Professional Documents
Culture Documents
DISTRIBUSI
Pentingnya dari efektifitas sistem transportasi dapat dilihat dari berbagai hal berikut (Bowersox,
2002):
1)Persaingan yang lebih besar
Dengan perkembangan system transportasi yang kurang memadahi, cakupan pasar terbatas
hanya area atau wilayah disekitar tempat produksi. Contoh : Dalam banyak pasar, buah-buahan
segar, sayuran, dan produk-produk lainnya yang bersifat mudah rusak hanya tersedia pada
waktu-waktu tertentu sesuai pola pertumbuhan musiman dan kurangnya kondisi pertumbuhan
yang baik. Sebuah system transportasi yang efektif dan efisien dapat menangani masalah ini
2)Skala Ekonomi
Semakin besar lingkup pemasaran dapat menyebabkan harga produksi yang rendah. Dengan
semakin besarnya volume yang disediakan dalam pangsa pasar ini , Intensitas kemampupakaian
dapat diciptakan dari fasilitas produksi dan keahlian dari buruh. Sebagai tambahan transportasi
yang tidak mahal juga dapat merangsang pertumbuhan dari pasar dan produksi.
3)Pengurangan Harga
Tansportasi yang murah juga dapat memberikan kontribusi terhadap pengurangan harga produk.
Ini terjadi bukan hanya karena peningkatan persaingan dalam pangsa pasar tapi juga karena
transportasi adalah sebuah komponen harga dari produksi, penjualan, dan harga distribusi lain
yang dapat membuat perbedaan dalam biaya produksi.
Tujuan yang biasanya dikejar dalam bisnis logistik adalah meminimalkan biaya logistik total
tahunan untuk menghadapi batasan yang berhubungan dengan kapasitas fasilitas dan level
pelayanan pelanggan yang dibutuhkan (mengingat diskusi di Bab 1). Lazimnya, biaya akan
menjadi minimal bila disesuaikan dengan oparasi fasilitas (pabrikasi, penyimpanan, penyortiran,
konsolidasi, penjualan, pengabuan, perparkiran, dll.), dan untuk transportasi antara fasilitas, atau
antara fasilitas dan para pemakai. Juga, ketika merancang jaringan logistik untuk suatu
perusahaan kegunaan, tujuan berbeda, seperti kesamaan penerimaan dalam melayani pengguna,
mungkin harus dipertimbangkan (Bowersox, 2002).
Riset dalam desain jaringan logistik kembali ke awal teori-teori penempatan dari abad 19th.
Sejak itu berbagai metodologi solusi dan model-model telah diusulkan dan diteliti. Keputusan-
keputusan penempatan fasilitas harus sungguh-sungguh dibuat bila sebuah sistem logistik
dimulai dari awal. Keputusan-keputusan penempatan fasilitas fasilitas juga diperlukan sebagai
konsekuensi dari variasi-variasi di dalam pola permintaan atau distribusi ruang, atau modifikasi
bahan-bahan, biaya tenaga kerja atau energi. Khususnya, keputusan-keputusan penempatan
adalah sering buat bila jasa atau produksi baru diluncurkan, atau produk-produk ketinggalan
jaman ditarik dari pasar. Karena alasan ini masalah-masalah penempatan kadang-kadang dikenal
sebagai location–allocation problems (Bowersox, 2002):.