Fakultas Keguruan dan Ilmu kependidikan Universitas Sriwijaya, Indralaya Kompetensi Profesional Pendahuluan Guru adalah profesi strategis untuk menuju terciptanya pendidikan yang bermartabat, yang pada gilirannya akan tercipta generasi yang memiliki SDM handal. Tapi ada keanehan dan telah menjadi fenomena pada masyarakat bahkan sekolah, bahwa umumnya siswa cerdas enggan untuk memilih professi guru. Tidak jarang sebagian guru sendiri yang menganjurkan anak didik mereka yang cerdas agar memilih karir selain guru. Saat sebagian diantara mereka yang memilih bidang pendidikan dan mereka menjadi mahasiswa, mereka belajar banyak teori tentang pedagogik, psikologi perkembangan dan ilmu-ilmu lain, dengan tumpukan buku yang menggunung. Setelah menyelesaikan sejumlah mata kuliah dalam jumlah tertentu dan tugas akhir maka mereka punya hak untuk wisuda dan menyandang predikat S.Pd (Sarjana Pendidikan) dan berkarir sebagai guru di sekolah. Tetapi setelah menjadi guru dan meleburkan diri dalam kehidupan masyarakat sekolah, fenomena di lapangan, yang terjadi adalah “quality deterioration” dan mereka terhenti untuk belajar serta puas dengan ijazah keguruan yang telah mereka sandang. Buku bukan lagi menjadi sarapan pagi, begitu juga dalam membaca koran, majalah dan jurnal. Mereka mengajar hanya dengan mengandalkan buku-buku teks usang yang dipinjam dari perpustakaan sekolah Bahkan sebagian dari mereka dalam menyambut kehadiran teknologi, seperti internet, komputer, laptop, LCD dan lain-lain kurang bergairah dan kurang tertarik untuk ikut mengaplikasikannya. Mereka bersembunyi dibalik kata-kata “sibuk” sehingga pada akhirnya mereka menjadi guru-guru yang gaptek. Tidak hanya sampai disitu, dewasa ini banyak yang juga senang untuk mengejar penampilan daripada meningkatkan kompetensi profesi sebagai guru. Tidaklah berdosa bila seorang guru juga mengejar dan memenuhi kebutuhan penampilan. Guru juga manusia biasa, Tapi semua itu harus dibarengi juga dengan kepedulian untuk menajamkan kemampuan kompetensi mereka sebagai guru yang professional Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki empat hal, yakni: 1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. 2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini meryupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampau tes hasil belajar. 4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
Pembahasan
Kompetensi guru merupakan istilah untuk seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesional. Dalam pasal 10, Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa kompetensi pendidik itu meliputi empat jenis, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Ciri dan kualitas keprofesionalan seorang guru dapat diukur dari empat kompetensi tersebut. Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut: (1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran; (2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; (3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya; (4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan; (9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.