You are on page 1of 25

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja

Oleh admin pada Kam, 03/13/2008 - 15:39.


• Referensi
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia
remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika
pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi
remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak
mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Apa yang dimaksud dengan reproduksi?
Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau
menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidup.
Apasih Kesehatan reproduksi itu?
KESEHATAN REPRODUKSI (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Konferensi International
Kependudukan dan Pembangunan, 1994).
Bagaimana cakupan pelayanannya?
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:
• konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)
• pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman, pelayanan
bayi baru lahir/neonatal)
• pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS), termasuk
pencegahan kemandulan
• Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
• Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kespro
Apa itu Kesehatan Reproduksi Remaja?
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Mengapa Remaja Perlu Mengetahui Kesehatan Reproduksi?
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses
reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan
remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik?
• Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang
remaja)
• mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan
kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
• Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan
reproduksi
• Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
• Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
• Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
• Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
• Hak-hak reproduksi
Siapa saja yang Perlu Diberitahu Perihal Informasi Kesehatan Reproduksi?
Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama
laki-laki maupun perempuan. Karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti
mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi. Kesalahan dimana persoalan reproduksi lebih
banyak menjadi tanggung jawab perempuan tidak boleh terjadi lagi

B.SISTEM REPRODUKSI WANITA


Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita,
fertilisasi, kehamilan,
persalinan dan laktasi.
1.Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ovarium

Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 - 4 cm.
Ovarium berada di
dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum
setiap 28 hari. Ovum
yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk

Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium)
dengan panjang
sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada
infundibulum
terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh
ovarium. Ovum
yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk
menyalurkan ovum dari
ovarium menuju uterus.
Uterus

Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri
yang berbentuk
seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus
manusia berfungsi
sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding
berupa lapisan
jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan
endometrium
(dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium
menghasilkan banyak
lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan
ovum dari
ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Vagina

Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina
bermuara pada
vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput
berlendir, bagian
tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput
berlendir (membran
mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan
oleh kelenjar
Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk
melebarkan uterus saat
janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Organ reproduksi luar

Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari
organ kelamin
wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan
terluar dari
vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi oleh rambut.
Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang.
Di dalam labium
mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium
mayor dan labium
minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada
bagian atas
labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun
klitoris secara
struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus
kavernosa. Pada klitoris
terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin
(vagina). Pada
daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan
selaput mukosa yang
banyak mengandung pembuluh darah.
2.Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium


terdapat oogonium
(oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom
atau 23 pasang
kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit
primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi
berusia sekitar
5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan
membelah secara
meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi
perempuan
tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada
dalam keadaan
istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit
primer. Ketika
mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja.
Sedangkan oosit
lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang
menyebabkan oosit
primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan
menghasilkan dua sel
yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal
(besar) yang disebut
oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama
(polosit primer).
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada
meiosis II, oosit
sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi
ovulasi. Jika tidak
terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk
ke oviduk,
meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit
sekunder akan
menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar
kedua (polosit
sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya,
ada tiga badan
polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan
sel pembungkus
penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan
bagi oosit.
Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit
sekunder hingga
terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama
tahap meiosis I
pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk
oosit sekunder,
folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier
berkembang menjadi
folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan
berubah menjadi
korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus
albikan.
3.Hormon pada Wanita

Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi
jauh lebih
kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses
reproduksi adalah
dalam siklus menstruasi.
Siklus menstruasi

Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai
pelepasan
endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi
sekitar 28 hari.
Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan
dengan adanya
kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu
pengeluaran hormon-
hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya
peristiwa yang
sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi.
Untuk periode atau
siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama
menstruasi. Siklus
menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase
ovulasi, fase
pasca-ovulasi.
Fase menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan
menghentikan
produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya
ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut
menyebabkan endometrium
sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang
mengandung
pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini
biasanya
berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon
gonadotropin.
Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang
pembentukan folikel
primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer
akan tumbuh
sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum
di dalamnya.
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan
pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium.
Peningkatan
konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk
mengeluarkan lendir yang
bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks
agar lebih
mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi
hormon. Peningkatan
kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap
pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis
melepaskan
LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut
ovulasi, yaitu saat
terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya
ovulasi terjadi
pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena
pengaruh LH dan FSH
akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi
estrogen (namun tidak
sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron.
Progesteron
mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan
menumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir
pada vagina dan
pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen)
tersebut berguna
untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau
kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar
hari ke-26 tidak
terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan
memiliki
kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen
dan progesteron
akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan
selanjutnya LH, sehingga
fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
4.Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh
sperma.
Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum
sperma dapat
memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa
yang melekat di
sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus
lapisan sesudah
korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam
korona radiata, berupa
glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling
mengeluarkan
enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
antifertilizin

Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari
glikoprotein dengan
fungsi :

Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

Menarik sperma secara kemotaksis positif.

Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit
sekunder
mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh
sperma lainnya.
Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder ,
sehingga dari
seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu
ovum yang
disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan
membesar.
Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23
kromosom
(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu
menghasilkan zigot dengan
23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
5.Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke
uterus, zigot
membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel
yang sama besarnya,
dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan
rongga di
dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-
sel bagian
dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit

Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi
blastosit pada uterus.
Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai
kait. Sel-sel
trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta
mencairkan sel-sel
endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif
oleh sel-sel
trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di
bawahnya akan
membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran
kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi,
respirasi, ekskresi dan
fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-
lapisan membran
melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Sakus vitelinus

Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali
dibentuk dari perluasan
lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat
pembentukan sel-sel
darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan
trofoblas
membentuk korion.
Korion

Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk
vili korion (jonjot-
jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan
dengan
pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan
jaringan
endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi
embrio.
Amnion

Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang
berisi cairan amnion
(ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk
menjaga embrio
agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis
serta guncangan
dari luar.
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan
embrio dengan
plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat
makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida
dan urea untuk
dibuang oleh ibu.
Sel-sel bagian dalam blastosit

Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada
embrioblas terdapat
lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam
(endoderm). Permukaan
ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya,
ketiga lapisan
tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai
minggu ke-8.
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk
tulang, otot, jantung,
pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ
yang
berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi
penyempurnaan berbagai
organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi
lebih peka
sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan
kepekaan dan
aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan
faktor-faktor mekanis.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin,
prostaglandin dan
relaksin.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan.
Estrogen berfungsi
untuk kontraksi uterus.
Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk
meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk
relaksasi atau
melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
7.Laktasi

Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air
susu (laktasi)
berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya
terdiri dari jaringan
adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar
(duktus
kelenjar) yang belum berkembang.
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin.
Mammotropin

Anatomi Fisiologi reproduksi Wanita


LAT REPRODUKSI WANITA
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal –
ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis
yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal
dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial
dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix,
dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri.
Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa
berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.
GENITALIA INTERNA
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus,
isi konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi
serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)
dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks
dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari
luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid
akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan
dan perkembangan wanita (gambar).
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum
ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang
8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya (gambar).
Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan.
Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari
korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron
oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii
melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap
arteri renalis.
CATATAN :
Letak / hubungan anatomik antara organ2 reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2
sekitarnya di dalam rongga panggul (rektum, vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb),
vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca sendiri.
ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL
Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari
massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40
lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin
memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di
daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin
dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive
organ.
Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif
secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal
kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon
dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di
dalam urine, plasma, keringat dan liur.
POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI
Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian
posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan
serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus
melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf.
Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.
Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin
menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi
gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad.
Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH
(Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH
(Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan
juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu
perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan
hormon lutein (LH – luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon
metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa…)
Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).
Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel)
dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi.
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi,
kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar
berupa darah / jaringan haid.
Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
(gambar)
Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle.
A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of
glands.
B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles,
alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands.
C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.
D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal
hemorrhage.
HORMON-HORMON REPRODUKSI
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior
untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada
pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering
tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa
ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi
hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /
regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos /
osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya
berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan
ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea
semua orang atas organisasi ini.
Selasa, 22 Juni 2010

2. LEBIH JAUH MENGENAI ORGANORGAN


REPRODUKSI
A. REMAJA PEREMPUAN
Apa saja organ reproduksi perempuan serta
fungsinya?
Organ reproduksi perempuan yang penting dalam proses reproduksi
adalah :
a. Indung telur (ovarium), fungsinya menghasilkan sel telur,
hormon-hormon (estrogen, progesteron dll)
b. Saluran telur (tuba falopii), fungsinya tempat berjalannya sel
telur setelah keluar dari ovarium (proses ovulasi) dan tempat
pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel telur dan sperma
c. Rahim (uterus) berupa rongga yang terlindungi oleh beberapa
lapisan otot dan selaput lendir, fungsinya tempat
berkembangnya janin, dinding rahim yang menebal dan berisi
pembuluh darah akan keluar sebagai menstruasi
d. Liang kemaluan (vagina), digunakan untuk sanggama dan
jalan lahir bayi
e. Bibir kemaluan (vulva) yang melindungi vagina
Secara rinci bagaimana gambaran organ reproduksi
perempuan?
1. OVARIUM (indung telur) yaitu organ di kiri dan kanan rahim di
ujung saluran fimbrae (umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggulindung telur
berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum), sebulan
sekali indung telur kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan
sel telur. Sel telur adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang
dapat dibuahi oleh sperma. Bila tidak dibuahi maka akan ikut
keluar pada saat menstruasi.
2. FIMBRAE (umbai-umbai) dapat dianalogikan dengan jari-jari
tangan. Umbai-umbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang
dikeluarkan indung telur.
3. TUBA FALLOPI (saluran telur) yaitu saluran di kiri dan kanan
rahim yang berfungsi untuk dilalui oleh ovum dari indung telur
menuju rahim. Ujungnya berbentuk fimbrae
4. UTERUS (rahim) yaitu tempat calon bayi dibesarkan, bentuknya
seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 – 50
gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar
telur ayam kampung, Dindingnya terdiri dari :
• Lapisan parametrium adalah lapisan yang paling luar dan
lapisan yang berhubungan dengan rongga perut.
• Lapisan miometrium adalah lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar dari proses persalinan kontraksi.
• Lapisan endometrium adalah lapisan dalam tempat
menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan
endometrium terdiri dari lapisan kelenjar yang dipenuhi berisi
pembuluh darah.
5. CERVIX (leher rahim) yaitu bagian bawah rahim bagian luar
ditetapkan sebagai batas penis waktu masuk ke dalam vagina.
Pada saat persalinan tiba, leher rahim membuka sehingga bayi
dapat keluar.6. VAGINA (LUBANG SENGGAMA) yaitu sebuah saluran berbentuk
silinder dengan diameter dinding depan ± 6,5 cm dan dinding
belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat.
Fungsinya sebagai tempat penis berada waktu bersanggama,
tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
7. MULUT VAGINA yaitu awal dari vagina, merupakan rongga
penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ini
ditutupi oleh selaput dara.
• Klitoris (kelentit) yaitu benjolan daging kecil yang paling peka
dari seluruh alat kelamin perempuan. Klitoris banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf.
• Selaput dara (hymen) yaitu selaput tipis yang terdapat di muka
liang vagina. Selaput dara tidak mengandung pembuluh darah.
Robeknya selaput biasanya terjadi karena hubungan seks
(masuknya alat kelamin laki-laki ke dalam vagina). Selaput dara
dapat juga robek karena kecelakaan atau kegiatan olah raga
yang berat (berkuda atau jatuh dari sepeda), tetapi hal ini jarang
terjadi. Kegiatan olah raga berat tersebut dapat menyebabkan
robeknya selaput dara jika kecelakaan yang menimbulkan luka
penetrasi pada mulut vagina.
Pada saat hubungan seks yang pertama dapat disertai sedikit
pendarahan tetapi bisa juga tidak, hal ini tergantung pada
kekenyalan selaput dara. Pendarahan terjadi karena ada luka pada
pembuluh darah yang ada di sekitar dinding vagina, bukan berasal
dari selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau pori-pori,
karena melalui lubang atau pori-pori tersebut keluar darah sewaktu
kita menstruasi. Kalau tidak ada lubangnya malah akan
menimbulkan penyakit karena darah menstruasi menumpuk tidak
bisa keluar yang akhirnya bisa membahayakan organ reproduksi.Bila hal ini
terjadi, dianjurkan agar remaja perempuan ini
memeriksakan diri ke dokter atau bidan untuk dicari penyebabnya.
Lubang atau pori-pori pada selaput dara bervariasi dari satu
individu ke individu lainnya. Bentuknya ada yang bulat, lonjong,
maupun bergerigi dan letaknya bisa di tengah, di pinggir atau
seperti saringan. Selaput dara mempunyai elastisitas yang
berbeda-beda, ada yang kaku dan ada yang kenyal. Elastisitasnya
inilah yang antara lain mempengaruhi pendarahan pada hubungan
seksual pertama terjadi atau tidak.
Apaorgan-organ lain di sekitar organ reproduksi yang
juga perlu diperhatikan?
Organ-organ yang tidak terkait langsung dengan sistem reproduksi
tetapi letaknya berdekatan dengan organ-organ reproduksi, antara lain:Kandung
kencing adalah tempat penampungan sementara air
yang berasal dari ginjal ( air seni )
• Tulang kemaluan terletak di depan kandung kencing.
• Rambut kemaluan berfungsi untuk menyaring kotoran agar
tidak langsung menempel pada kulit kemaluan.
• Rectum adalah bagian akhir dari usus besar terletak di atas
anus. Rectum adalah tempat yang dilalui oleh kotoran.
• Anus adalah tempat mengeluarkan kotoran / faeses.
Apakah payudara termasuk organ reproduksi?
Organ ini memang tidak terkait dengan proses menstruasi, kehamilan
dan persalinan. Tetapi untuk proses reproduksi setelah melahirkan
sangat penting yaitu proses menyusui. Bahkan sejak seorang
perempuan hamil, sudah dimulai proses perawatan payudara sebagai
persiapan menyusui. Payudara mulai membesar ketika pubertas, dan
sering menimbulkan masalah pada remaja. Biasanya mengenai ukuran
payudara, banyak yang risau karena ukuran payudaranya terlalu kecil
atau terlalu besar. Padahal hal ini ditentukan oleh kondisi gizi
perempuan tersebut, karena payudara terdiri dari jaringan lemak.
Payudara kanan maupun kiri bisa tidak sama besar. Yang penting
diketahui oleh remaja adalah bagaimana merawat payudara, seperti
kebersihan dan penggunaan pakaian (beha/kutang/bra maupun
pakaian luar). Untuk persiapan menyusui penting merawat puting
payudara terutama bila putingnya tertarik ke dalam, ada cara khusus
dengan massage untuk hal ini.B. REMAJA LAKI-LAKI
Apa saja organ reproduksi laki-laki serta fungsinya?
a. Buah pelir (testis), ada 2 buah berada di dalam kantung pelir
(scrotum), berfungsi menghasilkan sperma, sperma berbentuk
seperti kecebong yang memiliki kepala, badan dan ekor,
bentuk/morfologi sperma sangat mempengaruhi proses
reproduksi/kesuburan seseorang.
b. Saluran sperma (vas deferens), sebagai tempat berjalannya
sperma dari testis ke prostat.
c. Prostat dan beberapa kelenjar lainnya berfungsi menghasilkan
cairan mani
d. Uretra (saluran kemih), sebagai tempat lewatnya cairan mani
yang mengandung sperma
e. Batang kemaluan (penis), fungsinya sebagai alat kemih
(mengeluarkan air kemih) dan alat reproduksi (sanggama,
ejakulasi), ukuran penis tidak /bukan merupakan faktor
kesuburan, tetapi ditentukan oleh fungsinya yang ditandai
dengan ereksi dan ejakulasi.
Secara rinci bagaimana gambaran organ reproduksi
laki-laki?
1. PENIS berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran
untuk pembuangan sperma dan air seni. Pada keadaan biasa,
penis tergantung di muka scrotum, sedangkan pada waktu
terangsang seksual banyak darah yang dipompakan ke dalam
jaringan erektil tersebut sedangkan pengeluaran darahnya
tertahan. Dengan demikian penis terpompa penuh dengan darahdan berubah
menjadi tegang keras dan besar. Keadaan seperti ini
disebut ereksi. Ereksi dapat terjadi karena rangsangan seksual dan
pada dini hari karena meningkatnya hormon testosteron dan
penuhnya kandung kencing.
2. GLANS adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf.
Kulit yang menutupi bagian glans disebut Foreskin
(Preputium). Di beberapa negara memiliki kebiasaan
membersihkan daerah sekitar preputium ini atau yang dikenal
dengan sunat. Sunat dianjurkan karena memudahkan
pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan
terkena infeksi, radang dan beberapa macam kanker.
3. URETRA ( saluran kencing ) yaitu saluran untuk mengeluarkan
air seni dan air mani.
Mulut uretra adalah awal dari saluran kencing / uretra.
4. VAS DEFERENS (saluran sperma) yaitu saluran yang
menyalurkan sperma dari testis menuju ke prostat. Vas deferens
panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 mm.
5. EPIDYDIMIS yaitu saluran-saluran yang lebih besar dan berkelokkelok
yang membentuk bangunan seperti topi. Sperma yang
dihasilkan oleh testis kecil akan berkumpul di Epididymis.
6. TESTIS (pelir) berjumlah dua buah untuk mereproduksi sperma
setiap hari dengan bantuan testosteron. Testis berada di dalam
scrotum, di luar rongga panggul karena pertumbuhan sperma
membutuhkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu tubuh.
Sperma yaitu sel yang berbentuk seperti berudu berekor hasil dari
testis yang dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani danbila bertemu
dengan sel telur yang matang akan terjadi
pembuahan.
7. SCROTUM adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna
gelap dan berlipat-lipat. Scrotum adalah tempat bergantungnya
testis. Scrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak jauh
testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar
relatif tetap.
8. KELENJAR PROSTAT yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan
mani yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma.
9. VESIKULA SEMINALIS, fungsinya hampir sama dengan kelenjar
prostat. Kelenjar prostat dan kelenjar seminalis ini termasuk alat
reproduksi laki-laki bagian dalam.
10. KANDUNG KENCING adalah tempat penampungan sementara air
yang berasal dari ginjal ( air seni )Apa organ-organ lain di sekitar organ
reproduksi yang
juga perlu diperhatikan?
Organ-organ yang tidak terkait langsung dengan sistem reproduksi
tetapi letaknya berdekatan dengan organ-organ reproduksi, antara lain:
• Tulang kemaluan terletak di depan kandung kencing.
• Rambut kemaluan berfungsi untuk menyaring kotoran agar
tidak langsung menempel pada kulit kemaluan.
• Rectum adalah bagian akhir dari usus besar terletak di atas
anus. Rectum adalah tempat yang dilalui oleh kotoran.
• Anus adalah tempat mengeluarkan kotoran / faeses

• Home
• Contact us
• About
Seksualitas.NetMajalah Seks Online
Top of Form
Search...

Bottom of Form

• Kesehatan Pria »
• Sex & Love »
• Berita Hot
• Humor Dewasa »
• Alternatif »
• RSS Feed
• Twitter
• Facebook
G-Spot dan Kesehatan Reproduksi Wanita
By

Admin
– February 8, 2011Posted in: Kesehatan Wanita

Berdasarkan definisi dari Departemen Kesehatan, diketahui bahwa kesehatan reproduksi


adalah keadaan sehat secara menyeluruh serta proses reproduksi. Dengan demikian
kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana
seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan baik sebelum
menikah maupun sesudah menikah.

Anatomi Alat Reproduksi Wanita

Alat reproduksi sendiri adalah bagian-bagian


tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda
dengan alat reproduksi laki-laki. Di artikel ini kita akan lebih khusus membahas sistem
reproduksi wanita dan bagian-bagiannya.
Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar. Bagian dalam
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yg berambut, berfungsi
sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
2. Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah yang tidak
berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat
peka karena mengandung ujung syaraf.
3. Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian
luar dan dalam.
Sementara itu alat reproduksi wanita bagian luar memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Vagina bagian luar, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan
jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat
keluar melalui vagina).
2. Leher rahim (cervix), yang merupakan penghubung antara vagina dan
rahim.
3. Rahim (uterus), tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh
dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur
menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh
dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid
(menstruasi).
4. Saluran telur (tuba falopii), yaitu dua saluran yang terletak sebelah
kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim
dan indung telur.
5. Dua buah indung telur ( ovarium), berfungsi memproduksi sel telur
dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh
hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan , lalu
dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang
sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.
Nah… apakah tanda-tanda kematangan alat reproduksi wanita? Kematangan alat reproduksi
wanita ditandai oleh terjadinya haid pertama, yaitu disebut menarche. Biasanya kita
menyebut anak remaja wanita yang demikian sudah akil baligh, yang dimulai sekitar umur 8-
12 tahun. Bila seorang wanita sudah mengalami menarche, itu artinya tubuhnya sudah
menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi sperma yang dihasilkan oleh tubuh laki-laki, dan
dapat menyebabkan terjadinya kehamilan.

Letak G-Spot Wanita

Selain alat reproduksi tadi, Anda juga perlu


mengenali satu area lagi yang sering disebut G-Spot. Menemukan titik g-spot wanita adalah
impian semua pria. G-Spot (Grafenberg Spot) saat ini sering dibahas di berbagai media.
Titik G-Spot adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila
tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa (baca: Menyingkap Misteri Titik G-Spot
Wanita)
Titik G-Spot dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak
tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan,
dapat membuat pasangan wanita mendapatkan orgasme yang kuat.
G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan posisi doggy style atau
spooning.
Nah… berbekal pengetahuan anatomi tubuh dan alat reproduksi, tentunya Anda kini dapat
mempersiapkan diri untuk menikmati saat-saat indah bersama. Jangan takut untuk mencoba
dan mengekplorasi tubuh pasangan, karena kreativitas memang merupakan elemen yang
sangat penting untuk membina hubungan intim yang senantiasa penuh gairah

You might also like