Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Penerjemah
SAMBUTAN
PEMBANTU DEKAN I BIDANG AKADEMIK
FAKULTAS USHULUDDIN IAIN "SGD"
BANDUNG
Alhamdulillah dengan terbitnya buku "Sejarah Perkembangan
Ajaran Trinitas" karangan L. Berkhof yang diterjemahkan oleh
Drs. H. Thoriq A. Hindun telah menambah buku referensi bagi
Fakultas Ushuluddin, jurusan Perbandingan Agama. Karena di
antara mata kuliah yang diajarkan pada Fakultas tersebut
adalah; Sejarah agama-agama alam semesta, Kristologi, dan
perkembangan Teologi Kristen Modern.
KONTROVERSI TRINITAS
1. Latar Belakang
2. Hakikat Kontroversi
3. Dewan Nicaea
4. Akibat-akibatnya
c. Pembalikan pasang
KONTROVERSI KRISTOLOGIS
a. Latar Belakang
Kontroversi ini juga mempunyai akar-akar di masa lalu.
Monarki-monarki Ebionites, Alogi, dan Dynamic membantah
kematian Kristus, dan monarki Docetae, Gnostics serta
Modalests menolak kemanusiaan Kristus. Secara sederhana
mereka menolak salah satu bentuk problem. Sedangkan yang
lainnya, yang kurang radikal, membantah baik kematian maupun
kemanusiaan yang sempurna dari Kristus. Bangsa Aria
membantah bahwa Son-Logos , yang berinkarnasi dalam diri
Kristus, memiliki Ketuhanan yang mutlak. Sebaliknya
Apollinaries, yang merupakan seorang Bishop dari Laodicea
(390 dc), membantah kebenaran kemanusiaan dari Yesus
Kristus. Dia (Apollinaries) membuat konsep mengenai man
(manusia) yang terdiri atas raga, jiwa dan roh, dan
merupakan solusi masalah mengenai dua nature dalam Kristus
menurut teori yang ditempatkan Logos pada human pneuma
(spirit). Menurut pendapatnya lebih mudah untuk
mempertahankan keesaan dari person of Christ, jika Logos
diakui sebagai orang yang lebih banyak menempatkan prinsip
rasional dalam man. Terhadap Arius dia mempertahankan
kebenaran dari ketuhanan Kristus, dan mempertahankan atau
memperkokoh ketidakberdosaan Kristus dengan jalan
mensubstitusi Logos pada human pneuma yang dianggapnya
sebagai tempat dosa. Menurut pendapatnya suatu human nature
yang lengkap secara alamiah haruslah sinfulness (penuh
dengan dosa). Lagi pula, dia berusaha untuk membuat
inkarnasi yang dapat dipikirkan dengan jalan mengasumsikan
suatu kecenderungan eternal pada kemanusiaan dalam Logos
himself sebagai archetypal man. Tetapi solusi dari
Apollinares ini tidak memuaskan, oleh karena sebagaimana
yang dikatakan Shedd "bilamana bagian rasional dipisahkan
dari bagian manusia, maka manusia tersebut menjadi idiot dan
brutal." Namun demikian tujuannya dapat dipuji dalam hal
usahanya untuk memperkokoh keesaan dari person dan
ketidakberdosaan Kristus.
b. Pembagian Kontroversi
1. Nestorian Party
3. Eutycian Party
(a) Ada dua nature dalam Kristus, kedua nature ini berbeda
secara permanen;
(b) Kedua nature tersebut bersatu dalam satu person, masing-
masing nature tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri
dalam kehidupan inkarnasi;
(c) Dari kesatuan nature dalam person tersebut terjadi
komunikasi (comunicatio idio-matum);
(d) Pekerjaan atau tugas penebusan membutuhkan suatu
mediator baik manusia dan Tuhan, passible dan impassible,
mortal dan immortal. Inkarnasi merupakan suatu tindakan
merendahkan diri dari Tuhan, tetapi dalam merendahkan
diri tersebut Logos tidak berlaku seperti very God.
Forma servi tidaklah mengurangi atau menurunkan formadei;
(e) Kemanusiaan dari Kristus adalah permanen,
dan penyangkalannya mengimplikasikan suatu
penyangkalan docetic yang realitas dari penderitaan
Kristus. Hal ini benar-benar merupakan suatu ikhtisar
dari Kristologi Barat.
4. Keputusan dari Council Chalcedon
Apa yang terjadi kepada gereja muda ini selama masa yang
penuh kesulitan tersebut? Tantangan muncul dari berbagai
arah, namun penyebarannya makin pesat. Walaupun pada mulanya
Yerusalem dianggap sebagai pusat suci, namun sikap
permusuhan yang diperlihatkan orang-orang Yahudi yang
menguasai Yerusalem mendorong pemindahan pusat Kristen;
mula-mula ke Antiokia, bergeser ke Roma. Selama periode
Konstantine, Agama Kristen makin kuat dan melembaga.