You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting bagi seorang wanita

terutama bagi wanita yang telah berkeluarga dan mengharapkan kehadiran seorang

anak. Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana

seorang wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik

seperti perut yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi

psikologisnya seperti lebih sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang

disekitarnya, atau bahkan mengalami gangguan body image karena perubahan fisik

yang dialaminya. Perubahan-perubahan tersebut tidak jarang menimbulkan syok

terutama pada wanita yang baru pertama mengalami kehamilan (primigravida),

meskipun terkadang pada wanita yang telah hamil lebih dari satu (multigravida)

pun sering terjadi namun segera dapat diatasi karena telah memiliki pengalaman

pada saat hamil sebelumnya.

Tingkat kekhawatiran akan kesehatan janin, proses persalinan atau

kecacatan yang dialami sang bayi pada primigravida mungkin akan lebih besar

dibanding yang dirasakan oleh multigravida. Bertolak dari perbedaan-perbedaan

tersebut tim penyusun tertarik untuk membahas mengenai perbedaan adaptasi

fisiologis dan psikologis pada primigravida dan multigravida dalam makalah ini.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mahasiswa mampu memahami adaptasi fisiologis pada kehamilan

b. Mahasiswa mampu memahami adaptasi psikologis pada kehamilan


1
c. Mahasiswa mampu membedakan adaptasi fisiologis pada primigravida dan

multigravida

d. Mahasiswa mampu membedakan adaptasi psikologis pada primigravida dan

multigravida.

C. Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Pengertian Kehamilan

B. Tanda dan Gejala Kehamilan

C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Wanita Hamil

D. Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil

BAB III PEMBAHASAN

A. Perbedaan Adaptasi Fisiologis pada Primigravida dan Multigravida

B. Perbedaan Adaptasi Psikologis pada Primigravida dan Multigravida

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan terjadi apabila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur

(ovum) dan sel mani (spermatozon) ( Sastrawinata, 1983 : 100).

Tiap kehamilan harus ada spermatozon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi)

dan nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007 : 55).

Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi yaitu

ovum, spematozoa, konsepsi, dan nidasi (Depkes RI, 1992 : 30).

Primigravida adalah seorang wanita yang pertama kali hamil

(Prawirohardjo,2002), sedangkan multigravida adalah seorang wanita yang sudah

pernah hamil lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2002).

B. Tanda dan Gejala Kehamilan

1. Tanda-tanda tidak pasti

Tanda-tanda tidak pasti menurut S Ibrahim, 1993 : 76-78 adalah sebagai berikut:

a. Tidak Datang Bulan (Amenorrhoe)

Semua wanita hamil akan mengalami amenorrhoe, tetapi amenorrhoe ini

terjadi pula pada keadaan yang lain, misalnya : pergantian lingkungan,

gangguan emosi, penyakit khronis, seperti : tuberculosa,anemia, gangguan

pekerjaan ovarium/endocrine secretie, juga dipengaruhi perubahan iklim.

Terkadang pada kehamilan terjadi pengeluaran darah sedikit yang disangka

menstruasi.Perdarahan ini disebabkan karena implantasi dari ovum ke dalam

decidua

3
b. Perubahan buah dada

Setiap wanita hamil akan mengalami perubahan buah dada. Tetapi bisa juga

perubahan buah dada disebabkan oleh tumor/cyste

c. Perasaan mual di waktu pagi

(morning sickness)

Sebagian wanita hamil kira-kira 50 % atau lebih,menderita perasaan mual di

waktu pagi terutama pada kehamilan pertama kali. Namun keadaan seperti

ini bisa terjadi pada penyakit lain, seperti hepatitis, malaria ulcus ventricule

d. Sering buang air kemih

Umumnya pada bulan ke dua kehamilan, wanita itu akan sering buang air

kemih, berhubung uterus yang membesar dan akan keuar dari PAP yang

menekan kandung kemih. Keadaan ini tidak menjadi tanda pasti sebab dapat

juga dikarenakan ada gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan

volume menjadi lebih kecil dan menimbulkan rangsangan untuk buang air

kemih, misalnya tumor dan penyakit lain.

e. Pergerakan janin yang pertama

(Quickening)

Pada kehamilan terjadi antara kehamilan 16-20 minggu. Ini belum menjadi

tanda pasti karena perasaan ini adalah subyektif yang dirasakan ibu sendiri.

Wanita yang sangat menginginkan hamil akan merasakan adanya

quickening, walaupun sebenarnya tidak ada. Daapat pula disebabkan karena

gas di dalam pencernaan

f. Membesarnya Perut

Pada kehamilan, perut makin lama makin besar teruitama setelah kehamilan

5 bulan, tetapi membesarnya perut bisa juga disebabkan oleh ascites, ovarial
cyste,tumor.

2. Tanda-tanda kemungkinan

Tanda-tanda kemungkinan menurut Winkjosastro, 2007 :126-127 adalah sebagai

berikut :

a. Tanda Hegar : Segmen bawah

rahim melunak

b. Tanda chadwick : Perubahan warna

vulva/vagina menjadi kebiruan

c. Tanda Piscasek : Adanya benjolan

asimetris pada uterus. Uterus

membesar ke salah satu jurusan

hingga menonjol jelas ke jurusan

pembesaran tersebut.

d. Tanda Braxton Hicks : Bila uterus

dirangsang mudah berkontraksi.

Tanda ini khas untuk uterus dalam

masa hamil. Pada keadaan uterus

yang membesar tetapi tidak ada

kehamilan,misalnya pada mioma

uteri, tanda braxton hicks tidak

ditemukan.

e. Suhu basal : jika sesudah ovulasi

tetap tinggi terus antar 32,5 sampai

37,8 adalah salah satu tanda akan

5
bahaya kehamilan. Serimg dipakai

dalam pemeriksaan kemandulan

f. Periksa HCG (Human chorionic

gonadotropin)

Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu

membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.

3. Tanda-tanda pasti

Tanda-tanda pasti menurut Winkjosastro, 2007 : 129 adalah sebagai berikut :

a. Dapat diraba dan kemudian dikenal

bagian-bagian janin

b. Dapat dicatat dan didengar bunyi

DJJ (denyut jantung janin)

c. Dapat dirasakan gerakan janin

d. Pada pemeriksaan dengan sinar

rontgen tampak kerangka janin

e. Dengan USG dapat diketahui

pertumbuhan janin

C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Wanita Hamil

1. Uterus

Uterus bertambah besar dari beratnya 30 gr menjadi 1000 gr dengan

ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.

Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim (Sastrawinata,

1983 : 140).

Tinggi Fundus Uteri 12 minggu diatas simphisis, 16 minggu antara pusat


dan symphisis, 20 minggu di pinggir bawah pusat, 24 minggu di pinggir atas

pusat, 28 minggu 3 jari di atas pusat, 32 minggu pertengahan pusat dan proxesus

xipoideus, 40 minggu kembali 3 jari di bawah prossesus xipoideus

(Winkjosastro, 2007 : 90-91).

2. Serviks Uteri

Serviks uteri karena hormon estrogen mengalami hipervaskularisasi

maka konsistensi serviks menjadi lunak, kelenjar-kelenjar di serviks akan

berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih banyak. (Winkjosastro, 2007 :

94).

3. Vulva dan vagina

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah, agak kebiruan (lividae) disebut tanda Chadwick. (Winkjosastro,

2007 : 94).

Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksi asam

ph 3,5-6,0 reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida (Sastrawinata,1983 :

143).

4. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum

sampai terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu, kemudian

mengecil setelah placenta terbentuk. (Winkjosastro, 2007 : 95).

5. Payudara/mammae

7
Perubahan payudara pada kehamilan pertama terasa nyeri Karena

terdapat timbunan air dan garam yang mendesak saraf sensorik. Pembuluh darah

makin tampak sebagai tanda persiapan pembentukan ASI. (Manuaba, 1998 :

108).

Puting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan biasanya

mengeluarkan colostrums. Areola Mammae melebar lebih tua warnanya,

pembesaran buah dada disebabkan hipertrofi dari alveoli. (Sastrawinata, 1983 :

146).

6. Sirkulasi Darah

Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir

trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %,

dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung yang

meningkat 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas pada kehamilan 4 bulan,

ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensatio

cordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati kelahiran.

Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein, albumin dan

gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap

pada akhir kehamilan.

Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relative volume plasma

darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan

transport oksigen yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb

terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang

yang tidak hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang

meningkat. Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula


dengan produksi trombosit.

Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester

kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam

batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah

trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali per menit.

Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan tiga bulan

dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektrokardiogram

kadangkala memperlihatkan deviasi aksis ke kiri. (Rustam Mochtar: 1998)

Batas batas fisiologis menurut Sastrawinata, 1983 : 148 adalah

a. Hb 10 gr %

b. Erytrosit 3,5/mm3

c. Leukosit 8000-10000/mm33

7. Sistem Respirasi

Pada kehamilan 32 minggu terdapat keluhan sesak dan nafas pendek. Hal

ini disebabkan uterus yang membesar menekan diafragma. Wanita hamil selalu

bernafas lebih dalam dan lebih menonjol/pernapasan dada (thoracic bhreating).

Sejalan dengan peretumbuhan janin dan mendorong diafragma keatas, bentuk

dan ukuran rongga dada berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas

paru terhadap udara inspirasi tetap sam seperti sebelum hamil atau mungkin

berubah dengan berarati. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak

berubah. Volume tidal, volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen

meningkat. Karena bentuk dfari rongga torak berubah dan karena bernapas lebih

cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.

Membran Mukosa

9
Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, bengkak seperti

alergi pada membran mukosa merupakan hal umum pada kehamilan. Hal ini

menyebabkan gejala serak, hidung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan,

perdarahan hidung, hilangnya perasa indra penciuman. Obat-obat yang dapat

menyusutkan baik lokal maupun sistemik mungkin diresepkan untuk

mengurangi gejala, yang akan menghilang setelah melahirkan.

8. Tractus Digestivus

Akibat hormon estrogen yang meningkat menyebabkan tonus otot tractus

digestivus menurun sehingga motilitas tractus digestivus juga berkurang,

makanan lebih lama di dalam lambung dan apa yang dicerna, lama dalam usus.

Hal ini baik untuk reabsorbsi tetapi akan menimbulakan obstipasi. Sistem

gastrointestinal terpengaruh dalam beberap hal karena kehamilan. Tingginya

kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan

kolesterol dalam darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi

saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun.

Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestin.

Pada bulan-bulan awal masa kehamilan , sepertiga wanita mengalami

mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung,

melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya

gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi,lebih

banyak feces terdapat dalam usus, lebih banyak air yang diserap akan semakin

keras jadinya.knstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian

bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan.

Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam
selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah

karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan

asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke atas dari

perbesaran uterus, pelebaran pembuluh darah rektum (hemoroid) dapat terjadi.

9. Tractus Urinarius

Pada bulan pertama kehamilan kandung tertekan oleh uterus yang mulai

membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin

tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan

bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP keluhan sering kencing timbul lagi

karena kandung kencing mulai tertekan lagi Disamping itu terjadi poli uria

disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan

sehingga filtrasi di glomerulus meningkat sampai 69 %. Di bawah keadaan yang

normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janinyang tumbuh

tidak membuatginjal dan ureter bekerja keras. Keduanya menjadi dilatasi karena

peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih

lebih lambat. Stasis urine ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.

Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan

perbesaran uterus menekan kandung kemih. faktor-faktor tersebut menyebabkan

meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke

pelvis,lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin menigkatkan berkemih.

Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan.

10. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu,

11
pigmentasi ini pengaruh dari melanophore stimulating hormone (MSH), kadang

pada daerah dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai gravidarum, di areola mammae,

di perut juga terdapat striae (lividae).

Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar, menonjol keluar. Hal ini

menyebabkan tonjolan da kemudian membusung. Serabut-serabut elastic dari

lapisan kulit terdalam terpisah dan putus karena regangan. Tanda regangan yang

dibentuk disebut striae gravidarum. Terlihat pada abdomen dan bokong terjadi

pada 50% wanita hamil dan menghilang menjadi bayangan yang lebih terang

setelah melahirkan. Wanita mungkin mengalai pruritus (rasa gatal) sebagai

akibat regangan tersebut. Penyembuhan sementara dapat dicapai dengan

menggunakan lotion agak hangat.

Pengumpulan pigmen sementara mungkin terlihat pada bagian tubuh

tertentu, tergantung pada warna kulit yang dimiliki. Linea nigra atau garis gelap

mengikuti midline abdomen. Cholasma atau topeng kehamilan, terlihat seperti

bintik-bintik hitam pada wajah. Areola sekitar putting membesar dan warnanya

menjadi lebih gelap. Semua area yang mengalami peningkatan pigmentasi akan

menghilang setelah melahirkan.

Selain itu, kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif selama masa

kehamilan.sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin mengalami gangguan bau

badan, banyak mengeluarkan keringat yang membasahi pakaiannya, dan

berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya.\

11. Sistem Muskuloskeletal

Gigi, tulang dan persendian

Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih


banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut

terpenuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak

kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat

hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan

karies.

Dilain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin

membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu

lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melekung, sendi tulang

belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa

wanita. Penggunaan bantal untuk menyokong punggung mungkin dianjurkan

untuk kasusu ini.

Otot

Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama

kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan

metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau

postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari

dan pada malam hari setelah tubuh istirahat. Szedikit gerakan dan penggunaan

kompres hangat dapat sedikit membantgu. Aktivitas sehari-hari yang sedang dan

lebih banyak waktu untuk istirahat dengan kaki dinaikan merupakan cara yang

pada umumnya berhasil untuk mengurangi ketidaknyamanan ini.

12. Sistem persarafan

Saraf perifer

Tidak terjadi perubahan saraf yang normal selama kehamilan. Terkadang

13
gejala timbul karena melemahnya persendian, seperti yang telah dijelaskan

tentang perubahan tulang dan sendi pada kehamilan. Kadan-kadang perubahan

postur pada kehamilan dapat menyebabkan acrodysesthesia, atau numbness,

tingling, dan kaku pada semua bagian lengan, tangan, atau jari-jari. Hal ini

sepenuhnya merupakan masalah mekanis dan dapat dihilangkan dengan

menyokong bahu dengan bantal pada malam hari dan menjaga postur tubuh

yang baik selama siang hari.

Otak

Walaupun jaringan otak kemungkinan tiadak mengalami perubahan, efek

psikologis mungkin saja dapat terjadi. Swing mood lebih umum terjadi.

Terkadang wanita tidak menerima kehamilannya, dan mungkin terjadi psikosis.

13. Sistem endokrin

Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang

mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan banyak perubahan pada

kelenjar ini.

a. Kelenjar tiroid

Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20%

dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap

sama. Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan

meningkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan

lebih banyak.
b. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid ukuranya meningkat selama kehamilan, terutama minggu

ke 15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon paratiroid

penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium di dalam darah, tanpa

hormon tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.

c. Pankreas

Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau

langerhans yang terjadi di seluruh jaringan pankreas selama kehamilan.

Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak

insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun dengan

demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, waniata sehat yang

hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga

beberapa dari mereka mengeluarkannya kedalam urin. Bagi ibu yang

diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan

pengawasan medis yang berkelanjutan.

d. Kelenjar Pituitari

Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama

kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan

jumlah yang sedikit berbeda. FSH ditekan oleh Chorionic gonadotropin yang

dikasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormonn

melanotropik meningkat, menyebabkan pigmentasi puting susu, wajah dan

abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan

15
selama menyusui.

e. Kelenjar Adrenal

Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan terutam bagian

kortikal yangf membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam

aliran darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal

mensekresi epineprin, hormon yang sangat penting. Kehamilan yang tidak

mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.

14. Metabolisme dalam kehamilan

Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita

hamil perlu mendapatkan makanan yang bergizi dan dalam keadaan sehat.

a. Pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR) meningkat 15-20 % pada

triwulan terakhir, sistem endokrin juga meninggi.

b. Keseimbangan asam alkali mengalami penurunan konsentrasi.

c. Kadar alkalin fosfatase meningkat 4 kali lipat yang dimulai pada kehamilan

4 bulan

d. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg. Kenaikan

berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir, hal ini

disebabkan oleh : hasil konsepsi (fetus, placenta, liquor amnii), dari ibu

(uterus, mammae, volume darah, lemak ,protein, retensi air yang meningkat).

15. Peningkatan berat badan

Walaupun peningkatan berat badan lebih bersifat individual, peningkatan

berat badan rata-rata yang terjadi selaam masa kehamilan terdapat pada tabel di
bawah.

Gram Pon
IBU

Uterus 900 1,98

Payudara 450 0,99

Darah 1 350 2,97

Jaringan 1 350 2,97

Lemak 4 050 8,91

Subtotal 8 100 17,82

JANIN 3 150 6,93

Plasenta 675 1,49

Cairan amniotik 900 1,98

Subtotal 4 725 10,40

TOTAL 12 825 28,22

Wanita yang mempunyai berat badan kurang atau yang mengandung

lebih dari satu bayi, berat badannya harus meningkat lebih banyak selama

kehamilan. Bagi yang kelebihan berat badan harus menghindari diit yang

berlebihan dan penurunan berat badan yang drastis dapat menyebabkan ketosis

dan membahayakan janin.

Secara normal, berat badan yang didapat adalah sebagai berikut :

Trimester pertama 2- 4 pon

Trimester kedua 12-15 pon

Trimester ketiga 8-10 pon

Secara umum, diit bebas, seimbang dengan jumlah cairan yang cukup

sangat dianjurkan. Pengawasan berat badan dengan ketat tidak lagi dianjurkan

karena ibu yang mengalami peningkatan berat badan kurang dari 20 pon

17
memiliki lebih banyak melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Anjuran terakhir untuk rata-rata wanita harus meningkatkan berat badannya

lebih dari 25 pon dan kurang dari 40 pon selama kehamilan.

D. Perubahan Psikologis pada wanita hamil

Kehamilan adalah saat-saat krisis saat terjadinya gangguan, perubahan

identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga. Ketika

wanita pertama kali mengetahui dirinya hamil mungkin ia merasa syok dan

menyangkal. Walaupun kehamilan tersebut direncanakan. Terjadinya syok

disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung dan preoccupation dengan

masalah yang mengganggu. Tiap wanita membanyangkan tentang kehamilan dalam

pikiran-pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia

membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan

kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia

berespon terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir kehamilan sebagai cara

untuk melestrarikan alam, penghargaan, atau emansipasi dari kontrol parental.

Kehamilan merupakan sebagian proses dari kehidupan seorang wanita

dimana proses ini akan menyebabkan adanya peruibahan pada ibu tersebut,

perubahan yang terjadi meliputi fisik, mental dan sosialnya. Adapun perubahan

psikologis secara umum pada wanita hamil diantaranya:

1. Semua perubahan fisik akan mempunyai dampak

terhadap psikososial, sebagai contoh perubahan sistem

pencernaan adanya mual dan mutah dapat

menimbulkan perasaan menganggu orang lain,ia

merasa stress dan kotor bagi dirinya selanjutnya ia


selalu berusaha tidak mengikuti kegiatan-kegiatan dan

menarik diri dari lingkungan sosialnya.

2. Kehamilan menyebabkan perubahan body image

maupun perubahan hubungan sosial, serta perubahan

peran dalam keluarga.

3. Perubahan berupa ambivalen merupakan perubahan

emosi, yaitu keadaan mempunyai perasaan yang

bertentangan, hal ini dipengaruhi oleh faktor: ekonomi

keluarga, pekerjaan, rencana hamil, takut akan

perubahan peran, takut tentang kehamilan dan

persalinan itu sendiri.

Ambivalen dapat dinyatakan oleh ibu atau ditekan sendiri juga timbul keadaan

menolak kehamilannya, depresi, enek, muntah atau keluhan-keluhan somatic

lainnya.

4. Perubahan Emosi, adanya perasaan menerima

kehamilan akan timbul pada trimester ke 2.

5. Merasa selalu ingin sendiri, pada saat ini ibu

memberikan perhatian untuk merencanakan,

menyesuaikan serta mempersiapkan untuk kelahiran

anaknya.

6. Emosi yang labil, selama kehamilan keadaan emosi

ibu akan selalu berubah-ubah mulai dari perasaan

tenang sampai perasaan sedih

7. Gambaran tubuh (Body Image)

Gambaran tubuh merupakan bagaimana kita mengartikan gambaran tubuh kita,

19
kehamilan akan menghasilkan perubahan pada tubuh ibu mengakibatkan

gangguan pada susunan tubuh dalam waktu relative pendek serta dapat

menyebabkan perubahan terhadap gambaran tubuh ibu hamil.Pada trimester ke

2, ibu mulai sadar adanya perubahan pada tubuhnya, pada trimester ke 3

kesadaran akan adanya perubahan semakin meningkat.

Selain perubahan psikologis secara umum, terdapat perubahan psikologis

yang biasanya dirasakan pada setiap trimester yang dilalui ibu hamil,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Trimester Pertama (1 sampai 3 bulan)

Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena

mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup

baru. Karena tubuh dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahan fisik

dapat mempengaruhi emosi. Calon ibu tidak merasa sehat benar dan

umumnya mengalami depresi. Calon bapak mungkin ada yang memandang

wanita hamil dengan kekaguman dan menghindari hubungan seksual karena

takut melukai bayinya. Sebagian justru ada pria yang gairah seksualnya

meningkat pada wanita hamil. Namun sebagian besar wanita ada yang

merasa syock dan menyangkal kehamilannya jika kehamilannya belum

diinginkan.

2. Trimester Kedua (4 sampai 6 bulan)

Biasanya pada waktu ini perasaan lebih menyenangkan. Wanita

hamil telah menerima kehamilannya dan dia menggunakan pikiran dan

energinya yang lebih konstruktif. Dalam trimester ini wanita hamil dapat
merasakan gerakan janinnya pertama kali yang dapat menyebabkan calon

ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.

3. Trimester ketiga (7 sampai 9 bulan)

Trimester ketiga ditandai dengan kegembiraan emosi karena

kelahiran bayi. Namun terdapat juga periode tidak semangat dan depresi,

karena ketidaknyamanan bertambah. Reaksi calon ibu terhadap persalinan

secara umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap

kejadian ini. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu nampaknya terlalu

lama. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan sebagian wanita mulai

mengalami rasa senang. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara

umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini.

Kerjasama yang khusus selama peristiwa ini akan dibicarakan dalam

hubungannya dengan asuhan keperawatan yang diberikan kepadanya.

Perasaan sangat gembira yang dialami ibu seminggu sebelum persalinan

mencapai klimaksnya sekitar 24 jam setelah persalinan. (Persis Mary

Hamilton, 1995 : 63)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbedaan Adaptasi Fisiologis Primigravida dengan Multigravida

21
Perubahan bentuk fisik pada ibu hamil merupakan hal yang wajar,

namun banyaknya kehamilan dapat mempengaruhi perubahan fisik ini, yang

dapat mengakibatkan perubahan fisik pada setiap ibu hamil tidak sama. Adapun

perbedaan fisiologis antara primigravida dengan multigravida dapat dilihat

dengan jelas pada table dibawah ini

Primigravida Multigravida
1. Perut 1. Perut longgar, perut gantung, banyak

tegang striae

2. Tidak begitu menonjol

2. Pusat 3. Agak lunak

menonjo 4. Kurang tegang dan tergantung, ada

l striae

3. Rahim 5. Terbuka

tegang 6. Kurunkula himenalis

4. Payudar

a tegang 7. Lebih lebar, rugae kurang menonjol

5. Labia 8. Bisa terbuka satu jari, kadang kala

mayora ada bekas robekan persalinan yang

tampak lalu,

bersatu 9. bekas robekan atau bekas

6. Hymen episiotomy

koyak

pada 10. Mendatar sambil membuka hampir

beberap sekaligus

a tempat 2 cm dalam 1 jam

7. Vagina

sempit 11. Biasanya tidak terfiksir pada PAP


dengan sampai persalinan mulai

rugae Tidak

yang

utuh

8. Serviks

licin,

bulat,

dan

tidak

dapat

dilalui

oleh

satu

ujung

jari

9. Perineu

m utuh

dan baik

10. Pembuk

aan

serviks

a. serviks mendatar dulu, baru

membuka

b. pembukaan rata-rata 1 cm dalam

2 jam

23
11. Bagian

terbawa

h janin

turun

pada 4-

6 mingu

akhir

kehamil

an

12. Persalin

an

hampir

selalu

dengan

episioto

my

Pada primigravida perut tampak tegang karena terjadi peregangan yang

disebabkan oleh pembesaran dari janin, placenta dan juga amnion yang terjadi

pada kehamilan, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya pada primigravida,

jaringan elastic kulit masih kencang sehingga saat terdorong oleh pembesaran

yang terjadi di dalam uterus tampak penegangan pada abdomen dan penonjolan

pada pusat. Sedangkan pada multigravida pembesaran yang terjadi di dalam

uterus pernah dialami dan telah terjadi peregangan pada saat kehamilan

sebelumnya yang mengakibatkan putusnya jaringan elastic dari lapisan kulit

terdalam sehingga meninggalkan striae pada kulit perut, dan perut tampak

longgar serta pusat tidak begitu menonjol.


Pada primigravida payudara tampak tegang karena terjadi peningkatan

hormone estrogen yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan jaringan

alveolar sehingga menyebabkan payudara tampak tegang. Sedangkan pada

multigravida walaupun dengan peningkatan estrogen yang sama, tidak tampak

penegangan, karena saat kehamilan pertama telah mengalami penegangan yang

besar, sehingga setelah melahirkan dan berakhir masa menyusui, hormone

estrogen berkurang dan kondisi payudara tidak dapat kembali pada ukuran biasa,

sehingga payudara menjadi longgar dan tergantung, tidak jarang tampak striae

dari kehamilan sebelumnya.

Pada primigravida keadaan labia mayora tampak bersatu, hymen

koyak pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh, serviks

licin, bulat, dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari, dan rahim tegang kondisi

ini karena wanita pertama kali mengalami kehamilan dan alat reproduksinya

belum dilalui bayi pada proses persalinan, belum mengalami kontraksi yang

mengakibatkan pelebaran dan pembukaan jalan lahir. Sedangkan pada

multigravida labia mayora terbuka, kurunkula himenalis, vagina lebih lebar,

rugae kurang menonjol, serviks bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas

robekan persalinan yang lalu, dan rahim agak lunak, hal ini terjadi karena alat

reproduksi wanita telah mengalami persalinan yang lalu, pernah mengalami

kontraksi dan pembukaan jalan lahir yang telah dilalui oleh janin.

Pada primigravida, perineum utuh karena belum pernah mengalami

persalinan, sehingga tidak ada tindakan invasif yang dilakukan untuk melukai

keutuhan perineum. Sedangkan pada multigravida, walaupun tidak semua wanita

multigravida mengalami sobekan pada bagian perineumnya saat mengalami

persalinan sehingga pada perineum ada bekas robekan atau bekas episiotomy.

25
Adaptasi fisiologis pada primigravida dan multigravida sangatlah

berbeda, adapun yang mempengaruhinya secara umum adalah pada primigravida

perubahan anatomi dan fisiologi tubuh dialami pertama kali dan terjadi sangat

signifikan, sehingga timbul perubahan yang sangat drastis. Sedangkan pada

multigravida perubahan anatomi dan fisiologi sudah pernah dialami oleh tubuh

pada masa kehamilan sebelumnya, sehingga perubahan tidak terlalu besar dan

tubuh dapat beradaptasi dengan lebih mudah terhadap proses fisiologis

kehamilan.

B. Perbedaaan Adaptasi Psikologis Primigravida dengan Multigravida

Perubahan psikologis pada primigravida dan multigravida pastilah sangat

berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman yang berbeda yang dialami oleh

keduanya. Pada primigravida, kehamilan merupakan hal yang baru sedangkan

pada multigravida kehamilan merupakan hal yang tidak aneh lagi bahkan

menjadi hal yang biasa dilalui.

Pada trimester pertama, primigravida sebagian besar wanita mengalami

kebahagian yang luar biasa karena sedang menantikan kehamilan pertamanya,

sedangkan pada multigravida menganggap kehamilan adalah hal yang biasa saja

walaupun wanita akan mengalami kebahagiaan apalagi bila kehamilannya telah

dirncanakan dan diharapkan.

Pada primigravida biasanya merasa depresi dan syok dengan perubahan

yang dialaminya, mereka sangat stress terhadap perubahan fisiologis seperti

morning sickness mereka merasa cemas karena tidak mengetahui cara untuk

mengatasinya. Sedangkan pada multigravida mereka lebih dapat mengantisipasi

dan mengatasi permasalahan kehamilan yang mereka hadapi karena telah


berpengalaman pada masa kehamilan sebelumnya, sehingga tingkat stess pada

multigravida lebih rendah daripada primigravida.

Pada primigravida biasanya mendapat perlakuan dengan sangat hati-hati

dari wanita itu sendiri, suami maupun keluarga karena khawatir akan terjadi hal

yang tidak diinginkan, sedangkan pada multigravida mendapatkan perlakuan

yang sewajarnya dari wanita itu sendiri, suami dan keluarga.

Pada trimester kedua, baik pada primigravida dan multigravida telah

memasuki masa yang lebih menyenangkan, karena gejala morning sickness

hilang dan telah dapat beadaptasi terhadap perubahan yang dialami karena

kehamilan. Namun proses adaptasi ini lebih mudah dialami pada multigravida,

sedangkan pada primigravida membutuhkan waktu yang lebih lama bahkan

sebagian kecil masih mengalami gejala pada trimester pertama karena alam

pikirannya sendiri ataupun faktor psikologis wanita hamil.

Pada trimester kedua teraba pergerakan bayi yang dapat memberikan

dorongan psikologis yang sangat besar bagi seorang ibu. Pergerakan bayi yang

dirasakan pada primigravida membuat calon ibu merasa senang dan biasanya

rajin mengajak ngobrol dan memberikan sentuhan pada perut mereka.

Sedangkan pada multigravida lebih menganggap pergerakan bayi adalah hal

yang biasa dan seringkali komunikasi yang dijalin lebih sedikit dibandingkan

dengan primigravida.

Pada trimester ketiga, memasuki masa persalinan, pada masa ini

merupakan masa klimaks kebahagiaan karena menanti kelahiran bayi. Pada

primigravida biasanya telah mempersiapkan hal-hal untuk bayinya semaksimal

mungkin, menyiapkan nama dan sebagainya, sedangkan pada multigravida

biasanya menyiapkan perlengkapan bayi secara sewajarnya.

27
Pada trimester ketiga ini juga dapat menimbulkan stress dan depresi pada

primigravida maupun multigravida karena bayi membesar dan ketidaknyamanan

bertambah, sehingga calon ibu menjadi lelah dan mempengaruhi emosinya,

namun pada primigravida hal ini lebih sering terjadi sedangkan pada

multigravida hal ini lebih dapat diatasi karena telah memiliki pengalaman pada

kehamilan sebelumnya.

Selain permasalahan psikologis yang khas pada setiap trimester, ada hal

yang menjadi permasalahan diseluruh trimester kehamilan yang dapat

mempengaruhi aspek psikologis wanita hamil yaitu perubahan bentuk tubuh

(body image). Perubahan bentuk tubuh karena kehamilan ini dapat menyebabkan

wanita hamil tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya sehingga dapat

menyebabkan gangguan pada hubungan sosialnya juga. Pada primigravida

penerimaan perubahan bentuk tubuh karena kehamilan lebih sulit karena

sebelumnya tubuhnya indah dan ramping namun saat kehamilan tubuhnya

berubah menjadi membesar pada bagian-bagian tubuhnya. Sedangkan pada

multigravida lebih mudah menerima ini atau bahkan tidak bermasalah karena

wanita telah mengalami perubahan tersebut pada kehamilan sebelumnya.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehamilan terjadi apabila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur

(ovum) dan sel mani (spermatozon). Primigravida adalah seorang wanita yang

pertama kali hamil sedangkan multigravida adalah seorang wanita yang sudah

pernah hamil lebih dari satu kali.

Pada kehamilan terjadi perubahan fisik secara fisiologis dan juga perubahan

psikologis pada seorang wanita. Perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil

meliputi perubahan sistem reproduksi, sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler,

sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem persyarafan,

sistem endokrin, dan sistem integumen yang dipengaruhi oleh peningkatan sekresi

hormone estrogen dan progesterone. Perubahan psikologis juga terjadi karena

pengaruh hormonal dan juga pengaruh perubahan bentuk tubuh saat kehamilan.

Perubahan fisiologis dan psikologis ini akan diadaptasi secara berbeda oleh

primigravida dan multigravida. Pada primigravida segala hal yang terjadi semasa

kehamilannya merupakan pengalaman pertama dan merupakan hal yang baru

sehingga lebih sulit untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan fisiologis

29
maupun psikologisnya. Sedangkan pada multigravida perubahan fisiologis dan

psikologis lebih mudah untuk diadaptasi karena sebelum kehamilan yang

dialaminya, ia telah memiliki pengalaman pada kehamilan sebelumnya, sehingga

lebih dapat mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA

FKPP SPK SE-Jawa Barat. 1997. Perawatan III Perawatan Kebidanan yang

Berorientasi pada Keluarga. Bandung : FKPP SPK Jawa Barat.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta :

EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC

You might also like