You are on page 1of 31

LIMBAH B3 Industri

OLEH :
1.Anggita Putriani W (2507.100.016)
2.Nunik Ambarsari (2507.100.055)
3.Ade Hardiansyah (2507.100.112)
4.Rahmanizar
Maksum(2507.100.125)
SUSTAINABLE MANUFACTURING – ENVIROMENTAL PROBLEM
SAMPAH
Sampah (wikipedia, 2009) adalah Peningkatan jumlah
material sisa yang sudah penduduk
berkurang manfaatnya setelah
berakhirnya suatu proses
Peningkatan ekonomi

Perkembangan industri

Masalah GLOBAL

Kesadaran dalam proses


PENINGKATAN JUMLAH
Pengelolan sampah
SAMPAH
RENDAH
Klasifikasi sampah

Hazardous waste atau limbah berbahaya adalah


limbah berpotensi bahaya bagi kesehatan manusia
Hazardous Waste atau lingkungan. Limbah berbahaya bisa berupa
cairan, padatan, gas, atau lumpur yang dapat dapat
dihasilkan dari produk komersial, seperti cairan
pembersih atau pestisida, atau produk sampingan
proses manufaktur
PERKEMBANGAN INDUSTRI
LIMBAH
Limbah B3 B3...??
(Bahan
LIMBAH Berbahaya
B3...??
LIMBAH B3...??
dan Beracun)
LIMBAH
LIMBAH B3...??
B3...??
LIMBAH
LIMBAHB3...??
B3...??

Bahan sisa hasil


produksi

Toxicity
Corrosivity

Flammability Reactivity
LIMBAH
LIMBAH B3...??
B3...??
LIMBAH B3...?? B3...??
Karakteristik Limbah

Limbah mudah Limbah mudah


meledak terbakar

Limbah reaktif
Limbah beracun

Limbah bersifat Limbah yang


korosif menyebabkan
infeksi
Limbah Mudah Meledak
Limbah yang akan meledak pada suhu 25oC dan tekanan standar
760 mmHg melalui reaksi kimia

Limbah Mudah Terbakar


Limbah yang apabila berdekatan dengan api, gesekan atau sumber
lain makan akan mudah terbakar dan dapat menyebabkan
kebakaran dalam waktu lama.

Limbah Reaktif
Limbah yang memiliki sifat apabila bercampur dengan air akan
menghasilkan gas yang beracun, untuk limbah sianida,sulfida atau
amoniak yang apabila dalam pH 2 dan 12,5 juga akan
mengeluarkan gas beracun
Limbah Beracun
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi
lingkungan dan manusia hingga dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius.

Limbah yang Menyebabkan Infeksi


Limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit.

Limbah yang Bersifat Korosif


•Limbah yang mempunyai sifat menyebabkan iritasi pada kulit
•Limbah yang menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng
baja
•Limbah yang mempunyai pH kurang atau sama dengan 2 untuk
yang bersifat asam dan lebih dari atau sama dengan pH 12,5 untuk
yang bersifat basa
• Limbah B3 menjadi sorotan utama karena mengingat
dampak yang ditimbulkan kepada lingkungan.

• Limbah B3 paling banyak dihasilkan dari limbah industri


terutama industri kimia.

Gas

Limbah B3 Cair
industri kimia

Padat
LIMBAH
LIMBAH B3...??
B3...??
LIMBAH B3...??
Limbah Industri Kimia

• BERBAHAYA  pada umumnya limbah industri kimia


mengandung berbagai macam unsur logam yang
sifatnya akumulatif dan beracun

• SEHINGGA,,
Uji toksikologi penting dilakukan untuk menentukan
toksisitas suatu bahan kimia yang diuji
LIMBAH
LIMBAH B3...??
B3...??
LIMBAH B3...??
Beberapa Jenis Limbah B3
Mercury
• Elemen Hg berwarna kelabu perak, merupakan cairan pada saat suhu
kamar dan mudah menguap bila dipanaskan.
• Industri yang menghasilkan Hg adalah pabrik tekstil, pabrik kimia,
perusahaan farmasi, dan lain-lain.

Chromium
• Suatu logam keras yang berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi
meski dalam suhu tinggi.
• Logam ini banyak digunakan di industri metalurgi dan kimia.
• Merupakan komponen penting dari stainless steel dan berbagai
campuran logam
Karbonmonoksia (CO)
•Gas yang tidak berbau dan tidak berwarna yang berasal dari hasil
proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang
mengandung rantai karbon.

Arsene
•Ada 2 macam arsene, yaitu arsene organik dan inorganik.
•Arsene inorganik lebih beracun dibanding arsene organik
•Biasanya dihasilkan dan dilepas di udara oleh industri tembaga dan
banyak digunakan untuk pestisida

Sulfur Dioxide
•Berasal dari pemakaian BBM dan batu bara, penyulingan minyak,
industri kimia dan metalurgi

Nitrogen Oxide
•Merupakan bahan polutan yang berasal dari pembakaran dari berbagai
bahan yang mengandung nitrogen.
LIMBAH
LIMBAHB3...??
B3...??
LIMBAH B3...??B3..
Dampak Limbah
Dampak pencemaran air
• Air yang tercemar tidak dapat digunakan untuk irigasi
• Mematikan biota air
• Menyebabkan penyakit pada tubuh manusia

Dampak pencemaran udara


• Pembuangan limbah gas yang sembarangan akan dapat
menimbulkan polusi udara sehingga kesehatan manusia juga dapat
terancam.
Dampak pencemaran tanah
•Tanah yang tercemar oleh bahan pencemar seperti senyawa
karbonat dapat membuat tanah menjadi asam yang mana H2S
yang bersama Co dalam membentuk senyawa karbon juga
dapat mematikan cacing penggembur tanah.

Dampak lainnya terhadap manusia


•Efek akut dapat menimbulkan berupa kerusakan susunan
syaraf, kerusakan sistem kardio vaskuler, kerusakan sistem
pernapasan, kerusakan kulit hingga kematian.
•Efek kronis dapat mennimbulkan efek karsinogenik
(pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong
mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya
cacat bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi
Pengelolaan sampah
Incineration
Chemical Conditioning

Solidification/Stabilization
Treatment, De-watering
Concentration stabilization, and Disposal
thickening conditioning
and drying

Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume
lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan.

Treatment, stabilization, and conditioning


Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan
menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses
pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi

De-watering and drying


De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan
air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan
ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi.

Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan
akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.
n
tio

on

on
ula

ati

on

ati
ul

i
ps

ti

rbs
i
ta

ps
ps
ca

ific
ipi
ca

so
r
en

so

tox
en

ec

Ab
ro

Ad
Pr
ro
ac

De
ac
M

– Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam


limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar
– Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation
tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur
kristal pada tingkat mikroskopik
– Precipitation
– Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara
elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
– Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan
menyerapkannya ke bahan padat
– Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun
menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau
bahkan hilang sama sekali
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Terdapat tiga cara yang bisa digunakan untuk identifikasi limbah yaitu sebagai
berikut :
1. Identifikasi limbah B3 menurut sumber
- Limbah B3 dari sumber spesifik
- Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
- Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi
2. Uji karakteristik limbah B3
Uji karakteristik ini lebih mengarah pada tujuan untuk menentukan sifat limbah B3
yang ada. Dengan melakukan uji karakteristik dapat diketahui bagaimana sifat
limbah B3.
3. Uji Toksilogi
Uji Toksologi ini adalah pengujian untuk menentukan sifat akut dan kronik limbah
B3. Proses pengujian ini ditentukan dengan LD50 atau LC50 yang merupakan dosis
atau konsentrasi suatu bahan uji yang menimbulkan kematian 50% hewan yang
diuji.
Metode fuzzy
 Suatu metodologi baru untuk proses
klasifikasi limbah B3, oleh N. Musee*, L.
Lorenzen, C. Aldrich (2007)
penjabaran ilmu pengetahuan berkaitan dengan limbah
berbahaya. Dalam jurnal bagian pertama ini, diusulkan
suatu algoritma matematis untuk klasifikasi limbah yang
Bagian I memperhitungkan jumlah kimia fisik dan efek toksisitas
bahan kimia untuk manusia dan ekosistem. Selain itu
juga memperhitungkan adanya eksposur dan kuantitas
limbah

suatu alat bantu keputusan dengan sistem komputerisasi yang


berbasi teori fuzzy. Sistem ini dibuat untuk mendukung proses
klasifikasi limbah berbahaya. Variabel-variabel yang
Bagian II dibutuhkan untuk proses ini adalah berkaitan dengan sifat-sifat
kimia, sifat mikroorganisme yang mungkin ada, sifat bahan kimia
pada manusia dan ekosistem, dan kuantitas limbah. Dengan
sistem terkomputerisasi ini, maka secara otomatis
mengelompokkan limbah dengan kategori tidak berbahaya,
cukup berbahaya, berbahaya atau sangat berbahaya
LIMBAH
B3 PERDAGANGAN
INCENERATION LIMBAH
HOT
HOT ISUE
ISUE
HOT
HOT ISUE
HOTISUE
HOT ISUE
ISUE
HOT ISUE

 Pembuangan limbah pabrik seringkali dianggap remeh oleh para pihak industri. Padahal
pembuangan limbah merupakan salah satu toksikologi lingkungan.

 Ironisnya bahwa yang paling merasakan dampak suatu kegiatan adalah manusia, bagian dari
makhluk hidup sendiri.

Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada
kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya meminum
air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah
menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.
CONT’D

 Oleh karena itulah diperlukan instalasi penampungan limbah B3 yang sesuai standart, yaitu
tertutup dan tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Hal itu dimaksudkan agar kandungan
kimia berbahaya tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke udara dan terhirup manusia.

Akan tetapi, sebagian perusahaan pengelola limbah B3 belum memerhatikan hal itu. Mereka
menyimpannya di kubangan tanah dan membiarkannya terbuka. Sebagian pengusaha bahkan
nekat membuang limbah di pekarangan, rawa-rawa, tepi jalan raya, atau sungai

Untuk memenuhi standar material normal (tidak berbahaya), limbah B3 seharusnya diolah
terlebih dulu sebelum dibuang. Namun, biaya pengolahannya mahal, yaitu mencapai Rp 600
juta per meter kubik limbah B3, sehingga banyak perusahaan pengelola limbah
mengabaikannya.
CASE
STUDY
LIMBAH PABRIK DI TELUK MINAMATA JEPANG

 Dipinggir teluk Minamata di Jepang bermukim rakyat nelayan

 Beberapa industri membuang limbahnya keteluk Minamata. Para ahli kimia


pabrik mengatakan bahwa limbah pabrik yang mengandung methylmercury
(MeHg) tidak berbahaya.

 Kebiasaan penduduk nelayan teluk Minamata yang suka makan ikan, telah
menyebabkan terakumulasinya kadar methylmercury yang berlipat ganda di
dalam tubuh nelayan teluk tersebut.

Setelah 10 tahun menkonsumsi ikan tersebut, karena methylmercury termasuk


B3, maka menimbulkan dampak kesehatan yaitu keturunan dari nelayan yang
telah mengkonsumsi ikan dari teluk Minamata mengalami cacat jasmani dan
mental.
LIMBAH BATU BARA DI KARAWANG

 Limbah batu bara yang berwarna hitam dibuang sepanjang bantaran saluran
induk Tarum Barat. Dalam sehari jumlah batu bara bisa mencapai 80 ton.

 Sebagian limbah itu digunakan untuk melapisi jalan. Namun, itu pun atas
permintaan kepala desa dan masyarakat.

 Limbah B3 tersebut dilapisi dengan tanah merah untuk menetralisir


kandungan kimia di dalamnya. Padahal berdasar Ketua Koalisi Pemantau Limbah
B3 Indonesia bahwa menutupi limbah batu bara dengan tanah merah hanya akan
mempercepat proses penyerapan kandungan kimia pada tanah dan air.

Apalagi lokasi penampungan limbah hanya berjarak kurang dari tiga ratus
meter dari saluran induk Tarum Barat yang menjadi bahan baku air minum warga
Karawang, Bekasi, dan Jakarta.
PEMBUANGAN LIMBAH BATUBARA DI CIAMPEL

 Limbah batu bara yang dibuang di sekitar saluran induk Tarum Barat di Ciampel tergolong limbah B3.

 Bisa dipastikan kandungan kimia berbahaya dari limbah itu akan meresap ke dalam tanah, mencemari
sumur warga, atau mengalir ke saluran induk. Jika dibiarkan, akan merusak lingkungan dan kesehatan

 Perusahaan pengangkut limbah B3 harus memperoleh izin dari pemerintah. Mereka harus
menggunakan armada yang spesifik dan tertutup untuk mengangkutnya. Namun, dalam kasus Ciampel,
pengusaha menggunakan truk bak terbuka sehingga limbah rentan tercecer di jalan.

debu membuat pernapasan warga terganggu, mengotori rumah dan perabot, serta terkadang
menimbulkan bau tidak sedap dari truk-truk pengangkut limbah ataupun dari lokasi penampungan.

 mereka umumnya belum mengetahui pasti jenis limbah yang dibuang di sekitar tempat tinggal mereka
dan tidak menyadari dampaknya bagi kesehatan. Sebagian warga bahkan memanfaatkannya untuk
mengeraskan jalan lingkungan

. Padahal, pemanfaatan limbah B3 untuk campuran bahan pengeras jalan tidak direkomendasikan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Usaha Yang Dilakukan Kedepannya
• Mewacanakan sosialisasi kepada masyarakat akan berbahayanya limbah B3 terhadap
keberlangsungan lingkungan dan kesehatan manusia
• Penegasan regulasi pengolahan limbah B3 ke industri
• Melakukan penelitian dalam pengolahan limbah B3, misalnya tailing. Tailing adalah suatu
usaha pemanfaatan limbah industri sebagai bahan bangunan.

Gambar 3. Jalan beton dari bahan Gambar 4. Beton dengan bahan


dasar tailing digunakan untuk dasar tailing digunakan untuk
pembuatan jalan di wilayah pembuatan jembatan S. Kaoga
pertambangan PT Freeport

•Pengolahan lebih lanjut gas hasil proses insenerasi.


SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

You might also like