You are on page 1of 14

BAB 7.

HIDROKARBON
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O)
dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon
akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida
(CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara.
Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang
akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas
karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau
Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai
senyawa organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat
menjadi urea di laboratorium.
Karbon organik Karbon anorganik
Di dalam strukturnya terdapat rantai Di dalam strukturnya tidak terdapat
atom karbon. rantai atom karbon
Struktur molekulnya dari yang Struktur molekulnya sederhana
sederhana sampai yang besar dan
kompleks
Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer
Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion
Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi
Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air
Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan
Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat

A. KEKHASAN ATOM KARBON


1. Rantai karbon mempunyai 4 elektron valensi yang dapat membentuk 4 ikatan
kovalen. Kemampuan untuk bergabung dengan banyak unsur disebut katenasi.
2. Atom karbon relatif kecil sehingga ikatan kobalen yang dibentuk relatif kuat
dan dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, dan
kovalen rangkap tiga.
Unsur karbon mempunyai beberapa bentuk yang disebut alotropi, yaitu:
a. Karbon hitam, digunakan dalam ban, cat, tinta, dan baterai
b. Grafit, digunakan dalam pensil, elektrode, dan generator
c. Intan, digunakan sebagai perhiasan dan alat pemotong kaca. Intan
merupakan bentuk karbon yang paling kuat dan keras.
d. Fulerena, digunakan sebagai isolator, semi konduktor, dan konduktor
tergantung bahan penyusunnya.
B. PENGGOLONGAN SENYAWA HIDROKARBON
1) Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
CH 3 CH 3 keterangan:
1 1
H2 nomor (1) : atom C primer
H 3C C C C CH 3
1 H 4 2 1 nomor (2) : atom C sekunder
3
CH 3 nomor (3) : atom C tersier
1
nomor (4) : atom C kuartener
2) Berdasarkan kerangkanya
a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa
hidrokarbon yang memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang,
berikatan tunggal atau berikatan rangkap 2 atau rangkap 3.
CH3

H2 H2 H2 C CH3
H3C C C CH 3 H 3C C C CH3 H 2C

CH3
CH3

b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa


hidrokarbon yang memiliki rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan,
yaitu:
- Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan
rantai tertutup yang mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh.
CH 2
CH 3 H
atau dapat ditulis HC C CH 3

HC CH 2
C
H2
- Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan
rantai tertutup yang membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan
rangkap dan tunggal yang bergantian.
H
CH 3 C
atau dapat ditulis HC C CH 3

HC CH
C
3) Berdasarkan kejenuhan ikatannya H

a. Hidrokarbon jenuh, adalah senyawa hidrokarbon yang atom C nya


mempunyai ikatan tunggal/tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh
golongan alkana

H2 H2
H3C C C CH 3

b. Hidrokarbon tak jenuh, adalah senyawa hidrokarbon yang atom C nya


mempunyai ikatan rangkap (baik rangkap 2 atau 3). Contoh golongan
alkena dan alkuna.
H 2C C CH3 HC C CH3

CH3

C. ALKANA
Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan jenuh yaitu
ikatan tunggal antar atom C. Rumus umum alkana : CnH2n+2
CH4 : metana C6H14 : heksana
C2H6 : etana C7H16 : heptana
C3H8 : propana C8H18 : oktana
C4H10 : butana C9H20 : nonana
C5H12 : pentana C10H22 : dekana
Deret homolog adalah suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum
yang sama dan sifat yang bermiripan. Alkana merupakan suatu homolog.
Deret homolog mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Sifat kimia mirip
- Rumus umum sama
- Suku-suku berurutan berbeda CH2
- Perbedaan Mr antara dua suku berurutan sebesar 14
- Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya
Gugus alkil (cabang) yang penting antara lain:
CH3 – (metil)
CH3 – CH2 – (etil)
CH3 – CH2 – CH2 – (propil atau n-propil)
CH 3

H 3C CH (isopropil)
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – (butil atau n-butil)
H2 H
H 3C C C
(s-butil)
CH 3
H H2
H 3C C C
(iso-butil)
CH 3

1. Penamaan Alkana
a. Memilih rantai induk, yaitu rantai yang terpanjang
b. Penomoran dimulai dari salah satu ujung:
- Bila tidak ada cabang, penamaan ditulis dengan n-alkana
- Bila ada cabang, penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga
cabang mendapat nomor terkecil. Bila ada lebih dari satu cabang yang
sama di depan cabang diberi awalan di, tri, tetra, dst.
c. Penamaan dimulai dari nama cabang sesuai urutan abjad (misal etil harus
ditulis lebih dahulu dari metil), kemudian diakhiri dengan nama rantai
induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka
dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), dan antara angka dengan
huruf dipisahkan dengan tanda strip (-).
Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 n-butana
CH 3 C 2H5

H2 3-etil-2,2-dimetilpentana
H 3C C C C CH 3
1 2 H 3 4 5
CH 3

2. Isomer
Isomer adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus
strukturnya berbeda. Pada alkana terdapat isomer rantai atau kerangka. Contoh
pentana mempunyai 3 isomer.
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 n-pentana
H2 H
H 3C C C CH3
2-metilbutana
CH3
CH3

H 3C C CH3
2,2-dimetilpropana

CH3
3. Sifat-sifat Alkana
a. Sifat fisis alkana
Makin besar massa molekul relatif alkana (makin panjang rantai karbon)
makin tinggi titik leleh, titik didih, dan massa jenisnya. Pada suhu kamar
C1 – C4 (metana sampai butana) berwujud gas, C5 – C17 berwujud cair,
dan C18 - seterusnya berwujud padat.
Alkana dengan jumlah atom C sama untuk rantai lurus akan mempunyai
titik didih lebih tinggi daripada alkana dengan rantai punya cabang.
b. Sifat kimia alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang
berarti afinitas kecil. Makin panjang rantai karbonnya maka
kereaktifannya makin berkurang. Beberapa reaksi penting alkana antara
lain:
1) Pembakaran
Pembakaran sempurna menghasilkan H2O dan CO2, sedangkan
pembakaran tidak sempurna menghasilkan H2O, CO, dan CO2. Contoh
pembakaran propana:
C3H8 (g) + 5O2 (g) 3CO2 (g) + H2O (l)
2) Substitusi/penggantian
Beberapa atom H dari alkana dapat diganti dengan atom atau gugus
atom yang lain.
CH4 (g) + Cl2 (g) CH3Cl (g) + HCl (g)
3) Pengrekahan/cracking
Bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen
akan terjadi pemutusan rantai atau pembentukan senyawa-senyawa
yang tidak jenuh.
C14H30 C7H16 + C7H14
tetradekana heptana heptena
4. Pembuatan alkana
Sumber utama alkana adalah minyak bumi, selain itu alkana juga dapat dibuat
dengan cara:
a. Sintesis Wurtz
Ditemukan oleh Adolphe Wurtz dari Prancis yaitu dengan “mereaksikan
alkilhalida (haloalkana) dengan logam natrium sehingga terbentuk
alkana”. Pada sintesis ini dua molekul akilhalida akan menghasilkan satu
molekul alkana. Contoh:
2 CH3Cl + Na CH3 – CH3 + 2 NaCl
metil klorida etana
2 C2H5Cl + Na CH3 – CH2 – CH2 – CH3 + 2 NaCl
etil klorida butana
b. Sintesis Grignard
Ditemukan oleh Francois Auguste Victor Grignard yang menemukan
senyawa alkil magnesium halida (RMgX). Zat tersebut berguna dalam
pembuatan senyawa-senyawa organik yang dikenal dengan nama senyawa
Grignard. Senyawa Grignard jika direaksikan dengan air menghasilkan
alkana. Contoh:
CH3MgBr + H2O CH4 + MgOHBr
metil magnesium bromida metana
C2H5MgBr + H2O CH3 – CH3 + MgOHBr
etil magnesium bromida etana
c. Sintesis Dumas
Ditemukan oleh Jean Andre Dumas yaitu jika garam natrium karboksilat
dipanaskan bersama-sama dengan NaOH maka akan terbentuk alkana.
CH3COONa + NaOH CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana
CH3CH2 COONa + NaOH CH3 – CH3 + Na2CO3
Na-propanoat etana
5. Kegunaan alkana
Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a. Bahan bakar, contohnya elpiji, bensin, solar, dan kerosin
b. Pelarut, contohnya petroleum eter dan nafta yang digunakan sebagai
pelarut dalam laboratorium dan pabrik.
c. Sumber hidrogen. Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber
hidrogen dalam industri, misalnya industri amonia dan pupuk.
d. Pelumas, digunakan untuk rantai kendaraan bermotor
e. Bahan baku industri, misalnya pabrik plastik, detergen, karet sintetis, obat
gosok, dan sebagainya
f. Bahan baku untuk pembuatan senyawa organik lain seperti alkohol dan
asam cuka.
D. ALKENA
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan tak jenuh yaitu
rangkap 2 antar atom C. Hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua dikenal
dengan nama etilen atau alefin (pembentuk minyak) karena reaksi suku-suku
ini yang berwujud gas dengan gas klor membentuk senyawa seperti minyak.
Rumus umum CnH2n
C2H4 : etena C7H14 : heptena
C3H6 : propena C8H16 : oktena
C4H8 : butena C9H18 : nonena
C5H10 : pentena C10H20 : dekena
C6H12 : heksena
1. Penamaan Alkena
a. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap
b. Penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga ikatan rangkap
mendapat nomor terkecil:
- Bila tidak ada cabang, penamaan ditulis dengan n-alkena
- Bila ada lebih dari satu cabang yang sama di depan cabang diberi
awalan di, tri, tetra, dst.
d. Ikatan rangkap diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap.
e. Penamaan dimulai dari nama cabang sesuai urutan abjad (misal etil harus
ditulis lebih dahulu dari metil), kemudian diakhiri dengan nama rantai
induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka
dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), dan antara angka dengan
huruf dipisahkan dengan tanda strip (-).
C 2H5

H 3-etil-4-metil-1-pentena
H 2C C C C CH 3
1 H 2 H 3 4
5
CH 3

2. Isomer
Alkena mempunyai beberapa isomer, yaitu:
a. Isomer rantai atau kerangka, yaitu isomer yang disebabkan adanya
perbedaan rantai atau kerangka atom karbonnya. Contoh:
H2 H 2C C CH3
H 2C C C CH 3
H
CH3
1-butena 2-metil-1-propena
b. Isomer posisi, yaitu isomer yang terbentuk karena perbedaan posisi ikatan
rangkap yang dimilikinya.
CH2 = CH – CH2 – CH3 dan CH3 – CH = CH – CH3
c. Isomer geometri (cis-trans), yaitu isomer yang terjadi karena perbedaan
letak bidang yang terdapat pada gugus yang sama. Cis-jika gugus yang
sama terletak pada posisi yang sama (lurus) dan trans-jika posisi gugus
yang sama bersebrangan.
CH 3 H
H3 C H3 C
C C C C
H H H CH3
cis-2-butena trans-2-butena
3. Sifat-sifat alkena
a. Sifat fisis alkena
Semakin panjang rantai karbonnya maka titik didihnya/lelahnya makin
besar.
b. Sifat kimia alkena
Alkena jauh lebih reaktif dibandingkan alkana. Hal ini disebabkan adanya
ikatan rangkap – C = C –. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan
rangkap itu.
1) Adisi
Adalah reaksi pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan
tunggal (jenuh) dengan cara mengikat atom atau gugus atom dari luar.
Macam-macamnya :
- Adisi alkena oleh hidrogen.
CH2 = CH2 + H2 CH3 – CH3
- Adisi alkena oleh halogen.
CH3 – CH = CH2 + Cl2 CH3 – CHCl – CH2Cl
- Adisi alkena oleh asam halida (HX = HF, HCl, HBr, dan HI)
Menggunakan aturan Markovnikov, inti aturannya “atom H dari
HX akan terikat pada atom C yang mengikat atom H lebih
banyak”.
CH3 – CH = CH2 + HCl CH3 – CHCl – CH3
- Adisi alkena oleh air (H2O)
Menggunakan aturan Markovnikov.
CH3 – CH = CH2 + HOH CH3 – CHOH – CH3
2) Pembakaran
Pembakaran alkena menghasilkan banyak jelaga. Jelaga adalah atom-
atom karbon yang tidak terbakar. Sebagian atom karbon tidak terbakar
karena alkena mengandung kadar karbon yang tinggi sehingga
memerlukan banyak oksigen. Akan tetapi karena oksigen dari udara
tidak cukup, maka sebagian atom karbon tidak terbakar. Pembakaran
sempurna alkena menghasilkan uap air dan gas karbon dioksida.
3) Polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sederhana
menjadi molekul besar. Molekul-molekul yang bergabung itu disebut
monomer sedangkan hasil penggabungannya disebut polimer. Contoh
polimer polietena, karet, dan plastik.
4. Pembuatan alkena
a. Reaksi eliminasi (penghilangan)
Yaitu reaksi penghilangan dua atom yang terikat pada dua atom C yang
berdekatan. Contoh:
CH – CH – CH eliminasi
3 2 3 CH3 – CH = CH2
b. Reaksi dehidrasi
Yaitu reaksi pembentukan alkena dengan disertai lepasnya molekul air.
Jika alkohol dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat pada suhu 170 – 180
o
C maka akan terbentuk alkena dan air. Contoh:
CH3 – CH2OH H2SO4 CH2 = CH2 + H2O
170-180 oC
etanol etena
c. Reaksi dehidrogenasi
Yaitu reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya hidrogen dengan
bantuan katalis Cr2O3 atau Al2O3 pada suhu 500 oC.
CH3 – CH2 – CH3 Al2Oo3 CH3 – CH = CH2
500 C
d. Reaksi dehalogenasi
Yaitu reaksi pemebntukan alkena disertai terlepasnya gas hidrogen. Jika
haloalkana direaksikan dengan logam seng dalam pelarut aseton maka
tebentuk alkena dan senghalida
CH3 – CHCl – CH2Cl + Zn CH3 – CH = CH2 + ZnCl2
1,2-dikloropropana 1-propena
5. Kegunaan alkena
Alkena banyak digunakan untuk pembuatan karet sintetis, plastik, dan alkohol.
Alkena alami yang banyak dimanfaatkan adalah getah parka dan karet yang
merupakan gabungan dari molekul 2-metil-1,3-dibutadiena atau isoprena.

E. ALKUNA
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan tak jenuh yaitu
rangkap 3 antar atom C. Rumus umum CnH2n-2
C2H2 : etuna C7H12 : heptuna
C3H4 : propuna C8H14 : oktuna
C4H6 : butuna C9H16 : nonuna
C5H8 : pentna C10H18 : dekuna
C6H10 : heksuna
1. Penamaan alkuna
a. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap
b. Penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga ikatan rangkap
mendapat nomor terkecil:
- Bila tidak ada cabang, penamaan ditulis dengan n-alkuna
- Bila ada lebih dari satu cabang yang sama di depan cabang diberi
awalan di, tri, tetra, dst.
c. Ikatan rangkap diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap.
d. Penamaan dimulai dari nama cabang sesuai urutan abjad (misal etil harus
ditulis lebih dahulu dari metil), kemudian diakhiri dengan nama rantai
induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka
dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), dan antara angka dengan
huruf dipisahkan dengan tanda strip (-).
C 2H 5

H 3-etil-4-metil-1-pentuna
HC C C C CH3
H

CH3

2. Isomer
Pada alkuna terdapat isomer rantai dan isomer posisi. Isomer alkuna dimulai
dari butuna. Contoh isomer pentuna:
CH C – CH2 – CH2 – CH3 1-pentuna
CH3 – C C – CH2 – CH3 2-pentuna
H H2 3-metil-1-butuna
H 3C C C C CH

CH 3

3. Sifat-sifat alkuna
Sifat fisis alkuna hampir sama dengan alkana dan alkena. Reaksi kimia alkuna
mirip dengan alkena. Alkuna membutuhkan pereaksi lebih banyak
dibandingkan dengan alkena untuk memutuskan ikatan rangkapnya. Sifat-sifat
alkuna
1) Adisi
Adalah reaksi pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan
tunggal (jenuh) dengan cara mengikat atom atau gugus atom dari luar.
Macam-macamnya :
- Adisi alkuna oleh hidrogen.
CH CH + 2H2 CH3 – CH3
- Adisi alkuna oleh halogen.
CH3 – C CH + 2Cl2 CH3 – CCl2 – CHCl2
- Adisi alkena oleh asam halida (HX = HF, HCl, HBr, dan HI)
Menggunakan aturan Markovnikov, inti aturannya “atom H dari HX
akan terikat pada atom C yang mengikat atom H lebih banyak”.
CH3 – C CH + 2HCl CH3 – CCl2 – CH3
4. Kegunaan alkuna
Alkuna banyak digunakan utnuk pembuana bahan-bahan sintetis seperti
plastik. Senyawa alkuna yang sering digunakan adalah etuna atau asetilena
(C2H2) untuk mengelas besi dan baja. Pembuatan etuna:
a. Dalam pabrik
Dalam pabrik etuna dibuat dari metana melalui reaksi pembakaran tak
sempurna.
4CH4 (g) + 3O2 (g) 2C2H2 (g) + 6H2O (g)
b. Reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air
CaC2 (s) + 2H2O Ca(OH)2 (aq) + C2H2 (g)
Gas yang dihasilkan dari batu karbid berbau tidak sedap. Sesungguhnya
asetilena murni tidaklah berbau busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk
disebabkan adanya gas fosfin (PH3) yang selalu dihasilkan sebagai
campuran. Disamping baunya busuk gas fosfin juga beracun.
5. Pereaksi
Untuk menunjukkan adanya ikatan rangkap pada alkena dan alkuna digunakan
pereaksi air bromin (Br2). Bila senyawa mengandung ikatan rangkap maka air
bromin yang berwarna coklat akan berubah menjadi tidak berwarna (bening).
Reaksinya sebagai berikut:
CH CH + Br2 CHBr = CHBr
coklat
CHBr = CHBr + Br2 CHBr2 – CHBr2 (tidak berwarna)

You might also like