You are on page 1of 32

BAB III

KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. U
b. Alamat dan telepon : RT 03 RW 02 kel. Suka Miskin Bandung
c. Pekerjaan keluarga : Wiraswasta
d. Pendidikan kepala keluarga : SMA
e. Komposisi keluarga dan genogram :

Keterangan :
1. Perempuan =
2. Laki-laki =
3. Pasien =
4. Serumah = -----------

f. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. U adalah Nuclear family dimana Tn. U merupakan kepala keluarga
dan memiliki satu orang anak remaja.

g. Suku bangsa
Suku bangsa keluarga adalah sunda dan Tn. U lahir dan besar di daerah Tasikmalaya.

i
h. Agama
Keluarga Tn. U menganut agama Islam dan dalam hal ibadah selalu menjalankan
ibadah sholat lima waktu tapi jarang mengikuti pengajian dan kegiatan keagamaan di
daerahnya.

i. Status sosial ekonomi keluarga


Tn. U mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk cukup hingga
dapat menyekolahkan anaknya ke SMA swasta dan tidak pernah terlembat untuk
pembayaran sekolah. Barang-barang dimiliki di rumah yaitu Tn. U memiliki
kendaraan sepeda motor, kulkas, mesin cuci, tv, dll.

j. Aktivitas rekreasi keluarga


Karena kesibukan Tn. U berdagang di pasar, keluarga Tn. U jarang pergi berekreasi ke
tempat yang jauh dari rumah, sehingga keluarga Tn. U terbiasa nonton TV untuk
mengisi waktu agar tidak stress dan pusing.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. U saat ini adalah pada tahap keluarga dengan anak
remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga Tn. U sedang mengalami
masalah karena anaknya jarang sekolah dan kadang pulang malam dengan kondisi
tubuh yang lemes serta mulut bau alkohol.
c. Riwayat keluarga inti
Riwayat kesehatan pada keluarga saat ini, Tn. U sering mengalami sakit kepala dan
merasa bingung dengan tingkah laku anaknya yang sering mabuk-mabukan. Anaknya
yang bernama An. A, mempunyai perilaku yang kuang baik dibanding teman-
temannya. Riwayat penyakit keturunan, Tn. U mengatakan tidak mempunyai penyakit

i
keturunan seperti penyakit asma, penyakit gula. Jika keluarga Tn. U sakit selalu
diperiksakan ke dokter setempat.

a. Riwayat keluarga sebelumnya


Tn. U mengatakan tidak mau berbicara tentang riwayat kesehatan mantan suaminya,
sedangkan riwayat kesehatan Tn. U jarang sakit kecuali kalau ada masalah di keluarga
khususnya masalah anaknya.

b. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Luas rumah Tn. U sekitar 70m2, tipe rumah tembok permanen, jumlah ruang, ada 4
yang terdiri dari 2 buah kamar, ruangan tengah, dapur dan WC yang menyatu dengan
tempat mandi. Jumlah jendela ada 3, 2 jendela kaca di kamar dengan ukuran 20 cm x
100 cm, 1 jendela di bagian depan rumah yang bisa di tutup dan dibuka dengan
ukuran 2m x 2m. Jarak septik tank dengan sumber air lebih dari 10 meter, sumber air
minum yang digunakan adalah sumur gali dengan denah rumah sebagai berikut :

Belakang

Dapur WC U

Kamar tidur Ruang Tengah B T

Kamar tidur S

Depan

Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tn. U mengatakan orang-orang di dekat rumahnya sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing, jarang berkumpul dengan tetangga . Lingkungan fisik dekat dengan
sungai, Tn. U. Tn. U selalu mematuhi aturan yang ditetapkan oleh RW setempat dan
tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan.

i
Mobilitas geografis keluarga
Tn. U tidak pernah berpindah-pindah rumah, karena rumah tersebut milik sendiri dan
bekerja juga di pasar yang jaraknya tak jauh dengan rumah.

Perkumpulan Keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Tn. U berinteraksi dengan masyarakat kalau ada kumpulan-kumpulan saja.

Sistem pendukung keluarga

Pada saat ini hanya Tn. U yang merasa sehat dan dapat bekerja karena anggota
keluarga hanya Tn. U dan 1 orang anaknya. Keluarga tidak mempunyai persediaan
obat di rumah, jika ada keluhan, langsung beli obat di apotik yang tidak jauh ari
rumahnya.

Pola komunikasi keluarga


Cara berkomunikasi antar anggota keluarga yaitu antara Tn. U merasa kurang baik,
karena sekarang sedang mengalami masalah yang serius dengan anaknya yang suka
mabuk. Jika Tn. U memberi nasihat, An.A tidak seolah-olah tidak mendengar dan
malahan sering marah-marah.

Struktur kekuatan keluarga


Tn. U merasa tidak dapat mempengaruhi anaknya untuk lebih baik dan menghentikan
kebiasaan buruknya.

Struktur peran
Peran Ny. I sebagai kepala rumah tangga dan Ibu rumah tangga, sedangkan An. A
sebagai pelajar di tingkat SMA

Nilai atau norma keluarga


Tidak ada nilai dan norma yang bertentangan dengan kesehatan.

i
c. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn. U sangat menyayangi anaknya, apalagi anak satu-satunya. Ny.J sering
memberi nasehat kepada anaknya tentang perilaku yang baik dan tidak baik, di
luar rumah Tn. U kadang mencari informasi dari teman sekolah anaknya tentang
hal-hal yang berhubungan dengan perilaku anaknya. An. A kurang menghargai
dan menghormati Ny.J. Setiap kali Ny.J menasehati, An. A berusaha menghindar
dan keluar dari rumah.

2. Fungsi sosialisasi
Tn. U mengatakan mungkin dirinya terlalu sayang kepada anaknya sehingga apa
yang diinginkan anaknya dituruti. Tapi kadang-kadang Tn. U juga keras kepada
anaknya agar anaknya disiplin, apalagi sekarang-sekarang suka berbohong dan
uang saku selalu habis.

3. Fungsi perawatan kesehatan


Tn. U selalu berusaha menghidupi keluarganya termasuk menyediakan makan,
membeli pakaian untuk anaknya, menyediakan rumah untuk tempat tinggal tapi
Tn. U merasa kewalahan akhir-akhir ini, tidak ada tempat mengadu dengan apa
yang dihadapinya sekarang. Tn. U mengetahui bahwa terjerumusnya An. A
sekarang sangat membahayakan An. A. Tn. U mengetahui tentang alkohol serta
akibat yang akan terjadi jika An. A terus-menerus mengkonsumsinya. Tn. U tidak
mengetahui mengapa anaknya sampai seperti sekarang. Tn. U merasa belum
mampu menanggulangi masalah ini karena sampai saat ini perilaku An. A belum
berubah. Tn. U merasa malu dengan tetangga dan tidak tahu lagi harus bagimana.
Perasaan Tn. U saat ini pusing dan bingung. Tn. U tidak pernah konsultasi kepada
pelayanan kesehatan tentang masalah An. A.

4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. U adalah satu, jenis kelamin laki-laki. Tn. U tidak mempunyai
rencana menikah lagi.

i
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan. Tapi Tn.
U tidak mempunyai tabungan cadangan.

d. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
 Stressor jangka pendek : Tn. U merasa stress saat ini, bingung apa yang harus
dilakukan dengan anaknya.
 Stressor jangka panjang : Harapan Tn. U terhadap anaknya merasa terputus
setelah mengetahui An. A mabuk-mabukan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Tn. U merasa tidak mampu mendidik anaknya karena setiap perkataan Tn. U tidak
didengrkan An.A
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi An. A hanya dengan
nasehat. Tn. U tidak melibatkan keluarga besarnya karena merasa malu oleh
keluarganya.

e. Strategi adaptasi disfungsional


Tn. U marah-marah jika anaknya tidak mendengarkan kata-katanya. An. A
mengatakan suka minum alkohol jika ada masalah.

i. Pemeriksaan Fisik : An.A

(Pada saat dikaji An. A tidak sedang minum alkohol)

1. Kepala dan Leher

Bentuk kepala simestris kiri dan kanan, warna rambut hitam, distribusi merata, mudah
rontok, kondisi kurang bersih, tidak ada lecet, luka maupun kemerahan, Mata simetris

i
kiri dan kanan, warna sklera agak kekuningan , penglihatan jelas , konjungtiva tampak
merah muda. Telinga tampak simetris kiri dan kanan, tampak kurang bersih dan tidak
ada keluaran cairan di telinga,tidak ada luka dan kemerahan di telinga, mampu
mendengar dengan jarak 30cm jika berbisik, Hidung terlihat simetris kiri dan kanan,
mampu membedakan bau kopi dan kayu putih dengan mata tertutup, tidak ada lesi
dan keluaran cairan di hidung. Mulut simetris kiri dan kanan, kondisi agak kering,
keadaan bersih, kondisi gusi tidak ada perdarahan maupun luka, gigi tanggal 2 di
geraham atas dan bawah, tidak ada bengkak di mulut, mulut terlihat pucat dan kering.

2. Sistem Cardiovaskuler

Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat pembengkakan, kemerahan mapun
lesi pada dada, tidak ada pembesaran vena perifer daerah ekstremitas atas bagian
lengan kiri mapun lengan kanan dan ekstremitas bawah kaki kiri maupun kaki kanan,
tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan di costae 4-5, tidak
ada keluhan nyeri daerah dada yang menyebar ke lengan kiri, tidak ada bunyi jantung
tambahan seperti murmur, gallops dan yang lainnya.

3. Sistem Pernafasan

Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada hambatan pada saat insprasi dan
ekspirasi, tidak ada nyeri tekan di daerah dada, suara nafas vesikuler, frekuensi
18x /menit, tidak ada suara nafas tambahan seperti wheezing, ronchi dll, tidak ada
kerja otot-otot pernafasan yang abnormal.

4. Sistem Pencernaan

Bentuk abdomen simetris kiri dan kanan, tidak ada luka maupun bekas luka pada
daerah abdomen, tidak ada pembengkakan, bising usus 7x/menit, tidak ada nyeri
tekan di kuadran 1,2,3,4. Pasien mengeluh agak mual. Nafsu makan kurang, frekuensi
makan tidak menentu, porsi makan 1 piring tidak habis, jenis makan : nasi, lauk pauk
dan tidak dilengkapi susu. Pasien terbiasa minum kopi. Frekuensi BAB 1x/hari tapi
kadang tidak menentu.

i
5. Sistem Persarafan

Pasien mengatakan sering pusing jika lama-lama di sekolah dan mengingat perceraian
orang tuanya.

Tingkat kesadaran kompos mentis dan GCS :

Eye : 3 M:6 v:5

Nervus I (Olfaktorius) :

Dapat membedakan bau kopi dan kayuputih baik penciuman kiri maupun kanan
meskipun An.A menutup mata.

Nervus II (Optikus) :

An. A dapat melihat benda yang ditunjukkan perawat pada jarak 30cm tanpa
memakai alat bantu

Nervus III (okulomotorius) :

Pada saat pupil diberi rangsangan cahaya, pupil berkontraksi, dan berdilatasi jika
cahaya dijauhkan, antara pupil kiri dan kanan simetris.

Nervus IV( trochlearis) :

Mata kanan dan kiri tidak ada nistagmus, bola mata dapat digerakkan ke arah kiri
dan kanan

Nervus V (Trigeminus) :

An A dapat membuka dan menutup mulut, dapat mengunyah dengan baik.

Nervus VI (Abducen) :

An.A dapat melihat ke kiri dan kanan tanpa menengok

Nervus VII (facialis) :

i
An. A dapat menyeringai saat tersenyum, dapat mengencangkan otot wajah,
mengembangkan pipi, mengerutkan alis dengan simetris.

Nervus VIII (stratoacusticus) :

An. A dapat mendengar dengan jelas dengan jarak 30 cm

Nervus IX (glosofaringeal) :

An. A dapat menelan,dapat merasakan asin pada 1/3 posterior lidah terbukti pada
saat perawat menempelkan garam pada 1/3 posterior lidah Ny. A dapat merasakan
asin.

Nervus X (Vagus) :

An. A dapat mengontrol proses menelan

Nervus XI (Assesorius) :

An. A dapat menggerakkan bahu, menggerakkan kepala ke samping kiri dan


kanan, atas dan bawah

Nervus XII (hipoglosus) :

An. A dapat mengeluarkan lidah, dapat menggerakkan lidah ke saping kiri dan
kanan, ke atas dan bawah

6. Sistem Perkemihan

Ny.A mengatakan dapat berkemih, tidak ada nyeri saat berkemih, warna urin kuning
kemerahan, bau urin khas, frekuensi berkemih 5-7 kali/hari

7. Sistem Integumen

Kulit An. A terlihat kering, agak pucat, warna sawomatang, suhu 36 derajat celcius,
tekstur agak kasar, kulit lembab, turgor tidak lebih ari 2 detik, kondisi kulit bersih,
tidak ada penyakit kulit, tidak ada gatal-gatal di kulit. Daerah genitalia bersih
(menurut An.A). tidak ada bengkak, kemerahan daerah genitalia.

Kondisi kuku : bentuk simetris kiri dan kanan, kondisi jaringan kuku mudah dipotong.

i
8. Sistem Muskuloskeletal

Ekstremitas atas : Keadaan simetris, tidak ada pembengkakan, kadang-kadang


nyeri daerah sendi, An. A merasa bagian lengan kadang-kadang lemes, skala
kekuatan otot 5 5

Ekstremitas bawah : Keadaan simetris, tidak ada pembengkakan, skala kekuatan


otot

5 5

9. Sistem Endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.

j. Harapan Keluarga
Tn. U berharap An. A kembali kepada jalan yang benar dan tidak minum alkohol lagi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus penyalahgunaan NAPZA adalah :

1. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga dengan penggunaaan NAFZA (alkohol) pada An. A

2. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


melakukan komunikasi yang efektif dengan An.A

i
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga dengan penggunaaan NAFZA (alkohol) pada An. A

NO KRITERIA SKOR BOBOT JUMLAH

1 Sifat masalah
3 1 3/3 x1 = 1
 Tidak sehat
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
1 2 1/2 X 2 =1
 Sebagian
3 Potensial masalah untuk dicegah
2 1 2/3 X 1=2/3
 cukup
4 Menonjolnya masalah
2 1 2/2 x 1 =1
 Masalah berat, harus segera ditangani
JUMLAH 3 2/3

Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan


komunikasi yang efektif dengan An.A

NO KRITERIA SKOR BOBOT JUMLAH

1 Sifat masalah
2 1 2/3 x1 = 2/3
 Ancaman Kesehatan
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2 2/2 X 2 =2
 Sebagian
3 Potensial masalah untuk dicegah
3 1 3/3 X 1=1
 Tinggi
4 Menonjolnya masalah
2 1 2/2 x 1 =1
 Masalah berat, harus segera ditangani
JUMLAH 4 2/3

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

i
1. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan
komunikasi yang efektif dengan An.A

2. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga dengan penggunaaan NAFZA (alkohol) pada An. A

i
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. U

Diagnosa Tujuan Evaluasi


No Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan khusus Kriteria Standar

2 Setelah dilakukan tindakan


keperawatan dalam waktu 4 minggu,
Koping keluarga tidak Setelah
efektif berhubungan dilakukan Nafza merupakan suatu zat
1. Keluarga mampu mengenal nafza
dengan tindakan berupa bila masuk ke dalam Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian dan
keperawatan
ketidakmampuan a. Keluarga mengenal pengertian tubuh dan akan mempengaruhi jenis nafza
dalam waktu 4
keluarga merawat minggu, An.A nafza dan jenisnya tubuh terutama susunan saraf
anggota keluarga berhenti pusat yang dapat menyebabkan
dengan NAFZA pada mengkonsumsi gangguan pada fisik, psikis dan
An.A alkohol fungsi sosial

Nafza terdiri dari opiat, ganja,


kokain, sedatif hipnotik,
amfetamin, halusinogen, alkohol,
inhalansia, nikotin dan kafein.
Jenis-jenis nafza yang menjadi
maslah penyalahgunaan di

Indonesia adalah opiat ( misalnya


heroin, atau putau), ganja
(cimeng, gelek), sedatif hifnotik
(benzodiazepin, misalnya lexo,

pil BK), alkohol (minuman


keras, misalnya wisky, arak) dan

amfetamin (ekstasi, sahabu-


shabu)
No Dxp T. Umum Tujuan khusus Kriteria Standar
Intervensi

a. Keluarga mampu mengenal


tanda dan gejala intoksikasi
 Mata merah
alkohol  Bicara cadel Diskusikan bersama keluarga mengenai tanda dan gejala
intoksikasi alkohol
 Jalan sempoyongan
 Perubahan persepsi
 Penurunan kemampuan
menilai

b. Keluarga mampu  Gangguan lambung Diskusikan bersama pasien tentang dampak penggunaan zat
menyebutkan dampak alkohol terhadap :
terhadap tubuh
 Timbul penyakit hati 1) Kesehatan : tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit
fisik
 Gangguan jantung
2) Sosial atau hubungan dengan orang lain (pergaulan)

 Gangguan susunan saraf 3) Pendidikan dan pekerjaan

 Kemunduran daya ingat 4) Ekonomi atau keuangan

5) Hukum
 Perubahan persepsi,
koordinasi Diskusikan tentang kehidupan pasien sebelum menggunakan
zat, harapan pasien untuk kehidupan sekarang dan masa
 Penurunan kemampuan yang akan datang setelah tahu dampaknya.
menilai

2. Keluarga mampu mengambil Respon verbal Motivasi internal (pada pasien) Diskusikan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti
keputusan : untuk mempunyai pengaruh yang
menghentikan An. A sangat besar dalam mengambil
mengkonsumsi alkohol
Respon
keputusan berhenti
 Hal-hal positif yang dimiliki pasien
psikomotor (kesehatan/pergaulan/pendidikan/pekerjaan/ekonomi/h
mengkonsumsi.
ukum)
 Latih pasien untuk mensyukuri keadaannya tersebut
 Sebutkan lebih sering hal-hal yang patut disyukuri
(latihan afirmasi)
 Sebutkan berulang-ulang keinginan untuk berhenti

No Dxp T. Umum Tujuan khusus Kriteria Standar


Intervensi

3. Keluarga mampu merawat Respon Pasien melakukan tindakan sbb: Diskusikan dengan pasien tentang cara :
anggota keluarga dengan psikomotor
nafza 1. Menghindar 1. Menghindar seperti tidak pergi ke tempat-tempat yang
2. Mengalihkan ada pengedar, tidak melewati tempat yang mempunyai
3. Menolak kenangan saat masih menggunakan zat, tidak
4. Melatih mengontrol bergabung/bergaul dengan pengguna.
2. Mengalihkan, seperti menyibukkan diri dengan
aktivitas yang padat dan menyenangkan
3. Menolak, seperti mengatakan tidak, walaupun
ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak,
walaupun sekali saja.
4. Latih pasien mengontrol keinginan menggunakan zat

Menghindar
Mengalihkan
Menolak

Diskusikan dengan pasien tentang cara menyelesaikan


masalah yang sehat :
Pasien mengatakan kerugian
mengkonsumsi nafza : 1. Menganali cara pasien menyelesaikan masalah selama
ini.
Respon verbal 1. Gangguan kesehatan 2. Untung rugi cara tersebut digunakan
2. Gangguan fungsi sosial 3. Tawarkan cara yang sehat untuk menyelesaikan
3. Kerugian dalam masalah, contoh :
pendidikan : dikeluarkan
dari sekolah Secara verbal: jika pasien sering dicurigai dan dituduh
4. Pengaruh pakai nafza oleh orang tua maka pasien
ekonomi/keuangan : mengungkapkan bahwa pasien kecewa belum
menghamburkan uang dipercaya oleh keluarga, kemudian bicarakan dengan
tanpa ada manfaatnya orang tua bahwa tidak dipercaya itu membuat kesal dan
dapat menimbulkan sugesti, katakan hal-hal yang
diharapkan terhadap orang lain secara jujur dan
terbuka, sepakati dengan orang tua kalau pasien akan
mengatakan secara jujur pada keluarga jika pasien
ternyata pakai lagi dan keluarga akan membantu pasien
berobat
Secara fisik : ambil waktu luang untuk diri sendiri
dengan jalan-jalan, melakukan aktifitas untuk
menyalurkan kekesalan, seperti olah raga, relaksasi
atau kegiatan lain yang disukai pasien
Secara sosial : cari bantuan orang lain untuk
menyelesaikan masalah
Secara spiritual : mengadukan masalah pada Tuhan dan
meyakini bahwa ada bantuan dai Yang Maha Kuasa.

6) Latih pasien menggunakan cara tersebut dengan :

a) Mengenali situasi yang beresiko tinggi


Kondisi emosi negatif seperti kesal, dituduh
pakai lagi
Konflik dengan orang lain, seperti bertengkar
karena dilarang keluar rumah atau dituduh
mencuri
Tekanan sosial, seperti dipaksa sebagai syarat
untuk bergabung dengan kelompok tertentu
b) Tidak menggunakan zat untuk menyelesaikan
masalah, tetapi menggunakan cara yang sehat
menyelesaikan masalah

Diskusikan dengan pasien tentang gaya hidup yang sehat :

1. Makan dan buang air secara teratur


2. Bekerja dan tidur secara teratur
3. Menjaga kebersihan diri
4. Latih pasien mengubah gaya hidup

Tentukan aktivitas sehari-hari dan hobi


Buat jadwal aktivitas
Tentukan pelaksanaan jadwal tersebut

Diskusikan dengan keluarga :

1) Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga


dalam merawat pasien

Ajarkan keluarga untuk membantu pasien : menghindar


atau mengalihkan perhatian dari keinginan untuk pakai
lagi

2) Anjurkan keluarga memberikan pujian bila pasien


dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1
Diskusikan bersama keluarga tentang :
Penyalahgunaan/ketergantungan zat (tanda,
gejala, penyebab, akibat)
Tahapan penyembuhan pasien (pencegahan,
pengobatan dan pemulihan)
Diskusikan tentang kondisi pasien yang perlu segera dirujuk,
seperti :

Intoksikasi berat, misalnya penurunan kesadaran, jalan


sempoyongan, penglihatan (persepsi) terganggu,
kehilangan pengendalian diri, curiga yang berlebihan,
melakukan kekerasan sampai menyerang orang lain
Gejala putus zat, seperti nyeri, mual, muntah, diare,
tidak bisa tidur, gelisah, tangan gemetar, cemas yang
berlebihan, depresi (murung berkepanjangan)

Diskusikan dan latih keluarga merawat pasien nafza, dengan


cara :

Anjurkan keluarga meningkatkan motivasi pasien


untuk berhenti atau hindari sikap-sikap yang dapat
mendorong pasien untuk pakai lagi (seperti menuduh
pasien sembarangan atau terus menerus mencurigai
pasien memakai lagi)
Ajarkan keluarga mengenal ciri-ciri pasien pakai lagi
(seperti : memaksa minta uang, berbohong, ada tanda
dan gejala intoksikasi)
bulan
Anjurkan keluarga mengawasi pasien minum obat

1 Respon verbal Komunikasi yang efektif


Koping keluarga tidak Setelah Setelah pertemuan 4 x 45 menit, adalah proses hubungan Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
efektif berhubungan dilakukan keluarga mampu timbal balik antara anggota komunikasi yang efektif dalam keluarga
dengan tindakan 1. Mengenal rnasalah komunikasi keluarga yang bersifat
ketidakmampuan keperawatan yang efektif dengan: sosial dan psikososial dalam
upaya saling memahami dan Anjurkan keluarga mengungkapkan pengertian
keluarga melakukan dalam waktu 4 komunikasi yang efektif
komunikasi yang minggu, tidak atau mengubah sikap,
a. Menjelaskan pengertian pendapat atau prilaku setiap
efektif dengan remaja terjadi komunikasi yang efektif
gangguan anggota keluarga
pola
komunikasi

Respon verbal
b. Menyebutkan faktor-faktor : 4 dari 6 Faktor-faktor yang Diskusikan dengan keluarga tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi mempengaruhi komunikasi yang mempengaruhi komunikasi yang efektif
komunikasi yang efektif yang efektif :
Anjurkan keluarga mengidentifikasi faktor-
1. Kesehatan fisik dan faktoryang mempengaruhi komunikasi yang efektif
emosional
Motivasi keluarga untuk mengulang kembali faktor-
2. Situasi yang mendukung faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif
untuk berkomunikasi

3. Gangguan dalam proses


komunikasi

4. Pengetahuan cara
berkomunikasi yang baik

5. Keterampilan
berkomunikasi

6. Sikap terhadap orang dan


lawan bicara dalam
komunikasi

2. Keluarga memutuskan untuk Dampak komunikasi yang


menciptakan komunikasi yang tidak efektif Diskusikan dampak komunikasi yang tidak efektif
efektif dalam keluarga
1. Pertumbuhan dan Anjurkan keluarga untuk
a. Menyebutkan dampak perkembangan keluarga menyebutkan kembali
komunikasi yang tidak efektif akan terhambat penyebab komunikasi yang efektifi

2. Remaja menjadi penakut


dan tidak berterus terang

3. Kepedulian remaja
menurun

4. Mencari teman berbicara


yang tidak bertanggung
jawab seperti teman yang
berprilaku negatif
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. (2006). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa
dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta-UI.

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. 4th ed. Norwalk
CT : Appleton & Lange.

Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.U. (1999). Community Health Nursing : Caring
in Action. Washington : Delmar.

Kusniati, N & Riati, R. (2000). Perkembangan Remaja. PKBI-UNFPA.

Kusniati, N & Riati, R. (2000). NAPZA. PKBI-UNFPA.

Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & Public Health Nursing. 6 th edition.
St.Louis : Mosby.

Smith, C.M. & Maurer, F.A. (2005). Community & Public Health Nursing Practice : Health
for Families and Population. 3rd Edition. Elsevier Saunders

Wright & Leahey (1984). Nurses and Families: A Guide to Family Assessment and
Intervention. 2nd Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tambunan, 2001 dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/napza.htm.

http://blog.persimpangan.com/psikologi-perkembangan/
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
perlindunganNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok tentang
“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan keluarga rentan”. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Astuti Yuni Nursasi, MN selaku koordinator mata ajar Keperawatan Komunitas


2. Dra. Junaiti Sahar, PhD, Widyatuti, M.Kes, Sp. Kom, selaku tim
pengajar/pembimbing mata ajar Keperawatan Komunitas.
3. Staf perpustakaan yang telah memberikan kesempatan seluas luasnya kepada kami
untuk mencari literature
4. Staf laboratorium computer yang telah menyediakan kemudahan bagi kami untuk
mengakses internet secara mudah dan ekonomis

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan wawasan keilmuan dan
perkembangan profesi keperawatan dimasa yang akan datang. Kritik dan saran yang
membangun kami harapkan sehingga pembuatan makalah dimasa yang akan datang dapat
lebih baik

Jakarta, Maret 2009

Penulis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus penyalahgunaan NAPZA adalah :

Koping individu tidak efektif : belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat

C. INTERVENSI :

1. Tujuan

a. Pasien dapat mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau putus zat

b. Pasien dapat mengenali dampak penggunaan zat

c. Pasien dapat meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan zat

d. Pasien dapat mengontrol keinginan untuk menggunakan zat

e. Pasien dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah

f. Pasien dapat mengubah gaya hidup

g. Pasien dapat menggunakan terapi psikofarmaka secara tepat dan benar

2. Tindakan Keperawatan untuk Pasien


b. Diskusikan bersama pasien tentang dampak penggunaan zat terhadap :

1) Kesehatan : tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit fisik

2) Sosial atau hubungan dengan orang lain (pergaulan)

3) Pendidikan dan pekerjaan

4) Ekonomi atau keuangan

5) Hukum

Diskusikan tentang kehidupan pasien sebelum menggunakan zat, harapan pasien


untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang setelah tahu dampaknya.

c. Diskusikan car meningkatkan motivasi untuk berhenti

1) Hal-hal positif yang dimiliki pasien


(kesehatan/pergaulan/pendidikan/pekerjaan/ekonomi/hukum).

2) Latih pasien untuk mensyukuri keadaannya tersebut

Sebutkan lebih sering hal-hal yang patut disyukuri (latihan afirmasi)

Sebutkan berulang-ulang keinginan untuk berhenti (latihan afirmasi)

d. Diskusikan cara mengontrol keinginan menggunakan zat dengan cara :

1) Menghindar seperti tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak melewati
tempat yang mempunyai kenangan saat masih menggunakan zat, tidak bergabung/bergaul
dengan pengguna.

2) Mengalihkan, seperti menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan

3) Menolak, seperti mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan
tidak, walaupun sekali saja.

4) Latih pasien mengontrol keinginan menggunakan zat

Menghindar
Mengalihkan

Menolak

e. Diskusikan cara menyelesaikan masalah yang sehat

1) Menganali cara pasien menyelesaikan masalah selama ini, seperti segera menggunakan
zat bila ada masalah

2) Untung rugi cara tersebut digunakan

3) Tawarkan cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah, contoh :

Secara verbal: jika pasien sering dicurigai dan dituduh pakai nafza oleh orang tua maka
pasien mengungkapkan bahwa pasien kecewa belum dipercaya oleh keluarga, kemudian
bicarakan dengan orang tua bahwa tidak dipercaya itu membuat kesal dan dapat
menimbulkan sugesti, katakan hal-hal yang diharapkan terhadap orang lain secara jujur
dan terbuka, sepakati dengan orang tua kalau pasien akan mengatakan secara jujur pada
keluarga jika pasien ternyata pakai lagi dan keluarga akan membantu pasien berobat

Secara fisik : ambil waktu luang untuk diri sendiri dengan jalan-jalan, melakukan aktifitas
untuk menyalurkan kekesalan, seperti olah raga, relaksasi atau kegiatan lain yang disukai
pasien

Secara sosial : cari bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah

Secara spiritual : mengadukan masalah pada Tuhan dan meyakini bahwa ada bantuan dai
Yang Maha Kuasa.

4) Latih pasien menggunakan cara tersebut dengan :

a) Mengenali situasi yang beresiko tinggi

Kondisi emosi negatif seperti kesal, dituduh pakai lagi

Konflik dengan orang lain, seperti bertengkar karena dilarang keluar rumah atau
dituduh mencuri
Tekanan sosial, seperti dipaksa sebagai syarat untuk bergabung dengan kelompok
tertentu

b) Tidak menggunakan zat untuk menyelesaikan masalah, tetapi menggunakan cara yang
sehat menyelesaikan masalah

f. Diskusikan gaya hidup yang sehat

1) Makan dan buang air secara teratur

2) Bekerja dan tidur secara teratur

3) Menjaga kebersihan diri

4) Latih pasien mengubah gaya hidup

Tentukan aktivitas sehari-hari dan hobi

Buat jadwal aktivitas

Tentukan pelaksanaan jadwal tersebut

f. Latih pasien minum obat sesuai terapi dokter, tekankan pada prinsip benar dosis
obatnya

3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

a. Tujuan

1) Keluarga dapat mengenal masalah ketidakmampuan anggota keluarganya berhenti


menggunakan nafza

2) Keluarga dapat meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti

3) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat pasien nafza

4) Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu ditujuk

b. Tindakan
1) Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam merawat pasien

Ajarkan keluarga untuk membantu pasien : menghindar atau mengalihkan perhatian dari
keinginan untuk pakai lagi

2) Anjurkan keluarga memberikan pujian bila pasien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1
minggu atau 1 Diskusikan bersama keluarga tentang :

Penyalahgunaan/ketergantungan zat (tanda, gejala, penyebab, akibat)

Tahapan penyembuhan pasien (pencegahan, pengobatan dan pemulihan)

3) Diskusikan tentang kondisi pasien yang perlu segera dirujuk, seperti :

Intoksikasi berat, misalnya penurunan kesadaran, jalan sempoyongan, penglihatan


(persepsi) terganggu, kehilangan pengendalian diri, curiga yang berlebihan, melakukan
kekerasan sampai menyerang orang lain

Gejala putus zat, seperti nyeri, mual, muntah, diare, tidak bisa tidur, gelisah, tangan
gemetar, cemas yang berlebihan, depresi (murung berkepanjangan)

4) Diskusikan dan latih keluarga merawat pasien nafza, dengan cara :

Anjurkan keluarga meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti atau hindari sikap-sikap
yang dapat mendorong pasien untuk pakai lagi (seperti menuduh pasien sembarangan
atau terus menerus mencurigai pasien memakai lagi)

Ajarkan keluarga mengenal ciri-ciri pasien pakai lagi (seperti : memaksa minta uang,
berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi)

bulan

Anjurkan keluarga mengawasi pasien minum obat


DAFTAR PUSTAKA

Clark, M.J. (1999). Nursing in the Community : Dimensions of Community Health Nursing.
3rd Edition. Stamford : Appleton & Lange.

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. 4th ed. Norwalk
CT : Appleton & Lange.

Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.U. (1999). Community Health Nursing : Caring
in Action. Washington : Delmar.

Kusniati, N & Riati, R. (2000). Pengembangan Diri. PKBI-UNFPA.

Kusniati, N & Riati, R. (2000). Perkembangan Remaja. PKBI-UNFPA.

Kusniati, N & Riati, R. (2000). NAPZA. PKBI-UNFPA.

Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & Public Health Nursing. 6 th edition.
St.Louis : Mosby.

Smith, C.M. & Maurer, F.A. (2005). Community & Public Health Nursing Practice : Health
for Families and Population. 3rd Edition. Elsevier Saunders

Wright & Leahey (1984). Nurses and Families: A Guide to Family Assessment and
Intervention. 2nd Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tambunan, 2001 dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/napza.htm.

http://blog.persimpangan.com/psikologi-perkembangan/
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
perlindunganNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok tentang
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan keluarga rentan. Pada kesempatan ini saya
mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat:

5. Astuti Yuni Nursasi, MN selaku koordinator mata ajar Keperawatan Komunitas


6. Dra. Junaiti Sahar, PhD, Widyatuti, M.Kes, Sp. Kom, selaku tim
pengajar/pembimbing mata ajar Keperawatan Komunitas.
7. Staf perpustakaan yang telah memberikan kesempatan seluas luasnya kepada kami
untuk mencari literature
8. Staf laboratorium computer yang telah menyediakan kemudahan bagi kami untuk
mengakses internet secara mudah dan ekonomis

Semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi penting dalam peningkatan wawasan
keilmuan dan perkembangan profesi keperawatan dimasa yang akan datang.

Jakarta, Maret 2008

Penulis

You might also like