Professional Documents
Culture Documents
KODE : MK.MTP 6
PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN KERJA
Bahan ajar ini disusun dalam bentuk modul/paket pembelajaran yang berisi uraian
materi untuk mendukung penguasaan kompetensi tertentu yang ditulis secara
sequensial, sistematis dan sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan
kompetensi (Competency Based Training). Untuk itu modul ini sangat sesuai dan
mudah untuk dipelajari secara mandiri dan individual. Oleh karena itu kalaupun modul
ini dipersiapkan untuk peserta diklat/siswa SMK dapat digunakan juga untuk diklat lain
yang sejenis.
Dalam penggunaannya, bahan ajar ini tetap mengharapkan asas keluwesan dan
keterlaksanaannya, yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas
dan tujuan kurikulum/program diklat, guna merealisasikan penyelenggaraan
pembelajaran di SMK. Penyusunan Bahan Ajar Modul bertujuan untuk menyediakan
bahan ajar berupa modul produktif sesuai tuntutan penguasaan kompetensi tamatan
SMK sesuai program keahlian dan tamatan SMK.
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i
REKOMENDASI ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iv
PETA KEDUDUKAN MODUL ………………………………………… v
GLOSARRY/PERISTILAHAN
I PENDAHULUAN 1
A. Deskripsi …………………………………………….………… 1
B. Prasyarat ………………………………………………………. 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………….……… 2
D. Tujuan Akhir………………………………………………….. 3
E. STANDAR KOMPETENSI……………..………………… 4
F. Cek Kemampuan …………………………………….……….. 6
II PEMBELAJARAN 7
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT…………………. 7
B. KEGIATAN BELAJAR. ……………………………………… 8
Kegiatan Belajar 1 8
A. Tujuan Kegiatan ……………………………….……… 8
B. Uraian Materi ………………………………….……… 8
C. Rangkuman 1 …………………………………………. 18
D. Tugas 1 ……………………………………………….. Test 20
E. Formatif 1 ……………………………………….. 21
F. Jawaban Test Formatif 1 …………………………….. 25
Kegiatan Belajar 2 26
A. Tujuan Kegiatan ……………………………….…. 26
B. Uraian Materi ………………………………….……… 26
C. Rangkuman 2 ………………………………….……… 48
D. Tugas 2 ……………………………………………….. 50
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
KEGIATAN BELAJAR 3 42
A. Tujuan Kegiatan ……………………………….……… 42
B. Uraian Materi ………………………………….……… 42
C. Rangkuman …………………………………………… 54
D. Tes Formatif …………………………………………. 54
E. Jawaban Tes Formatif ………………………………… 55
F. Lembar Kerja …………………………………………. 56
KEGIATAN BELAJAR 4 57
A. Tujuan Kegiatan ……………………………….……… 57
B. Uraian Materi ………………………………….……… 57
C. Rangkuman …………………………………………… 76
D. Tes Formatif …………………………………………. 76
E. Jawaban Tes Formatif ………………………………… 77
F. Lembar Kerja …………………………………………. 77
III EVALUASI ………………………………………………………. 79
KUNCI JAWABAN ……………………………………………… 81
IV PENUTUP ………………………………………………………… 82
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 83
LAMPIRAN
iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY
I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MODUL
Modul ini secara formal diberi judul “Peralatan dan Perlengkapan Kerja” yang di
dalamnya memuat secara sistematis tentang pengertian peralatan dan pemakaian
perlengkapan listrik dalam sistem tenaga listrik. Substansi materi yang ditonjolkan
bersifat teoritis praktis dengan prosentase praktis jauh lebih besar. Materi modul
terkait erat dengan materi modul yang lain seperti keselamatan kerja. Diharapkan
peserta diklat setelah mempelajari struktur modul dengan benar dapat melakukan
praktek kerja lapangan yang sesuai atau mempunyai kompetensi yang memadai
apabila diterjunkan praktek kerja di berbagai industri. Manfaat kompetensi materi
ini secara makro dapat bekerja sebagai tenaga professional di industri terkait .
Pengetahuan : Memahami secara komprehensif peraralatan dan perlengkapan
kerja
Keterampilan : Melakukan identifikasi identifikasi peralatan dan perlengkapan
kerja
Sikap : Menempuh seluruh prosedur pembelajaran dengan sikap dan
etika yang baik dan benar sesuai standar
Kode Modul :
B. PRASYARAT
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Bagi Siswa
? Unit modul ini hendaknya dipelajari sesuai urutan aktivitas yang
diberikan yaitu setelah mempelajari isi materi pelajaran pada
kegiatan belajar, kerjakan soal, soal pada latihan di bagian
akhir setiap unit kegiatan belajar. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan kunci jawaban yang ada.
1
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
2. Bagi Guru
Guru sebagai fasilitator perlu pula membaca modul dan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
? Unit modul ini terdiri dari beberapa unit kegiatan belajar.
? Sebelum membaca modul ini perlu difahami terlebih dahulu
yakni tujuan pembelajaran dan satuan kompetensi yang harus
dicapai
? Struktur modul terdiri dari pendahuluan yang meliputi tujuan,
ruang lingkup, prasyarat, dan evaluasi. Kemudian bagian
pemebelajaran yang memuat secara detail materi yang harus
diajarkan.
C. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat :
1. Memahami dengan baik konsep peralatan dan perlengkapan kerja.
2. Mampu memahami prosedur kerja aplikasi perlengkapan kerja
3. Mempunyai gambaran awal tentang peralatan .
D. STANDAR KOMPETENSI
Kode Kompetensi : MK. 6
Unit Kompetensi : Pemahaman peralatan dan perlengkapan kerja
Ruang Lingkup :
Unit Kompetensi ini berkaitan dengan pemahaman konsep dasar tentang peralatan dan
perlengkapan kerja. Pemahaman materi ini berkaitan dengan alat dan kelengkapan ynag
digunakan secara aplikatif dalam teknik transmisi. Mulai dari peralatan untuk
pemeliharaan dasar sampai pemeliharaan secara berkala.
2
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Sub Kompetensi 1 :
Melakukan proses pembelajaran tentang peralatan dan perlengkapan kerja
KUK :
1. Seluruh perlengkapan yang diperlukan dalam teknik transmisi dapat
dianalisis dan difahami dengan baik
2. Prosedur kerja pembelajaran dapat dilakukan dengan baik berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi dan sesuai standar perusahaan.
Sub Kompetensi 2 :
Melakukan studi lapangan sebagai pembelajaran empirik atau membandingkan antara
teori/konsep perlengkapan dan peralatan kerja dengan kondisi lapangan.
KUK :
1. Melakukan proses pembelajaran lapangan sesuai prosedur perusahaan dalam
penguasaan perlengkapan kerja
2. Prosedur pelaporan hasil pembelajaran/praktek industri dikerjakan dengan
baik dan sesuai stndar pelaporan karya ilmiah
Sub Kompetensi 3 :
Melakukan uji kompetensi tentang pemahaman perlengkapan dan peralatan kerja
KUK :
1. Prosedur uji kompetensi ditempuh dengan baik dan dilakukan oleh fihak
berwenang
2. Melakukan identifikasi hasil uji kompetensi terhadap satuan-satuan
kompetensi yang diperlukan.
E. TES AWAL
Untuk mengetahui sampai sejauh mana kesiapan awal peserta diklat berkaitan dengan
materi modul ini, maka akan diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Jelaskan apa yang dimaksud Peralatan dan Perlengkapan Kerja ?
2. Sebutkan beberapa peralatan dasar yang sering dipakai ?
3. Berikan contoh pengaruh peralatan pada peningkatan produksi ?
4. Perlengkapan dan peralatan kerja apa saja yang ada di lab. sdr ?
3
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
II. PEMBELAJARAN
B. KEGIATAN BELAJAR
Dalam tahap kegiatan belajar guru diharapkan dapat mendorong serta
membangun iklim yang baik sehingga proses pembelajaran secara mandiri dapat
berlangsung dengan benar sesuai dengan proses dan mekanisme standar sehingga
dihasilkan sebuah produk kegiatan belajar yang optimal.
1. Kegiatan Belajar 1, Pengantar Perlengkapan Kerja
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini
diharapkan peserta diklat memahami secara komprehensif Peralatan dan
Perlengkapan Kerja di industri.
2. Kegiatan Belajar 2, Perlengkapan Kerja Standar
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Setelah mempelajari unit kegiatan belajar
2 modul ini diharapkan peserta diklat memahami secara komprehensif
konsep perelatan dan perlengkapan kerja
3. Kegiatan Belajar 3, Peralatan Kerja
a. Tujuan kegiatan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini diharapkan
peserta diklat memahami secara komprehensif tentang peralatan standar
yang dipakai untuk proses produksi
3. Kegiatan Belajar 4, Peralatan Kelistrikan
a. Tujuan kegiatan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini
diharapkan peserta diklat memahami secara komprehensif tentang
peralatan standar yang dipakai untuk proses produksi
4
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
KEGIATAN BELAJAR 1
A. UMUM
Perlengkapan kerja sebagai salah satu sub infra struktur komponen kegiatan di
workh shop, bengkel atau industri merupakan persyaratan standar pelayanan
minimal yang harus dipenuhi, dalam rangka menunjang keselamatan kerja. Salah
definisi mengatakan bahwa standar perlengkapan kerja yangf bertalian dengan
keselamatan adalah kegiatan bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Karena perlengkapan kerja merupakan persyaratan
standar baku, maka menyangkut segala sesuatu peralatan yang dipakai, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja bersasaran segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun
di udara. Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi,
seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa,
dll. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik
barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat resiko bahayanya, adalah penerapan teknologi, terutama teknologi
yang lebih maju dan mutakhir. Perlengkapan kerja adalah alat bantu pekerjaan
dan keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Oleh karena itu
perlengkapan kerja dan keselamatan kerja adalah bagian penting dari, oleh dan
untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada
umumnya.
5
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
6
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi
untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Biaya-biaya
sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung atau tidak langsung cukup bahkan
kadang-kadang u terlampau besar, sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal
itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas
dasar wajib lapor kecelakaan dan data konpensasinya dewasa ini seolah-olah relatif
rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja. Kenyataan ini
belum benar-benar menggembirakan, karena dibalik angka-angka tersebut masih
terdapat kelemahan-kelemahan pelaporan dan pencatatan kecelakaan yang perlu
penyempurnaan. Selain itu, perlu juga penggarapan kepatuhan kewajiban lapor oleh
perusahaan-persahaan mengenai kecelakaan kerja
3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor
kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya :
a. Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-aspek
bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun
hama dan pemakaian alat baru seperti mekanisasi. Sub-sektor perikanan
memiliki bahaya khusus terutama penangkapan ikan oleh nelayan. Sub-sektor
kehutanan juga mempunyai kekhususan dalam soal keselamatan industri
perkayuan.
b. Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan-keracunan
bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran, ledakan-
ledakan dan lain-lain.
c. Sektor pertambangan mempunyai resiko-resiko khusus sebagai akibat
kecelakaan tambang, sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan
secara sendiri. Minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan kecelakaan.
d. Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat,
laut dan udara serta bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata.
Demikian pula, telekomunikasi mempunyai kekhususan-kekhususan dalam
resiko bahaya
e. Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan kecelakaan, juga menghadapkan
problematik bahaya kecelakaan khusus
7
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
8
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
5. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan
6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air, maupun udara
7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang
8. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air
9. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah
10. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya timbunan tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting
11. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang
12. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran
13. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah
14. Dilakukan pendidikan atau pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis)
15. Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air.
16. Dilakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang berbahaya
9
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
10
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
11
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
12
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
atas kerusahan bahan-bahan. Biaya ini mencakup berhentinya proses produksi oleh
karena pekerja-pekerja lainnya menolong atau tertarik oleh peristiwa kecelakaan
itu, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang sedang
menderita oleh karena kecelakaan dengan orang baru yang belum biasa bekerja di
tempat itu, dan lain-lainnya lagi. Atas dasar penelitian-penelitian, di negara-negara
yang industrinya maju perbandingan diantara biaya langsung dan tersembunyi
adalah satu banding empat, sedangkan di negara-negara berkembang satu banding
dua. Kecelakaan-kecelakaan besar dengan kerugian-kerugian besar biasanya
dilaporkan, sedangkan kecelakaan-kecelakaan kecil tidak dilaporkan. Padahal
biasanya peristiwa-peristiwa kecelakaan kecil adalah 10 kali kejadian kecelakaan-
kecelakaan besar. Maka dari itu, kecelakaan-kecelakaan kecil menyebabkan
kerugian-kerugian yang besar pula, manakala dijumlahkan secara keseluruhan.
13
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
setiap kecelakaan akibat kerja termasuk upah selama tak mampu kerja di Amerika
Serikat adalah sekitar $ 1.800. Seluruh biaya kompensasi dan pengobatan
kecelakaan di negara itu adalah sebesar $ 665 juta ( $ 535 juta untuk kompensasi.
d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi :
i. Bahan peledak
ii. Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak
iii. Benda-benda mela`yang
iv. Radiasi
v. Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan tersebut.
e. Lingkungan kerja .
i. Di luar bangunan.
ii. Di dalam bangunan.
iii. Di bawah tanah.
f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut.
i. Hewan.
ii. Penyebab lain.
g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak
memadai.
14
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
15
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
I. Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai
kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan
pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas
pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi
mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-
16
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif
tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah, kecelakaan-kecelakaan
terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat tergantung
kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.
Jelaslah, bahwa untuk pencegahankecelakaan akibat kerja diperlukan kerja sama aneka
17
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
18
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
- Pertukaran udara di dalam ruangan dapat berlangsung dengan baik sehingga tidak
perlu terjadi seseorang tenaga kerja, kehilangan kesadaran karena kekurangan
udara bersih (oksigen)
- Penerangan dijaga agar kapasitasnya mencukupi, sesuai dengan sifat pekerjaan
yang dilakukan
- Tata ruang harus dijaga agar mematuhi persyaratan, misalnya tidak terlalu sempit
dan mudah bagi lalu lintas barang atau orang
2. Faktor mesin dan peralatan
Faktor mesin dan peralatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan, adalah :
- Pengaman-pengaman harus dipasang pada mesin, sesuai dengan persyaratan-
persyaratan keselamatan kerja
- Peralatan-peralatan pengaman yang dipakai oleh tenaga kerja harus dijaga agar
tetap pada kondisi yang baik, shingga benar-benar dapat berfungsi sebagai
pengaman dalam kerja.
3. Faktor manusia
Faktor manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan biasanya adalah :
- Kelalaian
- Kekurangan pada keterampilan atau kecakapan dalam bekerja
- Kekurangan yang terdapat pada physik dan mental si tenaga kerja.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, maka perlu kita perhatikan agar :
- Memberikan instruksi tentang cara-cara kerja yang baik dan aman dengan jelas dan
terperinci
- Mempertimbangkan keterampilan dan kecakapan dari tenaga kerja dalam
pemberian tugas-tugas agar tidak melewati batas kemampuannya
- Mempertimbangkan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada physik dan mental
dari tenaga kerja dalam pemberian tugas-tugas agar sesuai dengan kondisinya
Dari uraian di atas dapat kita mengambil kesimpulan bahwa pencegahan
kecelakaan merupakan masalah yang penting dalam kegiatan perusahaan, dan
menjadi tanggung jawab kedua belah pihak yaitu perusahaan dan tenaga kerja.
Semoga sedikit uraian ini dapat membantu menjadi pedoman dalam usaha-usaha
pencegahan kecelakaan.
19
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
c. Rangkuman 1
Perlengkapan kerja sebagai salah satu sub infra struktur komponen kegiatan di
workh shop, bengkel atau industri merupakan persyaratan standar pelayanan
minimal yang harus dipenuhi, dalam rangka menunjang keselamatan kerja. Salah
definisi mengatakan bahwa standar perlengkapan kerja yangf bertalian dengan
keselamatan adalah kegiatan bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Karena perlengkapan kerja merupakan persyaratan
standar baku, maka menyangkut segala sesuatu peralatan yang dipakai, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara. Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi,
seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa, dll.
Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik
barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat resiko bahayanya, adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang
lebih maju dan mutakhir. Perlengkapan kerja adalah alat bantu pekerjaan dan
keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Oleh karena itu
perlengkapan kerja dan keselamatan kerja adalah bagian penting dari, oleh dan
untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.
e. Tes Formatif 1
1. Jelaskan perlunya peralatan dan perlengkapan standar untuk bekerja di industri ?
2. Jelaskan pengaruh peralatan dan perlengkapan terhadap produktivitas !
3. Sebutkan 3 macam keadaan yang merugikan akibat kecelakaan !
20
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
4. Seorang naik tangga dan terjatuh, akibat satu anak tangga tidak ada! Lakukan
analisa terhadap kecelakaan tersebut !
21
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
KEGIATAN BELAJAR 2
A. UMUM
Di dalam bab ini akan dibahas beberapa alat keamanan yang diperlukan pada
waktu bekerja, terutama alat-alat pelindung badan, pelindung pada mesin,
pengamanan arus listrik, alat pengamanan ruang dan gejala-gejala kebakaran serta
mengangkat benda berat. Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu
harus terlindung di waktu sedang melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung
bagian badan itu adalah sebagai berikut :
22
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Kaca mata debu ialah sebuah alat pelindung mata supaya mata tidak
kemasukan debu atau bram (tatal) terutama pada waktu pengerjaan menggerinda,
memahat dan lain-lain.
Bagian dari kaca mata debu ialah :
(1). Ventilasi pada sisi kaca pelindung
(2). Lensa yang dapat ditukar dengan mudah
(3). Bingkai yang kenyal dan tahan panas yang menyenangkan dalam pemakaian
(4). Keping plindung dan pengikat kepala yang dapat distel
(5). Lensa
Gambar 2.1 dan 2.2 adalah kaca mata debu yang sering kita jumpai di bengkel-bengkel.
23
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Salah satu contoh kacamata misalnya dipakai oleh salah seorang yang sedang
mengasah pada mesin gerinda. Selain pada mesin itu sendiri ada kaca pengaman,
demi lebih terjamin keamanannya dipakai pula kaca mata debu.
Kaca mata las dapat dibedakan terutama pada kacanya, antara kaca mata untuk
pekerjaan las asetelin dan kaca mata untuk pekerjaan las listrik. Kaca mata untuk
pekerjaan las listrik lebih gelap daripada kaca untuk pengerjaan las asetelin. Bentuk
kaca mata las asetelin sama dengan bentuk kaca mata debu, hanya dibedakan pada
kegelapan kacanya. Gambar 2.3. adalah sebuah alat pelindung mata pada waktu
pengerjaan las listrik dan lazimnya alat ini disebut helm.
24
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Gambar 2.4. Diperlihatkan cara menggunakan dan memakai kedok yang baik
untuk penggunaan pelindung mata.
Helm tersebut yang biasa dipakai untuk pengerjaan las listrik. Kedok ini lebih baik
jika dibandingkan dengan pada gambar 2.5. Disamg itu helem ini juga dapat
dipakai untuk perlindungan mata dari semburan debu ketika membersihkan bagian-
bagian mesin oleh udara kompresor , dapat juga sebagai perlindungan mata dari
percikan api ketika menyoder
25
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
26
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
27
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
28
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
29
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Sudah menjadi kebiasaan memakai sepatu pengaman pada waktu bekerja di bengkel
logam. Jenislain dari sepatu pengaman yaitu memperlihatkan sepatu pengaman
yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa, hanya pada bagian ujungnya dilapisi
dengan baja.
Khusus untuk menginjak permukaan yang licin seperti permukaan atap seng
digunakan sepatu yang beralas karet supaya tidak terpeleset. Injakan pada atap itu
memungkinkan pekerja terpeleset dan jatuh. Sepatu ini digunakan pula bila sedang
memperbaiki sayap kapal terbang
30
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian
biasa akan terhindar dari percikan dari api terutama pada waktu menempa dan
mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan
melindungi tangan dari sinar api.
31
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
32
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Kedok berkantong udara mempunyai faktor penyaringan yang lebih baik dari pada
cara saringan Catridge. Ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran untuk keselamatan
pemakaian dicantumkan dalam keterangan alat ini. Pernafasan dihubungkan kepada
kantong udara bersih melalui slang. Yakinlah bahwa bagian perlekatan alat ini
pada bagian kulit muka dengan baik. Sebagai percobaan lepaskan slang dari
kantong udara, kemudian lakukan seperti pada percobaan saringan Catridge.
Kedok dengan slang panjang ini lebih tepat untuk pemakaian secara terus-menerus,
karena udara bersih dapat disalurkan dari tempat yang lain dan agak jauh melalui
slang. Slang tidak boleh lebih panjang dari 10 meter. Yakinlah bahwa selama
pemakaian tidak ada kebocoran, slang tidak melilit dan tidak bocor.
33
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Untuk suatu lengan baju khusus, misalnya baju kerja untuk membubut, memfrais,
dan kerja mesin lainnya. Baju kerja berlengan panjang juga sangat penting untuk
perlindungan kulit tangan dari sinar api waktu mengelas, menempa dan
perlindungan terhadap luka-luka kecil pada waktu kerja pelat. Pemakaian cincin
hiasan jari dan pemakaian arloji pada pekerjaan tertentu dapat mengakibatkan
kecelakaan. Tutup kaki atau sepatu harus dibiasakan dipakai.
34
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Roda sabuk, seperti halnya roda gigi, supaya diusahakan tidak terbuka. Jadi, jangan
biarkan roda sabuk berputar tanpa pagar pelindung. Gerak putarnya saja bila
tersentuh akan menimbulkan bahaya. Gambar 2.19 memperlihatkan roda sabuk
yang tertutup baik sedangkan pada gambar 2.19 roda sabuk dibiarkan terbuka. Ini
akan mengakibatkan kecelakaan.
- Baju yang berkeleweran akan mudah terpuntir oleh bagian yang berputar
- Bila roda sabuk putus akan mengakibatkan pukulan terhadap pekerja yang
kebetulan dekat sabuk itu.
Begitu pula pada waktu membetulkan sabuk roda perantara yang terlepas, pakailah
penjolok agar jangan sampai terjepit.
35
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
9. Kaca Pengaman
Kaca pengama n yang dipasang pada mesin gerinda, konstruksinya berdiri sendiri-
sendiri terhadap mesin itu. Bila kaca itu rusak dapat diganti dengan yang baru,
melalui pemasangan dan penyetelan yang sangat mudah. Debu dan kotoran lainnya
yang hinggap pada kaca akan mengakibatkan kaca itu menjadi suram hingga
menghalangi penglihatan pada yang sedang mengasah.
Alangkah baiknya bila sebelum melakukan pengasahan, kaca itu harus dibersihkan
terlebih dahulu. Lihat gambar 2.20
36
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Seseorang akan bekerja lebih tenang dan aman melakukan pengasahan atau pengerjaan
dengan mesin gerinda, bila orang itu memakai kaca mata pengaman (safety gogles).
Bila penerangan tidak memungkinkan penglihatan dengan jelas, maka lampu sorot
dapat dipasang dan dinyalakan. Kaca pengaman yang dipasang pada mesin gerinda
mencegah loncatan bubuk logam yang diasah terhadap mata. (Lihat gambar 2.21).
37
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Kaca pelindung pada waktu pemakaian mesin bor adalah untuk mencegah pelemparan
bram atau tatal bor. Diutamakan perlindungan terhadap mata. Karena ini tidak jarang
orang yang lagi mengebor memakai pula kaca mata biasa atau kaca mata debu. Bila
kaca pelindung buram, ini menandakan bahwa kaca itu kotor, karenanya sebelum
digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan supaya penglihatan melalui kaca itu
menjadi terang. Dan orang yang mengerjakan hal ini adalah orang yang tahu
keselamatan kerja. Pada gambar berikutnya diperlihatkan kaca pelindung yang
melingkari putaran mata bor. Kaca ini lebih memungkinkan keamanannya. Kaca
pelindung pada pemakanan pahat terhadap bahan sewaktu membubut. Kaca pelindung
ini dipasang antara kepala tetap dan kepala lepas. Jenis pelindung bentuk lama pada
mesin frais terdiri dari kisi-kisi lempeng logam. Bila yang satu dengan yang lainnya
dapat disetel. Sedangkan pada gambar yang sebelahnya diperlihatkan pelindung yang
berupa kisi-kisi jendela.
Setelah teknologi di bidang plastik kekuatannya melebihi gelas, maka pada gambar di
samping ini diperlihatkan pelindung dari plastik yang tahan benturan bram. Pelindung
ini dapat diatur menurut daerah keamanan yang diinginkan sekitar putaran pisau frais.
Mesin bor dengan kelengkapan keamanannya terpasang disetiap bengkel.
Gambar 2.22 Mesin gerinda perata adalah sebuah alat untuk membuat rata suatu
permukaan
38
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
c. Rangkuman 2
Dalam kegiatan praktikum di bengkel/work shop atau proses produksi di industri,
peralatan merupakan salah satu komponen kunci keberhasilan produktivatitas kerja,
keselamatan kerja dan produk yang memenuhi standar. Peralatan dimaksud berkaitan
dengan dua hal yakni peralatan yang langsung dengan produk dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang tidak diharapkan. Jadi
sifatnya peralatan tersebut sebagai penunjang.
Perlengkapan yang dimaksud antara lain :
a. Alat pelindung mata
b. Alat pelindung kepala
c. Alat pelindung telingan
d. Alat pelindung hidung
e. Alat pelindung tangan
f. Alat pelindung kaki
e. Tes Formatif 2
1. Jelaskan fungsi alat-alat berikut :
a.
39
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
b.
c.
40
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
g. Lembar Kerja 2
Untuk melakukan pengayaan substansi materi yang telah disajikan, maka peserta
diklat wajib melakukan tugas terstruktur yakni melakukan praktek di lab. dan
survey lapangan terhadap industri terkait. Untuk itu peserta didik setelah tuntas
dengan modul diharapkan langsung cek in ke industri dan mengisi form berikut :
Kompetensi/Subkompetensi Tempat
No Uraian Kegiatan
yg akan dicapai praktek
41
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
KEGIATAN BELAJAR 3
PERALATAN KERJA
A. Umum
Kualitas sebuah produk yang dihasilkan dalam banyak pengerjaan, kegiatan-
kegiatan dilaksanakan akan ditentukan pula oleh peralatan-peralatan penunjang,
baik itu yang bersifat alat tangan/manual maupun menggunakan sumber tenaga lain
misalnya listrik. Yang dimaksud dengan alat-alat manual di sini hanyalah alat-alat
yang sumber tenaganya adalah tenaga manusia. Tetapi alat tangan listrik portabel
tidak termasuk dalam uraian ini. Alat tangan demikian terdiri dari aneka alat seperti
palu, obeng, kunci baut, pisau, kikir, gergaji, dan lain-lain sebagainya. Alat tangan
seperti itu menyebabkan jumlah kecelakaan yang besar tetapi ringan. Namun
begitu, bila luka mengalami kehamaan, kehilangan waktu kerja cukup besar.
Diantara faktor-faktor yang menjadi sebab kecelakaan adalah sebagai berikut :
1. Terlepas dari pegangan pada waktu dipergunakan
2. Cara pemakaian yang salah pada waktu alat dipergunakan
3. Ketidak hati-hatian dan salah pakai
4. Penyimpanan alat yang tidak baik
B. Persyaratan Minimal
Agar pekerjaan dengan alat-alat manual memberikan tingkat keselamatan yang
tinggi, perlu diikuti persyaratan sebagai berikut :
1. Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan berkualitas baik dan memenuhi
keperluan pekerjaan yang memerlukannya.
Banyak kecelakaan yang dikarenakan oleh patahnya alat-alat atau bagian-
bagiannya, seperti pegangan, terjadi oleh karena kualitas material yang rendah.
Hal ini sangat tidak ekonomis. Alat-alat tangan pada umumnya harus terbuat
dari baja dengan kualitas terbaik, dan pegangan untuk palu, kapak dan alat-alat
tangan lain harus terbuat dari kayu kualitas baik. Alat yang tidak sesuai untuk
42
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
pekerjaan yang akan dilakukan seperti bentuk dan berat palu yang tidak benar
atau kunci-kunci yang terlalu panjang atau pendek tidak boleh dipergunakan. Di
perusahaan, bagian pembelian harus membeli alat-alat yang tepat, sedangkan
tenaga kerja berkewajiban untuk mempergunakannya secara benar.
43
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Paling baik adalah perencanaan yang tepat tentang komposisi seperangkat alat bagi
setiap tenaga kerja dengan kegiatan yang berbeda. Perencanaan ini hendaknya
dilakukan dengan tenaga kerjanya sendiri. Perlu pula pemeriksaan secara teratur
untuk menjamin agar alat-alat tetap lengkap dan terpelihara. Setiap pekerja yang
mengetahui pekerjaannya tentu akan memakai alat-alat yang tepat manakala
tersedia.
44
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Gambar 3.3 Suatu kemungkinan yang terjadi bila kepala palu tidak berkedudukan
tegak terhadap pegangan
4. Jika terdapat kemungkinan ledakan dari bahan di udara oleh loncatan api, semua
alat tangan harus bebas kemungkinan akan terjadinya loncatan api
45
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
5. Palu-palu, kikir, pemotong, pembuat lobang dan alat-alat sejenis harus terbuat dari
baja yang terpilih dengan kekerasan cukup untuk menahan perubahan bentuk
berlebihan oleh pukulan tetapi tidak terlalu keras sehingga pecah.
6. Kepala alat tangan yang mendapat pukulan harus dibentuk kembali segera setelah
terjadi perubahan-perubahan bentuk
Bahaya terjadinya pecahan yang melayang dapat dikurangi dengan meratakan
tepi palu, pahat, dan sebagainya.
46
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
7. Alat-alat tangan harus dibuat, dibentuk dan diperbaiki hanya oleh orang-orang
yang memiliki keahlian
Oleh karena sifat baja tergantung kepada cara pembuatannya antara lain
pemanasannya, pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
Perubahan suhu sangat berpengaruh terhadap sifat baja. Demikian juga,
pekerjaan perbaikan dan perawatan harus dilakukan oleh orang-orang yang
kompeten agar dapat dicegah terjadinya kerusakan kepada alat-alat atau
materialnya.
8. Bilamana tidak dipakai, alat-alat tangan yang tajam atau runcing harus
mendapat perlindungan terhadap bagian-bagian tajam atau runcingnya.
Perlindungan terhadap bagian-bagian tajam dan runcing alat-alat tangan
mencegah terjadinya kecelakaan sebagai akibat terkena bagian-bagian tersebut.
Selain itu, perlindungan demikian juga melindungi peralatan dari kerusakan-
kerusakan atas kemungkinan berbenturan dengan benda keras lain seperti batu,
besi dan lain-lain. Perlindungan dilakukan dengan pemakaian sarung-sarung
kulit, sarung kayu, dan lain-lain.
9. Alat-alat tangan tidak boleh dibiarkan tergeletak di lantai, jalanan lalu lintas,
tangga atau tempat-tempat lain yang orang mungkin bkerja atau lewat, atau
tergeletak di atas suatu ketinggian dengan kemungkinan terjatuh dan menimpa
orang.
47
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
10. Lemari, penggantung atau rak yang tepat dan baik penempatannya harus
tersedia pada bangku kerja atau mesin untuk alat-alat tangan
Tenaga kerja yang bekerja pada bangku kerja atau mesin juga harus
diperlengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk penyimpanan alat-alat
tangan. Penting untuk mendapat perhatian, bahwa ruangan yang tersedia untuk
setiap alat harus cukup. Alat-alat harus tersimpan sedemikian sehingga masing-
masing mudah dicari dan pengecekan terhadapnya tidak menyebabkan
kesulitan. Ketentuan umum tentang kerumah-tanggaan, yaitu bagi segala
sesuatunya terdapat tempat dan masing-masing berada di tempatnya harus
secara ketat diterapkan.
48
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
12. Tenaga kerja harus mendapat bimbingawa keahlian yang harus dimiliki dalam
mengelola usaha butik adalah dapat memperkirakan jumlah kain yang
diperlukan untuk membuat busana sesuai dengan model. Lebih dari setengahnya
(66,66%) berpendapat bahwa keahlian yang harus dimiliki pada usaha butik
adalah terampil menjahit busana dengan teknik butik.Pendapat pengusaha
tentang keahlian lulusan Jurusan PKK FPTK UPI Program Studi Spesialisasi
Pendidikan Tata BusanaSeluruhnya ( 100 % ) pengusaha butik bidang busana
berpendapat bahwa keahlian yang tepat bagi lulusan jurusan PKK FPTK UPI
program studi spesialisasi pendidikan Tata Busana adalah sebagai ahli
gambar/desain. Tidak seorangpun ( 0 % ) pengusaha butik bidang busana
berpendapat bahwa keahlian yang tepat bagi lulusan Jurusan PKK FPTK UPI
program studi spesialisasi pendidikan Tata Busana adalah sebagai ahli potong /
cutting. Tidak seorangpun ( 0 % ) pengusaha butik bidang busana berpendapat
bahwa keahlian yang tepat bagi lulusan jurusan PKK FPTK UPI Program
Studi Spesialisasi Pendidikan Tataenaga-tenaga yang ditugaskan untuk
pekerjaan perbaikan dan perawatan alat-alat tangan harus diperlengkapi kantung
alat khusus atau peti alat yang dapat dibawa yang ukurannya cukup untuk
menyimpan segenap alat yang perlu. Jika perlu, harus disediakan kereta dorong
untuk memindahkan alat-alat besar yang diperlukan
13. Pada perusahaan-perusahaan besar lemari atau peti alat disediakan padang
dibutuhkan dalam mengembangkan usaha bidang butikaspek
manajemenKeahlian-keahlian yang ditinjau dari aspek manajemen adalah
:kemampuan mengelola orang dengan efektif dan efisienmenguasai manajemen
49
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
50
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
(100%) pengusaha butik bidang busana berpendapat bahwa keahlian yang harus
dikuasai pada bagian ahli potong (cutting) adalah mengerti bagian-bagian pola
yang harus dipotong dan mampu meletakkan pola pada kain dengan cermat
barti berada pada kriteria tinggi. Keahlian pada bidang Quality
ControlSeluruhnya (100%) pengusaha butik bidaang busana berpendapat bahwa
keahlian yang harus dikuasai pada bidang quality Control adalah terampil dalam
mengecek ukuran, cermat mengecek jahitan dan mengetahui tampilan busana
yang berkualitas, berarti berada pada kriteria tinggi. Keahlian pada bagian
pengendalian mutuSeluruhnya (100%) pengusaha butik bidang busana
berpendapat bahwa keahlian yang harus dikuasai pada bagian pengendalain
mutu adalah pada saat persiapan produksi, proses produksi, dan pengawasan
hasil produksi , berarti berada pada kriteria tinggiKeahlian pada bagian
pemasaran produkSeluruhnya (100%) pengusaha butik bidang busana
berpendapat bahwa keahlian yang harus dikuasai pada bagian pemasaran
produk adalah kemampuan menata showroom dan melayani konsumen, berarti
berada pada kriteria tinggi.Keahlian yang harus dimiliki pada bagian
penjahitanSeluruhnya (100%) pengusaha butik bidang busana berpendapat
bahwa keahlian yang harus dikuasai pada bagian penjahitan adalah menguasai
teknik jahit sesuai jenis busana dan menguasai teknik jahit butik, berarti berada
pada kriteria tinggi. Keahlian yang harus dikuasai pada bagian
administrasiPengusaha butik bidang busana berpendapat bahwa untuk
menunjang kelancaran pengelolaan usaha butik busana maka jenis-jenis
pembukuan yang diperlukan pada bagaian adminstrasi adalah buku pesanan
(100%), buku laporan harian (100%),buku inventaris barang dan alat (100%)
Buku penerimaan dan pengeluaran barang-barang ( 100%), buku kartu
pembelian bahan/barang (66,66%) . Data di atas menunjukkan bahwa untuk
menunjang kelancaran pengelolaan usaha butik busana maka jenis-jenis
pembukuan yang dipergunakan oleh pengusaha di bidang butik adalah buku
pesanan , buku laporan harian, buku inventaris barang dan alat dan buku
penerimaan dan pengeluaran barang-barang yang berarti berada pada kriteria
tinggi. Pendapat pengusaha tentang keahlian yang harus dimiliki dalam
mengelola usaha butik.Seluruhnya ( 100 % ) pengusaha butik bidang busana
51
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
berpendapat bahwa keahlian yang harus dimiliki dalam mengelola usaha butik
adalah terampil. Memilih model sesuai dengan bentuk tubuh konsumen, hal ini
berarti ada pada kriteria tinggi. Lebih dari setengahnya (66,66% ) pengusaha
butik bidang busana berpendapat bahwa keahlian yang harus dimiliki dalam
mengelola usaha butik dalam kondisi yang sebaik-baiknya dan harus diperiksa
secara teratur oleh orang-orang yang kompeten
1. Tangga-tangga dengan anak-anak tangga yang hilang atau cacat tidak boleh
dikeluarkan untuk dipakai atau diterima untuk dipergunakan
2. Tangga-tangga yang kurang sempurna harus segera diperbaiki
3. Tangga-tangga harus dilengkapi landasan penguat yang tidak selip, jika
landasan tersebut membantu mengurangi bahaya selip.
4. Tenaga kerja yang bertugas untuk pekerjaan perbaikan dan memerlukan
tangga atau dataran kerja harus menelaah bahwa tangga dan dataran kerja
cocok untuk pekerjaannya
5. Tegaknya tangga harus sedemikian sehingga jarak landasan terhadap
dinding tegak adalah seperempat dari panjang bersandarnya tangga
6. Beramai-ramai naik tangga tidak dibenarkan
7. Tangga jangan sekali-kali ditempatkan di depan pintu terkecuali pintu
dikunci atau dijamin tidak akan terbuka dan menyebabkan tergelincirnya
tangga
8. Tangga-tangga tidak boleh ditempatkan saling bersandar satu dengan yang
lain sehingga timbul kerusakan padanya
9. Tangga tidak boleh dipakai untuk keperluan lain dari pada maksud
pembuatannya
a. Tangga-tangga harus disimpan sedemikian sehingga :aMudah diambil
untuk pemakaiannya
b. Mudah dicapai tempatnya
c. Tidak dipengaruhi cuaca seperti panas dan kelembaban
d. Tempatnya cukup aliran udara
e. Jika diletakkan mendatar, harus dipakai penyangga agar tidak lengkung
52
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
53
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
d. Tugas 3
1. Jelaskan peralatan kerja apa saja yang telah sdr. ketahui selama ini !
2. Perhatikan kegiatan di lab./work shop kemudian analisis peralatan yang sudah
memenuhi syarat atau belum !
e. Tes Formatif
1. Jelaskan persyaratan dasar alat-alat berikut :
a.
54
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
b.
2. Jelaskan resiko yang terjadi apabila perlatan yang dipakai tidak memenuhi
standar yang ada !
55
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
g. Lembar Kerja 3
Untuk melakukan pengayaan substansi materi yang telah disajikan, maka
peserta diklat wajib melakukan tugas terstruktur yakni melakukan survey
lapangan terhadap industri terkait. Untuk itu peserta diklat setelah tuntas
dengan modul diharapkan secara langsung cek in ke lapangan dan mengisi form
berikut :
56
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
KEGIATAN BELAJAR 4
PERALATAN KELISTRIKAN
A. Umum
Pekerjaan yang sifatnya kelistrikan agak berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan
lainnya. Hal ini dikarenakan ada sifat listrik memberikan resiko lebih besar
berdasarkan karakteristik arus, muatan dan tegangan. Seperti misalnya tegangan
sentuh peralatan listrik akan cukup berbahaya apabila seorang pekerja tidak
menggunakan pelindung kaki dan tangan standar. Apa lagi pekerjaan tersebut
berada pada tegangan tinggi, maka perlengkapan serta peralatan listrik yang
dipakai harus betul-betul aman.
Kelistrikan statis dalam industri atau di tempat-tempat kerja memungkinkan
muatan-muatan listrik yang timbul pada bahan-bahan bukan penghantar listrik oleh
karena kontak dengan benda-benda lain dengan atau tanpa gesekan. Selain itu,
kelistrikan statis yang penting dalam kaitan keselamatan kerja adalah petir, oleh
karena kemungkinan-kemungkinan terjadinya malapetaka terkena petir terhadap
bangunan industri. Aspek lain adalah pemasangan penyalur petir isotop yang
memerlukan ketentuan-ketentuan khusus, manakala dilihat dari segi
keselamatannya. Bagi kehidupan, aspek kelistrikan yang penting adalah pembangkit
tenaga listrik, transmisi dan distribusinnya. Ketiga kegiatan ini memiliki faset-faset
keselamatan kerjanya secara khusus. Adapun penggunaan arus listrik diperusahaan-
perusahaan selain merupakan suatu kebutuhan pokok juga selalu disertai resiko
kecelakaan. Dalam hal ini, masalah instalasi listrik sangat penting. Dewasa ini,
telah berkembang pula peralatan portabel yang memakai listrik sebagai sumber
tenaganya. Peralatan demikian kian lama kian luas digunakan, baik oleh masyarakat
pada umumnya, maupun oleh tenaga kerja pada pekerjaan masing-masing. Selain
itu, industri peralatan listrik dan elektronik untuk konsumsi sangat luas pula.
57
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
B. Kelistrikan
Seperti diuraikan di atas, listrik statis timbul pada bahan-bahan bukan penghantar
yang padat seperti lempeng plastik yang dipres oleh dua roda penggiling, atau yang
cair seperti minyak bahan bakar yang mengalir melalui pipa. Benda lain yang
bersentuhan dengan bahan-bahan bukan penghantar tersebut mungkin isolator atau
konduktor dan hubungan tanah hanya memberi sedikit perbedaan. Bila muatannya
kecil, listrik statis dalam industri tidak menimbulkan bahaya. Bahaya terkena listrik
atau kecelakaan terdapat bila muatan listrik statis besar dan terdapat pada
permukaan yang luas seprti lempeng-lempeng, tekstil, dan lain-lain atau pada
jumlah-jumlah yang besar, seperti bubuk-bubuk dari bahan bakar cair.Bahan-bahan
yang benar-benar nonkonduktor sangat sedikit jumlahnya, dan listrik statis yang
terbentuk segera tersalur ke tempat lain setelah terjadi. Kecepatan penyaluran dan
pembentukan inilah yang menentukan besarnya kesulitan yang terjadi. Pada
polietilen, listrik statis menetap untuk banyak jam. Pada kapas atau kertas, muatan
tersebut akan menghilang dalam beberapa milidetik pada keadaan kelembaban yang
normal. Kecepatan penyaluran lebih meningkat dengan bertambahnya derajat
kelembaban. Oleh karena di negara tropis kelembaban pada umumnya berada
dintara 60 – 90 %, maka listrik statis jarang menimbulkan masalah. Namun begitu,
tidak berarti bahaya tidak ada. Sebaliknya, pada pipa yang dilalui minyak bahan
bakar pompaan akan sangat bahaya, jika dalam pipa terdapat air. Listrik statis
bertambah besar mengikuti bertambahnya tekanan penggiling, bertambahnya
tekanan dan bertambahnya jumlah yang melalui mesin. Muatan listrik statis yang
besar mudah dirasakan dan tidak perlu deteksi. Listrik demikian akan menyebabkan
tekanan aliran listrik, memberi bunyi gemerisik dan menimbulkan loncatan api.
Badan manusia adalah penghantar listriks yang baik. Listrik statis yang cukup besar
akan disalurkan melalui tubuh dan dirasakan pengaruhnya. Perasaan kaget yang
ditimbulkan mungkin berakibat kecelakaan. Loncatan api antara dua benda dapat
pula berakibat kebakaran atau peledakan, jika terdapat bahan-bahan yang mudah
terbakar atau meledak. Efek nyata listrik statis terhadap gas atau uap biasanya
dinyatakan dalam milijul, dan besarnya 0,2 atau 0,3 mJ untuk uap-uap bahan bakar
dan hidrokarbon ; 0,017 mJ bagi asetilen, dan lain-lain. Jika udara diganti zat asam,
segala uap menjadi lebih peka dan memerlukan memerapa mikrojul untuk terbakar.
58
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Paling peka adalah campuran asetelin dan oksigen seperti misalnya dari pekerjaan
pengelasan yang dapat menyala pada 0,2 mJ. A ngka-angka ini dikaitkan dengan
campuran paling mudah terbakar. Suspensi debu di udara memerlukan tenaga listrik
yang lebih besar yang lebih bervariasi dari 5 sampai beberapa ratus milijul dan
tergantung kepada sifat dan besarnya ukuran debu. Sebagai suatu gambaran, tubuh
orang yang berpakaian nilon mendapat 5 atau 10 mJ hanya dengan duduk di kursi
yang berlandaskan plastik. Pembentukan listrik statis sukar dicegah. Lebih penting
adalah pengendalian nya, yaitu meningkatkan penyalurtannya. Cara yang nyata
adalah penggunaan bahan-bahan yang bersifat lebih menghantar listrik. Bahan-
bahan demikian adalah karet antistatis yang mengandung karbon grafit, serat-serat
polister atau poliamida yang mengandung kadar tertentu kapas atau rayon, aspal
konduktif khusus lantai. Tahanan tertinggi yang diperkenankan adalah 108 ohm cm
untuk bahan besar atau 10 10 ohm per cm2 untuk barang dalam bentuk lembaran.
Uap air, kelembaban dan adanya garam sangat besar dalam mempercepat
penyaluran listrik statis dan mengurangi tegangan benda-benda nonkonduktor.
Tekstil akan menurun tegangannya menjadi seperenam kali, jika kelembaban
dinaikkan 10 %. Listrik statis dapat dikurangi dengan meninggikan kelembaban
udara. Oleh karena kelembaban udara di daerah tropis relatif tinggi, maka listrik
statis pada umumnya tidak menjadi masalah.
Jika bahan yang melalui mesin bermuatan listrik, hubungan ke bumi seing tidak
membantu. Dalam hal ini, sering perlu untuk menetralkan listrik statis dengan
ionisasi di dekat bahan oleh eliminator listrik atau radioaktif statis. Disebut
eliminator listrik statis, apabila dipergunakan sumber listrik tegangan tinggi.
Kerugian alat ini adalah bahaya kebakaran, jika terdapat campuran gas yang dapat
menyala. Pada keadaan tersebut, perlu dipakai eliminator radioaktif statis, yang
bebas dari bahaya kebakaran, tetapi harganya sangat mahal. Sumber-sumber
radioaktif yang menyinarkan sinar alpha adalah paling cocok. Bahan-bahan tersebut
misalnya americium-241 atau polonium-210. Bahan-bahan radioaktif ini relatif
kecil bahaya radioaktifnya, namun perlu dicegah kontaminasi terhadap orang-orang.
Penempatan eliminator harus tepat, yaitu di tempat udara dapat bersentuhan dengan
permukaan bahan secara bebas.
59
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
60
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Menyangkut instalasi penyalur petir pada umumnya perlu dikenal istilah-istilah sebagai
berikut
1. Instalasi penyalur adalah seluruh instalasi yang meliputi runcingan penangkal,
kawat-kawat dan elektroda tanah
61
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
2. Runcing penangkal adalah ujung penangkal yang berdiri tegak, terbuat dari logam
atau kawat, dan merupakan penerima arus dari udara
3. Kawat penyalur adalah kawat atau bagian dari logam dari suatu gedung untuk
penyalur arus yang diterima runcingan penangkal
4. Alat penerima arus pelepas adalah kawat yang menghubungkan elektroda tanah
dengan runcingan penangkal
5. Sambungan adalah las, klem, kopling, dan sebagainya yang terdapat antara ruangan
pengangkal dengan kawat-kawat penghantar, atau dalam kawat penghantarnya
sendiri, dan juga diantara kawat dengan elektroda tanah
6. Kopling sambung (meetkopling) adalah sambungan yang dapat dibuka untuk
memudahkan pemeriksaan tentang tekanan sebaran elektroda tanah
7. Kawat tanah adalah bagian kawat penghantar antara kopling sambung dan
elektroda tanah
8. Elektroda tanah adalah pipa, logam bulat panjang, pelat, pipa ledeng dan
sebagainya yang berfungsi untuk menghubungkan instalasi ke tanah
9. Elektroda tanah berkelompok adalah beberapa elektroda tanah yang dihubungkan
satu dengan yang lain untuk keperluan suatu instalasi
10. Tahanan sebaran adalh tahanan dari arus listrik pada pemilihan dari elektroda ke
tanah dan penyaluran dalam tanah sendiri
11. Loncatan ke luar (afslag) adalah peristiwa meloncatnya petir dari instalasi ke
bagian-bagian lain yang bukan bagian dari instalasi penyalur petir
12. Logam yang terdapat dalam suatu bangunan adalah bagian yang terbuat dari besi
atau logam pada suatu bangunan misalnya kerangka tertentu dari besi, instalasi lif,
mesin, pipa air dari logam, instalasi gas atau pemanas, kawat listrik dan sebagainya
13. Penyalur tegangan lebih (overspannings afleider) yaitu suatu pesawat yang
menyalurkan arus listrik ke tanah, bilamana terjadi tegangan lebih. Pesawat ini
hanya dapat menyalurkan sambaran-sambaran petir. Pesawat ini juga digunakan
untuk menghubungkan instalasi listrik dengan instalasi penyalur petir.
Bagi instalasi penyalur petir biasa perlu diikuti pedoman-pedoman sebagai berikut :
1. Pedoman desain pemasangan dan cara perawatannya
62
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
2. Pedoman instalasi bagi gedung yang tak begitu tinggi dengan kemungkinan kecil
untuk disambar petir
3. Pedoman bagi instalasi gedung dengan kemungkinan disambar petir sedikit besar
seperti misalnya manara, cerobong asap, silo, gedung mesin, atau gudang tempat
bahan yang mudah terbakar atau meledak
4. Pedoman untuk instalasi penyalur petir pada instalasi bukan bertegangan rendah
atau tinggi
Di bawah ini disajikan pedoman-pedoman penting sebagai berikut :
a). Instalasi penyalur petir harus dipasang sedemikian rupa sehingga objek-
objek yang dilindungi dapat diamankan dengan instalasi yang berfungsi
sebagai penyalur petir ke tanah, maka dari itu, runcingan penagkal harus
dipasang pada tempat-tempat atau bagian yang ada kemungkinannya
dapat tersambar petir. Kawat-kawat penyalur harus dipasang sepanjang
nok (kuda-kuda) dan sepanjang sudut-sudut dari gedung ke tanah,
sehingga kawat ini merupakan suatu kurungan dari objek yang akan
dilindungi. Bangunan yang terdiri dari berbagai bagian seperti bangunan
yang mempunyai menara, atau suatu blok perumahan harus dipandang
sebagai suatu kesatuan. Walaupun instalasi penyalur petir sudah
diperlengkapi dengan runcingan penangkal dan alat-alat penerima
lainnya (yang dikhususkan sebagai alat penerima arus pelepas dari
udara), tidak dapat dijamin bahwa bagian-bagian lain dari instalasi
penyalur petir itu bebas dari sambaran petir.
b). Instalasi penyalur petir harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
tahan gaya mekanik, tahan elektrolisa dan juga tahan korosi. Jika
elektrolisa atau korosi tak dapat dicegah, oleh karena adanya gas-gas
atau uap-uap yang merusak, maka semua bagian dari instalasi harus
dibalut dengan timah, atau dengan cara lain yang serupa, atau dengan
memperbaharui bagian-bagiannya dalam waktu tertentu.
ii. Penyambungan bagian-bagian yang terbuat dari logam pada suatu bangunan
atau gedung atau bagian-bagian lainnya dengan instalasi penyalur petir.
a). Jika bagian-bagian konstruksi besi suatu bangunan merupakan suatu
kurungan, seperti gedung-gedung dari beton yang bertulang besi, maka
63
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
64
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
H adalah : Selisih tinggi antara titik paling atas dan paling bawah dari suatu bagian
yang ditinjau
R adalah : Tahanan sebaran dalam ohm dari elektroda yang langsung berhubungan
dengan bagian yang ditinjau
K adalah : panjang kawat penyalur dalam meter, diukur sepanjang kawat penyalur,
yaitu antara titik yang ditinjau dan elektroda
Untuk bagian-bagian yang tersebut di bawah ini, yaitu bagian-bagian :
1. Yang mempunyai elektroda tanah yang bersamaan dengan instalasi penyalur petir
2. Yang disambungkan dengan instalasi penyalur petir pada tempat yang terbawah
3. Yang dihubungkan dengan tanah secara tersendiri
Gambar 4.2. Tanah dan bagian sambungan dengan tanah sebagai suatu bagian instalasi
(penglihatan dari sebelah kiri)
Maka penyambungan itu harus dilakukan pada tempat yang paling tinggi dengan S
yaitu jarak menurut keadaan (yang diukur) lebih kecil daripada S minimum menurut
perhitungan.
65
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
66
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
7. Sarung tangan panjang, lemas, kuat dan memiliki daya isolator yang sesuai
8. Sarung tangan untuk bekerja dan penghantar adalah lemas, kuat dan tahan
gesekan terhadap kawat penghantar
Dalam organisasi kerja, yang penting untuk keselamatan kerja, tiap pelaksanaan
suatu pekerjaan listrik yang bukan rutin harus didasarkan surat perintah kerja. Surat
ini penting pula buat pencaharian orang yang bertanggung jawab, jika terdapat
kesalahan. Adapun pekerjaannya, hal ini dilaksanakan oleh kontraktor. Salah satu
syarat menyatakan, bahwa perusahaan yang memberikan pekerjaan kepada
kontraktor harus memberikan tenaga atau ahli yang tugasnya mendampingi dan
mengawasi kontraktor. Ada kalanya perintah pekerjaan harus diberikan melalui
telepon atau radio telepon, misalnya oleh karena jarak, dan sebagainya. Perintah
pekerjaan harus ada teksnya, dicek dan dicek ulang agar keamanannya dapat
terjaga. Perusahaan Listrik Negara memiliki ketentuan-ketentuan terperinci
mngenai tata cara kerja. Pada keadaan bagaimanapun, pesawat-pesawat atau
mesin-mesin listrik hanya akan diberi aliran listrik atau dijalankan oleh ahli listrik
dari perusahaan yang bersangkutan atau orang yang diberi wewenang untuk maksud
tersebut. Di bawah ini disajikan pedoman instalasi dan syarat-syarat perlengkapan
listrik yang dipakai sebagai berikut :
67
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
pencegahan kecelakaan. Rangka pagar dapat terbuat dari kayu, besi pipa, besi
siku, kawat baja, besi pelat berlobang atau plastik. Dalam hal ini, kayu kering
atau plastik memiliki sifat yang lebih baik, oleh karena zat-zat tersebut tidak
menghantar listrik. Namun begitu, kayu memiliki kerugian oleh karena mudah
terbakar. Rangka besi harus disertai hubungan ke tanah secara tepat.
d. Perlu dipasang papan tanda larangan masuk bagi mereka yang tidak
berkepentingan dan disertai peringatan “Awas Bahaya Listrik”. Tanda
peringatan di pasang pada tempat masuk ke ruangan, sedangkan huruf jelas dan
mudah dibaca.
e. Terdapat kesesuaian dalam banyak hal mengenai norma-norma bagi pagar
pengaman untuk mesin dan pesawat listrik.
f. Petugas-petugas perawatan peralatan listrik harus tahu benar bahaya-bahaya
yang bertalian dengan suatu instalasi listrik dan peralatan lain-lainnya.
g. Bahaya-bahaya akibat listrik harus dipertimbangkan pada perencanaan
pembuatan tutup pengaman bagi panel listrik
h. Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Peraturan Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan-peraturan lain tentang
keselamatan kerja listrik
i. Macam pemasangan instalasi listrik di perusahaan-perusahaan dan tempat-
tempat kerja tergantung dari konstruksi bangunan, ukuran dan pembagian
beban, penempatan mesin-mesin, pesawat dan alat-alat listrik, ke dalam ruang
kerja seperti berdebu, panas, lembab, dan lain-lain.
j. Isolasi dari kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluannya,
namun tidak dapat dianggap sebagai pengaman terhadap shok listrik, terutama
bagi jaringan tegangan tinggi
k. Pemeriksaan berkala terhadap tahanan isolasi kawat hantaran, alat-alat dan
pesawat listrik, harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang
l. Laporan hasil pemeriksaan perlu untuk pelaksanaan program keselamatan kerja
listrik.
m. Penempatan dan pemasangan nomor-nomor listrik tidak boleh mengganggu lalu
lintas para pekerja
68
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
2. Sakelar
a. Adapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis harus
memenuhi syarat keselamatan
b. Sakelar-sakelar untuk keperluan motor-motor, pesawat-pesawat listrik,
instalasi cahaya dan tenaga harus ditutup
c.i. Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, oleh karena
bagian-bagian terbuka yang bertegangan akan menimbulkan bahaya
tekanan arus listrik yang dapat mengakibatkan loncatan api, bila sakelar
diputuskan arusnya
ii. Sakelar tuas harus tertutup dan tutup serta poros pegangan
(handel) harus dihubungkan ke tanah
iii. Sakelar-sakelar tuas harus dipasang sedemi kian sehingga bagian-
bagiannya yang dapat digerakan dalam keadaan tidak ada hubungan tidak
bertegangan
d. i. Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di
luar
batas capai tangan dan pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat
pengaman
ii. Bila pemasangan seperti tersebut pada i tak dimungkinkan, sakelar tersebut
harus tertutup atau dipagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan
pelayanan tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman
69
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
e. Untuk keperluan pemakaian secara umum, dianjurkan agar dipakai sakelar putar
dan tombol tekan, oleh karena bagian yang bertegangan berada di tempat
tertutup
f. Sakelar-sakelar yang dapat menimbulkan loncatan api harus dipasang dalam
peta penghubung
g. Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.
70
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
4. Pelayanan Listrik
a. Penempatan panel atau papan penghubung suatu instalasi listrik harus mudah
dilayani oleh operator yang bersangkutan
b. Pesawat ukur yang ditempatkan pada papan penghubung harus mudah dan
dengan jelas dapat dibaca
c. Pada pekerjaan pelayanan papan penghubung, keadaan harus aman dan bebas
dari bagian yang bertegangan
d. Ruangan di belakang panel-panel atau papan-papan penghubung harus selalu
bersih dan tidak boleh dipergunakan untuk menyimpan barang atau tempat
menimbun sampah
e. Panel-panel pelayanan harus ditempatkan pada ruangan terpisah dan hanya
boleh dimasuki oleh yang berwenang
f. Penerangan dalam ruangan panel pelayanan harus memenuhi syarat
g. Harus tersedia penerangan darurat dari sumber tenaga listrik secara sendiri
h. Peti penghubung dan peti sekring harus ditutup dan dikunci
i. Sebagai peringanatan terhadap bahaya listrik pada peralatan yang bertegangan
dan agar tidak mendekati pintu-pintu penutup, sebaiknya dipakai tanda
peringatan dengan car warna oranye
71
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
5. Motor-motor Listrik
a. Agar aman, motor-motor listrik harus dipasang sesuai dengan dan ukuran yang
dikehendaki
b. Harus dihindari beban yang melampaui batas pada jangka waktu yang lama,
pemasangan motor yang tidak sesuai, pemasangan dalam ruang berdebu,
lembab, mudah menyala, dan lain-lain secara tidak aman
c. Harus diperhatikan kemungkinan pengaruh-pengaruh dalam industri seperti
debu, oli yang berlebihan, kelembaban, ketidakrataan pemasangan, getaran,
beban lebih dan gesekan terhadap motor listrik
d. Gangguan dari debu terhadap motor dan bagian-bagiannya harus dikurangi
sebanyak mungkin antara lain dengan pemasangan tutup, kipas angin,
pembersihan dan lain-lain. Dengan begitu, dapat dicegah hubungan pendek,
kebakaran, perpendekan usia motor, dan sebagainya
72
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
berlebihnya oli atau gemuk dan dicegah bahan tersebut mengotori komutator.
Campuran oli dan debu harus dibersihkan dengan zat pelarut. Kelembaban pada
motor listrik harus dihindari. Harus dicegah perlakuan yang kurang hati-hati
terhadap motor-motor listrik dengan air untuk membersihkan lantai. Pencegahan
antara lain dilakukan dengan pemasangan tutup dan pendidikan terhadap pekerja.
Untuk mencegah bengkoknya poros dan rusaknya lager, harus dihindari kesalahan
pondasi, pembebanan terlalu berat, pemasangan kaki motor yang tidak rata, dan
lain-lain. Dianjurkan pemasangan sekring otomatis yang tepat untuk melindungi
beban lebih atau hubungan pendek.
6. Hubungan Tanah
Harus dipasang hubungan tanah yang sesuai dengan persyaratan yang ada. Pada
pemakaian peralatan listrik, bagian metal yang telanjang dan tidak dilalui arus
dihubungkan tanah dalam keadaan sebagai berikut :
i. Pemakaiannya dilakukan di tempat yang basah dan tidak diisolasi atau di
tempat-tempat yang berbahaya
ii. Penempatan alat tersebut berada dalam batas capai tangan terhadap orang
yang berdiri di permukaan tanah atau dapat kontak dengan permukaan tanah
iii. Tegangan alat-alat tersebut lebih dari 150 volt terhadap tanah
Bagi instalasi listrik arus kuat, disyaratkan hubungan tanah yang tepat bagi :
i. Rangka motor listrik
ii. Rangka motor listrik yang dipakai untuk kran
iii. Rangka besi peralatan listrik untuk elevator
iv. Rangka besi elevator yang tidak digerakan listrik tetapi bersifat menghantar
listrik
v. Rangka sinyal listrik
vi. Rangka peralatan listrik di bengkel-bengkel
vii. Pagar besi peralatan listrik dengan tegangan yang lebih dari 750 volt
73
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
pelat atau pipa yang ditanam dalam tanah, atau pengaturan lainnya yang
langsung berhubungan dengan tanah.
b. Dalam hal dipakai pipa-pipa air, perlu diperhatikan kemungkinan adanya
sambungan pipa dengan bahan isolator, misalnya sambungan untuk pemasangan
meteran air. Dalam hal itu, harus dipasang kawat penghubung terhadap
sambingan isolasi tersebut
c. Pada penggunaan kerangka besi bangunan, harus diukur tahanannya terhadap
tanah, mengingat faktor-faktor jenis tanah, dalamnya permukaan air, adanya
lapisan pelindung pada kerangka, dan lain-lain.
d. Apabila peralatan lain untuk hubungan tanah tidak tersedia, harus dipakai
sistem elektroda yang ditanam di dalam tanah
e. Diameter pipa-pipa atau batang-batang besi atau baja untuk elektroda tanah
harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku
f. Elektroda tanah harus memiliki permukaan metal yang bersih dan harus di
tanam dalam tanah sejauh paling sedikit 2,5 meter tanpa melihat jumlah dan
ukuran elektroda
g. Keadaan tanah dan tahanan peralihan tanah harus dipelajari dan diperiksa
dengan Ohm meter tentang tahanannya. Sifat-sifat penghantar listrik dari tanah
yang harus dipelajari adalah kelembaban, kontak penghantar dengan tanah dan
zat-zat kimia yang terdapat dalam tanah.
Panitia Revisi PUIL, LIPI, telah menyusun Peraturan Umum Instalasi Listrik pada
tahun 1977. Isinya sangat terperinci dan lengkap serta memuat bab-bab tentang
umum dan definisi, peraturan umum, pengamanan, perencanaan instalasi listrik,
peralatan listrik, perlengkapan hubung bagi serta komponen-komponennya,
hantaran, ruangan dan instalasi khusus dan pengusahaan instalasi listrik. Peraturan
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi (sekarang Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi) No. PER-04/MEN/1978 tentang berlakunya PUIL 1977 di
tempat kerja memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Memberlakukan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 di tempat kerja
(pasal 1)
74
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
75
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
e. Tes Formatif 4
1. Jelaskan mengapa badan manusia termasuk yang berisiko besar terhadap
tegangan listrik !
2. Mengapa loncatan listrik statis dapat menimbulkan kebakaran !
76
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
g. Lembar Kerja 4
Untuk melakukan pengayaan substansi materi yang telah disajikan, maka peserta
diklat wajib melakukan tugas terstruktur yakni melakukan praktek di lab. dan
survey lapangan terhadap industri terkait. Untuk itu peserta didik setelah tuntas
dengan modul diharapkan langsung cek in industridan mengisi form berikut :
77
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Kompetensi/Sub
Uraian Pembimbin
No Kompetensi yg akan Tempat
Kegiatan g Lapangan
dicapai
78
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
III. EVALUASI
Skor : 20
Skor : 20
a.
79
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
b.
c.
Skor : 40
Skor : 20
80
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
KUNCI JAWABAN
81
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
IV. PENUTUP
Modul Peralatan dan Perlengkapan Kerja ini diharapkan dapat memberikan ruang
terbuka untuk mencapai serangkaian kompetensi yang disyaratkan industri. Disamping
tentunya kompetensi ini juga memberikan dukungan kuat untuk mencapai kompetensi-
kompetensi lainnya. Guna lebih meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta akuntabilitas
akademik yang lebih luas diharapkan peserta diklat setelah membaca modul ini
dilanjutkan dengan uji kompetensi yang dilakukan oleh asosiasi terkait dalam bidang
ketenagalistrikan.
82
Peralatan dan Perlengkapan Kerja
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopedia Of Occupational Health and Safety, Volume I-II, A-K, ILO, Geneva
1971
83
STORY BOARD