Professional Documents
Culture Documents
NIM : H22109004
Tugas Geodinamika
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
berikut:
Kerak Bumi
Mantel Bumi
Inti
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)-nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-
lapisan sebagai berikut:
Litosfir
Astenosfir
Mesosfir (selubung)
Inti bumi bagian luar
Inti bumi bagian dalam
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan.
Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan
padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung bagian atas, yang tebalnya
50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan
persegeran benua.
Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral
sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk
litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah
kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini
antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak,
bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya
dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua. kerak
benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.
b. Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro, basalt dan peridolit. Kerak ini menempati dasar
samudra. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam
logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi
dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan
bahan yang bersipat elastis dan mempunyai ketebalan rata rata 65 km .
Adapun material pembentuk litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan
dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut
merupakan material batuan penyusun litosfer.
Lempeng-lempeng litosfer bergerak dan bergeser antara satu dengan yang lainnya dengan
kecepatan berbeda dan berubah-ubah di sepanjang perkembangannya. Pergerakan lempeng
litosfer ada 3 macam yaitu pergerakan yang saling mendekati, saling menjauh dan saling
berpapasan.
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu
dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung
yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur
penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai
cekungan pengendapan. Gerakan saling mendekat ini dapat menciptakan suatu batas lempeng
yang disebut batas konvergen. Fenomana yang dihasilkannya:
Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan
Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi
Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerak
bumi. Pada lempeng samudera, pergerakan ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Gerak saling menjauh ini dapat menciptakan suatu batas lempeng yang disebut batas divergen.
Fenomena yang terjadi, sebagai berikut: 1) Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan
kedua tepinya. 2) Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut. 3) Aktivitas vulkanisme laut dalam yang
menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava bantal) dan hamparan leleran lava encer, dan 4)
Aktivitas gempa. Pematang tengah Atlantik (mid atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang samudera Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar. Gerakan
relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun
dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Gerakan dua lempeng tektonik
tersebut saling menggelangsar (slide each other), yakni bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Pergerakan ini terjadi bila lempeng
saling bergesekan ketika lempeng itu bergerak berlawanan arah, dengan tidak menyebabkan
dampak seperti yang dialami oleh pergerakan divergen ataupun konvergen. Batas lempengnya
berbentuk sesar transform, pada umumnya terjadi di samudra. Gerakan saling berpapasan ini
dapat menciptakan batas transform.seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika, sesar
ini merupakan pertemuan antar lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara dengan
lempeng pasifik yang bergerak ke barat laut.
Gambar 2. Gerak lempeng saling mendekat, menjauh, dan menyamping (kiri ke kanan)
Sesar Transform Lantai Samudera
Sesar Transform timbul karena adanya gerakan lempeng yang saling bergesakan karena
arah pergerakannya yang berlawanan arah. Transform Faults merupakan batas dari plat
konservatif, dengan plat-plat yang saling berdekatan bersinggungan dan menyebabkan oleh
subduksi yang kecil atau tidak sama sekali. Keberadaan pergerakan relatif lateral dari lithosfer
pertama kali diduga dari penyimpangan magnetik di timur laut Pasifik, yang ditemukan
terbentang sepanjang daerah patahan.
Sesar transform terdapat pada lithosfer benua dan lithosfer samudra. Di samudra,
jejaknya terihat sangat jelas, dalam hal tidak adanya cover sedimen, oleh zona patahan.
Sedangkan di daratan, sesar transform dapat terlhat dengan jelas seperti pada Sesar Besar San
Andreas. Zona patahan samudra ditandai oleh zona patahan yang panjang, lurus, penurunan
bathymetrik yang secara normal mengikuti pola dari aliran kecil permukaan bumi dan tegak
lurus dengan bentangan punggung samudra.
Sesar adalah satuan rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga
terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan
bidang patahan. Pergeseran-pergeseran yang telah terjadi pada sesar, ukuran panjang maupun
kedalaman sesar dapat berkisar antara beberapa sentimeter saja sampai mencapai ratusan
kilometer. Sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah
permukaan, merusak stratigrafi batuan dan sebagainya.
Secara umum pada batas konvergen dan transform, kedua lempeng yang bergerak
berlawanan itu akan bergesekan. Pada batas transform, sistem gesekan yang terbentuk adalah
sistem strike-slip, sedangkan pada batas konvergen terbentuk sistem normal fault dan thrust
fault.
Di beberapa bagian, gaya gesekan yang terjadi cukup besar sehingga muncul “zona
penguncian”. Maksudnya, di zona tersebut gerakan lempeng jadi tertahan sementara lempeng
tersebut terus saja didorong. Di zona penguncian ini, energi tersimpan dan sewaktu-waktu terjadi
pelepasan energi karena gaya gesekan tak lagi mampu menahan dorongan. Saat itulah terjadi
gempa. Jadi, sesar transform terjadi bila 2 lempeng bersentuhan dengan pergeseran mendatar.