Professional Documents
Culture Documents
November 27th, 2010 · Buku Sekolah Gratis · Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Seperti yang telah dibahas pada bagian sistem pentanahan, betapa penting sistem
pentanahan baik dalam sistem tenaga listrik ac maupun dalam pentanahan peralatan
untuk menghindari sengatan listrik bagi manusia, rusaknya peralatan dan terganggunya
pelayanan sistem akibat gangguan tanah. Untuk menjamin sistem pentanahan
memenuhi persyaratan perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini sebenarnya adalah
pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah dilakukan
pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap tahun sekali.
Hal ini harus dilakukan untuk memastikan tahanan pentanahan yang ada karena
bekerjanya sistem pengaman arus lebih akan ditentukan oleh tahanan pentanahan ini.
Pada saat ini telah banyak beredar di pasaran alat ukur tahanan pentanahan yang
biasa disebut Earth Tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi
sampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks. Penunjukkan alat ukur ini ada yang
analog ada pula yang digital dan dengan cara pengoperasian yang mudah serta aman.
Untuk lingkungan kerja yang cukup luas, sangat disarankan untuk memiliki alat
semacam ini. Bahasan dalam bagian ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengujian
pengukuran tahanan pentanahan, teknik pengukuran yang presisi baik untuk elektroda
tunggal maupun banyak.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 174.
November 2nd, 2010 · Buku Sekolah Gratis · Teknik distribusi tenaga listrik 2 No
comments - Tags: Alat Ukur dan Pemeliharaan Tahanan Pembumian, Definisi-Definisi
Sistem Pembumian, Elektrode Bumi (Earth Electrode), Gangguan Bumi (Earth Fault),
Pemasangan dan Susunan Elektrode Bumi, Pemeliharaan Tahanan Pembumian,
Penghantar pembumian (Earthing Conductor) adalah :, Perencanaan pemasangan
peralatan, Tahanan Jenis Tanah, Tujuan Pembumian Peralatan
Sesuai dengan PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000) terdapat
beberapa definisi yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Bumi (Earth) adalah massa konduktif bumi yang potensial listriknya di setiap titik
manapun menurut konvensi, sama dengan nol.
- Elektrode Bumi (Earth Electrode) adalah bagian konduktif atau kelompok bagian
konduktif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan
bumi.
Gangguan yang disebabkan oleh penghantar yang terhubung ke bumi atau karena
resistansi isolasi ke bumi menjadi lebih kecil dari pada nilai tertentu.
1). (Sebagai bahan) merupakan segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat
sesuatu.
2). (Pada kabel) merupakan bahan yang dipakai untuk menyekat penghantar dari
penghantar lain dan dari selubungnya, jika ada,
- Elektrode Batang adalah elektrode dari pipa logam, baja profil atau batang logam
lainnya yang dipancangkan ke bumi.
- Pembumian (Earthing) adalah penghubung suatu titik sirkit listrik atau suatu
penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik dengan bumi menurut cara tertentu.
2). Penghantar proteksi yang menghubungkan terminal pembumian utama atau batang
ke elektrode bumi.
Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang berbeda-beda
dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini, merupakan
nilai tipikal.
Tahanan pembumian dari elektrode bumi, tergantung pada jenis tanah dan keadaan
tanah serta ukuran dan susunan elektrode.
Dari Tabel Tahanan Pembumian pada tahanan jenis (rho – 1) = 100 ohm-meter
dibawah ini, menunjukkan nilai rata-rata tahanan elektrode bumi, untuk panjang
tertentu.
Untuk tahanan jenis pembumian yang lain (rho), maka besar tahanan pembumiannya
merupakan perkalian nilai dalam tabel dengan : Rho / rho – 1 atau Rho / 100
Pembumian peralatan adalah pembumian bagian dari peralatan yang pada kerja
normal, tidak dilalui arus.
a). Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dilalui arus
dan antara bagian-bagian ini dengan bumi sampai pada suatu harga yang aman (tidak
membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal.
b). Untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung singkat
ke tanah.
Kecelakaan pada personil, timbul pada saat hubung singkat ke tanah terjadi. Jadi bila
arus hubung singkat ke tanah itu dipaksanakan mengalir melalui impedansi tanah yang
tinggi, akan menimbulkan perbedaan potensial yang besar dan berbahaya. Juga
impedansi yang besar pada sambungan-sambungan pada rangkaian pembumian dapat
menimbulkan busur listrik dan pemanasan yang besarnya cukup menyalakan material
yang mudah terbakar.
Untuk memilih macam elektrode bumi yang akan dipakai, harus diperhatikan terlebih
dahulu kondisi setempat, sifat tanah dan tahanan pembumian yang diijinkan.
Permukaan elektrode bumi harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu dan
kerikil yanglangsung mengenai elektrode bumi, akan memperbesar tahanan
pembumian. Elektrode batang, dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan panjang
disesuaikan dengan tahanan pembumian yang diperlukan.
1). Memakai model empat terminal (Motode Wenner) dengan generator putar tangan
(DC).
? (Rho) = 2 . ? . a . R (ohm-m)
dimana :
R = tahanan (ohm)
? (Phi ) = 3,14
Terlihat bahwa tahanan membesar dengan kedudukan P semakin jauh dari E, dan
kenaikan tersebut dengan cepat berkurang dan bahkan pada jarak tertentu dari E,
kenaikan dapat diabaikan karena sangat kecil.
a). Elektrode R harus cukup jauh dari elektrode E, sehingga daerah tahanan tidak
saling menutup (over lap).
b). Elektrode P harus ditempatkan di luar dua daerah tahanan, dalam hal ini
ditempatkan pada daerah datar dari kurva.
Sumber :
Suhadi dan Wrahatnolo, Tri, 2008, Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 130 – 144.
November 27th, 2010 · Buku Sekolah Gratis · Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Ada berbagai macam instrument pengukur tanahan pentanahan, salah satu contohnya
adalah Earth Hi Tester. Pada instrument cara pengukuran ada 2 macam yaitu :
1. Cek tegangan baterai ! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar / ON). Jarum harus
dalam range BATT.
3. Cek tanahan pentanahan bantu (Range saklar : C & P, matikan saklar / OFF). jarum
harus dalam range P/C (lebih baik posisi jarum berada saklar 0).
Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka
semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu selalu terhubung dengan
tanah. Jika terjadi bunyi bip, maka putuskan dan cek lagi.
Caranya hampir sama dengan metoda pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan
tahanan bantu tidak diperlukan.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 174 – 176.
Dalam setiap pengukuran diinginkan hasil pengukuran yang presisi. Apa artinya sebuah
data bila tidak mendekati kebenaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketelitian
dalam pengukuran tahanan pentanahan ini adalah letak elektroda bantu yang
digunakan dalam pengukuran. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi
adalah dengan meletakkan elektroda bantu-arus Z cukup jauh dari elektroda yang
diukur tahanannya, X, sehingga elektroda bantu-tegangan Y berada di luar daerah yang
disebut daerah resistansi efektif dari kedua elektroda (elektroda pentanahan dan
elektroda bantuarus). Apa sebenarnya yang dimaksud dengan daerah resistansi efektif
ini, dapat diperhatikan Gambar 2.118.
Bila arus diinjeksikan kedalam tanah melalui elektroda Z ke elektroda X, pada kedua
elektroda tersebut akan membangkitkan fluks magnet yang arahnya melingkari batang-
batang elektroda. Daerah yang dilingkupi oleh fluks magnet dari masingmasing
elektroda disebut daerah resistansi efektif. Gambar 2.118 menggambarkan daerah
resistansi efektif yang tumpang tindih dari kedua elektroda. Peletakan elektroda Y harus
di luar daerah tersebut agar penunjukan alat ukur presisi. Cara mudah untuk
mengetahui apakah elektroda Y berada di luar daerah resistansi efektif adalah dengan
melakukan pengukuran beberapa kali dengan mengubah posisi elektroda Y di antara X
dan Z, yaitu, misalnya pertama pada Y, kemudian dipindah ke arah X, yaitu ke Y’ dan
kemudian ke arah Z ke Y”. Perlu digambarkan kurva resistansi (tahanan) sebagai fungsi
jarak antara X & Z untuk mengetahui ini.
Bila penunjukan-penunjukan alat ukur tersebut menghasilkan harga resistansi (tahanan)
yang berubah secara signifikan, menunjukkan bahwa elektroda Y ada di dalam daerah
resistansi efektif yang berarti hasil pengukuran tidak presisi. Sebaliknya, bila diperoleh
hasil pengukuran yang relatif sama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.119, maka
elektroda Y berada di luar daerah resistansi efektif dan hasilnya presisi. Dalam gambar
ditunjukkan grafik resistansi sebagai fungsi posisi Y. Bila diperoleh perbedaan yang
besar (Gambar 2.118) menunjukkan ketidakpresisian hasil pengukuran, sebaliknya jika
perbedaan pembacaan kecil diperoleh hasil pengukuran yang presisi (Gambar 2.119)
dalam arti bahwa inilah tahanan elektroda X yang paling tepat.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 176 – 178.
Pengetahuan ini sangat penting khususnya bagi para perancang sistem pentanahan.
Sebelum melakukan tindakan lain, yang pertama untuk diketahui terlebih dahulu adalah
sifat-sifat tanah di mana akan dipasang elektroda pentanahan untuk mengetahui
tahanan jenis pentanahan. Apabila perlu dilakukan pengukuran tahanan tanah. Namun
perlu diketahui bahwa sifat-sifat tanah bisa jadi berubah-ubah antara musim yang satu
dan musim yang lain. Hal ini harus betul-betul dipertimbangkan dalam perancangan
sistem pentanahan. Bila terjadi hal semacam ini, maka yang bisa digunakan sebagai
patokan adalah kondisi kapan tahanan jenis pentanahan yang tertinggi. Ini sebagai
antisipasi agar tahanan pentanahan tetap memenuhi syaratpada musim kapan tahanan
jenis pentanahan tinggi, misalnya ketika musim kemarau.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 170.
Ada berbagai macam instrument pengukur tanahan pentanahan, salah satu contohnya
adalah Earth Hi Tester. Pada instrument cara pengukuran ada 2 macam yaitu :
???? Pengukuran normal (metoda 3 kutub), dan
???? Pengukuran praktis (metoda 2 kutub)
2.12.1.1 Pengukuran Normal (Metoda 3 Kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 3a, selanjutnya :
1. Cek tegangan baterai ! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar / ON). Jarum harus
dalam range BATT.
2. Cek tegangan pentanahan (Range saklar : ~ V, matikan saklar / OFF)
3. Cek tanahan pentanahan bantu (Range saklar : C & P, matikan saklar / OFF). jarum
harus dalam range P/C (lebih baik posisi jarum berada saklar 0).
4. Ukurlah tahanan pentanahan (Range saklar : x1???? ke x100????) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, hingga diperoleh jarum pada galvanometer
seimbang / menunjuk angka nol. hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada
selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1????) atau (x100????).
Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah: 500, 1.000, 2.000 atau 5.000
volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5
sampai 5.000 meter ohm dan lain-lain sesuai dengan sumber tegangan dari megger
tersebut.
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya
tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (sistem
tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi,
yang didapatkannya dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger dengan sistem elektronis).
Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil
dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan. Gambar rangkaian
dasar megger adalah seperti gambar 2.1.
Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi
Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah motor selain
masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami penurunan tingkat
insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm
maka perlu dilakukan preventive maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti
motor dalam kondisi kritis.
Biasa disebut dengan Meger Tanah atau Earth Tester, digunakan untuk
mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel. Terminal alat
ukur terdiri dari 3 (tiga) buah, 1 (satu) dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur
nilai tahanan pentanahannya dan 2 (dua) dihubungkan dengan elektroda bantu yang
merupakan bagian dari alat ukurnya. Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi
yang ada pada baterai.
Gambar 2.2 Meter Tahanan Pentanahan
Meter Tahanan Kontak biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan
untuk mengukur tahanan antara terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung
utama kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam besaran micro atau sepersatu juta
ohm.
Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur
pada alat ukurnya adalah jatuh tegangan antara 2 (dua) terminal yang terhubung
dengan alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm.
Gambar 2.3 Micro Ohm meter.
2.2 Pentanahan
2.2.1 Pengertian Pentanahan
selalu akan mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan
(R) yang paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapat dijawab dengan
percobaan dengan mempergunakan zat cair (air) dengan bejana berhubungan,
misalnya bentuk setiap bejana yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk
dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan
air untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana tersebut akan menjadi
penuh secara bersamaan dalam waktu yang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan
apa yang terjadi pada energi listrik.
Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika ada hambatan
atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa ? jawabannya
adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akan menyebabkan
terjadinya perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehingga menyebabkan
terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik tersebut.
Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda
potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari
terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar
mempunyai tahanan masing-masing atau disebut dengan tahanan jenis, maka untuk
membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakni
hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akan menyebabkan
tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nol sehingga tidak ada
perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya.
2.2.2 Tujuan Pentanahan
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-
kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap
komponen pada data center.
4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
PUTU RUSDI ARIAWAN
9
4. Elektroda jembatan ( mesh / grounding bridge ) dibuat dari strip plat yang dirangkai
menyerupai jembatan biasanya dipasang dibawah tower transmisi (Gambar 2.6 )
Gambar 2.7 Elektroda Jembatan
Hantaran pentanahan yaitu hantaran sebagai penyalur arus, harus jenis
penghantar yang baik, kuat secara mekanis dan dilindungi untuk menjaga kemungkinan
gangguan mekanis yang dapat menyebabkan turunnya daya hantar ataupun terputus.
Nilai-nilai tersebut pada Tabel 2.1 seluruhnya berlaku untuk tanah lembab
sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang bagus,
sama seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin
dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang
basah.
2.Resistans pembumian
Resistans pembumian elektrode bumi rt tergantung pada jenis dan
keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode.
Jenis elektrode
Panjang pita
atau penghantar
pilin
Panjang batang
atau pipa
Pelat vertikal
dengan sisi
atas + 1 m
dalam tanah
Resistans
pembumian
Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi sebesar 5 ohm,
maka menurut Tabel 2.1 dan 2.2 untuk tanah liat atau ladang dengan resistans jenis
tanah liat atau tanah ladang dengan rt = 100 ohm-m, diperlukan sesuatu elektrode pita
dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang, masing- masing panjangnya 5m, yang
disusun dalam lingkaran dengan diameter 15 m. Untuk pasir basah dengan rt=200 ohm
maka terdapat resistans pembumian sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian
100m
Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila dipakai pelat
elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada elektrode pita atau
batang tanah. Contoh untuk menentukan resistans pembumian suatu elektrode:
PUTU RUSDI ARIAWAN
13
a. Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan panjang
L=40 mm.
b. Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m.
c. Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel 3.
2.3.2Pengukuran resistans jenis tanah rt
Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran untuk menentukan
tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan dalam lapisan tanah:
Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam lapisan tanah.
Dengan alat ukur jembatan-tahanan, diukur tahanan jenis tanah dalam daerah antara
permukaan lapisan tanah dan dalamnya pemasukan elektrode tersebut. Rumus untuk
tahanan pentanahan batang adalah :
Rt = (rt / 2pL) x (ln (4L / d))
di mana :
Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm,
rt = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter,
L = panjang elektrode batang dalam m,
d = jari-jari batang elektrode dalam m,
ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)
Tahanan jenis tanah adalah :
rt = ( Rt x 2pL ) / (ln 4L/d)
= (Rt 6,28 m) / ( ln 157,5) = 1,24 Rt
Dapat dilihat bahwa nilai ukur elektrode batang (batang pengukur) dikalikan dengan
1,24 untuk mendapatkan hasil tahanan jenis tanah. Untuk elektrode dengan ukuran
yang lain harus ditentukan faktor yang sesuai.
2. Cara mengukur menurut metode von Werner atau cara 4-batang acuan.
Dalam Gambar 2.8 dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah dengan
digunakan 4-batang acuan yang dimasukkan dalam tanah dengan jarak a sepanjang
satu garis lurus yang sama dan dihubungkan ke alat ukur resistans pembumian.
PUTU RUSDI ARIAWAN
15
Gambar 2.8 cara mengukur resistans jenis tanah
Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan pada bagian
dalam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam lapisan tanah. Dari
hasil pengukuran perbandingan jembatan dapat dibaca nilai tahanan R, maka resistans
jenis tanah dapat dihitung dengan rumus :
Qt = 2 p x a x Rt
Bila jarak a dalam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis tanah
dalam ohm-m yang diukur di sini bukan resistans jenis tanah, hanya resistans jenis
tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von Werner ini hanya dapat mengukur
lapisan tanah sampai jarak sedalam a dari elektrode acuan. Dengan merobah-robah
jarak a dapat ditemukan nilai tahanan jenis tanah dalam beberapa lapisan tanah.
b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihubung dengan
konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm sampai 2000 ohm
di belakang gawai pengaman dalam sirkuit amperemeter, lihat Gambar 2.9.
Gambar 2.9 hubungan elektrode dengan konduktor
Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1 dari kira-kira
40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan elektrode bumi bantu
dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim pembumian pengamanan
didapatkan dari rumus RA = U/1
Keburukan dari metode b) ini adalah:
tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh melebihi
tegangan sentuh yang diizinkan, karena dapat terjadi kecelakaan,
hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral langsung dibumikan (lihat
a), karena bila terdapat arus bocor kecil yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan
susut tegangan antara RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran yang tak tepat.
c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian - metode ukur arus - tegangan dengan
sumber tegangan sendiri.
Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukuran, jarak antara
elektrode bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak kira-kira 20m,
sedangkan untuk elektrode bumi yang disusun dalam bentuk lingkaran, radial atau
kombinasi harus berjarak kira-kira 3 kali diameter sistim pembumian.
Tahanan peralihan ini adalah relatif kecil, karena bagian penghantar adalah
sangat pendek. Makin jauh dari elektrode, makin menurun tahanan dari lapisan tanah,
karena penampang dari lapisan tanah adalah sangat besar. Dalam jarak 20m untuk
pengukuran dapat ditanam elektrode acuan dalam tanah.
PUTU RUSDI ARIAWAN
18
Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang RE, maka
tentu termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode acuan. Kesulitan ini dapat
disingkirkan dengan susunan sesuai Gambar 2.10.
Gambar 2.10 susunan pengukuran
Dengan perantara suatu elektrode bantu H, suatu generator G menyuplai ABB
dengan umpama 110 Hz dalam lapisan tanah. Susut tegangan (voltage drop) yang
terjadi pada tahanan RE dari elektrode diukur dengan alat ukur tegangan U. Tahanan
dari elektrode bantu RH sama sekali tak mempunyai pengaruh, juga tidak ada dari
tahanan elektrode acuan RS, bila arus ukur IS dari alat ukur tegangan adalah nol; atau
sangat kecil.
Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan pengukuran
dengan rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan perbandingan resistans,
maka tegangan antara elektrode pembumian, elektrode acuan dan elektrode bumi
bantu dibandingkan, lihat Gambar 2.11.
Gambar 2.11 perbandingan resistans
Suatu generator ABB 1-fase membangkitkan arus pembumian, tegangan
AS galvanik dalam lapisan tanah tidak mempengaruhinya.
Alat penunjuk arus A tidak menunjuk adanya arus mengalir, bila tegangan U1
pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau pada tahanan perbandingan.
Frekuensi generator menyimpang dari 50 Hz atau 60 Hz, dan mengkontrol rectifier dari
amperemeter A, maka tegangan asing dari jaringan disingkirkan. Hasil nilai tahanan
dapat langsung dibaca dari alat ukur pembumian, Gambar 2.11 dan 2.12.
PUTU RUSDI ARIAWAN
20
Gambar 2.12 pembacaan alat ukur pembumian
Pada pengukuran adalah sangat menentukan, titik pengukur yang mana dipilih,
dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, hanya bila diukur dari beberapa titik
ukur dari pinggir keliling jaringan.
Cara mengukur untuk elektrode yang jumlahnya banyak adalah dengan cara
atau metode sudut, di mana jarak antara elektrode ukur dan elektrode bantu yang
paling cocok adalah 200m sampai 300m
2.3.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Pada percobaan dalam bidang listrik dan menemukan dan menemukan hubungan
antara tegangan dan arus yang dilewatkan pada suatu tahanan : Apabila dalam suatu
rangkaian tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt, dan dipasan
PUTU RUSDI ARIAWAN
22
tahanan listrik 1 , maka akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang
dinyatakan dalam persamaan sbb:
Gambar 2.13 hubungan antara tegangan dan arus
Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan electrode
(di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara 5 sd. 10 m.
Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R-tanah lihat.
Gambar 2.14 pengoperasian Earth Tester
Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan ±5 Ohm. apabila belum mencapai
nilai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel. Pentanahan paling
ideal apabila electrode bias mencapai sumber air atau R-tanah = 0.
Contoh: Pemasangan electrode pertama (R1), setelah diukur = 12 Ω Selanjutnya
PEMBAHASAN
2.1 Megger
Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah: 500, 1.000, 2.000 atau 5.000
volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5
sampai 5.000 meter ohm dan lain-lain sesuai dengan sumber tegangan dari megger
tersebut.
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya
tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (sistem
tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi,
yang didapatkannya dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger dengan sistem elektronis).
Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil
dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan. Gambar rangkaian
dasar megger adalah seperti gambar 2.1.
Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi
berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk
pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan
tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.
Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah motor selain
masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami penurunan tingkat
insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm
maka perlu dilakukan preventive maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti
motor dalam kondisi kritis.
= 380.000 Ω
= 0.38 M Ω
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih
Biasa disebut dengan Meger Tanah atau Earth Tester, digunakan untuk
mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel. Terminal alat
ukur terdiri dari 3 (tiga) buah, 1 (satu) dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur
nilai tahanan pentanahannya dan 2 (dua) dihubungkan dengan elektroda bantu yang
merupakan bagian dari alat ukurnya. Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi
yang ada pada baterai.
Gambar 2.2 Meter Tahanan Pentanahan
PUTU RUSDI ARIAWAN
Meter Tahanan Kontak biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan
untuk mengukur tahanan antara terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung
utama kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam besaran micro atau sepersatu juta
ohm.
Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur
pada alat ukurnya adalah jatuh tegangan antara 2 (dua) terminal yang terhubung
dengan alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm.
Gambar 2.3 Micro Ohm meter.
2.2 Pentanahan
adalah merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I)
selalu akan mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan
(R) yang paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapat dijawab dengan
percobaan dengan mempergunakan zat cair (air) dengan bejana berhubungan,
misalnya bentuk setiap bejana yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk
dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan
air untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana tersebut akan menjadi
penuh secara bersamaan dalam waktu yang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan
apa yang terjadi pada energi listrik.
Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika ada hambatan
atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa ? jawabannya
adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akan menyebabkan
terjadinya perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehingga menyebabkan
terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik tersebut.
Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda
potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari
terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar
mempunyai tahanan masing-masing atau disebut dengan tahanan jenis, maka untuk
membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakni
hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akan menyebabkan
tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nol sehingga tidak ada
perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya.
2.2.2 Tujuan Pentanahan
maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat
mengakibatkan kebakaran.
tersebut.
Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atau tidak
langsung (induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempat yg aman,
misal, ke tanah.
Grounding
listrik yang sering terjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,
Spike/Lightning.
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-
kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
antara lain elektroda pentanahan dan hantaran pentanahan berperan sangat besar.
profil / pipa galvanis berdiameter 1,5” yang dipancangkan tegak dalam tanah
2. Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk lingkaran ditanam minimum 0,5 –
10
11
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak
diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang
akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung
pada komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan jenis dari berbagai
macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain
pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan pengaruh kandungan kimia.
1. Nilai resistans jenis tanah
Jenis Tanah
Tanah rawa
10……....40
20……....100
Pasir basah
50….…...200
Kerikil basah
200……..3000
Pasir / kerikil kering
<10000
Tanah berbatu
2000……30000
10………100
12
Nilai-nilai tersebut pada Tabel 2.1 seluruhnya berlaku untuk tanah lembab
sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang bagus,
sama seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin
dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang
basah.
2.Resistans pembumian
Jenis elektrode
Panjang pita
atau penghantar
pilin
Panjang batang
atau pipa
Pelat vertikal
dengan sisi
atas + 1 m
dalam tanah
Resistans
pembumian
70 40 30 20
0,5x1m 1x1m
35 25
Tabel 2.2 nilai rata-rata dari resistans pembumian untuk elektrode bumi
Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi sebesar 5 ohm,
maka menurut Tabel 2.1 dan 2.2 untuk tanah liat atau ladang dengan resistans jenis
tanah liat atau tanah ladang dengan rt = 100 ohm-m, diperlukan sesuatu elektrode pita
dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang, masing- masing panjangnya 5m, yang
disusun dalam lingkaran dengan diameter 15 m. Untuk pasir basah dengan rt=200 ohm
maka terdapat resistans pembumian sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian
100m
Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila dipakai pelat
elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada elektrode pita atau
batang tanah. Contoh untuk menentukan resistans pembumian suatu elektrode:
13
Untuk hal tersebut dalam Tabel 2.3 dapat dilihat rumus-rumus pendekatan
untuk resistans pembumian R suatu elektrode bumi untuk beberapa susunan elektrode
bumi. Resistans pembumian Rt suatu elektrode adalah resistans dari lapisan tanah
antara elektrode bumi atau sistim pembumian dan bumi acuan/referens.
Jenis elektrode Perhitungan tepat
Perbandingan pendekatan
Batang
(ln 4L / d)
Pita
(ln 2L / d)
dst.nya
bumi
Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran untuk menentukan
tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan dalam lapisan tanah:
14
Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam lapisan tanah.
Dengan alat ukur jembatan-tahanan, diukur tahanan jenis tanah dalam daerah antara
permukaan lapisan tanah dan dalamnya pemasukan elektrode tersebut. Rumus untuk
tahanan pentanahan batang adalah :
Rt = (rt / 2pL) x (ln (4L / d))
di mana :
Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm,
rt = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter,
L = panjang elektrode batang dalam m,
d = jari-jari batang elektrode dalam m,
ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)
Tahanan jenis tanah adalah :
Dalam Gambar 2.8 dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah dengan
digunakan 4-batang acuan yang dimasukkan dalam tanah dengan jarak a sepanjang
satu garis lurus yang sama dan dihubungkan ke alat ukur resistans pembumian.
PUTU RUSDI ARIAWAN
15
Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan pada bagian
dalam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam lapisan tanah. Dari
hasil pengukuran perbandingan jembatan dapat dibaca nilai tahanan R, maka resistans
jenis tanah dapat dihitung dengan rumus :
Qt = 2 p x a x Rt
Bila jarak a dalam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis tanah
dalam ohm-m yang diukur di sini bukan resistans jenis tanah, hanya resistans jenis
tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von Werner ini hanya dapat mengukur
lapisan tanah sampai jarak sedalam a dari elektrode acuan. Dengan merobah-robah
jarak a dapat ditemukan nilai tahanan jenis tanah dalam beberapa lapisan tanah.
16
b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihubung dengan
konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm sampai 2000 ohm
di belakang gawai pengaman dalam sirkuit amperemeter, lihat Gambar 2.9.
Gambar 2.9 hubungan elektrode dengan konduktor
17
Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1 dari kira-kira
40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan elektrode bumi bantu
dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim pembumian pengamanan
didapatkan dari rumus RA = U/1
Keburukan dari metode b) ini adalah:
tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh melebihi
tegangan sentuh yang diizinkan, karena dapat terjadi kecelakaan,
hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral langsung dibumikan (lihat
a), karena bila terdapat arus bocor kecil yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan
susut tegangan antara RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran yang tak tepat.
c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian - metode ukur arus - tegangan dengan
Tahanan peralihan ini adalah relatif kecil, karena bagian penghantar adalah
sangat pendek. Makin jauh dari elektrode, makin menurun tahanan dari lapisan tanah,
karena penampang dari lapisan tanah adalah sangat besar. Dalam jarak 20m untuk
pengukuran dapat ditanam elektrode acuan dalam tanah.
PUTU RUSDI ARIAWAN
18
Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang RE, maka
tentu termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode acuan. Kesulitan ini dapat
disingkirkan dengan susunan sesuai Gambar 2.10.
Gambar 2.10 susunan pengukuran
19
Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan pengukuran
dengan rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan perbandingan resistans,
maka tegangan antara elektrode pembumian, elektrode acuan dan elektrode bumi
bantu dibandingkan, lihat Gambar 2.11.
Gambar 2.11 perbandingan resistans
Alat penunjuk arus A tidak menunjuk adanya arus mengalir, bila tegangan U1
pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau pada tahanan perbandingan.
Frekuensi generator menyimpang dari 50 Hz atau 60 Hz, dan mengkontrol rectifier dari
amperemeter A, maka tegangan asing dari jaringan disingkirkan. Hasil nilai tahanan
dapat langsung dibaca dari alat ukur pembumian, Gambar 2.11 dan 2.12.
PUTU RUSDI ARIAWAN
20
Pada pengukuran adalah sangat menentukan, titik pengukur yang mana dipilih,
dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, hanya bila diukur dari beberapa titik
ukur dari pinggir keliling jaringan.
21
Jarak antara titik ukur tergantung dari luasnya jaringan dan biasanya
Pada percobaan dalam bidang listrik dan menemukan dan menemukan hubungan
antara tegangan dan arus yang dilewatkan pada suatu tahanan : Apabila dalam suatu
rangkaian tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt, dan dipasan
PUTU RUSDI ARIAWAN
22
tahanan listrik 1 , maka akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang
Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan electrode
(di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara 5 sd. 10 m.
Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R-tanah lihat.
Gambar 2.14 pengoperasian Earth Tester
Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan ±5 Ohm. apabila belum mencapai
nilai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel. Pentanahan paling
ideal apabila electrode bias mencapai sumber air atau R-tanah = 0.
Contoh: Pemasangan electrode pertama (R1), setelah diukur = 12 Ω Selanjutnya
di tanam lagi electrode ke 2 (R2), diukur tahanan =
12 Ω, Maka besar tahanan RI diparoleh dengan R2 = 6 Ω, Karena belum mencapa
i 5 Ω, maka ditanam lagi electrode ke 3 (R3).
PUTU RUSDI ARIAWAN
23
24
nilai tahanannya >0 dan <5>6,25/6,25= 3,125 ohm.. maka jumlah rods yang dibutuhkan
untuk menurunkan dari 100 ohm ke 3,125 adalah 10 buah rods. Setelah Grounding
Ringdipastikan terhubung sempurna, cek kembali dengan Earth Tester nilai tahanan
harusnya sudah turun drastis.
Elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam tanah,
sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang basah.
Phasa sequence tester (drivel) : alat ukur untuk mencari urutan fasa (R, S
25
BAB III
PENUTUP
2.1 Simpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
Penghantar
Bumi
(online),
(http://www.elektroindonesia.com/
Darmanto,
Mustafa.
2009.
Pengukuran
Pengetanahan,
(online),
(http://technoku.blogspot.com/2009/01/pengukuran-pengetanahan.html,
diakses 20 Maret 2009).
Darmanto,
Mustafa.
2009.
Megger
Test,
(online),
(http://technoku.blogspot.com/2008/11/megger-test.html, diakses 20 Maret 2009).
Salmon,
Melky.
2009.
Pentanahan
(grounding),
(online),
(http://melkyaiboy.com/2008/08/31/pentanahan-grounding/, diakses 20 Maret 2009).
27
BIODATA PENULIS
Email :turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi
doc
Spam or junk
Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
Bottom of Form
This is a private document.
7,384
Uploaded:
06/18/2010
Category:
School Work>Homework
Rated:
5 5 false false 0
1 Rating()
Copyright:
Attribution Non-commercial
resistansi bumi
tahanan untuk
mengukur resistansi
arus bocor
konduktor
data
4 Votes
Auto-hide: on
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN
adalah jenis tanah, berikut ini tabel nilai rata2 resistansi dari jenis tanah.
Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan electrode
(di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara