Professional Documents
Culture Documents
Ajat Adriansyah
Pengantar
Tulisan ini lebih banyak menekankan pada materi, untuk lebih mahir dalam
pengerjaan soal, pembaca diharapkan untuk mencari soal-soal sebanyak mungkin
untuk dikerjakan. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan buku ini, harap
dilaporkan ke ajat.adriansyah@gmail.com.
Ucapan terima kasih untuk: Fajar Yuliawan, Dimas Yusuf W, Aleams barra,
dan Albert Gunawan.
Daftar isi
1 Ketaksamaan Rataan 1
1.1 Ketaksamaan dasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 * Pasangan terurut dan Permutasi . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Ketaksamaan Rataan Aritmatik - Rataan Geometrik . . . . . . . 5
1.4 Ketaksamaan Akar Rataan -AM . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
1.5 Ketaksamaan Jensen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2 Ketaksamaan Norm 25
2.1 Ketaksamaan Cauchy-Schwarz (CS), Minkowski dan Hölder . . 25
2.2 Rearrangement & Ketaksamaan Chebishev . . . . . . . . . . . . 34
iii
iv DAFTAR ISI
Bab 1
Ketaksamaan Rataan
Contoh 1.1.1 Tentukan Nilai minimum dari x2 − 12x + 6, kapankah nilai min-
imum tersebut tercapai!
a+b √
∀ a, b ≥ 0, ≥ ab
2
dengan kasamaan tercapai untuk a = b .
√ √ √
Solusi Berdasarkan ketaksamaan trivial ( a − b)2 ≥ 0, jadi a + b − 2 ab ≥
a+b √
0⇒ ≥ ab. Jika a = b maka kita peroleh kesamaan, jika
2
a+b √
= ab
2
1
2 BAB 1. KETAKSAMAAN RATAAN
Contoh 1.1.4 (China 2005 , Vasile Cirtoaje) Diberikn bilangan riil positif
a, b, c, d dengan abcd = 1. Buktikan
1 1 1 1
2
+ 2
+ 2
+ ≥1
(a + 1) (b + 1) (c + 1) (d + 1)2
Solusi Pertama - tama kita mulai dengan membuktikan lemmma berikut
Lemma Jika x dan y adalah bilangan riil positif, maka berlaku
1 1 1
2
+ 2
≥
(1 + x) (1 + y) 1 + xy
1 Old and New Inequalities oleh Vasile Cirtoaje, Mircea Lascu, Titu Andrescu dan Gabriel
karena abcd = 1.
|x + y| ≤ |x| + |y|
Hal ini juga mengidentifikasikan bahwa pada segitiga dengan panjang sisi a, b
dan c berlaku
a+b>c a+c>b b+c>a
Ditambah lagi jika a, b, c adalah panjang sisi-sisi segitiga, maka dapat meng-
gunakan subtitusi a = x + y, b = y + z dan c = x + z untuk bilangan riil x,
y, z. Subtitusi ini dinamakan subtitusi Ravi yang diambil dari nama Ravi se-
orang kontestan Olimpiade yang pertama kali menggunakannya pada kompetisi.
4 BAB 1. KETAKSAMAAN RATAAN
Latihan 1
1. Berapakah nilai minimum dari cos 2θ − 13 !
2. Buktikan 2(x2 + y 2 ) ≥ (x + y)2 untuk x, y bilangan riil positif.
3. Jika a, b, c, d adalah bilangan riil berapakah nilai minimum dari
a2 + b2 + c2 + d2 + e2 = 2a − 7b + 4c + 3d − 11e + 23
A1 × A2 × · · · × An = {(a1 , a2 , · · · , a2 )|ai ∈ Ai }
A × B = {(1, 2), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3)}
u = (a1 , a2 , · · · , a2 ) ai ∈ Ai .
1.3. KETAKSAMAAN RATAAN ARITMATIK - RATAAN GEOMETRIK 5
u v = a1 b1 + a2 b2 + · · · + an bn
Bukti Kita akan gunakan induksi matematika, untuk kasus n = 2, kita mem-
peroleh bentuk
a+b √
≥ ab
2
√ √
yang benar karena setara dengan ( a − b)2 ≥ 0. Misalkan
a1 + a2 + · · · + an+1 √
An+1 = Gn = n+1
a1 a2 · · · an+1
n+1
Dengan asumsi bahwa AM-GM benar untuk n buah variabel (hipotesis induksi)
kita peroleh
n−1 buah
z }| {
an+1 + (n − 1)An+1 an+1 + An+1 + · · · + An+1 p
= ≥ n an+1 (An+1 )n−1
n n
an+1 + (n − 1)An+1 p
Dengan memisalkan A = dan G = n an+1 (An+1 )n−1 maka
n
An + A
An+1 = ≥ (An A)1/2
2
≥ (Gn G)1/2
n−1 1/n 1/2
= (Gn (an+1 An+1 ) )
= (Gn+1 n−1 1/2n
n+1 An+1 )
a3 b 1 c c
= 2 = = = ⇐⇒ a = 2, b = 8, c = 2.
4b 8c 2a 4a 4a
Contoh 1.3.2 (International Math Olympiad 2001) Buktikan bahwa
a b c
√ +√ +√ ≥1
a2 + 8bc 2
b + 8ac 2
c + 8ab
a a4/3
√ ≥ 4/3
a2 + 8bc a + b4/3 + c4/3
(a4/3 + b4/3 + c4/3 )2 − (a4/3 )2 = (b4/3 + c4/3 )(a4/3 + a4/3 + b4/3 + c4/3 )
≥ 2(bc)2/3 4a2/3 (bc)1/3
= 8a2/3 bc
Jadi
a a4/3
(a4/3 + b4/3 + c4/3 )2 ≥ (a4/3 )2 + 8a2/3 bc ⇐⇒ √ ≥ 4/3
a2 + 8bc a + b4/3 + c4/3
b b4/3 c b4/3
√ ≥ 4/3 √ ≥ 4/3
b2 + 8ac a + b4/3 + c4/3 c2 + 8ab a + b4/3 + c4/3
a b c a4/3
√ +√ +√ ≥ 4/3 +
a2 + 8bc b2 + 8ac c2 + 8ab a + b4/3 + c4/3
a4/3 a4/3
+
a4/3 + b4/3 + c4/3 a4/3 + b4/3 + c4/3
=1
melengkapi solusi.
8 BAB 1. KETAKSAMAAN RATAAN
Mungkin pada awalnya sulit bagi kita untuk mendapatkan ide awal dari
solusi soal IMO 2001 diatas, angka 4/3 tampak tidak alami untuk ditemukan.
Solusi lain dari masalah ini yang tidak kalah elegan akan diberikan nanti. Untuk
melihat bagaimana ide 4/3 itu diperoleh, perhatikan bahwa pertama - tama kita
mencoba mencari r sehingga
a ar
√ ≥ r ⇐⇒ (ar + br + cr )2 ≥ a2r + 8a2r−2 bc
a2 + 8bc a + br + cr
Yang setara dengan
n
perhatikan bahwa bentuk 1
+ a1 +···+ a1n
sering disebut rataan harmonik atau
a1 2
Harmonic Mean (HM) , karena AM ≥ GM dan GM ≥ HM maka juga berlaku
AM ≥ HM , kita nyatakan ketaksamaan GM -HM ini yang telah duperoleh
diatas.
Teorema 1.3.2 Jika a1 , a2 , · · · , an adalah bilangan - bilangan riil positif, maka
berlaku √ n
n
a1 a2 · · · an ≥ 1 1
a1 + a2 + · · · + a1n
dengan kesamaan terjadi jika dan hanya jika a1 = a2 = · · · = an .
Misalkan kita diminta untuk membuktikan A ≥ B, sedangkan dengan men-
gaplikasikan suatu teorema, yang kita dapatkan adalah A ≥ C, pembuktian se-
lesai jika kita berhasil membuktikan C ≥ B. Namun, jika ternyata yang benar
adalah B ≤ C, apa yang harus kita lakukan? Kita dapat menggunakan teorema
lain, atau tetap dengan teorema yang sama tapi diterapkan dengan cara yang
berbeda untuk memperoleh A ≥ D dan D ≥ B. Jadi dalam mengerjakan soal
pertidaksamaan, kita tidak hanya bergantung pada alat - alat yang digunakan,
tapi juga yang terpenting adalah bagaimana cara menerapkan teorema-teorema
1.3. KETAKSAMAAN RATAAN ARITMATIK - RATAAN GEOMETRIK 9
tersebut untuk mendapatkan jalan yang benar menuju solusi, sebagai contoh
untuk membuktikan
a b c a b c
+ 2 + 2 ≤ + +
a2 +2 b +2 c +2 2a + 1 2b + 1 2c + 1
memang dapat dilakukan tanpa perlu menggunakan AM-GM 2 . Tapi jika kita
akan menggunakan AM-GM untuk menyelesaikan soal ini, maka harus diper-
hatikan bagaimana cara menerapkan AM-GM di soal ini. Misalkan AM-GM
diterapkan pada penyebutnya dengan cara berikut
a2 + 2 √ a 1
≥ 2a ⇐⇒ 2 ≤ √
2 a +2 2 2
dan kemudian melakukan cara serupa pada variabel b dan c, maka kita akan
memperoleh
a b c 1 1 1 3
+ + ≤ √ + √ + √ = √
a2 + 2 b2 + 2 c2 + 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Berikutnya kita harus membuktikan
3 a b c
√ ≤ + +
2 2 2a + 1 2b + 1 2c + 1
1998
Pn P
Solusi Misalkan yi = xi +1998 maka j=1 yj = 1 dan 1 − yi = j6=i yj jadi
berdasarkan AM-GM
v
n
un
X uY
1 − yi = yj ≥ (n − 1) t yj
n−1
j6=i j6=i
a
4a2
√
≥ 2 2
⇔ (3a2 + x2 )2 ≥ 16a3 x ⇔ 3a2 + x2 ≥ 4 a3 x
x 3a + x
12 BAB 1. KETAKSAMAAN RATAAN
3(x2 + y 2 + z 2 ) ≥ (x + y + z)2 .
Dengan x2 + y 2 + z 2 = 1 diperoleh
√
x+y+z ≤ 3
Jadi
1 √ 1
x2 yz + xy 2 z + xyz 2 = xyz(x + y + z) ≤ √ 3 =
3 3 3
Contoh 1.4.2 (China Team Selection Test 1998) Misalkan n ≥ 2 adalah
bilangan bulat positif. Jika x1 , x2 , · · · , xn adalah bilangan riil sehingga
n
X n−1
X
2
xi + xi xi−1 = 1.
i=1 i=1
xk 2
x1 2 + (x1 + x2 )2 + · · · + (xk−1 + xk )2 ≥
k
Dengan cara yang serupa kita peroleh
xk 2
xn 2 + (xn−1 + xn−2 )2 + · · · + (xk+ + xk )2 ≥ .
k
Tambahkan kedua buah hasil tersebut diperoleh
dan
xk + xk+1 = −(xk+1 + xk+2 ) = · · · = (−1)n−1 xn
Oleh karena itu kesamaan terjadi jika dan hanya jika
(
(−1)k−i xkk i jika i = 1, 2, · · · , k − 1,
xi =
(−1)i−k xkn−k+1
(n+1−i)
jika i = k + 1, · · · , n.
Latihan 2
1. Tunjukkan bahwa untuk bilangan positif a, b, dan c berlaku
a + b + c ≤ a2 + b2 + c2
Hint: Gunakan cara yang mirip dengan pada soal IMO 2001, disini r = 21 .
6. Jika a1 , a2 , · · · , an adalah bilangan riil positif buktikan
1 1 1
(a1 + a2 + · · · + an ) + + ··· + ≥ n2
a1 a2 an
π π π
tan a0 − + tan a1 − + · · · + tan an −
4 4 4
1.5. KETAKSAMAAN JENSEN 15
buktikan tan a0 tan a1 · · · tan an ≥ nn−1 . Hint: Langkah yang digunakan mirip
dengan solusi Soal Vietnam 1998.
9. (APMO 1998) Misalkan a, b, c adalah bilangan riil positif. Buktikan
a b c a+b+c
1+ 1+ 1+ ≥2 1+ √ 3
b c a abc
10.(Mircea Lascu) Jika a, b, c adalah bilangan riil positif dengan abc = 1,
buktikan
1 1 1 1
2 2
+ 2 2
+ 2 2
≤ .
a + 2b + 3 b + 2c + 3 c + 2a + 3 2
Pada teorema diatas tidak dinyatakan kapan kesamaan dapat tercapai, tapi
dapat dilihat dengan mudah bahwa apabila x1 = x2 = · · · = xn maka kesamaan
akan tercapai. Sedangkan apabila fungsi tersebut memenuhi kriteria pada defin-
isi fungsi konveks dengan tanda ≤ diganti < maka kesamaan hanya akan terjadi
jika x1 = x2 = · · · = xn .
Untuk fungsi konkav ketaksamaan Jensen tetap berlaku dengan tanda ≥
diganti ≤. Akan tetapi sulit bagi kita untuk menentukan apakah sebuah fungsi
konvek dengan menggunakan definsi secara langsung, teorema-teorema berikut
kami nyatakan tanpa bukti karena pembuktiannya membutuhkan kalkulus yang
terlalu jauh dari bahasan kita.
Definisi Fungsi riil f dikatakan menaik di interval I jika untuk setiap x, y ∈ I
berlaku
x < y ⇒ f (x) < f (y)
dan dikatakan menurun jika berlaku
x < y ⇒ f (x) > f (y)
Teorema 1.5.2 Jika f adalah fungsi riil dan f 0 (x) > 0 untuk setiap x di I
maka f adalah menaik di I, sebaliknya jika f 0 (x) < 0 di I maka f menurun.
Teorema 1.5.3 Fungsi riil f konveks di I jika dan hanya jika f 00 (x) ≥ 0 di I,
sedangkan f konkav di I jika dan hanya jika f 00 (x) ≤ 0 di I.
Teorema 1.5.4 Jika f adalah fungsi menaik pada garis bilangan riil maka:
jika f dan g konvek di interval I, maka f ◦ g juga konveks.
jika f dan g konkav di interval I, maka f ◦ g juga konkav.
Jadi √
a b c 3
ln a + ln b + ln c ≥ ln abc
a+b+c a+b+c a+b+c
Dengan penyederhanaan akan diperoleh
aa bb cc ≥ (abc)(a+b+c)/3
Sering kali soal - soal yang dapat diselesaikan dengan ketaksamaan Jensen
dapat digeneralisasi menjadi banyak vaiabel,
(x1 + x2 + · · · + xn )2
(x21 + x22 + · · · + x2n ) ≥
n
Karena x1 + x2 + · · · xn = 1 maka
1
(x21 + x22 + · · · + x2n ) ≥ ⇐⇒ n(x21 + x22 + · · · + x2n ) ≥ 1
n
⇐⇒ n(x21 + x22 + · · · + x2n ) − n ≥ 1 − n
n 1
⇐⇒ ≥ 2 2
1−n (x1 + x2 + · · · + x2n ) − 1
n 1
⇐⇒ ≤
n−1 1 − (x21 + x22 + · · · + x2n )
r
n 1
⇐⇒ ≤p
n−1 1 − (x1 + x22 + · · · + x2n )
2
Pada subbab sebelumnya, telah diberikan sebuah bukti dari soal IMO 2001,
seringkali kita tertarik untuk melihat pendekatan atau solusi lain dari suatu
masalah. Solusi lain tersebut dapat memperkaya kreativitas berpikir kita dan
seringkali berguna apabila kita mengerjakan persoalan lain yang boleh jadi mem-
punyai ide yang serupa. Sangat dianjurkan bagi para pembaca untuk mencoba
menemukan solusi alternatif dari suatu soal. Berikut ini salah satu solusi lain
dari soal IMO 2001 dengan menggunakan ketaksamaan Jensen.
(a + b + c)2 9
(λ + 1)(a + b + c)3 ≥ 9(a3 + b3 + c3 + 3λabc) ⇐⇒ a3 +b3 +c3 +3λabc
≥
a+b+c
(λ + 1)
λ1 ln x1 + λ2 ln x2 + · · · + λn ln xn ≤ ln(λ1 x1 + λ2 x2 + · · · + λn xn )
Hasil diatas adalah generalisasi dari AM-GM, perhatikan bahwa jika kita
memilih λ1 = λ2 = · · · = λn = n1 kita peroleh AM-GM yang biasa. Denga
Ketaksamaan Jensen juga dapat diperoleh RMS-AM dan GM-HM terboboti.
Pertimbangkan
Perhatikan P (t) adalah polinomial derajat 3 dalam t dan juga P (b) = P (c) =
P (−b − c) = 0 dab juga P (t) = 0 jika b = c. Jadi
sehingga diperloleh
|(b − c)(a − b)(a − c)(a + b + c)| = |(c − b)(a − b)(a − c)(a + b + c)|
yang berarti tidak masalah jika posisi b digantikan oleh c, dan jika b ≥ a ≥ c
kita dapat menuliskan
|(a − c)(b − a)(b − c)(a + b + c)| = |(b − c)(a − b)(a − c)(a + b + c)|
Kasus - kasus lain ditangani serupa, dimana posisi a , b dan c dapat saling
dipertukarkan tanpa mengubah persoalan awal. Jadi cukup bagi kita untuk
membuktikan kasus a ≥ b ≥ c. Oleh kerena itu (a − b) ≥ 0 dan (b − c) ≥ 0 lalu
dengan AM-GM kita dapatkan
2
(a − c)2
(a − b) + (b − c)
|(a − b)(b − c)| = (a − b)(b − c) ≤ =
2 4
Jadi
3(a − c)2 ≤ 2((a − b)2 + (b − c)2 + (a − c)2 )
1.5. KETAKSAMAAN JENSEN 21
Dengan kesamaan juga terjadi jika dan hanya jika a + c = 2b. Dari hasil - hasil
diatas kita dapatkan
Latihan 3
1. Buktikan ketaksamaan Power Mean - Arithmatic Mean yaitu untuk bilangan
riil positif a1 , a2 , · · · , an dan p > 1 atau p < 0 berlaku
p
ap1 + ap2 + · · · + apn
a1 + a2 + · · · + an
≥
n n
dengan kesamaan terjadi jika dan hanya jika a1 = a2 = · · · = an .
2. Jika α, β dan γ adalah sudut - sudut dari segitiga lancip. Buktikan
3
cos α + cos β + cos γ ≤ .
2
3. Misalkan pada sebuah lingkaran diambil n buah titik, kemudian dari tiap -
tiap titik tersebut ditarik garis ke pusat lingkaran sehingga diperoleh poligon
didalam lingkaran tersebut. Buktikan bahwa poligon dengan luas terbesar diper-
oleh jika semua titik yang bersebelahan mempunyai jarak sama (atau dengan
kata lain apabila poligon yang dimaksud adalah poligon teratur).
4. (Korea 1998). Jika a, b, c adalah bilangan riil memenuhi a + b + c = abc
maka buktikan
1 1 1 3
√ +√ +√ ≤
1+a 2 1+b 2 1+c 2 2
Dan tentukan kapan terjadi kesamaan. √ √
Peringatan: Fungsi f (x) = √1+x 1
2
tidak konveks pada − 22 < x < 22 . Lihat
soal 2.
5. Jika x, y, z adalah bilangan riil positif dengan kondisi x+y +z = 1 , buktikan
r
x y z 3
√ +√ +√ ≥
1−x 1−y 1−z 2
1.5. KETAKSAMAAN JENSEN 23
Ketaksamaan Norm
u v ≤ |u||v|
atau ditulis
n
!2 n
! n
!
X X X
ak bk ≤ ak bk
k=1 k=1 k=1
n
X
Bukti Kita mulai dari (ak x + bk )2 ≥ 0, oleh karena itu kita dapatkan
k=0
n
X
(a2k x2 + 2ak bk x + b2k )
k=0
we define
n
X n
X n
X
A= a2k B= b2k C= ak bk
k=0 k=0 k=0
n
X
kemudian (ak x + bk )2 = Ax2 + 2Bx + C ≥ 0, jelas bahwa A ≥ 0, . Jika
k=0
A = 0 , maka semua ai sama dengan 0 jadi C = 0 dan B = 0 sehingga tidak
25
26 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
2
Jadi AC−B
A adalah nilai minimum dari Ax2 + 2Bx + C yang tercapai pada saat
−B
x = A . Karena kita ketahui bahwa Ax2 + 2Bx + C ≥ 0 untuk setiap x, maka
AC − B 2
pada saat x = −B
A kita peroleh ≥ 0 atau AC ≥ B 2 . Subtitusi balik
A
A, B, dan C didapatkan
n
!2 n
! n
!
X X X
ak bk ≤ a2k b2k
k=1 k=0 k=0
Contoh 2.1.1 Jika a, b, c adalah bilangan - bilangan riil maka buktikan abc(a+
b + c) ≤ (ab)2 + (ac)2 + (bc)2
Solusi Dengan
p menggunakan
p ketaksamaan Cauchy-Schwarz kita dapatkan xy+
yz+zx ≤ x2 + y 2 + z 2 y 2 + z 2 + x2 = x2 +y 2 +z 2 . Jadi kita dapatkan untuk
sebarang bilangan riil x, y, z
xy + yz + xz ≤ x2 + y 2 + z 2 .
Karena x, y, z adalah bilangan riil sebarang, maka kita boleh memisalkan x = ab,
y = ac dan z = bc. Jadi
Misalkan
√ pada
√ ketaksamaan
√ Cauchy- Schwarz kita menggunakan pasangan
terurut ( b1 , b2 , · · · , bn ) dan ( √ab1 , √ab2 , · · · , √abn ) dimana ak adalah bilan-
1 2 n
gan riil dan bk > 0 maka diperoleh
n p
!2 n
! n !
X ak X X a2
k
bk · √ ≤ bk
bk bk
k=1 k=1 k=1
a3 b3 c3 d3 1
+ + + ≥
b+c+d c+d+a d+a+b a+b+c 3
a3 b3 c3 d3
+ + +
b+c+d c+d+a d+a+b a+b+c
a4 b4 c4 d4
= + + +
ab + ac + ad bc + bd + ba cd + ca + cb da + db + dc
Dengan menggunakan CS-Engel diperoleh
a4 b4 c4 d4
+ + +
ab + ac + ad bc + bd + ba cd + ca + cb da + db + dc
(a2 + b2 + c2 + d2 )2
≥
2(ab + ac + cd + ad + bc + bd)
X2 1
3X 2 − X − 2 ≥ 0 ⇐⇒ ≥
2+X 3
Dengan kata lain kita telah menunjukkan
a3 b3 c3 d3 (a2 + b2 + c2 + d2 )2
+ + + ≥
b+c+d c+d+a d+a+b a+b+c 2 + a2 + b2 + c2 + d2
X2
=
2+X
1
≥ .
3
Seperti yang diinginkan.
2.1. KETAKSAMAAN CAUCHY-SCHWARZ (CS), MINKOWSKI DAN HÖLDER 29
Kita telah melihat bahwa CS bentuk Engel telah membuat bebearapa soal
menjadi mudah, bahkan beberapa diantaranya adalah soal - soal dari IMO short-
list, anda dapat mencoba beberapa soal pada problem set di bab ini. Tapi perlu
diketahui bahwa tidak semua ketaksamaan bentuk pecahan dapat diselesaikan
dengan cara serupa, ada beberapa diantaranya yang terlalu ‘kuat’ untuk dise-
lesaikan dengan CS.
Contoh 2.1.4 (Math Magazine 1634) Jika a , b dan c adalah bilangan riil
positif, tentukan bilangan riil k terkecil sehingga
ab ac bc
+ + ≤ k(a + b + c)
a + b + 2c b + c + 2b b + c + 2a
dan tentukan kapan terjadi kasus samadengan.
Solusi Klaim: jika a, b, c > 0 maka
ab ac bc 1
+ + ≤ (a + b + c)
a + b + 2c b + c + 2b b + c + 2a 4
yang berarti k = 41 akan memenuhi ketaksamaan, kemudian akan ditunjukkan
bahwa k tersebut adalah yang terkecil dengan memperlihatkan adanya kesamaan.
Kita akan membuktikan klaim ini, perhatikan bahwa dengan CS engel kita per-
oleh
ab ab 4ab
+ ≥
a+c b+c a + b + 2c
bc bc 4bc
+ ≥
b+a c+a b + c + 2a
ac ac 4ac
+ ≥
c+b b+a c + a + 2b
Solusi Kita akan kembali menggunakan Lemma yang sama seperti pada soal
China 2005, tapi disini lemma akan dibuktikan dengan cara berbeda untuk
bilangan riil positif.
Lemma: Jika x, y adalah bilangan riil positif maka
1 1 1
2
+ 2
≥
(x + 1) (y + 1) 1 + xy
Bukti Lemma:
Dengan menggunakan CS diperoleh
√ √ √
( x + x · xy)2 ≤ (x + y)(1 + xy)
Pm Pm Pm
m
a a a
X
j=1 1j j=1 2j j=1 nj 1
λ1 Pm +λ2 Pm +· · ·+λn Pm ≥ aij a2j · · · anj
j=1 a1j j=1 a2j j=1 anj A1 A2 · · · An j=1
32 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
Sehingga
!
m n
1 X Y
1 = λ1 + λ2 + · · · + λn ≥ Qn aij
i=1 Ai j=1 i=1
Contoh 2.1.7 Buktikan bahwa untuk x, y, z adalah bilangan riil positif maka
9 4
(x2 y 2 z 2 + xyz + 1)2 ≤ (x + 1)(y 4 + 1)(z 4 + 1)
8
Solusi oleh ThAzNi (Mathlinker)
Pertama - tama kita buktikan dulu Lemma berikut
Lemma: Jika t adalah bilangan riil positif maka berlaku
9 4
(t + 1)3 ≥ (t6 + t3 + 1)2
8
bukti lemma Perhatikan bahwa
9(t4 +1)3 −8(t6 +t3 +1)2 = (t−1)4 (t8 +4t7 +10t6 +4t5 −2t4 +4t3 +10t2 +4t+1)
9 4
(x + 1)(y 4 + 1)(z 4 + 1) ≥ [(x6 + x3 + 1)(y 6 + y 3 + 1)(z 6 + z 3 + 1)]2/3
8
Dengan ketaksamaan Hölder diperoleh
Teorema 2.1.3 (Minkowski) Misalkan r > s adalah bilangan riil yang tidak
sama dengan 0, maka untuk bilangan positif aij berlaku
!s/r 1/s
r/s 1/r
m
X n
X Xn Xm
arij ≥ asij
j=1 i=1 i=1 j=1
Latihan 4
1. (IMO Shortlist 1993) Jika a, b, c, d adalah bilangan riil positif, buktikan
a b c d 2
+ + + ≥
b + 2c + 3d c + 2d + 3a d + 2a + 3b a + 2b + 3c 3
2. (Romania 1997) Jika a, b, c adalah bilangan riil positif, buktikan
a2 b2 c2 bc ac ab
+ 2 + 2 ≥1≥ 2 + 2 + 2
a2 + 2bc b + 2ac c + 2ab a + 2bc c + 2ab c + 2ab
3. (Canada 2002) Jika a, b, c adalah bilangan riil positif, buktikan
a3 b3 c3
+ + ≥a+b+c
bc ac ab
4. (Ireland 1998) Buktikan bahwa jika a, b, c adalah bilangan riil positif maka
9 1 1 1
≤2 + +
a+b+c a+b b+c a+c
dan
1 1 1 1 1 1 1
+ + ≤ + +
a+b b+c a+c 2 a b c
1 1 1
5. (Iran 1998) Misalkan x, y, z > 1 dan x + y + z = 2. Buktikan
√ √ p √
x+y+z ≥ x−1+ y−1+ z−1
7.(IMO 1995) Jika a, b, c adalah bilangan riil positif yang memenuhi abc = 1,
buktikan
1 1 1 3
+ + ≥
a3 (b + c) b3 (a + c) c3 (b + a) 2
8.(USAMO 1997) Jika x, y, z adalah bilangan riil positif maka buktikan
1 1 1 1
+ + ≤
a3 + b3 + abc b3 + c3 + abc c3 + a3 + abc abc
34 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
Hint: Kalikan kedua ruas dengan abc lalu lanjutkan seperti solusi IMO 2001.
9.(China,????) Misalkan ri , si , ti , ui , vi adalah bilangan riil tidak kurang dari
1, untuk i = 1, 2, · · · , n dan misalkan R, S, T, U, V, masing-masing merupakan
rataan aritmatik (Aritmatic Mean) dari ri , si , ti , ui , vi secara berurutan. Buk-
tikan
n n
Y ri si ti ui vi + 1 RST U V + 1
≤
r s t u v −1
i=1 i i i i i
RST U V − 1
10. (IMO 2005) Misalkan x, y, z adalah bilangan riil positif sehingga xyz ≥ 1.
Buktikan
x5 − x2 y5 − y2 z5 − z2
5 2 2
+ 2 5 2
+ 2 ≥0
x +y +z x +y +y x + y2 + z5
x2 +y 2 +z 2 yz+y 2 +z 2
Hint: Buktikan x5 +y 2 +z 2 ≤ x2 +y 2 +z 2 .
P
Dengan kata lain sym E(a, b, c) merupakan penjumlahan fungsi E(a, b, c) di-
ikuti oleh permutasi dari a , b dan c pada fungsi yang bersangkutan. Kita dapat
mengeneralisasikan notasi ini untuk fungsi n variabel E(x1 , x2 , · · · , xn ). Untuk
kasus 3 variabel diatas terdapat 6 = 3! suku (permutasi), sedangkan untuk 4
variabel terdapatP4! suku dan seterusnya n! suku untuk n varibel.
Untuk notasi cyc didefinisikan sebagai
X
E(a, b, c) = E(a, b, c) + E(b, c, a) + E(c, a, b)
cyc
P
Dengan kata lain cyc merupakan setengah dari penjumlahan siklik dimana
posisi a, b dan c berganti menurut a menjadi b , b menjadi c dan c menjadi
a. Untuk kasus 3 variabel terdapat 21 (3!) suku. Generalisasi untuk n variabel
dapat dikembangkan secara serupa.
P Berikutnya
P akan diberikan contoh untuk menunjukkan bagaimana notasi
cyc dan sym dapat membantu dalam penulisan solusi
Sesuatu yang akan kita pelajari pada bahasan selanjutnya sedikit berbeda
dengan yang sebelumnya, Rearrangement sebenarnya bukanlah benar - benar
ketaksamaan seperti halnya AM-GM, CS atau ketaksamaan Jensen, ini lebih
kepada metode yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah persoalan ketak-
samaan. Sedangkan dari Rearrangement dapat diturunkan sebuah ketaksamaan
yang sering disebut ketaksamaan Chebishev. Untuk memulai bahasan kita ten-
tang Rearrangement, mari kita tinjau contoh sederhana berikut.
36 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
Contoh 2.2.5 Sebuah mangkok berisi 24 keping uang logam yang terdiri dari 8
Keping uang 1000 , 8 Keping uang 500 dan 8 keping uang 100. Seseorang boleh
melakukan pengambilan uang tersebut dengan cuma - cuma tapi dengan syarat:
- Pengambilan dilakukan tiga kali.
- Pada pengambilan pertama hanya boleh diambil 4 keping.
- Pada pengambilan kedua hanya boleh diambil 2 keping.
- Pada pengambilan ketiga hanya boleh diambil 6 keping.
Bagaimana cara pengambilan agar diperoleh
a. Uang maksimum?
b. Uang minimum?
Solusi a. Tentu saja untuk mendapatkan banyak uang strateginya adalah den-
gan mengambil uang yang bernilai besar yaitu 1000 sebanyak mungkin, dan
kemudian diikuti yang kedua terbesar. Jadi pada pengambilan pertama kita
ambil uang bernilai 500 yaitu berdasarkan syarat 4 keping, pada pengambilan
kedua ambil 2 keping uang 100 dan pada pengambilan yang ketiga adalah 6
keping uang 1000. Jadi kita dapatkan
Pengambilan dengan cara lain tapi tetap menurut syarat diatas akan membuat
uang yang dihasilkan lebih kecil dari 8200.
b. Untuk mendapatkan uang minimum dapat diperoleh dengan cara
Jadi bagaimanapun cara pengambilan (dengan syarat diatas), uang yang diper-
oleh pasti lebih dari 4600.
Sm = a1 bn + a2 bn−1 + · · · + an b1
Dengan kata lain jika pasangan terurut (a1 , a2 , · · · , an ) dikalikan titik dengan
permutasi dari pasangan terurut (b1 , b2 , · · · bn ) katakanlah (bσ(1) , bσ2 , · · · , bσn )
maka berlaku
Sm ≤ Sp ≤ SM .
Dengan tanda sama dengan terjadi jika dan hanya jika a1 = a2 = · · · = an atau
b1 = b2 = · · · = bn
2.2. REARRANGEMENT & KETAKSAMAAN CHEBISHEV 37
SM = a1 b1 + a2 b2 + · · · + ai bi + · · · + aj bj + · · · + an bn
Sp = a1 b1 + a2 b2 + · · · + aj bi + · · · + ai bj + · · · + an bn
maka Sp − SM = bi (aj − ai ) + bj (ai − aj ) = (bi − bj )(aj − ai ) ≤ 0, jadi Sp ≤ SM .
Untuk melihat kapan kesamaan terjadi, perhatikan bahwa (bi − bj )(aj − ai ) = 0
jika dan hanya jika ai = aj atau bi = bj . Dengan cara yang sama dapat
dibuktikan Sm ≤ Sp .
Dengan demikian
n
X n
X n
X n
X
(xi − yi )2 ≤ (xi − zi )2 ⇐⇒ xi yi ≥ xi zi
i=1 i=1 i=1 i=1
Solusi Perhatikan bahwa ketaksamaan diatas siklik, jadi kita cukup membuk-
tikan untuk kasus dimana a ≥ b ≥ c dan a ≥ c ≥ b. Karena a, b, dan c adalah
panjang sisi pada segitiga maka berlaku
Karena x1 + x2 + · · · + xn = b1 + b2 + · · · + bn maka
(a1 + a2 + · · · + an )(b1 + b2 + · · · + bn )
(a1 b1 + a2 b2 + · · · + an bn ) ≥
n
Dengan tanda ≥ berubah menjadi ≤ pada kasus b1 ≤ b2 ≤ · · · ≤ bn , kita telah
membuktikan
(a1 + a2 + · · · + an )(b1 + b2 + · · · + bn )
(a1 b1 + a2 b2 + · · · + an bn ) ≥
n
Jika a1 ≥ a2 ≥ · · · ≥ an dan b1 ≤ b2 ≤ · · · ≤ bn maka
(a1 + a2 + · · · + an )(b1 + b2 + · · · + bn )
(a1 b1 + a2 b2 + · · · + an bn ) ≤
n
Contoh 2.2.8 (Romania 2005, Cezar Lupu) Buktikan bahwa untuk sebarang
bilangan riil positif a , b dan c berlaku
b+c a+c a+b 1 1 1
+ 2 + 2 ≥2 + +
a2 b c a b c
jadi
1 b+c a+c a+b
+ + ≥2
3 a b c
Dengan demikian
b+c a+c a+b 1 b+c a+c a+b 1 1 1
+ 2 + 2 ≥ + + + +
a2 b c 3 a b c a b c
1 1 1
≥ 2 + + .
a b c
40 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
Pn
Contoh 2.2.9 (Fajar Yuliawan ) Jika xi > 0, xi ∈ R dan i=1 xi = 1
buktikan
Xn n
X
xi 2 + nn−1 xi n (1 − xi ) ≥ 1
i=1 i=1
f (1) = 1 ≥ 1
Jika m genap maka berdasarkan Lemma 2
f (m) ≥ f (m − 2) ≥ · · · ≥ f (0) ≥ 1
Jika m ganjil maka berdasarkan lemma 2
f (m) ≥ f (m − 2) ≥ · · · ≥ f (1) ≥ 1
Subtitusikan m = n maka f (n) ≥ 1 dan soal terbukti.
42 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
dengan cara yang serupa 2b2 + 4ac − 3bc − 3ab ≥ 2c2 + 4ab − 3ac − 3bc. Jadi
2a2 + 4bc − 3ac − 3ab ≥ 2b2 + 4ac − 3bc − 3ab ≥ 2c2 + 4ab − 3ac − 3bc
2a2 + 4bc − 3ac − 3ab 2b2 + 4ac − 3bc − 3ab 2c2 + 4ab − 3ac − 3bc
+ + ≥
2(b + c) 2(a + c) 2(a + b)
1 2 1 1 1
(a + b2 + c2 − ab − ac − bc) + + .
3 b+c a+c a+b
Karena a2 + b2 + c2 ≥ ab + ac + bc maka
2a2 + 4bc − 3ac − 3ab 2b2 + 4ac − 3bc − 3ab 2c2 + 4ab − 3ac − 3bc
+ + ≥0
2(b + c) 2(a + c) 2(a + b)
sedangkan ketaksamaan ini setara dengan
2(a2 + bc) 3
2 2
2(b + ac) 3 2(c + ab) 3
− a + − b + − c ≥0
2(b + c) 2 2(a + c) 2 2(a + b) 2
x5 − x2 y5 − y2 z5 − z2
+ 2 + 2 ≥0
x5 2
+y +z 2 x +y +z5 2 x + y2 + z5
2.2. REARRANGEMENT & KETAKSAMAAN CHEBISHEV 43
x2 y 2 z 2 x2 y2 z2 xy
xz yz
+ + ≥ yz + xy + xz
x y z z y x
= y 2 x + x2 z + z 2 y
menambahkan dua ketaksamaan diatas akan melengkapi bukti lemma 1.
Lemma 2: Untuk bilangan riil x, y dan z dengan xyz ≥ 1 berlaku
x2 y2 z2
+ + ≤1
x5 + y 2 + z 2 x2 + y 5 + z 2 x2 + y 2 + z 5
dengan menggunakan ketaksamaan Cauchy dan kondisi xyz ≥ 1 kita peroleh
2
2 2 2 2 5/2 1 2 2
(x + y + z ) = x √ +x +y
x
5 2 2 1 2 2
≤ (x + y + z ) +y +z
x
≤ (x5 + y 2 + z 2 ) yz + y 2 + z 2
44 BAB 2. KETAKSAMAAN NORM
jadi
x2 x2 (yz + y 2 + z 2 )
≤ .
x5 2
+y +z 2 (x2 + y 2 + z 2 )2
dengan cara yang serupa diperoleh
y2 y 2 (xz + x2 + z 2 ) z2 z 2 (xy + x2 + y 2 )
≤ dan ≤
y 5 + x2 + z 2 (x2 + y 2 + z 2 )2 x2 + y 2 + z 5 (x2 + y 2 + z 2 )2
x2 y2 z2
+ +
x5 + y 2 + z 2 x2 + y 5 + z 2 x2 + y 2 + z 5
2(x y + x z + y x ) + x yz + xy 2 z + xyz 2
2 2 2 2 2 2 2
≤
(x2 + y 2 + z 2 )2
2(x2 y 2 + x2 z 2 + y 2 x2 ) + x2 yz + xy 2 z + xyz 2
=
x4 + y 4 + z 4 + 2(x2 y 2 + x2 z 2 + y 2 x2 )
2(x2 y 2 + x2 z 2 + y 2 x2 ) + x2 yz + xy 2 z + xyz 2
≤1
x4 + y 4 + z 4 + 2(x2 y 2 + x2 z 2 + y 2 x2 )
x2 yz + xy 2 z + xyz 2 ≤ x4 + y 4 + z 4
x4 + y 4 + z 4 ≥ x2 y 2 + x2 z 2 + y 2 z 2
2 2
x y + x2 z 2
2 2
y z + x2 z 2
2 2
y z + x2 y 2
= + +
2 2 2
≥ x2 yz + xy 2 z + xyz 2
Latihan 5
1. Jika a, b dan c adalah panjang sisi - sisi pada segitiga tidak degenerate,
buktikan
1 1 1 1 1 1
+ + ≥ + +
a+b−c b+c−a a+c−b a b c
2. Jika x1 , x2 , · · · , xn adalah bilangan riil positif dengan x1 x2 · · · xn = 1 dan
bilangan riil s dan t sehingga s ≥ t buktikan
x1 s + x2 s + · · · + xn s ≥ x1 t + x2 t+ · · · + xn t
2.2. REARRANGEMENT & KETAKSAMAAN CHEBISHEV 45
5.(IMO 1964) Misalkan a, b, dan c adalah panjang sisi - sisi sebuah segitiga,
buktikan bahwa
a2 (b + c − a) + b2 (a + c − b) + c2 (a + b − c) ≤ 3abc
47
48 BAB 3. PENJUMLAHAN SIMETRIK DAN SIKLIS
a b c 3
+ + ≥
b+c a+c a+b 2
Solusi Karena ketaksamaan tersebut homogen maka WLOG a + b + c = 1
dengan 0 < a, b, c < 1. Sehingga ketaksamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk
a b c 3
+ + ≥
1−a 1−b 1−c 2
Untuk membuktikan ketaksamaan diatas kita gunakan Lemma berikut
Lemma: Jika x adalah bilangan riil dengan x < 1 maka berlaku
x 9x − 1
≥
1−x 4
3.1. NORMALISASI DAN SUBTITUSI 49
Bukti Lemma:
Ketaksamaan akan diperoleh melalui rutunan langkah berikut
(x + 3)2 4
≤ (x + 1)
2x2 + (3 − x)2 3
Bukti Lemma:
Ketaksamaan akan diperoleh melalui rutunan langkah berikut
membuktikan Lemma.
Dengan menggunakan Lemma kita dapatkan
(a + 3)2 (b + 3)2 (c + 3)2 4
+ 2 + 2 ≤ (a + b + c + 3)
2a2+ (3 − a)2 2b + (3 − b)2 2c + (3 − c)2 3
= 8.
Sesuatu yang tampak tidak natural pada dua bukti diatas terletak pada
Lemma yang digunakan. Pada contoh 1.8.1 kita menggunakan
x 9x − 1
≥
1−x 4
pada contoh 1.8.2 kita menggunakan
(x + 3)2 4
2 2
≤ (x + 1)
2x + (3 − x) 3
bagaimana kedua Lemma ini bisa terpikirkan? Untuk kasus pada contoh ini
terdapat penjelasan matematis dari pertanyaan ini. Kedua Lemma tersebut
diturunkan dari teorema berikut:
Teorema 3.1.1 Misalkan f adalah sebuah fungsi konveks pada interval buka I,
jika x0 ∈ I maka berlaku
f (x) ≥ f (x0 ) + f 0 (x0 )(x − x0 )
Pada fungsi konkav tanda ≥ diganti dengan ≤. Walupun tidak terlalu sulit,
bukti formal dari teorema ini memerlukan kalkulus dan tidak akan diberikan
disini. Ide yang mendasari pembentukan Teorema 1.8.1 adalah fakta bahwa
pada fungsi konveks garis singgung pada suatu titik (x0 , f (x0 )) selalu berada
dibawah grafik fungsi tersebut. Sedangkan dari kalkulus kita ketahui bahwa
persamaan garis singgung pada titik (x0 , f (x0 )) adalah y = f (x0 ) + f 0 (x0 )(x −
x0 ).
Berkutnya akan diperlihatkan penurunan lemma pada contoh 1.8.1 dengan
teorema ini. Pada contoh 1.8.1 setelah diberikan syarat tanda samadengan
terjadi jika a = b = c = 31 , jadi agar teorema bisa dipakai dengan mengawetkan
kasus samadengan kita pilih x0 = 31 pada teorema dengan fungsi f (x) = 1−x x
.
Fungsi f konveks di x ∈ (0, 1) maka berdasarkan teorema 1.8.1
0 1 1 1
f (x) ≥ f x− +f
3 3 3
yang setara dengan
x 9x − 1
≥
1−x 4
2
Sedangkan pada contoh 1.8.2 digunakan fungsi konkav f (x) = x2(x+3)
+(3−x)2 , dengan
kasus samadengan terjadi jika a = b = c = 1. Jadi kita gunakan teorema dengan
x0 = 1 sehingga
f (x) ≤ f 0 (1)(x − 1) + f (1)
3.1. NORMALISASI DAN SUBTITUSI 51
maka
π
α+β+γ =
.
2
Bukti Lemma Pertimbangkan segitiga lancip ABC misalkan γ = ∠ABC di-
mana kita peroleh
AC BC
tan ABC = dan tan BAC =
BC AC
π
karena BAC = 2 − ABC maka kita peroleh identitas
π 1
tan −γ =
2 tan γ
52 BAB 3. PENJUMLAHAN SIMETRIK DAN SIKLIS
1
Kemudian kalikan kedua ruas dengan tan α+tan β kita dapatkan
π tan α + tan β
tan −γ =
2 tan α tan γ + tan β tan γ
tan α + tan β
=
1 − tan αβ
= tan(α + β)
karena semua α, β, γ ada diinterval 0, π2 maka kita simpulkan π2 − γ = α + β
Contoh 3.1.4 (IMO 1995) Misalkan a, b, c adalah bilangan riil positif dengan
abc = 1 buktikan
1 1 1 3
+ 3 + 3 ≥
a3 (b + c) b (a + c) c (a + b) 2
x2 y2 z2 3
+ + ≥
y+z z+x x+y 2
x y z
Ketaksamaan simetrik jadi WLOG x ≥ y ≥ z maka y+z ≥ x+z ≥ x+y dan
berdasarkan ketaksamaan Chebishev
x2 y2 z2
x+y+z x y z
+ + ≥ + +
y+z z+x x+y 3 y+z z+x x+y
x y z (2n + 1)1+1/2n
+ + ≥
1 − x2n 1 − y 2n 1 − z 2n 2n
Solusi Oleh Hendrata Dermawan
Misalkan
√ √ √
a = x( 2n 2n + 1) b = y( 2n 2n + 1) c = z( 2n 2n + 1)
Karena 0 < x, y, z < 1 maka 0 < a2n , b2n , c2n < 2n√ + 1. Sedangkan kondisi
x2 + y 2 + z 2 = 1 berubah menjadi a2 + b2 + c2 = n 2n + 1 dan ketaksamaan
yang akan dibuktikan menjadi
√n
a b c 2n + 1
2n
+ 2n
+ 2n
≥
2n + 1 − a 2n + 1 − b 2n + 1 − c 2n
√
dengan subtitusi a2 + b2 + c2 = n 2n + 1, ketaksamaan diatas setara dengan
a b c a2 + b2 + c2
+ + ≥
2n + 1 − a2n 2n + 1 − b2n 2n + 1 − c2n 2n
atau
a2 b2 c2
a b c
2n
− + 2n
− + 2n
− ≥0
2n + 1 − a 2n 2n + 1 − b 2n 2n + 1 − c 2n
54 BAB 3. PENJUMLAHAN SIMETRIK DAN SIKLIS
karena dengan AM-GM kita peroleh 2n a + a2n+2 ≥ (2n + 1)a2 dan sebelumnya
telah diperoleh 2n + 1 − a2n ≥ 0. Dengan cara yang serupa
dan
c c2 2n c + c2n+2 − (2n + 1)c2
− = ≥0
2n + 1 − c2n 2n 2n(2n + 1 − c2n )
Tambahkan ketiganya diperoleh
a2 b2 c2
a b c
− + − + − ≥0
2n + 1 − a2n 2n 2n + 1 − b2n 2n 2n + 1 − c2n 2n
Latihan 6
1. Jika x, y, z adalah bilangan riil positif, buktikan
1 1 1 9 9 9
+ + ≥ + +
x y z 4(x + y) + z 4(x + z) + y 4(y + z) + x
a2 − b2 − c2 + bc b2 − a2 − c2 + ac c2 − b2 − a2 + ab a+b+c
+ + ≤
b+c a+c a+b 4
3. (Moldova 1999) Untuk a, b, c bilangan riil positif, buktikan
ab bc ac a b c
+ + ≥ + +
c(a + c) a(a + b) b(b + c) a+c a+b c+b
4. Jika 0 ≤ α, β, γ < π
2 dan sin2 α + sin2 β + sin2 γ = 1 maka buktikan
Dengan kesamaan terjadi jika x = y = z atau jika dua variabel sama dan yang
lainnya nol.
Contoh 3.2.1 (Iran 1996) Untuk x, y dan z bilangan riil positif berlaku
1 1 1 9
(xy + yz + xz) + + ≥
(x + y)2 (x + z)2 (y + z)2 4
Solusi Semua materi dari subbab sebelumnya gagal. Kita paksa dengan brute
force, samakan penyebut diperoleh
!
X
2 2 9
(xy + yz + xz) (x + y) (x + z) ≥ (x + y)2 (y + z)2 (x + z)2
cyc
4
56 BAB 3. PENJUMLAHAN SIMETRIK DAN SIKLIS
setara dengan
!
X
2 2 9 2
(xy+yz+xz) (x + xy + yz + xz) ≥ ((x + y + z)(xy + yz + xz) − xyz)
cyc
4
dan X
4x5 y − x4 y 2 − 3x3 y 3 ≥ 0 (∗∗)
sym
yang apabila dikalikan dengan 2xyz kita dapatkan ketaksamaan (*).Untuk men-
dapatkan ketaksaman (**), pertama tama kita lakukan AM-GM dengan cara
berikut r
16 y 8
5 1 5 1 5 1 5 4 x 4
x y+ y x=3 x y+ y x≥4 = x4 y 2
3 3 3 34 3
Yang mengahsilkan
X X X
3 x5 y + y5 x ≥ 4 x4 y 2
sym sym sym
y5 x = x5 y maka
P P
karena sym sym
X X
x5 y ≥ x4 y 2 (∗ ∗ ∗)
sym sym
Dapat dilihat bahwa semakin cekung grafik fungsi f maka teorema 19.2 akan
semakin kuat, hal ini juga mengidentifikasikan bahwa untuk nilai r yang besar
ketaksamaan Schur akan lebih tajam, dalam arti ekspresi disebelah kiri semakin
mendekat ke 0.
Setelah Ketaksamaan Schur diberikan, dapat dikatakan bahwa semua materi
pertidaksamaan yang esensial untuk tingkat IMO atau kompetisi yang serupa
telah diberikan. Bagaimanapun juga dianjurkan bagi kita untuk mengenal lebih
banyak teorema lagi. Materi selanjutnya yaitu teorema muirhead memang
masih baru untuk digunakan di kompetisi, bahkan pada IMO 2005 yang lalu
ada beberapa juri yang kurang mengenal teorema ini. Jadi dianjurkan bagi
yang akan menggunakannya pada kompetisi untuk membuktikannya terlebih
dahulu dilembar jawaban. Sebelum menyatakan teorema Muirhead kita mulai
dengan sebuah definisi yang juga akan berguna pada subbab berikutnya.
a1 ≥ b1
a1 + a2 ≥ b1 + b2
a1 + a2 + a3 ≥ b1 + b2 + b3
··· ···
a1 + a2 + · · · + an = b1 + b2 + · · · + bn
Kita katakan A minorize B ditulis A ≺ B jika dan hanya jika berlaku syarat
berikut
a1 ≤ b1
a1 + a2 ≤ b1 + b2
a1 + a2 + a3 ≤ b1 + b2 + b3
··· ···
a1 + a2 + · · · + an = b1 + b2 + · · · + bn .
58 BAB 3. PENJUMLAHAN SIMETRIK DAN SIKLIS
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tanda samadengan pada definsi sangat pent-
ing. Definsi diatas merupakan definsi majorize dan minorize untuk pasangan
terurut dengan syarat a1 ≥ a2 ≥ · · · ≥ an dan b1 ≥ b2 ≥ · · · ≥ bn , bagaimana-
pun juga kita dapat mendefinisikan majorize dan minorize untuk sebarang
pasangan terurut.
MuT = v
Bukti dari teorema ini membutuhkan aljabar linear universitas tingkat lanjut1 ,
dan tidak akan diberikan disini. Tapi untuk kasus n = 3 kita dapat mengunakan
aljabar biasa.
a1 λ1 + a3 λ2 + λ3 a2 = b1
a2 λ1 + a1 λ2 + λ3 a3 = b2
a3 λ1 + a2 λ2 + λ3 a1 = b3
Teorema Muirhead juga berlaku untuk n variabel dengan bukti yang serupa.
(a + b)(a + c)(b + c) = pq − r
x3 + y 3 + z 3 ≥ x2 + y 2 + z 2
Dapat dilihat sisi sebelah kanan berderajat 3 sedangkan yang sebelah kiri berder-
ajat 2 , kita akan menyamakan derjatnya dengan menggunakan syarat xyz = 1,
√
yaitu dengan mengkalikan sisi kanan dengan 3 xyz jadi diperoleh
akhirnya
P dengan mengkalikan kedua ruas dengan 2 dan menggunakan notasi
sym kita peroleh
X X
x3 ≥ x7/3 y 1/3 z 1/3
sym sym
Contoh 3.2.3 (China TST 2006) Untuk x, y, z adalah bilangan riil positif
dengan x + y + z = 1 buktikan
√
xy yz xz 2
√ +√ +√ ≤
xy + yz yz + xz xz + xy 2
3.2. SCHUR & MUIRHEAD 61
Solusi Kita akan membuat ketaksamaan diatas menjadi homogen, dengan cara
melakukan subtitusi a = xy , b = yz dan c = xz akan diperoleh
Latihan 7
1. (Japan 1997) Jika a, b, c adalah bilangan riil positif. Buktikan
Sebuah metode yang akan kita pelajari berikutnya adalah sebuah metode yang
biasanya dipakai apabila Scur atau Muirhead gagal. Metode ini simple tapi am-
puh, yang dibutuhkan adalah kemampuan memanipulasi. Kita akan langsung
mulai dengan sebuah contoh.
Contoh 4.0.5 Jika a, b, c adalah bilangan riil positif dengan abc = 1 maka
buktikan
a3 + b3 + c3 + 9 ≥ 4(ab + ac + bc)
Solusi Kita akan menggunakan metode Mixing variabel, idenya adalah dengan
pertama - tama membuktikan bahwa ketaksamaan berlaku jika dua variabel
kita samakan, dalam kasus ini karena terdapat syarat abc = 1, kita ganti dua
buah variabel dengan variabel lain yang mempunyai hasil kali yang sama tapi
hasil penjumlahannya lebih kecil.
Misalkan f (a, b, c) = a3 +b3 +c3 +9−4(ab+ac+bc).
√ Dan WLOG a = min(a, b, c),
kemudian ganti variabel b dan c dengan t = bc, perhatikan bahwa dengan
penggantian ini kita tetap memiliki at2 = abc = 1, keuntungannya adalah
kita memperoleh b + c ≥ 2t yang dapat menaikkan atau menurunkan fungsi
f . Langkah selanjutnya adalah membuktikan
f (a, t, t) ≥ 0
Dimana
1 2
f (a, t, t) = f 1/t2 , t, t = 6 2 t7 − 2 t5 + 5 t4 + 4 t3 + 3 t2 + 2 t + 1 (t − 1)
t
yang jelas tidak negatif. Langkah selanjutnya adalah membuktikan f (a, b, c) ≥
f (a, t, t), yaitu membuktikan
√ √
f (a, b, c) − f (a, t, t) = b3 + c3 + 8a bc − ( bc)3 − 4a(b + c) ≥ 0
63
64 BAB 4. MIXING VARIABEL DAN METODE KALKULUS
Cara diatas adalah mixing variabel yang biasa digunakan, kasus samadengan
pada mixing variabel seperti diatas tergantung pada teorema yang digunakan
pada waktu membuktikan f (a, b, c) ≥ f (a, t, t) dan f (a, t, t) ≥ 0 kemudian kasus
tersebut ditambah lagi dengan pada saat nilai dua variabel sama.
Kadangkala dalam penggunaannya Mixing Variabel dibantu oleh aplikasi
kalkulus seperti pada dua contoh berikut. Teorema - teroema berikut meru-
pakan teorema kalkulus yang sudah familiar di Matematika SMA.
tidak mempunyai titik ekstrim di [0, 1], faktanya titik ekstrimnya adalah a = 23
yang terletak di luar [0, 1]. Jadi titik minimumnya terdapat dititik ujung yaitu
a = 0 atau a = 1. Namun
2
√
2
17 a + 1 − 2 a
1
hanya mempunyai satu titik ekstrim a = 17 dan titik ekstrim ini adalah titik
maksimum, sehingga titik minimumnya juga tercapai di titik ujung yaitu a =
0 atau a = 1. Karena ϕ(a) adalah penjumlahan dari √4−6 4a+2 a2 − 4 dan
2
√
17 a2 +1−2 a
maka ϕ(a) juga mencapai minimum dititik ujung, dapat dicek
bahwa ϕ(0) = 0 adalah nilai minimum ϕ(a) sedangkan lima→1 ϕ(a) = ∞.
Selanjutnya akan ditunjukkan f (a, b, c) ≥ f (a, t, t) dengan t = b+c
2 . Yang setara
dengan menunjukkan
1 1 1 1 2
√ −√ +√ +√ −√ ≥0
2
4a + bc 2
4a + t 2 2
4b + ac 2
4c + ab 2
4t + at
Ekspresi yang berada didalam tanda kurung jelas tidak negatif karena t2 =
b+c 2
2 ≥ bc. Sedangkan sisanya setara dengan
p 2
4t2 + at ≥
√ 1 + √ 1
4b2 +ac 4c2 +ab
Sisi sebelah kanan berbentuk HM (Harmonic Mean), jadi cukup bagi kita untuk
menunjukkan sisi sebelah kiri lebih besar dari GM (Geometrik Mean) -nya. Ini
setara dengan menunjukkan
2 !2
b+c b+c
4 +a ≥ (4b2 + ac)(4c2 + ab)
2 2
66 BAB 4. MIXING VARIABEL DAN METODE KALKULUS
a2
(b − c)2 (b2 + c2 + 6bc + − 3ab − 3bc) ≥ 0
4
yang benar karena dari asumsi a ≥ b ≥ c.
|xyzw|
f (x, y, z, w) =
(x2 + y 2 + z 2 + w 2 )2
|2t3 w|
f (t, t, −2t, w) = .
(6t2 + w2 )2
67
Jadi √
|wt3 | 1 2
2 2 2
≤ √ =
(6t + w ) 32 2 16
dan
a+c
x=y⇔b=
2
a+c (a−c)2
Subtitusikan b = 2 ke persamaan 2 = (a + b + c)2 diperoleh
Selanjutnya kita dapat meniru langkah seperti pada contoh√1.5.5 dimana√ diper-
oleh kesamaan terjadi jika dan hanya jika (a, b, c) = 1 − 23 2, 1 + 32 2, 1 dan
√
permutasinya. Jadi 9162 adalah suatu dugaan nilai M yang beralasan.
Sekarang tinggal dibuktikan
x+y
f (x, y, z, w) ≤ f (t, t, −2t, w) dengan t=
2
Yang setara dengan menunjukkan
x+y 2
(−z − y)w
|xy(−x − y)w| 2
≤ 2
(x2 + y 2 + z 2 + w2 )2
2
2 x+y
2 + z 2 + w2
atau !2 !2
x+y
p
|xy| 2
≤
x2 + y 2 + z 2 + w2 x+y 2
2 2 + z2 + w2
Ini juga setara dengan
2
p x+y p x + y 2
(x + y 2 ) + x + y (z 2 + w2 )
+ |xy|(z 2 + w2 ) ≤
2 |xy|
2 | {z } 2 2
| {z } S2 | {z } | {z }
S1 S3 S4
68 BAB 4. MIXING VARIABEL DAN METODE KALKULUS
f (a, b, c) ≥ f (0, a + b, t)
1 1 1 1
⇔ + ≥ +
b+c a+c a+b+t t
a + b + 2c a + b + 2t
⇔ 2 ≥
c + ab + ac + bc (a + b)t + t2
a + b + 2c a + b + 2t
⇔ ≥
c2 + 1 1 + t2
a + b + 2c 1 + c2
⇔ ≥
a + b + 2t 1 + t2
⇔ (a + b + 2c)(1 + t2 ) ≥ (1 + c2 )(a + b + 2t)
⇔ 2c + t2 (a + b + 2c) ≥ 2t + c2 (a + b + 2t)
⇔ 2(c − t) + t2 (a + b) − c2 (a + b) + 2t2 c − 2c2 t ≥ 0
⇔ 2(c − t) + (t2 − c2 )(a + b) + 2tc(t − c) ≥ 0
⇔ (t − c)(−2 + (t + c)(a + b) + 2tc) ≥ 0
Karena ac + bc ≤ 1 maka t − c ≥ 0 sedangkan sisanya diperoleh sebagai berikut
(−2 + (t + c)(a + b) + 2tc) ≥ 0
2c
⇔ + c(a + b) − 1 ≥ 0
a+b
2c
⇔ + c(a + b) ≥ 1
a+b
⇔ 2c + c(a + b)2 ≥ (a + b)
⇔ (2c − a − b) + c(a + b)2 ≥ 0
70 BAB 4. MIXING VARIABEL DAN METODE KALKULUS
Sebuah solusi dapat menjadi sangat kreatif, beberapa diantaranya tidak da-
pat diklasifikasikan dalam bentuk metode-metode yang telah kita pelajari se-
belumnya karena sangat bervariasi. Pada contoh-contoh diatas telah diperli-
hatkan bahwa suatu metode dapat menjadi lebih ampuh jika digunakan secara
kreatif. Kadang-kadang peggunaan kalkulus diperlukan walaupun lebih bersifat
teknis seperti mencari nilai maksimum atau minimum, atau mencari titik ek-
strim. Pada contoh berikut kalkulus digunakan dengan cara yang lebih esensial
a+b b−a √
> > ab
2 ln b − ln a
√ q
Solusi Pertimbangkan fungsi f (t) = t − 1t − ln t, dimana t > 0. Dengan
menurunkan fungsi tersebut kita peroleh
1 1 1 1
f 0 (t) = + −
2 t1/2 t3/2 t
dengan tanda samadengan tercapai jika dan hanya jika t = 1. Artinya fungsi
f (t) adalah fungsi naik sehingga untuk
1 4 (t − 1)2
g 0 (t) = − =
t (t + 1)2 t(t + 1)2
b
misalkan t = a maka t > 1 sehingga
2b
a −2
b
g(t) > 0 ⇔ ln − b
>0
a a +1
a+b b−a
⇔ > .
2 ln b − ln a
Latihan 7
1.(AMM Januari 2006, Aliyef Yakub) Misalkan a, b dan c adalah bilangan
riil positif dengan a + b + c = 1. Buktikan
1 1 1 25
+ + ≥
a b c 1 + 48abc
a2 + b2 + c2 + 3k ≥ (k + 1)(a + b + c)
4.1 Referensi
www.mathlinks.ro
www.olimpiade.org
Hojoo, Lee. Topics In Inequality.
Mildorf. Inequalities.
Kiran, Keldaya. A > B.