You are on page 1of 17

PERENCANAAN AUDIT

Standar Pekerjaan Lapangan dalam Standar Auditing mengharuskan


bahwa audit
harus direncanakan dengan sebaik-baiknya
- Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik: (1)
memperoleh bukti
kompeten yang memadai, (2) membantu menjaga biaya audit
dikeluarkan dalam
jumlah wajar, (3) menghindari kesalahpahaman dengan klien
- Acceptable audit risk/AAR (risiko akseptibilitas audit): ukuran untuk
menilai seberapa
besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan
mungkin saja
disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses
audit
dilaksanakan dan pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan
- Inherent Risk/IR (risiko inheren/risiko bawaan): ukuran penilaian
auditor atas
kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas account
sebelum
mempertimbangkan efektivitas pengendalian intern
- Penilaian terhadap AAR dan IR merupakan bagian penting dari
perencanaan karena
penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bukti audit yang harus
dikumpulkan dan
penugasan staf yang lebih berpengalaman dan pelaksanaan audit

Presentation Outline
Perencanaan Audit

I. Menerima Klien dan Melakukan Perencaan Audit Awal


II. Memahami Bisnis dan Industri Klien
III.Menilai Risiko Bisnis Klien
IV.Melakukan Prosedur Analitik Awal

I. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal

A. Client Acceptance and Continuance


B. Indentifikasi Alasan Klien Meminta Penugasan Audit
C. Membuat Kesepahaman dengan Klien
D. Memilih Staf untuk Melaksanakan Penugasan
E. Mengevaluasi Kebutuhan terhadap Spesialis dari Luar

II. Memahami Bisnis dan Industri Klien


A. Alasan utama untuk Memahami Industri dan Lingkungan Eksternal
B. Operasi dan Bisnis Proses
C. Manajemen dan Governance
D. Tujuan dan Strategi Klien
E. Pengukuran dan Kinerja

III. Menilai Risiko Bisnis Klien

Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien gagal dalam mencapai
tujuan bisnisnya.
Risiko ini dapat timbul dari berbagai faktor yang mempengaruhi klien
dan
lingkungannnya. Contoh: kompetitor, teknologi baru, kondisi industri,
dan regulatory
environment
Perhatian utama terletak pada kemungkinan salah saji material dalam
LK klien
Contoh: sebuah perusahaan supplier peralatan IT memiliki persediaan
peralatan
komputer dalam jumlah besar karena memprediksi tingkat penjualan
yang akan
meningkat pesat. Tetapi penurunan kondisi ekonomi mengakibatkan
penurunan
penjualan yang signifikan. Perusahaan IT biasanya memiliki siklus yang
pendek,
sehingga auditor harus memperhatikan nilai persediaan ini agar tidak
disajikan secara
tidak wajar dalam LK

IV. Melakukan Prosedur Analitik Awal

A. Definisi Prosedur Analitik


B. Kemampuan Membayar Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt)
C. Rasio Likuiditas (Liquidity Activity Ratios)
D. Kemampuan Membayar Hutang Jangka Panjang (Meet Long-term
Debt Obligation)
E. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)

Standar Pekerjaa Lapangan menharuskan Akuntan Publik untuk


merencanakan audit sebaik mungkin. Tahap awal dari perencanaan
audit (audit planning) terdiri dari 4 hal , yaitu:
1. Accept client and perform initial audit planning (menerima klien dan
melakukan perencanaan audit awal)
2. Understand the Clent’s Business and Industry (memahami
karakteristik bisnis dan industri klien)
3. Assess Client Business Risk (Menilai Risiko Bisnis Klien)
4. Perform Preliminary Analytical Procedures (Melakukan Prosedur
Analitik Awal)

A. AUDIT PLAN (PERENCANAAN PEMERIKSAAN)

Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan


yang sebaik-baiknya dalam setiap penugasan audit. Oleh sebab itu
tahap perencanaan audit merupakan tahap yang mau tidak mau harus
mendapat perhatian yang serius dari auditor. Hal ini tentu tidak dapat
dipungkiri karena pekerjaan apapun tentu akan lebih baik bila
terencana dengan baik.

Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut :


“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”

1. Pengertian dan Tujuan Audit Plan

Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan


dan lingkup audit yang diharapkan disusun segera setelah
MANAGEMENT LETTER (surat perikatan) disetujui klien.
Tujuan Audit Plan adalah untukmencapai keyakinan yang memadai
guna mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara
individual mapun secara keseluruhan, yang secara kuantitatif
berdampak material terhadap laporan keuangan.
Dalam merencanakan audit :
Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan
pertimbangan professional
Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat matealitas
Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas :
Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai dususun
Setelah laporan keuangan yang akan diaudit selesai diaudit, namun
perlu dimodifikasi
Untuk kedua keadaan tersebut didasarkan atas laporan keuangan
intern klien yang disetahunkan atau laporan keuangan tahunan satu /
lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan pengaruh
perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang
relevan dalam perekonomian secara keseluruhan
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara
lain :
Pahami bisnis dan industri klien
Kebijakan dan prosedur akuntansi klien
Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien,
termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah
informasi akuntansi pokok perusahaan
Penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit
Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian (adjustment)
Kondisi yang mungkin memerlukn perluasan atau pengubahan
pengujian audit, seperti risiko kekeliuran dan ketidakberesanyang
material atau adanya transaksi antar pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi
tugas sebagai contoh: laporan audit tentang laporan keuangan
konsolidasi,laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien
terhadap kontrak/perjanjian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan audit :

Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien.


Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan
tujuan untuk mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor.
Hal-hal yang berkaitan dengan bisnis dan industri klien yang perlu
dipahami auditor adalah
jenis bisnis dan produk klien♣
lokasi dan♣ karekteristik operasi klien seperti metode produksi dan
pemasaran .
jenis♣ dan karakteristik ondustri. Hal ini menentukan sensitivitas
bisnis klien terhadap perubahan kondisi ekonomi. Kebijakan dan
praktik industri sangat berdampak kepada kelangsungan usaha klien.
Eksistensi ada tidaknya pihak♣ terkait yang mempunyai hubungan
erat dengan klien misalnya sama-sama anak perusahaan dari suatu
holding company.
Regulasi pemerintah yang♣ mempengaruhi bisnis dan industri klien
Karekteristik laporan yang harus♣ diberikan kepada badan regulasi.

Melakukan prosedur analitis


Prosedur analitis adalh pengevaluasian informasi keuangan yang
dibuat dengan mempelajari hubungan-hubungan yang masuk akal
antara data keuangan dan data non keuangan.
Prosedur analitis dilakukan dalam tiga tahap audit yaitu tahap
perencanan, tahap pengujian atau tahap pengerjaan lapangan, dan
tahap penyimpulan hasil audit.
Dalan tahap perencanaan, prosedur analitis berguna untuk membantu
auditor merencanakan sifat, penentuan waktu, dan luas prosedur
audit.
Dalam tahap pengerjaan lapangan, prosedur analitis merupakan
prosedur audit yang optimal.prosedur analitis dilakukan sebagai salah
satu pengujian substansif untuk menghimpun bahan bukti tentang
asersi tettentu yang terkait dengan saldo rekening.
Dalam tahap pengambilan kesimpulan hsil audit, prosedur analitis
berguna sebagai alat untuk penelaahan akhir tentang rasionalitas
laporan keuangan auditan.
Melakuka penilaian awal terhadap materialitas
Materialitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam audit
laporan keuangan karena materialitas mendasari penerapan standar
auditing, khususnya pengerjaan lapangan, dan stndar
pelaporan.materialitas adalah besarnya kelalaian atau pernyataan
yang salah pada informasi akuntansi yang dapat menimbulkan
kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Menilai risiko audit
Audit harus mempertimbangkan risiko audit dalam melakukan
perencanaan audit. Risiko audit adlah risiko tidak diketahuinya
kesalahan yang dapat mengubah pendapat auditor atas suatu laporan
keuangan yang diaudit:
Risiko audit terdiri dari atas tiga komponen, yaitu
Risiko bawaan♣
Risiko bawaab adlak kerentanan atau mudah tidaknya suatu akun
mengalami salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan
prodedur struktur pengendalain intern yang tekait.
Contoh : asersi keberadaan atau keterjadian akun piutang dagang
mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi daripada aktiva tetap.
Keberadaan aktiva tetap lebih mudah dibuktikan daripada keberadaan
piutang dagang.
♣ Risiko pengendalian
Risiko pengendalian adalh risiko bahwa suatu salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi yang tidak dapat didetksi ataupun
dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan
prosedur struktur pengendalian intern satuan usaha.
Semakin efektif struktur pengendalian intern maka senakin kecil risiko
pengendalian .
Risiko deteksi♣
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji matrial yang terdapat dalam suatu asersi.
Risiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan auditor dengan cara
melakukan perencaaan yang memadai, dan supervisis atau
pengawasan yang tepat, serta penerapan standar pengendalian mutu.

Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi yang


signifikan
Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah
untuk menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk
mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
Strategi audi, yaitu :
Primarily substantive approach♣
Pada strategi ini auditor lebih mengutamakan pengujian substantive
daripada pengujian pengendalian.
Lower♣ assessed level of control risk approach
Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian
dripada pengujian substantive. Hal ini bukan berarti auditor sama
sekali tidak melakukan pengujiam substanti, auditor tetap melakukan
pengujian substantive meskipun tidak seekstensufb pada primarily
substantive approach
Menghimpun pemhaman sruktur pengendalian intern klien
Standar pengerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman
yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.

Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya,


auditor harus memahami bisnis klien dengan sebik-baiknya, termasuk
sifat, dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur
permodalan, metode produksi, pemasaran, distribisi dan lain-lain.
Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis kliem melalui
pengalaman dengan klien dan industrinya, pengajuan pertanyaan
kepada pengawai perusahaan klien, kertas kerja audit dari tahun
sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur
organisasi dan karekteristik opersi serta transaksi yang memerlukan
pertimbangan khusus), publikasi yang diperlukan industri lapoaran
keuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki
pengetahuan industri klien
Pengetahuan bisnis klien membantu auditor mengidentifikasikan
bidang yang memerlukan pertimbangan khusus, menila kondisi yang
didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dan
dikumpulkan dalam organisasi, menilai kewajaran estimasi, serta
penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu dan
lain-lain.
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam
pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut
tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten,
tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah yang penting
yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan dilaksanakan, dan
menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor
akuntan. Luasnya supervise yang memadai bagi suatu keadaan
tergantung atas banyak factor, termasuk kompleksitas masalah dan
kualifikasi orang yang melaksanakan audit.
memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit
mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas
dan saat prosedur tersebut dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalah
akuntansi dan audit)

Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan


prosedur audit yang mereka laksanakan.yang mereka laksanakan.
Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh
terhadap sifat, luas dan saat prosedur yang harus dilaksanakan seperti
sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan
masalh-masalh akuntansi dan audit

2. Isi Audit Plan

Isi dari audit plan mencakup :


Hal-hal mengenai klien¬
Bidang usaha klien, alamt, no. telepon, fax.
Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian)
Kebijakan akuntansi
- Buku yang digunakan : buku penjualan, buku pembelian, buku
kas/bank, buku memorial
- Meode pembukuan : manual, computer, mesin pembukuan
Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, laba/rugi tahun lalu
dan sekarang.
Client contact : presiden direktur, controller, penasihat hukum
Accounting, auditing dan tax problem
- Accounting problem : perubahan metode pencatatan dan manual
kekomputer, revaluasifixed asset, perubahan metode atau tariff
penyusutan
- Auditing problem : hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan,
perubahan accounting policy
- Tax problem : masalah restitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua
pembukuan dan perusahaan.

Hal-hal yang mempengaruhi klien


- Majalah ekonomi/surat kabar (bissiness news, ekonomi keuangan
Indonesia)
Rencana kerja auditor:
a. Staffing
b. Waktu pemeriksaan
c. Jenis jasa yang diberikan
Hal-hal Tambahan
a. Bantuan yang dapat diberikan klien
b. Time schedule
Pada akhir Audit Plan, mencantumkan:
a. Dibuat oleh
b. Review oleh:
c. Approved oleh:

B. AUDIT PROGRAM
1. Pengertian dan Tujuan Audit Program
Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis )
yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit ( akan lebih
baik jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test dan
substantive test.
Tujuan audit program :untuk mengetahui apakah penyajian laporan
keuangan oleh manajemen dari sisieksistensi atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta panyjian
dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan
terhadap pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
tersebut

2. Manfaat Audit Program


Manfaat audit program yaitu:
Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi
bagaimana harus menyelesaikan
Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan dan pengendalian
pemeriksaan.
Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien
Disusun setelah Audit Plan ( tetapi sebelum pemeriksaan lapangan
dimulai )
Disusun secara stndarisasi untuk semua klien
Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klien
Audit Program yamg baik mencamtumkan :
Tujuan pemeriksaan (audit objective)
Prosedur audit yang akan dijalankan
Kesimpulan pemeriksaan
Prosedur audit program :
Prosedur audit program untuk compliance test
Prosedur audit program untuk substantive test
Prosedur audit program untuk keduanya

SA Seksi 329
PROSEDUR ANALITIK
Sumber: PSA No. 22
PENDAHULUAN
01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan
prosedur
analitik dan mengharuskan penggunaan prosedur analitik dalam tahap
perencanaan
dan tahap review menyeluruh semua audit.

02 Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit


dan terdiri
dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan
yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data
keuangan lainnya, atau
antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Prosedur analitik
mencakup
perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang
mengaitkan
berbagai hubungan dan unsur data. Asumsi dasar penerapan prosedur
analitik adalah
bahwa hubungan yang masuk akal di antara data dapat diharapkan
tetap ada dan
berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya. Kondisi tertentu
yang dapat
menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini mencakup antara
lain, peristiwa atau
transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha,
fluktuasi acak, atau
salah saji.

03 Pemahaman hubungan keuangan adalah penting dalam


merencanakan
dan mengevaluasi hasil prosedur analitik, dan secara umum juga
menuntut dimilikinya
pengetahuan tentang klien dan industri yang menjadi tempat usaha
klien. Pemahaman
atas tujuan prosedur analitik dan keterbatasannya juga penting. Oleh
karena itu,
identifikasi hubungan dan jenis data yang digunakan, serta kesimpulan
yang diambil
apabila membandingkan jumlah yang tercatat dengan yang
diharapkan, membutuhkan
pertimbangan auditor.

04 Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:


a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup
prosedur audit
lainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang
asersi tertentu
yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review
akhir audit.

Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan yang disebutkan pada


butir a dan c
di atas untuk semua audit laporan keuangan yang dilakukan
berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sebagai
tambahan, dalam beberapa
hal, prosedur analitik lebih efektif atau efisien daripada pengujian rinci
untuk mencapai tujuan pengujian substantif.

05 Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang


tercatat atau
ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan
dengan
harapan yang dikembangkan oleh auditor. Auditor mengembangkan
harapan
tersebut dengan mengidentifikasi dan menggunakan hubungan yang
masuk akal, yang
secara pantas diharapkan terjadi berdasarkan pemahaman auditor
mengenai klien
dan industrinya. Berikut ini adalah contoh sumber informasi yang
digunakan dalam
mengembangkan harapan:
a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat
diperbandingkan
dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.
b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan
termasuk ekstrapolasi
dari data interim atau tahunan.
c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu
periode.
d. Informasi industri bidang usaha Mien, misalnya informasi laba bruto.
e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang
relevan.

PROSEDUR ANALITIK DALAM PERENCANAAN AUDIT


06 Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk
membantu
dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan
digunakan untuk
memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk
maksud ini,
prosedur analitik perencanaan audit harus ditujukan untuk:
a. Meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi
atau peristiwa
yang terjadi sejak tanggal audit terakhir dan,
b. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko
tertentu yang
bersangkutan dengan audit. Jadi, tujuan prosedur ini adalah untuk
mengidentifikasikan hal seperti adanya transaksi dan peristiwa yang
tidak biasa,
dan jumlah, ratio serta trend yang dapat menunjukkan masalah yang
berhubungan
dengan laporan keuangan dan perencanaan audit.

07 Prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit


umumnya menggunakan
data gabungan yang digunakan untuk pengambilan keputusan di
tingkat atas.
Lebih lanjut kecanggihan, lingkup, dan saat audit, yang didasarkan
atas pertimbangan
auditor dapat berbeda tergantung atas ukuran dan kerumitan klien.
Untuk beberapa
entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan
saldo akun tahun
sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besar
atau daftar saldo
(trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan. Sebaliknya, untuk
entitas yang lain,prosedur analitik mungkin meliputi analisis lapotan
keuangan triwulan yang
ekstensif. Pada kedua keadaan tersebut, prosedur analitik yang
dikombinasikan dengan pengetahuan auditor tentang bisnis, menjadi
dasar dalam
menentukan permintaan keterangan tambahan dan perencanaan yang
efektif.

08 Walaupun prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan


audit
seringkali hanya menggunakan data keuangan, tetapi kadangkala
informasi
nonkeuangan yang relevan juga dipertimbangkan. Misalnya jumlah
karyawan, luas
ruang penjualan, jumlah barang yang diproduksi dan informasi serupa
lainnya mungkin
membantu dalam mencapai tujuan prosedur.

PROSEDUR ANALITIK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENGUJIAN


SUBSTANTIF
09 Kepercayaan auditor terhadap pengujian substantif untuk mencapai
tujuan audit
yang berhubungan dengan suatu asersi1 dapat berasal dari pengujian
rinci, dari
prosedur analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenai
prosedur yang
digunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada
pertimbangan
auditor terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari
prosedur audit yang
ada.

10 Auditor mempertimbangkan tingkat keyakinan, jika ada, yang


diinginkannya
dari pengujian substantif untuk suatu tujuan audit dan memutuskan,
antara lain
prosedur yang mana, atau kombinasi prosedur mana, yang dapat
memberikan tingkat
keyakinan tersebut. Untuk asersi tertentu, prosedur analitik cukup
efektif dalam
memberikan tingkat keyakinan memadai. Namun, pada asersi lain,
prosedur analitik
mungkin tidak seefektif atau seefisien pengujian rinci dalam
memberikan tingkat
keyakinan yang diinginkan.

11 Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur


analitik dalam
mengidentifikasikan kemungkinan salah saji tergantung atas, antara
lain:
a. Sifat asersi.
b. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan.
c. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan harapan.
d. Ketepatan harapan.

SIFAT ASERSI
12 Prosedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien
atas
asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari
pemeriksaan bukti
rinci atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh,
perbandingan dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah
karyawan mungkin menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang
mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi individual. Perbedaan
dari hubungan yang diharapkan dapat juga menunjukkan kemungkinan
penghilangan dari catatan akuntansi bilamana bukti transaksi
individual dari pihak yang independen yang seharusnya dibukukan
tidak langsung tersedia.

KELAYAKAN DAN KEMAMPUAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN


SUATU HUBUNGAN
13 Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat
hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-kadang seperti
berkaitan padahal
kenyataannya tidak demikian, sehingga dapat mengarahkan auditor ke
pengambilan
kesimpulan yang salah. Di samping itu, adanya satu hubungan yang
tidak diharapkan
dapat memberikan bukti yang penting jika diteliti secara memadai.

14 Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari


prosedur
analitik dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan
harapan.
Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih dapat
diduga daripada
hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau tidak stabil.
Hubungan yang
melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih dapat diduga dari pada
hubungan yang
melibatkan hanya akun neraca, karena akun laba-rugi mencerminkan
transaksi selama
satu periode waktu, sementara akun neraca mencerminkan saldo pada
satu titik
waktu. Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung pada
keputusan
manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh,
manajemen mungkin
memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dari pada mengganti
aktiva tetap
atau mereka mungkin menunda suatu pengeluaran klien.

KETERSEDIAAN DAN KEANDALAN DATA


15 Data mungkin atau tidak mungkin langsung tersedia untuk
mengembangkan
taksiran bagi beberapa asersi. Sebagai contoh, untuk menguji asersi
kelengkapan,
penjualan yang ditaksir bagi jenis usaha tertentu mungkin dapat
dikembangkan dari
statistik produksi atau ukuran tempat penjualan. Bagi jenis usaha lain,
data yang relevan untuk asersi kelengkapan penjualan mungkin tidak
langsung tersedia dan mungkin akan lebih efektif clan efisien untuk
menggunakan catatan pengiriman yang rinci dalam menguji asersi
tersebut.

16 Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitik berdasarkan


atas
konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan
dari data yang
diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan
harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan dari
prosedur analitik.
Auditor harus menilai keandalan data dengan mempertimbangkan
sumber data dan
kondisi yang melingkupi pengumpulan data serta pengetahuan lain
yang mungkin
dimiliki auditor mengenai data itu. Faktor berikut
ini mempengaruhi pertimbangan auditor terhadap keandalan data
untuk mencapai
tujuan audit:
a. Apakah diperoleh dari sumber yang independen di luar entitas atau
dari sumber di
dalam entitas.
b. Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka yang
bertanggung
jawab atas jumlah yang diaudit.
c. Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan
dengan
pengendalian memadai.
d. Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan atau
tahun
sebelumnya.
e. Apakah harapan dikembangkan dengan memakai data dari berbagai
sumber.

KETEPATAN HARAPAN
17 Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat
keyakinan
yang diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah
saji yang
material, baik secara individu atau secara kelompok, dengan salah saji
lainnya, akan
teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor (paragraf 20). Ketika harapan
menjadi lebih
tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan menjadi lebih sempit,
sehingga jika terjadi
perbedaan yang signifikan antara hasil prosedur analitik dengan angka
sesungguhnya,
perbedaan tersebut kemungkinan besar karena salah saji. Ketepatan
harapan
tergantung pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan auditor
terhadap
faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi jumlah yang
diaudit dan tingkat
kerincian data yang digunakan untuk mengembangkan harapan.
18 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hubungan keuangan.
Sebagai
contoh, penjualan dipengaruhi oleh harga, volume dan campuran
produk. Sebaliknya,
masing-masing hal itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan faktor
yang bertentangan
dapat menutupi salah saji. Identifikasi yang lebih efektif terhadap
faktor yang secara signifikan mempengaruhi hubungan umumnya
dibutuhkan sejalan dengan
meningkatnya keyakinan yang diinginkan dari prosedur analitik.

19 Harapan yang dikembangkan pada tingkat yang rinci biasanya


mempunyai kemungkinan yang lebih besar dalam mendeteksi salah
saji jumlah
tertentu dari pada perbandingan secara luas. Jumlah bulanan biasanya
akan lebih efektif dari pada jumlah tahunan dan perbandingan
berdasarkan lokasi atau jalur usaha
biasanya akan lebih efektif dari pada membandingkan perusahaan
secara
keseluruhan. Tingkat kerincian yang cocok akan dipengaruhi oleh sifat
klien,
besarnya dan kerumitannya. Umumnya risiko salah saji yang material
menjadi kabur
akibat meningkatnya faktor yang bertentangan karena operasi klien
menjadi lebih rumit
dan lebih beragam. Penguraian masalah akan membantu mengurangi
risiko ini.

PENYELIDIKAN DAN EVALUASI PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN


20 Dalam merencanakan prosedur analitik sebagai pengujian
substantif, auditor harus
mempertimbangkan jumlah perbedaan yang diharapkan yang dapat
diterima tanpa
penyelidikan lebih lanjut. Pertimbangan ini dipengaruhi terutama oleh
materialitas dan harus konsisten dengan tingkat keyakinan yang
diinginkan dari prosedur ini. Penentuan jumlah ini melibatkan
pertimbangan kemungkinan bahwa kombinasi dari salah saji dalam
saldo akun tertentu, atau golongan transaksi tertentu, atau saldo atau
golongan transaksi lainnya, dapat terhimpun menjadi suatu jumlah
yang tidak dapat diterima.2

21 Auditor harus mengevaluasi perbedaan material yang tidak


diharapkan. Dengan
mempertimbangkan kembali metode dan faktor yang digunakan dalam
mengembangkan harapan dan permintaan keterangan dari
manajemen dapat membantu
auditor dalam hal ini Namun, tanggapan manajemen biasanya harus
didukung dengan bukti
lain. Dalam keadaan tersebut, bila penjelasan tentang perbedaan tidak
dapat diperoleh, auditor harus mendapatkan bukti yang cukup
mengenai asersi yang bersangkutan dengan melakukan prosedur audit
lainnya untuk meyakinkan dirinya apakah perbedaan tersebut
kemungkinan merupakan salah saji ³Dalam mendesain prosedur audit
lainnya itu, auditor harus mempertimbangkan perbedaan yang tidak
dapat dijelaskan, yang mungkin menunjukkan risiko yang meningkat
dari salah saji yang material. (Lihat SA Seksi 316 [PSA No. 70]
Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan.)

PROSEDUR ANALITIK YANG DIGUNAKAN DALAM REVIEW YANG


MENYELURUH
22 Tujuan prosedur analitik yang diterapkan dalam tahap review
menyeluruh adalah
untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang diperoleh
dan dalam
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Berbagai macam prosedur
analitik mungkin bermanfaat untuk tujuan ini. Review menyeluruh
umumnya meliputi
pembacaan laporan keuangan dan catatannya serta
mempertimbangkan:
a. Kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo
yang tidak biasa
atau yang tidak diharapkan, yang diidentifikasi pada waktu
perencanaan audit atau
dalam pelaksanaan audit, dan
b. Saldo atau hubungan yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang
sebelumnya tidak
diidentifikasi.
Hasil review menyeluruh dapat menunjukkan bahwa bukti tambahan
mungkin
diperlukan.

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF


23 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih
awal dari
tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masa
transisi
ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember
2001. Dalam masa
transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelah tanggal 31 Desember 2001,
hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

You might also like