You are on page 1of 18

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
MANFAAT JAMUR Penicillium Sp. DI BIDANG INDUSTRI

DISUSUN OLEH:
ETI INALDA
JURUSAN : BIOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM LABUHAN BATU


T.A 2010 / 2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari kata
anti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan sesuatu
yang hidup". Antibiotika di dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk
memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau protozoa. Antibiotika adalah zat
yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat
atau dapat membasmi mikroba jenis lain.
Banyak antibiotika saat ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.
Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk mikroba.
Antibiotika yang akan digunakan untuk membasmi mikroba yang menyebabkan
infeksi pada manusia, harus mememiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.
Artinya, antibiotika tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi
relatif tidak toksik untuk manusia. Yang harus selalu diingat, antibiotika hanya ampuh
dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu,
penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit-penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri.
Cara kerja obat antibiotik ini dapat dibedakan menjadi tiga:
1. bakteri akan dicegah tingkat pertumbuhannya
2. bakteri dimusnahkan, tetapi secara secara materi(physical) masih
ada
3. bakteri dimusnahkan dan selnya dihancurkan
Salah satu mikroorganisme yang dapat menghasilkan zat antibiotik adalah
jamur, terutama jamur dari divisi Ascomycotina yaitu Penicillium chryzogenum
(dahulu dikenal sebagai Penicillium notatum).
Selain dapat menghasilkan zat antibiotik, mikroorganisme juga bisa
membantu proses pembuatan berbagai jenis bahan makanan. Mekanisme kerjanya
adalah melalui proses fermentasi. Salah satu mikroorganisme yang dapat membantu
proses pembuatan bahan makanan adalah jamur / fungi.
Bahan makanan yang proses pembuatannya membutuhkan peran serta jamur /
fungi adalah keju. Proses pembuatan keju ini, memebutuhkan peran jamur dari divisi
Ascomycotina yaitu dari spesies jamur Penicillium camemberti atau Penicillium
roqueforti.
Dari uraian diatas, akan dibahas lebih lanjut mengenai jamur penicillium dari
spesies Penicillium chryzogenum dan Penicillium camemberti atau Penicillium
roqueforti untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai peran jamur-
jamur tersebut daalm kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang industry.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah penemuan jamur penicillium?
2. Bagaimana karakteristik dari jamur penicillium?
3. Bagaimana gambar makroskopik dan mikroskopik dari jamur penicillium?
4. Apa manfaat jamur penicillium?

5. Mengapa kita mempelajari jamur penicillium ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah penemuan jamur penicillium.
2. Memahami karakteristik dari jamur penicillium.
3. Mengetahui dan memahami gambar makroskopis dan mikroskopis dari ajmur
penicillium.
4. Mengetahui dan memahami manfaat dari jamur penicillium.
5. Mengetahui dan memahami alasan mempelajari jamur penicillium.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah
1. Penicillium chryzogenum
Antibotik pertama kali ditemukan pada tahun 1910 oleh Paul Ehrlich, yang
dinamakan Arsphenamin.

Antibiotik Penicillin ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming,


ilmuan dari Skotlandia. Sir Alexander Flemming lahir pada tanggal 6 Agustus 1881
dan wafat pada tanggal 11 Maret 1955. Beliau adalah seorang ahli biologi dan
farmakologi berkebangsaan Skotlandia. Prestasinya yang paling terkenal adalah
penemuan enzim liusozome (1923) dan antibiotik penisilin dari jamur Penicillium
notatum (1928). Beliau mendapat penghargaan Nobel pada 1945, bersama Howard
Walter Florey dan Ernst Boris Chain.
Alexander Fleming lahir 6 Agustus 1881 di Lochfield, sebuah peternakan
dekat Darvel di East Ayrshire, Skotlandia. Beliau anak ketiga dari empat orang anak
Hugh Fleming (1816-1888) dari perkawinan keduanya dengan Grace Stirling Morton
(1848 - 1928). Hugh Fleming menikah kedua kalinya pada usia 59 dan meninggal
ketika Alexander berumur tujuh tahun.
Fleming belajar di Louden Moor School dan Darvel School, kemudian selama
dua tahun di Kilmarnock Academy. Setelah bekerja di sebuah kantor ekspedisi selama
empat tahun, Fleming yang saat itu berusia 20 tahun mewarisi sejumlah uang dari
seorang paman, John Fleming. Kakaknya,Tom, sudah menjadi dokter dan
menyarankan agar sang adik mengikuti kariernya. Pada tahun 1901, Alexander
mendaftar di St Mary's Hospital, Paddington, London.
Disana, beliau disarankan untuk bergabung dengan departemen penelitian di
St Mary. Beliau kemudian mendapatkan posisi sebagai asisten ahli bakteriologi untuk
Sir Almroth Wright, seorang pelopor dalam terapi vaksin dan imunologi. Beliau
mendapat gelar M.B dan kemudian menjadi B.Sc dan menjadi dosen di St Mary's
sampai 1914. Pada 23 Desember 1915, dia menikah dengan seorang perawat bernama
Sarah Marion McElroy dari Killala, Irlandia.
Selama perang Dunia ke I, beliau mengabdi sebagai kapten dalam Korps
Medis Angkatan Darat. Beliau dan rekan-rekannya bekerja di rumah sakit medan
perang di Western Front, Perancis. Pada 1918, beliau kembali ke St Mary's Hospital,
yang merupakan rumah sakit pendidikan dan terpilih menjadi profesor bakterilogi
tahun 1928.
Setelah perang Dunia ke I, Flemming secara aktif mencari agen anti-bakteri
setelah menyaksikan banyak kematian pada prajurit saat perang, akibat luka yang
terinfeksi. Sementara itu penggunaan antiseptik malah membunuh sistem pertahanan
tubuh pasien, lebih efektif dibanding membunuh bakteri. Dalam sebuah artikel yang
dipublikasikan di The Lancet selama perang Dunia I, Fleming menceritakan
penelitiannya. Dia menjelaskan,mengapa antiseptik lebih berbahaya bagi tentara di
banding infeksi.
Tahun 1928,Fleming menyelidiki sifat-sifat stahylococci. Beliau memiliki
laboratorium yang sering kali berantakan, tidak terawat. Pada 3 September 1928,
setelah berlibur, Fleming kembali ke laboratorium. Sebelum meninggalkan
laboratorium dia melakukan kultur staphylococci di sebuah bangku di sudut
laboratorium. Saat kembali, Fleming melihat satu kultur bakteri telah terkontaminasi
dengan jamur. Koloni staphylococci yang mengelilinginya, sudah dihancurkan,
sementara koloni yang jauh dari jamur tetap normal.
Fleming menunjukkan kultur yang terkontaminasi itu pada bekas asistennya,
Merlin Price, yang mengatakan " itulah cara Anda menemukan lisozim". Fleming
mengidentifikasi jamur yang telah mencemari kulturnya berasal dari genus
Penicillium. Inilah sebabnya mengapa obat tersebut bernama penicillin atau penisilin
(Indonesia).
Beliau menyelidiki efek anti bakteri penisilin pada banyak organisme. Beliau
menemukan antibiotik yang efektif untuk staphylococci, dan patogen gram positif
lain yang menyebabkan demam berdarah, radang paru paru, meningitis dan difteri,
tetapi tidak untuk penyakit tipus atau demam paratipus,yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif. Penisilin juga efektif untuk neisseria gonorrhoea, yang menyebabkan
gonore walau bakteri ini adalah gram negatif.
Fleming mempublikasikan temuannya pada tahun 1929 di Britishjournal of
Experimental Pathology. Namun, hanya segelintir orang yang memberi perhatian.
Fleming meneruskan penyelidikan, tapi budidaya penicillium cukup sulit. Dan setelah
tumbuh, sulit untuk mengisolasi agen antibiotik. Awalnya, Fleming beranggapan
bahwa penisilin bukan hal penting untuk mengobati infeksi. Dia menjadi yakin bahwa
penisilin tidak akan bertahan cukup lama di dalam tubuh manusia ( in vivo), untuk
membunuh bakteri secara efektif. Banyaknya penelitian yang tidak bisa di simpulkan,
mungkin karena penisilin lebih banyak digunakan sebagai antiseptik. Tetapi pada
tahun 1930an, penelitian Fleming menunjukkan hasil yang lebih menjanjikan. Beliau
terus melanjutkan penelitiannya sampai 1940.
Fleming kemudian meninggalkan penelitian penisilin. Howard Florey dan
Ernst Chain mengambil alih pengembangan tersebut dan melakukan produksi besar-
besaran dengan bantuan dana dari pemerintah Amerika dan Inggris. Penisilin
diproduksi secara masal, setelah pengeboman Pearl-Harbor.
Norman Heatley menyarankan bahwa dengan mentransfer bahan aktif penisilin
kembali ke air dan mengubah tingkat asamnya, akan cukup untuk memproduksi obat-
obatan yang dapat dipakai untuk percobaan pada binatang.
Pada 1955, Fleming meninggal di rumahnya di London karena serangan jantung.
Beliau dikremasi dan debunya disimpan di St Paul's Cathedral.

2. Penicillium camemberti atau Penicillium requeforti

Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti
kapan pembuatan keju pertama kali dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai
meninggalkan gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba
maupun sapi. Karena kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara langsung
atau terkena panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi asam dan
kental. Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan, dan itulah pertama
kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).

Keju krim manis (sweet cream cheese) juga ditemukan secara kebetulan.
Sebuah legenda yang menceritakan bahwa beberapa pemburu yang membunuh seekor
anak sapi, kemudian membuka perutnya dan menemukan sesuatu berwarna putih
yang memiliki rasa yang enak. Adanya enzim rennet di dalam perut sapi
menyebabkan susunya menjadi kental, sehingga menjadi apa yang kita sebut keju saat
ini.

Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di Timur


Tengah oleh seorang pengembara dari Arab. Pengembara tersebut melakukan
perjalanan di padang gurun mengendarai kuda dengan membawa susu di pelananya.
Setelah beberapa lama, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan
gumpalan-gumpalan putih. Karena pelana penyimpan susu terbuat dari perut binatang
(sapi, kambing ataupun domba) yang mengandung rennet, maka kombinasi dari
rennet, cuaca yang panas dan guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah
mengubah susu menjadi keju, dan setelah itu orang-orang mulai menggunakan enzim
dari perut binatang untuk membuat keju.

Zaman pertengahan Kekaisaran Romawi menyebarkan teknik pembuatan keju


yang seragam di Eropa, serta memperkenalkan pembuatan keju ke daerah yang belum
mengetahuinya. Kejatuhan Kekaisaran Romawi menjadikan variasi pembuatan keju
di Eropa semakin banyak, dengan daerah-daerah tertentu mengembangkan teknik
pembuatan keju yang berbeda-beda. Namun, kemajuan seni pembuatan keju mulai
menurun beberapa abad setelah kejatuhan Roma. Banyak keju yang dikenal pada
masa kini pertama kali didokumentasikan pada zaman Pertengahan atau setelahnya,
misalnya keju Cheddar pada 1500 M, keju Parmesan pada 1597, keju Gouda pada
1697, dan keju Camembert pada 1791.

Di abad ke 19, Ferdinand Cohn menjadi orang pertama yang menemukan


bahwa proses pematangan keju diarahkan oleh mikroorganisme.. Setelah itu, semakin
banyak pula riset yang dilakukan berhubungan dengan keju dan proses
pembuatannya. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang keju baik dari segi
biologis maupun kimiawi, proses pembuatan keju pun menjadi umum di masyarakat.
Hasilnya, perusahaan-perusahaan kecil maupun peternakan-peternakan berlomba-
lomba memproduksi keju mereka sendiri.

Pabrik pertama yang memproduksi keju dibuka pada tahun 1815 di Swiss,
tetapi di Amerika Serikatlah produksi keju skala besar pertama kali sukses. Saat ini,
diperkirakan ada lebih dari 400 jenis keju di dunia. Pada masa Perang Dunia II, keju
buatan pabrik semakin populer, mengalahkan keju yang dibuat secara tradisional.
Sejak saat itu, pabrik-pabrik telah menjadi sumber penghasil keju terbesar di Amerika
dan Eropa.
B. Karakteristik Penicilium
1. Taksonomi

Kingdom : Fungi
Devisio : Ascomycotina
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Moniliales
Familia : Moniliaceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium chryzogenum (dahulu dikenal sebagai Penicillium
notatum)

Kingdom : Fungi
Devisio : Ascomycotina
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Familia : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies : *Penicillium camemberti
*Penicillium roqueforti

Penicillium adalah anggota Ascomycota. Nama Penicillium berasal dari kata


Latin yang memiliki arti “kuas” sebab bentuk dari jamur Penicillium seperti kuas jika
dilihat secara mikroskopik. Anggota Ascomycota sendiri memiliki ciri-ciri:
 Ciri khusus yang dimilki yaitu dapat menghasilkan spora askus (askospora),
yaitu spora hasil reproduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di
dalam kotak spora. Kotak spora ini menyerupai kantong sehingga disebut
askus
 Hidup saprofit, parasit, atau bersimbiosis
 Hifa bersekat melintang serta hifanya brcabang-cabang
 Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada juga yang multiseluler
 Reproduksi aseksual dengan tunas (pada jamur uniseluler) , fragmentasi, dan
spora aseksual/konidia (pada jamur multi seluler). Spora aseksual terbentuk
pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Warna spora dan konidia
bermacam-macam, ada yang hitam, cokelat, kebiruan, dan bahkan ada yang
merah orange.
 reproduksi seksual dilakukan dengan askus. askus adalah semacam
sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya
mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askokarp
atau askoma

Untuk spesies Penicillium sendiri, secara umum memiliki ciri-ciri:


 hidup secara saprofit di berbagai tempat, terutama pada substrat yang
mengandung gula (seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum).
 berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia
dibentuk pada ujung hifa. Hifa pembawa konidia disebut konidiofor. Sehingga
setiap konidia dapat dapat tumbuh membentuk jamur baru.
 Konidiofor nya berbentuk seperti sikat/kuas
 reproduksi generatif dengan membentuk askus, namun reproduksi secara
generatif sulit ditemukan.

2. Gambar Makroskopis

Gambar koloni Penicillium pada medium agar

a. Penicillium chryzogenum

Gambar zat antibiotik yang dihasilkan dari jamur


Penicillium notatum

Gambar Penicillium chryzogenum pada saat pertama kali ditemukan oleh


Alexander Fleming di laboratoriumnya

Gambar Penicillium notatum di cawan petri

b. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti

Gambar keju yang dihasilkan dari fermentasi


Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti
Gambar
Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti di cawan petri

3. Gambar Mikroskopis

Gambar Penicillium

a. Penicillium chryzogenum

Gambar Penicillium chryzogenum beserta bagian-bagiannya


Gambar konidia dari Penicillium chryzogenum yang berwarna biru atau hijau-
kebiruan

Gambar mold dari Penicillium chryzogenum yang berwarna kuning

b. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti

Gambar dari Penicillium camemberti

Gambar dari konidia Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti


dilihat dari mikroskop
C. Manfaat
Jamur Penicillium di bidang industri bermanfaat untuk:
• Untuk memproduksi keju (Penicillium camemberti dan Penicillium
roqueforti)
Warna keju sebenarnya berasal dari spora (konidia) dari jamur. Spora
tersebut disuntikkan ke dalam keju dadih selama fermentasi. Kedua jamur ini
bermanfaat dalam member ciri rasa atau mengharumkan keju, yaitu dengan
cara menurunkan kadar kasein pada bahan keju.
• Untuk pengawetan jus buah (Penicillium chryzogenum)
Penicillium Chrysogenum dapat menghasilkan oksidase glukosa
sehingga mampu mengawetkan jus buah.
• Untuk produksi antibiotik yang dikenal dengan penisilin (Penicillium
chryzogenum)
Penicillin hanya dapat dihasilkan dari mikroorganisme (jamur)
tertentu, tepatnya dari molekul hasil respirasi (pertukaran gas) jamur .
Sehingga hanya dapat dihasilkan dalam jumlah (dosis) yang sedikit. Ini
menyebabkan sulitnya menghasilkan penicillin dalam jumlah yang memadai,
sehingga baru tahun 1942 pertama kali digunakan pada pasien, setelah
penicillin berhasil diproduksi banyak melalui proses fementasi. Pinisilin
hanya efektif untuk memberantas terutama bakteri gram positif yang
berbentuk kokus, misalnya melawan infeksi yang disebabkan oleh
Staphylococcus dan Pneumococcus. Namun, penisilin tidak menimbulkan
efek sakit pada manusia dan hewan. Hal ini dikarenakan dinding sel pada
manusia dn hewan berbeda dengan dinding sel pada kuman.

D. Alasan pentingnya mempelajari Penicillium chryzogenum dan


Penicillium camemberti atau Penicillium requeforti

1. Penicillium chryzogenum
Penicillium chryzogenum adalah salah satu produsen lipase terbaik diantara
jamur dalam satu genus.selain itu, Penicillium chrysogenum memiliki aktivitas
enzimatik yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan alpha-amilase.
selain itu, Penicillium chryzogenum mampu menghasilkan antibiotic yang dikenal
penisilin.
Pinisilin merupakan kelompok antibiotic β-laktam yang memilki rumus
molekul R-C9H11N2O4S, dengan R adalah rantai samping yang beragam.
Penicillium chrysogenum (juga dikenal sebagai Penicillium
notatum) merupakan sumber untuk memproduksi penisilin, antibiotik
pertama. Penisilin bekerja terhadap bakteri gram positif seperti
Staphylococcus dan Pneumococcus.
Cara kerja dari pinisilin adalah dengan cara mengganggu sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri. Crosslinking pada saat pembentukan
peptidoglikan yang terjadi pada bakteri dicegah oleh pinisilin dengan cara
menghambat transpeptidase enzim, dengan kata lain β-laktam akan terikat pada
enzim transpeptidase yang berhubungan dengan molekul peptidoglikan bakteri
sehingga nantinya menyebabkan cacat dinding sel pada bakteri. Kemudian terjadi
pengambilan kelebihan air dan melemahkan dinding sel bakteri ketika sel bakteri
membelah sehingga menyebabkan mereka pecah (lisis sel) dan akhirnya bakteri
tersebut mati.
Untuk bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Klebsiella
pneumoniae mekanismenya tidak berbeda dengan mekanisme aksi pada bakteri gram
positif. Hal yang membedakan mekanisme aksi pada bakteri gram positif dan negatif
yaitu pada bakteri gram positif, setelah kehilangan dinding sel akan menjadi
protoplas, sedangkan pada bakteri gram negatif akan menjadi sferoplas. Protoplas dan
sferoplas inilah yang nantinya akan lisis (pecah).

Berikut gambar dari inti penisilin


2. Penicillium camemberti dan Penicillium requeforti
Penicillium camemberti adalah spesies jamur yang digunakan dalam
produksi camembert dan brie keju. Jamur Penicillium camemberti memberi
cita rasa khas pada keju jenis camembert dan brie keju. Keju-keju jenis ini
memiliki lapisan kulit yang berbulu akibat ditumbuhi jamur putih kelabu
bernama Penicillium camemberti . Lapisan tersebut berwarna putih ketika
keju masih muda tetapi dapat menjadi lebih gelap atau coreng-coreng ketika
keju mengalami proses pematangan. . Jamur ini menyebabkan warnanya
menjadi kekuning-kuningan.

Gambar keju yang ditumbuhi jamur Penicillium camemberti

Penicillium requeforti adalah spesies jamur yang berguna dalam produksi keju
jenis Roquefort dan Stilton. Jamur Penicillium requeforti memberi cita rasa yang
khas dan warna untuk keju jenis ini. Urat-urat biru yang tampak pada keju
Roquefort disebabkan oleh jamur Penicillium roquefortii. Jamur ini membuat
permukaan keju menjadi licin.
Gambar keju yang ditumbuhi jamur Penicillium requeforti

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. sejarah penemuan jamur penisillium ditemukan oleh Alexander Fleming
2. karakteristik jamur penisillium dapat diidentifikasi secara taksonomi
numerik dan ciri – ciri khusus yang dimilikinya seperti hidupnya yang
saprofit, dapat berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk
konidia dan berkembang biak secara generatif dengan membentuk askus.
3. Secara makroskopis Penicillium chryzogenum dapat diamati yaitu berupa
obat – obat antibiotik sedangakan Penicillium camemberti dapat
diamati pada keju dan secara mikroskopis dengan bantuan mikroskop
bagian – bagian dari jamur penicillium dapat diamati,
4. Manfaat dari Penicillium chryzogenum adalah untuk pembuatan
antibiotik dan Penicillium camemberti untuk pembuatan keju,
5. Penting bagi kita untuk mempelajari jamur penicillium spesies
Penicillium chryzogenum dan Penicillium camemberti karena kedua
spesies ini sangat banyak berguna bagi kehidupan manusia.
B. SARAN
Bagi pembaca disarankan jika meminum obat antibiotik sesuai dengan dosis
dan lebih baik tidak meminum obat jika tidak benar – benar sakit karena antibiotik
tidak hanya memmatikan bakteri pnyebab penyakit saja tetapi bakteri yang
bermanfaat pun ikut mati.

DAFTAR PUSTAKA

Sumiantono Bambang. 2008. Pengantar Pengajaran Sains di


Laboratorium: Kasus Penemuan
Antibiotikhttp://netsains.com/2008/03/pengantar-pengajaran-sains-di-
laboratorium-kasus-penemuan-antibiotik/

http://www.infokedokteran.com/article/pembahasan-jamur-
penicillium.html
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Penicillium
http://www.uoguelph.ca/~gbarron/MISCELLANEOUS/penicill.htm
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/449881/Penicillium
http://www.botany.hawaii.edu/faculty/wong/BOT135/Lect16.htm

You might also like