Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
bidang olahraga juga mengalami pembangunan yang sangat pesat sehingga untuk
memerlukan berbagai analisis gerak manusia sesuai dengan ilmu gerak tubuh.
kesegaran jasmani dan rohani secara ilmiah. Hal ini termuat dalam GBHN, yang
berbunyi berikut :
berbangsa dan bernegara. Diantara sekian banyak cabang olahraga yang ada di
dunia, atltetik merupakan cabang olahraga yang tertua, kerena itu juga disebut
sebagai induk dari semua cabang olahraga (the mother of sport). Dikatakan sebagai
induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakan dasar dari atletik,
1
seperti: jalan, lari, lempar dan lompat, sebagaian besar digunakan pada cabang
olahraga lain.
Dari nomor-nomor atletik yang diperlombakan seperti jalan, lari, lempar, dan
lompat, penulis memilih nomor lompat, yaitu lompat jauh sebagai bahan penelitian.
Jika diperhatikan prestasi cabang lompat jauh Indonesia masih ketinggalan dengan
Negara lain, jangankan ditingkat duni, di tingkat Asia Tenggara saja belum bias
berbicara banyak. Selain itu juga sangat sedikit orang yang mau menekuni nomor
lompat jauh dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu selama ini kita belum
mempunyai atlet lompat jauh yang mampu berprestasi tinggi. Untuk mendapat
prestasi yang tinggi di bidang olahraga khususnya nomor lompat jauh memang
tidak mudah. Latihan yang teratur dan disiplin yang tinggi sangat diperlukan.
jauhnya. Untuk mencapai jarak lompatan yang jauh, harus diperhatikan secara baik
unsure pokok yang diperlukan dalam melompat. Adapun unsur-unsur yang perlu
besarnya.
2
d. Harus dapat mempergunakan titik berat badan se-efisien mungkin
Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga lompat jauh
banyak faktor yang harus diperhatikan, misalnya faktor tinggi badan, daya ledak
otot tungkai, kecepatan lari, berat badan, sudut tolakan, kekuatan otot kaki dan
sebagainya.
Dari banyak faktor yang yang mempengaruhi prestasi lompat jauh itu
lompat jauh. Kedua variabel itu adalah kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50
meter.
antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh
siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan Malang tahun pelajaran 2008 –
2009”.
B. Identifikasi Masalah
yang mana suatu obyek dalam masalah tersebut inilah yang bias diartikan sebagai
masalah. Dari latar belakang diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kondisi
fisik seorang pemain sangatlah penting dalam meningkatkan prestasi lompat jauh.
3
mengetahui adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter
variabel yang diteliti, yaitu hubungan antara kekuatan otot kaki (X1), kecepatan lari
50 meter (X2) dan prestasi lompat jauh sebagai variabel terikat (Y).
C. Batasan Masalah
1. Kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter pada siswa putra kelas II
3. Hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh?
jauh?
4
3. Adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter
E. Tujuan Penelitian
lompat jauh.
3. Untuk mengetahui antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
lompat jauh.
5
3. Bagi pelatih
jauh serta sebagai acuan atau pedoman untuk menyusun latihan dan juga sebagai
4. Bagi atlet
6
BAB II
A. KAJIAN TEORI
beda. Didalam lompat jauh tentunya tidak terlepas dari faktor yang mendukung
Untuk lebih jelasnya “Kekuatan otot yang juga disebut dengan Strenght
penentu untuk mencapai prestasi yang maksimal. Begitu juga dengan olahraga
lompat jauh kekuatan otot kaki merupakan yang utama, khususnya dalam
Untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dalam aktivitas olahraga
dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik dan
77).
7
2. Kecepatan Lari 50 Meter
seperti sprint, balap sepeda, lempar lembing dan sebagainya. Kecepatan bukan
berarti mennggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula
Dalam lari cepat, kecepatan lari ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari
1988 : 58).
singkat dan kecepatan itu dipengaruhi oleh streght, waktu reaksi dan kelentukan.
8
b. Speed of movement adalah suatu kemampuan kecepatan semaksimal
1973 : 23).
movement sangat penting sekali bagi atlet lompa jauh dimana atlet lompat jauh
menggunakan kecepatan yang tinggi guna membantu explosive power pada saat
melakukan tumpuan.
kecepatan reaksi dan kecepatan bergerak. Kecepatan reaksi adalah waktu yang
kemampuan atlet dalam suatu gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan
dengan gerak terakhir. Jadi semakin baik kecepatan reaksi dan kecepatan
bergerak seseorang maka kecepatan larinya akan semakin baik pula kecepatan
rangsangan serta kecepatan gerak dan daya tahan. Sedangkan kecepatan gerak
ditentukan oleh kekuatan otot, daya ledak, kelincahan dan keseimbangan daya
9
Disamping faktor-faktor penentu diatas dalam kecepatan lari masih
dibutuhkan lagi faktor panjang tungkai dan frekuensi gerakan lari. Tungkai yang
hal ini juga dipengaruhi frekuensi gerakan lari. Atlet yang dapat melakukan
frekuensi gerakan kaki lebih banyak aka berlari lebih cepat dari atlet yang
Lompat jauh termasuk salah satu bagian dari nomor lompat. Dalam lompat
jauh terdapat tiga macam gaya, yaitu : gaya jongkok, gaya tegak (menggantung),
dan gaya berjalan diudara. “Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya
perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terletak pada saat
melayang diudara saja. Jadi mengenai awalan, tumpuan dan cara melakukan
1985 : 95).
Adapun tinjauan secara tehnis pada lompat jauh meliputi 4 masalah, yaitu :
yang maksimal. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang cara melakukan
10
a. Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing siswa (atlet).
Bagi pelompat jauh yang dalam jarak relative pendek sudah mampu
dekat saja (sekitar 30-25 meter atau kurang dari itu), sedangkan bagi
siswa (atlet) lain yang dalam jarak relative jauh baru mencapai
kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar
atau menolak. Langkah kaki gerakan sprint sebaiknya jangan seperti lari
cepat pada umumnya, tetapi pada awalan lompat jauh langkah kaki
harus lebih kuat, mantap dan menghentak (langkah yang dinamis). Hal
ini harus dilakukan dengan maksud agar pada saat menolak atau
terakhir sebelum bertumpu (take off), gerakan lari dilepas begitu saja
Namun sementara ada pendapat, “bahwa free wheeling ini tidak perlu
dilakukan karena apabila hal itu tidak dilakukandengan baik dan tepat
justru akan menghambat kecepatan. Oleh sebab itu bagi pemula hal ini
11
belum pernah dipaksakan”, (Tamsir Riyadi, 1985 : 95). “Adapun tujuan
tumpu.
awalan, dimana salah satu kaki yang dianggap kuat sebagai penumpu.
bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki. Sikap
12
b. Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong kebelakang (jangan
c. Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpu, asalkan ujung kaki tidak
melewati atau menginjak tepi balok yang terdekat dengan bak pasir.
e. Paha kaki ayun diangkat setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.
Karena mengangkat kaki dalam posisi lurus akan lebih berat dan kurang
ditekuk.
3. Melayang diudara
mungkin diudara dan dalam keadaan seimbang. Hal ini dapat dilakukan
a. Gaya Jongkok
badan keatas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, dua kaki sedikit
13
Kaki ayun diangkat kedepan, kemudian diturunkan bersamaandengan
kepala menunduk seperti gerakan cium lutut dan siap untuk mendarat.
waktu akan mendarat kaki ayun dari belakang ditarik kedepan menyusul
Yang penting pada saat melayang diudara itu bukan cara melayang yang
dikuasai.
merugikan. Mendarat yang baik yaitu ketika jatuh dengan kedua kaki dan
tidak menjadi sebab bahwa pelompat akan mendarat pada pantatnya, ini
14
sangat merugikan. Untuk menghindari pendaratan pada pantat ini, kepala
pasir. “Titik berat badanakan dapat melampaui titik pendaratan kaki dipasir
kalau kaki tidak kaku atau tegang, melainkan lemas atau lentuk. Maka sendi
lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan
B. KERANGKA BERPIKIR
Langkah ini juga sering diberi istilah telaah pustaka atau landasan teori.
kerangka berpikir yang merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi
obyek yang diteliti (Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 60).
Usaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga tentunya banyak
faktor yang menunjang dan sekaligus memegang peranan penting seperti faktor
teknik, fisik dan mental yang matang. Selain itu harus ada kemauan keras dari si
pemain itu sendiri. Begitu juga dalam prestasi lompat jauh, hal ini sangat
dibutuhkan. Dari unsur kekuatan dan kecepatan lari sangat penting dalam
Untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dalam aktivitas olahraga
15
dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik dan dengan kekuatan
kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh.
C. HIPOTESIS
masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sutrinso Hadi yang dikutip Cholid Narbuko
& Abu Achmadi, 2007 : 28). Berdasarkan pembahasan masalah dalam penelitian
1. Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh.
2. Ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh.
3. Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter secara
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
hubungan antara variabel bebas berupa kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50
meter dengan variabel terikat berupa prestasi lompat jauh. Oleh karena itu
B. Identifikasi Variabel
adanya suatu penelitian pada subjek yang dituju. Data yang digunakan untuk
melakukan penelitian haruslah sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk itu
Menurut Y.W, Best yang disuting oleh Sanpiah Faisal yang disebut
variable penelitian adalah segala suatu yang akan menjadi obyek pengamatan
17
penelitian (Dikutip oleh Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 64). Dari
meliputi faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti. Sesuai dengan judul penelitian yang telah penulis ungkapkan diawal,
variabel dependen atau terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah “kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan
prestasi lompat jauh”. Dalam prestasi lompat jauh, kekuatan oto kaki dan
lompat jauh.
2. Variabel terikat atau disebut juga variabel dependen adalah kondisi atau
18
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
1. Metode penelitian
Suatu medote digolongkan baik apabila sesuai dengan kondisi obyek yang
ada atau tidaknya suatu hubungan antara variabel dalam suatu penelitian.
2. Pendekatan penelitian
Malang. Penelitian ini dilakukan sejak mendapat persetujuan dari pihak sekolah,
19
dalam hal ini Kepala Sekolah dan Dewan Guru. Pengambilan data dilakukan di
lapangan SMP PGRI 01 Kromengan Malang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 1
1. Populasi
penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan Malang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, (Suharsimi
20
dari 100 orang, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, (Suharsimi Arikunto,
1988 : 107). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 30% dari
cara semua siswa putra SMP PGRI 01 Kromengan kelas IIa, IIb, IIc, yang
berjumlah 101 orang diambil 30% nya yaitu 30 orang, untuk mendapatkan
30 orang dari 101 orang tersebut diacak dengan cara diundi, kemudian 30
dengan tujuan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes,
yaitu :
1. Tujuan
a. Stopwatch
21
c. Lintasan yang lurus dan rata dengan jarak 50 meter antara garis start
3. Pengetes
a. Starter 1 orang
c. Penngawas 1 orang
d. Pencatat 1 orang
4. Pelaksanaan Tes
b. Pada aba-aba “bersedia” teste berdiri dengan salah satu ujung jari
22
f. Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali
5. Pencatatan Hasil
a. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai untuk menempuh jarak
tersebut
1. Tujuan
3. Pengetes
23
b. Pengukur 2 orang
4. Pelaksanaan Tes
a. Teste berdiri dengan kedua ujung jari kakinya tepat dibelakang garis
batas tolakan
5. Pencatatan Hasil
c. Lompat Jauh
1. Tujuan
24
Tes ini untuk mengetahui seberapa jauh lompatan yang dicapai oleh
setiap teste
a. Stopwatch
b. Alat tulis
c. Roll meter
d. Cangkul
e. Peluit
3. Pengetes
b. Pengawas 1 orang
4. Pelaksanaan Tes
25
e. Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali
5. Pencatatan Hasil
d. Jarak lompatan diukur dari bekas anggota tubuh yang dekat dengan
depan.
Untuk teknik analisis data ini mengunakan teknik statistik korelasi product
moment dan analisis regresi dengan taraf signifikan 5%. Adapun untuk
kecepatan lari 50 meter dan prestasi lompat jauh, maka diperlukan teknik
1. T-Skor
diperoleh satuan ukur yang berbeda oleh karena itu semua data di
26
transformasikan dalam bentuk standar T-Skor yang rumusnya seperti
Keterangan :
= Mean (rata-rata).
SD = Standart Deviasi
a. Menghitung Mean
c. Menghitung Skor
masing-masing variabel bebas yaitu kekuatan otot kaki (X1) dan kecepatan
lari 50 meter (X2) dengan variabel terikat yaitu prestasi lompat jauh (Y)
27
Keterangan :
variabel terikat
kaki dan kecepatan lari 50 meter (x2) secara serentak dengan satu variabel
terikat yaitu prestasi lompat jauh (y) digunakan teknik statistik analisis
regresi ganda dengan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi,
Keterangan :
a1 = Koefisien predicator X1
28
a2 = Koefisien predicator X2
4. Analisis Regresi
Efektif (SE%)
SE%X1=SR%X1R2
29
SE%X2=SR%X2R2
alternatif dan hipotesa kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh (Y), ada hubungan
antara kecepatan lari 50 meter (X2) dengan prestasi lompat jauh (Y), dan
ada hubungan antara kekuatan otot kaki (X1) dan kecepatan lari 50 meter
adalah apabila hipotasa alternatif (Ha) diterima maka hipotesa nihil (Ho)
alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak, bila F hitung lebih besar atau
sama dengan F label, maka hipotesis alternatif diterim, dan apabila F hitung
artinya bila hipotesis alternatif diterima 95% ada hubungan positif antara
30
Sedangkan untuk taraf signifikan analisis regresi ganda ditetapkan
5% artinya bila hipotesis alternatif diterima maka 95% ada hubungan positif
BAB IV
HASIL PENELITIAN
31
1. Mean dan Standart Deviasi
Dari pengelolaan data yang diperoleh mean dan standart deviasi dari
Tabel II
X2 8,58 0,3994
y 3,49 0,2697
Keterangan :
Interprestasi
diteliti untuk variabel kekuatan otot kaki (X1) dengan mean atau rata-rata
diteliti untuk variabel kecepatan lari 50 meter (X2) dengan mean atau rata-
32
c. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel
diteliti untuk variabel prestasi lompat jauh (y) dengan mean atau rata-rata
Hasil korelasi atau hubungan antara dua variabel bebas dan variabel
terikat, yaitu hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter
dengan prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01
Kromengan Malang tahun pelajaran 2008 – 2009 tercantum dalam tabel berikut
ini :
Tabel III
Keterangan :
r X1y : Nilai korelasi antara kekuatan otot kaki dan prestasi lompat jauh
r X2y : Nilai korelasi antara kecepatan lari 50 meter dan prestasi lompat
jauh
Interprestasi
33
a. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dan prestasi lompat jauh
karena itu r hitung lebih besar daripada r tabel, maka hipotesis nihil (Ho)
yang berbunyi tidak ada hubungan antara kekuatan otot kaki dan prestasi
lompat jauh dinyatakan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) pada Bab I yang
berbunyi ada hubungan antara kekuatan otot kaki dan prestasi lompat jauh
dapat diterima, berarti antara variabel bebas kekuatan otot kaki dengan
karena itu r hitung lebih besar daripada r tabel, maka hipotesis nihil (Ho)
yang berbunyi tidak ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dan
prestasi lompat jauh dinyatakan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) pada Bab I
yang berbunyi ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dan prestasi
lompat jauh dapat diterima, berarti antara variabel bebas kekuatan otot kaki
dengan variabel terikat prestasi lompat jauh ada hubungan yang signifikan.
3. Analisis Regresi
Hasil analisis regresi dari hubungan antara kekuatan otot kaki dan
kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh tercantum pada tabel
dibawah ini :
34
Sumber
Db Jk Rk F
Variasi
Regresi M
R2
Residu n-m-
Menjadi :
Sumber
Db Jk Rk F
Variasi
Regresi 2 1683,49 841,75 17,25
TOTAL 29 3000,87 - -
Keterangan :
Jk : Jumlah kuadrat
Rk : Mean kuadrat
Db : Derajat kebebasan
Interprestasi
Dari hasil analisis regresi, diketahui bahwa F hitung sebesar 17,25 dan F
tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 3,32 dari hasil ini diperoleh F hitung lebih
besar dari F tabel, maka dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima,
35
sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Hal ini berarti dalam taraf kepercayaan
95% ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari
Hasil bobot sumbangan relatif dan efektif dari kekuatan otot kaki dan
kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh dapat dilihat dalam tabel
halaman berikut :
Tabel IV
X2 0,677 SR X2%. R2
Menjadi :
Interprestasi
36
a. Hasil bobot sumbangan relatif diketahui bahwa sumbangan totalnya sebesar
100,00 % yang terdiri dari relatif kekuatan otot kaki 0,473 % dan sumbangan
relatif dari kecepatan lari 50 meter 0,677 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa
56,10 % yang terdiri dari efektif kekuatan otot kaki 15,58 % dan sumbangan
efektif dari kecepatan lari 50 meter 40,52 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Tabel V
37
11. 144 149 140 149
12. 155 150 152 155
13. 140 145 148 148
14. 135 140 138 140
15. 149 149 145 149
16. 130 129 135 135
17. 149 144 149 149
18. 145 148 150 150
19. 135 145 148 148
20. 145 145 145 145
21. 155 150 160 160
22. 144 144 147 147
23. 134 134 130 134
24. 125 134 130 134
25. 135 135 133 135
26. 147 147 145 147
27. 135 137 140 140
28. 148 135 147 148
29. 140 135 137 140
30. 155 155 157 157
Tabel VI
38
12. 8,55 8,23 8,45 8,23
13. 8,95 8,80 8,87 8,80
14. 8,80 8,90 9,10 8,80
15. 9,55 9,40 9,50 9,40
16. 8,00 8,09 8,13 8,00
17. 8,45 8,20 8,30 8,20
18. 8,25 8,30 8,28 8,25
19. 8,20 8,32 8,23 8,20
20. 9,24 9,22 9,32 8,22
21. 8,10 8,09 8,00 8,00
22. 9,05 9,00 9,09 9,00
23. 8,30 8,35 8,42 8,30
24. 8,88 8,70 8,82 8,70
25. 8,73 8,75 8,80 8,73
26. 8,23 8,32 8,25 8,23
27. 8,35 8,20 8,28 8,20
28. 8,59 8,55 8,50 8,50
29. 8,57 8,60 8,57 8,57
30. 8,00 8,04 8,22 8,00
Tabel VII
39
13. 3,39 3,35 3,30 3,39
14. 3,70 3,75 2,80 3,75
15. 3,15 3,10 3,05 3,15
16. 3,85 3,89 3,75 3,89
17. 3,88 3,90 3,95 3,95
18. 3,90 3,85 3,80 3,90
19. 3,70 3,66 3,75 3,75
20. 3,30 3,49 3,29 3,49
21. 3,99 3,89 4,00 4,00
22. 3,30 3,53 3,35 3,53
23. 3,25 3,37 3,33 3,37
24. 3,25 3,10 3,19 3,25
25. 3,30 3,25 3,33 3,33
26. 3,48 3,40 3,45 3,48
27. 3,83 3,43 3,30 3,83
28. 3,35 3,40 3,45 3,45
29. 3,17 3,10 3,05 3,17
30. 3,90 3,99 4,00 4,00
B. Analisis Data
∑X1 = 4337
∑X2 = 257,29
∑Y = 104,58
40
1 = 144,5667
2 = 8,5763
= 3,486
= 628417
= 2211,3913
∑Y = 366,7488
SD X1 = 6,9074
SD X2 = 0,3994
SD Y = 0,2697
- Mencari mean
41
- Mean (X2) berupa lari 50 meter
42
- SD X2 berupa lari 50 meter
43
3. Rumus T-Skor
44
Tabel VIII
Data T-Skord
No. Kekuatan Otot Kaki (X1) Kecepatan Lari 50 Meter (X2) Prestasi Lompat Jauh (y)
1. 36,15 43,15 39,40
2. 31,81 53,41 37,54
3. 53,52 52,66 48,67
4. 50,63 30,13 39,40
5. 53,52 44,65 42,73
6. 49,18 44,40 40,14
7. 53,52 44,40 44,22
8. 41,94 39,39 41,99
9. 46,28 38,89 42,36
10. 56,42 59,42 51,26
11. 56,42 58,92 46,07
45
12. 65,10 58,67 54,60
13. 54,94 44,40 46,44
14. 43,39 44,40 59,79
15. 56,42 29,38 37,54
16. 36,15 64,43 64,98
17. 56,42 59,42 67,20
18. 57,87 58,17 65,35
19. 54,97 59,42 59,79
20. 50,63 33,88 50,15
21. 72,34 64,43 69,06
22. 53,52 39,39 51,63
23. 34,70 56,92 45,70
24. 34,70 46,90 41,25
25. 36,15 46,15 44,22
26. 53,52 58,67 49,78
27. 43,39 59,42 62,75
28. 54,97 51,91 48,67
29. 43,39 50,16 38,28
30. 67,99 64,43 69,06
46
Perhitungan analisis regresi dengan kalkulator casio fx 3600P
47
48
9. Untuk mengetahui a1 dan a2
- 5064115,28 = 0 + - 8472718,44 a2
-5064115,28 = -8472718,44 a2
8472718,44 a2 = 5064115,28
49
a2 = 5064115,28
8472718,44
a2 = 0,598
985,5756 = 2999,451 a1
a1 = 985,5756
2999,451
a1 = 0,328585331
= 0,329
10. Dari koefisien variabel x1 dan x2 dapat diperoleh rumus untuk memperoleh R2
50
11. Untuk mencari Fhit
= 0,329.1419,6076 + 0,598.2031,8635
= 467,051 + 1215,054
= 1682,105
51
13. Sumbangan efektif (SE %)
SE % = SR x1% . R2
= 27,77 . 0,561
= 15,58 %
SE % = SR x2 % . R2
= 72,23 . 0,561
= 40,52 R2
C. Pengujian Hipotesis
52
manual diketahui nilai koefisien korelasi keseluruhan sebesar Ry (1,2) = 0,749 dan
Bila ditinjau dari hasil analisis bobot sumbangan prediktor dan hasil
koefesien korelasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (x1) yang
berupa kekuatan otot kaki dalam penelitian ini mempunyai bobot sumbangan relatif
rendah dibandingkan dengan variabel (x2) yang berupa kecepatan lari 50 meter,
terhadap variabel terikat (y) yang berupa prestasi lompat jauh. Akan tetapi hal ini
tidak menutup kemungkinan masih ada variabel lainnya yang perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan.
Dengan demikian hasil tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa hasil penelitian
ini adalah menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dan
kecepatan lari 50 meter terhadap prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang diperoleh dengan perhitungan secara manual,
1. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh
sebesar rx1y = 0,473 > rt = 0,361 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil ini,
53
maka ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi
lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan Malang tahun
jauh sebesar rx2y = 0,677 > rt = 0,361 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan
hasil ini, maka ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 50 meter
dengan prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan
3. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter
dengan prestasi lompat jauh sebesar f hitung = 17,25 dan f tabel sebesar = 3,32
pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis alternatif (Ha)
yang berbunyi ada hubungan diterima, dan hipotesis nihi (Ho) yang berbunyi
tidak ada hubungan yang ditolak, dengan demikian ada hubungan antara
kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter secara bersama-sama dengan
prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan
B. Saran-saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis
1. Bagi pelatih, dalam memilih calon atlet yang akan dibina hendaknya
54
2. Bagi pelatih dalam melaksanakan program latihan hendaknya
memperhatikan unsur-unsur fisik seperti kekuatan otot kaki dan kecepatan lari
50 meter.
3. Bagi para calon peneliti lainnya, yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut hendaknya meneliti variabel terikat yang sama dengan variabel bebas
DAFTAR PUSTAKA
Bandung
Jess, Jerver, 1987, Belajar Dan Berlatih Attletik : Pioner Jaya Bandung
55
Hadi, Sutrisno, 1984, Statistik Jilid 2 : Yogyakarta Fakultas Psikologi UGM.
P2LPTK Jakarta.
Presindo Jakarta.
Riyadi, Tamsir, 1985, Petunjuk Atletik Yogyakarta : Dosen FPOK IKIP Yagyakarta.
Jakarta
Jakarta.
56
Tabel IX
57
7 DINNO BAGIO 22 HENDRIK KURNIAWAN
8 SULIANTO 23 DICKY HANANTO
9 DWI MAHMUDI 24 MOHAMMAD YEPI
10 BAMBANG SISWANTO 25 OKY ARIF PRASETYO
11 AAN ANDRIAN 26 SENDA PRAMBUDI
12 AGUS SETIAWAN 27 SANTOSO
13 IMAN KANAFI 28 UKIR BAYU PAMBUDI
14 KURNIAWAN 29 DADAN KURNIAWAN
15 ANDI RENANTO 30 WAWAN ENDRI PRASTYIO
58