuan kapasitas tanah adalah gelombang pendek dengan panjang
gram per kalori (g cal-1 ), yaitu jumlah gelombang antara 0,3 – 5,0 um.(1).
panas yang dibutuhkan untuk mengubah Radiasi dari langit, yang berkontribusi
temperatur 1 gram air dari 15 menjadi 16 relatif besar dalam menyuplai panas
oC. Panas spesifik adalah kapasitas pada tanah di areal yang sinar
panas suatu substansi yang mataharinya dapat menembus atmosfer
dihubungkan dengan sifat air ini, yang bumi. (2). Konduksi panas dari
berpanas – spesifik air = 1 cal g-1 , atmosfer. Oleh karena konduksi panas
sedangkan kebanyakan mineral-mineral yang menerobos udara adalah sedikit,
penyusun tanah berpanas-spesifik maka efeknya terhadap temperatur
hampir 0,2 cal g -1 . secara umum semua tanah hanya penting apabila terjadi
substansi berkapasitas – panas lebih kontak dengan tanah. (3). Kondensasi,
kecil dari air (Kohnke, 1980). merupakan proses eksothermik. Apabila
Temperatur tanah ditentukan oleh uap air dari atmosfer atau dari
interaksi sejumlah faktor, dengan dua kedalaman tanah yang berbeda
sumber panas, yaitu radiasi sinar berkondensasi di dalam tanah maka
matahari dan langit (dominan), serta akan terjadi peningkatan temperatur
konduksi dari interior tanah (sangat tanah, hingga 5 oC atau lebih. (4).
sedikit). Faktor-faktor eksternal Evaporsi, merupakan proses
(lingkungan) yang berperan endothermik yang berefek kebalikan .
menyebabkan ter-jadinya perubahan (5). Curah hujan berperan menurunkan
temperatur tanah meliputi : (1). Radiasi temperatur tanah. (6). Insulasi, dapat
solar. Jumlah panas matahari yang berupa tanaman penutup tanah, mulsa,
mencapai permukaan bumi adalah 2 cal salju, awan dan asap yang menghalangi
g-1 cm-2 menit-1 atau 2 langleys menit -1 , sampainya radiasi matahari ke
namun yang benar-benar diterima oleh permukaan tanah, dan (7). Vegetasi,
permukaan tanah jauh berkurang, melalui pengaruhnya terhadap
tergantung pada : (a) sudut temu antar transpirasi, repleksi radiasi dan energi
matahari –muka tanah yang dipengaruhi yang digunakannya untuk fotosintesis
oleh latitudo, musim, waktu, kecuraman akan menurunkan temperatur iklim mikro
dan arah lereng, serta altitudo lokasinya, dan secara tidak langsung juga
dan (b) insulasi oleh udara, uap air, temperatur tanah.
awan, debu, kabut, salju, tetanaman, Faktor-faktor internal (tanah) yang
dan mulsa. (2). Didaerah Temperate, berperan meliputi :
radiasi yang diterima permukaan bumi
adalah 100 – 800 langleys per hari, yang
secara rata-rata setara dengan
159
(1) Kapasitas thermal. lebih tinggi ketimbang tanah yang
Tanah mineral kering mempunyai biologisnya tidak aktif.
panas spesifik hampir 0,2 cal g-1 , yang
berarti setiap 1 cm3 (biasanya disingkat (4) Radiasi
cc) tanah kering yang tersusun oleh 50 Radiasi dari tanah ke atmosfer yang
% padatan dan 50 % ruang pori akan terjadi secara kontinu, makin tinggi
mempunyai panas spesifik sebesar 0,5 x temperatur tanah akan makin besar
2,65 x 0,2 = 0,265 cal cm3 (atau rerata radiasinya.
0,25 cal cm3 ) oleh karena panas spesifik
udara sangat kecil sehingga dapat (5) Struktur, Tekstur dan
diabaikan. Kelembaban Tanah.
Tanah yang ruang – porinya terisi Tanah padat mempunyai
air akan berpanas-spesifik = 0,265 + konduktivitas thermal lebih besar
(0,5 x 1,0) = 0,675 cal cm3 , yang ketimbang tanah yang gembur, akibat
nilainya akan menurun tergantung udara yang mengisi tanah gembur ini
proporsi kadar air tanahnya. Panas mempunyai konduktivitas thermal yang
spesifik es hanya 0,5 cal cm3 . panas jauh lebih rendah ketimbang air, apalagi
spesifik gambut secara gravimetris ketimbang partikel-partikel tanah.
(bobot) akan jauh lebih besar ketimbang
tanah mineral, tetapi secara volumetris (6) Garam-garam terlarut
tidak banyak berbeda. Tanah organik Garam terlarut mempengaruhi
biasanya mempunyai banyak ruang pori, evaporsi, kesuburan tanah dan aktivitas
sehingga dalam keadaan jenuh akan biologis tanah, sehingga secara tidak
berpanas-spesifik besar, yaitu sekitar langsung berpengaruh terhadap
0,9 cal cm3. temperatur tanah. Kadar garam yang
tinggi akan menenkan aktivitas biologis
(2) Konduktivitas dan difusivitas ini.
thermal.
Konduktivitas bahan-bahan 5.2.5 Warna Tanah
pembentuk tanah dan sebagian besar Warna merupakan salah satu sifat
partikel-partikel tanah adalah sekitar fisik tanah yang lebih banyak digunakan
0,005 cal detik -1 cm -1 oC-1. udara untuk pendeskripsian karakter tanah,
berkonduktivitas 100 kali lebih kecil karena tidak mempunyai efek langsung
sedangkan air hanya sekitar seperlima terhadap tetanaman tetapi secara tidak
ketimbang mineral pembentuk tanah langsung berpengaruh lewat dampaknya
tersebut. Oleh karena itu, tanah-tanah terhadap temperatur dan kelembaban
berstruktur lepas lagi kering akan tanah.
mempunyai konduktivitas thermal yang Warna tanah meliputi putih, merah,
sangat rendah (0,0003-0,0005 cal detik - coklat, kelabu, kuning, dan hitam,
1 cm -1 oC-1). kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah
(3) Aktivitas biologis. mempunyai warna yang tak murni tetapi
Ativitas biologi menghasilkan panas, campuran kelabu, coklat, dan bercak
sehingga makin besar aktivitas ini kan (rust), kerapkali 2-3 warna terjadi dalam
makin banyak pans yang dibebaskan ke bentuk spot-spot, disebut karatan
tanah. Tanah yang berkadar BOT , hara (mottling).
, dan udara tinggi, serta berapa derajat Warna tanah merupakan komposit
(campuran) dari warna-warna
160
komponen-komponen penyusunnya. karena terkait dengan perbedaan nyata
Efek komponen-komponen terhadap dari sifat refraktif (aksi pembiasan
warna komposit ini secara langsung cahaya) komponen padatan tanah dan
proporsional terhadap total permukaan udara, sehingga warna pada tanah
tanah yang setara dengan luas kering akan banyak direfleksikan.
permukaan spesifik dikali proporsi Warna merupakan indikator kondisi
volumetrik masing-masingnya terhadap iklim tempat tanah berkembang atau
tanah, yang bermakna materi koloidal asal bahan induknya, tetapi pada kondisi
mempunyai dampak terbesar terhadap tertentu warna sering pula digunakan
warna tanah, misalnya humus dan besi- sebagai indikator kesuburan atau
hidroksida yang secara jelas kapasitas produktivitas lahan, secara
menentukan warna tanah. Besi-oksida umum dikatakan bahwa
berwarna merah, coklat-karatan atau Makin gelap tanah berarti makin
kuning tergantung derajat hidrasinya, tinggi produktivitasnya. Dengan
besi-tereduksi berwarna biru-hijau, berbagai pengecualian mempunyai
kuarsa umumnya berwarna putih. urutan : putih. Kuning, kelabu,merah,
Batukapur berwarna putih, kelabu, atau coklat-kekelabuan, coklat-kekaratan
kadangkala olive-hijau, dan feldspar Coklat dan hitam. Yang merupakan
mempunyai banyak warna tetapi resultante dari hal-hal berikut: (1).
dominan merah, tergantung tipe dan kadar bahan organik yang berwarna
proporsi mantel-besinya. belap, makin tinggi makin gelap. (2).
Karatan merupakan warna hasil intensitas pelindian unsur-unsur hara
pelarutan dan pergerakan beberapa pada tanah tersebut, makin intensif
komponen tanah, khusunya besi (Fe) makin terang, atau (3). warna terang
dan mangan (Mn), selama musim hujan, mencerminkan dominannya kuarsa,
yang kemudian mengalami presipitasi yaitu mineral yang tanpa nilai nutrisional
(pengendapan) dan deposisi (perubahan sama sekali, sehingga makin dominan
posisi) ketika tanah mengalami makin terang, dan
pengeringan. Hal ini terutama dipicu Pada tanah muda, warna
oleh terjadinya : (a) reduksi besi dan merupakan indikator jenis bahan
mangan ke bentuk larutan, dan (b) induknya, sedangkan tanah-tanah tua,
oksidasi yang menyebabkan terjadinya merupakan indikator iklim tempat
pada tanah yang rendah kadar besi atau perkembangannya, baik iklim makro
mangannya, sedangkan karatan maupun iklim tanah. Iklim hangat akan
berwarna gelap terbentuk apabila besi menghasilkan tanah-tanah berwarna
dan mangan tersebut mengalami merah, khususnya jika tanah
presipitasi. Karatan-karatan yang berdrainase baik. Warna terang
terbentuk ini tidak segera berubah kerapkali merupakan hasil intesifnya
meskipun telah dilakukan perbaikan pelindian besi dari tanah, yang
drainase. umumnya bersamaan dengan hilangnya
Warna bercak pada tanah juga berbagai unsur hara, sehingga tanah
merupakan indkator terjadinya proses berwarna terang sering dikaitkan dengan
reduksi-oksidasi secara sebentar- rendahnya produktivitas.
sebentar (intermitten) akibat adanya Warna juga memengaruhi kondisi
kelebihan air dan buruknya aerasi yang tanah lainnya melalui efeknya terhadap
terjadi secara temporer. energi radiant. Benda berwarna hitam
Tanah basah atau lembab terlihat dan gelap cenderung lebih banyak
lebih gelap ketimbang tanah kering, menyerap energi matahari ketimbang
161
benda berwarna terang atau putih, variasi berkas sinar yang terjadi jika
sehingga pada saat matahari bersinar, dibandingkan warna putih absolut. Value
tanah-tanah hitam dan gelap cenderung ini merujuk pada gradasi warna dari
lebih hangat ketimbang tanah-tanah putih (skala 10) ke hitam (skala 0), dan
terang atau putih. Lebih banyaknya Chroma didefinisikan sebagai gradasi
energi panas yang tersedia dalam tanah kemurnian dari warna, atau derajat
akan lebih mendorong laju evaporasi, pembeda adanya perubahan warna dari
namun adanya mulsa atau vegetasi kelbu atau putih netral (skala 0) ke
penutup tanah atau mengeliminasi warna lainnya (skala 19).
perbedaan ini. Dilapangan, ambil tanah
secukupnya (kira-kira 5 g) cocokan
5.2.6 Klasifikasi Warna dengan warna yang ada di buku
Gelombang elektromagnetik yang Munsell, misalnya warna tanah terletak
dikenal sebagai sinar visibel (dapat pada kartu Hue 2,5 YR, value 3 dan
dilihat mata) mempunyai panjang chroma 4, ditulis 2,5 YR ¾ berarti
gelombang sekitar 0,38 – 0,75 P m. warnanya dark reddish brown (coklat
Efek sinar dari berbagai panjang kemerahan gelap).
gelombang yang memengaruhi mata
(impresi) sangat bervariasi. Perbedaan 5.3 Sifat Kimia Tanah
imperasi inilah yang disebut sebagai Sifat kimia tanah yang penting bagi
“warna”. budidaya tanaman adalah derajat
Dalam pengklasifikasian warna keasaman atau pH tanah. Pada
tanah, metode yang telah dikenal luas umumnya tanaman membutuhkan
oleh banyak Soil Specialist adalah kondisi lahan yang netral dengan pH
“Sistem Munsell”, yang membedakan sekitar 7,0. derajat keasaman tanah ini
warna tanah secara langsung dengan akan lebih banyak berpengaruh pada
bantuan kolom-kolom warna standar. fase pertumbuhan tanaman dan
Warna ini dibedakan berdasarkan tiga perkembangan selanjutnya. Hal ini
faktor basal (basic) berupa komponen karena pH tanah berkaitan dengan
warna, yaitu hue, value dan chroma, kemampuan tukar ion yang terjadi di
yang mendasari penyusunan variasi dalam tanah yang pada akhirnya akan
warna pada kartu-kartu Munsell : menentukan ketersediaan unsur hara
Hue merujuk pada spektral atau kualitas yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
warna yang dominan, yang merupakan Derajat kemasaman tanah yang tidak
pembeda antara merah dari kuning, dan sesuai dengan syarat perkembangan
lainnya. Dalam hue ini warna dipilah tanaman menakibatkan pertumbuhan
menjadi 10 warna, yaitu : Y (yellow = tanaman terganggu dan akhirnya akan
kuning), YR (yellow – red) , R (red = memberikan hasil yang tidak
merah), RP (red – purple), P (Purple = memuaskan. Derajat kemasaman tanah,
ungu), PB (purple – brown), B (brown = akan berpengaruh juga terhadap
coklat), BG (brown – gray), G (gray = kehidupan jasad renik atau mikro-
kelabu), dan GY (gray – yellow), organisme tanah yang berperan dalam
kemudian setiap warna ini dibagi perombakan bahan organik menjadi
menjadi kisaran hue : 0 – 2,5 2,5 – 5,0 unsur hara.
5,0 – 7,5 dan 7,5 – 10, yang pada kartu Seperti yang telah disebutkan di
warna hanya tertulis 2,5 5,0 7,5 dan 10. atas, aktivitas jasad renik dalam
Value atau briliance perombakan bahan organik menjadi
(kecemerlangan) yang mengekspresikan unsur hara sangat penting bagi
162
tanaman. Ini merupakan salah satu sifat proses biologis. Jasad renik juga dapat
biologis tanah yang perlu diperhatikan membantu proses nitrifikasi, yaitu fiksasi
dalam memilih tanah untuk keperluan nitrogen dari udara menjadi senyawa
budidaya. Sifat biologis tanah akan nitrit dan kemudian menjadi senyawa
membantu tersedianya unsur hara yang nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh
sangat dibutuhkan oleh tanaman, akan tanaman. Dengan demikian akan
membantu melarutkan unsur hara yang menyuburkan tanah.
tidak dapat larut dalam air melalui
Gambar 5.2 .
Perkembangan kesuburan tanah (Encarta, 2006)
163
Pembersihan lahan ini dapat dilakukan dengan cangkul atau dengan bajak
dengan pembabatan, dan pencabutan. sedalam 20-30 cm.
Semua bahan organik yang terkumpul Setelah kegiatan pengolah tanah,
diupayakan untuk diproses menjadi tahap berikutnya yang harus dikerjakan
kompos dengan menggunakan adalah pembuatan bedengan. Fungsi
dekomposer (bio-fertilizer) dan antagonis bedengan adalah memudahkan
patogen tular tanah, sehingga diperoleh perawatan tanaman, pengaturan air,
kompos siap pakai yang mengandung penanaman benih atau bibit tanaman.
mikroflora tanah yang berfungsi untuk Dengan adanya bedengan maka akan
meningkatkan kesuburan tanah dan terbentuk saluran-saluran pembuangan air
berdampak positif untuk tanaman yang yang sekaligus bisa digunakan sebagai
dibudidayakan. jalan untuk mengamati atau merawat
Pada tanah basah seperti tanah tanaman. Bedengan biasanya dibuat
sawah, pembersihan lahan dilakukan dengan ukuran lebar 1-1,2 meter,
dengan membabat atau membenamkan panjang 10-15 meter (tergantung luas
sisa tanaman ke dalam tanah yang lahan), tinggi 15-20cm, dan jarak antara
terendam air. Untuk mempercepat bedengan 30-40 cm.
proses pengomposan pada tanah sawah Pembuatan lubang tanam dan
dapat ditambahkan bio-fertilizer dan pemberian pupuk dasar. Pembuat-an
dekomposer yang bersifat anaerob. lubang tanam dilakukan dengan membuat
Pengolahan tanah merupakan lubang dan menggemburkan tanah
kegiatan yang dilakukan agar tanah disekitar tanah tersebut. Lubang tanam
menjadi gembur dan subur, agar ini dibuat dengan ukuran lebar 15-20 cm,
tanaman bisa tumbuh dengan subur dan dalam 20-25 cm dan jarak antar lubang
memberikan banyak hasil. Pengolahan 60 x 70 cm atau 60 x 60 cm.
(penggemburan) tanah ini bisa dilakukan
Gambar 5.3.
Pengolahan tanah. A. Pengolahan tanah di lahan kering dengan menggunakan traktor. B. Pengolahan tanah
di lahan sawah dengan menggunakan hand tractor.
164
patogen (penyebab penyakit) dan keberhasilan suatu usahatani. Aktivitas
menyiapkan beberapa unsur hara yang yang dilaku-kan adalah menanam bibit
tersedia bagi tanaman. Pada kalangan pada kondisi yang optimal bagi
petani sering disebut sebagai pertumbuhan dan perkembangan
menyiapkan koki (bio-fertlizer) dan tanman sehingga tidak ada yang mati
dokter tanaman (bo-pestisida). dan mampu menghasilkan produksi
seperti yang direncanakan.
Pola tanam dapat dilakukan berupa
sistem tunggal atau inter-cropping.
Pada umumnya pola tanam diterapkan
menyesuaikan dengan pola tenam
sebelumnya. Untuk mendapatkan areal
penanaman yang sebaik-baiknya
dianjurkan untuk menetapkan pola
tanam terlebih dahulu. Pola tanam erat
kaitannya dengan keoptimuman jumlah
pohon per hektar. Ada empat pola
Gambar 5.4. tanam yang dianjurkan, diantaaranya
Pembuatan bedengan dengan menggunakan
traktor adalah pola tanam segi empat, pola
tanam segitiga, dan pola tanam
Setelah pembuatan lubang campuran.
tanam sesegera mungkin diberi
pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar X x x x
x
x x
165
Jumlah Benih Cabe = 1,5 x (jumlah bibit/1200) x 10 gram
= 1,5 x 2400/1200 x 10 gram
= 30 gram atau + 3 pack atau
3 bungkus@ 10 gram.
Catatan:
Jumlah benih cabe per 10 gram sekitar 1.200 biji
Jumlah benih tomat per 10 gram sekitar 1.500 biji
166
Bila jarak tanam dan pola tanam ditanam di lapangan peka terhadap sinar
telah ditetapkan, serta bibit sudah siap matahari. Bila tersedia tenaga dan
tanam, maka penanaman dapat bahan yang cukup, bibit dapat diberi
dilakukan. Rencana penanaman naungan sementara dengan
sebaiknya diiringi dengan rencana menancapkan pelindung bibit.
pemeliharaan tanaman sehingga bibit
yang ditanam dapat tumbuh dan 5.6 Pemupukan
berkembang dengan baik untuk jangka Pupuk merupakan bahan yang dapat
waktu yang cukup lama. Dua minggu menyediakan unsur hara pada tanaman.
sebelum penenaman terlebih dahulu Pupuk dapat berbentuk pupuk organik
harus disiapkan lubang tanam yang (pupuk alam) ataupun pupuk
berukuran seuai dengan ukuran bibit. anorganik (buatan) Pupuk sangat
Lubang tanam bervariasi mulai dari dibutuhkan oleh tanaman, karena
10x10x10 sampai dengan 60x60x60 cm. ketersediaan unsur hara di tanah tidak
Lubang tanam kemudian ditaburi selamanya cukup untuk memenuhi
dengan pupuk kandang dan pupuk kebutuhan tanaman. Unsur-unsur hara
dasar. Pem-berian pupuk dimaksudkan yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
untuk menyediakan hara untuk bibit jumlah besar adalah karbon (C),
yang akan ditanam beberapa minggu hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),
kemudian. phosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
Bibit yang hendak ditanam magnesium (Mg) dan belerang (S).
sebaiknya tidak terlalu sering Unsur-unsur C, H dan O dapat dipenuhi
dipindahkan dari satu tempat ke tempat dari udaara dan air. Unsur-unsur N, P
yang lain. Untuk itu diperlukan tempat dan K merupakan hara primer, unsur-
pengumpulan bibit, misalnya untuk unsur Ca, Mg dan S merupakan unsur
setiap 50 lubang tanam selalu hara sekunder. Selain itu tanaman
disediakan satu tempat pengumpulan membutuhkan unsur-unsur hara micro,
bibit. Bibit diangkat dengan cara yaitu unsur-unsur penting lainnya yang
memegang batang bibit sehingga dibutuhknn dalam jumlah sedikit, tetapi
kondisi bibit tidak akan rusak. menentukan perkembangan tanaman,
Penyanggaan polybag bibit ke lubang yakni boron (B), khlor (Cl), tembaga
tanam akan menjamin bibit lebih aman. (Cu), besi (Fe), mangan (Mn).
Tehnik penanaman dilakukan molybdenum (Mo) dan seng (Zn).
dengan cara memasukkan poly-bag Pupuk adalah senyawa yang
terlebih dahulu ke lobang tanam. mengandung unsur hara yang akan
Setelah itu dengan menggunakan pisau diberikan pada tanaman kemudian
tajam, polybag disayat dari bagian digunakan oleh tanaman untuk
bawah ke arah atas. Polybag yang melakukan proses metbolisma sehingga
terkoyak dapat mudah ditarik dan lubang tanaman dapat tumbuh dan
tanam ditutup kembali dengan tanah top berkembang.
soil. Pemadatan media tanam dapat Pupuk untuk tanaman dapat
dilakukan dengan bantauan tangan atau digolongkan kepada pupuk organik an
kaki yang ditekankan pada permukaan anorganik. Pupuk anorgani adalah
tanah. Hal ini dimaksudkan untuk pupuk buatan yang diproduksi oleh
meningkatkan kekompakan media pabrik, sedangkan pupuk organik adalah
tanam, mencegah penggenangan air di pupuk yang merupakan hasil penguraian
sekitar batang yang dapat menyebabkan mikroba dekomposer sehingga
pembusukan bibit. Bibit yang baru membentuk senyawa-seyawa
167
sederhana yang siap diserap oleh 5.6.1. Pupuk organik
tanaman. Yang termasuk golongan pupuk
Pupuk buatan, pupuk kandang, sisa organik adalah pupuk kandang, pupuk
tanaman) mempunyai kandungan hara hijau dan kompos. Pupuk kandang
yang berbeda. Karena itu diperlukan merupakan pupuk yang berasal dari
pengetahuan tentang cara menghitung kotoran hewan yang dapat digunakan
kebutuhan pupuk supaya pemberian apabila telah dikeringkan dan proses
pupuk sesuai dengan kebutuhan pelapukannya (dekomposisi) telah
tanaman. Jenis pupuk yang digunakan sempurna.
untuk budi daya tanaman adalah pupuk
organik (pupuk alam) dan pupuk
anorganik (pupuk buatan).
A B C
D E F
Gambar 5.7.
Beberapa jenis pupuk anorganik. A. Pupuk Nitrogen. B. Pupuk fosfor. C. Pupuk majemuk NPK serta unsur
hara mikro. D. Pupuk majemuk cair. E. Pupuk majemuk NPK padat. F. Pupuk majemuk
untuk tanaman hias.
Pupuk hijau berasal dari tanaman pengolahan tanah, yaitu dengan cara
berpolong dan kacang-kacangan. dihamparkan atau disebar di permukaan
Sedangkan kompos merupakan jenis tanah kemudian tanah dibajak atau
pupuk yang berasal dari sisa-sisa dicangkul sehingga pupuk organik
bahan tanaman yang telah mengalami tercampur dengan tanah.
penguraian (dekomposisi). Penggunaan pupuk organik di lahan
Penggunaan pupuk organik pada pertanian mutlak diperlukan untuk
dasarnya untuk mengimbangi penggunaan menjaga agar kesuburan tanah dapat
pupuk anorganik dan berfungsi sebagai dipertahankan secara berkelanjutan.
penambah unsur hara dan sekaligus Fungsi pupuk organik sangat penting
memperbaiki struktur tanah. Adapun dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia,
penggunaannya adalah pada waktu dan biologi tanah, agar komponen
168
udara, air, mineral, dan bahan organik penguraian bahan organik dapat
selalu dalam keadaan seimbang dilakukan dengan beberapa cara antara
sehingga keseimbangan ekosistem pada lain: memanfaatkan mikroba pengurai
lahan pertanian akan terkendali. secara alami, menambahkan starter
Pupuk organik (kompos) merupakan mikroba ke dalam bahan kompos dan
pupuk alami hasil proses penguraian dengan bantuan biota pengurai cacing
bahan organik oleh mikroba pengurai tanah.
secara aerob (butuh udara). Proses
UNSUR KEGUNAAN
Nitrogen (N) Mendorong pertumbuhan daun, cabang dan batang
Mendorong pertumbuhan akar,
Phosfor (P) mempengaruhi pertumbuhan bunga dan
buah
Memperkokoh tubuh tanaman, dipakai oleh tanaman
dalam penyerahap bahan dan enerji yang dihasilkan
Kalium (K)
dari fotosintesa.
Mempercepat pertumbuhan akar, batang
dan mempermudah penyerapan unsur
Kalsium (Ca)
kaliurn.
Merupakan bagian dari khlorofil dan aktif dalam proses
Magnesium (Mg)
distribusi fosfor ke seluruh bagian tanaman.
Belerang (S) Memperkokoh kerja fosfor
Besi (Fe) Sangat berpengaruh dalam pembentukan khlorofil
Mangan (Mn) Membantu tanaman dalam penyerapan nitrogen
Seng (Zn) Mendorong proses pengubahan energi dalam tanaman
Tembaga (Cu) Diperlukan dalam proses pembentukan khlorofil
Molybdenum (Mo) Berperan dalam penyerapan besi.
169
K. Jadi dengan menambahkan 4 ton/ha disekitarnya. Banyaknya pupuk dasar yang
pupuk kandang sapi, maka petani tersebut diberikan adalah 0,5 -1 kg pupuk organik.
dapat mengurangi penggunaan pupuk
buatan sebanyak: 3). Membuat pupuk organik
Kambing 8 7 15 8
Domba 10 7 15 17
Babi 9 3 6 12
Ayam 15 5 6 23
170
Pemanfaatan bahan organik telah meningkatkan kapasitas kecambah. (2).
banyak dilakukan, terutama untuk Meningkatkan permeabilitas membran
kegiatan pertanian yaitu sebagai pupuk tanaman sehingga meningkatkan
organik. Proses pengomposan pengambilan hara. (3). Dapat mengubah
merupakan cara yang biasa digunakan metabolisme karbohidrat dari tanaman
untuk menghasilkan pupuk organik yang dan pada saat yang sama untuk
kualitasnya lebih baik dibanding bahan mendorong akumulasi gula terlarut,
organiknya. sehingga meningkatkan tekanan osmotik
tanaman. Dalam kondisi kelembaban
x Pengaruh pupuk organik yang rendah, hal tersebut akan
terhadap sifat fisik tanah mendorong resistensi yang besar
Pengaruh utama dari penambahan terhadap kelayuan. (4). Kombinasi
bahan organik adalah menurunnya senyawa-senyawa organik seperti dapat
bobot isi tanah dan meningkatkan meningkatkan pertumbuhan akar.
kapasitas tanah pengikat air, sehingga
meningkatkan jumlah air yang tersedia x Proses pengomposan bahan
untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
organik mempengaruhi isi tanah melalui Pengomposan adalah suatu proses
kegiatannya menurunkan densitas pengelolaan limbah padat, dengan cara
agregat tanah dan meningkatkan ukuran bertahap komponen bahan padat
agregat. Selama proses oksidasi bahan diuraikan secara biologis dibawah
organik ini, unsur-unsur seperti N, P, S keadaan terkendali sehingga menjadi
dan sejumlah unsur-unsur lainnya di bentuk yang dapat ditangani, disimpan
lepaskan dan menempati bagian di atau digunakan untuk lahan pertanian
dalam profil tanah. Sisa bahan organik tanpa pengaruh yang merugikan.
yang terdekomposisi dapat mencegah Pengomposan bahan-bahan
partikel tanah dari proses organik, terutama pada sisa-sisa
penggumpalan, sehingga dapat tanaman dan kotoran hewan bertujuan
memelihara struktur tanah. untuk menambah tingkat kesuburan
Mikroorganisme dari pupuk organik tanah. Dekomposisi bahan organik
mempunyai peranan penting dalam menjadi kompos bergantung pada
pembentukan dan stabilitas bahan kandungan air dan nitrogen yang cukup
organik, sehingga memberikan pada bahan serta temperatur yang
pengaruh yang baik pada produksi sesuai. Kandungan air dan nitrogen dari
tanaman. protein merupakan sumber nutrisi yang
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme
x Pengaruh bahan organik pengurai. Untuk penguraian bahan yang
terhadap fisiologi tumbuhan optimal, sangat diperlukan pengendalian
Bahan organik memberi pengaruh suhu agar aktivitas dan per-tumbuhan
langsung atau tidak langsung terhadap mikroorganisme dapat berlangsung
pertumbuhan tanaman. Pengaruh dengan baik.
langsung berupa pengambilan senyawa- Aktivitas biologi merupakan faktor
senyawa organik oleh tanaman melalui penting dalam pengomposan. Berbagai
akar. Pengaruh yang menguntungkan mikrorganisme terlibat dalam proses
dari pupuk organik terhadap fisiologi dekomposisi bahan organik, antara lain
tumbuhan adalah: (1). Senyawa humus bakteri, fungi, aktinomycetes, ragi,
dapat berperan sebagai zat tumbuh mikro-fauna protozoa, Jumlah bakteri
seperti auxin, sehingga dapat
171
lebih banyak dibandingkan dengan proses reduksi. Tahap awal
mikroorganisme lain. pengomposan, kelom-pok bakteri
Proses pengomposan dapat penghasil asam, heterotrof fakultatif
berlangsung secara aerobik maupun mendegradasi bahan organik menjadi
anaerobik. Pada proses dekomposisi asam-asam lemah, aldehid dan
secara aerobik, mikroorganisme seterusnya. Kelompok bakteri yang lain,
menggunakan oksigen untuk merubah produk antara menjadi metana,
menguraikan bahan organik dan ammonia, karbon dioksida dan
mengasimilasi Karbon, Nitrogen, Fosfor, hidrogen. Reaksi kimia yang terjadi
Sulfur dan unsur-unsur lainnya untuk selama dekomposisi bahan organik
sintesis protoplasma. Reaksi yang secara anaerobik adalah sebagai
terjadi adalah sebagai berikut. Pada berikut.
proses dekomposisi secara anaerobik,
reaksi biokimia berlangsung melalui
aktivitas
Bahan organik CO2 + H2O + Hara + Humus +E
mikroorganisme
Bakteri penghasil asam
(CH2O)x X CH3COOH
Metanomonas
CH3COOH CH4 + CO2
N-organik NH3
172
Kecepatan penguraian bahan organik Pada rasio C/N rendah tidak ada
menjadi kompos bergantung pada persaingan antara akar tumbuhan
beberapa faktor yaitu: ukuran partikel, dengan mikroorganisme dalam
unsur hara, kandungan air, aerasi, menggunakan unsur nitrogen dalam
keasaman (pH) dan suhu. (1). Ukuran tanah. (3). Kandungan Air:
Partikel: Ukuran partikel berpengaruh Kandungan air pada bahan organik
pada keberhasilan proses pe- sebaiknya antara 30– 40%, hal ini
ngomposan. Ukuran yang baik antara 10 ditandai dengan tidak menetesnya air
sampai 50 mm, apabila terlalu kecil apabila bahan di-genggam dan akan
ruang-ruang antara partikel menjadi mekar apabila genggaman dilepaskan.
sempit sehingga dapat menghambat Kandungan air bahan terlalu tinggi,
gerakan udara ke dalam tumpukan dan ruang antar partikel dari bahan menjadi
sirkulasi gas karbon dioksida keluar sempit karena terisi air, sehingga
tumpukan. Apabila ukuran partikel sirkulasi udara dalam tumpukan akan
sangat besar, luas permukaan kurang terhambat. Kondisi tersebut berakibat
sehingga reaksi pengomposan akan pada tumpukan bahan akan didominasi
berjalan lambat. (2). Unsur Hara: oleh mikroorganisme anaerob yang
Aktivitas mikroorganisme dalam proses menghasilkan bau busuk tidak sedap.
pengomposan memer-lukan sumber (4). Aerasi: Dalam proses
energi dari unsur karbon dan nitrogen. pengomposan, mikroorganisme dalam
Unsur-unsur tersebut biasanya telah bahan organik sangat memerlukan
tersedia cukup dalam bahan organik, jumlah udara yang cukup, karena pro-
bahkan kebanyakan unsur hara lainnya sesnya ber-langsung secara aerob.
akan tersedia pula dalam jumlah yang Aerasi dapat diperoleh melalui gerakan
cukup. udara dari alam masuk ke dalam
Untuk mempercepat proses tumpukan dengan membulak-balik
pengomposan, dibutuhkan bahan bahan secara berkala, baik
organik yang memiliki rasio C/N relatif menggunakan mesin maupun dengan
rendah yaitu berkisar antara 25 sampai tangan/cangkul. (5). Keasaman
35/liter dalam campuran pertama. (pH): Pada tahap awal pengomposan,
Apabila rasio C/N lebih besar, proses akan terjadi perubahan pH yaitu bahan
pengom-posan akan memakan waktu agak asam, karena terbentuk asam
lebih lama,hingga pembentukan karbon organik sederhana, selanjutnya pH
dioksida dari oksidasi unsur karbon berangsur naik, karena terlepasnya
berkurang. Sebaliknya apabila rasio C/N ammonia (bersifat basa) dari hasil
lebih kecil, nitrogen dalam bahan penguraian protein. Keadaan basa yang
organik akan dibebaskan sebagai terlalu tinggi, menyebabkan selama
amoniak. Cara paling sederhana untuk proses pengomposan kehilangan
menyesuaikan rasio C/N ialah dengan nitrogen secara berlebihan. (6). Suhu:
mencampur berbagai bahan organik Dalam proses pengomposan, sebagian
yang mempunyai rasio C/N tinggi energi dibebaskan se-bagai panas.
dengan bahan yang mempunyai rasio Pada tahap awal suhu tumpukan bahan
C/N rendah. Hal ini dapat dilakukan sekitar 400C, mikro-organisme yang
misalnya bahan berjerami dicampur terlibat adalah bakteri dan fungi
dengan tinja, kotoran hewan yang mesofilik. Selanjutnya suhu bahan naik
mempunyai rasio C/N lebih rendah. hingga di atas 400C, mikroorganisme
Makin tinggi tingkat dekom-posisi dari yang berperan adalah mikroorganisme
bahan organik, makin kecil rasio C/N. termofilik, actinomycetes dan fungi
172
termofilik. Setelah suhu berangsur turun, standar ISO cukup jelas, bahwa
maka mikroorganisme mesofilik muncul kandungan utama pupuk organik adalah
kembali, selanjutnya, gula dan pati karbon dalam bentuk senyawa organik,
mengalami perombakan, diikuti oleh mikrorganisme memanfaatkan sebagai
perombakan hemi-selulosa, selulosa sumber energi kemudian bahan
dan akhirnya lignin. Suhu ideal dalam ternisbah C/N yang tinggi pada produk
pengomposan antara 300C sampai akhir menunjukan mikroorganisme akan
450C. aktif memanfaatkan nitrogen untuk
membentuk protein. Apabila produk
x Standar Pupuk Organik pupuk organik dengan nisbah C/N tinggi
Berdasarkan atas berbagai fakta diaplikasikan kedalam tanah maka
yang dikemukakan oleh para pakar dan mikrorganisme akan tumbuh dengan
sumber informasi yang lain yang memanfaatkan N– tersedia tanah,
berkaitan dengan kelembagaan atau sehingga tanah terjadi imobilisasi N.
organisasi maka dari asfek administrasi Apabila nisbah C/N rendah pada awal
yang perlu mendapatkan perhatian proses pengomposan maka nitrogen
adalah spesifikasi produk akhir pupuk akan hilang melalui proses penguapan
organik. Petani sebagai konsumen akan amonium.
memperhatikan kandungan hara dan air. Keasaman (pH) harus masuk dalam
Spesifikasi produk sangat tergantung kriteria kualitas pupuk organik, berkisar
pada masing-masing negara sebagai netral, pH 6.5 – 7.5. dalam kondisi
contoh nilai minuman untuk NPK paling normal tidak akan menimbulkan
tidak 1.5%-3.0% dan 1.0%-1.5%; masalah, sejauh proses pengomposan
beberapa negara seperti Filipina, hanya yang dilakukan dapat mempertahankan
membuat spesfikasi untuk kombinasi pH pada kisaran netral.
NPK secara total 4%-5% dan 5%-6% Apabila produk pupuk organik
tanpa memisahkan secara spesifik untuk mengandung satu atau lebih unsur
masing-masing hara. Kandungan lengas mikro, maka hal ini harus dijelaskan dan
tidak boleh melampaui 15%-25% jika dimasukan dalam label. Spesifikasi lain
terlalu kering tidak baik karena akan yang perlu diperhatikan pada pupuk
terjadi inaktivasi gugus aktif yang salah organik adalah warna, tekstur, bebas
satunya menyebabkan pupuk menjadi dari patogen, logam berat, atau unsur
hidropobik. lain, partikel yang tidak dikehendaki.
Kandungan total bahan organik Tidak ada konsumen atau pemakai
paling tidak 20% tetapi dapat lebih tinggi pupuk organik yang menghendaki
apabila produk organik tersebut tidak terluka karena serpihan gelas atau
dijual sebagai bahan pupuk organik logam, atau tidak ingin dalam karung
tetapi sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik penuh dengan batu atau
dan pemakai secara intensif kerikil. Patogen dan logam berat
menggunakan pupuk organik untuk biasanya berasal dari limbah cair dan
meningkatkan kandungan bahan organik sampah kota.
tanah. Kriteria kualitas bahan organik Mungkin perlu juga diinformasikan
yang berkaitanb dengan kandungan dalam stendar baku, penggunaan bahan
bahan organik adalah nisbah C/N. inokulan atau bahan lain yang bertujuan
Bahan organik yang mengalami proses untuk mempercepat pengomposan.
pengomposan baik dan menjadi pupuk Pada umumnya yang banyak digunakan
organik yang stabil mempunyai nisbah adalah mikrorganisme seperti
C/N anatara 10/1 seperti dalam definisi Trichorderma spp.
173
x Karakteristik Umum Pupuk dengan adanya kenaikan suhu dan
Organik perubahan warna selama proses.
Karakteristik pupuk organik adalah Tumpukan bahan diaduk setiap tiga hari
sebagai berikut: (a). Hara pupuk sekali secara merata dan ditutup
organik pada umumnya rendah tetapi kembali. Kegiatan ini untuk menghindari
bervariasi tergantung pada jenis bahan kelebihan suhu dan diharapkan proses
dasarnya. (b). Hara yang berasal dari penguraian dapat berlangsung pada
bahan organik diperlukan untuk kegiatan seluruh permukaan bahan.
mikrobia tanah merubah bahan-bahan Akhiri proses pengomposan apabila
yang kompleks dan tidak dapat telah memenuhi kreteria: suhu telah
dimanfaatkan oleh tanaman menjadi turun dan stabil, warna coklat
bentuk senyawa organik dan anorganik kehitaman, sebagian besar bahan telah
sederhana yang dapat diserap oleh lapuk, bau khas kompos. Kompos yang
tanaman. (c). Penyediaan hara yang dihasilkan perlu diuraikan lebih lanjut
berasal dari pupuk organik biasanya dengan menambah waktu pengomposan
terbatas dan tidak cukup dalam secara alami atau menggunakan cacing
menyediakan hara yang diper-lukan tanah selama 2–3 minggu.
tanaman.
Untuk membuat kompos organik 2) Pengomposan Bahan Organik
dapat dilakukan melalui beberapa cara: Dengan Menggu-nakan Starter
Mikroba Pengurai (Bio-Komplek).
1) Pengomposan Bahan Organik
Secara Konven-sional Pada tahap pertama, siapkan
sediaan starter mikroba dengan cara
Bahan yang akan digunakan melarutkan biakan mikroba (bio-
dipotong-potong menjadi sekitar 3-5 cm, komplek) ke dalam air 4-5 gram/liter,
sehingga diperoleh ukuran bahan yang selanjutnya inkubasi pada suhu kamar
seragam. Selanjutnya, timbang semua sekitar 24 jam (sehari sebelum proses
bahan dengan berat masing-masing 1 pengomposan).
bagian kecuali kotoran ternak 3 bagian. Starter adalah komponen biologis
Campurkan semua bahan dengan jenis mikroorganisme yang efektif jika
diaduk-aduk sampai homogen/merata bersimbiosis dengan satu jenis tanaman,
sambil disiram air sehingga pada saat maka cara penggunaannya pun harus
campuran dikepal mengeluarkan tetesan bersamaan dengan tanaman inangnya.
air. Komposkan campuran bahan Starter bakteri Rhizobium akan
dengan cara menumpukan pada efektif jika digunakan dengan tumbuhan
tanah/lantai setinggi kira-kira 1 m, inang jenis legum. Oleh sebab itu
selanjutnya ditutup karung goni/plastik Rhisobium lebih cocok digunakan dalam
pada seluruh permukaannya. Proses program penyuburan tanah, dengan
pengom-posan dapat berlangsung 2 menggunakan tanaman legum sebagi
sampai 3 minggu, tergantung dari jenis pupuk hijau. Keuntungan yang diperoleh
bahan dari residu legum tergantung dari jumlah
Lakukan pengamatan dan catat residu dan mineralisasinya. Akumulasi
setiap hari kenaikan suhu dan nitrogen akan terjadi pada biji legum,
perubahan warna tumpukan bahan. oleh sebab itu dalam program
Kegiatan ini untuk mengetahui apakah penyuburan tanah, tanaman legum
proses pengomposan dapat harus dipanen dan dibenamkan ke
berlangsung baik atau tidak, yaitu dalam tanah sebelum terjadi
174
pembentukan biji. Dengan cara tersebut hayati akan dirasakan manfaatnya pada
maka akumulasi nitrogen yang terdapat jangka panjang, namun penggunaan
pada bintil akar akan menjadi cadangan pupuk hayati tidak akan menimbulkan
bagi tanaman berikutnya. Beberapa efek samping yang merugikan bagi
jenis tanaman legum seperti kacang tanaman, lahan pertanian serta
tanah, kacang babi dan kacang tunggak lingkungan.
mempunyai efek residu nitrogen sebesar Langkah selanjutnya kecilkan
20-50 kg N per ha. Jenis-jenis tanamn ukuran bahan yang masih panjang
legum tersebut sangat cocok dipakai dengan dipotong-potong menjadi sekitar
sebagai tanaman inang bagi Rhizobium. 3-5 cm, sehingga diperoleh ukuran
Starter Gliocladium mudah bahan yang seragam!
diperbanyak dalam media serbuk kayu Lakukan penimbangan untuk
dan sekam dan dapat efektif tanpa semua bahan dengan berat masing-
tanamn inang. Jenis pupuk hayati masing 1 bagian kecuali kotoran ternak
Gliocladium yang juga merupakan 3 bagian! Kemudian campurkan semua
biokontrol, cara penggunaannya sama bahan dengan diaduk-aduk sampai
dengan pupuk organic kompos, homogen/ merata sambil disiram air
sehingga sering disebut Gliokompos. starter pada no 1 sebanyak 1 liter pada
Efek dari penggunaan pupuk hayati setiap 50 kg campuran bahan organik.
terhadap tanaman tidak dapat dilihat Tambahkan air pada saat mencampur,
secara langsung seperti penggunaan sehingga pada saat campuran dikepal
pupuk kimia. Efek penggunaan pupuk mengeluarkan tetesan air.
Tabel 5.9. Sifat Kimia dan Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Kompos
1 pH. 6
2 C-Organik 25,04 %
3 N-Total 1,19 %
4 P tersedia -
5 P- total -
6 Ca 10,75 (me/100gr)
7 Mg 3,13 (me/100gr)
8 K 7,26 (me/100gr)
9 Na 5,30 (me/100gr)
10 Kapasitas Tukar Kation 35,50 (me/100gr)
(KTK)
11 Kejenuhan basa (KB) 74,48 %
175
Gambar 5.8.
Alur proses pembuatan kompos
176
(mengandung unsur dan P), Nitroposka dalam bentuk ion amonium (NH4+) dan
(mengandung unsur N, P dan K). sebahagian lagi dalam bentuk nitrat
Berdasarkan jenis hara utama yang (NO3-). Di dalam tanah nitrat dapat
dikandung, pupuk anorganik dibagi diambil oleh akar tanaman melalui air
dalam beberapa golongan, yakni : pupuk tanah yang diubah oleh jasad residu
nitrogen, pupuk fosfor dan pupuk kalium. tanah. Pada keadaan basah dan panas,
Pupuk Nitrogen, contohnya Urea nitrogen dapat hilang ke udara.
(Co(NH2)2) : mengandung 46% nitrogen. Amonium sulfat ((NH4)2SO4)), petani
Urea sangat mudah larut, sebahagian menyebutnya pupuk ZA: mengandung
kecil terikat dalam fiat pada bahan 20% nitrogen. Amonium terdapat pada
organik dan sisanya bebas bergerak tanah fiat dan bahan organik. Pupuk
mengikuti kelembaban tanah. amonium sulfat berpengaruh terhadap
Pemberian urea di permukaan tanah menurunkan pH (keasaman) tanah,
dengan dosis tinggi (>150kg/ha) dapat sehingga sangat baik bagi tanah-tanah
menyebabkan kehilangan - N lebih yang terlalu basa (nilai pH tinggi).
banyak akibat proses penguapan.
Amonium nitrat (NH4NO3): mengandung
33,5% nitrogen. Sebahagian nitrogen
Penyiapan Penyiapan
starter carrier Kompos
Mikroba
Serbuk
dari Pemilihan
Isolasi kayu
habitat
alami bahan Gambut
dll
Perbanyakan Pencampuran
Pengujian Sterilisasi
Pencampuran
Biofertilizer Pemeletan
Pengujian Pengeringan
177
Pupuk posfat; contohnya TSP memerlukan pupuk lebih sedikit daripada
(triple super fosfat) mengandung 36-46% tanaman hibrida. Tanaman yang masih
senyawa P205, berupa butiran berwarna muda memerlukan pupuk lebih rendah
abu-abu, dengan sifat netral. dibandingkan dengan tanaman yang
Pupuk Kalium, contohnya Kalium sudah tua dan populasi tanaman yang
khlorida (KC1) mengandung 49-50% K20 rendah memerlukan dosis pemupukan
(KCl 80) atau 55% K20 (KC1 90). yang rendah pula dibandingkan dengan
Mengingat tingginya kadar Cl-nya maka populasi tanaman yang tinggi.
sebaiknya tidak digunakan untuk tanaman Pemupukan susulan untuk tanaman
yang peka terhadap unsur khlor (Cl). cabe dan tomat hanya bersifat
Kalium nitrat (KNO3) me-ngandung menunjang, diberikan jika dianggap perlu,
13,8% nitrogen dan 46,6% K20. Pupuk karena sebahagian besar pupuk sudah
ini digunakan sebagai sumber unsur K diberikan pada waktu penanaman. Pupuk
pada tanaman yang tidak dapat susulan berupa pupuk buatan seperti
menggunakan Cl. pupuk daun, pupuk buah, urea,
Pupuk NPK. Selain ketiga macam ammonium sufat (ZA), TSP, KCI dan NPK
pupuk yang telah disebutkan di atas, cair. Semua jenis pupuk buatan dapat
masih ada pupuk daun dan bunga yang Anda peroleh di toko pertanian. Jadwal
merupakan pupuk majemuk. Kedua pemberian pupuk dapat dilihat pada Tabel
pupuk ini mengandung unsur hara makro berikut.
dan mikro. Pupuk daun dan bunga Pemberian pupuk daun disesuaikan
berbentuk cairan dan butiran yang dengan pertumbuhan tanaman. Pemberian
dikemas 0,25-1 kg per pak. Pada yang sering menyebabkan tanaman tumbuh
umumnya digunakan untuk pupuk daun terlalu subur sehingga menjadi peka terha-
dan bunga. dap gangguan kerusakan. Pada minggu
ke-6 dan ke-11 tanaman dapat
1). Dosis Pemupukan ditambahkan pupuk campur-an berupa
Dosis pupuk yang digunakan harus urea, ZA, KCl dan TSP. Tngkat kebutuhan-
sesuai dengan kebutuhan tanaman. nya hanya 5-10 gram per tanaman,
Kekurangan atau kelebihan pupuk tergantung pada varitas tanaman. Cara
menimbulkan dampak negatif, baik pada pemberiannya dengan menaburkan pupuk
tanah maupun pada tanaman. Tingginya di sekitar batang utama kira-kira 5 cm.
dosis pemupukan ditentukan oleh tingkat Agar pupuk cepat larut, dapat
kesuburan tanah, jenis atau varitas ditambahkan air sekaligus untuk meng-airi
tanaman, umur atau tingkat tanaman. Pada saat tanaman mulai
perkembangan tanaman dan tingkat berbuah, setiap interval 2 minggu diberi
kerapatan penanaman. Tanah yang pupuk bush dan NPK cair. Konsentrasi
subur, memerlukan jumlah pupuk lebih NPK adalah 15-20 gram dilarutkan dalam 1
rendah dibandingkan dengan pada tanah liter air. Masingmasing tanaman diberi
yang kurus. Varitas tanaman lokal 300-400 ml.
178
Tabel 5.10. Jadwal pemberian pupuk susulan untuk tanaman cabe dan
tomat (lokal/hibrida)
JENIS WAKTU PEMBERIAN
PUPUK 1-5 6 11 15 17 19 21
MST MST MST MST MST MST MST
' - - - - -
Daun * S
Buah ** - - S S . S - -
Urea 3 3g 3g - - - -
- - - -
ZA 3-10 3g-10 3g-10
TSP - 5-10g 5-10g - - -
Keterangan :
MST : minggu setelah tanam
kebutuhan per hektar
** kebutuhan per hektar per sekali semprot
*** : 5-20 gram/liter air (di larutkan terlebih dahulu, kemudian disiramkan
pada luang tanaman)
S : semprotkan
Jadi jika Anda menanam 100 pohon pupuk berdasarkan cadangan hara di
tomat, maka harus dipersiapkan : dalam tanah memerlukan analisis tanah di
laboratorium.
P = 100 x 15 x (1000 m1/300 ml) = Penentuan kebutuhan pupuk
5000 ml larutan pupuk; berdasarkan tanda kekurangan hara yang
(dalam hal ini 75 gram NPK dilarutkan diperlihatkan tanaman, memerlukan
dalam 5 liter air). keahlian dan pengalaman khusus.
Kadang-kadang gejala kekurangan antara
Atau menggunakan rumus: unsur yang satu dengan lainnya sulit
dibedakan dan gejala tersebut tidak
P = JT x K x (1000 m1/300 ml) menggambarkan berapa jumlah pupuk
yang harus diberikan. penentuan
dimana : kebutuhan pupuk berdasarkan perkiraan
P = Kebutuhan pupuk jumlah hara yang terangkut bersama
JT = jumlah tanaman penen merupakan cara yang paling
K = konsentrasi larutan pupuk (15-20 sederhana dan mudah, oleh karena itu
g/liter) cara tersebut dibahas di dalam tulisan ini.
setiap jenis tanaman mengandung unsur
2). Dasar Penentuan Kebutuhan Pupuk hara yang berbeda. Jika pemupukan
Kebutuhan pupuk didasarkan atas: menggunakan pupuk buatan seperti Urea,
jumlah hara yang terangkut bersama SP36 dan KCl, maka jumlah pupuk yang
panen. cadangan hara yang ada di dalam diperlukan untuk menggantikan 48 kg N;
tanah. tanda kekurangan unsur hara 8,4 kg P dan 12 kg K yang terangkut
pada tanaman. Penentuan kebutuhan bersama 3 t/ha panen jagung adalah:
179
Urea= 100/46 X 48 Kg/Ha pada waktu tanam). Kebutuhan P dan K
= 104 Kg/Ha kacang-kacangan ditentukan dengan cara
yang sama seperti pada penentuan
SP36= 100/16 X 8,4 Kg/Ha kebutuhan pupuk tanaman lainnya.
= 53 Kg/Ha Pupuk kandang mempunyai kandungan
unsur hara yang sangat bervariasi
KCl = 100/52 X 12 Kg/Ha tergantung pada waktu dan cara
= 23 Kg/Ha penyimpanannya, jenis hewan, dan
kesehatan hewan.
Akan tetapi zat hara di dalam tanah Masalah utama yang perlu mendapat
tidak semuanya dapat di-gunakan oleh perhatian para pengguna pupuk adalah
tanaman. Sebagian akan hilang karena reaksi kimia, yaitu apakah pupuk tersebut
penguapan (N), pencucian ke lapisan mempunyai sifat mengasamkan atau
tanah yang lebih dalam seingga tidak tidak. Pada umumnya pupuk nitrogen
terjangka oleh akar (N, K), terikat oleh yang mengandung amonium atau sisa
mineral liat tanah (P, K), atau hanyut asam seperti sulfat bersifat
karena tererosi (N,P,K). Oleh karena itu mengasamkan tanah.
pemberian pupuk sebaiknya 1,5 sampai 2 Pupuk nitrogen yang mengandung
kali jumlah hara yang hilang bersama gugus amonia sebelum tersedia pada
panen. Jadi urea, SP36 dan KCL yang tanaman terlebih dahulu mengalami
diperlukan untuk penanaman jagung proses amonifikasi dan nitrifikasi.
dengan perkiraan hasil 3 t/ha kurang lebih Senyawa amonium yang terbentuk dari
adalah urea= 150 Sampai 200 Kg/Ha proses amonifikasi dapat berupa:
sedangkan SP36= 75 Sampai 100 Kg/Ha konversi dari nitrit ke nitrat, dambil
Unsur N, P, dan K (Kg) di dalam satu langsung oleh tanaman, dimanfaatkan
ton hasil panen berbagai tanaman. langsung oleh bakteri dalam melanjutkan
Apabila hasil panen jagung dalam 1 ha proses dekomposisi, dan difksasi oleh
adalah 3 ton, ma-ka hasil panen tersebut mineral liat tertentu.
mengan-dung 48 kg N; 8,4 kg P dan 12 Perubahan dari amonium menjadi
kg K. Unsur hara yang terbawa panen ini nitrat disebut dengan nitrifikasi. Proses
perlu dikembalikan ke dalam tanah oksidasi biologi ini dibedakan dalam dua
melalui pemupukan supaya kesuburan tahap, yaitu perubahan amonium menjadi
tanah tetap terjaga dan produksi tanaman nirit (nitritasi) dan perubahan nitrit menjadi
dapat dipertahankan. nitrat (nitratasi). Perubahan dari amonium
Penentuan kebutuhan pupuk untuk menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri
tanaman kacang-kacangan Tanaman obligat ototrof yaitu Nitrosomonas.
legum (kacang-kacangan) seperti kacang Perubahan nitrit menjadi nitrat dilakukan
tanah dan hijauan kacang-kacangan oleh bakteri Nitrobacter yang termasuk ke
seperti lamtoro dan benguk, mengandung dalam golongan bakteri obligat ototrof.
N yang sangat tinggi sehingga N yang Kedua bakteri ini disebut dengan
terbawa panen juga tinggi. Tetapi Nitrobakteri.
tanaman kacang-kacangan (kacang Ada tiga hal penting yang dapat
tanah, kedelai, lamtoro), melalui diambil dari persamaan-persamaan dalam
kerjasama (symbiose) dengan bakteri proses nitrifikasi, yaitu, reaksi
Rhyzobium sanggup mengikat N dari membutuhkan oksigen, oleh sebab itu
udara. Dengan demikian pemupukan N proses ini berlangsung di dalam tanah
untuk tanaman kacang-kacangan sangat dengan aerasi yang baik. Reaksi
rendah (hanya sekitar 30 kg urea/ ha nitrifikasi membebaskan H+ yang
180
merupakan penyebab keasaman tanah kecil yang dimanfaatkan untuk
bila dipupuk dengan pupuk NH4 atau pertumbuhan awal menjelang
pupuk anorganik sepertu urea. Dalam terbentuknya bintil akar yang dapat
proses nitrifikasi, bakteri memegang mengikat nitrogen bebas dari udara.
peranandalam proses. Oleh sebab itu, Kelebihan pupuk nitrogen adalah
kecepatan perubahannya sangat merupakan pupuk yang sangat potensial
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. bagi tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Manfaat nitrogen fiksasi bagi tanman
proses nitrifikasi adalah jumlah NH4+ lain yang ditanam secara tumpangsari
yang ada di dalam tanah, populasi bakteri adalah berupa perembasan nitrogen dari
nitrifikasi, reaksi tanah, aerasi, bintil akar. Sedangkan bagi tanaman
kelembaban tanah dan suhu tanah. yang ditanam tidak bersamaan hanya
Pupuk urea yang diberikan pada tanah akan menghasilkan perombakan bahan
akan berubah menjadi ion amonia atau organik. Fiksasi itrogen secara biologi
amonium. Bila amonium dioksida-si maka dapat menghemat kebutuhan nitrogen
akan menimbulkan keasaman sampai 2/3 dari kebutuhan nitrogen bagi
tanah.menymbangkan empat ion H+ bila tanaman.
oksigen cukup tersedia pada sat
pelepasan tersebut. x Nitrogen
Satu molekul pupuk urea dapat Nitrogen adalah hara utama
menyumbang empat ion H+ bila oksigen tanaman, merupakan komponen dari
cukup tersedia pada waktu pelepasan ion, asam amino, asam nukleid, nudeotides,
ini berarti meningkatkan kemasaman klorofil, enzim, dan hormon. N mendorong
tanah. Pemberian pupuk urea, amonium pertumbuhan tanaman yang cepat dan
sulfat, klor dan nitrat perlu mendapat memperbaiki tingkat. Hasil dan kualitas
perhatian serius agar tidak menambah produk melalui, pengem-bangan luas
kemasaman tanah. Mikroba tanah pada daun, pembentukan bunga, pengisian
umumnya lebih menyukai senyawa dalam buah, dan sintesis protein. N sangat mobil
bentuk ion amonium daripada ion nitrat. (mudah menghilang / menguap) di dalam
Pada tanah-tanah yang mempunyai tanaman dan tanah.
aerasi baik, akan terlihat bahwa proses Nitrogen merupakan elemen
immobilisasi terjadi amat besar. pembatas pada hampir semua jenis
Sedangkan pada tanah yang ter-genang tanah. Oleh karenanya, pemberian pupuk
dan dalam kondisi anaerob sempurna Nitrogen yang tepat sangat penting untuk
proses immobilisasi akan sangat rendah. meningkatkan pertumbuhan dan hasil
Pada tanah sawah, proses immobilisasi tanaman, khususnya dalam sistem
adalah rendah. Nitrogen ditambahkan ke pertanian intensif. Kekurangan atau
tanah berinteraksi dengan pH tanah dan pengelolaan Nitrogen yang tidak sesuai
mempengaruhi proses nitrogen. akan berakibat buruk pada tanaman dan
Ekskresi nitrogen oleh suatu lingkungan. Strategi pengelolaan Nitrogen
tanaman legum akan dapat dimanfaatkan yang optimal ditujukan pada keserasian
oleh tanaman lain dlaam pola tanam pemberian pupuk Nitrogen dengan
tumpangsari, misalnya tumpangsari kebutuhan aktual tanaman, sehingga
antara jagung dan kedelai. Proses seperti serapan tanaman terhadap Nitrogen
ini akan meningkatkan efisiensi pupuk maksimal dan mengurangi kehilangan
nitrogen, karena sebagian besar nitrogen Nitrogen ke udara.
yang berasal dari pupuk tidak diabsorpsi Tanaman yang kekurangan nitrogen
oleh tanaman legum dan hanya sebagian akan tumbuh kerdil, daun menguning dan
181
jumlah anakan sedikit; hasil rendah kandungan bahan organik rendah; tanah
karena jumlah malai per unit area dan kalkareous/salin/ alkalin; degradasi tanah
jumlah gabah per malai lebih sedikit. sawah; tanah abu vulkan atau tanah
Hampir semua jenis tanah kekurangan N; kering masam dengan kapasitas fiksasi P
tanah masam dengan tekstur kasar tinggi; tanah gambut; dan tanah sulfat
(coarse) dan kandungan bahan organik masam dengan kandungan besi dan
rendah (kurang dari 0,5 % organik C); aluminium tinggi.
tanah masam, salin, drainase buruk, dan Pada waktu aplikasi pupuk fosfat,
tanah kahat P dengan kapasitas benamkan dan aduk semua pupuk P ke
mineralisasi N dan fiksasi biologis N dalam tanah sebelum pelumpuran terakhir
rendah; kalkareous dan tanah salin dan tanam pindah atau sebar seluruh P
dengan kadar bahan organik rendah serta pada 10-15 hari setelah benih disebar
berpotensi tinggi untuk terjadinya langsung. Tanaman kahat P kerdil dan
penguapan amonia. daunnya tegak lurus dibandingkan
Pupuk anorganik merupakan sumber dengan tanaman normal. Anakan
yang biasa digunakan mensuplai N, dan berkurang pada tanaman kahat P.
lebih menguntungkan petani Perubahan warna pada daun umum
dibandingkan menggunakan pupuk N terjadi pada tanaman kahat P.
organik. Sumber pupuk organik N tersedia
di lahan pertanian seperti pupuk kandang x Kalium
dan kompos bisa efektif dan menarik Kalium adalah hara tanaman utama
secara finansial guna memenuhi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kebutuhan padi akan N. Berikan pupuk N perkembangan akar dan vigor tanaman,
anorganik 40-50 kg/ha untuk setiap ketahanan terhadap kerebahan dan
kenaikan satu ton hasil dari tanpa hama/ penyakit. K mobil dalam tanaman
pemberian N. Warna daun dan dan sangat mobil di dalam tanah.
penampilan tanaman menunjukkan status Kalium seringkali merupakan unsur
N dan membantu menentukan kebutuhan pembatas. untuk memperoleh hasil padi
akan pemupukan N. Unsur nitrogen yang tinggi setelah nitrogen (N). Pupuk K
dapat diperoleh dari beberapa sumber perlu diberikan dalam jumlah mencukupi
diantaranya adalah amonium sulfat (21 % pada hampir semua lahan sawah irigasi.
N, 24 % S), urea (46 % N) dan Hara lainnya perlu diberikan dalam jumlah
diamonium fosfat atau DAP (18 % N; 44- seimbang untuk menjamin respon yang
46 % P2O5). baik dari tanaman terhadap aplikasi K dan
pencapaian pertumbuhan tanaman yang
x Fosfat sehat dan produktif.
Posfor adalah hara utama tanaman Tanaman yang mengalami
yang penting untuk perkembangan akar, kekurangan kalium akan tampak
anakan, berbunga awal, dan pematangan. berwarna hijau gelap dan kerdil dengan
P mobil dalam tanaman, tetapi tidak mobil margin daun cokelat kekuningan dan/atau
dalam tanah. Tanaman yang mengalami dengan margin dan ujung daun tua
kekurangan unsur fosfor akan tampak nekrotik, gejala kahat K pada daun dapat
hijau gelap dan kerdil dengan daun tegak menyerupai gejala penyakit tungro,
dan anakan kurang; batang kurus dan namun tungro biasanya terjadi pada spot-
kecil; matang lambat (tidak terjadi spot yang tersebar (tidak menyeluruh)
pembungaan pada kahat P yang parah); dan lebih nyata warna daun kuning dan
gabah hampa tinggi. Unsus P seringkali oranye dan tanaman kerdil; gejala pada
kurang pada tanah berpasir dengan daun nampak pada fase pertumbuhan
182
lanjut; akar tidak sehat dan menghitam; lebih kurang mobil dibandingkan dengan
kerebahan dan kehampaan gabah tinggi; N), namun hanya sebagian mobil dalam
bobot gabah lebih ringan. tanah.
Kekurangan (kahat) K terjadi di Gejala kahat unsur S ditunjukkan
daerah pertanaman yang intensif yang dengan warna tanaman hijau pucat; daun
mendapat pemupukan N dan P tinggi. K muda menguning pucat (kontras dengan
seringkali kurang pada tanah berpasir daun tua yang menguning cepat dan mati
atau bertekstur kasar; tanah kering pada tanaman kahat N). Analisis tanah
masam; lahan sawah terdegradasi; tanah dan/tanaman diperlukan untuk konfirmasi
sulfat masam; dan tanah organik. gejala kahat S. Kahat S sesungguhnya
Catatan: penambahan unsur K dari air jarang dijumpai. S mungkin diperlukan
irigasi cukup nyata pada daerah tertentu. pada tanah berpasir yang mudah tercuci;
Pada hara tanaman optimum, tanah dengan kandungan bahan organik
tanaman rata-rata mengambil sekitar 19 rendah; dan tanah dengan pelapukan
kg K2O (16 K) untuk setiap ton hasil (2,2 tinggi kaya akan besi oksida. Aplikasi
kg K2O pada buah dan 16,8 kg K2O pada unsur belerang dilakukan dengan
serasah orgainik). Rekomendasi pemberian sebanyak 10 kg S/ha pada
pemupukan K berdasarkan target hasil kahat S yang parah. Tanaman
dan status K tanah. memerlukan sekitar 2 kg S/ha
Bila dosis yang digunakan rendah, (jerami+gabah) untuk setiap ton hasil
benam dan aduk pupuk K ke dalam tanah gabah. Bila dibutuhkan, berikan semua
terakhir sebelum tanam pindah atau sebar jenis pupuk S sesaat sebelum
seluruh pupuk K pada 10-15 hari setelah pelumpuran bersama dengan pupuk P
benih disebar langsung. Pada dosis >30 dan K. Pengaruh pemberian S bertahan
K2O/ha, berikan 50% sebagai pupuk sampai 2 musim tanam. Sumber S yang
dasar dan 50% pada awal pembentukan biasa digunakan adalah amonium sulfat
bunga. Pemberian K paling tidak dua kali (24% S), single super fosfat (12% S), dan
pada tanah berpasir dengan derajat gypsum (17% S).
pencucian tinggi. Pemberi-an K pada fase
pembungaan meningkatkan ketahanan x Zinc
tanaman terhadap penyakit dan Seng atau Zinc (Zn) adalah hara
kerebahan dengan kanopi rapat dan utama penting yang dibutuhkan tanaman
target hasil tinggi, namun belum tentu untuk beberapa proses biokimia dalam
meningkatkan hasil. Sumber kalium yang tanaman padi, termasuk produksi klorofil
banyak dikenal adalah kalium klorida dan integritas membran. Oleh karenanya
(MOP-muriate of potash) yang kahat Zn mempengaruhi warna dan turgor
mengandung 50% K atau 60% K2O tanaman. Zn hanya sedikit mobil dalam
dalam bentuk KCl (30 kg K2O setara tanaman dan sangat mobil di dalam
dengan 50 kg MOP atau KCl). tanah. Seng membatasi pertumbuhan
tanaman, suplai Zn tanah rendah atau
x Belerang kondisi tanah buruk (misalnya, selalu
Belerang atau Sulfur (S) adalah hara kebanjiran) menghalangi serapan Zn oleh
utama penting yang diperlukan untuk tanaman. Pada kasus tertentu, Zn perlu
produksi khlorofil. S diperlukan untuk diberikan sesuai kebutuhan. Hara lainnya
memproduksi asam amino (cystein, perlu diberikan dalam jumlah seimbang
methionin, dan cystin) dalam tanaman untuk menjamin respon tanaman yang
yang berkaitan dengan nutrisi manusia. S baik terhadap pupuk Zn dan pencapaian
sangat mobil dalam tanaman (walaupun
183
pertumbuhan tanaman yang sehat dan tanah alkalin, Zn perlu diberikan pada
produktif. setiap musim tanam.
Tanaman kerdil dan bercak coklat Sumber Zn yang biasa digunakan
berdebu pada bagian atas daun adalah zinc sulfate terlarut (23-36% Zn),
merupakan gajala kekurangan Zn. zinc klorida terlarut (48-50% Zn), dan zinc
Selain itu terdapat spotspot tanaman yang oksida tidak larut (60-80% Zn).
tumbuh jelek; gejala terlihat 2-4 minggu
setelah tanam pindah; kehampaan gabah x Besi
tinggi; pematangan terlambat dan hasil Unsur Fe adalah hara esensial
rendah; gejala kahat Zn menyerupai kahat yang dibutuhkan tanaman untuk
S dan Fe pada tanah alkalin dan mendukung transportasi elektron dalam
keracunan Fe tanah organik berdrainase proses fotosintesis. Fe merupakan
buruk. akseptor elektron penting dalam reaksi
Kahat Zn tidak sering dijumpai, redoks dan aktivator untuk beberapa
namun dapat terjadi pada tanah enzim. Kekurangan Fe akan menghambat
kalkareous dan netral; pertanaman absorpsi K. Unsur Fe tidak mobil, baik
intensif; tanah sawah yang selalu dalam tanaman maupun tanah. Setelah
kebanjiran atau berdrainase buruk; tanah kahat unsur utama N, P, K, S, dan Zn,
salin dan sodik; tanah gambut, tanah kahat Fe merupakan urutan penting
dengan P dan silikat (Si) tersedia tinggi; berikutnya yang membatasi hasil tanaman
tanah berpasir; tanah dengan pelapukan padi. Aplikasinya harus berimbang agar
tinggi, asam, dan bertekstur kasar; tanah terjamin pertumbuhan tanaman yang
yang terbentuk dari serpentin dan laterik; sehat dan produktif. Gejala kahat Fe
dan tercuci, tanah sulfat masam tua ditunjukkan adanya gajala antartulang
dengan konsentarsi K, Mg, dan Ca daun menguning, daun yang muncul
rendah. mengalami klorosis. Seluruh daun dan
Bila kahat Zn nampak di lapang, bagian tanaman menguning (khlorotik).
berikan 10-25 kg ZnSO4.H2O atau 20-40 Produksi bahan kering dan hasil menurun.
kg ZnSO4.7H2O per ha pada permukaan Kahat Fe tidak dijumpai pada sawah
tanah, atau celupkan akar bibit padi tergenang yang sedikit asam, namun
dalam 2-4% larutan ZnO sebelum banyak dijumpai pada sawah dengan
transplanting (20-40 g ZnO/lt air). tekstur tanah berpasir, kalkareous dan
Tanaman dapat pulih dari kahat Zn bila bereaksi alkalin. Kahat Fe sering dijumpai
sawah didrainasi– kondisi kering pada lahan kering dengan tanah bereaksi
meningkatkan ketersediaan Zn. Tanaman netral, kalkareous dan alkalin (basa).
hanya memerlukan sekitar 0,05 kg Zn/ha Kahat Fe sangat sulit diatasi dan mahal
(jerami+gabah) per ton hasil gabah, untuk dikoreksi. Pemberian pada tanah
namun lebih banyak pupuk Zn harus memerlukan 100-300 kg/ha fero sulfat
diberikan karena begitu diberikan Zn tidak (sulfat besi). Pemberian melalui daun, 2-3
selalu tersedia bagi tanaman. % larutan fero sulfat atau 100 l/ha Fe
Berikan pupuk Zn pada permukaan chelate 2-3 dalam selang waktu 2 minggu
tanah setelah pelumpuran terakhir dan dimulai pada fase anakan. Tanaman
perataan lahan atau berikan Zn pada memerlukan sekitar 0,5 kg/ha Fe (jerami
bedeng persemaian 7-8 hari sebelum bibit dan biji/gabah) untuk setiap ton hasil
dicabut. Pengaruh pemberian Zn berlaku gabah, namun setelah aplikasi Fe tidak
sampai 2-5 musim tanam pada semua tersedia bebas bagi tanaman.
jenis tanah kecuali tanah alkalin. Pada Pada waktu aplikasi, berikan solid
fero sulfat (FeSO4) di sebelah barisan
184
tanaman padi dengan dosis 100 kg/ha. adalah untuk menutupi kekurangan air
Dua sampai tiga aplikasi 2-3 % larutan tanah yang telah ada pada saat yang
FeSO4 melalui daun atau chelate besi diperlukan dan dalam jumlah yang cukup.
pada selang waktu 2 minggu pada fase Oleh karena itu untuk merancang irigasi
anakan. Pupuk Fe yang biasa digunakan diperlukan data hidrologi, meteorologi,
adalah larutan fero sulfat (20-30% Fe), dan pengelolaan air yang mantap.
fero amonium sulfat (14% Fe), dan Keguanaan air irigasi adalah untuk
chelate besi (5-14%). mempermudah pengolahan tanah,
Kahat Fe memiliki gejala tulang daun mengatur suhu tanah dan iklim mikro,
menguning. Keracunan Fe ditunjukkan membersihkan tanah dari kotoran, kadar
adanya bercak coklat kecil pada daun. unsur-unsur racun, dan garam serta asam
yang berlebihan, menekan pertumbuhan
5.6 Pengairan gulma, hama dan penyakit tanaman.
Air merupakan bahan yang sangat
vital bagi kebidupan tanaman. 5..7.2. Fungsi Air bagi tanaman
Kekurangan air menga-kibatkan Fungsi air bagai tanaman adalah : (a)
terganggunya perkem-bangan morfologi bagian dari protoplasma, bisanya air
dan proses fisiologi tanaman. Masalah membentuk 85% sampai 90% dai berat
kekurangan air timbul akibat siklus keseluruhan dari bagiaan hijau tanaman
hidrologi di alam yang tidak merata. (jaringan yang sedang tumbuh), (b)
Sebagai tindak lanjut-nya, lahirlah reagen yang penting dalam proses
pemikiran untuk memenuhi kekurangan fotosintesa dan dalam proses hidrolitik
air yang sering terjadi. Salah satu ilmu seperti perubahan pati menjadi gula; (c)
yang mengkaji dan membahas masalah pelarut garam, gas dan berbagai material
air bagi pertanian adalah ilmu irigasi. yang bergerak ke dalam tanaman melalui
Irigasi berarti berarti memberi air dinding sel, dan jaringan xilem ke dalam
padata tanaman untuk memenuhi tanaman, melalui dinding sel dan jaringan
kebutuhan air bagi pertumbuhannya. xilem serta menjamin kesinam-
Kebutuhan air tanaman sama dengan bungannya; (d) sesuatu yang esensial
kehilangan air per satuan luas yang untukmenjamin adanya turgiditas
diakibatkan oleh kanopi tanaman pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun,
ditambah dengan hilangnya air melalui proses membuka dan menutupnya mulut
penguapan permukaan tanah pada daun, kelangsungan gerak, struktur
luasan tertentu. Dengan demikian tanaman.
kebuhtuhan air tanaman ditentukan
dengan menghitung besarnya penguapan 5.7.3. Kebutuhan air bagi tanaman
(evaporasi) permukaan tanah dan Kebutuhan air tanaman dinyatakan
penguapan kebutuhan air secara tepat. sebagai jumlah satuan air yang diserap
Banyak faktor yang perlu mendapat per satuan berat kering yang dibentuk
perhatian, terutama faktor meteorologi atau banyaknya air yang diperlukan untuk
dan faktor hidrologi yang berhubungan menghasilkan satu satuan berat kering
langsung dengan jumlah dan efisiensi tnaman. Selama pertumbuhan tanaman
irigasi. terus menerus mengisap air dari tanah
Kegiatan-kegiatan irigasi meliputi dan mengelarkannhya pada sat
penampungan air, penyaluran air ke transpirasi. Kehilangan air pada tanaman
lahan, dan pembuangan kelebihan air dapat terjadi melalui (a) transpirasi, (b)
serta menjaga kontinyuitas air. Pada akibat sampingan fiksasi karbon dioksida
prinsipnya air irigasi yang ditambahkan dalam pemecahan karbon dan oksifgen.
185
Dalam tanah air berada di antara rongga- pembuluh kapiler tanah makin tinggi pula
rongga tanah dan terikat oleh butir tanah gerakan air ke atas.
dengan kekuatan yang ditentukan oleh Efisiensi penggunaan air
banyaknya air yang dikandung oleh tanah meningkat dengan kesuburan tanah.
tersebut atau besarnya gaya untuk Akibat semakin subur tanah, semakin
memisahkan air dari partikel tanah. banyak air yang diperlukan, karena
Tanah yang terlalu banyak absorpsi hara berjalan dengan kecepatan
mengandung air menyebabkan tinggi.
berkurangnya udara dalam tanah.
Keadaan air dalam tanah yang terbaik 5.7 Air Tanah
adalah pada saat kapasitas lapang. Titik 5.7.2 Peran Utama
batas yang paling kritis terhadap air
disebut titik layu permanen, yaitu pada Air merupakan komponen utama
saat kondisi air dalam tanah tidak lagi tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel-
tersedia bagi tanaman dan tanaman mulai sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air.
layu secara permanen. Air yang diserap tanaman di samping
Kehilangan air pada tanah berfungsi sebagai komponen sel-selnya,
dipengaruhi oleh: bentuk tajuk tanaman juga berfungsi sebagai media reaksi pada
(kanopi), Fase pertumbuhan, kelembaban hampir seluruh proses metabolismenya
tanah, dan jenis tanaman yang apabila telah terpakai diuapkan
Kemampuan tanah untuk melalui mekanisme transpirasi, yang
mempertahankan air tergantung pada bersama-sama dengan penguapan dari
teksttur tanah. Tanah pasir mempunyai tanah sekitarnya (evaporasi) disebut
kemampuan mempertahankan air yang evapo-transpirasi. Dalam memproduksi
lebih lemah daripada tanah liat. biomass sangat banyak dibutuhkan air,
Kemampuan tanah pasir untuk tergantung pada jenis tanaman, biasanya
memegang air dapat ditambah dengan untuk setiap kg bobot kering biomass
bahan organik. Air yang tertinggal dalam yang diproduksi akan ditranspirasikan air
tanah yang tidak tersedia bagi tanaman sebanyak 500 kg (nisbah transpirasi 500).
dikenal sebagai air higroskopis dan air Oleh karena itu, apabila dalam sehektar
yang terikat secara kimia (Gambar hal tanam tanaman memproduksi biomas
19). Air higroskopis dipegang erat oleh sebanyak 10 ton (4 ton gabah + 6 ton
partikel-partikel tanah sehingga sulit jerami), maka selama juta ton air atau 5
diserap tanaman. juta m3 , apabila umur tanaman ini adalah
Gerakan air dalam tanah dipengaruhi 100 hari berarti setiap hari akan
oleh gradien hidrolik, gravitasi, struktur ditranspirasikan sebanyak 50 ton/ha
tanah, tekstur tanah, jumlah air. Air (setara dengan 10 mobil tanki
kapiler bergerak melawan gravitasi bumi berkapsitas-angkut 5 ton).
karena gaya kapileritasnya lebih besar Air merupakan komponen penting
dari gravitasi bumi. Hal tersebut dalam tanah yang dapat menguntungkan
disebabkan karena jumlah air yang dan kadangkala merugikan. Secara garis-
berbeda dalam romgga antar partikel besar peran air tanah yang
belum melampaui batas kemampuan menguntungkan meliputi : (1). Sebagai
partikel tanah tersebut untuk memegang pelarut dan pembawa ion-ion hara dari
air. Ketinggian air dapat dicapai oleh air rhizosfer ke dalam akar kemudian ke
yang berbanding terbalik dengan diameter daun. (2). Sebagai sarana transportasi
pembuluh kapiler. Jadi semakin halus dan pendistribusian nutrisi jadi dari daun
keseluruh bagian tanaman. (3). Sebagai
186
komponen kunci dalam proses 1984).secara keseluruhan dari total air
fotosintesis, asimilasi, sintesis maupun dunia hanya 2,792% air tawar dan
respirasi tanaman. (4). Sebagai agen 0,005% diantaranya adalah air tanah.
pemicu pelapukan bahan induk, Kadar air tanah (water storage)
perkembangan tanah dan diferensial merupakan selisih masuka air (water
horizon. (5). Sebagai pelarut dan pemicu gain) dari presipitasi (meliputi hujan, salju,
reaksi kimiawi penyediaan unsur hara kabut) yang menginfiltrasi tanah ditambah
tidak tersedia menjadi tersedia bagi hasil kondensasi (oleh tanaman dan
tanaman. (6). Sebagai penopang tanah) dan adsorpsi (oleh tanah)
aktivitas mikrobia dalam merombak unsur dikurangi air yang hilang (water loss)
hara tak tersedia menjadi tersedia bagi lewat evapo-transpirasi, aliran
tanaman. (7). Sebagai pembawa permukaan, perkolasi dan rembesan
oksigen terlarut ke dalam tanah. (8). lateral, yang secara umum disebut
Sebagai stabilisator temperatur tanah, sebagai persamaan air – tanah:
dan (9). Mempermudah pengolahan
tanah. (10). Dipersawahan, genangan air KAT=masukan air – kehilangan air
akan menghambat pertumbuhan gulma
dan sebagai sarana pemupukan lewat air KAT adalah Kadar Air Tanah
irigasi ( pugasi), dan (11). Sebagai
pelarut pupuk dan pestisida Oleh karena itu fluktuasi kadar air
Peran yang merugikan antara lain tanah periodikal, tergantung pada
adalah (1). Sebagai pemicu rusaknya keseimbangan masukan dan kehilangan
tanah, misalnya melalui erosi’ (2). air tersebut.
Sebagai pemicu perubahan horizon Siklus air tanah merupakan proses
melalui pelindian komponen- mekanika perubahan air, baik berupa (1).
komponennya. (3). Sebagai pemicu Perubahan fase yaitu, dari fase cair ke
kemiskinan tanah melalui pelindian hara, fase padat atau fase gas, maupun. (2).
dan (4). Tanah yang jenuh dengan air Perubahan situs (lokasi), yaitu dari air
dapat menyebabkan terhambatnya aliran tanah menjadi air tanah menjadi air
udara ke dalam tanah, sehingga tanaman atau air hujan (atmosfer), air
mengganggu respirasi dan serapan hara aliran (sungai) dan kembali ke situs air
oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang tanah, dan (3). Perubahan status, yaitu
menguntungkan. dari bentuk tidak tersedia (terikat kuat
Oleh karena itu, manfaat air tanah oleh tanah) menjadi tersedia bagi
bagi tetanaman tergantung pada tanaman atau sebaliknya. Ketiga
kemampuan kita dalam meningkatkan perubahan ini terjadi dalam sistem tanah-
peran yang menguntungkan dan air-tetanaman-atmosfer yang melibatkan
menekan peran yang merugikan tersebut. tiga mekanisme utama, yaitu : (a).
Retensi dan pergerakan air di dalam
5.8.3. Proporsi dan Siklus Air Tanah tanah. (b). Penyerapan (uptake) dan
Air di dunia 97,2 % berupa lautan dan translokasi air didalam tubuh tanaman,
2,8% terdiri dari lembaran es dan gletser dan (c). Penguapan air
(2,15%), air artesis ( 0,62%) dan air (evapotranspirasi) ke atmosfer.
lainnya (0,03%). Air lainnya ini meliputi
danau tawar (0,009%),danau air asin
(0,008%), air tanah (0,005%), air atmosfer
*hujan dan kabut) (0,001%) dan air sungai
(0,0001%) (Strahler dan Strahler cit.Foth,
187
5.8.4. Koefisien dan ketersediaan Air
Tanah Koefisien Air tanah merupakan
koefesien yang menunjukan potensi
Air ditahan di dalam sel akar oleh ketersediaan air tanah untuk mensuplai
adanya gaya-jerap dan gaya-osmotik. Sel kebutuhan tanaman (Tabel 3.12), terdiri
tanaman terdiri dari : (1). Dinding sel dari :
yang tegar dan tetapi dapat mengembang (1) Jenuh atau retensi maksimum, yaitu
secara elastis. (2). Protoplasma yang kondisi di mana seluruh ruang pori
berupa selaput semipermeabel sehingga tanah terisi. Pada kondisi ini
dapat dilewati air secara bebas, tetapi tegangan pada permuakaan lapisan
tidak bebas dilewati aliran bahan-bahan air hampir 0 - <1/3 atm. Sehinngga
larut dan koloidal, dan (3). Vakuola yang air ini terutama yang mengisi pori-
berisi cairan sel kaya bahan larut dan pori makro segera turun ke bawah
koloidal. tertarik oleh gaya gravitasi. Air
Adanya bahan-bahan larut dan kondisi jenuh ini disebut air bebas
koloidal dalam vakuola ini mengurangi atau air Gravitasi atau air drainase
aktivitas air di dalam sel, yang atau air berlebihan (lihat gambar
pengaruhnya makin besar selaras dengan 3.7), mudah hilang dan bergerak
pertambahan kadarnya, gaya yang timbul relatif cepat sehingga dapat melindi
ini disebut potensial bahan larut (PI). (leaching) unsur-unsur hara yang
Gaya yang menyebabkan air diluar dilaluinya. Pada kondisi tanah
selaput protoplasma akan mengalir berdrainase buruk atau suplai
kedalam sel lebih cepat ketimbang difusi berlebihan (banjir atau tergenang
bahan larut ke luar protoplasma. pada periode lama akan berdampak
Kemudian apabila yang menyerap air buruk terhadap aerasi tanah
adalah bahan kolodial dalam sel atau sehingga respirasi akar, dan
koloid proplasma, maka gaya ini disebut aktivitas mikrobia aerobik seperti
potensial matrix (Pm), gabungan bakteri amonifikasi dan nitrifikasi
keduanya disebut potensial osmotik (Po). akan terhenti sama sekali.
Tekanan yang menyertai penyerapan air (2) Kapsitas lapangan (field capacity)
oleh sel disebut turgor atau potensial adalah kondisi di mana tebal
tekanan (Pt). Potensial inilah yang lapisan air dalam pori-pori tanah
mendorong air ke luar sel sebagai akibat mulai menipis, sehingga tegangan
terjadi penggelembungan sel. Apabila air antarair-udara meningkat hingga
masuk kedalam sel, volume sel lebih lebih besar dari gaya gravitasi,
bertambah dan protoplasma terdesak air gravitasi (pori-pori makro) habis
kedinding sel, yang karena elastis jadi dan air tersedia (pada pori-pori
mengembang. Makin besar meso dan mikro) bagi tanaman
penggelembungan makin besar pula dalam keadaan optimum. Kondisi ini
tekanan yang bekerja terhadap air sel terjadi pada tegangan permukaan
dan, tekanan turgor juga meningkat lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF
selaras dengan kenaikan tekanan in, 2,54.
sehingga aliran air ke dalam sel menurun (3) Koefisien layu (titik kayu permanen
berbanding terbalik dengan kenaikan atau titik kelembaban kritis) adalah
tekanan turgor, dan akan berhenti sama kondisi kadar air tanah yang
sekali apabila : ketersediaannya sudah lebih
rendah ketimbang kebutuhan
Pa = Pt + Pl + Pm + = Pt + Po = 0 tanaman untuk aktifitas dan
188
mempertahankan turgornya,
sehingga tanaman mrnjadi layu 5.8.5. Faktor-faktor Ketersediaan
secara permanen atau tak dapat Air tanah. Kadar dan ketersediaan air
pulih lagi. Hal ini merupakan akibat tanah sebenarnya pada setiap koefesien
terbatasnya suplai air/hujan pada ini umumnya bervariasi terutama
absorpsi (penyerapan) air oleh tergantung pada :
tanaman dan avaporasi terus (1) Tekstur tanah. Kadar air tanah
terjadi. Pada kondisi ini air yang bertekstur liat > lempung > pasir,
tersisa hanya air adhesi dan terikat misalnya pada tegangan 1/3 atm
kuat oleh gaya matrik tanah, yaitu (kapasitas lapangan), kadar air tanah
pada tegangan sekitar 15 atm. pada masing-masingnya adalah
(4) Koefisien Higroskopis adalah sekitar 55%, 40% dan 15%. Hal ini
kondisi dimana air tanah terikat terkait dengan pengaruh tekstur
sangat kuat Oleh gaya matrik tanah, terhadap proporsi bahan kolodial,
yaitu pada tegangan minimal 3 atm. ruang pori dan luas permukaan
Air yang tersisanya adalah air adsortif, yang makin halus teksturnya
adhesi, yaitu air yang langsung akan makin banyak sehingga makin
terjerap ke bahan padat tanah, besar kapasitas-simpan airnya. Hasil-
berbentuk kristal dan tidak tersedia hasilnya berupa peningkatan kadar
bagi tanaman. dan ketersediaan air tanah. Kadar air
Air tanah yang mempunyai tersedia berdasarkan tekstur tanah
tegangan antara 1/3 atm – 31 atm tertera pada gambar 3.9
(antara kapasitas lapangan hingga (2) Kadar bahan organik tanah (BOT).
koefisien higroskopis) disebut air BOT mempunyai pori-pori mikro yang
kapiller, terdiri atas air kohesi pada jauh lebih baik ketimbang partikel
pori-pori meso dan mikro serta mineral tanah, yang berarti luas
sedikit pada pori makro. permukaan penyerap (kapasitas
Pergerakannya lambat dan terjadi simpan) air juga lebih banyak,
melalui penyesuaian terhadap sehingga makin tinggi kadar BOT
keketebalan lapisan air, berfungsi akan makin kadar dan ketersediaan
sebagai larutan tanah dan air tanah.
sebagiannya. (3) Senyawa kimiawi. Garam-garam
Air tersedia (air yang dapat diserap senyawa-pupuk/amelioran
langsung tanaman) adalah air yang (pembenah tanah) baik alamiah
ditahan tanah pada kondisi kapasitas maupun nonalamiah mampunyai
lapangan hingga koefisien layu, namun gaya osmotik yang dapat menarik
makin mendekati koefisien layu tingkat dan menghidrolis air, sehingga
ketersediaannya makin rendah. Oleh koefesien layu meningkat.
karena itu untuk menjamin tercukupinya Konsekuensinya, makin banyak
kebutuhan tanaman, suplai air harus senyawa kimiawi dan ketersediaan
diberikan apabila 50 – 85% air tersedia ini air tanah menurun;
telah habis terpakai. Air yang ditahan (4) Kedalaman solum/lapisan tanah
diatas koefisien layu merupakan air tak menentukan volume simpan air Tanah.,
tersedia, terdiri dari sebagian air kapiler makin dalam makin besar, sehingga
(air adhesi dan sedikit air kohesi) dan kadar dan ketersediaan air juga makin
seluruh air hidroskopis (air kristal). banyak. Kedalaman solum/lapisan ini
sangat penting bagi tetanaman berakar
tunggang dan dalam.
189
Disamping faktor tanah ini, faktor tumpukan rumput-rumput untuk
iklim dan tanaman juga menentukan menghindari kebocoroan air ke bawah.
kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor Dalam sistem leb harus cukup waktu
iklim yang berpengaruh meliputi curah untuk membiarkan air menutupi seluruh
hujan, temperatur dan kecepatan angin, permukaan dan cukup waktu bagi air
yang prinsipnya terkait dengan suplai air untuk masuk ke dalam tanah, agar lama
dan evotranspirasi. Faktor tanaman yang tinggal di atas parit sehingga dapat
berpengaruh meliputi bentuk dan mensuplai air untuk akar tanaman.
kedalaman perakaran, toleransi terhadap Dalam hal ini harus dibuat parit
kekeringan, serta tingkat dan stadia pembuangan air, untuk mengalir-kan
pertumbuhan, yang pada prinsipnya kelebihan air sesudah kapasitas lapang
terkait dengan kebutuhan air tanaman lahan tersebut tercapai. Irigasi
permukaan biasa diberikan kepada
5.8.6. Teknik pengairan tanaman yang menutup rata tanah seperti
Dalam hubungannya dengan padi dan padang rumput.
produksi tanaman, air harus dikelola Untuk tanaman berbaris digunakan
secara baik dan ekonomis. Pengelolaan sistem leb-furrow irrigation, sedangkan
air meliputi (1) irigasi, (2) drainase, (3) untuk tanaman yang rata menutup tanah
konservasi. Irigasi adalah penambahan digunakan sistem leb-flood irrigation dan
suplemen air. Penggunaan irigasi telah contour irrigation.
dilakukan sejak jaman kuno. Jenis irigasi Irigasi siraman telah dikenal di
meliputi (1) irigasi permukaan, di mana air negara-negara maju. Tehnik ini telah
didistribusikan melalui permukaan tanah; banyak dilakukan dengan menggunakan
(2) irigasi penyiraman, yaitu pemberian air pipa-pia otomatis. Di Indonesia, belum
melalui pipa bertekanan; (3) irigasi eniter banyak dilakukan kecuali untuk padang
berupa sprinkler, spitter dn dripper, yaitu rumput golf. Tetapi tehnik irigasi siraman
mendistribusikan air ke bawah permukaan sederhana yang dilakukan oleh para
tanah untuk memberi kelembaban kepada petani adalah dengan menggunakan
tanaman lewat gaya kapiler ke atas. gayung atau gembor atau ujung pipa
Masing-masing sistem sesuai dengan plastik. Keuntungan tehnik irigasi siraman
sistem budidaya tertentu. adalah lebih seragam dan tepat untuk
Untuk tujuan pertanian, air diukur setiap jenis tanah dan tanaman. Masalah
dengan istilah volume dan kecepatan yang ditimbulkan dari tehnik ini relatif
mengalir. Volume diberikan dalam satuan kecil, tidak ada erosi, air dapat lebih
galon, kaki kubik, hektar-cm, dan lain-lain. ekonomis dibanding sistem leb. Pupuk
Satu hektar-cm dari air adalah jumlah air dapat diberikan bersama air siraman.
yang akan menutupi satu hektar tanah Kerugian sistem siram adalah mahalnya
sedalam cm dan kira-kira sebanyak 100 peralatan pada investasi awal dan air
m3 atau 100.000 liter. Kecepatan air harus selalu bersih. Tehnik irigasi
mengalir dinyatakan dalam liter/detik, siraman dengan tangan akan
liter/menit, hektar-cm/hari dan mengakibatkan biaya tenaga yang sangat
sebagainya. tinggi.
Irigasi permukaan adalah cara yang Tehnik pengairan drainase adalah
paling umum dikenal di Indonesia, yaitu menyiapkan bedengan, guludan, pada
sistem leb dari sawah. Air dibawa lewat saat persiapan lahan. Hal ini dilakukan
parit-parit agak datar dengan kecepatan sebagai upaya untuk membuang
rendah untuk menghindari erosi. Parit kelebihan air. Kaang-kadang pada
dapat diaspal, disemen, diberi plastik atau
190
daerah lembab perlu pipa drainase yang akibat pemangkasan yang tidak tepat.
dibenamkan dalam tanah. Jika cabang permanen perlu diperpendek,
maka potonglah cabang atau tunas
5.9. Pemangkasan (prunning) lateral. Pemotongan dilakukan pada
5.9.1. Pemangkasan tanaman muda internodal atau pemotongan dibuat di
Pemangkasan penting dalam antara tunas atau cabang dapat
rangkan mengembangkan tanaman menyebabkan batang membusuk,
dengan struktur yang kokok dan bentuk gangguan produksi dan pertumbuhan
yang diinginkan. Ada beberapa prinsip yang menyimpang.
sederhana yang harus dimengerti dalam
melakukan pemangkasan tanaman muda. x Perlengkapan
Pertama, setikap potongan memiliki Pemangkasan
potensi mengubah pertumbuhan Untuk tananam berukuran kecil,
tanaman. Kedua, karena tehnik sebahagian besar pemotongan dapat
pemangkasan yang tepat adalah penting, dilakukan dengan gunting atau pisau.
maka pemangkasan yang buruk dapat Untuk pemotongan batang lebih dari 0.5
menyebabkan kerusakan tanaman inci harus menggunakan gunting
bahkan dapat menyebabkan bertangkai atau gergaji pangkas.
kematiannya. Ketiga, proses
penyembuhan pada tanaman tidak seperti x Memperoleh strutur percabangan
halnya pada manusia. Ketika tanaman yang kokok
mengalami luka (atau dilukai) tanaman Struktur cabang primer yang baik
tersebut harus tetap tumbuh dan luka dapat dibentuk selagi tnaman masih
tersebut akan tetap ada. Keempat, muda. Percabangan yang berjenjang
adanya suatu aturan bahwa potongan memberikan bentuk tanaman yang sudah
yang kecil menghasilkan kerusakan yang dewasa dan memberikan perlakuan
kecil pula. Hal ini yang menyebabkan pemangkasan yang tepat terhadap
mengapa pemangkasan yang tepat pada tanaman yang masih muda dapat
tanaman muda menjadi kritis dan mengembangkan struktur yang kokoh.
penting. Dengan demikian, jika
pemangkasan pada waktu tanaman x Perkembangan batang
sudah matang diperlukan pemotongan Pada sebahagian besar tanaman
yang lebih banyak dan akan menjadi lebih muda, pertahankan batang tunggal yang
sulit dilakukan. dominan. Jangan lakukan pemangkasan
pucuk yang dapat menyebabkan
x Membuat potongan munculnya dua batang utama yang
Jika pemotongan dapat disebut dengan cabang codominant
mengganggu respon tanaman terhadap stems. Hal ini akan mengakibatkan
pertumbuhan dan proses penutupan luka kelemahan struktur batang, oleh karena
potongan, maka pemangkasan harus itu sebaiknya dibuang saja selagi
dibuat di luar lingkar cabang (branch tanaman masih muda. Cabang-cabang
collar). Hal ini karena pada bagian lateral akan menyebabkan
tersebut terdapat jaringan batang atau perkembangan struktur tanaman yang
induk cabang dan tanaman akan rusak tegap, dan meruncing. Perlu
potongan dilakukan di tempat tersebut. dipertahankan beberapa cabang lateral
Dalam beberapa kasus, jika potongan walaupun akan dipangkas kemudian.
cukup besar, maka tanaman dapat Cabang-cabang seperti ini dinamakan
mengalami kerusakan internal permanen cabang sementara yang berpera ndalam
191
melindungi batang dari kerusakan akibat x Pemangkasan pohon yang baru
sinar matahari atak kerusakan mekanis. ditanam
Cabang sementara ini dipertahankan Pemangkasan terhadap tanman yang
cukup pendek agara tidak menghalangi baru ditanam harus dibatasi. Buang
atau menjadi pesaing bagi cabang lateral cabang yang mati atau patah, tunda
yang dipilih untuk dipertahankan. pemangkasan untuk tahun berikutnya.
Pohon yang tidak dipangkas pada awal
x Pemilihan cabang permanen penanamannya akan menghasilkan akan
Tingginya cabang permanen yang yang lebih kuat dibandingkan tanaman
paling rendah ditentukan oleh fungsi yang yang dipangkas pada waktu
diharapkan serta lokasi tanaman pada penanamannya.
lanskapnya. Pohon yang digunakan
untuk menyaring pandangan yang tidak x Membalut luka
diinginkan atau untuk penghadang angin Membalut luka akibat pemotongan
dapat dibiarkan bercabang serendah diperkirakan akan mempercepat
mungkin. Jarak antar cabang baik vertikal penutupan luka, melindungi luka tersebut
maupun horizontal sangatlah penting. dari serangga dan penyakit serta
Cabang yang dipilih sebagai cabang mengurangi pembusukan. Walaupun
permanen harus memiliki ruang yang demikian, penelitian menunjukkann
cukup terhadap batangnya. Pertahankan bahwa pembalutan tidak mengurangi
keseimbangan radial dengan cabang- pembusukan atau kecebatan penutupan
cabang yang tumbuh keluar untuk segala luka dan jarang sekali dapat melindungi
arah. luka terhadap serangan serangga atau
Beberapa pohon memiliki infeksi penyakit. Sebahagian besar ahli
kecenderungan perkembangan cabang menyarankan pembalutan luka tidak
dengan sudut percabangan yang kecil. dilakukan. Jika harus dilakukan atau
Ketika tanaman tersebut tumbuh, maka untuk tujuan keindahan, maka gunakan
akan terdapat lipatan-lipatan kulit yang kain yang tipis dari bahan yang tidak
nantinya akan menggangu percabangan mengandung racun terhadap tanaman.
pada batang utama. Pemangkasan harus
dilakukan terhadap cabang-cabang yang 5.9.2. Pemangkasan tanaman yang
memiliki penempelan yang lemah selagi sudah tua
cabang tersebut masih muda. Pemangkasan paling umum
Hindari adanya pengelompokan daun dilakukan untuk tujuan mempertahankan
pada percabangan di dalam. Karena bentuk tanaman. Walaupun banyak
daun pada setiap cabang/ranting perlu pepohonan hutan tumbung dengan
menghasilkan makanan yang cukup untuk sangat baik, akan tetapi tnaman
kehidupan dan pertumbuhan pohon maka pekarangan memerlukan kehati-hatian
setiap cabang harus memberikan yang lebih tinggi. Pemangkasan harus
sumbangan makanan kepada batang dan dilakukan dengan pemahaman
akar. Jika terlalu banyak daun yang bagaimana repon tanaman terhadap
dibuang makan pohon akan mengalami pemotongan bagian tubuhnya.
“kelaparan”, penurunan pertumbuhan dan Pemangkasan yang tidak tepat dapat
menjadi tidak sehat. menyebabkan kersukanan yang akanb
mengantarkan kepada kematian pohon.
192
x Alasan melakukan pemangkasan
Karena setiap pemotongan akan x Peningkatan tajuk
berpotensi mengubah pertumbuhan Membuang cabang-cabang yang rendah
pohon, maka seharunya jangan ada dengan tujuan untuk memberikan kesan
cabnag yang dibuang tanpa malasan bersih
yang kuat. Alasan yang umum bagai
pemangkasan adallah membuang cabang x Mengurangi tajuk
yang mati, membuang dahan yang terlalu Mengurangi ukuran ranaman dengan cara
banyak dan menghilangkan resiko mengurangi ketinggian dan lebar tajuk.
bahaya. Pohon dapat dipangkas untuk
tujuan meningkatkan penetrasi cahaya 5.10. Organisma Pengganggu
dan udara ke bagian dalam dari tajuknya, Tumbuhan (Opt)
atau ke bagian bawah lanskap. Dalam
banyak kasus, tanman yang sudah tua Menurut PP Nomor 6 tahun 2005 tentang
dipangkas sebagai tindakan korektif atau Perlindungan Tanaman, terdapat
tindakan preventif. beberapa diskripsi diantaranya adalah
Penipisan percabangan secara rutin perlindungan tanaman dilaksanakan pada
tidak cukup memperbaiki kesehatan masa pra tanam, masa pertumbuhan
pohon. Pohon akan menghasilkan tajuk tanaman, dan atau masa pasca panen.
yang padat dengan daun untuk Perlindungan tanaman pada masa pra
menghasilkan gula yang digunakan tanam dilaksanakan sejak penyiapan
sebagai enerji untuk pertumbuhan dan lahan atau media tumbuh lainnya sampai
perkembangnnya. Pembuangan daun dengan penanaman. Perlindungan
melalui pemangkasan dapat mengurangi tanaman pada masa pertumbuhan
pertumbuhan dan simpanan enerji. tanaman dilaksanakan sejak penanaman
Pemangkasan secara besar-besaran sampai dengan panen. Perlindungan
akan mengakibatkan pohon menjadi tanaman pada masa pasca panen
stress dilaksanakan sejak sesudah panen
sampai dengan hasilnya siap dipasarkan.
x Waktu pemangkasan
Sebahagian besar pemangkasan Perlindungan tanaman dilaksanakan
rutin adalah membuang dahan yang melalui sistem pengendalian hama
lemah atau mati, dimana pemangkasan terpadu yaitu dengan cara:
dapat dilakukan setiap saat selama tidak x Pencegahan masuknya
berakibat buruk terhadap pohon. organisme pengganggu
tumbuhan kedalam dan
x Tehnik pemangkasan dan tersebarnya dari suatu area ke
pembersihan tajuk area lain di dalam wilayah
Tehnik ini adalah membuang cabang negara Republik Indonesia;
yang mati, cabang yang berpenyakit, x Pengendalian organisme
membuang cabang lemah dan cabang pengganggu tumbuhan;
yang memiliki kemampuan tumbuh x Eradikasi organisme
rendah. pengganggu tumbuhan;
193
menimbulkan gangguan dan kerusakan dan mamalia. Pengganggu dapat
sumber daya alam dan atau lingkungan dikelompokkan dalam beberapa istilah
hidup. yang lebih luas, yaitu patogen, sebagai
Pencegahan masuknya ke dalam penyebab penyakit tanaman, hama,
atau tersebarnya organisme pengganggu organisme yang merusak tanaman dan
umbuhan dari suatu area ke area lain di gula, adalah tumbuhan yang merusak
dalam wilayah negara Replublik Indonesia tanaman budidaya. Kerusakan yang
dilaksanakan dengan cara mengenakan disebabkan oleh OPT mencapai 33%.
tindakan karantina pada setiap media Anda pasti pernah melihat daun
pembawa organisme pengganggu tanaman bolong, buah cabe dan tomat
tumbuhan karantina yang dimasukkan ke yang busuk di pohonnya atau tanaman
dalam atau dikirim dari suatu area ke area layu. Semua kerusakan tersebut
lain di dalam wilayah negara Republik disebabkan oleh serangan hama dan
Indnesia. Pemasukan media pembawa penyakit. Hama adalah kelompok hewan
organisme pengganggu tumbuhan yang menyebabkan kerusakan pada
karantina baik berupa tumbuhan maupun tumbuhan dan mengakibatkan kerugaian.
bagian-bagian tumbuhan ke dalam Gambar di bawah ini menunjukkan
wilayah Negara Republik Indonesia wajib: beberapa jenis hama yang biasa
x dilengkapi sertifikat kesehatan menyerang tanaman.
dari negara asal dan negara
transit;
x dilakukan melalui tempat-tempat
pemasukan yang telah
ditetapkan;
x dilaporkan dan diserahkan
kepada petugas karantina di
tempat tempat pemasukan untuk
keperluan tindakan karantina.
194
mengurangi hasil tanaman; yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
mengurangi mutu atau kualitas Faktor internal (biotik) adalah segala
hasil tanaman, proses kehidupan dari tubuh serangga
mempercepat terjadinya infeksi untuk memacu kehidupannya.
penyakit pada tanaman; Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
menambah biaya produksi lingkungan yang langsung berpengaruh
karena diperlukan adanya biaya ter-hadap kehidupannya, seperti suhu,
untuk pengendalian hama. cahaya, kelembaban udara, faktor iklim
yang lain, faktor biologis dan gangguan
Serangga merusak tanaman dengan manusia. Berikut ini adalah beberapa
cara memakan bagian tanaman, menisap contoh hama tanaman (Gambar 2).
cairan dalam jaringan tanaman, Beberapa contoh hama yang sering
memamah dan menusuk serta menyerang tanaman adalah tungau, Ulat
menumpang bertelur pada tanaman. Lepidoptera, Lalat diptera, Kepik
Bentuk kerusakan tanaman tergantung Hemiptera, Kutu Hompotera, Kumbang
pada tipe mulut serangga. Kehidupan Coleoptera dan mamalia (tikus, gajah,
serangga dikendalikan oleh dua faktor, dan babi hutan).
Gambar 5.11.
Beberapa contoh hama-hama tananaman yang sering merugikan petani dinataranya adalah ulat lepidoptera,
tikus, kumbang Coleoptera, dan gajah.
195
Gambar 5.14.
Gambar 5.12. Imago tungau merah.
Gejala serangan tungau merah pada tanaman
jeruk.
Gambar 5.15.
Siklus hidup tungau merah
196
Gambar 5. 17
Siklus hidup Sylepta sp.
Gambar 5. 20.
Larva Crocidolomia sp
Gambar 5.18
Imago Plutela sp
Gambar 5.24.
Larva Agrotis sp.
Gambar 5. 22.
Larva Spodotera sp. Gambar 5. 25.
Imago Agrotis sp.
Gambar 5.26.
Gejala serangan lalat diptera.
Gambar 5.23
Siklus hidup Spodoptera sp
4) Kepik Hemiptera
Kepik hemiptera adalah perusak polong.
e). Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Serangga merusak tanaman dengan cara
Ulat berwarna hitam. Gejala kerusakan
mengisap cairan tanaman dengan jarum
yang ditimbulkan ialah terpotongnya
stilet (alat pengisap yang dipunyai
tanaman kubis yang masih kecil.
serangga). Serangga penggerek polong
Pengendalian dapat dilakukan dengan
adalah Etiella zinchenella. Serangga
membongkar tanah secara berhati-hati
pengisap polong adalah Riptortus linearis,
disekitar tanaman yang terpotong.
dan kepik hijau Nezara viridulla.
3) Lalat Diptera
Lalat bibit adalah salah satu hama yang
dapat merusak bibit tanaman. Tanaman
yang umumnya diserang oleh lalat bibit
adalah leguminoceae. Beberapa lalat
bibit yang sering merugikan adalah lalat
kacang (Agromyza phaseoli), penggerek
pucuk kedelai (Agromyza dolichostigma),
penggerek batang kedelai
Gambar 5. 27.
(Melanagromyza sojae). Imago kepik Nezara viridula
198
Gambar 5.28.
Siklus hidup N.viridula
199
tinggi maka tanaman akan menunjukkan
6) Mamalia gejala kerusakan. Gejala ini dapat berupa
Hama yang termasuk mamalia (binatang perubahan laju pertumbuhan, ukuran
menyusui) adalah babi hutan dan kera. tanaman, warna daun, ketebalan daun,
Hama ini sangat merusak tanaman kelapa warna batang, warna buah atau bunga,
sawit. Di beberapa daerah tertentu di bentuk buah atau bunga dan lain-lain.
Sumatera, gajah sering menyebabkan Tanaman sakit adalah suatu kondisi
kerusakan yang serius pada tanaman tanaman yang tidak wajar, sehingga
kelapa sawit muda. Selain itu juga tikus proses kehidupan (metabolisme) tanaman
(rodentia) merupakan hama yang terganggu, yang pada akhirnya
merusak (memakan) buah kelapa sawit menimbulkan keruganian bagi petani.
yang sudah tua. Penye-bab penyakit dapat disebarkan dari
tanaman yang sakit atau dari bagian
tanaman yang sakit tersebut ke tanaman
sehat. Penyakit yang sering menginfeksi
tanaman dapat berupa jamur, bakteri,
virus dan fitoplasma. Penyebab penyakit
atau patogen tersebut menyebabkan
adanya gejala kerusakan pada bagian-
bagian tanaman seperti pada akar,
batang, daun, buah, bunga dan biji.
Gejala serangan patogen tersebut
dinamakan penyakit.
Gejala penyakit pada tanaman
dikelompokkan sebagai berikut : Kerdil
(pertumbuhan tanaman yang lamban
secara menyeluruh); klorosis (perubahan
jaringan tanaman dari hijau menjadi
kekuningan); nekrosis (kematian jaringan
tanaman/bercak daun); layu
(terganggunya aliran air di dalam
pembuluh tanaman); kanker
(pertumbuhan bagian tanaman yang tidak
wajar).
Gambar 5.30. Patogen tanaman dapat berupa
Siklus hidup kumbang hama kepala Oryctes
rhinoceros jamur yaitu organisme yang umumnya
berbentuk benang, dapat menghasilkan
b. Penyakit tumbuhan spora. Intinya jelas dan dapat dilihat di
Penyakit tanaman dikelompokkan bawah mikroskop dengan pembesaran
menjadi dua. Yang pertama adalah lensa 100-400 kali. Sedangkan bakteri
penyakit non infeksius dan yang ke dua adalah mikro-organisme yang lebih kecil
adalah penyakit infeksius. Sejak benih dari jamur, mempunyai sel tunggal atau
ditanam, fase vegetatif dan fase generatif berkoloni, berbentuk seperti batang, koma
tanaman, semua kebutuhan hara atau rantai.
tanaman harus dicukupi. Jika tanaman Patogen yang lain adalah bakteri
mengalami kekurangan hara atau yaitu mikroba yang dapat dilihat dengan
kelebihan salah satu unsur hara atau pH pembesaran 100-1600 kali dan harus
media tumbuh terlalu rendah atau terlalu menggunakan minyak emersi.
200
Media tumbuh tanam yang tiba-tiba
Virus adalah mikroba yang hanya mendapatkan suply air, aku-mulasi garam
mempunyai suatu selubung protein pada daerah per-akaran merupakan
dengan asam nukleat yang dapat mempe- gejala-gejala yang umum. Usaha
ngaruhi kerja DNA sehingga proses menghidar dari hal tersebut di atas akan
kehidupan tanaman terganggu. menimbulkan busuk buah.
MLO adalah patogen yang
merupakan peralihan dari virus ke bakteri.
Bentuk virus dan MLO hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikro-skop
elektron (pembesaran > 1 juta kali).
Patogen-patogen tersebut dapat
menyerang tanaman pada fase vegetatif
dan fase generatif.
201
dimulai dari adanya ventilasi mencegah kebersihan ling-kungannya, dan
terjadinya kejadian ini. mengadopsi praktek-praktek budidaya
yang tepat seperti keseimbangan hara
dapat mempertahankan tanaman tetap
sehat. Kerusakan akibat hama dan
penyakit akan berkurang. Selain itu
dianjurkan agar memulai penanaman
dengan menggunakan bibit yang sehat.
Dengan strategi adopsi pengelolaan
hama terpadu (PHT) untuk tanaman
sangat di-anjurkan di sini. Jika perlu
guna-kan bahan kimia yang direkomen-
dasi untuk mengendalikan serangga
Gambar 5.33. hama atau beberapa penyakit dan selalu
Gejala penyakit nekrosa buah mengikuti aplikasinya secara ketat
sebelum proses panennya.
(d). Penyakit Keriting Buah
Keriting buah merupakan keru-sakan (e). Kerusakan tanaman akibat ketidak
fisiologis yang sangat meru-gikan seuaian hara
mentimun. Buah muda menjadi seperti Semua hara penting diberikan. Jika
kurva dan dimulai pada saat larutan tanaman mengalami kekurangan
perkembangan bunga stadia awal dan hara atau kelebihan salah satu komponen
mungkin dise-babkan oleh perubahan haranya atau pH dan daya hantar
suhu yang mendadak, kelembaban media listriknya melebihi daya toleransi
pertumbuhan yang kurang cocok, tanaman. Maka tanaman akan
kekurangan nutrisi, kebanyakan jumlah menampak-kan gejala kerusakan. Gejala
buah dan diserang hama. Bakal buah ini meliputi perubahan pada laju
yang tidak produktif sebaiknya dipangkas. pertumbuhan, ukuran tanaman, bentuk
daun dan warna daun, ketebalan daun,
warna batang, jarang antar cabang,
karakteristik akar dan lain-lain.
Selanjutnya, karakteristik buah akan
berubah juga. Walaupun gejala luar ini
akan beragam berdasarkan tanaman
dan varietasnya, beberapa gejala umum
dapat digambarkan dalam tabel gambar
berikut ini.
202
kemajuan ilmu pertanian yang terhadap penyakit banyak ditemui dan
dikembangkan oleh manusia. Penanaman telah berjalan sejak manusia mulai
satu kultivar dalam areal yang luas, mengenal bercocok tanam. Orang
penanaman yang terus menerus karena akan cenderung menanam varietas
ditunjang irigasi, penanaman kultivar yang
yang enak untuk dikonsumsi walaupun
berproduksi tinggi tetapi rentan terhadap
penyakit, pemasukan tanaman baru dari
banyak hama dan penyakitnya,
daerah atau negara lain adalah contoh- dibandingkan memilih tanaman yang
contoh penyebab meningkatnya penyakit tidak begitu enak tetapi tidak
tumbuhan. berpenyakitan. Tetapi teknologi
Penanaman satu kultivar dalam areal pengendalian menggunakan fungisida
yang luas, merupakan salah satu tetap lebih mudah diaplikasikan dalam
penyebab meningkatnya penyakit jangka pendek. Dengan pola yang
tumbuhan. Penanaman satu macam demikian itu tanpa disadari telah
kultivar dalam areal yang luas meyebabkan banyaknya plasma
menyebabkan tersedianya makanan nutfah yang hilang, sehingga akan
dengan tingkat kerentanan yang sama menyebabkan sulitnya mencari sumber
dalam jumlah berlimpah bagi patogen, hal gen katahanan untuk tujuan pemuliaan.
demikian tersebut tidak mungkin Akibat dalam jangka panjang adalah
ditemukan pada hutan alami yang belum sulitnya pengendalian penyakit bila telah
disentuh teknologi. Adanya satu macam timbul resistensi patogen terhadap
kultivar tanaman menyebabkan patogen pestisida.
tidak punya pilihan lain selain harus Pemasukan tanaman baru dari
memamfaatkannya sebagai makan. daerah atau negara lain dengan tidak
Bahkan apabila kultivar tersebut sengaja akan menyebabkan
merupakan tanaman tahan terhadap meningkatnya penyakit tumbuhan karena
penyakit tertentu, maka patogen dua alasan. Alasan pertama yaitu ada
kemungkinan besar akan menyesuaikan kemungkinan penyakit akan terikut
diri dengan jalan adaptasi atau sedangkan musuh alaminya tertinggal.
mekanisme lainnya agar dapat bertahan Hal ini akan menyebabkan penyakit
hidup. Sekali patogen dapat dapat berkembang pesat tanpa dihambat oleh
menyesuaikan diri, maka keturunannya musuh alami seperti ditempat asalnya.
akan dapat berkembang dengan pesat Alasan yang kedua yaitu bahwa ada
pada kultivar tersebut. kemungkinan di tempat baru-nya,
Penanaman yang terus-menerus tanaman ternyata rentan terhadap
karena meningkatnya irigasi, juga patogen yang telah ada lebih dahulu
merupakan penyebab meningkatnya sehingga akan memicu peningkatan
penyakit tumbuhan. Adanya penanaman populasi patogen tersebut. Peningkatan
terus menerus, maka sepanjang musim populasi patogen pada giliran berikutnya
akan selalu tersedia makanan bagi akan menyebabkan gampang patahnya
patogen, sehingga patogen akan ketahanan tanaman varietas lain yang
berkembang dengan pesat. Hal yang saebelumnya tahan.
sama juga terjadi bila dalam suatu Patogen akan menyebabkan
hamparan tertentu dilakukan penanaman timbulnya penyakit dengan cara sebagai
satu jenis tanaman dengan tidak berikut. Patogen menyebabkan penyakit
serentak. pada tumbuhan dengan cara :
Penanaman kultivar yang x Mengkonsumsi kandungan sel inang
berproduksi tinggi tetapi rentan atau mengabsorbsi makanan dari
203
tanaman inang secara terus menerus satu juta lainnya mengungsi ke Amerika
sehingga melemahkan tanaman pada tahun 1845-1846. Penyakit ini
inang. berjangkit pada tanaman kentang di Jawa
x Membunuh sel atau merusak pada tahun 1935. Sampai saat ini pun
aktivitas metabolisme sel inang penyakit ini merupakan penyebab
karena sekresi patogen berupa kerugian yang terpenting pada tanaman
enzim, toksin dan zat tumbuh; dan kentang di dunia, termasuk di Indonesia.
x Mengganggu transportasi makanan, Penyebab penyakit ini adalah jamur
nutrisi mineral dan air pada jaringan Phytophtrhora infestans. Patogen ini
pembuluh inang menyerang daun, batang, akar dan umbi
menyebabkan gejala hawar.
Beberapa penyakit penting yang
disebabkan oleh virus adalah penyakit (2). Karat daun kopi
keriting pada cabai merah, paprika, cabai Penyakit ini merupakan penyakit
rawit. Penyakit mozaik pada tembakau paling penting pada tanaman kopi Arabika
(TMV: Tobaco Mozaic Virus) dan CMV di dunia. Di Sri Langka hanya dalam
(cucumber Mozaic Virus). Virus adalah waktu 14 tahun saja (1870-1884) penyakit
organisme parasit obligat (organisme ini memusnahkan perkebunan-
yang selalu menggantungkan hidupnya perkebunan kopi sehingga sejak saat itu
pada tanaman yang diserang). Sri Langka beralih dari negara penghasil
Tanaman budidaya sering diserang kopi menjadi penghasil teh sampai
oleh fungi. Fungi adalah organisme sekarang. Peralihan ini menyebabkan
prokariotik (organisme yang tidak beralihnya pula kebiasaan orang Eropa
mempunyai inti sel sejati). Fungi dapat dari peminum kopi menjadi peminum teh
menyerang semua organ tanaman mulai karena Sri Langka saat itu merupakan
dari akar, daun, batang, bunga dan buah. pemasok kopi terbesar ke Eropa. Sampai
Beberapa fungi yang dapat menyebabkab saat ini, karat merupakan ancaman
penyakit dan sangat merugikan tanaman terbesar bagi produksi kopi Amerika
adalah fungi penyebab penyakit layu, Selatan. Di Indonesia, penyakit ini pada
fungi penyebab penyakit busuk buah, tahun 1876 telah menyebabkan
fungi penyebab busuk daun dan fungi musnahnya kopi yang dibudidayakan saat
penyebab kanker tanaman. itu, yaitu kopi Arabika, sehingga kopi ini
Contoh fungi yang menyerang akar sekarang hanya tinggal di daratan tinggi
diantaranya adalah Fusarium sp. dan saja.
Phytoptora sp. Fungi yang menerang
daun adalah Cercospora sp dan
Helmintosporium sp. Fungi yang
menyerang bunga dan buah adalah
Colletotrichum sp. Berikut ini beberapa
contoh gejala serangan patogen pada
tanaman.
204
desa ke kota dalam upaya mencari kerja
untuk membeli beras yang harganya
sangat tinggi dan telah menyebabkan
sekitar dua juta orang meninggal dunia.
Sampai beberapa tahun yang lalu bercak
coklat masih tergolong penyakit penting
pada tanaman padi di Indonesia.
Penyebab penyakit ini adalah jamur
Helminthosporium oryzae yang
menyerang daun, batang dan bulir padi.
Gambar 5. 36.
sketsa Fusarium sp. (patogen penyakit layu) (4). Hawar Daun Jagung
Penyakit hawar daun jagung
(Southern Corn Leaf Blight) yang
disebabkan oleh jamur Bipolaris maydis
(Helminthosporium maydis) sampai saat
ini terdapat di berbagai tempat di seluruh
dunia terutama di daerah-daerah hangat
dan lembab, termasuk Indonesia. Ras 0
merupakan ras yang umum dari patogen
ini, sedangkan ras T diketahui pernah
menyebabkan kerugian sekitar satu milyar
Gambar 5. 37. USD di Amerika Serikat pada tahun 1970.
Foto mikroskopis Fusarium sp. Ras T biasanya hanya diketahui ada pada
tanaman jagung hibrida dengan
Di daerah yang ketinggian kurang sitoplasma jantan mandul jagung Texas.
dari 1000 m ditanam kopi Robusta yang Ras T ini dapat menyerang semua bagian
tahan terhadap penyakit karat daun. tanaman jagung.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Hemileia vastatrix yang menyerang daun- (5). Penyakit rebah kecambah
daun kopi. Antara tahun 1896 sampai Penyakit rebah kecambah disebabkan
1900 produksi kopi Indonesia merosot oleh sekumpulan fungi atau satu jenis
menjadi 25% dari semula. fungi yang menyerang bibit tanaman
Perhatian pemerintah terhadap secara mandiri atau pun bersama-sama.
penyakit karat pada kopi meningkat sejak Patogen penyakit rebah kecambah
tahun 1980-an dengan berusaha untuk diantaranya adalah Pythium, Rhizoctonia,
meningkatkan produksi kopi Arabika. Fusarium, and Phomopsis. Gejala
Karena sampai tahun tersebut, kopi penyakit yang muncul pada bibit tanaman
arabika hanya 5% dan ditanam di atau tanaman muda relatif sama.
pegunungan, antar lain Dataran Tinggi Penyakit ini sering muncul sejak benih
Ijen, Jawa Timur, sedangkan selebihnya tumbuh di lapangan, karena ada
hampir seluruhnya adalah kopi Robusta. kemungkinan patogen terbawa melalui
benih atau bertahan pada bahan organik
yang digunakan sebagai pupuk. Patogen
(3). Bercak Daun Helminthosporium pada dapat menyerang sejak benih mulai
Tanaman Padi berkecambah, pada saat masih
Di India pada tahun 1942, penyakit ini berkecambah, atau pada waktu umur bibit
menyebabkan migrasi besar-besaran dari masih sangat muda, tergantung jenis
205
patogen yang menyerang. Pada tingkat
serangan yang menengah, penyakit ini
akan menurunkan produksi. Penggunaan
unsur hara untuk mengembalikan vigor
tanaman ataupun untuk membantu
ketahanan tanaman terhadap penyakit
tidak akan berfungsi dengan baik dan
penyakit ini pun tidak dapat dikendalikan
dengan pestisida.
Gambar 5. 40
Gejala serangan pada bagian akar.
Gambar 5. 41.
Gejala penyakit bercah basah (blight) pada tanaman
padi.
Gambar 5. 38
Gejala penyakit rebah kecambah yang disebabkan (7). Penyakit bercak coklat cercospora
Phytophthora pada kecambah Penyakit bercak coklat disebabkan oleh
Cercospora janseana. Dari tahun ke
tahun penyakit berkembang terus
sehingga menjadi penyakit penting pada
tanaman padi. Patogen pada umumnya
menyerang tanaman pada saat tanaman
menjelang dewasa dan mengakibatkan
206
kematangan biji padi lebih cepat b). Penyakit tanaman yang disebabkan
dibandingkan dengan kondisi normal. oleh bakteri
Bercak pada daun berukuran 0.2 sampai Kurang lebih terdapat 200 species dari
1.5 cm. Pada tingkat serangan yang bakteri penyebab penyakit tanaman yang
tinggi, dapat mengakibatkan daun padi telah dideskripsikan. Kebanyakan
mati. Varietas padi yang genjah dapat tanaman yang diserang merupakan
terhindar dari serangan patogen. tanaman yang tidak penting (minor).
Bakteri parasit tersebut berbentuk batang,
sebagian besar bisa bergerak (motile)
dengan bulu getar (flagella) yang ada di
ujung-ujung sel (polar) maupun yang ada
di sisi dan di ujung sel (Peritrichous), dan
bersifat tidak membentuk spora. Sel
bakteri berukuran 1,5 sampai 3 mikron
(panjang) dan tampak kecil meskipun di
bawah mikroskop dengan perbesaran
1.000 X dalam minyak imersi. Mereka
Gambar 5. 42.
tumbuh dengan segera dalam medium
Gejala penyakit bercak crcospora pada daun padi. PDA (Potato Dextrose Agar) dengan
membentuk koloni bulat berwarna putih,
(8). Penyakit bercak Pyricularia kuning kecoklatan, atau kuning.
Penyakit ini sering menyerang tanaman
padi. Patogen penyebab penyakit ini
adalah Pyricularia grisea. Pada varietas
tertentu penyakit ini dapat menggagalkan
panen. Patogen menyerang daun,
panikel dan daun bendera. Bagian
tengah bercak biasanya berwarna abu-
abu sedangkan sekeliling bercak
berwarna coklat atao coklat kemerahan.
Ukuran bercak sangat bervariasi.
Gambar 5. 44.
Foto mikroskopis satu sel bakteri yang mempunyai
flagella.
208
jaringan bagian luar dari benjolan yang Corynebacterium sepedonicum :
masih muda dan sedang tumbuh. Biakan Busuk-melingkar pada kentang (Bakteril
murni bakteri tersebut lalu diuji sifat ring-rot of potato). Sangat merugikan di
patogenesitasnya dengan menularkannya lapangan dan di tempat penyimpanan.
kepada tanaman tomat (batangnya) atau Gejala-gejala baru muncul pada saat
bagian yang sukulen (tanaman yang kentang menjelang masak, yaitu terlihat
mengandung banyak air). Kedua macam cabang/batang tanaman menjadi layu
tanaman ini akan cepat menumbuhkan atau tumbuhnya seolah-olah
benjolan bila diserang oleh bakterium ini. terhambat/kerdil (stunted). Pangkal
Contoh-contoh benjolan bakteri yang lain batang menunjukkan gejala busuk basah.
adalah penyakit benjolan bakteri pada Suatu ciri khas dari penyakit ini adalah :
tanaman “Olive”, Oleander, “Ash”, dan bila batang dipotong, lalu dipijit, maka
pohon-pohon hutan. keluarlah cairan (exudates) yang
berwarna kuning-kecoklatan (cream).
(2). Layu Bakteri Infeksi pada umbi mula-mula tidak
Tanaman menjadi layu oleh karena tampak, tetapi kemudian di dalam gudang
serangan Bakteri pada jaringan penyimpanan gejala-gejala khas penyakit
pembuluh. Jenis-jenis bakteri ini ini mulai kelihatan. Seakan-akan bagaikan
mempunyai pengkhususan (specialisasi) sebuah cincin yang melingkar di dalam
dalam kelompok-kelompok tanaman jaringan umbi yang berwarna kuning
inang yang diserangnya, misalnya jenis kecoklatan, lalu berubah menjadi coklat
bakterium yang menyerang golongan muda. Selanjutnya lingkaran tersebut
tanaman semangka dan sebangsanya, makin jelas berubah menjadi busuk
tomat, kentang, buncis, jagung, dan lain- (seperti “keju”) tanpa bau. Kemudian
lain. Ada pula jenis-jenis bakteri yang setelah adanya serangan mikro-
mula-mula menyerang jaringan pembuluh organisme sekunder barulah timbul bau
tanaman, tetapi kemudian menyebabkan yang kurang sedap, yang terutama
busuk-jaringan pada jaringan disebabkan oleh E. Carotovora
disekelilingnya.
Corynebakterium flaccumfaciens :
Bakteri ada juga yang menyebabkan Layu bakteri dari Kacang buncis.
penyakit dengan gejala perlendiran- Menyebabkan tanaman menjadi layu
Bakteri atau Kebasahan pada kayu pada segala tahapan umur. Biasanya
(Bakteril Slime-Flux or Wetwood) pada bakteri sudah ada pada (atau di dalam)
pohon Elm dan pohon-pohon lain. biji. Seringkali tanaman juga menjadi
Penyebab penyakit adalah Erwinia nimi- kerdil.
pressuralis yang menimbulkan
terbentuknya cairan di jaringan kayu Corynebakterium michiganense :
(heart-wood) dengan tekanan, sehingga Layu bakteri pada Tomat. Bibit tanaman
cairan tersebut meleleh keluar ke bagian tomat menjadi kerdil. Daun-daun bawah
bawah dari batang. Cairan yang menjadi tepinya menjadi layu dan mengering.
seperti lendir (flux) ini kemudian diuraikan Bintik-bintik kecil bagaikan “mata-burung”
oleh Bakteri lain dan Ragi sehingga terdapat pada buah.
menimbulkan bau yang tidak
sedap/merangsang. Pseudomonas caryophylli :
Layu bakteri pada Bunga Anyelir.
Menyerang tanaman-tanaman Anyelir
dalam Rumah-Kaca. Tanaman menjadi
209
layu dan mengering, serta akarnya Menyebabkan tanaman mati atau daun-
membusuk. Mula-mula daun-daun daunnya gugur
menjadi hijau-keabu-abuan, lalu menjadi
kuning dan mati. Terdapat garis-garis Xanthomonas incanae :
kuning pada jaringan pembuluh dari Bercak-bercak bakteri pada tanaman
batang. “Stock” (Tanaman hias Matthiola). Pada
tanaman muda/bibit menyebabkan layu
Ralstonia solanacearum: serentak, boleh jadi terus mati. Pada
Penyebab penyakit layu pada banyak tanaman dewasa terjadi bercak-bercak
jenis sayur-mayur dan tanaman hias. hitam pada batang, seluruh jaringan
Gejala utama : Kerdil atau layu serentak, pembuluh berubah warnanya.
jaringan-jaringan pembuluh berwarna
coklat dan tampak garis-garis coklat pada Xanthomonas stewartii :
irisan batang membujur. Kadang-kadang Layu bakteri pada tanaman Jagung.
terjadi busuk-lunak berwarna coklat pada Tanaman menjadi kerdil, buku-buku
batang dari tanaman tomat dan kentang, menjadi coklat, pada daun-daun terjadi
juga umbi kentang menjadi busuk baris-baris (streaks) berwarna hijau-pucat
berwarna coklat melingkar. yang panjang. Terdapat lendir berwarna
kuning pada jaringan pembuluh.
Corynebakterium insidiosum :
Layu bakteri pada Alfalfa. Menyebabkan
kerdil dan penguningan warna bagian
atas tanaman ; jika kulit akar tunggang
dikelupas, maka akan tampak garis-garis
coklat tingkat awal pada jaringan kayu,
yang selanjutnya meningkat menjadi
bercak-bercak meluas berwarna kuning-
coklat pada seluruh jaringan kayu.
Erwinia tracheiphilla :
Layu bakteri pada golongan
Cucurbitaceae. Penyakit pada jaringan
pembuluh (melalui luka) yang disebarkan
oleh bangsa kumbang dari golongan
Cucurbit ini. Menyebabkan layu serentak Gambar 5.45.
Foto mikroskopis bakteri penyebab penyakit layu
dan kematian pada batnag/cabang
penjalar (Tidak terjadi pada semangka).
Xanthomonas campestris :
Busuk-hitam dari golongan Cruciferae.
Bakteri memasuki jaringan tanaman
melalui pori-pori air atau luka, kemudian
menyebar melalui jaringan pembuluh.
Irisan melintan akan menunjukkan
lingkaran hitam pada pembuluh. Irisan
melintang dari petiole (tangkai daun)
Gambar 5. 46.
menunjukkan jaringan Xylem yang seperti Pseudomonas sp. Pada media agar, hasil isolasi dari
tersumbat serta berwarna hitam. tanaman yang sakit
210
menimbulkan tekanan (gas) pada cairan
yang beredar dalam tanaman. Bau- busuk
timbul pada lendir setelah diuraikan oleh
micro-organisme sekunder.
212
Pada umbi-lapis bercak-bercak pada disebabkan oleh serangan bakterium
tingkat awal bersifat seperti bekas Erwinia amylovora.
terendam air dan berwarna kuning-pucat.
Selanjutnya bila umbi tersebut menjadi Terjadinya bercak-bercak berukuran
tua dan penyakitnya berkembang : besar pada bunga-bunga, tunas buah,
bercak-bercak menjadi berwarna coklat dan ranting-ranting baru adalah pada
tua, cekung dengan pinggirannya agak musim bunga dan periode sesudahnya di
terangkat. mana terjadi pertumbuhan yang pesat di
musim semi. Jaringan yang terinfeksi
Xanthomonas hyacinthi : menjadi mati dan warnanya berubah
Penyakit kuning pada hyacinth (Hyacinth menjadi coklat-muda sampai tua
Yellow). Umbi-umbi Hyacinth yang tergantung jenis tanaman inang. Pada
terkena infeksi berat tidak akan pertengahan musim panas infeksi
menghasilkan bunga dan daun-daunnya terhenti, dan tampak garis pembatas yang
mempunyai gejala baris-baris (streaks) sangat jelas/tajam antara jaringan yang
kuning sampai coklat. Irisan melintang mati dan yang hidup.
pada umbi akan menimbulkan lendir
kuning. Fire blight merupakan penyakit yang
sangat dikenal menyerang tanaman Pear
Xanthomonas citri : dan Apel, tetapi bisa juga menyerang
Canker Pada Citrus (Citrus canker). jenis-jenis tanaman dari golongan famili
Menimbulkan bercak-bercak berwarna Rosaceae termasuk “stone” fruits dan
kecoklatan dan bergabus pada daun dan tanaman hias seperti loquat, cotoneaster,
buah. Penyakit yang serius ini telah pyracantha, dan Photinia. Serangan Fire
dimusnahkan dari daerah Florida dan Blight sangat merusak bila telah
sepanjang Teluk Mexico. Di negeri mencapai daerah Cambium dari batang
Amerika Serikat ini tidak akan dijumpai atau dahan pohon. Masuknya sang
lagi. bakteri melalui ranting-ranting, tunas
buah, atau tunas-tunas air yang kena
Xanthomonas vesicatoria : infeksi. Cambium menjadi berwarna
Bercak-bercak bakteri pada Tomat dan coklat muda, sel-selnya mati, lalu disusul
Cabai. (Bakteril Spots of Tomato&Papper- dengan mati dan mengkerutnya jaringan
Bakteril Pustuler). Menimbulkan bercak- kulit yang seterusnya menyebabkan
bercak sangat kecil, bersudut-sudut, dan terjadinya celah-celah. Jika kerusakan
berbentuk meruncing ke atas pada daun. Cambium terjadi secara melingkar, maka
Seringkali bercak-bercak ini mempunyai gejala mengkerut dan matinya kulit
lingkaran kuning di sekelilingnya (yellow tampak jelas sekali pada bagian-bagian
halo) dan menyebabkan daun rontok. dahan yang terserang. Bagian tanaman
Bercak-bercak serupa bisa juga timbul yang terletak di atas “lingkaran kematian”
pada buah. itu lalu mati pula. Bakteri dapat bertahan
hidup di jaringan Cambium yang
(6). Gejala utama : hawar (blights) dan diserangnya itu selama musim dingin
kanker (over-winter), lalu di musim semi
Gejala-gejala dari penyakit “FIRE berikutnya menghasilkan cairan/lendir
BLIGHT” pada tanaman Apel yang yang selanjutnya menulari bagian-bagian
terkenal itu merupakan TYPE gejala pohon yagn lain seperti bunga, ranting,
umum golongan penyakit ini. Fire blight dan sebagainya. Penularan terjadi melalui
vektor serangga atau uap air. Bercak-
213
bercak yang terjadi pada daun-daun, terendam air terdapat banyak sekali pada
ranting, atau buah dari tanaman tidak daun-daun, lalu bercak-bercak membesar
berkayu seringkali mengeluarkan tetesan- dan menyebabkan daun menjadi salah
tetesan lendir (exudate). Jika terkena bentuk. Bercak-bercak menjadi coklat
butiran air maka lendir lalu menyebar dan hitam dengan tepi kuning. Dahan yang
membentuk lapisan bakteri yang sangat muda menjadi bergaris-garis hitam
tipis. dengan mengeluarkan lendir. Akibatnya
pohon menjadi kerdil.
Erwinia amylovora :
Penyakit fire blight. Menyerang Xanthomonas pruni :
bermacam-macam tanaman golongan Bercak-bercak bakteri dan canker pada
“pome” dan “stone”fruits dan berbagai “Stone”fruits. Bercak-bercak kecil
tanaman hias. Penyaki canker yang bisa berwarna kemerah-merahan lalu menjadi
melewati musim dingin pada medium coklat, terdapat banyak sekali pada daun-
dahan-dahan yang besar itu di musim daun, menyebabkan daun-daun
semi berikutnya mengeluarkan lendir berlubang karena bercak-bercak itu
yang kemudian ditularkan oleh serangga menjadi lepas (shotholes). Daun-daun lalu
dan percikan-percikan air (uap air) ke rontok. Bercak-bercak pada ranting
bagian tanaman lain : bunga-bunga dan berwarna gelap dan cekung ke dalam.
ranting-ranting baru. Akibatnya bunga- Pada buah terjadi bercak-bercak yang
bunga dan ranting-ranting menjadi mati bersifat kering, cekung, mengandung
(necrosis) dan berbercak-bercak dengan gum, dan mengeluarkan cairan (exudate)
ukuran besar. Cambium menjadi hitam berwarna kuning.
dan mati, disusul jaringan kulit menjadi
mati pula. (7). Bercak banteri pada tanaman yang
tidak berkayu
Pseudomonas syringae :
Canker bakteri pada “tone”Fruits. Hampir Pseudomonas syringae pv. Glycinea
serupa dengan Fire Blight dengan 2 Bercak-bercak bakteri dari Kedelai.
perbedaan : (1) Infeksi terjadi selama Bercak-bercak kecil, bersudut-sudut, dan
musim dingin dan awal musim semi, lalu translucent pada daun kedelai. Mula-mula
menjadi terhenti pada musim panas ;(2) berwarna coklat-kemerahan, lalu menjadi
Biasanya disertai dengan terjadinya gum hitam pada tingkat lanjut. Seringkali
yang mengalir keluar pada darah-darah terdapat lapisan bakteri tipis (exudate)
yang kena canker. pada permukaan bawah dari daun yang
berwarna keputih-putihan. Ada juga
Xanthomonas junglandis : bercak-bercak pada batang dan petiole
Bercak-bercak bear bakteri pada pohon yang berwarna hitam. Polong yang kena
Walnut. Bercak-bercak hitam dengan sel- infeksi berbercak-bercak seperti bekas
selnya yang mati pada taji ranting (catkin), terendam air, lalu menjadi hitam dan
buah-buah yang muda dan masak, mengeluarkan cairan (exudate). Kalau
ranting-ranting, dan cabang-cabang yang sudah begini maka biji-bijinya seringkali
aktif. Tanaman lain yang diserang : Black kena infeksi juga. Penyakit ini merupakan
Walnut dan butternut. penyakit yang umumnya terdapat pada
keledai.
Pseudomonas mori :
Bercak-bercak bakteri pada tanaman Pseudomonas syringae pv. Phaseolicola
Mulberry. Bercak-bercak seperti bekas
214
Bercak-bercak dengan “halo” pada membesar dan menghitam. Bercak-
kacang buncis/polong (Halo blight of bercak pada buah mula-mula hijau dan
Bean). Bercak-bercak seperti penyakit seperti bekas terendam air, kemudian
bercak-bercak lainnya, hanya saja menjadi berwarna gelap
terdapat lingkaran (halo) lebar hijau atau
hijau-kuning di sekitar bercak-bercak yang Pseudomonas pisi
seperti bekas terendam air itu. Kemudian Bercak-bercak bakteri dari Kapri (bakteril
bercak-bercak menjadi coklat dan kering. Blight of Pea). Mula-mula bercak-bercak
Bercak-bercak pada polong berwarna daun berwarna hijau-tua dan seperti
kemerahan sampai coklat dengan lapisan bekas terendam air, lalu membesar dan
tipis berwarna perak yang berasal dari mengering serta menjadi coklat
lendir baceria. Semua jenis kacang buncis kemerahan. Bercak-bercak serupa pada
peka (rentan) terhadap penyakit ini, tetapi batang/cabang. Juga pada bunga-bunga
banyak jenis kacang polong (dry beans) dan polong-polong muda. Jika tulang
resisten. daun kena infeksi pada usia muda
biasanya tanaman lalu mati.
Xanthomonasi campestris pv. Phaseoli
Bercak-bercak bakteri biasa paca kacang Xanthomonas carotae
buncis/polong. Mula-mula bercak-bercak Bercak-bercak bakteri pada Wortel.
kecil pada daun, bersudut-sudut, bersifat (Bakteril Blight of Carrots). Bercak-bercak
seperti bekas terendam air, dan berwarna yang tak teratur bentuknya pada daun
hijau-muda. Kemudian menjadi besar dan dan petiole. Bunga-bunga yang dibiarkan
mengering, berwarna kuning-coklat untuk memproduksi biji bisa menjadi
dengan tepinya berwarna kuning. Bercak- rusak/mati oleh serangan penyakit ini.
bercak pada batang/cabang
menyebabkan mudah patah bila tertiup (8). Gejala utama : bercak-bercak daun
angin. Bercak-bercak pada polong Penyakit bercak-bercak daun yang
merupakan noda seperti bekas terendam disebabkan oleh bakteri juga mempunyai
air, hijau-tua, lalu mengering, cekung, gejala-gejala karakteristik yang umum.
kemerah-merahan, dan mengadung kerak Mula-mula translucent (agak tembus
dari lendir bakteri yang kering. Kalau cahaya), kemudian bercak-bercak itu
sudah begini maka biji-bijnyapun kena berubah menjadi berwarna gelap dan
infeksi : berbercak-bercak dengan warna tidak tembus cahaya (opaque). Bila cuaca
kuning-coklat sampai kelabu. lembab, maka bercak-bercak itu akan
mengeluarkan tetesan lendir bakteri yang
Xanthomonas malvacearum : bila mengering menjadi setitik kecil karak
Bercak-bercak daun bersudut-sudut pada lendir. Bila kena tetesan air maka lendir
kapas (Angular leaf spots of Cotton-Black menyebar menjadi suatu lapisan bakteri
arm). Mula-mula bercak-bercak daun yang tipis. Acapkali bercak-bercak daun
seperti bekas terendam air, jika dilihat mempunyai tepi yang bersudut-sudut
dengan latar belakang yang mempunyai sebab dibatasi oleh tulang-tulang daun.
pancaran cahaya akan tampak hijau- Pada cabang atau buah bercak-
muda; kemudian menjadi hijau-tua dan bercaknya bisa berukuran kecil (spots)
berwarna gelap. Bercak-bercak tersebar sampai besar (blights), mula-mula
sepanjang tulang daun utama, dan translucent, lalu menjadi gelap warnanya,
dibatasi oleh tulang-tulang daun kecil bentuknya bulat atau lonjong (oval), dan
hingga tepinya seperti bersudut-sudut. tidak bersudut-sudut.
Bercak-bercak pada batang/cabang
215
Suatu variasi yang menarik dari golongan seperti bekas terendam air, dan
penyakit ini ialah adanya bintik-bintik mengeluarkan cairan (exudate) yang
bakteri (bakteril pustules) yang timbul di seterusnya menjadi lapisan tipis bakteri
sisi bawah permukaan daun. Bintik-bintik keputih-putihan. Bercak-bercak pada
ini berukuran sangat kecil (1 sampai 2 tingkat lanjut berwarna kelabu, mudah
mm), tampak seolah-olah meruncing patah, dan kadang-kadang menimbulkan
keluar dari permukaan bawah daun dan lubang karena bercak-bercak itu terlepas.
bergabus. Terdapat menyerang pada Pada buah bercak-bercak berwarna
tomat, cabai, kedelai, dan lain-lain. Daun- keputih-putihan, bulat dan kecil-kecil.
daun yang kena infeksi berat menguning
dan gugur. Selain daun, bintik-bintik juga Pseudomonas tabaci :
terdapat pada buah. Penyakit “ Terbakar” pada Tembakau
(Tobacco Wildfire). Bercak-bercak daun
Pseudomonas andropogonis : berwarna kuning-coklat sampai coklat
Penyakit bakteri-bergaris pada Sorghum pada pusatnya, serta mempunyai
dan Jagung (Bakteril Stripe of Sorghum lingkaran “halo” berwarna kuning. Selain
and Corn). Garis-garis dan noda-noda tembakau, penyakit ini menyerang
merah pada daun-daun dan pelepah. anggota-anggota Solanaceae lainnya,
Terdapat kerak merah bakteri, mudah kedelai dan kacang polong (cowpeas).
tersebar/ tercuci oleh butir air hujan.
Pseudomonas washingtoniae :
Xanthomonas holcicola : Bercak-bercak daun dari Palem (Bakteril
Penyakit bakteri bergaris-garis tak teratur leaf-spot of Palm). Gejala berupa bercak-
pada Sorghum dan Jagung (Bakteril bercak kecil berjumlah sangat banyak
Streak of Sorghum and Corn). Hampir pada daun, dan dengan pancaran sinar
serupa dengan di atas. tampak berwarna hijau-muda. Pada
tingkat lanjut bercak-bercak menjadi tak
Pseudomonas apii : tembus cahaya.
Bercak-bercak bakteri pada Selderi
(Bakteril Blights of Celery). Bercak-bercak Xanthomonas begoniae :
kecil tak teratur pada daun, berwarna Bercak-bercak daun dan batang/dahan
seperti karat, dapat menyebabkan daun dari Begonia (bakteril leaf and stem blight
rontok. Tapi bercak-bercak biasanya of Begonia). Bercak-bercak seperti
berwarna lebih gelap/tua. melepuh, berwarna coklat dengan tepi
berwarna kuning-translucent, dan
Pseudomonas delphinii : terdapat pada daun. Menyebabkan daun
Bercak-bercak hitam pada Delphinium gugur secara prematur. Bila menyerang
(Delphinium Black Spot). Bercak-bercak batang/dahan, Begonia akan mati.
hitam-tak teratur pada seluruh bagian
tanaman Delphinium. Bercak-bercak Xanthomonas axonopodis pv.glycines:
seringkali bergabung hingga menjadi lebih Pustul bakteri pada tanaman kedelai
besar. (bakteril pustules of Soybean). Terutama
menyerang daun. Bercak-bercak kecil
Pseudomonas syringae pv. Lachrymans berwarna hijau-kekuningan dengan
Bercak- bercak daun yang pusatnya yang coklat-kemerahan. Pada
bersudut-sudut dari Cucurbit (Angular permukaan bawah daun timbul bintik-
leaf-spots of Cucurbits). Bercak-bercak bintik (pustule).
daun bersudut-sudut, tak teratur, bersifat
216
(9). Gejala utama : kurap atau luka Dalam menyatakan gejala-gejala penyakit
terbuka (scab or pits) ordo tanaman yang disebabkan oleh bakteri,
Actinomycetales – family sudah tentu diperlukan istilah-istilah yang
Streptomycetaceae tepat dan singkat serta dimengerti oleh
semua fihak. Hal ini untuk menghindarkan
Streptomyces (Actinomyces) : pertelaan gejala yang panjang-lebar serta
Suatu genus yang mempunyai mycelium, untuk mencegah salah pengertian.
tetapi dalam Manual Bergey digolongkan Dibawah ini akan dikemukakan beberapa
Bakteri dalam Ordo terpisah. istilah yang sering dipakai untuk gejala
Myceliumnya sangat halus (2/3 mikron) penyakit bakteri yang banyak dijumpai.
dan mempunyai benang-benang spiral
yang membentuk segmen-segmen ke (10). Gejala penyakit bakteri berupa
dalam sporanya yang berbentuk cylinder. busuk-Keras (Firm Rot).
Spora ini mempunyai ukuran seperti
bakteri, yaitu 1 sampai 2 mikron Penyakit ini menyebabkan kematian
panjangnya. Bila dibuat seksi (irisan), sebagian jaringan (necrosis) dari daun,
maka sukar untuk melihat myceliumnya, dahan, buah, umbi lapis, umbi batang,
sehingga sukar pula untuk dan lain-lain sehingga menimbulkan
mengisolasinya. gejala bercak-bercak (lesions), lalu
seluruh bagian mengering dan mengeras.
S. scabies : Buah-buahan menjadi busuk dan keras.
Penyakit Kurap Yang Umum (Common Seperti gejala serangan bakteri pada
Scab) pada kentang, gula-bit, dan umumnya, maka bercak-bercak pada
tanaman ubi-ubian yang lain. tingkat awal menunjukkan sifat seperti
Menyebabkan timbulnya bercak-bercak bekas terendam air (watersoaked), lalu
bergabus pada ubi,stolon, maupun akar. mengering dan mati.
Bercak-bercak itu bisa dangkal atau
dalam, pada umbi menimbulkan luka Ada pula serangan penyakit bakteri
terbuka. Dengan melihat gejalanya saja yang mengakibatkan mati-jaringan
sudah cukup untuk memberikan dengan bercak-bercak berukuran besar-
diagnosis. Tetapi janganlah anda besar (Bakteril Blighting) pada bunga,
terkacau dengan penyakit kurap yang tunas buah, dan ranting-ranting muda
lain, yaitu kurap-berbubuk (powdery scab) yang biasanya terjadi pada musim bunga
yang disebabkan oleh Spongospora. dan periode pertumbuhan yang cepat di
musim semi. Jaringan yang terinfeksi mati
S. Ipomoea : dan warnanya menjadi coklat muda
Menyebabkan Busuk dalam Tanah (Soil sampai tua tergantung pada tanaman
Rot or Pox) pada ubi-jalar. Daun-daun inang. Serangan penyakit ini biasanya
tanaman ubi-jalar yang terkena infeksi terhenti di pertengahan musim panas, dan
berukuran kecil, pucat, dan cabangnya tampak garis pembatas yang sangat jelas
kerdil. Akar-akar rabut berkurang antara jaringan yang mati dengan yagn
jumlahnya dan mengalami salah bentuk. hidup. Yang paling banayk dikenal adalah
Akibatnya ubi-jalar menjadi berkurap, Fire Blight” pada tanaman Apel, yang bisa
kadang-kadang dengan celah terbuka pula menyerang tanaman dari golongan
(luka yang dalam) sampai sepanjang 2,5 Mawar termasuk golongan “Stone”Fruits
cm pada ubinya. Diagnosis cukup dengan dan tanaman hias seperti “loquat”,
melihat gejalanya. “Cotoneaster”, “Pyracantha”, dan
“Photinia”.
217
atau lonjong, dan tidak pernah bersudut-
Serangan “Fire Blight” dapat menjadi sudut.
lebih parah bila mencapai tingkatan Pustul bakteri (Bakteril Pustules)
serangan bakterium pada daerah berupa bintik-bintik kecil ( 1 sampai 2 mm)
Cambium dari dahan dan batang. yang menonjol pada bagian bawah daun
Bakterium masuk lewat ranting-ranting, dan pada buah-buahan seperti buah
tunas buah, dan tunas/cabang air, menuju tomat, cabai, kedelai, dan lain-lain. Bintik-
daerah Cambium dan menyebabkan bintik ini seperti bergabus dan bentuknya
kematian jaringan dengan warna coklat meruncing. Kalau infeksi bertambah
muda. Bagian yang Cambiumnya mati, berat, maka daun menguning dan gugur
kulitnya mengkerut, kering dan mati pula, sebelum waktunya.
serta sering-sering menimbulkan celah-
celah. Bila kematian jaringan Cambium
terjadi secara melingkar (girdling), maka
akan tampak jelas lingkaran kulit pohon
yang mengkerut dan mati. Selanjutnya
bagian atas pohon menyusul mati. Bakteri
dapat bertahan hidup selama musim
dingin di jaringan Cambium yang telah
diserangnya (over-wintering). Pada
musim semi berikutnya bangkit kembali,
Gambar 5.48.
mengeluarkan cairan (exudates), dan Gejala pustul bakteri pada daun kedelai.
cairan ini lalu menulari bagian-bagian
bunga, dan lain-lain, melalui serangga (c). Penyakit-penyakit nematoda
dan uap air. Penyakit atau gangguan pada tanaman
yang disebabkan oleh parasit nematoda
Bercak-bercak daun yang telah lama diketahui, terutama yang
disebabkan bakteri (Bakteril Leaf spots) mengakibatkan terbentuknya benjolan-
merupakan gejala yang khas mula-mula benjolan pada akar (root-knot
translucent (dapat melewatkan sebagian nematodes). Jenis-jenis nematoda lainnya
cahaya), lalu menjadi berwarna lebih juga menimbulkan kerugian dengan
gelap serta tidak tembus cahaya menjadi parasit pada tanaman, walaupun
(opaque). Jika kelembaban udara tinggi, tanpa menimbulkan benjolan-benjolan
si-bakterium akan mengeluarkan setetes- (galls) dan tanpa gejala yang jelas bagian
dua-tetes lendir. Jika tak terganggu, maka tanaman di atas tanah. Gejala umum
lendir tadi akan menjadi kering sehingga yang dapat ditimbulkan adalah
yang tertinggal adalah setitik kecil lendir pertumbuhan yang terhambat dan hasil
kering. Jika terkena air, maka lendir akan yang menurun. Besar dan luasnya
menyebar-melebar rata, sehingga setelah kerugian yang diakibatkan oleh kira-kira
kering akan tampak sebagai lapisan yang 24 jenis (genra) parasit nematoda (tidak
sangat tipis berwarna keputih-putihan. termasuk penyebab benjolan akar) baru
Bercak-bercak daun seringkali bersudut- disadari sejak tahun 1950. Di bawah ini
sudut, sebab perusakan jaringan dibatasi dicantumkan gejala-gejala utama dari
oleh tulang-tulang daun. Serangan bakteri serangan parasit nematoda bukan-
pada cabang atau buah bisa pembentuk benjolan (non-gall formers).
mengakibatkan bercak-bercak kecil dan Bercak-bercak akar (root lesions), mula-
besar, mula-mula translucent, lalu mula sangat kecil, kemudian bisa
berwarna gelap, biasanya berbentuk bulat menjalar ke seluruh akar
218
akar-akar tanaman, rhizome, umbi (yang
Busuk akar, disebabkan oleh akan ditanam); maupun tanahnya sendiri.
organisme sekunder setelah terjadinya
pelukaan oleh nematoda. Percabangan
akar berlebihan, terjadi pembentukan akar
lateral yang sangat banyak setelah
nematoda melukai dan menyerang akar.
Ujung akar terluka (Injured Root-tips),
menyebabkan akar menjadi kerdil dan
bengkak (seperti “stubby roots”).
Kerusakan pada daun, batang dan bunga;
nematoda yang menyerang bagian
tanaman di atas tanah menimbulkan
salah bentuk pada daun-daun dan
batang/cabang. Beberapa jenis nematoda Gambar 5.50.
yang menyerang golongan tanaman butir- Nematoda di dalam sel tanaman
butiran (gandum misalnya) dan rumput-
rumputan menyebabkan terbentuknya
benjolan (galls) dalam jaringan biji.
Akibat-akibat lain yang umum
terdapat : tanaman merana, kerdil, layu
secara abnormal, menguning, dan/atau
menghasilkan panen yang rendah
kwalitasnya (misalnya sayuran). Acapkali
akibat-akibat ini sulit untuk dievaluasi dan
dibedakan dari akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor lain yang
mungkin bisa juga menyebabkan
pertumbuhan yang jelek.
Gambar 5.51.
.Gejala puru akar yang disebabkan oleh nematoda
219
sifatnya), benjolan-benjolan ini sering
Type 1 : Berukuran besar (relatif), diabaikan karena tidak mudah terlihat
berbentuk bulat – Tanaman sukulen yang “Nematoda-nematoda betina kadang-
tumbuhnya cepat seperti tomat, bangsa kadang berada di luar akar tanpa
labu-ketimun, pare, kacang buncis, dan pembentukan benjolan”).
dahlia seringkali membentuk benjolan
yang kurang-lebih bulat (spherical) dan Type 4 : Benjolan pada ujung akar-
bisa mencapai diameter 1,2 cm atau Beberapa tanaman tertentu misalnya
lebih. Jika benjolan-benjolan sebesar ini Palem, membentuk benjolan hanya
banyak terdapat pada akar tunggang sebagai pembengkakan dari ujung akar-
(utama), maka akar tunggang itu akan akar rambut yang masih lunak. Benjolan-
tampak membengkak besar sekali dan benjolan ini cepat membusuk dan
salah bentuknya; serta benjolan-benjolan biasanya tidak akan ikut terambil bila
kecil lainnya terdapat pada akar lateral. dilakukan pengambilan contoh (samples)
Benjolan-benjolan akar bersifat sukulen untuk pemeriksaan. Ujung akar yang
dan akan cepat membusuk. Dalam membusuk itu selanjutnya akan
jaringan benjolan terdapat nematoda- memperlihatkan benang-benang halus
betina yang berukuran kecil dan tampak yang putih warnanya (ikatan pembuluh
seperti mutiara. Anda bisa melihatnya primer).
(dengan merobek jaringan benjolan)
dengan mata langsung, atau dengan Type 5 : Bercak-bercak kecil, menonjol,
lensa-tangan akan terlihat lebih jelas. dan kulitnya tebal (warty) : Tanaman
Type benjolan ini adalah yang paling kentang membentuk benjolan-benjolan
umum terdapat. kecil dan berkulit tebal pada umbinya.
Benjolan-benjolan ini mempunyai celah-
Type 2 : Benjolan yang keras, berwarna celah di mana terdapat nematodanya.
gelap, berkayu, dan pada beberapa Juga rhizome (akar-tinggal) dari tanaman
tanaman inang berukuran besar – Iris mempunyai celah-celah serupa, tetapi
Tanaman-tanaman yang sangat peka tanpa benjolan-benjolan berkulit tebal
misalnya pohon “fig”, “peach”, dan (waret) itu.
beberapa tanaman hias (misalnya
“pepper tree”) membentuk benjolan- Kriteria khusus yang digunakan untuk
benjolan yang besar dan bentuknya melakukan diagnosis pemeriksaan
bermacam-macam. Benjolan-benjolan (distinguishing features) : Harus dicari :
akar ini dapat terkacau dengan gejala Benjolan-benjolan kecil berbentuk kelos
penyakit Crown Gall (bakteri), bedanya yang berjumlah banyak sampai pada
ialah : benjolan-benjolan ini terdapat benjolan yang lebh besar dengan bentuk
sepanjang akar dan tidak berbentuk bulat pada akar-akar dari segala macam
bulan, serta disertai dengan benjolan- ukuran. Meskipun tanaman terserang
benjolan kecil lain yang berjumlah dengan tidak terlampau berat, namun
banyak. benjolan-benjolan bisa berjumlah banyak.
Type 3 : Benjolan-benjolan sangat kecil, Jika anda membuat seksi (irisan) pada
berbentuk seperti kelas penggulung benjolan dengan pisau silet yang tajam,
benang (Very small spindle-shaped galls) maka biasanya terdapat celah-celah kecil
– Terdapat pada beberapa jenis tanaman berwarna coklat dimana berada sang
seperti arbel dan “ash” (dan beberapa nematoda (telur, larva, atau dewasa) yang
jenis tanaman lain yang agak peka bisa terlihat dengan bantuan lensa-
220
tangan. Adalah lebih baik bila diperiksa besar terhadap hasil-hasil pertanian.
dengan mikroskop (stereo)binocular atau Beberapa jenis virus mampu menyerang
dengan mikroskop compound banyak macam tanaman inang,
berperbesaran rendah. Crown Gall tidak sedangkan ada pula yang mempunyai
mempunyai celah-celah seperti ini. hanya satu tanaman inang spesifik.
Adanya Nematoda puru-akar (root-knot Gejala penyakit virus juga bervariasi : ada
nematodes) dapat ditetapkan dengan virus yang latent tanpa gejala, ada pula
memeriksa irisan akar rambut yang yang menimbulkan gejala-gejala pada
mengandung telur Nematoda di bawah tanaman inang : dari yang tidak begitu
mikroskop compound. Telur-telur itu berat sampai yang sangat berat, bahkan
sangat kecil ukurannya serta berbentuk menimbulkan kematian. Pada umumnya
seperti cylinder dan transparant. Hal ini penyakit-penyakit virus
lebih mudah dilakukan daripada disebarkan/ditularkan oleh serangga
memeriksa larvae atau Nematoda dewasa golongan Aphid dan Belalang-daun (Leaf-
yang bisa menimbulkan kekeliruan hoppers), atau oleh pembuatn okulasi
dengan Nema dari species lain. atau penyambungan (enten), atau oleh
adanya kontak/sentuhan dari tanaman
Tanda-tanda serangan nematoda di yang sakit kepada yang sehat. Beberapa
lapangan : jenis penyakit virus bisa pula ditularkan
Walaupun ada beberapa macam gejala oleh serangga golongan Thrips, Tungau,
pada bagian tanaman yang terdapat di dan sejenis Lalat putih (Whiteflies).
atas tanah yang agak jelas, namun untuk
memastikan adanya serangan Nematoda
kita harus memeriksa akar tanaman.
Gejala layu di sore hari dalam keadaan
kadar air tanah yang cukup adalah gejala
pertama. Tanaman muda di pembibitan
banyak mengalami kematian karena
infeksi Rhixoctonia dan lain-lain, setelah
Nematoda melukai jaringan akar. Selain
itu, tanaman-tanaman muda yang kena
serangan Nematoda seringkali lalu
menjadi kerdil dan tidak produktif. Gejala
lainnya :Tanaman semusim yang sukulen Gambar 5.52.
Struktur virus
dan peka (sayuran dan bunga-bungaan)
seringkali bila diserang Nematoda
Gejala penyakit virus tampak paling
menunjukkan gejala daun-daun “terbakar”
menyolok dan nyata pada bagian
dan bisa mati di tengah-tengah musim.
pertumbuhan baru dari tanaman,
Kalau tanaman berkayu tampak merana,
sedangkan bagian-bagian yang tua,
harap diperiksa akar-akarnya.
misalnya daun-daun bawah tampak
sehat-sehat saja. Sebagian besar
(d). Penyakit tanaman yang disebabkan
penyakit virus bersifat systemic, oleh
oleh virus
karenanya virus-virus terdapat pada
Penyakit-penyakit tanaman yang
seluruh bagian tanaman dan ini dapat
disebabkan oleh serangan virus telah
dinyatakan dari cairan-tanaman (sap)
dipelajari secara ekstensif selama 20
yang berasal dari bagian manapun.
tahun terakhir ini, oleh karena Virus telah
menimbulkan kerugian ekonomis yang
221
Nama-nama virus yang akan dicantumkan Ahli-ahli Penyakit Tanaman yang telah
di bawah ini adalah nama-nama umum, dilatih dengan Teknik-Virus dapat
oleh karena nama dengan system menyelamatkan virus yang ada di dalam
binomial jauh lebih ruwet dan belum bibit-bibit tanaman dengan perlakuan
seragam serta belum diterima oleh semua pemanasan atau kultur jaringan.
ahli virus. Selanjutnya bibit-bibit tanaman dijaga
agar tetap bebas dari virus dengan cara
Diagnosis penyakit-penyakit virus seleksi.
Partikel-partikel virus berukuran sangat Deskripsi gejala penyakit virus
kecil dan hanya bisa dilihat dengan
mikroskop elektron. Oleh karena itu Gejala mosaic :
pengamatan jasad virus tidak merupakan (1). Tulang-tulang daun menguning-pucat
suatu cara diagnosis yang praktis untuk (vein clearing)
pekerjaan identifikasi yang rutin. Untuk Sebelum tampak gejala mosaic atau
membuktikan adanya virus di dalam perubahan warna secara tak teratur dan
tanaman haruslah dideteksi dengan meluas, maka terlebih dulu terjadi
gejala-gejala pada tanaman yang perubahan warna tulang-tulang daun atau
ditimbulkan. Kadang-kadang untuk di daerah di dekatnya menjadi lebih
melakukan hal ini haruslah dibantu “terang” :kuning-pucat. Atau terjadi
dengan suatu pengujian penularan yang Chlorosis.
sederhana (Transmission test).
(2). Tulang daun menjadi “baris-baris”
Seperti yang telah dikemukakan, gejala- (Vein banding)
gejala penyakit virus sangat bervariasi Tulang-tulang daun dan daerah
dan biasanya terdapat tiga sampai enam sekitarnya menjadi baris-baris chlorosis,
macam gejala yang berassosiasi dengan atau Chlorosis/necrosis terjadi pada
tiap-tiap penyakit. Serangan penyakit jaringan parenchyma di antara tulang-
yang telah mencapai tingkat lanjut dapat tulang daun sehingga tulang-tulang daun
dengan mudah dinyatakan sebagai menjadi baris-baris hijau. Kedua macam
serangan Virus. Meskipun demikian, jika gejala di atas bisa merupakan gejala
ditinjau dari segi anjuran yang merupakan transisi ke arah mosaic yang lebih luas
proSedure bagi pemilik tanaman atau bisa juga tetap seperti itu sebagai
penanam), maka jawabannya selalu sama gejala utamanya).
: “ Tanaman yang telah kena infeksi Virus
tidak dapat dipulihkan/disembuhkan lagi (3). Jala-Kuning (Yellow-net) :
oleh sipemilik tanaman, dan malahan Tampak seperti jala berwarna kuning
lebih baik dimusnahkan guna mencegah pada daun yang sesungguhnya adalah
penularan lebih lanjut kepada tanaman seluruh tulang daun telah menguning. Ini
yang masih sehat”. Di tempat-tempat adalah tahap lanjut dari gejala No. 1.
dengan areal pertanaman yang luas cara
ini seringkali tidak praktis dan pengobatan (4). Bercak-bercak Bulat (Ring spots)
yang effektif belum ada. Beberapa varitas Terdapat bercak-bercak bulat Chlorosis
tanaman telah dimulyakan sehingga (sel-selnya Chlorosis) dan bercak-bercak
resisten/toleran inilah yang di kelak bulat necrosis (sel-selnya necrosis/mati
kemudan hari akan merupakan secara berselang-seling dengan sel-sel
carautama guna mengontrol penyakit- hijau-normal). Pusat dari kedua macam
penyakit virus. bercak-bercak menjadi necrosis pada
tahap lanjut.
222
pada Kobis, Mosaic pada Peach.
(5). Mosaic
Variasi dalam warna daun dengan pola Salah bentuk (malformations):
beraneka. Daun bertekstur kasar (Rough-textured
Leaves): Gejala penyakit Mosaic Rugose
(6). Mottle pada Kentang.
Beberapa pola tertentu dari variasi warna (1). Reduksi pada lamina-daun (Leaf
blades reduced)
Gejala nekrosis: Gejala penyakit “ Daun Paku-pakuan”
(1). Necrosis Pucuk (Top Necrosis) (Fern leaf) dari tomat, Mosaic pada Fig.
Terjadi kematian pucuk (terminal)
ranting/cabang dan daun-daun. Gejala (2). Warna Terputus dari Petal (Color
dari penyakit “Layu berbercak-bercak” Break in Petals)
(Spotted Wilt) dari tanaman tomat. Gejala perubahan warna dari mahkota-
bunga (petals) pada tanaman Kapri,
(2). Garis-garis tak teratur (Streaks) Petunia, Stock, dan Tulip.
Terjadi necrosis yang berupa bercak-
bercak memanjang seperti garis-garis tak (3). Pertumbuhan Terhambat
teratur (terputus-putus) pada batang. Gejala dengan ujung-ujung/pucuk-pucuk
meruncing pada tanaman ketimun, umbi
(3). Necrosis pada Phloem berlekuk-lekuk (spindle-tuber) pada
Kematian jaringan Phloem yagn tampak kentang.
pada irisan melintang batang/cabang.
Gejala dari penyakit Phloem Necrosis dari (4). Endapan Gum dalam jaringan Xylem
pohon Elm, penyakit Pucuk-Keriting dari kayu (Gum depostis inXylem of
(Curly Top)d ari gula-bit, dan lain-lain. wood)
Gejala penyakit “Kulit Bersisik” (Scaly
(4). Necrosis Lokal Bark) dari Citrus.
Bercak-bercak kecil-bulat yang berupa
jaringan mati pada daun. (5). Daun menggulung ke atas
Penyakit Pucuk- Keriting (Curly Top) dari
Gejala kerdil dan mati. tanaman Gula-bit dan Tomat.
(1). Kerdil (6). Daun-daun menggulung ke bawah
Seluruh bagian tanaman menjadi kerdil, Penyakit Pucuk Keriting ari Buncis
termasuk akar-akar. Gejala penyakit
Kerdil pada Dahlia, Kerdil pada Alfalfa. Gejala pertumbuhan berlebihan
(2). Pengerdilan pada Pertumbuhan Baru (overgrowth).
(Stunting of Current Growth): Gejala (1). Enations: Tumbuh tonjolan-tonjolan
“Rosettes” pada penyakit Mosaic dari lunak di atas permukaan daun atau
tanaman Peach, dan gejala “meranting” batang. Gejala Pucuk-Keriting (Curly
(Spnidly twigs) pada penyakit Yellows dari Top).
pohon Peach.
(3). Kerdil dan Mati dari Tanaman (2). Kuncup-kuncup tumbuh berlebihan
Berkayu (Stunting and Death of Woody (Proliferation of buds): Gejala penyakit
Palnts): Tristeza dari Citrus. Aster Yelows ; “Sapu setan” (Witches
(4). Daun Gugur Prematur (Premature broom) pada kentang. (3). Pertumbuhan
Leaf Shedding) : Gejala penyakit Mosaic berlebihan dari akar-akar sekunder
(Proliferation of secondary roots): Gejala
223
penyakit Pucuk-keriting (Curly Top), dan
juga gejala penyakit “Aster Yellows”
Gambar 5.55.
Gambar 5.53. Gejala serangan virus pada polong kacang
Gejala serangan virus pada daun tembakan buncis
224
kulit-pohon. Virus gabus bagian-dalam organisme ini disebut mycoplasma
(internal cork virus) dari tanaman ubi jalar- (berarti :”bentuk cendawan”), tidak
vector aphids. Virus “Peach Yellow”- mempunyai dinding sel yang kaku, dan
vector aphids. Virus “Sour Cherry oleh karenanya dapat berubah bentuknya
Yellows”-vector tak diketahui. sesuai dengan sifat membran selnya yang
lentur tapi mudah rusak/luka iut.dengan
mikroskop elektron, mereka akan tampak
sebagai benang-benang yang bercabang-
cabang dan memanjang yang kemudian
akan terputus-putus menjadi sel-sel yang
berbentuk bulat. Di Dalam beberapa jenis
mycoplasma ditularkan oleh belalang-
daun (leafhoppers).
Penyakit-penyakit “yellows”
(mycoplasma):
“American Aster Yellows” : Pada tanaman
Aster, Chrysanthemum, Petunia, dan lain-
lain. Kerdil-jagung (Corn stunt) : Jagung.
Gambar 5.57. Kerdil pada Mulberry (Mulberry dwarf):
Penyakit bunchy Top yang disebabkan oleh Pada Mulberry. Stolbur, Parastolbur :
virus pada tanaman pisang.
Pada tanaman Periwinkle, kentang,
tomat, dan cabai
5). Penyakit-penyakit mycoplasma
Belum lama berselang (1967) telah Kerdil Clover (Clover dwarf) : Pada
didemonstasikan, bahwa sejumlah Clover. Penyakit-X pada Peach (Peach
penyakit “yellow diseases” yang dulunya X-disease). Kerdil-kuning pada padi (Rice
dikira disebabkan oleh serangan virus, Yellow-dwarf). Kemunduran pada
ternyata tidak demikian. Penyebabnya Pertanaman Pech (Peach decline).
adalah suatu golongan organisme yang
sangat kecil dengan ukuran terletak di Gejala-gejala : Penyakit “Aster Yellows”
antara virus dan bakteri. Organisme- menyerang lebih dari 150 genera
225
tanaman, termasuk banyak jenis gulma. seperti rumput kremah, rumput bermuda,
Akan tetapi kerugian ekonomis diderita dan alang-alang.
terutama oleh golongan tanaman hias dari
family Compositae seperti Aster, Beberapa gulma yang sering mengganggu
golongan tanaman sayuran dari family pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Umberlliferae seperti wortel, selderi dan budidaya adakah: gulma berdaun lebar,
parsley. Gejala-gejalanya mencakup gulma teki dan gulma rumput.
terjadinya penguningan (warna kuning
yang bersifat umum) dan effek ini
seringkali terjadi secara “unilateral”. Di
samping itu mungkin terdapat pula gejala-
gejala : Pertumbuhan berlebihan dari
akar-akar kecil, dorongan tumbuh pada
kuncup-kuncup yang dormant, dan “sapu
setan”. Bagian-bagian berubah bentuk
dan warnanya seperti daun, dan bunga-
bunganya secara keseluruhan akan
mengalami salah-bentuk atau steril.
Gejala “Pucuk-Ungu” (Purple Top) adalah
serangan penyakit “Aster Yellows” pada
tanaman kentang di mana terjadi pula Gambar 5.58.
gejala timbulnya umbi-umbi pada buku- Gulma tanaman daun lebar
buku cabang/batang. Penyakit “Aster
Yellows” biasanya dapat didiagnosis
berdasar gejala-gejala pada tanaman
inang, walaupun tidak gampang.
c. Gulma Tumbuhan
226
Pengendalian secara sanitasi adalah
menghilangkan inang alternatif
barupatumbuhan yang tidak
d. Teknik pengendalian opt dibudidayakan yang biasanya digunakan
untuk tempat hidup alternatif bagi hama
Pemberantasan hama serangga tanaman. Pada umumnya pengendalian
dilakukan dengan cara: hama secara sanitasi dilakukan dengan
x penggunaan varitas tahan atau membersihkan tumbuhan liar yang
resisten, mungkin menjadi tempat hidup dan
x tehnik budidaya, bertelur ataupun tempat makan hama
x sanitasi, yang sangat diperlukan untuk
x penggunaan insek-tisida, kehidupannya. Kegiatan sanitasi
x secara biologi, dilakukan dalam upaya untuk mengurangi
x pengendalian hama secara populasi serangga. Memusnahkan sisa
terpadu. tanaman yang berada di lahan pertanian
juga termasuk dalam usaha sanitasi untuk
Pengendalian hama dengan varietas memberantas hama karena sisa tanaman
tahan merupakan upaya pemberantasan budidaya akan memungkinkan hama
hama yang paling mudah, midalnya dapat bertahan hidup sampai masa tanam
penanaman padi tahan weereng, seperti berikutnya.
PB26, PB28, dan PB30. Sifat-sifat kimia/
fisik serta morfologi tanman yang tahan Pengendalian hama dengan
tidak disukai oleh hama, sehingga hama menggunakan pestisida selalu dilakukan
akan kekurangan makanan sekali gus pada saat populasi hama telah
akan berpengaruh terhadap penurunan melampaui bata ambang ekonomi (tingkat
populasi hama. membahayakan). Penggunaan pestisida
dapat dianjurkan pada kondisi seperti
Pengendalian secara tehnik budidaya tersebut di atas. Pestisida digunakan
adalah mengatur masa tanam, rotasi apabila tehnik pengen-dalian dengan
tanaman dan pergiliran tanaman yang varietas resisten, tehnik budidaya dan
merupakan salah satu cara memberantas sanitasi tidak menunjukkan hasil dalam
hama dengan tehnik budidaya. menu-runkan populasi hama. Penyem-
Pengendlian secara tehnis budidaya protan pestisida hendaknya dilakukan
bertujuan untuk memutuskn dan secara berulang-ulang dengan
memperpendek masa tersedianya konsentrasi yang rendah dan sesuai
makanan bagi hama. Kebanyakan hama dengan dosis rekomendasi.
sangat tergantung pada jenis makanan
tertentu. Dengan terputus dan Penyemprotan pestisida sebaiknya
bergantinya tanaman yang dibudidayakan ditujukan pada stadium hama yang paling
maka kesempatan hama untuk lemah, misalanya stadiaum nimfa atau
mendapatkan makanan yang paling imago. Penyemprotan pestisida dapat
disenangi akan terputus. Sehingga diulamngi apabila penyemprotan yang
perkembangan dan pertumbuhan pertama tidak menunjukkan hasil dalam
populasi hama akan turun sampai batas menu-runkan populasi hama dan ssangat
yang tidak membahayakan tanaman memungkinkan apabila diperlukan
budidaya. konsentrasi pestisida dapat ditingkatkan.
Pemilihan pestisida yang efektif amat
mutlak diperlukan. Hal ini terkait dengn
227
bahaya residu pestisida terhadap Pengendalian hama terpad (integrated
tanaman manusia, dan lingku-ngan. pest control) adalah perpaduan beberpa
Akibat pengunaan pestisida yang kurang metode dan tehnik pengendalian hama
tepat menimbulkan ketahanan serangga dalam suatu program untuk mengelola
terhadap pestisida. populais hama sehingga kerusakan
tanaman yang disebabkan oleh OPT tidak
Akibat negatif dari pestisida adalah termasuk ke dalam kerusakan ekonomis.
resurgensi hama dan letusan hama kedua Ciri-ciri pengendalian hama terpadu
yang lebih dahsyat dibanding dengan adalah sebagai berikut:
serangan hama yang pertama. Pada tujuan utama bukanlah memusnahkan
kondisi ini diduga musuh alami banyak hama, mebasmi ataupun memberantas,
terbunuh pada saat melakukan aplikasi tetapi hanya mengenalikan populasi hama
penyemprotan pestisida yang pertama. agar tetap berada di bawah suatu
tingkatan atau aras yang dapat
Cara pengendalian hama secara biologi mengakibatkan kerugian ekonomis.
adalah dengan memanfaatkan musuh Strategi pemberantasan hama terpadu
alami dari hama yang menyerang bukanlah eradikasi hama, tetapi berupa
tanaman budidaya. Pengendalian hama pembatasan populasi hama.
secara biologi diarahkan supaya hama Pengendalian hama mengakui adanya
secara alami dapat berkompetisi dengan jenjang toleransi manusia terhadap
organisme se-kitar lingkungannya. populasi hama atau terhadap kerusakan
Musuh alami hama dapat berupa predator yang diakibatkan oleh hama. Pandangan
dan parasit, misalnya parasit wereng yang menyatakan dan harus dilakukan
adalah tabuhan dari famili Tricogamatidae pemberantasan tidak sesuai dengan
yang merupakan parasit telur dan kaidah pengendalian hama terpadu.
predatornya adlah kumbang Coxinella Dalam kondis tertentu ada kemungkinan
arcuata. Hama Flutella pada kubis bahwa adanya individu serangga atau
diparasit oleh Angitaria. bina-tang malahan lebih berguna bagi
manusia di masa yang akan datang.
Untuk mengintroduksi predator atau
parasit membutuhkan modal yang besar. Dalam melaksanakan pengendalian hama
Apabila parasit yang ditetapkan bekerja digunakan semua metode atau tehnik
secara efisien, maka dapat bertahan lebih pengendalian yang sudah umum
lama. Dan cara biologi ini tidak dilakukan. Pengendalian hama terpadu
mencemarkan lingkungan seperti ada tidak tergantung pada suatu cara
aplikasi pestisida. Penerapan cara pengenalian tertentu seperti pengunaan
pemberantasan biologi harus pestisida, atau penanaman varietas tahan
mengusahakan pendistribusian parasit hama, tetapi memadukan semua tehnik
seefisien mungkin agar tercipta pengendalian dalam satu kesatuan
kesinambungan biologi antara parasit sistem pengelolaan. Pengendalian hama
dengan hama. Keseimbangan yang yang hanya bertumpu hanya pada satu
diharapkan adalah kemungkinan bahwa tehnik pengendalian sering disebut
parasit dapat mengurangi populasi dengan pengendalian seca unilateral.
serangga sampai tidak membahayakan, Sedangkan pengendalian hama terpadu
tetapi bukan untuk memusnahkan seluruh merupakan kegiatan pengendalian secara
hama yang menjadii OPT. multilateral.
228
Dalam mencapai sasaran pengendalian Beberapa taktik dasar pengendalian
hama terpadu, yaitu mempertahankan hama terpadu antar lain pemanfaatan
populasi hama di bawah kerusakan pengendali hayati yang asli dari tempat
ekonomi. Sehingga produktivitas tersebut, pengelolaan lingkungan dengan
pertanian dapat diusahakan pada tingkat cara bercocok tanam menggunakan
yang tinggi, maka perlu diperhatikan pestisida secara selektif termasuk
bebe-rapa kendalanya, yaitu kendala pestisida fisiologis, ekologis, dan
sosial dan ekonomi, yang berarti bahwa selektivitas melalui perbaikan tehnik
pelaksanaan pengendalian hama terpadu aplikasi dan pengetahuan terhadap sifat
harus dapat didukung oleh kelayanan dan perilaku hama.
sosial ekonomi masyarakat setempat.
Kendala ekologi yang berarti bahwa 1) Pengendalian organisme penganggu
dalam penerapan pengendalian hama dengan pola bercocok tanam
terpadu harus secara biologis dapat Pada dasarnya pengendalian organisme
dipertanggung-jawabkan dan tidak pengganggu secara kultur tehnis adalah
menimbulkan kegoncangan atau mengelola lingkungan tempat budi daya
kerusakan linkungan yang akan tanaman agar kondisinya tidak
merugikan binatang berguna,marga mendukung perkembangan dan
satwa, manusia, dan lingkungannya. pertumbuhan organisme pengganggu.
229
keriting yang tahan terhadap penyakit
3) Pengendalian organisme pengganggu layu.
secara fisik
Pengendalian secara fisik merupakan 6) Pengendalian organisme secara
pengendalian yang menggunakan faktor- kimiawi
faktor fisik atau mengubah lingkungan Pengendalian organisme peng-gangu
fisik agar organisme pengganggu menjadi secara kimiawi adalah penggunaan zat-
mati atau berkurang jumlahnya. Kematian zat kimia untuk mematikan organisme
organisme pengganggu dapat disebabkan pengganggu, sehingga populasinya
oleh pemanasan, pembakaran, menurun. Pestisida dapat dikelompokkan
pembasahan, pengeringan, penghalang menjadi insetisida, fungisida, bakterisida,
dan lain-lain. nematisida, rodentisida, akarisida dan
herbisida. Insektisida adalah bahan kmia
4) Pengendalian organisme secara hayati yang dapat membunuh serangga
Pengendalian hayati adalah pemanfaatan (insekta). Fungisida dalah bahan kimia
dan penggunaan musuh alami untuk yang dapat membunuh jamur (fungi).
menumnkan/mematikan populasi Bakterisida adalah bahan kimia yang
organisme pengganggu tanaman. dapat membunuh bakteri. Nematisida
Pengendalian hayati dengan musuh alami adalah bahan kimia yang dapat
yaitu menggunakan organisme an dapat membunuh nematoda. Rodentisida
menyerang hama atau patogen (bibit adalah bahan kimia yang dapat
penyakit) atau gulma. Akan tetapi membunuh tikus. Acarisida adalah bahan
organisme musuh alami tersebut tidak kimia yang dapat membunuh tungau
merugikan tanaman yang diusahakan. (ordo Acarina). Dan herbisida adalah
tanaman yang dapat membunguh
5) Pengendalian organisme pengganggu rerumput-an gulma. Ada tiga cara
dengan varitas/klon tanaman tahan hama/ penamaan pestisida, yaitu nama umum,
penyakit nama dagang dan nama kimiawi. Contoh
Pengendalian organisme peng-ganggu penamaan pestisida dalam kegiatan
dengan varitas atau klon tanaman yang sehari-hari adalah nama dagang, yaitu
tahan terhadap organisme tersebut sebagai berikut :
bertujuan untuk meminimumkan Nama umum : Karbofuran
(menurunkan) serangan organisme Nama Umum : Furadan,
penggganggu karena adanya daya tahan Curater dan lain-lain
yang tinggi dari varitas atau klon tanaman Nama Kimia : 2,3-dihidro
yang diusahakan. Pengendalian dengan 2,2-dimetil-7-benzonil-dimetilkarbonat
cara ini merupakan cara yang paling
mudah, murah dan ramah lingkungan. Dari cara masuknya pes-tisida ke dalam
Dengan cara ini petani tidak perlu belajar organisme pengganggu tanaman, dapat
secara khusus, dan petani dapat secara digolongkan menjadi racun perut, racun
langsung menggunakannya seperti kontak, racun sistemik dan fumigan.
halnya membudidayakan tanaman pada Racun perut adalah bahan kimia yang
umumnya, hanya benih/bibit yang mematikan hama setelah memasuki
ditanam diambil dari kelompok varitas/ tubuh hama melalui saluran pencernaan
klon yang tahan terhadap suatu makanan. Racun kontak adalah bahan
organisme pengganggu. Contohnya kimia yang mematikan hama setelah
adalah tanaman tomat Ratna dan cabe memasuki tubuh hama apabila bahan
kimia tersebut bersentuhan atau
230
menempel pada tubuh hama. Racun menjadi gas dan membunuh organisme
sistemik adalah bahan kimia yang pengganggu melalui proses pernafasan.
mematikan hama yang masuk ke dalam Pada umumnya pestisida dibuat dalam
tubuh hama melalui bagian tumbuhan bentuk formulasi tertentu, sehingga efektif
yang terlebih dahulu telah mengandug dan efisien penggunaannya. Beberapa
bahan kimia tersebut, kemudian termakan bentuk formula pestisida disajikan dalam
organisme penggangu atau nama. tabel berikut ini.
Fumigan adalah bahan kimia yang mudah
NAMA
NO KODE KETERANGAN
FORMULASI
Emulsifiable Bila dicampur air, cairan akan menjadi emulsi (putih seperti
1
Concentrates (EC) susu)
2 Wetable Powders (WP) Tepung basah, bila dicampur air menjadi suspensi
Tepung halus dan basah (seperti
3 Flowable Powder puding). Bila dicampur air emnjadi suspensi tepung dan
(F)
dapat larut dalam air
4 Soluble Powder (SP) Tepung, dapat larut dalam air
Larutan mempunyai-daya racun tinggi terhadap organisme
5 Solution
(S) pengganggu tanaman
6 Dust (D) Debu, digunakan tanpa campuran bahan pelarut lagi
Butiran, diberikan kepada tanaman tanpa bahan tambahan
7 Granular
(G) (langsung dibenamkan pada tanah)
Bahan aktif, merupakan partikel kecil yang dapat menguap
8 Aerosol (A)
ke udara
Umpan beracun, digunakan bersama bahan tambahan
9 Poisonous Baits (B)
yang disenangi hama (sebagai makanan)
Slow- release Bahan aktif, keluar secara per lahan-lahan, pemakaian
10 (SR)
Formulations selama musim tanam beberapa kali.
Tabel 5.12. Daftar hama dan penyakit tanaman serta jenis pestisida
231
Trithion 4 E 25-40 ml/liter air
Omite 57 EC 1-2 cc/liter air
232
patogen tersebut mantap di ekosistem dalam keadaan seimbang di bawah aras
yang baru ini, sehingga menjadi faktor ekonomik dalam jangka waktu yang
mortalitas tetap bagi spesies hama yang panjang
dikendalikan. Permu-laan bagi patogen
diperlukan kepadatan populasi inang yang b). Aman bagi lingkungan
cukup. Pengendalian hayati tidak memiliki efek
samping terhadap lingkungan terutama
3). Aplikasi patogen hama sebagai terhadap serangga atau orga-nisme yang
insektisida mikrobial. Aplikasi patogen bukan sasaran
perlu dilakukan beberapa kali sama Relatif ekonomik karena begitu usaha
prinsipnya dengan penggunaan tersebut berhasil kita tidak memerlukan
insektisida sintetik organik. Saat ini lagi tambahan biaya khusus untuk
beberapa jenis patogen seperti Bacillus pengen-dalian hama yang kita upayakan
thuringiensis telah dipasarkan dengan dan tidak merugikan per-kembangan
nama dagang tertentu. Berbeda dengan musuh alami.
insektisida sintetik organik maka
insektisida mikrobia mempunyai Kerugian pengendalian hayati adalah:
keuntungan yaitu berspektrum sempit a). Modal investasi yang besar
atau khas inang dan aman bagi Modal untuk pengendalian hayati relatif
lingkungan hidup serta tidak membunuh besar karena harus dikeluarkan untuk
binatang bukan sasaran. Kecuali itu kegiatan eksplorasi, penelitian, pengujian,
apabila keadaan lingkungan dan evaluasi terutama yang menyangkut
memungkinkan patogen hama yang berbagai aspek dasar baik untuk hama,
diaplikasikan pada ekosistem mungkin musuh alami maupun tanaman.
dapat menjadi pengendali alami hama
yang permanen di ekosistem tersebut. Aspek dasar yang meliputi taksonomi,
Teknik penggunaan pengendali hama ekologi, biologi, siklus hidup, dinamika
jenis mikroba biasanya diigunakan pada populasi, genetika, fisiologi, dll.
tanaman setelah melalui pengenceran Identifikasi yang tepat jenis hama maupun
untuk mendapatkan konsentrasi yang musuh alaminya merupakan langkah
tepat, kemudian disemprotkan ke seluruh permulan yang sangat penting, supaya
tanaman atau langsung ke dalam tanah di tidak memperoleh kesulitan dalam
sekitar perakaran, sedangkan untuk mempelajari sifat-sifat kehidupan musuh
microbial agen yang telah dikeringkan dan alami dan langkah kegiatan selanjutnya
dicampur dengan media lain dapat
langsung dibenamkan kedalam tanah Diperlukan Fasilitas yang lengkap dan
atau ditebarkan ke tanah disekitar para peneliti yang berkualitas,
tanaman. berpendidikan khusus dan, berdedikasi
Dibandingkan dengan teknik-teknik tinggi untuk pengembangan teknologi
pengendalian yang lain terutama pengendalian hayati. Keberhasilan dari
pestisida, pengendalian OPT dengan penggunaan pengendali hayati relatif
musuh alami memiliki keuntungan lebih lama.
diantaranya:
4) Taktik Pengendalian
a). Permanen Telah tersedia berbagai taktik
Musuh alami menjadi lebih mapan dan pengendalian yang dapat dikelompokkan
selanjutnya secara alami musuh alami seperti di bawah ini :
akan mampu menjaga populasi hama
233
(a). Mengusahakan pertumbuhan x Penggunaan mulsa
tanaman sehat
Yang dimaksud dengan tanaman sehat (b). Pengendalian hayati (musuh-musuh
ialah tanaman yang terlihat segar, tumbuh alam)
normal menurut kriteria pertumbuhan Dalam pengertian ekologi definisi
yang telah diketahui. Dimulai dengan pengendalian hayati ialah pengaturan
menilai kesehatan benih. Tanda-tanda populasi kepadatan organisme oleh
benih sehat ialah benih harus bersih, musuh-musuh alamnya, hingga tingkat
terlihat bernas, tidak berkeriput, tidak ada kepadatan rata-rata organisme tersebut
gejala-gejala berpenyakit, persentase lebih rendah dibandingkan dengan yang
tumbuhnya (kecambah) hampir 100%. tidak teratur oleh musuh alamnya
Demikian juga kecepatan pertumbuhan (DeBach, 1979). Dari segi kepentingan
benih tersebut harus memenuhi kriteria manusia musuh-musuh alam tersebut
yang telah ditentukan. Benih yang sehat dimanfaatkan sebagai pengendali hama
akan menghasilkan tanaman yang sehat agar fluktuasi kepadatan rata-rata
pula. Di lapangan dapat dibedakan antara populasi hama tanaman selalu rendah.
pertumbuhan tanaman sehat dengan Dengan demikian hama tersebut tidak
yang bukan. Misalnya varietas unggul mendatangkan kerugian. Musuh-musuh
Cisadane. Bentuk tanamannya tegak, alam tersebut dapat digolongkan sebagai
tinggi antara 105-120 cm, anakan berikut (van den Bosch et al. 1985;
produktif 15-20 batang, warna kaki, Pimentel, et al. 1986)
batang, dan daun hijau, muka daun kasar, x Predator
posisi daun tegak, bentuk dan warna x Parasitoid
gabah gemuk dan kuning bersih, umur x Patogen serangga ( jamur,
antara 135-145 hari. bakteri, virus, nematoda)
x Vertebrata (mamalia, burung,
Mengapa harus mengusahakan amphibia, ikan).
pertumbuhan tanaman sehat. Apakah
hubungan antara pertumbuhan tanaman (c). Varietas tahan
sehat dengan masalah hama. Jelas ada Yang dimaksud dengan varietas tahan
hubunganya, malah sangat erat. ialah varietas-varietas yang memang
Tanaman yang sehat akan lebih mampu tahan terhadap serangan hama-hama
menahan serangan berbagai spesies tertentu. Daya tahannya itu diwariskan
hamanya. Jadi pertumbuhan tanaman kepad keturunan-keturunannya, jadi daya
sehat pada umumnya menjadi lebih tahan tahan yang diwariskan secara genetik.
terhadap serangan hama. Bagaimana Mekanisme ketahanan varietas dapat
caranya mengusahakan pertumbuhan digolongkan sebagai berikut (Pinter,
tanaman sehat. Usaha ini mencakup 1951) :
berbagai aspek kultur teknik yaitu : x Non-preferensi
x Pola-pola tanam x Antibiosis
x Pergiliran tanaman x Toleransi tanaman
x Sanitasi
x Pemangkasan (d). Mekanik
x Waktu tanam Pengendalian secara mekanik ialah
x Pemupukan menggunakan berbagai alat/bahan untuk
x Pengelolaan tanah dan membinasakan hama, termasuk
pengairan menggunakan tangan kita untuk
x Tanaman perangkap
234
mengambil/menangkap hama sebagai lain dengan tujuan untuk mengendalikan
berikut : hama tersebut. Metoda pengendalian
x Membinasakan dengan tangan, secara genetik yang dibicarakan di sini
alat ialah :
x Memagari tanaman dengan
pagar x Teknik jantan mandul dengan
x Menangkap dengan alat radiasi
penghisap x Zat kimia pemandul
x Menggunakan alat perangkap
(h). Pestisida
(e). Fisik Yang dimaksud dengan pestisida ialah
Yang dimaksud dengan pengendalian zat-zat kimia untuk membunuh hama.
secara fisik ialah memanfaatkan faktor- Jadi pestisida adalah racun. Namun
faktor fisik untuk membinasakan atau masih terjadi perdebatan apakah berbagai
menekan perkembangan populasi hama, produk kimia yang non-letal seperti
antara lain dengan : pengatur tumbuh, feromon dan
x Suhu panas, dingin sebagainya, juga termasuk pestisida.
x Suara
x Kelembapan Yang dibicarakan di sini antara lain
x Energi, perangkap cahaya, penggolongan pestisida menurut
pengaturan cahaya golongan hama yang diberantasnya,
efeknya terhadap hama, formulasi,
(f). Senyawa-senyawa kimia semio toksisitas, penyimpanan, transpor, dan
(“semiochemicals”) teknik memusnahkan serta alat-alat dan
Selama dua dekade terakhir ini banyak teknik aplikasi dan pengelolaan pestisida.
kemajuan telah tercapai dalam x Insektisida
mengidentifikasi dan menetapkan fungsi x Fungisida
berbagai senyawa kimia yang dikeluarkan x Bakterisida
oleh serangga yang mutlak penting dalam x Molusida
kehidupannya. Beberapa diantara x Akarisida
senyawa kimia ini telah dapat x Herbisida
dimanfaatkan sebagai salah satu taktik Sesuai dengan definisi PHT untuk
dalam PHT. menanggulangi sesuatu spesies/
sekelompok spesies hama penting dipilih
Yang termasuk ke dalam senyawa- mana dari taktik-taktik pengendalian
senyawa kimia semio ini adalah feromon- tersebut di atas yang paling cocok untuk
feromon dan senyawa-senyawa kimia digabungkan menjadi satu kesatuan
alelo (“allelochemicals”). Mekanisme program pengendalian. Namun tidak
kerjanya ialah mengubah perilaku mutlak demikian. Apabila dengan
serangga, tetapi tidak mematikannya. menggunakan satu taktik pengendalian
Sepanjang diektahui efek racunnya sudah berhasil baik sesuai dengan
terhadap kehidupan hewan dan tanaman falsafah dan tujuan PHT, yang lainnya
sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. tidak diperlukan.
235
hama penting apa saja yang mungkin musuh alami yang paling penting adalah
timbul pada setiap fase kegiatan dan dari go-longan serangga sendiri. Dilihat
pertumbuhan tanaman. Untuk ini dari fungsinya musuh alami dapat kita
diperlukan pengetahuan tentang kelompokkan menjadi parasitoid,
agorekosistem tanaman tersebut dan eko- predator, dan patogen.
biologi hama-hamanya. Misalnya 1). Parasitoid
tanaman kedelai. Hama kedelai yang Parasitoid adalah serangga yang
terpenting selama fase pertumbuhan merugikan serangga atau binatang
pertama yaitu sejak berumur 4-10 hari arthropoda lainnya. Parasitoid bersifat
setelah tanam ialah lalat kacang, parasitik pada fase pra dewasanya
Ophiomya phaseoli, kumbang daun sedangkan pada fase dewasa mereka
kedelai, Phaedonia inclusa dan kutu hidup bebas tidak terikat pada inangnya.
kebul, Bemisia tabaci. Spesies-spesies Umumnya parasitoid dapat membunuh
hama lain mungkin juga ada. Tabel III.3 inangnya meskipun ada inang yang
memuat daftar hama-hama kedelai yang mampu melengkapi siklus hidupnya
dapat hadir pada fase-fase pertumbuhan sebelum mati. Parasitoid dapat
tanaman kedelai (Wedanimbi dan menyerang setiap fase instar serangga
Soehardjan, 1993). maupun fase dewasa. Oleh induk
parasitoid telur dapat diletakkan pada
e. Implementasi Pengendalian permu-kaan kulit inang atau dengan
tusukan ovipositornya telur langsung
Pengendalian hama dan patogen dimasukkan ke dalam tubuh inang. Larva
tanaman dapat dilakukan dengan yang keluar dari telur menghisap cairan
berbagai cara. Pengendalian yang sudah inangnya dan menyelesaikan
umum dilakukan oleh petani Indonesia perkembangannya di luar tubuh inang
adalah pengendalian secara kultur teknis, (sebagai ekto-parasitoid) dan sebagian
pengendalian secara mekanis, besar di dalam tubuh inang (sebagai
penegndalian secara fisik, pengendalian endoparasitoid). Fase inang yang
secara hayati, pengendalian secara diserang pada umumnya adalah telur dan
kimiawi, pengendalian dengan varietas larva.
yang tahan terhadap OPT dan
penendalian secara terpadu (PHT: Ada spesies parasitoid yang hanya
Pengendalian hama, patogen dan gulma digunakan oleh satu para-sitoid untuk
secara terpadu). Untuk mengendalian dapat melengkapi per-kembangannya
hama dan penyakit tanaman dapat sampai fase dewasa pada satu inang.
dilakukan sevara bilogis. Untuk Parasitoid semacam ini disebut parasitoid
keberhasilan suatu pengendalian secara soliter. Sedangkan parasitoid gregarius
biologis harus mengenal terlebih dahulu adalah jenis parasitoid yang lebih dari
musuh-musuh alami hama dan penyakit satu individu dapat hidup bersama-sama
tanaman. Berikut ini adalah beberapa dalam tubuh satu inang. Banyak lebah
musuh alami hama dan penyakit Ichneumonid merupakan parasito-id
tanaman. soliter, dan banyak lebah Braconid dan
Chalcidoid yang bersifat gregarius.
Hampir semua kelompok organisme Terdapat 6 ordo dan 86 famili serangga
dapat berperan sebagai musuh alami yang termasuk parasitoid yaitu
serangga hama termasuk binatang Coleoptera, Diptera, Hymenoptera,
vertebrata, nematoda, mikroorganisme, Lepidoptera, Neuro-ptera, dan
invertebrata selain serangga. Kelompok Strepsiptera. Dalam ordo Hymenoptera
236
yang terbanyak parasitoid adalah famili Gejala serangan :
Ichneumonidae, Braconidae, dan Bacillus thuringiensis sporulasi dalam
Chalcidoidea. tubuh serangga membentuk kristal yang
mengandung protein beracun. Bila spora
2). Predator dan kristal bakteri dimakan oleh serangga
Predator merupakan orga-nisme yang yang peka maka terjadi gejala paralisis
hidup bebas de-ngan memakan atau yang mengakibatkan kematian inang.
memangsa binatang lainnya. Beberapa Kristal bakteri akan melarut dalam saluran
perbedaan antara predator dan parasitoid: pencernaan. Dalam jaringan tersebut
Parasitoid umumnya monofag atau bakteri mengeluarkan toksin yang dapat
oligofag mematikan serangga
237
konidia tersebut muncul keluar dari Jenis-jenis agen pengendali hayati yang
kutikula serangga. dapat dipergunakan untuk mengendalikan
Saat ini di Indonesia jamur Metarhizium penyakit tumbuhan adalah bakteri, virus,
anisopliae telah digunakan secara luas protozoa, nematoda, tungau dan jamur.
untuk pengendalian hama Oryctes sp. Jamur pengendali hayati adalah
yang menyerang kelapa. Jamur Trichoderma spp., Gliocladium spp. dan
Beauveria telah dicoba untuk Metharizium sp. (baker and Cook, 1982).
pengendalian hama wereng padi coklat
dan hama penggerek buah kopi. Berikut beberapa contoh pembuat-an
pestisida hayati dari mikro-organisme,
Jamur antagonis. Beberapa spesies yaitu Jamur B. bassiana merupakan
Gliocladium sp. bersifat antagonis yang entomopatogen yang dapat mematikan
menyebabkan kematian dan serangga dewasa dan pra dewasa (telur,
menghancurkan hifa inangnya dengan larva, pupa) hama penggerek bonggol
sekresi satu atau lebih antibiotik, dengan pisang, C. sordidus. Bila pupa yang
sifat hiperparasit dan persaingan hara terinfeksi B. bassiana dapat hidup,
maupun ruang. Antibiotik yang dihasilkan namun serangga imagonya akan cacat
Gliocladium sp. adalah gliotoksin. dimana perkembangan sayapnya tidak
Gliocladium dan Trichoderma berpotensi sempurna. Jamur B. bassiana terlihat
sebagai agen pengendali hayati untuk keluar dari tubuh serangga terinfeksi
penyakit layu fusarium. Trichoderma spp. mula-mula dari bagian alat tambahan
Membebaskan gas-gas yang mudah (apendages) seperti antara segmen-
menguap dan berfungsi sebagai anti segmen antena, antara segmen kepala
jamur. Anti jamur yang dihasilkan dengan toraks, antara segmen toraks
berpengaruh terhadap pertumbuhan dengan abdomen dan antara segmen
Fomes annosus dan Lentinus lepideus abdomen dengan cauda (ekor). Setelah
beberapa hari kemudian seluruh
Menurut Baker and Cook (1982), permukaan tubuh serangga yang
pengendalian hayati adalah tindakan terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur
penekanan kepadatan inokulum atau yang berwarna putih. Penetrasi jamur
aktifitas patogen yang berada dalam entomopato-gen sering terjadi pada
keadaan aktif atau dorman oleh satu atau membran antara kapsul kepala (head
lebih organisme. Pengendalian hayati capsule) dengan toraks atau diantara
dapat berjalan dengan alami melalui segmen-segmen apendages demikian
manipulasi lingkungan inang (tumbuhan), pula miselium jamur keluar pertama kali
agen pengendali hayati atau dengan pada bagian-bagian tersebut.
introduksi masal satu atau lebih agen
pengendali hayati.
238
Gambar 48.
Gejala pada serangga dewasa C. sordidus yang terinfeksi oleh jamur B.bassiana
Gambar
Morfologi Gliocladium sp. (kiri) dan Hiperparasitisme Gliocladium sp.
Pada patogen tanaman (kanan)
239
kamar selama 2 hari. Pada hari ke-3 dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian
pindahkan jamur antagonis ke dalam tumbuhan. Herbisda sterilisasi tanah
cawan petri yang mengandung PDA steril, adalah herbisida yang selama berada di
lalu diinkubasikan sela-ma 4 hari. Pilih dalam tanah dapat mencegah tumbuhnya
satu cawan petri yang mengandung koloni gulma. Pemberian herbisida untuk
Gliocladium sp. murni. Setelah dipotong- memberantas gulma dilakukan dengan
potong dengan alat Cork Boorer, setiap cara sebar, larikan dan langsung.
satu potongan dipindahkan ke cawan
petri, lalu diinkubasikan selama tujuh Cara sebar dilakukan untuk menyemprot
hari. Dengan demikian diperoleh koloni atau menebar herbisida ke seluruh area
murni Gliocladium sp. pertanaman. Cara larikan adalah
pemberian herbisida yang disebarkan di
f. Implementasi pengendalian gulma. antara barisan tanaman. Sedangkan cara
Untuk mengendalikan gulma tanaman langsung dilakukan apabila herbisida
terdapat lima tehnik pengendalian, yaitu disemprotkan secara langsung pada
(1) cara mekanis, melakukan gulma atau dengan cara melukai gulma
pembabatan, pencabutan, pengolahan dan mengoleskan herbisida pada bagian
tanah, pengenangan, pembakaran dan yang luka.
penutupan lahan dengan mulsa plastik Translokasi herbisida ke bagian-bagian
hitam-perak atau mulsa organik; gulma dibagi atas tiga cara, yaitu
(2) tehnik kompetisi,yaitu mengatur waktu translokasi melalui jaringan kulit kayu atau
tanam yang tepat sehingga tanaman tidak floem, trnaslokasi melalui jaringan pem-
tersaingi dalam kebutuhan air, unsur hara buluh kayu (xilem) dan translokais melalui
dan oksigen; ruang inertseluler.
(3) pergiliran tanaman, yaitu melakukan
pergantian tanaman budidaya pada setiap Penyemprotan herbisida melalui daun
musim tanam; akan diterukan ke bagian bawah,
(4) cara biologi, dengan menggunakan termasuk akar. Penyemprotan sebaiknya
predator gulma dan penyakit tanaman dilaku-kan pada sel-sel yang masih muda,
berupa fungi atau bakteri atau virus. karena proses translokasi bahan-bahan
Contohnya memberantas Lantana camara dari daun ke bagian tanaman berjalan
dengan hama penggerek batang secara aktif. Herbisida yang toksik akan
Plagiohanus spini atau pengerek daun mema-tikan sel-sel atau jaringan yang
seperti Octotoma scrabripennis; dilewatinya. Selama sel-sel floem masih
(5) secara kimia, yaitu mengendalikan berfungsi maka gulma masih tetap dapat
gulma dengan menggunakan ba-han bertahan hidup. Oleh karena itu untuk
kimia atau herbisida. Dalam membunuh gulma dengan menggunakan
penerapannya, herbisida digolongkan herbisida harus selalu mematikan fungsi
dalam tiga kelompok, yaitu herbisida floem sehingga fungsi akar akan terhenti.
kontak, sistemik dan sterilisasi tanah.
Pemberian herbisida melalui tanah akan
Herbisida kontak yaitu herbisida yang diangkut oleh jaringan pembuluh xilem
dapat membunuh bagian gulma yang ke bagian atas gulma termasuk daun.
terkena herbisida kemudian mengalir Xilem merupakan sel-sel yang tidak hidup
melalui sel-sel xilem. Herbisida sistemik sehingga herbisida sulit untuk merusak
adalah herbisida yang dapat membunuh sel xilem. Translokais dari bagian akar ke
seluruh bagain tumbuhan, diabsorpsi oleh bagian di atas permukaan tanah akan
akan atau bagian tanaman lainnya dan
240
selalu mengikuti translokasi air dan interaksi sifat herbisida, gulma dan
larutan hara tanama lingkungan.
Translokasi bahan aktif dari herbisida Sifat herbisida menyangkut daya kerja,
melalui ruang interseluler karena adanya mekanisme kerja, formulasi dan pH.
sifat bahan pelarut yang nonpolar dan Tehnik penggunaan herbisida mencakup
mempunyai tekanan permukaan yang cara penyemprotan, penempatan dan
rendah. Dengan demikian herbisida hubungannya dengan alat serta waktu
dapat menyebar ke seluruh bagian penggunaannya. Sifat gulma yang
tanaman, dari bagian atas ke bawah, atau mempengaruhi efektivitas dan selektivitas
sebaliknya. Begitupun dengan proses herbisida adalah sifat morfologis, fisiologis
secara radian ataupun tangensial. dan genetis, Keadaan seperti tanah,
Faktor-faktor yang mempengaruhi sinar, suhu, kelembaban udara, air dan
efetivitas dan selektivitas herbsida adalah: faktor biologi akan mempengaruhi pula
sifat herbisida, cara pemberian atau efektivitas dan selektivitas herbisida.
pemakaian, sifat gulma, lingkungan, dan
241
Ringkasan
242
SOAL:
1. Jelaskan tentang unsur hara makro dan mikro bagi tanaman.
2. Jelaskan minimal 10 OPT dan teknik pengendaliannya.
3. Mengapa pengendalian OPT yang terbaik adalah secara terpadu.
TUGAS:
1. Lakukan observasi terhadap unsur hara yang digunkan petani di sekitar sekolahmu.
2. Amati hama. Penyakit dan gulma yang menyerang tanaman yang dibudidayakan di
sekolahmu dan diskusikan dengan teman satu kelompok bagaimana cara
mengendalikan OPT tersebut.
243