You are on page 1of 29

ALIRAN-ALIRAN DALAM AGAMA ISLAM

(jangan jadikan kami jablay)


www.ppmdt.org

Dibuat khusus untuk


ustadz mardais al hilaly
by : temen2 santri ppm lanjutan ikhwan

1|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akidah bagi setiap muslim merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang
wajib diyakini. Dalam al-Qur’an akidah disebut dengan al-Iman (percaya) yang sering
digandengkan dengan al-Amal (perbuatan baik) tampaknya kedua unsur ini
menggambarkan suatu integritas dalam ajaran Islam. Dasar-dasar akidah Islam telah
dijelaskan Nabi Muhammad Saw melalui pewahyuan al-Qur’an dan kumpulan sabdanya
untuk umat manusia generasi muslim awal binaan Rasullullah Saw telah meyakini dan
menghayati akidah ini meski belum diformulasikan sebagai suatu ilmu lantaran rumusan
tersebut belum diperlukan. Pada periode selanjutnya, persoalan akidah secara ilmiah
dirumuskan oleh sarjana muslim yang dikenal dengan nama mutakallimun, hasil
rumusan mutakallimun itu disebut kalam, secara harfiah disebut sabda Tuhan ilmu
kalam berarti pembahasan tentang kalam Tuhan (al-Qur’an) jika kalam diartikan dengan
kata manusia itu lantaran manusia sering bersilat lidah dan berdebat dengan kata-kata
untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
Kata kalam berkaitan dengan kata logos dalam bahasa Yunani yang berarti
alasan atau argumen Ahmad Mahmud Shubhi mengutip defenisi ilmu kalam versi Ibnu
Khaldun bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membahas tetang persoalan-persoalan dasar
keimanan dengan menggunakan dalil akal dan menolak unsur-unsur bid’ah. Dari defenisi
dapat dipahami bahwa pembahasan ilmu kalam adalah untuk mempertahankan akidah.
Dasar-dasar akidah yang termaktub di dalam al-Qur’an dianalisa dan dibahas lebih lanjut
dengan menggunakan logika untuk mendapatkan keyakinan yang lebih kokoh. Persoalan
kalam lainnya yang menjadi bahan perdebatan diantara aliran-aliran kalam adalah
masalah perbuatan tuhan dan perbuatan manusia. Masalah ini muncul sebagai buntut
dari perdebatan ulama kalam mengenai iman.
Ketika sibuk menyoroti siapa yang masih dianggap beriman dan siapa yang
kafir diantara pelaku tahkim, para ulama kalam kemudian mencari jawaban atas
pertanyaan siapa sebenarnya yang mengeluarkan perbuatan manusia, apakah Allah
sendiri ? atau manusia sendiri ? atau kerja sama antara keduanya. Masalah ini kemudian
memunculkan Aliran Fatalis (predestination) yang diwakili oleh Qadariah dan Mu’tazilah,
sedangkan aliran Asy’ariah dan Maturidiyah mengambil sikap pertengahan. Persoalan ini
kemudian meluas dengan mempermasalahkan apakah Tuhan memiliki kewajiban-
kewajiban tertentu atau tidak? apakah perbuatan itu tidak terbatas pada hal-hal yang
baik saja, ataukah perbuatan Tuhan itu terbatas pada hal-hal yang baik saja, tetapi juga
mencakup kepada hal-hal yang buruk.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, kami akan memaparkan pembahasan tentang
perbandingan antar aliran, yaitu membahas tentang “Perbuatan Tuhan dan Perbuatan
Manusia” dan permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perbuatan Tuhan menurut aliran-aliran Kalam?
2. Bagaimana perbuatan manusia menurut aliran-aliran Kalam?

2|Page
baik dan terbaik di dunia dan di akhirat nanti.
BAB II c. Kewajiban menepati janji (al-wa’d) dan ancaman (wa’id)
Janji dan ancaman merupakan salah satu dari lima dasar kepercayaan aliran
PEMBAHASAN Mu’tazilah. Hal ini erat hubungannya dengan dasar keduanya, yaitu keadilan. Tuhan akan
ALIRAN MU’AZILAH, QADARIYAH, ASYARIYAH,MATHRURIDIYAH bersifat tidak adil jika tidak menepati janji untuk memberikan pahala kepada orang yang
berbuat baik dan menjalankan ancaman bagi orang-orang yang berbuat jahat. Selanjutnya
A. PERBUATAN TUHAN keadaan tidak menepati janji dan tidak menjalankan ancaman bertentangan dengan maslahat
Semua aliran dalam pemikiran kalam berpandangan bahwa Tuhan melakukan dan kepentingan manusia. Oleh karena itu menepati janji dan menjalankan ancaman adalah
perbuatan. Perbuatan disini dipandang sebagai konsekuensi logis dari dzat yang memilki wajib bagi Tuhan.
kemampuan untuk melakukannya.1 2. Aliran Asy’ariah
1. Aliran Mu’tazilah Menurut aliran Asy’ariyah, faham kewajiban Tuhan berbuat baik dan terbaik bagi
Aliran Mu’tazilah, sebagai aliran kalam yang bercorak Rasional, berpendapat bahwa manusia (ash-shalah wa al-ashlah), sebagaimana dikatakan aliran Mu’tazilah, tidak dapat
perbuatan Tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik. Namun, ini tidak berarti diterima karena bertentangan dengan faham kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Hal ini
bahwa tuhan tidak mampu melakukan perbuatan buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan ditegaskan al-Ghazali ketika mengatakan bahwa Tuhan tidak berkewajiban berbuat dan yang
buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena ia mengetahui keburukan dari terbaik bagi manusia. Dengan demikian aliran Asy’ariyah tidak menerima faham Tuhan
perbuatan buruk itu. Di dalam al-Qur’an pun jelas dikatakan bahwa tuhan tidaklah berbuat mempunyai kewajiban. Tuhan dapat bebuat sekehendak hati-Nya terhadap makhluk.
zalim. Ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan dalil oleh Mu’tazilah untuk mendukung pendapatnya Sebagaimana yang dikatakan al-Ghazali, perbuatan Tuhan bersifat tidak wajib (Ja’iz) dan tidak
diatas adalah surat al-Anbiyaa (21):23 dan surat ar-Rum (30) : 8. satu pun darinya yang mempunyai sifat wajib.
Qadi Abd al-Jabar, seorang tokoh Mu’tazilah mengatakan bahwa ayat tersebut Karena percaya kepada kekuasaan mutlak Tuhan dan berpendapat bahwa Tuhan
memberi petunjuk bahwa Tuhan hanya berbuat baik dan yang Maha suci dari perbuatan tidak mempunyai kewajiban apa-apa, aliran Asy’ariyah menerima faham pemberian beban di
buruk. Dengan demikian, Tuhan tidak perlu ditanya. Ia menambahkan bahwa seseorang yang luar kemampuan manusia, Asya’ari sendiri dengan tegas mengatakan dalam al-Luma, bahwa
dikenal baik, apabila secara nyata berbuat baik, tidak perlu ditanya mengapa ia melakukan Tuhan dapat meletakkan beban yang tidak dapat dipikul pada manusia. Menurut faham
perbuatan baik itu adapun ayat yang kedua, menurut al-Jabar mengandung petunjuk bahwa Asy’ariah perbuatan manusia pada hakitkatnya adalah perrbuatan tuhan dan diwujudkan
Tuhan tidak pernah dan tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan buruk, pernyataan bahwa dengan daya Tuhan bukan dengan daya manusia, ditinjau dari sudut faham ini, pemberian
ia menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dengan hak, tentulah tidak benar atau beban yang tidak dapat dipikul tidaklah menimbulkan persoalan bagi aliran Asy’ariah, manusia
merupakan berita bohong. dapat melaksanakan beban yang tak terpikul karena yang mewujudkan perbuatan manusia
Dasar pemikiran tersebut serta konsep tentang keadilan Tuhan yang berjalan sejajar bukanlah daya manusia yang terbatas, tetapi daya Tuhan yang tak terbatas.
dengan paham adanya batasan-batasan bagi kekuasaan dan kehendak Tuhan, mendorong 3. Aliran Maturidiyah
kelompok Mu’tazilah untuk berpendapat bahwa Tuhan mempunyai kewajiban terhadap Mengenai perbuatan Allah ini, terdapat perbedaan pandangan antara Maturidiyah
manusia kewajiban-kewajiban tersebut dapat disimpulkan dalam satu hal yaitu kewajiban Samarkand dan Maturidiyah Bukhara. Aliran Maturidiyah Samarkand, yang juga memberikan
berbuat terhadap manusia. Paham kewajiban Tuhan berbuat baik, bahkan yang terbaik (ash- batas pada kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, mereka berpendapat bahwa perbuatan
shalah wa al-ashlah) mengonsekuensikan aliran Mu’tazilah memunculkan paham kewajiban Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saja, dengan demikian Tuhan berkewajiban
Allah berikut ini : melakukan yang baik bagi manusia. Demikian halnya dengan pengiriman Rasul Maturidiyah
a. Kewajiban tidak memberikan beban diluar kemampuan manusia. Samarkand sebagai kewajiban Tuhan.
Memberi beban di luar kemampuan manusia (taklif ma la yutaq) adalah Adapun Maturidiyah Bukhara memiliki pandangan yang sama dengan Asy’ariyah
bertentangan dengan faham berbuat baik dan terbaik. Hal ini bertentangan dengan faham mengenai faham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban. Namun, sebagaimana dijelaskan
mereka tentang keadilan Tuhan. Tuhan akan bersifat tidak adil kalau Ia memberikan beban oleh al-Bazdawi, bahwa Tuhan pasti menepati janji-Nya, seperti memberi upah orang yang
yang terlalu berat kepada manusia. telah berbuat kebaikan. Adapun pandangan Maturidiyah Bukhara sesuai dengan faham
b. Kewajiban mengirimkan Rasul mereka tentang kekuasaan Tuhan dan kehendak mutlak Tuhan, tidaklah bersifat wajib dan
Bagi aliran Mu’tazilah, dengan kepercayaan bahwa akal dapat mengetahui hal-hal hanya bersifat mungkin saja.
gaib, pengiriman Rasul tidaklah begitu penting. Namun, mereka memasukkan pengiriman
Rasul kepada umat manusia menjadi salah satu kewajiban Tuhan. Argumentasi mereka adalah
kondisi akal yang tidak dapat mengetahui setiap apa yang harus diketahui manusia tentang B. PERBUATAN MANUSIA
Tuhan dan alam ghaib. Oleh karena itu, Tuhan berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi
manusia dengan cara mengirim Rasul. Tanpa Rasul, manusia tidak akan memperoleh hidup Masalah perbuatan manusia bermula dari pembahasan sederhana yang dilakukan
1
oleh kelompok Jabariyah dan kelompok Qadariyah, yang kemudian dilanjutkan dengan
DR. Abdul Rozak, M.Ag., Ilmu Kalam, (Cet. II; Bandung: Pustaka pembahasan lebih mendalam oleh aliran Mu’tazilah, Asyi’ariyah dan Maturidiyah.
Setia, 2006) h.153 Akar dari permasalahan perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa Tuhan adalah

3|Page
pencipta alam semesta, termasuk di dalamnya manusia sendiri. Tuhan bersifat Maha kuasa ada dua daya yang menentukannya.
dan mempunyai kehendak yang bersifat mutlak. Maka di sini timbullah pertanyaan, sampai di Aliran Mu’tazilah mengaku Tuhan sebagai pencipta awal, sedangkan manusia
manakah manusia sebagai ciptaan Tuhan tergantung kepada kehendak dan kekuasaan Tuhan berperan sebagai pihak yang berkreasi untuk mengubah bentuknya.
dalam menentukan perjalanan hidup?, dan apakah manusia terikat seluruhnya kepada 4. Aliran Asy’ariyah
kehendak dan kekuasaan mutlak Tuhan?.2 Dalam faham Asy’ari, manusia ditempatkan pada posisi yang lemah. Ia diibaratkan
1. Aliran Jabariyah anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Oleh karena itu Aliran ini lebih dekat
Dalam pembahasan mengenai perbuatan manusia tampaknya ada perbedaan dengan faham jabariyah daripada faham Mu’tazilah. Untuk menjelaskan dasar pijakannya,
pandangan antara Jabariyah Ekstrim dan Jabariyah Moderat. Jabariyah Ekstrim berpendapat Asy’ari memakai teori Al-kasb (acquisition, perolehan), segala sesuatu terjadi dengan
bahwa segala perbuatan manusia bukanlah merupakan perbuatan yang timbul dari perentaraan daya yang diciptakan, sehingga menjadi perolehan dari muktasib (yang
kemauannya sendiri, tetapi kemauan yang dipaksakan atas dirinya. Salah seorang tokoh memperoleh kasb) untuk melakukan perbuatan, dimana manusia kehilangan keaktifan, yang
Jabariyah Ekstrim, mengatakan bahwa manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Ia tidak mana manusia hanya bersikap pasif dalam perbuatan-perbuatannya. Untuk membela
mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. keyakinan tersebut Al-Asy’ari mengemukan dalil Al-qur’an yang artinya : “Tuhan menciptakan
Jabariyah Moderat mengatakan bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, kamu dan apa yang kamu perbuat” (Q.S. Ash-shaffat : 96)
baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai peranan di Aliran Asy’ariyah berpendapat bahwa perbuatan manusia diciptakan Allah,
dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan sedangkan daya manusia tidak mempunyai efek untuk mewujudkannya, dengan demikian
perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasab (acquisition), menurut faham kasab Kasb mempunyai pengertian penyertaan perbuatan dengan daya manusia yang baru. Ini
manusia tidaklah majbur. Tidak seperti wayang yang dikendalikan oleh dalang dan tidak pula implikasi bahwa perbuatan manusia dibarengi kehendaknya, dan bukan atas daya
menjadi pencipta perbuatan. Tetapi manusia itu memperoleh perbuatan yang diciptakan oleh kehendaknya.
Tuhan. 5. Aliran Maturidiyah
2. Aliran Qadariyah Mengenai perbuatan manusia ini, terdapat perbedaan pandangan antara
Aliran Qadariyah menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah bukhara. Kelompok pertama lebih dekat dengan
kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala faham mu’tazilah, sedangkan kelompok kedua lebih dekat dengan faham Asy’ariya. Kehendak
perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik itu berbuat baik maupun berbuat jahat. Karena dan daya buat pada diri manusia manurut Maturidiyah Samarkand adalah kehendak dan daya
itu ia berhak menentukan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak manusia dalam arti kata sebenarnya, dan bukan dalam arti kiasan. Perbedaannya dengan
memperoleh hukuman atas kejahatan yang telah ia perbuat. Mu’tazilah adalah bahwa daya untuk berbuat tidak diciptakan sebelumnya, tetapi bersama-
Faham takdir dalam pandangan Qadariyah, takdir itu adalah ketentuan Allah yang sama dengan perbuatannya. Daya yang demikian posisinya lebih kecil daripada daya yang
diciptakan-Nya untuk alam semesta beserta seluruh isinya yang dalam istilah al-Qur’an adalah terdapat dalam faham Mu’tazilah. Oleh karena itu, manusia dalam faham Al-Maturidi, tidaklah
Sunatullah. sebebas manusia dalam faham Mu’tazilah.
Aliran Qadariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat menyandarkan Maturidiyah bukhara dalam banyak hal sependapat dengan Maturidiyah
segala perbuatan manusia kepada perbuatan Tuhan. Doktrin-doktrin ini mempunyai tempat Samarkand. Hanya saja golongan ini memberikan tambahan dalam masalah daya menurutnya
pijakan dalam doktrin Islam sendiri banyak ayat al-Qur’an yang mendukung pendapat ini untuk perwujudan perbuatan, perlu ada dua daya. Manusia tidak mempunyai daya untuk
misalnya dalam surat al-Kahfi ayat ke-29 yang artinya : “Katakanlah, kebenaran dari Tuhanmu, melakukan perbuatan yang telah diciptakan Tuhan baginya.
barang siapa yang mau, berimanlah dia, dan barang siapa yang ingin kafir maka kafirlah ia”
3. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah memandang manusia mempunyai daya yang besar dan bebas. Ajaran tasawuf dalam islam
Oleh karena itu, Mu’tazilah menganut faham Qadariyah atau free wil.l Menurut tokoh
Mu’tazilah manusia yang menciptakan perbuatan-perbuatannya. Mu’tazilah dengan tegas Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: ‫تص وف‬ , ) adalah ilmu untuk
menyatakan bahwa daya juga berasal dari manusia. Daya yang terdapat pada diri manusia mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan
adalah tempat terciptanya perbuatan. Jadi Tuhan tidak dilibatkan dalam perbuatan manusia. batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan
Aliran Mu’tazilah mengecam keras faham yang mengatakan bahwa Tuhanlah yang zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya
menciptakan perbuatan. Menurut mereka bagaimana mungkin dalam satu perbuatan akan melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan
dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi [rujukan?].
2
Sarjoni, ILMU KALAM “Perbandingan Antar Aliran : Perbuatan Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke
Tuhan dan Perbuatan Manusia”, (Online) 2010. seluruh belahan dunia.
(http://sarjoni.wordpress.com/2010/01/01/ilmu-kalam-perbandingan-antar- Etimologi
aliran-perbuatan-tuhan-dan-perbuatan-manusia/., diakses tanggal 19 April
2010)

4|Page
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum  Yaitu aliran kerohanian mistik (mystiek geestroming) dalam agama Islam (Dr. C.B.
adalah kata itu berasal dari Suf (‫)ص وف‬, bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah Van Haeringen).
sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan
Pendapat yang mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam agama Islam:
jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi
adalah Safa (‫)صفا‬, yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada
kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani  Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk
theosofie artinya ilmu ketuhanan. bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal,
yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi disiplin
Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari keadaan ini.
Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana dalah sekelompok muslim (Nuh Ha Mim Keller, 1995) [4]
pada waktu Nabi Muhammad yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi,
 Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan
mendedikasikan waktunya untuk berdoa.
Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan
Sejarah paham didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa
disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau
Banyak pendapat pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.] [5].
berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri. Berbagai sumber mengatakan bahwa Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar agama Islam:
ilmu tasauf sangat lah membingungkan. Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham
tasawuf merupakam paham yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi
Rasulullah[1]. Dan orang-orang Islam baru di daerah Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi) yang  Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada
sebelumnya merupakan orang-orang yang memeluk agama non Islam atau menganut paham- kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan
paham tertentu. Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut menentukan
menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J Hiltermann &
kesungguhannya untuk mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah- Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
rendah diri dan berhina-hina diri terhadap Tuhan. Mereka selalu mengenakan pakaian yang  (Sufisme)yaitu ajaran mistik (mystieke leer) yang dianut sekelompok kepercayaan di
pada waktu itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia
masih berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi penganut-penganut ini sebagai sesuatu yang khayali (als idealish verschijnt), manusia sebagai pancaran
paham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut paham sufi, sufisme atau (uitvloeisel) dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan DIA (J. Kramers
paham tasawuf. Sementara orang penganut paham tersebut disebut orang sufi. Jz).

Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf berasal dari
zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan  Al Quran pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat
ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah luasnya
tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad [2].Pendapat lain menyebutkan daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaan-perasaan dari luar, dari
tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam di zaman Khalifah Utsman bin pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah menganut agama-agama yang kuat
Affan dan Ali bin Abi Thalib, khususnya karena faktor politik.Pertikaian antar umat Islam ajaran kebatinannya dan telah mengikuti ajaran mistik, keyakinan mencari-cari
karena karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung dimasa khalifah- hubungan perseorangan dengan ketuhanan dalam berbagai bentuk dan corak yang
khalifah sesudah Utsman dan Ali. Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. ditentukan agama masing-masing. Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2
Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk. Hijriyah (yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal
Mereka melakukan gerakan ‘uzlah , yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi orang India yang sebelumnya beragama Hindu, orang-orang Persi yang sebelumnya
yang seringkali menipu dan menjerumuskan. Lalu munculah gerakan tasawuf yang di pelopori beragama Zoroaster atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi) tidak ketahuan
oleh Hasan Al-Bashiri pada abad kedua Hijriyah. Kemudian diikuti oleh figur-figaur lain masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih terdapat kehidupan
seperti Shafyan al-Tsauri dan Rabi’ah al-‘Adawiyah.[3] batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan. Keyakinan dan gerak-gerik
(akibat paham mistik) ini makin hari makin luas mendapat sambutan dari kaum Muslim,
Beberapa definisi sufisme: meski mendapat tantangan dari ahli-ahli dan guru agamanya. Maka dengan jalan
demikian berbagai aliran mistik ini yang pada permulaannya ada yang berasal dari aliran
 Yaitu paham mistik dalam agama Islam sebagaimana Taoisme di Tiongkok dan mistik Masehi, Platonisme, Persi dan India perlahan-lahan mempengaruhi aliran-aliran di
ajaran Yoga di India (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne). daam Islam (Prof.Dr.H.Abubakar Aceh).

5|Page
 Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu (1) Perasaan kebatinan yang ada kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada 'penyatuan' yang
pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam,(2) Adat atau lebih mendalam.
kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non-Islam dan berbagai
paham mistik. Oleh karenanya paham tasawuf itu bukan ajaran Islam walaupun tidak Paham ini dikalangan penganut paham kebatinan juga dikenal sebagai paham manunggaling
sedikit mengandung unsur-unsur Ajaran Islam, dengan kata lain dalam Agama Islam kawula lan gusti yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan.
tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumah orang Islam yang menganutnya
(MH. Amien Jaiz, 1980)[6].
Kedudukan syariat dalam empat tingkatan spiritual

 Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka
mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut
dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu.
Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran
Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang
keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini
mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak
pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam , dan juga dalam sejarah para shahabatnya
yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan
sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari
kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha" - At Tashawwuf Al
Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc) [7].

Tokoh tasawuf di Indonesia

Tokoh –tokoh yang mempengaruhi tasawuf di Indonesia yaitu: Hamzah Al-Fasuri, Nurddin Ar-


Raniri, Syekh Abdurrauf As-Sinkili, [[Syekh Yusuf Al-Makasari]].[8]
Empat tingkatan kedalaman beragama
Syari'at dalam perspektif faham tasawuf ada yang menggambarkannya dalam
Contoh paham bagan Empat Tingkatan Spiritual Umum dalam Islam, syariat, tariqah atau tarekat, hakikat.
Tingkatan keempat, ma'rifat, yang 'tak terlihat', sebenarnya adalah inti dari wilayah hakikat,
Berikut contoh paham Sufi atau paham tasauf : sebagai esensi dari kempat tingkatan spiritual tersebut.
Sebuah tingkatan menjadi fondasi bagi tingkatan selanjutnya, maka mustahil mencapai
Paham kesatuan wujud tingkatan berikutnya dengan meninggalkan tingkatan sebelumnya. Sebagai contoh, jika
seseorang telah mulai masuk ke tingkatan (kedalaman beragama) tarekat, hal ini tidak berarti
Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Penganut paham bahwa ia bisa meninggalkan syari'at. Yang mulai memahami hakikat, maka ia tetap
kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara melaksanakan hukum-hukum maupun ketentuan syariat dan tarekat.
ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:
“...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka
hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)” Kekuatan tasawuf

Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam salat karena salat adalah Tasawuf merupakan suatu kekuatan. Hal itu karena jiwa kaum sufi tiada harganya di
me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas dasar pengaruh 'penyatuan' jalan Allah. Mereka merelakan jiwa mereka untuk menegakan kalimat tuhan. Mereka
inilah maka kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada membebani diri dengan kepayahan untuk menyebarkan agama (khususnya) Islam di wilayah-
tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/ tidak mementingkan dunia lah wilayah Afrikadan negri-negri yang belum di taklukan oleh pasukan Islam. Pengaruh mereka

6|Page
cukup besar dalam menyebarkan Islam di penghasut yakni ABDULLAH BIN SABA’, seorang tokoh Yahudi yang masuk Islam, dan merasa
negri Melayu(Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina). Juga negri-negri lainnya di dunia.[9] marah dan geram karena permintaannya terhadap suatu jabatan ditolak mentah- mentah oleh
Umar bin Khottob. Sakit hatinya ditumpahkan dengan membentuk dan mempengaruhi serta
menghasut beberapa kelompok masyarakat agar bersifat opposan dan membangkang
Tasawuf dan ilmu pengetahuan terhadap kekhalifahan Utsman dengan menonjolkan issu nepotisme dan korupsi
pemerintahan Khalifah Utsman kepermukaan, satu tuduhan yang mengada- ada, diantaranya
Ilmu yang di zaman Yunani kuno diberi citra, bahkan diidentikkan dengan filsafat. dengan meng- ekpose bukti- bukti diangkatnya beberapa kerabat dekat beliau sebagai pejabat
tasawuf sebagai ilmu juga diarahkan untuk kepentinganagama (Kristiani), baru memperoleh pemerintahan, termasuk dengan ditetapkannya Mu’awiyah sebagai gubernur di Damaskus,
sifat kemandiriannya semenjak adanya gerakan Renaisessance dan [[Aufklarung]. Semenjak Syria (Syam, sebutan waktu itu). Yang jadi masalah dan menjadi fitnah terbesar adalah bahwa
itu pula manusia merasa bebas, tidak mempunyai komitmen dengan apa atau siapapun mereka itu mengatas namakan diri mereka sebagai PENDUKUNG ALI (bahasa Arab: “Syi’ah 
(agama, tradisi, sistem pemerintahan, otoritas politik dan lain sebagainya) selain komitmen Ali”— dikemudian hari disingkat: Syi’ah), dengan tuntutan agar Utsman yang saat itu sudah
dengan dirinya sendiri untuk mempertahankan kebebasannya dalam menentukan cara dan berumur 82 tahun, harus segera lengser dan digantikan dengan Ali, yang berarti mereka
sarana menuju kehidupan yang hendak dicapai. [10] secara sengaja membenturkan dan  mengadu domba antara Ali dan Utsman bin Affan, dua
orang sahabat setia Nabi sekaligus sebagai menantu beliau. Inilah muslihat terbesar sepanjang
Kesenian sufi sejarah Islam, sebuah KUDA TROYA dari orang- orang Yahudi yang sengaja disusupkan
ketengah kaum muslimin untuk menghancurkan kaum  muslimin dengan memecah belahnya
Sufisme telah menyumbang cukup banyak puisi dalam Bahasa Arab, Bahasa dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepentingan S. Ali..
Turki, Bahasa Farsi, Bahasa Kurdi, Bahasa Urdu, Bahasa Punjab, Bahasa Sindhi, yang paling
dikenal mencakup karya dari Jalal al-Din Muhammad Rumi, Abdul Qader Bedil, Bulleh Gerakan oposisi ini mendapat dukungan beberapa aneka kelompok masyarakat
Shah, Amir Khusro, Shah Abdul Latif Bhittai, Sachal Sarmast, Sultan Bahu, tradisi-tradisi dan muslim baru yang berasal dari beberapa daerah kekhalifahan Islam waktu itu yang telah
tarian persembahan seperti Sama dan musik seperti Qawalli. meluas sampai benua Afrika dan Afganistan. Sedang para sahabat nabi yang setia pada saat
kejadian berada jauh dan tersebar luas diseluruh daerah Islam, jauh dari Madinah sebagai
pusat pemerintahan. Kelompok pembunuh ini nanti hanya satu nama yang dapat
Lihat pula diidentifikasi, namanya adalah :Al- Ghofiqi, dan karena luas dan tersebarnya asal suku
kebangsaan para pemberontak ini, maka implikasi politik atas penanganan yang sembrono
akan menjadi sangat luas dan berbahaya. Beberapa saat kemudian Sayidina.Ali terpilih oleh
 mistik penduduk Madinah sebagai Khalifah ke IV untuk mengisi kekosongan agar kekhalifahan Islam
 suluk tidak terlalu lama mengalami vacuum tanpa pemimpin. Namun ternyata Mu’awiyah sebagai
 salik kerabat S. Utsman yang merasa berhak menuntut balas atas kematian S.Utsman, saudaranya
 tarekat itu sebagaimana adat istiadat Arab yang sangat melindungi kerabatnya, tidak mau membai’at
 Tariqat & Tasawwuf S. Ali sebelum S.Ali membekuk semua pembunuh S.Utsman. Dan ini tentu sulit dilakukan Oleh
Ali yang baru berkuasa, karena asal suku kebangsaan para pemberontak ini tersebar luas dari
seluruh wilayah kekuasaan Islam.

Pertempuran Shiffiin (37 H/ 657 M)

Akhirnya karena S. Ali tak mampu membekuk pembunuh S. Utsman dalam waktu
KHAWARIJ,SYIAH,AHMADIYAH yang ditentukan oleh Mu’awiyah, maka Mu’awiyahpun memproklamirkan diri sebagai Khalifah
yang berkedudukan di Damaskus, Syria. Pemerintahan Madinah yang kemudian dipindahkan
ke Kufah menganggap ini adalah suatu tindakan pemberontakan (BUGHOT) terhadap
Khawarij, cikal bakal penyimpangan dalam aqidah islam pemerintahan yang sah – sesuai Qur’an Surat Al- Hujurot yang harus diperangi. Namun
Situasi yang kacau demikian S.Ali masih berusaha melakukan ISLAH, diplomasi dan negosiasi agar perpecahan tak
berlanjut, namun rupanya Mu’awiyah merasa cukup kuat dan menolak segala islah dan
diplomasi Ali. Pertempuran pun pecah di sebuah tempat bernama Shiffin dipinggiran sungai
Dimulai dengan terbunuhnya Sayidina Utsman Bin Affan, Kholifah ke III pada tahun
Euphrat, dengan melibatkan 90.000 tentara pasukan Ali melawan 120.000 tentara pasukan
35 H/ 656 M oleh suatu kelompok pemberontak yang datang dari perbagai daerah
Mu’awiyah. Pertempuran ini sebetulnya bukan merupakan pertempuran pertama antara
kekhalifahan Islam. Kejadian ini diyakini tercipta karena adanya seorang penyusup dan
sesama muslim, karena sebelumnya telah terjadi pula pertempuran dan perang saudara

7|Page
sesama muslim. Yakni setahun sebelumnya, tepatnya pada tahun 36 H/ 656 di Basrah, terjadi terlebih dulu sebagai penghormatan. Siasat ini sungguh tidak disadari oleh Abu Musa yang
peperangan JAMAL antara tentara dibawah pimpinan A’isyah istri Nabi yang sedang berusaha lugu itu.Ia pun menerima kehormatan mengumumkan lebih dulu pemakzulan Ali. Dia naik ke
mencari dan menangkap para pembunuh Utsman, melawan tentara dibawah Ali. Sebabnya mimbar dan berkata: ” Dengan ini kami memakzulkan Ali dari jabatan Khalifah”.Pada saat itu
adalah hasutan Abdullah bin Saba’ juga, yang mampu membangkitkan luka lama antara Ali juga Amr bin Ash kemudian Amr bin Ash segera naik kemimbar dan membuat pengumuman
dan A’isyah saat terjadi HADIITSUL IFKI, yang kisah dramatisnya tidak akan dikisahkan disini, yang mengejutkan dan tidak disangka- sangka bagi Abu Musa:” Maka dengan ini Khalifah yang
suatu peperangan sia- sia yang mengorbankan lebih 10.000 tentara kaum muslimin yang sah adalah Mu’awiyah !!!”.Gegerlah seluruh masyarakat, namun sebagian mereka percaya dan
bersaudara. menganggap memang itulah keputusan TAHKIM yang telah disepakati, yang berarti Ali sudah
tidak memiliki legitimasi lagi sebagai Khalifah yang sah.Sekitar 12.000 tentara yang mulanya
Tahkim (Badan Arbitrase) setia kepada Ali dan memang sejak awal sudah tidak puas dengan dibentuknya badan
arbitrase kemudian menyatakan diri WALK OUT (KHOWARIJ) dan menganggap mereka semua
yang terlibat tahkim telah KAFIR, termasuk S.Ali dan Mu’awiyah.
Pertempuran Shiffin pun berkecamuk dengan hebat dan segera nampak
kemenangan sudah diambang pintu bagi pihak Ali. Korban telah jatuh dari kedua belah pihak.
Dari pihak Ali 25.000 tentara telah terbunuh sedang dari pihak Mu’awiyah 45.000 tentara Inilah cikal bakal kelompok ekstrim dan radikal dalam Islam. Mereka kemudian
telah tewas. Mu’awiyahpun menyadari hal itu dan segera melakukan siasat dengan berkumpul dan menyusun kekuatan di sebuah desa yang bernama Khoruroh, sehingga mereka
mengangkat 500 copy Al-Qur’an pada ujung- ujung tombak tentara mereka sebagai tanda sering juga disebut golongan KHORURIYAH, atau KHOWARIJ karena mereka KELUAR dari
mereka mau Islah secara Qur’any. Pada awalnya Ali tak mempedulikan hal itu karena beliau jama’ah kaum muslimin yang telah menerima tahkim. Sering juga mereka disebut KHORIJI
tahu itu hanya sekedar siasat licik dari Mu’awiyah, namun atas desakan para sahabat yang lain lafadh Mufrod dari Khowarij atau kadang disebut juga AL- MUHAKKAMAH yang artinya : hanya
(terutama dari kelompok cikal bakal khowarij), akhirnya Ali menyetujui Islah.Kemudian mengakui hukum- hukum Allah, atau NAHRAWANDI karena mereka pernah dihancurkan oleh
diadakan kesepakatan agar masing masing mengangkat seorang delegasi yang memiliki S. Ali dalam peperangan hebat di Nahrawand, Persia pada tahun 38 H/ 658 M
wewenang penuh untuk menentukan dan mengambil keputusan final untuk menyelesaikan Akidah sesat utama kaum Khowarij.
fitnah tersebut. Kesepakatan ini disebut TAHKIIM  (Arbitrasse). Pihak Ali mengangkat Sahabat  Semua orang yang menerima tahkim adalah KAFIR dan WAJIB DIPERANGI, serta
Abu Musa Al- Asy’ary yang jujur dan lugu, ditemani oleh sahabat Abdullah bin Abbas, sedang boleh dibunuh, termasuk S. Ali dan Mu’awiyah, Abu Musa Al- Asy’ary dan Amr bin Ash,
pihak Mu’awiyah diwakili oleh Sahabat Amr bin Ash, seorang ahli siasat yang ulung. serta hartanya adalah harta FAI’ yang boleh dirampas/ diambil paksa.
 Demikian juga semua yang terlibat perang Jamal adalah KAFIR seperti Aisyah istri
Nabi, Sahabat Tolhah dan Zubair. Ini berakibat semua hadist yang diriwayatkan oleh
Disaat inilah mulai muncul ketidak puasan dari sejumlah kelompok tentara semua sahabat Nabi tersebut dianggap cacat hukum dan tidak bisa dipakai.
berjumlah kurang lebih 12.000 orang yang m, sebelumnya pendukung setia Ali dari kabilah  Hanya boleh tunduk pada pemerintah yang seratus persen menggunakan hukum-
Bani Hanifah dan Bani Tamim, yang menganggap S.Ali sudah TIDAK BERHUKUM DENGAN hukum Allah (“Laa Hukma Illallah”). Bila pemerintahan mulai menyimpang, maka wajib
QUR’AN karena menerima tahkim karena menurut mereka Qur’an menyatakan bahwa kaum hukumnya untuk melawan pemerintah, memberontak bahkan membunuh
bughot/ pemberontak  harus diperangi, sampai mereka sadar kembali. Mereka menganggap pemimpinnya (Terutama ideology Khowarij sekte Az- Zariqoh). Ini pernah dilakukan
dengan menerima TAHKIM berarti Ali telah melanggar ayat: “Waman lam yahkum bimaa dengan mengirim seorang Khoriji yang bernama ABDURRAHMAN BIN MULJAM untuk
anzalallohu fa’ulaaika humul Kaafiruun/Dhoolimuun/ Faasiquun.” (Al- Ma’idah 44- 47) membunuh S. Ali. Usaha ini berhasil dilakukan pada bulan Romadhon tahun 40 H/ 661
Abu Musa Al’Asy’ary pun diterima dengan baik dan ramah tamah oleh Amr bin Ash. Sahabat M.
Abdullah bin Abbas sudah memperingatkan kepada Abu Musa Al- Asy’ary agar hati- hati  Pelaku dosa besar bila mati belum bertobat adalah kafir. Tempatnya adalah neraka.
menghadapi sikap ramah tamah Amr bin Ash, mungkin ada siasat yang sedang Amr Kaum muslimin yang lainnya khususnya kaum SUNNY menganggap pelaku dosa besar
persiapkan. Amr pun me- loby Abu Musa agar lebih baik mereka memakzulkan/ dihukum secukupnya dineraka setelah itu BA’DAL HISAB masuk kesorga selama-
melengserkan kedua- dua Khalifah tersebut yang telah membuat kaum muslimin terbelah. lamanya.
Lebih baik mencari pemimpin lain yang tidak tersangkut kasus fitnah besar tersebut atas dasar Pertanyaan menggelitik: Melihat cara- cara mereka bertindak seperti Takfir, Tabdi’,
pemilihan secara demokratis dari perwakilan yang ditunjuk (Ahlul Halli Wal- Aqdi). Rupanya menghalalkan perampokan dan pembunuhan, adakah pelaku terror sekarang ini adalah sisa-
siasat ini termakan oleh Abu Musa yang tua dan jujur itu, maka merekapun mempersiapkan sisa pengikut Khowarij? Atau paling tidak mereka telah meng- adopsi ideology  mereka?
sebuah pertemuan besar untuk mengumumkan IMPECHMENT  itu. Wallohu A’lam.
Yang jelas kalau melihat Aqidah Sunny maupun Syi’ah, hukum harta rampasan (FAI’) itu hanya
Kemudian pada hari PEMAKZULAN ditentukan dan sejumlah besar perwakilan berlaku pada saat terjadi peperangan di DAARUL HARBY (di medan perang), tidak di DAARUL
kaum muslimin berkumpul di DUMMATUL JANDAL pada tanggal 21- Romadhon 37 H/ AMNI LIL MUSLIMIN seperti sekarang ini di Indonesia, dan bagi kafir DZIMMY (orang kafir yang
February- 658 M, secara bergantian Amr bin Ash dan Abu Musa Al- Asy’ary nanti akan terikat perjanjian damai dengan orang Islam), kedudukan harta dan jiwanya dimata hukum
mengumumkan pemakzulan kedua Khalifah itu. Dengan halus dan sopan Amr bin Ash Islam adalah sama seperti kedudukan harta dan jiwa kaum muslimin, yang harus dilindungi,
mempersilahkan Abu Musa Al- Asy’ary yang lebih tua agar mengumumkan pemakzulan Ali tak boleh dirampas, tak boleh dirampok, tak boleh dianiaya.  Nabi bersabda: Barang siapa

8|Page
menganiaya kafir Dzimmy, berarti ia telah menganiaya aku” laksana tangan yang satu”. [2] Juga sabda yang lain dari beliau: “Orang-orang mukmin (satu
sama lainnya) seperti satu tubuh”.[3]
Mazhab Syi’ah Ja’fariyah
4.      Sepanjang sejarah Islam, mereka memiliki sikap disegani dan posisi yang
cemerlang dalam membela Islam dan kaum muslimin. Mereka juga telah mampu mendirikan
1.      Mazhab Syiah Ja’fariyah adalah sebuah kelompok besar dari umat Islam pada
pemerintahan-pemerintahan dan negara-negara yang ber-khidmat pada peradaban Islam.
masa sekarang ini, dan jumlah mereka diperkirakan ¼ jumlah umat Islam. Latar belakang
Begitu juga, mereka memiliki ulama-ulama serta ahli-ahli yang telah menyum-bangkan tenaga
sejarahnya bermuara pada masa permulaan Islam, yaitu saat turunnya firman Allah swt. surat
dan seluruh pikiran mereka untuk memperkaya warisan-warisan Islam; dengan cara menulis
Al-Bayyinah ayat 7 :
ratusan ribu karangan, buku-buku kecil dan besar di bidang tafsir Al-Quran, hadis, akidah,
fiqih, ushul fiqih, akhlak, dirayah, rijal, filsafat, nasihat-nasihat, sistem pemerintahan dan
‫ت أُ ْولَئِكَ ُه ْم َخيْرُ ْالب َِريَّة‬
ِ ‫إِنَّ الَّذِينَ آ َم ُنوا َوعَ مِلُوا الصَّالِحَ ا‬ kemasyarakatan, bahasa dan sastra bahkan kedokteran, fisika, kimia, matematika, astronomi,
ilmu-ilmu biologi, dan cabang-cabang ilmu lainnya. Dalam berbagai disiplin ilmu mereka
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka adalah sebaik- memainkan peran sebagai perintis dan pencetus berbagai bidang keilmuan.[4]
baiknya penduduk bumi. (QS. Al Bayyinah [98]:7)
5.      Mereka percaya kepada Allah Yang Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu,
Selekas itu, Rasulullah saw. meletakkan tangannya di atas pundak Ali bin Abi Thalib a.s., yang tidak beranak, tidak pula diperanakkan, serta tak ada sekutu bagi-Nya. Mereka
sedang para sahabat hadir dan menyaksikannya, seraya bersabda: “Hai Ali!, Kau dan para menafikan dari Dzat Allah swt. segala sifat-sifat kebendaan, anak, tempat, zaman, perubahan,
syi’ahmu adalah sebaik-baiknya penduduk bumi”. [1] gerak, naik dan turun, dan lain sebagainya yang tidak layak bagi keagungan, kesucian,
kesempurnaan dan keindahan-Nya. Mereka juga meyakini bahwa hanya Dialah yang layak
disembah, bahwa hukum serta syariat hanyalah milik dan hak-Nya, dan bahwa kemusyrikan
Dari sinilah, kelompok ini disebut dengan nama “syi’ah”, dan dinisbatkan kepada Ja’far dengan segala macam-nya, secara terbuka maupun rahasia—adalah  kezaliman yang amat
Ash-Shadiq a.s. karena mengikuti beliau dalam bidang fiqih. besar dan dosa yang tak terampunkan.

2.      Banyak dari kelompok ini yang tinggal di Iran, Irak, Palestina, Afganistan, India,      Mereka percaya akan semua ini dapat dibuktikan atas dasar akal yang sehat yang
dan tersebar secara luas ke negara-negara republik yang memisahkan diri dari Rusia, juga ke sejalan dengan Al-Quran dan hadits shahih; dari manapun sumbernya. Mereka tidak
negara-negara Eropa, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Amerika, dan Benua Afrika serta Asia bersandar pada hadis-hadis Israiliyat dalam bidang akidah, tidak pula mengambil ajaran dari
timur. Mereka memiliki masjid-masjid, Islamic Center,  pusat-pusat kegiatan budaya dan sosial. hadis-hadis yang diriwayatkan oleh orang-orang Majusi; yang menggam-barkan Allah swt.
dalam bentuk manusia, menyerupakan-Nya dengan makhluk-makhluk, atau menyandarkan
3.      Kaum Syi’ah Ja’fariyah terdiri dari bangsa, suku, bahasa dan warna yang berbeda- perbuatan zalim dan kesia-siaan kepada-Nya. Sesung-guhnya Allah Maha Suci dan Maha Luhur
beda. Mereka hidup secara berdampingan dengan saudara-saudara muslim yang lain dari dari apa yang mereka duga atau menisbatkan perbuatan tercela kepada para nabi a.s. secara
golongan dan mazhab yang berbeda dengan penuh kedamaian dan kasih sayang. Dan mereka mutlak.
saling  mem-bantu dan bekerja sama di segala bidang dengan penuh
6.      Mereka meyakini bahwa Allah swt. Maha Adil dan Maha Bijaksana. Dia
ٌ‫ِإ َّنمَا ْالم ُْؤ ِم ُنونَ ِإ ْخ َوة‬ menciptakan alam semesta atas dasar  keadilan dan kebijaksanaan. Dia tidak pernah mencip-
takan sesuatu secara sia-sia, baik benda-benda mati, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia,
langit atau bumi, karena kesia-siaan itu bertentangan dengan keadilan dan kebijaksanaan, juga
Sesungguhya orang-orang mukmin adalah saudara. (QS. Al-Hujurat  [49]:10)
bertentangan dengan sifat-Nya yang melazimkan setiap kesempurnaan yang niscaya dimiliki-
Nya, serta melazimkan penafian segala kekurangan dari Dzat-nya.
Dan firman Allah swt.:
7.      Mereka meyakini bahwa Allah swt.—dengan keadilan dan kebijasanaan-Nya—
‫َاو ُنو ْا عَ لَى ا ْلبرِّ َوال َّت ْق َوى‬
َ ‫َو َتع‬ telah mengutus kepada manusia para nabi dan rasul yang diangkat sebagai manusia-manusia
maksum dan memiliki pengetahuan yang luas, yang bersumber dari wahyu untuk memberi
Saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa”. (QS. Al-Maidah [5]:ٰ) hidayah kepada manusia, membantu mereka mencapai kesem-purnaan yang diharapkan, dan
mengarahkan mereka kepada ketaatan yang menurunkan surga, dan menyam-paikan mereka
kepada rahmat dan keridhaan Allah swt.
Dan berpegang teguh pada sabda Nabi saw.:  “Orang-orang muslim - satu sama lainnya-

9|Page
     Di antara para nabi dan rasul itu adalah Adam a.s., Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s.       Pada kesempatan itu beberapa ayat Al-Quran telah turun, di antaranya:
dan nama-nama lainnya yang telah disebutkan oleh Al-Quran, atau yang ada disebutkan nama
dan keadaan-keadaan mereka dalam hadis-hadis yang mulia.. ُ َ
‫اس إِنَّ هّللا َ الَ َي ْه دِي ْال َق ْو َم‬ ِ ْ‫ك َوإِن لَّ ْم َت ْف َع ْل َفمَا َبلَّ ْغتَ ِرسَالَ َت ُه َوهّللا ُ يَع‬
ِ ‫ص مُكَ مِنَ ال َّن‬ ِ ‫يَا أ ُّيهَا الرَّ سُو ُل بَلِّ ْغ مَا أ‬
َ ‫نز َل إِلَ ْي‬
َ ‫ك مِن رَّ ِّب‬
َ‫ْال َكاف ِِرين‬
8.      Mereka percaya bahwa siapa yang taat kepada Allah swt. dan melaksanakan
perintah-perintah dan aturan-aturan-Nya di segala bidang kehidupan, ia akan selamat dan  “Hai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika
beruntung, serta layak mendapatkan pujian dan pahala,. meskipun ia hamba sahaya dari engkau itdak melaksanakannya berarti engkau tidak menyampai-kan risalah. Dan Allah akan
Afrika. Dan sebaliknya, siapa yang bermaksiat kepada Allah swt. dan pura-pura bodoh melindungimu dari manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi pentunjuk kepada kaum
terhadap segala perintah-Nya dan menerapkan hukum-hukum selain hukum-hukum Allah, ia yang kafir.” (QS. Al Maidah [5]:67)
akan rugi dan binasa, dan layak mendapatkan hujatan dan siksa, meskipun ia seorang tuan
atau sayyid dari bangsa Quraisy, sebagaimana yang terdapat dalam hadis Nabi saw. 
‫يت َل ُك ُم اإلِسْ الَ َم دِي ًنا‬ ُ ‫ت َل ُك ْم دِي َن ُك ْم َوأَ ْت َمم‬
ُ ِ‫ْت َعلَ ْي ُك ْم نِعْ َمتِي َورَ ض‬ ُ ‫ا ْلي َْو َم أَ ْك َم ْل‬

Mereka meyakini bahwa tempat pahala dan siksa adalah Hari kiamat, yang di dalamnya
terdapat hari perhitungan, timbangan, surga, dan neraka. Dan hal itu akan terjadi setelah  “Pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu dan aku cukupkan nikmat-Ku
melewati alam kubur dan alam barzakh. Mereka juga menolak reinkarnasi (tanâsukh) yang kepadamu dan Aku relakan  Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah [5]: 3)
dianut oleh sebagian pengingkar Hari Kebangkitan,  karena mempercayainya berarti
mendustakan Al-Quran dan hadis-hadis Nabi saw. ْ ‫ا ْلي َْو َم َيئِسَ الَّذِينَ َك َف ُرو ْا مِن دِي ِن ُك ْم َفالَ َت ْخ َش ْو ُه ْم َو‬
‫اخ َش ْو ِن‬

9.      Mereka meyakini bahwa nabi, rasul terakhir dan yang paling utama adalah “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa dari agamamu, maka janganlah kamu
Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthalib saw., yang telah dijaga dari kesalahan dan takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.” (QS Al-Maidah [5]:3)
ketergelinciran, dan Allah telah memeliharanya dari segala maksiat, baik yang besar maupun
yang kecil, sebelum dan sesudah menjadi nabi, dalam tablig maupun di luar tablig. Dan Allah
ٍ ‫سَأ َ َل سَ ا ِئ ٌل ِب َع َذا‬
‫ لِّ ْل َكافِرينَ لَيْسَ لَ ُه دَافِ ٌع‬ ‫ب َواق ٍِع‬
swt. telah menurunkan kepada-nya Al-Quran untuk dijadikan sebagai pedoman hidup manusia
sepanjang masa. Nabi saw. telah meyampaikan risalah-Nya dan menunaikan amanat-Nya
dengan benar dan ikhlas. Kaum Syi'ah mempunyai puluhan ribu karya di bidang penulisan “Seorang penanya bertanya tentang suatu kejadian ke atas orang-orang kafir, azab yang
siroh nabawi, kepribadian, sifat-sifat, keistimewaan dan mukjizat-mukjizat  Nabi saw. [5] tidak ada penghalang (langsung).” (QS. Al-Ma'arij [70]:1-2)

10.  Mereka meyakini bahwa Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah saw. melalui Begitu juga Nabi saw. meminta orang-orang untuk berbaiat kepada Ali dengan berjabat
Jibril a.s. dan ditulis oleh sekelompok sahabat-sahabat besar generasi pertama. Di antara tangan. Maka merekapun segera berbaiat. Dan orang pertama dari mereka adalah tokoh-
mereka adalah Ali bin Abi Thalib a.s. pada masa Nabi saw. dan melakukan penulisan wahyu di tokoh Muhajirin dan Anshar, serta sahabat-sahabat ternama.[7]
bawah pengawasannya. Dan karena perintah dan petunjuknya, mereka menghafal dan
menyempurnakannya, menghitung huruf-hurufnya, kata-katanya, surat-surat dan ayat- 12.  Mereka meyakini bahwa imam setelah Rasulullah saw.  harus melakukan apa-apa
ayatnya. Dan mereka menurunkan ke generasi berikutnya. Kitab suci inilah yang dibaca umat yang pernah dilakukan Nabi saw. semasa hidup beliau, yaitu tugas-tugas memimpin dan
Islam saat ini dengan berbagai macam kelompok, siang dan malam, tanpa ada penambahan, memberikan petunjuk, pendidikan dan pengajaran, menjelaskan hukum-hukum, mengatasi
pengurangan dan perubahan. Dan kaum Syi’ah dalam bidang ini memiliki karya-karya tulis problematika pemikiran, serta mejelaskan urusan sosial yang penting. Maka, imam juga harus
yang banyak,  baik yang besar maupun yang kecil.[6] menjadi kepercayaan umat, agar mereka bisa diarahkan pada ketentraman. Oleh karena itu,
seorang imam menyerupai Nabi dalam kemampuan dan sifat, di antaranya kemaksuman
11.  Mereka meyakini bahwa tatkala Rasulullah saw. sudah dekat ajalnya, beliau ('ishmah) dan ilmu yang luas. Karena, imam sama seperti Nabi dalam kewenangan dan
mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan pemimpin umat Islam sepening-galnya tanggung jawab kecuali menerima wahyu dan kenabian, sebab kenabian telah tertutup dan
secara politis dan mengarahkan mereka kepada Ali untuk mengikutinya, baik dalam pemikiran berakhir pada Rasulullah saw., beliau adalah penutup para nabi dan rasul. Agamanya adalah
atau dalam pemecahan persoalan hidup mereka, dan mene-ruskan pendidikan dan pemungkas seluruh agama, syariatnya pemungkas seluruh syariat, kitabnya pemungkas
pembinaan mereka. Pengang-katan itu atas dasar perintah dari Allah di sebuah tempat yang seluruh syariat, kitabnya pemungkas seluruh kitab. Tidak ada nabi setelahnya, tidak ada
dikenal dengan nama “Ghadir Khum” di akhir usia dan haji terakhirnya, dan di tengah agama setelah agamanya, tidak ada syariat setelah syariatnya. Dan Syi’ah dalam hal ini
kumpulan manusia yang ikut berhaji dengan Nabi saw. Menurut sebagian riwayat, jumlah memiliki karya-karya tulis yang banyak dan  berbagai corak..
mereka lebih dari 100 ribu orang.

10 | P a g e
13.  Mereka meyakini bahwa kebutuhan umat terhadap pemimpin yang laik dan 10.  Imam Ali bin Muhammad Al-Hadi- An-Naqi) a.s.
maksum, mengharuskan agar tidak cukup dengan penunjukan Ali a.s. saja sebagai khalifah dan
pemimpin setelah Nabi, tetapi ini harus berkesinambungan sampai masa yang panjang dan
11.  Imam Hasan bin Ali Al-‘Askari a.s.
sampai akar-akar Islam mengokoh dan dasar-dasar syariat terjaga, serta pilar-pilarnya
terpelihara dari segala bahaya yang mengancam setiap akidah dan aturan-aturan Tuhan.
Hendaknya para imam dapat memberikan contoh praktis dan program yang sesuai dengan 12.  Imam Muhammad bin Hasan Al-Mahdi Al-Muntazhar a.s. yang dijanjikan dan
kondisi-kondisi yang akan dialami umat Islam setelahnya.  dinantikan.

14.  Mereka meyakini bahwa karena sebab tersebut di atas dan karena adanya hikmah Para ahli sastra unggulan dari luar mazhab Syi’ah, baik dari kalangan Arab ataupun
yang tinggi, dengan perintah Allah swt. Nabi saw. telah menentukan 11 Imam setelah Imam Ajam, telah membuat bait-bait syair secara terinci yang memuat nama-nama 12 imam seperti:
Ali bin Abi Thalib a.s. Dengan demikian, jumlah mereka adalah 12 imam. Jumlah ini bahkan Haskafi, Ibnu Thulun, Fadhl bin Ruz Dahan, Al-Jamiy’ Athar Naisyabur dan Maulawi mereka
nama etnis mereka (Quraisy) telah disinggung—meski tidak disebut-kan nama dan ciri-ciri dari pengikut Abu Hanifah, Syafi’i dan selainnya. Di sini kami hanya sebutkan dua kasidah
khasnya—dalam kitab Shahih Bukhori, Shahih Muslim, dengan redaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh: pertama kasidah Haskafi Al-Hanafi, ulama abad ke-6 Hijriah:
seperti yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. Bahwa: “Sesungguhnya agama ini akan
senantiasa berjalan, tegak, mulia dan kuat selama di antara umat ada dua belas pemimpin “Haidar (gelar imam Ali) dan setelahnya Hasan dan Husain, kemudian,
atau khalifah yang semuanya berasal dari Quraisy”.  (atau Bani Hasyim, sebagaimana yang
terdapat dalam sebagian kitab). Bahkan disebutkan pula nama-nama mereka dalam sebagian
kitab selain Kutub As-Sittah, yaitu buku-buku tentang keutamaan (manâqib), syair dan sastra. Ali Zainal Abidin dan putranya Muhammad Al-Bagir.
Meskipun hadis-hadis ini tidak secara langsung menye-butkan dan menentukan dua belas
Imam,  yaitu Ali dan 11 Imam dari keturunannya, hanya saja hadis-hadis tersebut tidak bisa Ja’far Al-Shadiq dan putranya Musa Al-Khazim, dan setelahnya.
dimaknai kecuali keyakinan Syi’ah Ja’fariyah. Dan tidak ada penafsiran yang relevan untuk
hadis-hadis tersebut kecuali penafsiran mereka.[8]
Ali (Ar-Ridha) yang menjadi waliyul Ahad, kemudian putranya Muhammad (Al-Jawad).

15.  Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa 12 imam  itu ialah :


Kemudian Ali (Al-Hadi) dan putranya yang benar dan jujur, Hasan (Al-Askari).

1.      Imam Ali bin Abi Thalib Al-Mujtaba a.s.


Yang selanjutnya Muhammad bin Hasan yang di yakini oleh orang-orang bahwa mereka
adalah imam-imamku, tuanku.
2.      Imam Hasan Al-Mujtaba a.s.
Meskipun orang-orang mencaciku dan mendustakannya dan mencaci para imam,
3.      Imam Husain Sayyid Asy-Syuhada a.s. (keduanya adalah putra Imam Ali dan ketahuilah, muliakanlah mereka para imam yang namanya telah terjaga dan tidak bisa ditolak.
Sayidah Fatimah a.s. dan cucunda Nabi saw.
Mereka itu hujah-hujah Allah atas hamba-hamba-Nya mereka adalah jalan dan tempat
4.      Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad a.s. tujuan.

5.      Imam Muhammad bin Ali Al-Bagir a.s. Mereka di waktu siang berpuasa untuk Tuhan, dan di malam hari mereka ruku' dan
sujud di hadapanTuhan-Nya”.
6.      Imam Ja’far bin Muhammad Al-Shadiq a.s.
Qasidah yang kedua dari Syamsuddin bin Muhammad bin Thulun Ulama abad ke-10
7.      Imam Musa bin Ja’far Al-Khadzim a.s. Hijriah, ia mengatakan :

8.      Imam Ali bin Musa Ar-Ridha a.s. “Kalian harus berpegang pada 12 imam dari keluarga Musthafa Rasul, sebaik-baik
manusia , yaitu...

9.      Imam Muhammad bin Ali Al-Jawad-At-Taqi a.s.

11 | P a g e
Abu Thurab (imam Ali), Hasan dan Husain. memperkaya mereka dengan pengetahuan yang dalam serta pandangan yang benar dalam
akidah, syariat, akhlak, sastra, tafsir, sejarah serta cakrawala masa depan. Demikian juga,
mereka telah mendidik atau membina melalui ucapan atau perbuatan sekelompok laki-laki
Ketahuilah, membenci Ali Zainal Abidin perbuatan tercela…
dan perempuan yang unggul di mana semua orang telah mengenal mereka dengan
keutamaannya, ilmunya dan kebaikan prilakunya.
Muhammad Al-Bagir yang mengetahui betapa banyak ilmu…
Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa meskipun mereka para imam telah dijauhkan dari
Ash-Shadiq yang dipanggil Ja’far di antara manusia … kedudukan kepemim-pinan politis, tetapi mereka telah menunaikan dan menyampaikan misi
intelektual dan tugas sosial mereka  dengan sebaik-baiknya, karena mereka telah menjaga
Musa yang diberi gelar Al-Khazim dan putranya Ali. dasar-dasar akidah dan pilar-pilar syariat dariancaman penyimpangan.

Ar-Ridha yang tinggi kedudukannya.       Sekiranya umat islam memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan
peran politik yang telah Rasul berikan kepadanya atas dasar perintah Allah swt.,   niscaya umat
Islam akan mencapai kebahagian dan kemuliaan, serta keagungannya secara penuh, dan
Muhammad At-Taqi yang hatinya penuh dan makmur dengan cahaya dan hikmah. mereka akan menjadi satu, bersatu, dan tidak mengalami perpecahan, ikhtilaf dan
pertentangan, peperangan, saling bunuh-membunuh, dan mereka tidak hina dan diremahkan.
Ali Al-Naqi yang mutiara-mutiaranya tersebar.
17.  Dengan menunjuk pada dalil-dalil Naqli dan Aqli, yang begitu banyak disebutkan
Hasan Al-Askaryi yang telah disucikan. dalam buku-buku Akidah, mereka meyakini bahwa umat Islam hendaknya mengikuti Ahlul Bait
Nabi, dan senantiasa berada di jalannya, karena jalan Ahlul Bait adalah jalan yang telah
digariskan oleh Rasulullah saw. untuk umat dan beliau telah mewasiatkan kepada umat agar
Dan muhammad Al-Mahdi yang akan muncul. menapaki jalan mereka dan berpegang teguh pada mareka, sebagaimana dalam hadis
“Tsaqalain” yang mutawatir, seraya berkata :
Sesungguhnya mereka adalah Ahlul Bait, yang berdasar-kan perintah Allah swt, telah
ditentukan oleh Nabi saw. sebagai pemimpin umat Islam, karena kemaksuman dan kesucian “Sesungguhnya aku telah tinggalkan untuk kalian dua pusaka; kitabullah (Al-Quran) dan
mereka dari kesalahan dan dosa, dan karena ilmu mereka yang luas yang telah mereka warisi keturunanku Ahlul Bait. Selama berpegang teguh pada keduanya,kalian tidak akan tersesat”.
dari sang datuk Nabi saw. yang telah memerintahkan kita untuk mencintai dan mengikuti
mereka. Dalam hal ini Allah swt. berfiman:
Hadis ini telah diriwayatkan oleh Muslim dalam shahih-nya dan oleh puluhan ahli-ahli
hadis dan ulama-ulama disetiap abad.  
‫قُل اَّل أَسْ أَلُ ُك ْم عَ لَ ْي ِه أَجْ رً ا إِاَّل ْالم ََو َّد َة فِي ْالقُرْ بَى‬

Begitu pula, pengangkatan khalifah dan pewasiatan seperti ini adalah hal yang lumrah
“Katakan hai Muhammad, Aku tidak meminta kepada kalian upah atas apa yang aku
dalam kehidupan para nabi-nabi terdahulu.
lakukan kecuali kecintaan kepada keluargaku.” (QS. Al-Syura [42]:23)

18.  Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa umat Islam hendaknya mendiskusikan dan
Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman:
mempelajari masalah-masalah seperti ini dengan menjauhkan diri dari caci maki, tuduhan
yang tak beralasan dan melakukan fitnah. Dan hendaknya para ulama dan cendikiawan dari
َ‫يَا أَ ُّيهَا الَّذِينَ آ َم ُنو ْا ا َّتقُو ْا هّللا َ َو ُكو ُنو ْا مَعَ الصَّا ِدقِين‬ seluruh kelompok dan golongan umat Islam ber-kumpul dalam muktamar-muktamar ilmiah,
mem-pelajari dengan lapang dada dan ikhlas serta dengan semangat persau-daraan dan
         “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah   dan hendaklah kalian obyektifitas tentang klaim-klaim saudara-saudara mereka dari kaum Syi’ah Ja’fariah, serta
bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]:119) dalil-dalil yang mereka bawakan untuk membuktikan pandangan-pandangannya berdasarkan
Al-Quran, hadis mutawatir dari Rasulullah saw.,  akal sehat, pertimbangan sejarah, keadaan
politik dan sosial secara umum pada masa Nabi dan setelahnya.
16.  Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa para imam suci—yang sejarah belum pernah
mencatat dari mereka penyele-wengan atau kemaksiatan, baik dalam ucapan atau pun
perbuatan—dengan bekal ilmu yang luas telah berkhid-mat kepada umat Islam dan 19.  Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa para sahabat dan orang-orang yang berada di

12 | P a g e
sekeliling Nabi dari kaum laki-laki dan perempuan telah berkhidmat kepada Islam dan mereka Dia telah gaib setelah 50 tahun dari kelahirannya, karena musuh-musuh ingin
telah mengerahkan seluruh jiwa raganya di jalan penyebaran Islam. membunuhnya. Oleh karena itu, Allah swt. menyimpannya untuk menegakkan pemerintahan
yang adil, universal pada akhir zaman, dan mensucikan bumi dari kezaliman dan kerusakan
setelah dipenuhi oleh keduanya.
Hendaknya umat Islam menghormati mereka, meng-hargai perjuangan dan bakti
mereka dan memohon kerelaan mereka. Hanya saja, hal ini tidak berarti menganggap mereka
semua sebagai manusia-manusia yang mutlak adil, tidak pula berarti sebagian sikap dan Maka tidak aneh dan tidak pula mengherankan akan panjangnya usia beliau dan masih
perbuatan-perbuatan mereka tidak bisa dikritik, karena mereka adalah manusia yang bisa hidup sampai sekarang, meskipun sudah melampaui abad 20 dari kelahirannya. Sebagaimana
salah dan bisa benar. Nabi Nuh a.s. pernah hidup sampai 950 tahun di tengah umatnya, dan menyeru mereka
kepada Allah,atau Nabi Haidir a.s. yang sampai saat ini masih hidup.
Sejarah telah menyebutkan bahwa sebagian mereka telah menyimpang dari jalan yang
benar meskipun di masa hidup Nabi saw. Bahkan Al-Quran secara eksplisit menyebutkan       Allah swt. Mahakuasa atas segala sesuatu, dan kehendaknya berjalan tanpa ada
adanya penyimpangan itu di sebagian surat dan ayat-ayatnya, seperti surat Al-Munafiqun, Al- yang bisa mencegah dan menolaknya. Bukankah Allah swt. telah menegaskan ihwal Nabi
Ahzab, Al-Hujarat, At-Tahrim, Fath, Muhammad dan At-Taubah. Yunus a.s. dalam firmannya:

Kritik yang sehat terhadap suatu golongan tidaklah dinyatakan kafir, karena tolak ukur َ‫ث فِي ب َْط ِن ِه إِلَى ي َْو ِم ُي ْبع َُثون‬
َ ‫َفلَ ْواَل أَ َّن ُه َكانَ مِنْ ْالمُسَ ِّبحِينَ َللَ ِب‬
iman dan kufur sangat jelas, yaitu mengakui atau menafikan tauhid dan kenabian, serta hal-
hal yang sangat mudah dimengerti (badihi) dari masalah agama, seperti kewajiban shalat,  Maka, sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya
puasa, haji, haramnya arak, khamar, judi dan hokum-hukum lainnya. ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai Hari Kebangkitan. (QS. Al-Shaffat [ 37]:143-144).

Memang, lidah harus dijaga dari perbuatan mencaci maki, juga pikiran harus dijaga dari Sebagian besar ulama Ahli Sunnah meyakini kelahiran Imam Mahdi a.s. dan
cara bernalar yang dangkal, karena hal ini bukanlah karakter seorang muslim yang terdidik, keberadaannya, dan mereka menyebutkan nama kedua orang tuanya, serta sifat-sifatnya, di
yang mengikuti prilaku Nabi Muhammad saw. Bagaimanapun kebanyakan para sahabat itu antara mereka ialah:
adalah orang-orang baik yang layak untuk dihormati dan dimuliakan. Tetapi perlu diketahui
bahwa ketundukan mereka pada Qaidah Jarah wa Ta’dil (yaitu sebuah kaidah ilmu Rijal yang
mempertimbangkan kualitas kepribadian para perawi hadis, -peny.), yaitu: 1.      Abdul Mu’min Syablanji Al-Syafi’i dalam kitabnya, Al-Abshor fi Manaqibi Nabi al-
Muchtar.
Meneliti hadis-hadis Nabi yang shahih, yang dianggap kuat, padahal telah diketahui
pula akan banyaknya kebohongan-kebohongan yang telah dinisbatkan kepada Nabi saw., 2.      Ibnu Hajar Haitami Makki Asy-Syafi’i dalam kitabnya Ashowaiq al Muhriqah,
sebagaimana yang telah banyak diketahui. Dan Nabi saw. sendiri telah mengkhabarkan akan seraya menga-takan; Abul Qasim Muhammad Al-Hujjah, ditinggal wafat oleh ayahnya pada
terjadinya hal itu, dan kalian pula yang mendorong ulama-ulama kedua kelompok (Sunnah- usia lima tahun. tetapi Allah swt. memberikan hikmah padanya. Dia juga disebut sebagai “Al-
Syi’ah) seperti; Suyuthi, Ibnu Jauzi dan lain-lain untuk menulis buku-buku yang berbobot yang Qaim Al-Muntazhar”.
dapat menyaring antara hadis-hadis yang benar-benar keluar dari Nabi dan hadis-hadis
maudhu’ atau palsu.    3.      Al-Qunduzi Al-Hanafi Al-Balkhi dalam bukunya, Yanabi al Mawaddah, yang dicetak
di ibukota Turki masa Dinasti Otoman.
20.  Syi’ah Ja’fariyah meyakini adanya Imam Mahdi a.s. yang dinanti berdasarkan
riwayat-riwayat yang begitu banyak dari Nabi saw. yang menyebutkan, bahwa dia dari 4.      Sayyid Muhammad Shidiq Hasan Al-Qonuji Al-Bukhori dalam kitabnya, Al-Izhaa’ah
keturunan Fatimah, dan dia keturunan yang kesembilan dari Imam Husain a.s., karena anak Liman Kana waman Yakunu baina Yaday Assaa’ah.
atau keturunan yang kedelapan dari Imam Husain adalah Imam Hasan Al-Askari, yang telah
meninggal pada tahun 260 H sedangkan beliau tidak mempunyai anak kecuali anak yang
diberi nama Muhammad. Dialah Imam Mahdi a.s. yang diberi panggilan nasab Abul Qasim. Mereka ini termasuk ulama-ulama terdahulu. Adapun dari ulama-ulama mutakhir,
Banyak orang-orang terpercaya dari umat Islam  yang telah melihatnya. Dan mereka telah seperti; Dr. Musthafa Rafi’i dalam bukunya Islamuna, telah memaparkan masalah ini secara
meng-kabarkan akan kelahirannya, cirri-ciri khasnya, keimamahannya dan nas dari ayahnya panjang lebar dan menjawab seluruh kritik seputar masalah ini.
yang me-nunjukkan kepemimpinannya.
21.  Kaum Syi’ah Ja’fariyah melakukan shalat, puasa, haji, membayar khumus (1/5)
pendapatan mereka, haji ke Mekkah yang mulia, melaksanakan manasik umrah dan haji

13 | P a g e
seumur hidup sekali, sedangadapun dari itu adalah sunnah, memerintahkan yang makruf dan menjelaskan bahwa Syi’ah tidak mempercayai kenabian Ali bin Abi Thalib, apa lagi sampai
melarang  yang munkar, berpihak kepada wali-wali Allah dan Nabinya, dan memusuhi musuh- mengatakan ketuhanannya. Karenanya, diperbolehkan untuk membaca kalimat itu setelah
musuh Allah dan musuh-musuh Nabi-Nya, berjihad di jalan Allah terhadap setiap orang kafir dua syahadat, dengan niat bahwa itu tidak termasuk bagian atau kewajiban dari azan. Inilah
atau musyrik yang terang-terangan memerangi Islam, dan terhadap setiap orang yang berbuat pendapat mayoritas ulama-ulama ahli fiqih Syi’ah Ja'fariyah.
makar terhadap umat Islam.
Oleh sebab itu,kalimat tambahan yang dibaca ini bukan  bagian dari azan sebagaimana
      Mereka melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, keluarga, seperti jual beli, yang telah kami katakan, dengan demikian bukan termasuk dari yang tidak ada pada mulanya
penyewaan, nikah, talak, warisan, pendidikan, menyusui, hijab dan lain sebagainya, sesuai dalam syariat, tidak pula termasuk bid’ah.
dengan hukum-hukum Islam yang benar dan lurus. Mereka mengamalkan hukum-hukum ini
dari proses ijtihad yang dilakukan oleh ulama-ulama ahli fiqih mereka yang warak dengan
24.  Mereka sujud di atas tanah , debu, kerikil, atau di atas batu dan apa saja yang
berdasarkan pada hadis yang shahih, hadis-hadis Ahlul Bait, akal dan konsensus (ijma’)
termasuk bagian dari bumi atau tanah dan yang tumbuh di atasnya, seperti tikar yang bukan
ulama. 
terbuat dari kain dan bukan pula yang dimakan, dan yang manis. Karena ada banyak riwayat di
dalam sumber-sumber Syi’ah dan Ahli Sunnah, bahwa kebiasaan Rasul saw. adalah sujud di
22.  Mereka percaya bahwa setiap kewajiban yang bersifat harian, memiliki waktu atas debu atau tanah, bahkan memerintahkan kaum muslimin untuk mengikutinya.
tertentu, dan waktu-waktu shalat harian adalah Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Yang
paling penting adalah melakukan setiap shalat pada waktunya yang khusus. Hanya saja,
Suatu hari, Bilal sedang sujud di atas serban (ammamah), karena takut akan panas yang
mereka melakukan jamak antara dua shalat Zuhur dan Ashar dan antara Magrib dan Isya
menyengat. Maka Nabi menarik ammamah dari dahinya dan berkata: “Ratakan dahimu
karena Rasulullah saw. melakukan jamak dua shalat tanpa uzur, tanpa sakit dan tanpa
dengan tanah wahai Bilal !”. Begitu juga, Nabi pernah mengatakan pada Shuhaib dan Rabah
berpergian, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim dan kitab hadis lainnya,
dalam sabdanya: “Ratakan wajahmu wahai Shuhaib dan ratakan pula wajahmu wahai
“Sebagai keringanan untuk umat serta untuk mempermudah bagi mereka”. Dan itu telah
Rabah !”.
menjadi masalah biasa pada masa kita sekarang ini.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Bukhari dan lainnya, Nabi saw. juga bersabda:
23.  Mereka mengumandangkan azan sebagaimana azannya umat Islam yang lain.
“Bumi atau tanah ini telah dijadikan untukku sebagai tempat sujud yang suci”.
hanya saja mereka sebutkan setelah hayya ‘alal falah dengan redaksi hayya ‘ala khairil ‘amal,
karena telah ada sejak  zaman Nabi saw. Hanya saja, pada zaman Umar bin Khaththab, kalimat
itu dihapus atas dasar ijtihad pribadinya, dengan alasan bahwa hal itu dapat memalingkan Oleh karena sujud dan meletakkan dahi di atas tanah, tatkala sujud  merupakan hal
umat Islam dari berjihad. Padahal mereka tahu bahwa shalat adalah sebaik-baik perbuatan yang paling layak dihadapan Allah swt, karena hal itu menghantarkan kepada kekhusyukan
(sebagaimana pengakuan Allamah Qusyji Al-Asy‘ari dalam kitab Syarah Tajrid Al-I'tiqad,Al- dan sarana terdekat untuk merendahkan diri di depan Tuhan, juga dapat mengingatkan
Mushannaf, karya Al-Kindi, Kanz Al-Ummal karya Muttaqi Hindi, dll. Umar bin Khaththab telah manusia akan asal wujudnya. Bukankah Allah swt. berfiman:
manambahkan sebuah redaksi Ashalatul khairul minanauum sementara kalimat itu tidak
pernah ada pada zaman Nabi saw. ‫ِم ْنهَا َخلَ ْق َنا ُك ْم َوفِيهَا ُنعِي ُد ُك ْم َو ِم ْنهَا ُن ْخ ِر ُج ُك ْم َتارَ ًة أُ ْخرَ ى‬

Dan sesungguhnya ibadah, dan muqaddimah-muqaddimahnya dalam Islam itu harus Dari bumi (tanah) itulah kami menjadikan kamu dan kepadanya kami akan kembalikan
berdasarkan kepada perintah dan izin syariat yang suci. Artinya, segalanya harus berlandaskan kamu sekalian, serta darinya kami akan mengeluarkan (membangkitkan) kamu pada kali yang
pada nas yang khusus ataupun yang umum dari Al-Quran dan hadis. Bila tidak, maka hal itu lain. (QS. Thaha [20]:55)
dikatakan sebagai bid’ah yang harus ditolak.

Sesungguhnya sujud adalah puncak ketundukan yang tidak bisa terealisir dengan sujud
Oleh karena itu, dalam ibadah, bahkan dalam setiap masalah syariat tidak boleh ada di atas sajadah, karpet atau batu-batuan permata yang berharga. Puncak ketundukan itu
penambahan atau pengurangan dengan pendapat pribadi. hanya terealisir dengan meletakkan anggota badan yang paling mulia yaitu dahi, di atas benda
yang paling murah dan sederhana, yaitu tanah.[9]
Adapun apa yang ditambahkan Syi’ah Ja’fariyah setelah syahadah kepada Rasulullah
saw. (Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah),berupa kalimat Asyhadu anna Aliyan waliyullah Tentunya, debu tersebut harus suci. Orang-orang Syi’ah selalu membawa sepotong dari
karena adanya riwayat-riwayat dari Nabi saw. dan Ahli Baitnya a.s. yang menjelaskan bahwa tanah yang sudah dipres dan sudah jelas kesuciaannya. Mungkin juga tanah ini diambil dari
tidaklah disebutkan kalimat Muhammad Rasulullah atau tidaklah ditulis kalimat tersebut di tanah yang penuh berkah, seperti tanah Karbala. Di sanalah Imam Husain (cucu Rasulullah
atas pintu surga, kecuali diikuti dengan kalimat (‘Aliyan waliyullah), yaitu sebuah kalimat yang saw.) gugur sebagai syahid sehingga tanah itu penuh berkah. Sebagaimana sebagian sahabat

14 | P a g e
Nabi menjadikan batu Mekkah sebagai tempat sujud dalam perjalanan-perjalanan mereka dan d.      Wanita harus menjalani iddah (setelah cerai dengan suaminya).
untuk mendapatkan berkahnya.
e.       Wanita harus menjalani ‘iddah setelah masa mut’ahnya habis. apabila ia
Meski demikian, Syi’ah Ja’fariyah tidak memaksakan hal itu, juga tidak menyatakannya melahirkan seorang anak, maka, nasab anak itu ikut kepada ayahnya. Juga seorang wanita
sebagai suatu keharusan. mereka hanya membolehkan Sujud diatas batu apa saja yang bersih hanya dapat memiliki satu suami saja.
dan suci seperti lantai masjid Nabawi yang mulia dan lantai Masjidil Haram.
f.        Dalam pewarisan antara anak dan ayahnya, anak dan ibunya dan begitu juga
Begitu juga, tidak bersedekap (meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri) sewaktu sebaliknya.
shalat, karena Nabi saw. tidak pernah melakukan hal itu, juga karena tidak ada nas yang kuat
dan jelas yang menganjurkan hal itu. Karenanya, penganut mazhab Maliki tidak melakukan
Yang membedakan nikah da’im dengan nikah mut’ah adalah bahwa dalam nikah
sedekap tersebut.[10]
mut’ah terdapat penentuan masa, tidak adanya kewajiban memberikan nafkah dan masa gilir
atas suami untuk sang istri mut’ah, tidak adanya saling mewarisi antara suami dan istri, tidak
25.  Syi’ah Ja’fariyah berwudhu dengan membasuh kedua tangan; dari siku-siku sampai perlu adanya talak, tetapi cukup dengan habisnya masa yang telah ditentukan, atau
ujung jari-jari, bukan kebalikannya, karena mereka mengambil cara berwudhu para imam menghibahkan sisa masa yang telah di tentukan tersebut.
Ahlul Bait yang telah mengambilnya dari Nabi saw. Tentunya, para imam lebih mengetahui
dari pada yang lainnya terhadap apa yang dilakukan oleh kakek mereka. Rasulullah saw. Telah
Hikmah disyariatkannya nikah semacam ini adalah tuntunan yang disyariatkan dan
berwudhu dengan cara demikian itu, dan tidak menafsirkan kata  (Ilaa/ ‫ )الی‬dalam ayat wudhu
bersyarat untuk kebutuhan biologis laki-laki dan perempuan yang tidak mampu menjalankan
(Al-Maidah [5]: 6) dengan kata (ma’a/ ‫ )مع‬hal ini juga ditulis Imam Syafi’i dalam kitabnya,
setiap kewajiban-kewajiban dalam nikah da’im (permanen), atau karena adanya halangan dari
Nihâyatul Muhtaj.  Begitu juga, mengusap kaki dan kepala mereka atau tidak membasuhnya
istri yang terjadi akibat kematian atau sebab yang lainnya, begitu pula sebaliknya. Semua ini
ketika berwudhu, dengan alasan yang sama yang telah dijelaskan di atas. Juga karena Ibnu
masih dalam rangka membina kehidupan yang terhormat dan mulia. Maka itu, nikah mut’ah
Abbas mengatakan: “Wudhu itu dengan dua basuhan dan dua usapan”.[11]
adalah solusi tingkat pertama bagi kebanyakan problematika sosial yang cukup serius dan
berbahaya, dan juga untuk mencegah terperosoknya masyarakat Islam dalam kerusakan
26.  Syi’ah Ja’fariyah membolehkan nikah mut’ah berdasar-kan nash Al-Quran, dengan menghalalkan segala macam cara.
sebagaimana dalam firman-Nya:
Terkadang, nikah mut’ah digunakan dengan tujuan agar kedua calon suami istri saling
َّ‫َفمَا اسْ َت ْم َتعْ ُتم ِب ِه ِم ْنهُنَّ َفآ ُتوهُنَّ أُجُ ورَ هُن‬ mengenal sebelum memasuki jenjang pernikahan permanen. Hal ini dapat mencegah
perjumpaan yang diharamkan, zina, meng-kebiri, atau cara-cara lain yang diharamkan seperti
Maka istri-istri yang telah kalian nikmati di antara mereka, berikanlah mahar mereka onani, bagi orang yang tidak sabar atas satu orang istri atau lebih dari satu, misalnya, secara
sebagai suatu kewajiban.(QS. An-Nisa [4]:24) ekonomi dan nafkahnya , serta pada saat yang sama dia tidak ingin terjerumus kepada yang
haram.

Di samping itu, para sahabat dan orang-orang Islam pada masa Rasulullah saw. sampai
pertengahan masa khilafah Umar bin Khaththab telah melakukan nikah mut’ah. Yang jelas, nikah mut’ah bersandar pada Al-Quran dan sunnah, dan sahabat pernah
melakukan itu selama beberapa masa. Kalau sekiranya mut’ah itu adalah zina, maka itu
berarti Al-Quran, Nabi dan para sahabat telah menghalalkan zina dan para pelakunya telah
Mut’ah adalah pernikahan syar’i yang persyaratannya sama dengan nikah permanen berbuat zina dalam masa yang cukup lama. Kami berlindung kepada Allah dari keyakinan
atau da’im, yaitu: seperti ini.

b.      Hendaknya pihak wanita tersebut tidak bersuami, dan membaca shighah ijab,       Di samping itu juga, penghapusan hukum nikah mut’ah tersebut tidak berdasarkan
sementara pihak laki-laki melaksanakan shighah Kabul. Al-Quran dan sunnah, dan tidak ada dalil yang kuat dan jelas.[12]

c.       Pihak laki-laki wajib memberikan harta kepada wanita, yang disebut mahar dalam Akan tetapi, meskipun Syi’ah Ja'fariyah  menghalal-kan nikah seperti inu, dengan
nikah da’im dan dalam nikah mut’ah disebut upah, sebagaimana yang disebutkan dalam Al- adanya nash Al-Quran dan sunnah, mereka sangat menganjurkan dan mengutama-kan nikah
Quran. daim dan menegakkan nilai-nilai keluarga, karena hal itu adalah dasar dan pilar masyarakat

15 | P a g e
yang kuat dan sehat, dan tidak condong kepada nikah sementara yang dalam bahasa syariat Di Kazhimain terdapat kuburan Imam Al-Jawad a.s. dan Imam Musa Al-Kazhim a.s.
dinamakan mut’ah, meskipun halal dan disyariatkan. Semua itu berada di Irak. Dan di kota Masyhad-Iran, terdapat pusara Imam Ali Al-Ridha a.s.,
serta di kota Qom dan Syiraz kuburan putra-putri beliau. Di Damaskus, Syiria, ada kuburan
pahlawan wanita Karbala  yaitu Sayyidah Zainab a.s. Di Kairo, Mesir, ada kuburan Sayyidah
Sehubungan dengan itu, Syi’ah Imamiyah bersandar pada Al-Quran, hadis dan
Nafisah a.s. Hal itu karena penghormatan mereka kepada Rasulullah saw, karena seorang laki-
pendidikan serta nasehat-nasehat Imam-Imam Ahlul Bait a.s. yang menyembunyi-kan segala
laki itu terjaga dalam keturunannya, dan mengormati keturunan tersebut berarti menghor-
penghormatan untuk wanita dan memberikan nilai yang besar kepadanya, dan di bidang
mati orang tersebut, Al-Quran telah menyanjung mereka dan sebagian mereka ada yang
kedudukan wanita, masalah-masalahnya serta hak-haknya, terutama dalam pergaulan etika
bukan Nabi, Al-Quran mengatakan:
bersamanya, seperti; kepemilikan, nikah, talak, pengasuhan, penyusuan, ibadah, mu’amalat
(hukum-hukum syar’i yang mengatur hubungan kepen-tingan individual dan layak untuk di
cermati dalam riwayat-riwayat para imam dan fiqih mereka). ‫ض‬ ُ ْ‫ُذرِّ ي ًَّة بَع‬
ٍ ْ‫ضهَا مِن بَع‬

27.  Syi’ah Ja’fariyah mengharamkan zina, homoseks, riba, membunuh orang yang Yaitu serta keturunan yang sebagiannya (keturunan) dan yang lain. (QS Ali Imran
terhormat, minuman arak, judi, melanggar janji, penipuan, pemalsuan, penimbunan, [3]:34).
penyelewengan, ghasab, pencurian, khianat, dendam, bernyanyi dan menari, memfitnah dan
menuduh, adu domba, berbuat kerusakan, mengganggu orang mukmin, mengumpat, Yaitu, kami akan membangun dan mendirikan di atas kuburan-kuburan Ashabul Kahfi
mencaci-maki, berdusta dan dosa-dosa lainnya,baik yang kecil ataupun yang besar. tempat peribadatan untuk menyembah Allah swt. di sisi mereka. Dan Al-Quran mensifati
perbuatan mereka dengan syirik, pertama, karena seorang muslim yang beriman akan
Mereka selalu berusaha untuk selalu menjauhi semua itu, dan mengerahkan segala berukuk dan bersujud hanya kepada Allah dan menyembah hanya kepada-Nya semata.
upayanya untuk mencegah itu, agar tidak sampai menimpa masyarakat dengan berbagai
sarananya, seperti menyebarkan buku-buku dan masalah-masalah etika dan pendidikan, serta Seorang mukmin tidak akan datang ke makam wali-wali Allah yang telah Allah sucikan,
mendirikan acara-acara pengajian, khotbah jum’at dan lain sebagainya.  kecuali karena kemuliaan dan kesucian tempat tersebut dengan adanya mereka, sebagaimana
yang terjadi pada makam Ibarahim a.s. yang memiliki kesucian dan kemuliaan, Allah swt.
28.  Mereka peduli pada keutamaan dan kemuliaan akhlak, selalu menyambut nasehat dalam surat Al-Baqarah ayat 125 berfirman:
dan antusias dalam mende-ngarkannya. Mereka mengadakan majelis-majelis dan acara-acara
di rumah-rumah, masjid-masjid dan tempat-tempat lainya dalam acara peringatan-peringatan ‫صلًّى‬
َ ‫َوا َّتخ ُِذو ْا مِن َّم َق ِام ِإبْرَ اهِي َم ُم‬
hari-hari besar dan peringatan-peringatan lainnya untuk tujuan tersebut, karena kecintaan
mereka akan nasehat. Karena itu, mereka mencurahkan doa-doa yang memiliki manfaat yang
besar, kandungannya agung, yang datang dari Rasulullah saw. dan para Imam yang suci a.s. Dan jadikanlah maqam Ibrahim (tempat berdiri Nabi Ibrahim diwaktu membangun
Ahlul Bait Nabinya, seperti; doa Kumail, doa Abu Hamzah, doa Simaat, dan Jausyan Kabir (doa Ka’bah) tempat mendirikan shalat. (QS. Al Baqarah [2]:125)
yang mencakup seribu nama dari nama-nama Allah swt.), doa Makarimul Akhlak, doa Iftitah
(yang dibaca setiap bulan Ramadhan). Mereka membaca doa-doa dan munajat-munajat yang Tidak orang yang shalat di belakang makam itu berarti telah menyembah makam, juga
amat agung kandungannya ini dengan penuh kekhusyu-kan dan dalam suasana yang penuh orang yang beribadah kepada Allah swt. dengan Sa’i (lari-lari kecil dalam haji) antara bukit
dengan tangisan dan kerendahan diri, karena hal itu dapat membersihkan jiwa-jiwa mereka, Shafa dan Marwah bukanlah orang yang menyembah dua gunung. Sesungguhnya Allah swt.
serta dapat mendekatkan mereka kepada Allah swt.[13] memiliki tempat yang suci dan penuh berkah untuk beribadah kepada-Nya, karena hal itu di
nisbatkan kepada Allah swt. sendiri dalam kembali kepada-Nya.
29.  Mereka memberikan perhatian besar pada kuburan-kuburan Nabi saw., para imam
Ahlul Bait Nabi, yang dikubur di Baqi’, Madinah Al-Munawarah yang mana disana ada kuburan Begitu juga waktu-waktu dan tempat itu juga memiliki kesucian, seperti hari Arafah,
Imam Hasan Al-Mujtaba, Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Al-Bagir dan Imam Ja’far tanah Mina. Sebab kesucian tempat-tempat dan hari-hari itu adalah karena dinisbatkan
Ash-Shadiq a.s. kepada Allah swt.

Di Najaf, Irak, terdapat kuburan Imam Ali bin Abi Thalib a.s, dan di Karbala, kuburan 30.  Karena sebab ini pula, Syi’ah Ja’fariyah mempunyai perhatian sebagaimana umat
Imam Husain bin Ali a.s. beserta saudara-saudaranya, anak-anaknya, anak-anak pamannya Islam lainnya, yang sadar dan mengerti kedudukan Rasullah saw. beserta keluarga beliau yang
dan para sahabatnya yang syahid bersamanya pada Hari Asyura. Juga di Samarra terdapat suci, yaitu dengan berziarah ke kuburan Ahlul Bait Nabi karena kemuliaan mereka, dan
kuburan Imam Al-Hadi a.s. dan Imam Hasan Al-Askari a.s. mengam-bil pelajaran dari mereka, serta memperbaharui bai’at kepada mereka dan sebagai
pengokohan perjuangan mereka dan tugas-tugas mereka. Karena, mereka telah mencapai

16 | P a g e
kesyahidan saat menjaga nilai-nilai luhur ter-sebut. Para penziarah makam-makam ini akan ‫ك َف َترْ ضَى‬ َ ‫َولَسَ ْوفَ يُعْ طِ ي‬
َ ‫ك رَ ُّب‬
mengingat dan mengenang keutamaan-keutamaan sahabat yang disebutkan dalam riwayat
tersebut, juga tentang perjuangan mereka, penegakan mereka terhadap shalat, zakat dan Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi
tugas yang mereka pikul, dan bersabar atas gangguan dan siksaan dalam mengemban tugas puas. [QS. Al Dhuha/93: 5]  Yakni kedudukan syafaat.
tersebut. Di samping itu, melakukan demikian karena keikut-sertaan dalam kesedihan Nabi
lantaran kemazluman (keteraniayaan) keturunan beliau.
Bagaimana masuk akal Allah swt. akan memberikan kepada Nabi-Nya kedudukan
syafa’at untuk orang-orang berdosa dan memberikan maqam wasilah (perantara) bagi orang-
            Bukankah beliau yang mengatakan dalam peristiwa kesyahidan Hamzah “akan orang yang memiliki hajat kemudian dia menolak manusia yang meminta syafa’at darinya,
tetapi, Hamzah tak ada seorang yang menangisinya”, sebagaimana tercatat dalam buku-buku atau dia akan melarang Nabi-Nya untuk menggunakan kedudukan ini?!
sejarah. Dan bukankah Nabi Muhammd saw. telah menangis saat kematian putra beliau;
Ibrahim?, bukankah Nabi saw. sering pergi ke Baqi’ untuk ber-ziarah?. Bukankah Nabi saw.
telah mengatakan: “Ziarahilah kubur! karena itu mengingatkan kalian kepada akherat”.[14] Bukankah Allah telah menceritakan kepada anak-anak Ya’qub, yaitu di saat mereka
meminta syafaat dari orang tuanya dan berkata:
Memang, menziarahi kubur para Imam Ahlul Bait a.s. dan apa yang telah disebutkan
dalam sejarah mereka, sikap jihad dan perjuangan mereka mengingatkan dan memberikan َ‫يَا أَبَا َنا اسْ َت ْغفِرْ لَ َنا ُذ ُنو َب َنا إِ َّنا ُك َّنا َخاطِ ئِين‬
pendidikan kepada generasi-generasi beri-kutnya tentang apa yang telah disumbangkan oleh
para orang besar mereka di jalan Islam dan kaum muslim, dan tentang pengorbanan mereka Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami,
yang begitu besar. Begitu juga, hal itu dapat menanamkan ruh dan jiwa kesatria serta jiwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah. (QS. Yusuf [12]:97)
pengorbanan dan kesyahidan di jalan Allah swt.
Maka, Nabi Ya’qub tidak menolak permohonan mereka, dan menjawab:
Sesungguhnya hal itu adalah suatu perbuatan manusiawi yang berperadaban dan logis.
Maka tidaklah aneh bila umat-umat itu berupaya mengabadikan tokoh-tokoh besar dan para
pencetus peradaban mereka, serta menghidupkan acara-acara yang mengenang jasa mereka ‫سَ ْوفَ أَسْ َت ْغفِ ُر َل ُك ْم‬
dengan segala bentuk dan coraknya. Karena demikian itu dapat membangkitkan kebanggaan
dan penghormatan terhadap perjuangan mereka, mengundang umat-umat yang lain untuk Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada tuhanku. (QS. Yusuf [12]:98)
bergabung bersamanya.
Tidak mungkin seseorang mengatakan bahwa Nabi saw. dan para Imam Maksum a.s. 
Dan itulah yang diharapkan Al-Quran ketika menjadikan ayat-ayatnya kepada tempat- adalah orang-orang yang telah mati, lantas orang itu meminta doa dari mereka kemudian
tempat para Nabi, wali, dan orang-orang shalihin serta menyebutkan kisah-kisahnya. tidak ada faedahnya. Mengapa?, karena para Nabi saw. itu hidup, khususnya Rasulullah saw.
Yang telah dinyatakan di dalam Al-Quran:
31.  Syi’ah Ja’fariyah meminta syafaat kepada Rasulullah saw. dan para Imam Ahlul Bait
yang suci, serta berwasilah melalui mereka kepada Allah swt. untuk pengampunan dosa-dosa, ‫اس َو َي ُكونَ الرَّ سُو ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِهيدً ا‬ ُ ‫َو َك َذلِكَ جَ ع َْل َنا ُك ْم أُم ًَّة َوسَ ًطا لِّ َت ُكو ُنو ْا‬
ِ ‫ش َهدَاء َعلَى ال َّن‬
pengkabulan hajat, penyembuhan orang-orang yang sakit, karena Al-Quran yang
membolehkan hal itu dan bahkan menganjurkannya, seraya berfirman:       Dan demikian pula kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang adil dan pilihan
agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasulullah menjadi saksi atas
‫َولَ ْو أَ َّن ُه ْم إِذ َّظلَمُو ْا أَنفُسَ ُه ْم جَ آؤُ وكَ َفاسْ َت ْغ َفرُ و ْا هّللا َ َواسْ َت ْغ َفرَ َل ُه ُم الرَّ سُو ُل َل َوجَ دُو ْا هّللا َ َتوَّ ابًا رَّ حِيمًا‬ perbuatan kalian. (QS. Al-Baqarah [ٰ2]:143)

Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya sendiri (berhakim kepada selain  Juga ditegaskan:
dari Nabi) datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rosul pun
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha penerima
َ‫َوقُ ِل اعْ مَلُو ْا َف َسيَرَ ى هّللا ُ عَ َملَ ُك ْم َورَ سُولُ ُه َو ْالم ُْؤ ِم ُنون‬
taubat lagi Maha penyayang.(QS. Al Nisa [4]:64)

      Dan berbuatlah, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan
Dan dalam ayat yang lain juga di sebutkan : melihat pekerjaanmu itu .(QS. Al-Taubah[9]:105)

17 | P a g e
Ayat-ayat ini akan terus berlaku sampai Hari Kiamat, selama matahari dan bulan yang datang dari Nabi, baik berupa ucapan, perbuatan atau-pun restu Nabi, termasuk juga
beredar, serta malam dan siang silih berganti. Di samping itu, karena Nabi dan para imam riwayat tentang wasiat Nabi berkenaan dengan hak Ahlul Baitnya. Dan mereka berpegang
Ahlul Bait a.s. adalah orang-orang yang syahid (penyaksi), dan dalam pandangan Al-Quran, teguh kepadanya, baik di bidang akidah maupun di bidang fiqih. Bukti yang paling jelas adalah
mereka hidup sebagaimana Allah swt. mengatakannya dalam banyak ayat. adanya buku-buku hadis mereka, khususnya yang baru diterbitkan akhir-akhir ini, dalam
bentuk Ensiklopedia terperinci yang terdiri lebih dari 10 jilid, mencakup riwayat-riwayat Nabi
saw. dari sumber-sumber Syi’ah yang diberi nama Sunan Nabi (sunnah-sunnah Nabi saw.)
32.  Syi’ah Ja’fariyah mengadakan peringatan atas kelahiran Nabi dan para Imam  Ahlul
dalam berbagai bidang tanpa fanatisme buta juga sebagai bukti, adanya karangan-karangan
Baitnya. Mereka mendirikan peringatan atas hari wafat manusia-manusia suci itu mereka
mereka baik yang dahulu maupun yang baru.
dengan tujuan mengenang keutamaan mereka, kebajikan mereka dan sikap mereka yang
bijak dan terpuji, sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang sahih dan sesuai dengan apa
yang telah disebutkan oleh Al-Quran dalam menunjukkan kebajikan dan keutamaan Nabi saw.       Dan banyak didapati  hadis-hadis dari sahabat-sahabat Nabi saw., istri beliau,
dan para rasul lainnya. Al-Quran telah memuji mereka serta mengarahkan perhatian umat sahabat-sahabat yang masyhur serta perawi-perawi besar, seperti Abu Hurairah, Anas bin
islam kepada mereka supaya bisa mencontoh, mengikuti dan mengambil pelajaran dari Malik dan nama-nama lainnya dengan syarat shahih dan tidak bertentangan dengan Al-Quran
mereka. dan riwayat shahih lainya, juga tidak bertentangan dengan akal budi dan ijma’ ulama.

Memang, Syi’ah Ja’fariyah dalam acara-acara ini sangat menghindari perbuatan- 36.  Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa bencana yang telah menimpah umat Islam
perbuatan yang diharamkan, seperti percampuran majelis antara laki-laki dan perempuan, dahulu maupun sekarang adalah disebabkan dua fakta:
makanan dan minuman yang diharamkan, berlebihan dalam memuji, yakni mengangkat
manusia sampai kepada tingkat pengultusan, atau menyakini bahwa dia dapat berbuat
Pertama: Umat Islam tidak mengenal Ahlul Bait Nabi a.s. sebagai pemimpin yang
sesuatu di luar kehendak Tuhan, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Yahudi dan
memiliki kelayakan untuk memimpin, dan juga karena mereka tidak mengetahui Ahlul Bait
Nasrani, dan lain sebagainya dari tindakan-tindakan dan kepercayaan-kepercayaan yang
sebagai pembimbing dan pengajar memberi pengetahuan, khususnyasebagai penafsir Al-
berten-tangan dengan ruh syariat Islam yang suci, dan melampui batas-batas yang sudah
Quran.
jelas, atau tidak sesuai dengan ayat atau riwayat yang sahih, atau tidak sesuai dengan kaidah
umum yang telah disimpulkan dari Al-Quran dan hadis, secara benar.
Kedua: Adanya perpecahan di antara mazhab dan golongan-golongan Islam.
33.  Syi’ah Ja’fariyah mengunakan buku-buku hadis yang mencakup hadis Nabi saw.
dan Ahlul Baitnya a.s. seperti Al-Kâfi karya Kulaini, Al-Istibshar dan Tahdzib karyaThusi, serta Karena itu, Syi’ah Ja’fariyah berupaya selalu untuk menyatukan barisan umat Islam dan
Man La Yahduru Al Faqih oleh Syeikh Shaduq. Buku-buku tersebut sangat bernilai sekali di mengulurkan jabat persaudaraan dan cinta kasih kepada sesama, dengan cara menghormati
bidang hadis.  Hanya saja, meskipun buku-buku tersebut mencakup hadis-hadis sahih. Para hasil-hasil ijtihad ulama dari golongan dan mazhab serta menghormati kesimpulan hokum
penulis atau pengarangnya dan orang-orang Syi’ah Ja’fariyah sendiri tidak memutlak-kan mereka.
dengan judul shahih, karena para ulama fiqih tidak meyakini kesahihan seluruh hadisnya,
mereka hanya mengambil hadis-hadis tersebut bila dari  beberapa sudut pandang telah Dalam hal ini, ulama Syi’ah Ja’fariyah sejak abad pertama telah terbiasa dalam
terbukti kesahihannya dan meninggalkan riwayat-riwayat yang tidak dianggap sahih, atau membawakan pendapat-pendapat ulama fiqih selain Syi’ah dalam karya-karya tulis mereka,
akan mengambil hadis-hadis tersebut yang, menurut ilmu Dirayah, ilmu Rijal dan kaidah- baik di bidang Fiqih, Tafsir maupun Teologi, seperti buku Al-Khilaf (di bidang fiqih) karya
kaidah ilmu Hadis, tidak bermasalah dan tidak cacat. Syaikh Thusi, Majma Al Bayan (di bidang tafsir) karya Thabarsi yang telah mendapatkan pujian
ulama Al-Azhar, juga Tajrid Al-‘Itiqad (di bidang teologi karya Nashiruddin Thusi yang telah
34.  Begitu juga di bidang Akidah, Fiqih, Doa dan Akhlak, mereka menggunakan buku- diberi syarah oleh Alauddin Al-Qusyji Al-Asy’ari dari ulama Ahli Sunnah.
buku lain yang di dalamnya terdapat aneka macam riwayat dari imam-imam Ahlul Bait a.s.
seperti kitab Nahj Al-Balâghah yang dicatat oleh Sayyid Murtadha dari kumpulan-kumpulan 37.  Ulama Syi’ah Ja’fariyah memandang penting adanya dialog di antara ulama
khutbah Imam Ali, surat-suratnya, hikmah-hikmah pendeknya, Risâlah Al-Huquq, Shahifah berbagai mazhab di bidang Fiqih, Akidah dan Syariat, juga memandang penting upaya saling
Sajjadiyah karya imam Ali Zainal Abidin a.s.  At-Tauhid, Al-Khisyâ, ‘Ilâlu Asy-Syara’i dan Ma’ani memahami untuk mengatasi problema-problema umat Islam dewasa ini, menjauhi segala
Al-Akhbâr karya Syeikh Shaduq. bentuk tuduhan yang tak beralasan, serta menjauhi sikap saling mencaci-maki, sehingga
tercipta kondisi yang stabil guna mewu-judkan pendekatan yang logis antara golongan-
35.  Terkadang, Syi’ah Ja’fariyah bersandar pada hadis-hadis shahih Rasulullah saw. golongan umat Islam, dan guna menutup jalan bagi musuh-musuh Islam dan muslimin yang
yang terdapat di dalam buku-buku atau sumber-sumber hadis Ahli Sunnah wal Jamaah. Perlu selalu mencari celah-celah yang tepat untuk menghantam habis seluruh umat Islam.
diketahui pula, bahwa Syi’ah Imamiah juga seperti Ahli Sunnah; mereka mengambil apa-apa

18 | P a g e
Oleh karena itu, dalam Islam, Syi’ah Ja’fariyah tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli 39.  Syi’ah Ja’fariyah senantiasa menjalin hubungan dengan ulama-ulama dan ahli-ahli
kiblat, apapun mazhab fiqih dan aliran akidahnya, kecuali dalam perkara yang umat Islam fiqih mereka lewat apa yang dinamakan “taqlid” dibidang hukum-hukum. Mereka merujukkan
sepakat atas pengkafirannya. Syi’ah Ja’fariyah tidak memusuhi mereka, tidak mengizinkan problem-problem fiqihnya kepada para mujtahid, dan mereka beramal dalam seluruh aspek
untuk menguasai mereka, menghormati ijtihad masing-masing golongan dan mazhab. Syi’ah kehidupan mereka sesuai dengan fatwa-fatwa ahli-ahli fiqih mereka. Karena, ahli-ahli fiqih
Ja’fariyah meman-dang benar perbuatan orang yang berpindah mazhabnya kepada Syi’ah dalam pandangan mereka adalah wakil-wakil Imam Zaman a.s. Oleh karena itu, ulama-ulama
Ja’fariyah, dan telah gugur dari kewaji-bannya jika perbuatan-perbuatannya sesuai dengan dan fuqaha mereka tidak bersandar kepada negara-negara dan pemerintahan-pemerintahan
mazhab sebelumnya dalam shalat, puasa, haji, zakat, nikah, talak, jual-beli dan lainnya, serta dalam urusan kehidupan dan ekonomi.  Mereka mendapatkan kepercayaan yang besar dari
tidak wajib mengqadha kewajiban-kewajiban yang lalu. Syi’ah juga tidak mewa-jibkannya para pengikut mazhab yang besar ini.
untuk memperbaharui akad nikah atau talaknya selama pelaksanaan dua hal ini pada mulanya
sesuai dengan mazhab yang dianutnya.
Perekonomian hauzah-hauzah (pesantren) ilmiah dan pusat pendidikan agama dalam
rangka menghasilkan para fuqaha ditanggung dan ditutupi dari khumus dan zakat yang
Kaum Syi’ah hidup bersama-sama dengan saudara-saudara muslim yang lain di setiap ditunaikan oleh masyarakat kepada para fuqaha, sebagai kewajiban dari sekian kewajiban
tempat, sebagaimana layaknya saudara dan kerabat sendiri. syariat lainnya, seperti shalat dan puasa.

Memang, mereka tidak sepakat dengan mazhab penjajah, seperti aliran Bahaiyah dan Dalam masalah kewajiban membayar khumus dari keuntungan usaha, Syi’ah Ja’fariyah
Qodiani, atau mazhab-mazhab yang serupa dengan mereka, bahkan berupaya memerangi memiliki dalil-dalil yang jelas yang termuat dalam sejumlah kitab-kitab shahih dan sunan.[15]
mereka dan mengharamkan untuk bergabung dengan mereka.
40.  Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa termasuk hak umat Islam ialah hidup dibawah
Dan Syi’ah Ja’fariyah menggunakan taqiyah, yaitu menyembunyikan sesuatu yang naungan pemerintahan-pemerintahan Islam yang member-lakukan huku-hukum sesuai
penting dari ajaran mazhab dan keyakinannya, dan itu sering dilakukan oleh mazhab-mazhab dengan Al-Quran dan hadis, menjaga hal-hak kaum muslimin dan menyelenggarakan
yang lain dalam situasi kemelut antara golongan yang penting. Taqiyah dilakukan karena dua hubungan yang adil dan bersih dengan negara-negara lain. Selain itu, Pemerintahan Islam
faktor: juga berupaya menjaga batas-batasnya dan menjamin kebebasan umat Islam dalam kegiatan
budaya, ekonomi, dan politik supaya mereka bisa hidup secara mulia, sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah inginkan dalam firman-Nya:
Pertama: menjaga jiwa dan darah mereka supaya tidak tertumpahkan begitu saja.

َ‫َوهَّلِل ِ ْالع َِّزةُ َولِرَ سُولِ ِه َول ِْلم ُْؤ ِمنِين‬


Kedua: menjaga persatuan umat Islam dan tidak menimbulkan perpecahan.

Segala kemulyaan hanyalah milik Allah dan Rasulnya dan orang-orang yang beriman.
38.  Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa di antara sebab-sebab kemunduran umat
(QS. Al-Munafiqun [63]:8)
Islam dewasa ini ialah kemunduran pemikiran, budaya, pengetahuan, sains dan teknologi.
Dan jalan keluarnya adalah menyadarkan umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, serta
mengang-kat taraf pemikiran, budaya dan sainsnya dengan cara menciptakan pusat-pusat  Juga dalam firmannya:
pengembangan ilmiah, seperti universitas-universitas, pesantren-pesantren, serta meng-
gunakan hasil-hasil ilmu modern dalam mengatasi persoalan ekonomi, pembangunan fisik َ‫َوالَ َت ِه ُنوا َوالَ َتحْ َز ُنوا َوأَن ُت ُم األَعْ لَ ْونَ إِن ُكن ُتم م ُّْؤ ِمنِين‬
dan teknologi, serta menanamkan kepercayaan diri pada jasa-jasa putra bangsa untuk ikut
serta terjun di lapangan dan aktif hingga terwujud swasembada dan kemandirian dan
mengikis kebergantungan kepada Barat.       Janganlah kamu merasa lemah, jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS.
Ali Imran [3]:139)
Oleh karena itu, Syi’ah Jafariyah di mana saja mereka berada, telah pembangunan
pusat-pusat ilmiah, pendi-dikan dan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan untuk
melahirkan ahli-ahli dan para pakar di berbagai cabang ilmu, sebagaimana mereka telah Syi’ah Ja'fariyah Imamiyah memandang bahwa Islam sebagai agama yang sempurna
masuk di berbagai universitas dan di berbagai lembaga pendidikan di seluruh negara, dan dan paripurna yang mengandung program yang sangat tepat mengenai sistem perundang-
sebagian telah menghasilkan ulama-ulama dan pakar-pakar di berbagai bidang dan kancah undangan. Dan ulama Islam harus berkumpul untuk membahas program ini untuk men-
kehidupan yang telah menjadi pusat-pusat ilmiah tersebut.  jelaskan gambaran yang sempurna tentang undang-undang ini, supaya umat Islam ini keluar
dari kebim-bangan dan dari problem yang terus berkepanjangan. Hanya Allah swt. sebagai
pembela dan penolong,

19 | P a g e
‫ِّت أَ ْقدَ ا َم ُك ْم‬
ْ ‫ِإن َتنصُرُ وا هَّللا َ يَنصُرْ ُك ْم َو ُي َثب‬ [10] . Lihat shahih Bukhori dan shahih Muslim, dan Sunan Baihaqi, sedangkan pendapat
mazhab Maliki, bisa dilihat dari buku Bidayatul Mujtahid, karya Ibnu Rusdy Al-Qurthubi Al-
Bila kalian menolong Allah, Dia akan menolong kalian dan mengokohkan langkah- Maliki dan buku-buku lainnya.
langkah kalian. (QS. Muhammad [47]:7)
[11] . Lihat kitab-kitab Sunan dan Musnad, juga lihat tafsir Fakhrurazi dalam
Dalam pandangan Syi’ah Imamiah, ini merupakan paling jelasnya langkah dan rencana menafsirkan ayat wudhu.
di bidang akidah dan syariat atau dikenal juga dengan sebutan Syi’ah Jafariyah.
[12] . Lihat hadis-hadis mut’ah dalam kitab-kitab Shahih, Sunan dan Musnad yang
Saat ini para pengikut Syi’ah Imamiyah hidup berdampingan dengan saudara muslim otentik menurut mazhab-mazhab Islam.
yang lainya di seluruh negara-negara Islam, dan mereka gigih dalam menjaga dan
mempertahankan eksistensi umat Islam dan kemuliaannya. Mereka juga telah siap untuk [13] . Doa-doa ini ada dalam ensiklopedia dengan judul ensiklopedia doa-doa
menyum-bangkan dan mengorbankan jiwa dan harta bendanya di jalan Allah swt.[] sempurna, yang diterbitkan akhir-akhir ini. Sebagaimana juga termuat dalam buku-buku doa
yang sudah ada di tengah-tengah mereka yang sudah terkenal, seperti;  Mafatihul Jinan,
Muntakhab Husainiah dll. 

[14] . Syifa As-Saqâm, karya Subhi Asyafi’I hal. 107 dan Sunan Ibn Majah jilid 1, hal.
[1] . Lihat Tafsir Thabari, Jami Al-Bayan dan Suyuthi Asy-Syafi’i atau dalam tafsirnya Ad- 117.
Dur Al-Mantsur, Alusyi Al-Bagdadi asy-Syafi’i dalam tafsirnya Ruh Al-Ma’ani, sekaitan dengan
tafsir ayat tersebut.
[15] . Lihat buku-buku pembahasan khumus dengan dalil-dalilnya dalam pandangan
fuqaha Syi’ah.
[2] .  Musnad Ahmad: jilid 1, hal 215.

Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah


[3] .  Shahih Bukhâri- kitab al- adab: 27. Itsna Asyariyah ?
 
[4] .  Lihat buku Ta’sisu Syi’ah lil ulum Al-Islami, karya Sayyid Hasan Ash-Shadr dan Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan
Zari’ah ilaa Tashonif karya Aghâ Buzurg, yang terdiri dari 29 jilid, Kasyfu Zhunuun karya Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah
Afandy, Mu’jam lil Muallifiin karya Kuhala, dan A’yanu Syi’ah karya Sayyid Muhsin Al-Amin Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i
Amuli dan lain-lainnya. dengan Madzhab Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap,
[5] . Lihat kitab Al-Irsyâd, karya Syeikh Mufid, I’lâmul Warâ bi A’lâinil Huda, karya
apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan
Thabarsi dan Ensiklopedia Bihâr Al-Anwâr, karya Majlisi, dan Enseklopedia Rasulullah saw.
demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?.
karya Sayid Muhsin Khatami akhir-akhir ini.
Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton
dan tidak ikut berkiprah.
[6] . Lihat buku Târikh Al-Qurân, karya Zanjani, al-Tamhid fil Ulumil Qurân, karya Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka
Muhammad Hadi Ma’rifat dan sumber-sunber lainnya. mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka
sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah
[7] . Lihat Al-Ghadir karya Allamah Amini, yang dinukil dari sumber-sumber Islam di
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan
bidang Tafsir dan Sejarah.
yang sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering
[8] . Lihat, Khulafa An-Nabi, karya Al-Haa’iry Al-Bahrani). berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki
dengan Madzahab Syafi’i.
[9] . Lihat Yaqut wa Jawâhir , karya Sya’rani Al-Anshori Al-Mishri. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah
Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah

20 | P a g e
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak
dalam Ushuul. dibenarkan.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu Syiah                     :  Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman.
pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama- Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti
ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita (Ahlussunnah). orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya  
sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan. 5.      Ahlussunnah         : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah a)      Abu Bakar
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri. b)      Umar
Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari c)      Utsman
perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna d)      Ali Radhiallahu anhum
Asyariyah (Ja’fariyah). Syiah                     : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena
  dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at
1.      Ahlussunnah         : Rukun Islam kita ada 5 (lima) dan mengakui kekhalifahan mereka). 
a)      Syahadatain
b)      As-Sholah  
c)      As-Shoum  
d)      Az-Zakah 6.      Ahlussunnah         : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat
e)      Al-Haj Ma’shum.
Syiah                     : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda: Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh
a)      As-Sholah para Nabi.
b)      As-Shoum Syiah                     : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'’hum,
c)      Az-Zakah seperti para Nabi.
d)      Al-Haj  
e)      Al wilayah 7.      Ahlussunnah         : Dilarang mencaci-maki para sahabat.
  Syiah                     : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan,
2.      Ahlussunnah         : Rukun Iman ada 6 (enam) : bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal
a)      Iman kepada Allah beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at  Sayyidina Abu Bakar sebagai
b)      Iman kepada Malaikat-malaikat Nya Khalifah.
c)      Iman kepada Kitab-kitab Nya  
d)      Iman kepada Rasul Nya 8.      Ahlussunnah         :  Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau
e)      Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat adalah Ummul Mu’minin.
f)       Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah. Syiah                     : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.
Syiah                     : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*  
a)      At-Tauhid 9.      Ahlussunnah         : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah
b)      An Nubuwwah adalah Kutubussittah :
c)      Al Imamah a)      Bukhari
d)      Al Adlu b)      Muslim
e)      Al Ma’ad c)      Abu Daud
  d)      Turmudzi
3.      Ahlussunnah         : Dua kalimat syahadat e)      Ibnu Majah
Syiah                     : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu f)       An Nasa’i
anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).
mereka. Syiah                     : Kitab-kitab Syiah ada empat :
  a)      Al Kaafi
4.      Ahlussunnah         : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun b)      Al Istibshor
jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari c)      Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
kiamat. d)      Att Tahdziib

21 | P a g e
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut- Syiah                     : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak
pengikut Syiah).  sah/ batal shalatnya.
  (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin
10.  Ahlussunnah         : Al-Qur'an tetap orisinil dalam shalatnya).
Syiah                     : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak  
orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah). 18.  Ahlussunnah         : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang
  yang mempunyai udzur syar’i.
11.  Ahlussunnah         : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Syiah                     : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.
Rasul Nya.  
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. 19.  Ahlussunnah         : Shalat Dhuha disunnahkan.
Syiah                     : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, Syiah                     : Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah. (padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut  
taat kepada Rasulullah. Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah
  Waljamaah dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).   Sengaja  kami  nukil
12.  Ahlussunnah         : Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah sedikit saja,  sebab apabila kami nukil seluruhnya, maka akan memenuhi halaman-halaman
besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait buku ini. Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-
akan balas dendam kepada musuh-musuhnya. perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap). Masihkah
Syiah                     : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin
diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke berbeda segalanya). Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah
Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah
Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu, disamping dalam Furuu’ (cabang-
Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya cabang agama) juga dalam Ushuul (pokok/ dasar agama).
diulang-ulang sampai  ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta
Bait. memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab
Keterangan           : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh
Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian. atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu).
13.  Ahlussunnah         : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang
haram. yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah. Akhirnya, setelah kami
Syiah                     : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai menyampaikan perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam
oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat, untuk
Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib. selalu memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syiah. Begitu
  pula untuk selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan
14.  Ahlussunnah         : Khamer/ arak tidak suci. yang datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan Syiah
Syiah                     : Khamer/ arak suci. didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita
  dapat teratasi. Selanjutnya kami mengharap dari aparat pemerintahan untuk lebih peka dalam
15.  Ahlussunnah         : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci. menangani masalah Syiah di Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa
Syiah                     : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan. yang sudah mereka lakukan, baik di dalam negri maupun di luar negri, terulang di negara kita.
  Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syiah dan aqidahnya. Amin.
16.  Ahlussunnah         :  Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya
sunnah.
Ahmadiyyah
Syiah                     : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan
shalat. Sejarah Ahmadiyah
(jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum
tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).  (Urdu: ‫ احم دیہ‬Ahmadiyyah) atau sering pula disebut Ahmadiyah, adalah
  Jamaah Muslim yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889 di
17.  Ahlussunnah         : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah satu desa kecil yang bernama Qadian, Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku
sunnah. sebagai Mujaddid, al Masih dan al Mahdi. [1] Jemaat Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari

22 | P a g e
Jamaah Muslim Ahmadiyah Internasional. Di Indonesia, organisasi ini telah berbadan hukum 4. Apabila malaikat Jibril membawa wahyu nubuwwat (wahyu risalat) satu kata saja
dariMenteri Kehakiman Republik Indonesia sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA kepada seseorang, maka akan bertentangan dengan ayat: walâkin rasûlillâhi wa
5/23/13 Tgl. 13-3-1953) [2]. Atas nama Pemerintah Indonesia, Menteri Agama, Menteri Dalam khâtamun-nabiyyîn (QS 33:40), dan berarti membuka pintu khatamun-nubuwwat.
Negeri dan Jaksa Agung pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan Surat Keputusan
Bersama, yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan
5. Sesudah Nabi Muhammad SAW silsilah wahyu nubuwwat telah tertutup, akan
tetapi silsilah wahyu walayat tetap terbuka, agar iman dan akhlak umat tetap
kegiatannya yang bertentangan dengan Islam.[3]
cerah dan segar.
6. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa di dalam umat ini tetap akan
TUJUAN PENDIRIAN datang auliya Allah, para mujaddid dan para muhaddats, akan tetapi tidak akan
datang nabi.
Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah satu organisasi keagamaan Internasional yang
telah tersebar ke lebih dari 185 negara di dunia [4]. Pergerakan Jemaat Ahmadiyah dalam Islam 7. Mirza Ghulam Ahmad adalah mujaddid abad 14 H. Dan menurut
adalah suatu organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang memiliki cabang Hadits, mujaddid akan tetap ada. Dan kepercayaan kami bahwa Mirza Ghulam
di 174 negara tersebar di Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Eropa. Ahmad bukan nabi, tetapi berkedudukan sebagaimujaddid.
Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia lebih dari 150 juta orang. [5] Jemaat 8. Percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad bukan bagian dari Rukun Islam dan Rukun
Ahmadiyah Internasional juga telah menerjemahkan al Quran ke dalam bahasa-bahasa besar Iman, maka dari itu orang yang tidak percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad tidak
di dunia dan sedang merampungkan penerjemahan al Quran ke dalam 100 bahasa di dunia. bisa disebut kafir.
Sedangkan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia telah menerjemahkan al Quran dalam
bahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa. 9. Seorang muslim, apabila mengucapkan kalimah thayyibah, dia tidak boleh
disebut kafir. Mungkin dia bisa salah, akan tetapi seseorang dengan sebab berbuat
salah dan maksiat, tidak bisa disebut kafir.
Ahmadiyah Qadian dan Lahore 10. Ahmadiyah Lahore berpendapat bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah pelayan dan
pengemban misi Nabi Muhammad SAW.[8]
Terdapat dua kelompok Ahmadiyah. Keduanya sama-sama mempercayai bahwa Mirza
Ghulam Ahmad adalah Isa al Masih yang telah dijanjikan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi
dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip: Sejarah penyebaran di Indonesia

1. Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat Ahmadiyah Ahmadiyah Qadian


Indonesia (berpusat di Bogor[6]), yakni kelompok yang mempercayai bahwa Mirza
Ghulam Ahmad adalah seorangmujaddid (pembaharu) dan seorang nabi yang Tiga pemuda dari Sumatera Tawalib yakni suatu pesantren di Sumatera
tidak membawa syariat baru. Barat meninggalkan negerinya untuk menuntut Ilmu. Mereka adalah (alm) Abubakar Ayyub,
(alm) Ahmad Nuruddin, dan (alm)Zaini Dahlan. Awalnya meraka akan berangkat ke Mesir,
2. Ahmadiyah Lahore, di Indonesia dikenal dengan Gerakan Ahmadiyah karena saat itu Kairo terkenal sebagai Pusat Studi Islam. Namun Guru mereka menyarankan
Indonesia (berpusat di Yogyakarta). Secara umum kelompok ini tidak menganggap agar pergi ke India karena negara tersebut mulai menjadi pusat pemikiran Modernisasi Islam.
Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, melainkan hanya sekedar mujaddid dari Sampailah ketiga pemuda Indonesia itu di Kota Lahore dan bertemu dengan Anjuman Isyaati
ajaran Islam [7]. Islam atau dikenal dengan nama Ahmadiyah Lahore. Setelah beberapa waktu disana,
Selengkapnya, Ahmadiyah Lahore mempunyai keyakinan bahwa mereka: merekapun ingin melihat sumber dan pusat Ahmadiyah yang ada di desa Qadian. Dan setelah
mendapatkan penjelasan dan keterangan, akhirnya mereka Bai'at di tangan Hadhrat Khalifatul
Masih II r.a., Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a. Kemudian tiga pemuda itu
1. Percaya pada semua aqidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam al memutuskan untuk belajar di Madrasah Ahmadiyah yang kini disebut Jamiah Ahmadiyah.
Quran dan Hadits, dan percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui Merasa puas dengan pengajaran disana, Mereka mengundang rekan-rekan pelajar
oleh para ulama salaf dan ahlus-sunnah wal-jama'ah, dan yakin bahwa Nabi di Sumatera Tawalib untuk belajar di Qadian. Tidak lama kemudian duapuluh tiga orang
Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir. pemuda Indonesia dariSumatera Tawalib bergabung dengan ketiga pemuda Indonesia yang
terdahulu, untuk melanjutkan studi juga baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Dua tahun
2. Nabi Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin. Sesudahnya tidak akan datang
setelah peristiwa itu, para pelajar Indonesia menginginkan agar Hadhrat Khalifatul Masih II r.a.
nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru. berkunjung ke Indonesia. Hal ini disampaikan (alm) Haji Mahmud - juru bicara para pelajar
3. Sesudah Nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu Indonesia dalam Bahasa Arab. Respon positif terlontar dari Hadhrat Khalifatul Masih II r.a.. Ia
nubuwat kepada siapa pun.

23 | P a g e
meyakinkan bahwa meskipun beliau sendiri tidak dapat mengunjungi Indonesia, beliau akan Ahmadiyah Lahore
mengirim wakil beliau ke Indonesia. Kemudian, (alm)Maulana Rahmat Ali HAOT dikirim
Tahun 1924 dua pendakwah Ahmadiyah Lahore Mirza Wali Ahmad
sebagai muballigh ke Indonesia sebagai pemenuhannya. Tanggal 17 Agustus 1925, Maulana
Baig dan Maulana Ahmad, datang ke Yogyakarta. Minhadjurrahman Djojosoegito, seorang
Rahmat Ali HAOT dilepas Hadhrat Khalifatul Masih II r.a berangkat dari Qadian.
sekretaris di organisasi Muhammadiyah, mengundang Mirza dan Maulana untuk berpidato
Tepatnya tanggal 2 Oktober 1925 sampailah Maulana Rahmat Ali dalam Muktamar ke-13 Muhammadiyah, dan menyebut Ahmadiyah sebagai "Organisasi
HAOT di Tapaktuan, Aceh. Kemudian berangkat menuju Padang, Sumatera Barat. Banyak kaum Saudara Muhammadiyah". [11]Pada tahun 1926, Haji Rasul mendebat Mirza Wali Ahmad Baig,
intelek dan orang orang biasa menggabungkan diri dengan Ahmadiyah. Pada tahun 1926, dan selanjutnya pengajaran paham Ahmadiyah dalam lingkup Muhammadiyah dilarang. Pada
Disana, Jemaat Ahmadiyah mulai resmi berdiri sebagai organisasi. [9] Tak beberapa Muktamar Muhammadiyah 18 di Solo tahun 1929, dikeluarkanlah pernyataan bahwa "orang
lama, Maulana Rahmat Ali HAOT berangkat keJakarta, ibukota Indonesia. Perkembangan yang percaya akan Nabi sesudah Muhammad adalah kafir". Djojosoegito yang diberhentikan
Ahmadiyah tumbuh semakin cepat, hingga dibentuklah Pengurus Besar (PB) Jemaat dari Muhammadiyah, lalu membentuk dan menjadi ketua pertama dari Gerakan Ahmadiyah
Ahmadiyah dengan (alm) R. Muhyiddin sebagai Ketua pertamanya. Terjadilah Proklamasi Indonesia, yang resmi berdiri 4 April 1930.[11]
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Di dalam meraih kemerdekaan itu tidak sedikit para
Ahmadi Indonesia yang ikut berjuang dan meraih kemerdekaan. Misalnya (alm) R. Muhyiddin.
Beliau dibunuh oleh tentara Belanda pada tahun 1946 karena beliau merupakan salah satu Status di Berbagai Negara
tokoh penting kemerdekaan Indonesia. Juga ada beberapa Ahmadi yang bertugas sebagai
prajurit di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan mengorbankan diri mereka untuk Pakistan
negara. Sementara para Ahmadi yang lain berperan di bidang masing-masing untuk
kemerdekaan Indonesia, seperti (alm) Mln. Abdul Wahid dan (alm) Mln. Ahmad Di Pakistan, parlemen telah mendeklarasikan pengikut Ahmadiyah sebagai non-muslim. Pada
Nuruddin berjuang sebagai penyiar radio, menyampaikan pesan kemerdekaan Indonesia ke tahun 1974, pemerintah Pakistan merevisi konstitusinya tentang definisi Muslim, yaitu "orang
seluruh dunia. Sementara itu, muballigh yang lain (alm) Mln. Sayyid Syah yang meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir. [12] Penganut Ahmadiyah, baik
Muhammad merupakan salah satu tokoh penting sehingga Soekarno, Presiden pertama Qadian maupun Lahore, dibolehkah menjalankan kepercayaannya di Pakistan, namun harus
Republik Indonesia, di kemudian hari menganugerahkan gelar veteran kepada beliau untuk mengaku sebagai agama tersendiri di luar Islam.[13]
dedikasi beliau kepada negara. Indonesia
Di tahun lima puluhan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia mendapatkan legalitas Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat semenjak
menjadi satu Organisasi keormasan di Indonesia. Yakni dengan dikeluarkannya Badan Hukum tahun 1980 [14], lalu ditegaskan kembali pada fatwa MUI yang dikeluarkan tahun 2005. [15]
oleh Menteri Kehakiman RI No. JA. 5/23/13 tertanggal 13-3-1953. Ahmadiyah tidak pernah
berpolitik, meskipun ketegangan politik di Indonesia pada tahun 1960-an sangat tinggi. Malaysia
Pergulatan politik ujung-ujungnya membawa kejatuhan Presiden pertama Indonesia, Di Malaysia Ahmadiyah telah lama dilarang.[16]
Soekarno, juga memakan banyak korban. Satu lambang era baru di Indonesia pada masa itu
adalah gugurnya mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, Arif Rahman Hakim, yang tidak Brunei Darussalam
lain melainkan seorang khadim Ahmadiyah. Dia terbunuh di tengah ketegangan politik masa
Sebagaimana di Malaysia, di Brunei Darussalam pun status terlarang ditetapkan untuk
itu dan menjadi simbol bagi era baru pada masa itu. Oleh karena itu iapun diberikan
Ahmadiyah.[17]
penghargaan sebagai salah satu Pahlawan Ampera. Di Era 70-an, melalui Rabithah Alam al
Islami semakin menjadi-jadi di awal 1970-an, para ulama Indonesia mengikuti langkah
mereka. Maka ketika Rabithah Alam al Islami menyatakan Ahmadiyah sebagai non muslim
pada tahun 1974, hingga MUI memberikan fatwa sesat terhadap Ahmadiyah. Sebagai
akibatnya, Banyak mesjid Ahmadiyah yang dirubuhkan oleh massa yang dipimpin oleh ulama.
Selain itu, banyak Ahmadi yang menderita serangan secara fisik. Periode 90-an menjadi Kontroversi ajaran Ahmadiyah
periode pesat perkembangan Ahmadiyah di Indonesia bersamaan dengan
diluncurkannya Moslem Television Ahmadiyya (MTA). Ketika Pengungsi Timor Timur yang Menurut sudut pandang umum umat Islam, ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap
membanjiri wilayah Indonesia setelah jajak pendapat dan menyatakan bahwa Timor Timur melenceng dari ajaran Islam sebenarnya karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi
ingin lepas dari Indonesia, hal ini memberikan kesempatan kepada Majelis Khuddamul yaitu Isa al Masih dan Imam Mahdi, hal yang bertentangan dengan pandangan umumnya
Ahmadiyah Indonesia untuk mengirimkan tim Khidmat Khalq untuk berkhidmat secara kaum muslim yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir walaupun juga
terbuka. Ketika Tahun 2000, tibalah Hadhrat Mirza Tahir Ahmad ke Indonesia datang dari mempercayai kedatangan Isa al Masih dan Imam Mahdi setelah Beliau saw(Isa al Masih dan
London menuju Indonesia. Ketika itu beliau sempat bertemu dan mendapat sambuatan baik Imam Mahdi akan menjadi umat Nabi Muhammad SAW) [18].Perbedaan Ahmadiyah dengan
dari Presiden Republik Indonesia, Abdurahman Wahid dan Ketua MPR, Amin Rais. [10] kaum Muslim pada umumnya adalah karena Ahmadiyah menganggap bahwa Isa al Masih dan

24 | P a g e
Imam Mahdi telah datang ke dunia ini seperti yang telah dinubuwwatkan Nabi Muhammad menyatakan diri sebagai al Masih yang dijanjikan juga menyatakan dirinya tunduk dan menjadi
SAW. Namun umat Islam pada umumnya mempercayai bahwa Isa al Masih dan Imam Mahdi refleksi dari Muhammad, Khataman Nabiyin. Menjelaskan tentang tujuan diutusnya wujud
belum turun ke dunia. Sedangkan permasalahan-permasalahan selain itu adalah perbedaan Masih Mau'ud, ia menjelaskan:
penafsiran ayat-ayat al Quran saja.[rujukan?]
Ahmadiyah sering dikait-kaitkan dengan adanya kitab Tazkirah. Sebenarnya kitab tersebut “ Tugas yang diberikan Tuhan kepadaku ialah agar aku dengan cara menghilangkan
bukanlah satu kitab suci bagi warga Ahmadiyah, namun hanya merupakan satu buku yang hambatan di antara hamba dan Khalik-nya, menegakkan kembali di hati manusia,
berisi kumpulan pengalaman ruhani pendiri Jemaat Ahmadiyah, layaknya diary. Tidak semua kasih dan pengabdian kepada Allah. Dan dengan memanifestasikan kebenaran lalu
anggota Ahmadiyah memilikinya, karena yang digunakan sebagai pegangan dan pedoman mengakhiri semua perselisihan dan perang agama, sebagai fondasi dari kedamaian
hidup adalah Al Quran-ul-Karimsaja. [19] abadi serta memperkenalkan manusia kepada kebenaran ruhaniah yang telah
dilupakannya selama ini. Begitu juga aku akan menunjukkan kepada dunia makna
Ada pula yang menyebutkan bahwa Kota suci Jemaat Ahmadiyah adalah Qadian dan Rabwah. kehidupan keruhanian yang hakiki yang selama ini telah tergeser oleh nafsu
Namun tidak demikian adanya, kota suci Jemaat Ahmadiyah adalah sama dengan kota suci duniawi. Dan melalui kehidupanku sendiri, memanifestasikan kekuatan Ilahiah
umat Islam lainnya, yakni Mekkah dan Madinah.[20] yang sebenarnya dimiliki manusia namun hanya bisa nyata melalui doa dan
ibadah. Di atas segalanya adalah aku harus menegakkan kembali Ketauhidan Ilahi
Sedangkan Ahmadiyah Lahore mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah mujaddid dan
yang suci, yang telah sirna dari hati manusia, yang bersih dari segala kekotoran
tidak disetarakan dengan posisi nabi, sesuai keterangan Gerakan Ahmadiyah
pemikiran polytheistik.
Indonesia (Ahmadiyah Lahore) untuk Indonesia yang berpusat di Yogyakarta.

Mirza Ghulam Ahmad ”


Ahmadiyah menurut pengikutnya
Menyusul wafatnya Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1908, para Muslim Ahmadi memilih
Pada tahun 1835, di sebuah desa bernama Qadian, di daerah Punjab, India, lahir seorang anak seorang pengganti sebagai Khalifah. Sosok Khalifah merupakan pimpinan keruhanian dan
laki-laki bernama Ghulam Ahmad. Orang tuanya Muslim dan ia tumbuh dewasa menjadi administratif dari Jemaat Islam Ahmadiyah. Pimpinan tertinggi dari Jemaat Ahmadiyah di
seorang Muslim yang luar biasa. Sejak awal kehidupannya, Mirza Ghulam Ahmad sudah amat seluruh dunia pada saat ini (2007) adalah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad yang berkedudukan
tertarik pada telaah dan khidmat agama Islam. Ia sering bertemu dengan individual Kristiani, di London, dan terpilih sebagai Khalifah kelima. Ia banyak berkunjung ke berbagai negara dan
Hindu ataupun Sikh dalam perdebatan publik, serta menulis dan bicara tentang mereka. Hal cermat mengamati budaya dan masyarakat lainnya.
ini menjadikan lingkungan keagamaan menjadi tertarik kepadanya dan ia dikenal baik oleh
Dengan bimbingan seorang Khalifah, Jemaat Ahmadiyah berada di barisan terdepan dalam
para pimpinan komunitas. Mirza Ghulam Ahmad mulai menerima wahyu Ilahi sejak usia muda
khidmat dan kesejahteraan kemanusiaan. Banyak sekolah-sekolah, klinik dan rumah sakit yang
dan dengan berjalannya waktu maka pengalaman perwahyuannya berlipat kali secara
didirikan di berbagai negeri, dimana mereka yang papa dan miskin dirawat secara gratis. Saat
progresif. Setiap wahyu yang diterimanya kemudian terpenuhi pada saatnya, sebagian di
terjadi bencana alam, Jemaat Ahmadiyah membantu secara sukarela secara finansial ataupun
antaranya yang berkaitan dengan masa depan masih menunggu pemenuhannya. Dakwahnya
fisik tanpa membedakan agama, warna kulit atau pun bangsa. Jemaat Ahmadiyah telah
menyatakan diri sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau'ud (al Masih) dilakukan di akhir tahun
memiliki jaringan televisi global yang bernama "MTA (Muslim Television Ahmadiyya)
1890, dan dipublikasikan ke seluruh dunia. Pernyataannya, seperti juga halnya para
International", yang mengudara dua puluh empat jam sehari dalam beberapa bahasa dunia.
pembaharu Ilahiah lainnya seperti Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW, langsung mendapat
Layanan ini diberikan tanpa memungut biaya. Jemaat Ahmadiyah telah menyebar ke lebih dari
tentangan luas. Sebelum menyatakan dirinya sebagai Masih Mau'ud, Allah SWT telah
170 negara di dunia dan populasinya diperkirakan sudah mencapai 80 juta manusia yang telah
menjanjikan kepada Mirza Ghulam Ahmad melalui wahyu bahwa:
berbai'at ke dalam Jemaat pada tahun 2001.

“ Aku akan membawa pesanmu sampai ke ujung-ujung dunia.


— Mirza Ghulam Ahmad ”
Bai'at dalam Jemaat Ahmadiyah

Wahyu ini memberikan janji akan adanya dukungan Ilahi dalam penyebaran ajaran Jemaat Bulan Desember 1888, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima ilham Ilahi
yang telah dimulainya di dalam Islam. Mentaati perintah Tuhan, Mirza Ghulam Ahmad untuk mengambil bai'at dari orang-orang. Bai'at yang pertama diselenggarakan di kota
menyatakan diri sebagai Al-Masih bagi umat Kristiani, sebagai Imam Mahdi bagi umat Muslim, Ludhiana pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah seorang mukhlis bernama Mia Ahmad Jaan.
sebagai Krishna bagi umat Hindu, dan lain sebagainya. Jelasnya, ia adalah "Nabi Yang Dan orang yang bai'at pertama kali adalah Hadhrat Maulvi Nuruddin (yang nantinya menjadi
Dijanjikan" bagi masing-masing bangsa, dan ditugaskan untuk menyatukan umat manusia di Khalifah pertama Jemaat Ahmadiyah). Pada hari itu kurang lebih 40 orang telah bai'at. [22].
bawah bendera satu agama. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi umat Islam adalah seorang
nabi yang membawa ajaran yang bersifat universal; dan sosok Mirza Ghulam Ahmad yang

25 | P a g e
Sepuluh syarat Bai'at 2. Hadhrat Alhaj Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad, Khalifatul Masih II, 14
Maret 1914 - 7 November 1965
1. Orang yang bai'at, berjanji dengan hati jujur bahwa dimasa yang akan datang 3. Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad, Khalifatul Masih III, 8 November 1965 - 9
hingga masuk ke dalam kubur, senantiasa akan menjauhi syirik. Juni 1982
2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan
birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasik, kejahatan, aniaya, khianat, huru- 4. Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV, 10 Juni 1982 - 19 April 2003
hara, pemberontakan; serta tidak akan dikalahkan oleh gejolak-gejolak hawa 5. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V, 22 April 2003 - sekarang
nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya.
3. Akan senantiasa mendirikan salat lima waktu tanpa putus-putusnya, semata-mata
Amir Gerakan Ahmadiyah (AAIIL)
karena mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan dengan sekuat tenaga akan
senantiasa mengerjakan salat tahajjud, dan mengirimkan shalawat kepada Yang Gerakan Ahmadiyah (Ahmadiyah Movement) atau Ahmadiyah Lahore tidak mengenal khalifah
Mulia Rasulullah saw, dan memohon ampun dari kesalahan dan memohon sebagai pemimpin, akan tetapi seorang Amir yang diangkat sebagai pemimpin.
perlindungan dari dosa; akan ingat setiap saat kepada nikmat-nikmat Allah, lalu
mensyukuri dengan hati tulus, serta memuji dan menjunjung-Nya dengan hati Adapun para Amir tersebut adalah sbb:
yang penuh kecintaan.
4. Tidak akan kesusahan apapun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allah 1. Hazrat Maulana Hakim Nurudin
umumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, baik
dengan lisan atau dengan tangan atau dengan cara papaun juga. 2. Maulana Muhammad Ali MA. LLB.
5. Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah ataupun 3. Maulana Sadrudin
senang, dalam duka atau suka, nikmat dan musibah; pendeknya, akan rela atas
putusan Allah. Dan senatiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan 4. Dr. Saed Ahmad Khan
kesusahan di dalam jalan Allah. Tidak akan memalingkan mukanya dari Allah Taala 5. Prof. Dr. Asghar Hamid Ph.D
ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus melangkah ke muka.
6. Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu. Dan benar- 6. Prof. Dr.Abdul Karim Saeed
benar akan menjunjung tinggi perintah al Quran Suci atas dirinya. Firman Allah
dan sabda Rasul-Nya itu akan menjadi pedoman baginya dalam setiap langkahnya.
Media elektronik
7. Meninggalkan takabur dan sombong; akan hidup dengan merendahkan diri,
beradat lemah lembut, berbudi pekerti halus, dan sopan santun.
Salah satu media elektronik milik Ahmadiyah yang terbesar adalah televisi. Mereka
8. Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih dari pada
telah membuat satu televisi yang mereka namai MTA, yaitu Moslem Television Ahmadiyya.
jiwanya, hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya.
Proyek ini dirintis oleh Khalifah Ahmadiyah yang ke-empat, Mirza Tahir Ahmad [23].
9. Akan selamanya menaruh belas kasihan terhadap makhluk Allah umumnya, dan
akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan
kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Taala kepadanya. Ringkasan beberapa pergerakan dan keorganisasian islam di indonesia dan dunia
10. Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini "Imam Mahdi dan al Masih internasional
Mau'ud", semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal ma'ruf dan
akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan menjunjung tinggi ikatan Muhammadiyah 
perjanjian ini melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan, Muhamadiyah merupakan salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan
ataupun ikatan kerja. Para Pemimpin Ahmadiyah sepeninggal Hazrat Mirza Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu
Ghulam Ahmad mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh
Khalifah Ahmadiyah Qadiyan pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab,
Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh
gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari Muhammad Abduh melalui
1. Hadhrat Hakim Maulana Nur-ud-Din, Khalifatul Masih I, 27 Mei 1908 - 13 tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul Wustqa.
Maret 1914
Penunjang Aktivitas Dakwah di Asia Tenggara; Seputar Peranan Organisasi Islam Menghadapi

26 | P a g e
Serangan Budaya Zaman  Islam pembaharu yang paling berpengaruh di Indonesia. Pada awal abad XX telah lahir
sejumlah tokoh elit Muslim. Mereka memiliki semangat pembaharuan dalam pemikiran
keagamaan.
Di kawasan Asia Tenggara dewasa ini, di mana berbagai kekuatan giat untuk menggunting dan
berusaha melemahkan Islam, maka Dakwah Islamiyah dituntut untuk memiliki kesadaran dan
pemahaman yang jernih dan utuh terhadap berbagai upaya dan rencana yang diletakkan oleh The Bilalians 
berbagai kekuatan yang ingin menjegal penyebaran Islam.
Adalah sebuah gerakan atau organisasi keagamaan di AS yang berasal dari akidah atau agama
Rabithah Alam Islami  kepercayaan berkembang menuju kepada aqidah Islam. Dalam perkembangannya gerakan
atau organisasi ini menuju kapada yang benar, sedikit-demi sedikit; maka lebih tepatnya
sebagai suatu gerakan keagamaan yang sedang mencari bentuk menuju suatu yang haq
Ini adalah organisasi Islam Internasional yang berdiri di Makkah pada Zulhijjah 1381 H/Mei
menuju Islam yang benar. Oleh karena itu lebih tepat dikelompokan kedalam organisasi
1962 M. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengelompokkanya sebagai organisasi non
keagamaan Islam.
pemerintah dan termasuk anggota Unesco serta anggota pengamat OKI (Organisasi Konprensi
Islam).
Jama'at Islami (Di Anak Benua India - Pakistan) 
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sebuah Tinjauan Sejarah 
adalah sebuah jama'ah Islam modern yang memfokuskan aktifitasnya untuk menegakkan
syari'at Islam dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Jama'at Islami tergolong gigih
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebuah organisasi Islam milik kalangan mahasiswa
membendung berbagai bentuk aliran sekuleristik yang berusaha keras mendominasi seluruh
muslim Indonesia. Organisasi ini begitu strategisnya di era sekarang ini sehingga sebagian
negeri.
besar nama-nama besar politikus Muslim di Indonesia berasal dari HMI. Dengan pengaruh
dari tokoh-tokoh yang berlatar pendidikan sekular, organisasi ini telah berubah sifatnya dari
sejak pendirian semula yaitu menjadi organisasi yang bersifat sekular. Al-Ikhwan Al-Muslimun 

Jama'ah Tabligh  Al-Ikhwan al-Muslimun adalah sebuah gerakan Islam terbesar di zaman modern ini. Seruannya
ialah kembali kepada Islam sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah
serta mengajak kepada penerapan syari'at Islam dalam kehidupan nyata. Dengan tegar
Jama'ah Tabligh adalah sebuah jama'ah Islamiyah yang dakwahnya berpijak kepada
gerakan ini telah mampu membendung arus sekularisasi di dunia Arab dan Islam
penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam kepada setiap orang yang
dapat dijangkau. Jama'ah ini menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan
sebagian waktunya untuk menyampaikan dan menyebarkan dakwah dengan menjauhi Nahdatul ulama
bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. Barangkali cara demikian lebih cocok
mengingat kondisi ummat Islam di India yang merupakan minoritas dalam sebuah masyarakat
Sebagai “kebangkitan kaum ulama”, Nahdlatul Ulama berdiri untuk mempertahankan
besar.
kehidupan keagamaan berdasarkan empat mazhab, tapi juga untuk membendung sikap kaku
kaum Wahabi.
Hizib Al-Tahrir (Hizbut Tahrir) 
BAB III
Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Politik merupakan PENUTUP
kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya. Hizbut Tahrir bergerak di tengah-tengah umat, dan
bersama-sama mereka berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, A. KESIMPULAN
serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem Khilafah dan menegakkan Persoalan kalam lain yang menjadi bahan perdebatan di antara aliran-aliran
hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan. kalam adalah masalah perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia. Tentang perbuatan
Tuhan semua aliran dalam pemikiran kalam berpandangan bahwa Tuhan melakukan
perbuatan. Perbuatan di sini dipandang sebagai konsekuensi logis dari dzat yang
Al-Irsyad Al-Islamiyyah 
memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Masalah perbuatan manusia bermula dari pembahasan sederhana yang
Muhammadiyah, Al-Irsyad dan Persatuan Islam (Persis) merupakan tiga serangkai organisasi dilakukan oleh kelompok Jabariyah (pengikut Ja’d bin Dirham dan Jahm bin Shafwan)

27 | P a g e
dan kelompok Qadariyah (pengikut Ma’bad al-Jauhari dan Ghailan ad-Dimsyaqi).
Akar dari masalah perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa Tuhan adalah
pencipta alam semesta, termasuk di dalamnya manusia sendiri.

28 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA 21. ^ Khutbah Islamiah, h. 34
Rozak, Abdul,. Ilmu Kalam, (Cet. II; Bandung: Pustaka Setia, 2006) 22. ^ http://www.ahmadiyya.or.id/pustaka/buku/riwayatahmad/ahmad2.php
Sarjoni, ILMU KALAM “Perbandingan Antar Aliran : Perbuatan Tuhan dan Perbuatan
23. ^ Hakekat tasawuf oleh Qardhawi
Manusia”, (Online) 2010. (http://sarjoni.wordpress.com/2010/01/01/ilmu- 24. ^ Asal-usul Ajaran Sufisme
kalam-perbandingan-antar-aliran-perbuatan-tuhan-dan-perbuatan-
manusia/., diakses tanggal 19 April 2010)
25. ^ Solihin, M. Anwar, M Rosyid. Akhlak Tasawuf (Bandung: Nuansa 2005) hlm. 177
26. ^ Place of Tasawwuf in Traditional Islam
Wikipedia indonesia,
27. ^ Islamic Spirituality, the forgotten revolution
28. ^ Masalah Mistik Tasawuf & Kebatinan, MH. Amien Jaiz, PT Alma'arif - 1980
1. ^ http://www.alislam.org/introduction/index.html Bandung
2. ^ http://www.thepersecution.org/world/indonesia/05/jai_pr2108.html 29. ^ Hakekat Tasawuf dan Sufi[1]
3. ^ "SKB Ahmadiyah diterbitkan". BBCIndonesia.com. Kesalahan: waktu tidak valid. 30. ^ Anwar, Rosihan. Akhlak Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia 2009) hlm. 225
Diakses pada 26 Agustus 2008.
31. ^ Mahmud, Abdul Halim. Tasawuf di Dunia Islam (Bandung: Pustaka Setia 2001)
4. ^ http://alislam.org/introduction/index.html hlm. 298
5. ^ "Bukan Sekedar Hitam Putih", [1] halaman 1 32. ^ Asmaran. Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002)
6. ^ http://www.ahmadiyya.or.id/kontak hlm.23
33.
7. ^ http://www.ahmadiyah.org/
8. ^ http://www.ahmadiyah.org/index.php
9. ^ Subjek "Mengundang Ahmadiyah ke Indonesia", Diskusi Sdr.Nadri Saaduddin, [2]
10. ^ [3]
11. ^     Beck, Herman (2005). The rupture between the muhammadiyah and the
ab

ahmadiyya. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (BKI) 161-2/3


(2005):210-246
12. ^ http://www.pakistani.org/pakistan/constitution/amendments/2amendment.htm
l
13. ^ http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=319274&kat_id=3
14. ^ http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=33
15. ^ http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=131
16. ^ http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=319274&kat_id=3
17. ^ http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=319274&kat_id=3
18. ^ http://www.halalguide.info/index.php?
option=com_content&task=view&id=111&Itemid=29
19. ^ Buku: klarifikas Tazkirah
20. ^ buku: Kami Orang Islam

29 | P a g e

You might also like