You are on page 1of 11

SIFAT GAS

Makalah Ini Ditulis untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Tekanan dan Temperatur Rendah

Disusun Oleh :
RONY ADHI NUGROHO
0304020647
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2008

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah
Pengetahuan akan fisika dasar sangatlah dibutuhkan dalam rangka membangun
konsep pemahaman terhadap penggunaan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat
fisika sebagai fondasi dari ilmu alam, maka sudah sewajarnyalah bila ilmu fisika menjadi ilmu
wajib bagi para ilmuwan, peneliti dan para mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, ilmu fisika
pun menjadi semakin kompleks.
Gas, sebagai salah satu sifat dan bentuk alam, memiliki karakteristik yang khas.
Berbeda dengan bentuk zat lainnya, karakteristik gas sangat erat kaitannya dengan tekanan,
temperatur dan volume. Beberapa teori dan hukum yang sangat mempengaruhi dalam
pemahaman sifat gas yang diantaranya adalah teori kinetik gas dan hukum termodinamika.
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan
teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara
keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-
hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk menghubungkan
sifat-sifat material seperti kapasitas panas, koefisien ekspansi, kompresibilitas etc. Terlihat
tidak ada hipotesa apa pun tentang sifat-sifat atau penyusun materi. Kedua teori dan hukum
tentang gas tersebut sampai sekarang masih digunakan dan masih terus diteliti.
1.2 Batasan Masalah
Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa hal yang mempengaruhi sifat-sifat gas secara
keseluruhan yang termasuk diantaranya adalah teori kinetik gas dan dasar-dasar hukum
termodinamika.
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam tulisan kali ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat gas baik dengan
penalaran kinetikanya maupun dengan penelusuran secara termodinamika. Adapun dengan
penelusuran secara kinetikanya, maka hal-hal yang akan dibahas adalah seputar
temperatur, tekanan, dan volume dalam gas ideal. Sedangkan bila melalui penelusuran
termodinamika,akan berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum
eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk menghubungkan sifat-sifat
material seperti kapasitas panas, koefisien ekspansi, kompresibilitas, dan lainnya.
BAB II
TEORI KINETIKA GAS
2.1.1 Kinetika Gas
Tekanan gas didalam ruang tertutup sama dengan tekanan gas pada dinding
tempatnya, yang dipikirkan sebagai akibat tumbukan molekul-molekul gas pada dinding itu,
dapat dijabarkan berdasarkan transfer momentum mv sewaktu molekul gas menumbuk
perukaan. Gaya tumbuk yang merupakan laju momentum yang diterima permukaan itulah
yang disebut gaya tekanan. Tekanan adalah gaya tekan per satuan luas pemukaan yang kena
gaya.

Tekanan =

Satuan untuk P :

1 Pa = 1 N m-2 = 1 kg
m-1 s-2
1 atm = 1.01325 x 105 Pa = 760 torr
1 bar = 105 Pa
Keadaan untuk suatu gas di tentukan oleh 4 sifat fisiknya :
 Tekanan, P
 Volume, V
 Suhu, T
 Jumlah (bil. mol), n
Sifat gas umum :
1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
2.1.2 Gas Ideal
Jenis-jenis gas :
1. Gas ideal (sempurna)
2. Gas sejati (alam)
Definisi mikroskopik gas ideal :
a. Suatu gas yang terdiri dari partikel-partikel yang dinamakan molekul.
b. Molekul-molekul bergerak secara sembarangan dan memenuhi hukum-hukum gerak
Newton.
c. Jumlah seluruh molekul adalah besar
d. Volume molekul adalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang
ditempati oleh gas tersebut.
e. Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut kecuali selama
tumbukan.
f. Tumbukannya eleastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
g. Bila tidak ada gaya luar, molekul terdistribusi secara uniform.
h. Arah pergerakan molekul terdistribusi secara uniform.

Gambar 1. Gas sebagai partikel atau molekul.


Hukum-hukum gas ideal :
 Hukum Boyle
 Hukum Charles
 Hukum Gay-Lussac
 Prinsip Avogadro
Hukum-hukum ini dipatuhi hanya pada tekanan rendah (P 0).
 Hukum Boyle
Pada suhu tetap, tekanan bagi sejumlah gas tertentu adalah :

P (n, T tetap)
dengan syarat n dan T tetap.
Maka, P 1 V 1 = P 2 V 2
(Subskrip 1  keadaan awal, 2  keadaan akhir)
Ketergantungan P terhadap V bagi sejumlah gas ideal pada suhu berbeda.

Setiap lekuk berbentuk hiperbola dan


dinamakan satu isoterma

PV
V

V Gas unggul

Gas sejati

P
Pada tekanan tinggi, volume gas sejati
lebih besar dari gas ideal
Gambar 2. Grafik gas dalam hukum Boyle.
Isoterma ialah graf perubahan satu sifat terhadap satu sifat lain yang berlaku pada suhu
tetap. Perubahan ini disebut proses isotermal.
 Hukum Charles
Pada tekanan tetap, volume bagi sejumlah tertentu gas bertambah secara linear dengan
suhu.
V  T (n, P tetap)
 V = konstanta x T

atau = konstanta
dengan syarat n dan P tetap.

Maka,
Ketergantungan V terhadap T bagi sejumlah gas ideal pada tekanan berbeda.
Pada suhu sangat rendah, graf terpaksa
dipindahkan ke V=0 karena gas sudah
terkondensasi
Suhu pada –273.15 C atau 0 K disebut
suhu sifat mutlak.

Gambar 3. Grafik gas dalam hukum Charles.


Setiap garis lurus dalam graf di atas disebut satu isobar (graf perubahan satu sifat terhadap
satu sifat lain yang berlaku pada tekanan tetap).
 Hukum Gay-Lussac
Pada volume tetap, tekanan bagi sejumlah gas tertentu bertambah secara linear dengan
suhu :
P  T (n, V tetap)
 P = konstanta x T

= konstanta
dengan syarat n dan V tetap.

Maka,
Ketergantungan P terhadap T bagi sejumlah gas ideal pada volume berbeda.
Gambar 4. Grafik gas dalam hukum Gay-Lussac.
 Prinsip Avogrado
Pada tekanan dan suhu yang sama, volume yang sama bagi gas-gas yang berlainan
mengandung bilangan molekul (atau bil. mol) yang sama.
V  n (P, T sama)
V = konstanta x n
Konstanta ini tidak bergantung kepada identitas gas.
Contoh: Pada STP (273 K, 1 atm) 1 mol sembarang gas menempati volume 22.4 L. Ini
disebutl volume molar (Vm).
Gabungankan hukum-hukum gas, maka didapat :
Boyle: P  1/V (n, T tetap)
Charles: V  T (n, P tetap)
Gay-Lussac: P  T (n, V tetap)
Avogadro: V  n (P, T tetap)

P

P = konstanta x
PV = konstanta x n T
PV = nRT
Persamaan keadaan bagi gas ideal R dinamakan konstanta gas. Nilainya bergantung kepada
unit P dan V:
R = 8.31451 J K-1 mol-1 * [J = kg m2 s-2]
= 8.31451 Pa m3 K-1 mol-1 * [Pa = kg m-1 s-2]
= 8.31451 kPa L K-1 mol-1
= 8.31451 x10-2 L bar K-1 mol-1
= 0.0820578 L atm K-1 mol-1 *
= 1.9872 cal K-1 mol-1
* Biasa dipakai dalam pengiraan
Gambar 5. Gambar grafik perubahan fasa gas.
BAB III
HUKUM TERMODINAMIKA
3.1.1 Termodinamika
Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-
hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk menghubungkan
sifat-sifat material seperti kapasitas panas, koefisien ekspansi, kompresibilitas dan lainnya.

Gambar 6. Gambar kesimpulan pendahuluan dari termodinamika


Terlihat tidak ada hipotesa apa pun tentang sifat-sifat atau penyusun materi. Sampai
disini termodinamika merupakan sains empiris. Meskipun dengan prinsip termodinamika
dapat diprediksikan relasi beberapa sifat zat seperti selisih harga CP − Cv, namun nilai
absolut kapasitas panas tidak dapat diturunkan dari prinsip termodinamika murni. Kita
dapat mengatasi keterbatasan ini dengan melakukan beberapa hipotesa mengenai sifat
materi.
Sifat-sifat zat dalam secara besar dapat diprediksi dengan teori molekular melalui dua
cara:
1. Teori kinetik atau dinamik : menggunakan hukum-hukum mekanika untuk individual
molekul. Dari sini dapat diturunkan beberapa ekspresi seperti tekanan, energi dalam dll.
2. Termodinamika Statistik : mengabaikan detail pembahasan individual molekul,
tetapi menggunakan probabilitas sejumlah besar molekul yang membentuk materi makro.
Metode statistik ini dapat memperjelas lebih lanjut konsep entropi.
Perubahan energi dalam antara dua keadaan keseimbangan:
Ua − Ub = Wad
Disini yang terdefinisikan hanyalah perubahan energi dalam. Kalau dilihat dari model
molekular, maka energi dalam dapat diidentifikasi (secara hipotesis) sebagai jumlah energi-
energi individual molekul. Untuk N molekul gas dengan f derajat kebebasan:

Energi dalam spesifik (per-mole):

Untuk mengecek kebenaran hal ini paling mudah dilihat dengan kapasitas panas. Kapasitas
panas molal pada volume tetap:

sehingga hipotesa di atas akan benar bila:

Dari relasi termodinamika untuk gas ideal:

Dan

Nilai γ ini dapat dicocokkan dengan hasil eksperimen.


Sekarang evaluasi:
f = 3 �� γ = 1,6667 �� cP/R = 2,5 �� cv/R =1,5
f = 4 �� γ = 1,5 �� cP/R = 3 �� cv/R =2
f = 5 �� γ = 1,4 �� cP/R = 3,5 �� cv/R =2,5
f = 6 �� γ = 1,3333 �� cP/R = 4 �� cv/R =3
f = 7 �� γ = 1,284 �� cP/R = 4,5 �� cv/R =3,5
Cocokkan dengan data eksperimen:
3.1.2 Hukum-Hukum Termodinamika
Thermodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang energi yang berubah-
ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan. Dari definisi tersebut diturunkan
beberapa hukum tentang termodinamika.
1. Hukum termodinamika 0
Kesetimbangan termal. Adalah menyatakan bahwa dalam suatu sistem tertutup
selalu berusaha untuk mencapai kesetimbangan termal. Hal ini dikarenakan kalor
yang terdapat pada sistem berupa partikel yang bervibrasi, partikel terebut
berpindah dan mengalirkan energinya ke partikel di sebelahnya. Contohnya
seperti ini :
Anggap terdapat tiga buah benda, A, B dan C. Kondisi awal benda sebelum
bersentuhan diasumsikan tidak sama / belum terjadi kesetimbangan. Dimana T1
≠ T2 ≠ T3. Setelah ketiga benda bersentuhan, dimana terjadi kesetimbangan
antara benda A = B, maka benda C juga akan setimbang dengan benda A / B.
2.Hukum Termodinamika 1
Suatu proses dari keadaan awal i ke keadaan akhir f, untuk setiap keadaan
perantara (lintasan) yang berbeda memberikan Q dan W yang berbeda, tetapi
mempunyai harga Q - W yang sama. Q - W hanya tergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir saja. Q - W ini dalam termodinamika disebut perubahan
tenaga internal (U = Uf - Ui ), sehingga :
U = Q – W
yang dikenal sebagai hukum pertama termodinamika, yang merupakan
hukum kekekalan energi. Untuk perubahan infinitisimal :
dU = dQ - dW
1. Hukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas ideal :
PV = n R T
P . DV + -V . DP = n R DT
2. Energi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.
3. Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
4. Dalam suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I:
DQ = DU+ DW
dengan :
DQ = kalor yang diserap
DU = perubanan energi dalam
DW = usaha (kerja) luar yang dilakukan
Dari persamaan termodinamika 1 dapat dijabarkan :
1.Pada proses isobarik (tekanan tetap) » DP = 0; sehingga,

DW = P . DV = P (V2 - V1) » P. DV = n .R DT
DQ = n . Cp . DT
→ maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)
DU-= 3/2 n . R . DT
2. Pada proses isokhorik (Volume tetap) → DV =O; sehingga,

DW = 0 → DQ = DU
DQ = n . Cv . DT
→ maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)
AU = 3/2 n . R . DT
3. Pada proses isotermik (temperatur tetap): → DT = 0 ;sehingga,

DU = 0 → DQ = DW = nRT ln (V 2/V1)
4. Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan
sekelilingnya) → DQ = 0 Berlaku hubungan::

PVg = konstan → g = C p/Cv ,disebut konstanta Laplace


Pada temperatur rendah, beberapa fenomena fisika yang menarik dapat diamati, seperti :
1. Superkondutivitas
2. Superfluida
3. High order magnetisme
4. Transformasi fasa
Keunggualn temperatur rendah :
 Sederhana secara prinsip
 Keteraturan tinggi
 Jumlah keadaan sangat kecil (less of state)
 Entropi kecil
Cara menghasilkan suhu rendah. Pertama harus dicari isolator panas yang baik. Yakni
konstruksi dinding isolator berganda, dengan vakum antara dua dinding. Biasanya dari kaca
atau keamik. Contoh sederhana dari dewar ini adalah termos air panas.hal ini akan
menghasilkan suhu sekitar 00 celcius. Lalu mengkontakkanbahan dengan nitrogen cair agar
suhunya turun menjadi sekitar 77 kelvin. Mengkontakkan bahan dengan helium cair pada
tekanan atmosfir standar akan menurunkan suhunya sampai sekitar 4.2 kelvin. Lalu dengan
memompa keluar uap heliumnya, suhu akan mencapai 1 kelvin. Apabila digunakan cairan
isotop He3 akan dicapai 0.3 kelvin. Untuk mendapatkan suhu lebih rendah lagidapat
memanfaatkan prinsip termodinamika tentang kerja magnetik. Suhu yang dihasilkan dapat
mencapai sekitar 0.01 kelvin bahkan 0.001 kelvin. Bahkan beberapa eksperien mutakhir
bahkan sudah dapat mencapai 10-6.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Karakteristik gas ideal sangat bergantung kepada tekanan, temperatur dan
volume.
2. Beberapa teori dan hukum yang sangat mempengaruhi dalam pemahaman sifat
gas yang diantaranya adalah teori kinetik gas dan hukum termodinamika.
3. Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum.
4. Thermodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang energi yang
berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan.
5. Termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-
hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk
menghubungkan sifat-sifat material seperti kapasitas panas, koefisien ekspansi,
kompresibilitas.
6. Cara menghasilkan suhu yang rendah, dapat dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah yang sederhana.
4.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan saran-saran dari para pembaca baik berupa sran yang
membangun dalam penulisan makalah ini maupun isi dan teori tentang gas ini.
BAB V
REFERENSI
1. Fisika Dasar 1 - Bab 5 Temp & Teori Kinetik (Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc.).ppt
2. Google/fisika smu1-modul teori kinetik gas.
3. Hikam.M. Fisika Statistik. UI Press. 2006
4. Hikam.M. Termodinamika. UI Press. 2005
5. Soedojo, Peter. Fisika Dasar. Andi Yogyakarta. 2000
6. Sears F. W., M.W. Zemansky, Univerity Physics. Addison-Wesley.1955.

Demikian makalah saya kali ini, disela kesibukan saya kuliah mudah-mudahan saya dapat
posting makalah / tulisan saya yang lain hanya sekedar untuk berbagi informasi
kepada kawan-kawan yang melihat dan membutuhkannya,,semoga bermanfaat....

http://www.pdf.kq5.org/

You might also like