You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

Pengumpulan data berarti mencatat peristiwa atau mencatat


karakteristik/atribut elemen atau mencatat nilai variabel. Selain studi dokumen
(doccumentation study), ada beberapa alat pengumpulan data utama lain yang
harus dikuasai oleh seorang peneliti dalam menjawab permasalahan penelitian.
Alat pengumpulan data di samping studi dokumen (doccumentation study), adalah
studi pustaka (literature study), pengamatan (observation), wawancara
(interview), dan angket (questionnaire). Sedangkan alat pengumpulan data berupa
wawancara dan/atau pengamatan harus menggunakan kombinasi dengan studi
dokumen yang sifatnya saling melengkapi.
Penggunaan berbagai alat atau teknik pengumpulan data sangat terkait
kepada permasalahan penelitian. Peneliti harus tahu dengan benar spesifikasi data
yang diperlukan yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Spesifikasi
data yang dikumpulkan di antaranya mengidentifikasikan konsep-konsep yang
terkandung dalam tujuan penelitian. Konsep-konsep tersebut kemudian
dikembangkan ke dalam definisi operasional dimana definisi operasional ini
menunjuk pada variabel-variabel. Di samping itu berkaitan dengan populasi
penelitian, peneliti menentukan besar dan luasnya ruang lingkup penelitian. Yang
membatasi jumlah hal yang harus diamati dan/atau diwawancari adalah
kemampuan peneliti, keterbatasan penelitian dan waktu penelitian berlangsung.
Untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang alat/teknik pengumpulan,
maka berikut ini akan dibahas istilah-istilah yang perlu dipahami dan pembahasan
ringkas tentang alat/teknik pengumpulan data berupa pengamatan dan wawancara.

1
BAB II
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Di dalam penelitian pada umumnya dikenal dengan tiga jenis teknik


pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Akan
tetapi, menurut Joni Kriswanto ada 4 metode atau teknik pengumpulan data dalam
penelitian, yaitu Kuesioner, Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi.1
Menurut Suharsti Arikunto bahwa teknik pengumpulan data itu bisa
melalui tes, angket, interview, observasi, skala bertingkat bertingkat, dan studi
dokumentasi.2
Menurut chemodz, Ada beberapa instrument pengumpuan data sesuai
dengan teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu Angket (Questionnaire),
Cheek list, Wawancara (Interview), Pengamatan (Observation), Tes (Test). 3
Diantara teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka (literature study) merupakan bagian yang sangat penting dari
sebuah laporan penelitian, karena pada teknik pengumpulan data ini
diungkapkan pemikiran atau teori-teori yang melandasi dilakukannya
penelitian. Studi pustaka ialah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan
menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-
teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. 4
2. Kuesioner
Angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan
penggunaan. Tujuan penyebaran angket iaalah untuk mencari informasi yang

1
Metode Pengumpulan Data, 2008, dalam http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/11/metode-
pengumpulan-data.html, didownload pada 12 Januari 2010.
2
Suaharsti Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rinuka Cipta, 1998, hal. 145.
3
Chemodz, 2008, Analisis Data Kuantitatif dengan Grafik, Diagram, dan Interprestasi, dalam
http://one.indoskripsi.com/node/5863, didownload pada 12 Januari 2010.
4
M. Toha Anggoro, Metode Penelitian, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008, hal. 2.2.

2
lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila
responden memberikan jawaban.5
Data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau
tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Perlu
kita pahami bahwa yang dapat dikenai tes bukan hanya manusia. Mesin mobil
jika akan diketahui masih baik atau tidak, data kemampuannya seberapa, juga
dites dengan alat tertentu. Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan
kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner
atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen
pengumpul data. Memang kuesioner baik, asal cara dan pengadaannya
mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian.6
Sebelum kuesioner disusun, maka harus dilalui prosedur.
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan
tunggal.
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menentukan teknik analisisnya.
e. Penentuan sampel sebagai responden kuesioner.
3. Cheek list
Cheek list atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-
aspek yang akan diamati.7
4. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang diguakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Berdasarkan sifat
pertanyaan, wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara bebas dan
wawancara bebas terpimpin.8

5
Ibid,.
6
http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/11/metode-pengumpulan-data.html, Op.Cit.
7
Ibid.
8
Chemodz, dalam http://one.indoskripsi.com/node/5863, Op.Cit.

3
Di samping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan
data, dengan metode wawancara ini peneliti harus memikirkan tentang
pelaksanaannya. Memberikan angket kepada responden dan menghendaki
jawaban tertulis, lebih mudah jika dibandingkan dengan mengorek jawaban
responden dengan bertatap muka. Sikap pada waktu datang, sikap duduk,
kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan
penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang
diterima oleh peneliti. Oleh sebab itu, maka perlu adanya latihan yang intensif
bagi calon interviewer (pewawancara). 9
a. Agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggi.
b. Agar pencatatannya lebih cepat.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah
sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interview ini cocok untuk
penilaian khusus.
b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai. Pedoman
wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”.
Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang
diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap
dan mendalam.
Suharsti Arikunto mengatakan bahwa wawancara dari pelaksanaannya
terbagi menjadi : 10

9
http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/11/metode-pengumpulan-data.html, Op.Cit.
10
Suaharsti Arikunto, Op.Cit., hal. 145-146.

4
a. Wawancara bebas, yatitu dimana pewawancara bebas menanyakan apa
saja, tetapi juga mengingatkan akan data apa yang akan dikumpulkan.
b. Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci.
Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara bebas
dan wawancara terpimpin.
5. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk meliat dari dekat kegiatan yang di lakukan.11
Observasi terdiri dari bermacam-macam cara, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Observasi partisipatif 12
Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperolehnya melalui observasi. Data itu dikumpulkan pancaindra atau
dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda
yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh seperti
benda ruang angkasa pun dapat diobservasi dengan jelas.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari
prilaku tersebut. Mengklasifikasikan observasi menjadi observasi
partisipatif (participant observation), observasi yang secara terang-
terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan
observasi yang tak berstruktur (unstruktured observation).
Observasi partisipatif ada empat macam, yaitu : 1) Pasive
participation; 2) Moderate participation; 3) Active participation; 4)
Complete participation.
Pada intinya, observasi dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :
Observasi terus terang dan tersamar, Observasi yang pasif, Observasi yang
11
Chemodz, dalam http://one.indoskripsi.com/node/5863, Op.Cit.
12
Yudistira K. Garna, Metode Penelitian pendekatan Kualitatif, Primaco Akademika, Bandung,
1999, hlm. 61-62.

5
moderat, Observasi yang aktif, Observasi yang lengkap, dan Observasi tak
terstruktur.13
a. Observasi partisipatif pasif (pasive participation)
Dalam mekanismenya, peneliti datang ditempat kegiatan orang yang
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b. Observasi partisipasi moderat (moderate participation)


Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi
orang dalam dengan orang luar. Dalam mengumpulkan data, peneliti
ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak
semuanya.
c. Observasi partisipatif aktif (active participation)
Dalam observasi ini, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d. Observasi partisipasi lengkap (complete participation)
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat
sepenuhnya terhadap apa yan dilakukan sumber data. Jadi, suasananya
sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini
merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas
kehidupan yang diteliti.
2) Observasi terus terang atau tersamar
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan terus
terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi,
mereka yang diteliti mengetahui sejak awal samapai akhir tentang aktivitas
peneliti. Akan tetapi, dalam suatu saat, peneliti juga tidak terus terang atau
tersamar dalam observasi, hal ini apabila suatu data yang dicari merupakan
data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus
terang, peneliti tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.
3) Observasi tak terstruktur

13
Ibid., hlm. 65.

6
Dalam penelitian kulaitatif, observasi dilakukan dengan tidak
terstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan
berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif
adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman
diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekadar
mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan
reaksi penonton televisi itu, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu,
dan berapa kali muncul, tetapi juga menilai, reaksi tersebut sangat, kurang,
atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki. Sebagai contoh dapat
dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
proses belajar-mengajar di kelas. Variabel yang akan diungkap didaftar,
kemudian di tally kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu
dijabarkan lebih lanjut.14
Dari sudut prosedurnya James A. Black dan Dean J. Cahmpion
yang dikutip dalam buku Soejono Soekanto maka dibedakan menjadi
pengamatan terlibat (participant observation) dan pengamatan tidak
terlibat (non-participant observation). Sedangkan, menurut Albert J. Reiss
Jr yang dikutip dalam buku Soejono Soekanto membedakan observasi itu
kedalam observasi sistematis dan observasi tidak sistematis.15
6. Studi Dokumentasi

14
http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/11/metode-pengumpulan-data.html, Op.Cit.
15
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:UI Press, 1986, hal. 208.

7
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini
agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya
masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan
benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal
membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat
hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel
peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.16
Studi dokumentasi merupakan suatu alat pengumpulan data yang
dilakukan melalui data tertulis dengan mempergunakan “content analysis”.
Content analysis menurut Ole R. Holsty yang dikutip dalam buku Soejono
Soekanto adalah any technique for making inference by objectively and
systematically indentifying specified characteristics of message.17
7. Tes
Tes (test) sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok.18

BAB III
PENUTUP
16
Ibid.
17
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal. 22.
18
Chemodz, dalam http://one.indoskripsi.com/node/5863, Op.Cit.

8
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
pemperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
pengumpulan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Di dalam penelitian pada umumnya dikenal dengan beberapa jenis alat
pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Akan
tetapi menurut sebagian ahli yang lain, teknik pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
Studi pustaka ialah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan
menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori
yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Kuesioner (questionnaire) adalah daftar angket pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan
penggunaan.
Cheek list adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
akan diamati.
Wawancara (interview) adalah suatu cara pengumpulan data yang
diguakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Observasi (observation) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk meliat dari dekat kegiatan yang di lakukan.
Studi Dokumentasi (document study) adalah yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Tes (Test) adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

SUMBER PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008.

9
Chemodz, 2008, Analisis Data Kuantitatif dengan Grafik, Diagram, dan
Interprestasi, dalam http://one.indoskripsi.com/node/5863, didownload
pada 12 Januari 2010.
http://www.4shared.com/get/CI98ktPV/TEKNIK_pengumpulan_DATA.html
M. Toha Anggoro, Metode Penelitian, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008.
Metode Pengumpulan Data, 2008, dalam http://jonikriswanto.blogspot.com/
2008/11/metode-pengumpulan-data.html, didownload pada 12 Januari
2010.
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:UI Press, 1986.
Suaharsti Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rinuka Cipta, 1998.
Suyigono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung, 2009.
Yudistira K. Garna, Metode Penelitian pendekatan Kualitatif, Primaco
Akademika, Bandung, 1999.

10

You might also like