You are on page 1of 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada,

bidang olahraga juga mengalami pembangunan yang sangat pesat sehingga untuk

mencetak atlet yang berprestasi diperlukan usaha-usaha yang ilmiah dan

memerlukan berbagai analisis gerak manusia sesuai dengan ilmu gerak tubuh.

Kegiatan olahraga mempunyai tujuan untuk membina dan meningkatkan

kesegaran jasmani dan rohani secara ilmiah. Hal ini termuat dalam GBHN, yang

berbunyi berikut :

Pendidikan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dan upaya


peningkatan kualitas manusia ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani
dan rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak, disiplin dan sportivitas,
serta pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan rasa
kebanggaan nasional, (GBHN 1993 – 1998 : 39).

Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat untuk

menggugah kesadaran bangsa akan pentingnya nilai olahraga dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Diantara sekian banyak cabang olahraga yang ada di

dunia, atltetik merupakan cabang olahraga yang tertua, kerena itu juga disebut

sebagai induk dari semua cabang olahraga (the mother of sport). Dikatakan sebagai

induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakan dasar dari atletik,

1
seperti: jalan, lari, lempar dan lompat, sebagaian besar digunakan pada cabang

olahraga lain.

Dari nomor-nomor atletik yang diperlombakan seperti jalan, lari, lempar, dan

lompat, penulis memilih nomor lompat, yaitu lompat jauh sebagai bahan penelitian.

Jika diperhatikan prestasi cabang lompat jauh Indonesia masih ketinggalan dengan

Negara lain, jangankan ditingkat duni, di tingkat Asia Tenggara saja belum bias

berbicara banyak. Selain itu juga sangat sedikit orang yang mau menekuni nomor

lompat jauh dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu selama ini kita belum

mempunyai atlet lompat jauh yang mampu berprestasi tinggi. Untuk mendapat

prestasi yang tinggi di bidang olahraga khususnya nomor lompat jauh memang

tidak mudah. Latihan yang teratur dan disiplin yang tinggi sangat diperlukan.

Atlet pelompat jauh mempunyai tujuan untuk melompat ke depan sejauh-

jauhnya. Untuk mencapai jarak lompatan yang jauh, harus diperhatikan secara baik

unsure pokok yang diperlukan dalam melompat. Adapun unsur-unsur yang perlu

diketahui dalam nomor lompat jauh adalah :

a. Dapat membangun atau membangkitkan daya momentum yang sebesar-

besarnya.

b. Harus dapat menggunakan atau memindahkan gaya momentum yang

sudah dibangun dari yang horizontal ke arah vertical.

c. Harus dapat mempersatukan paduan gaya-gaya tersebut dengan tenaga

badan pada saat menolak.

2
d. Harus dapat mempergunakan titik berat badan se-efisien mungkin

(Endang Ramdan BA, 1982 :71).

Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga lompat jauh

banyak faktor yang harus diperhatikan, misalnya faktor tinggi badan, daya ledak

otot tungkai, kecepatan lari, berat badan, sudut tolakan, kekuatan otot kaki dan

sebagainya.

Dari banyak faktor yang yang mempengaruhi prestasi lompat jauh itu

peneliti mencoba mengambil dua faktor untuk dijadikan variable penelitian,

selanjutnya dibuktikan secara empiris ada tidaknya hubungan dengan prestasi

lompat jauh. Kedua variabel itu adalah kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50

meter.

Berdasarkan pertimbangan diatas, peneliti menentukan judul : “Hubungan

antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh

siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan Malang tahun pelajaran 2008 –

2009”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah tahap permulaan untuk penguasaan masalah

yang mana suatu obyek dalam masalah tersebut inilah yang bias diartikan sebagai

masalah. Dari latar belakang diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kondisi

fisik seorang pemain sangatlah penting dalam meningkatkan prestasi lompat jauh.

Berdasarkan kondisi fisik diatas, maka perlu diadakannya penelitian untuk

3
mengetahui adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter

dengan prestasi lompat jauh. Sehingga masalah tersebut diidentifikasikan sebagai

variabel yang diteliti, yaitu hubungan antara kekuatan otot kaki (X1), kecepatan lari

50 meter (X2) dan prestasi lompat jauh sebagai variabel terikat (Y).

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah-masalah yang ada

perlu dilakukan penelitian. Untuk memperjelas masalah tersebut dirasakan perlu

diadakan suatu pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah itu adalah :

1. Kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter pada siswa putra kelas II

SMP PGRI 01 Kromengan

2. Prestasi lompat jauh

3. Hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan

prestasi lompat jauh siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah disusun

sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh?

2. Adakah hubungan antara kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat

jauh?

4
3. Adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter

secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian

dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi

lompat jauh.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari 50 meter dengan

prestasi lompat jauh.

3. Untuk mengetahui antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter

secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

1.1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperoleh

pengalaman praktis penelitian dibidang keolahragaan.

1.2. Sebagai dasar penelitian yang serupa dikemudian hari

2. Bagi jurusan olahraga

Sebagai referensi dalam pembelajaran olahraga atletik khususnya dalam cabang

lompat jauh.

5
3. Bagi pelatih

Sebagai bahan pertimbangan dalam melatih khususnya cabang olahraga lompat

jauh serta sebagai acuan atau pedoman untuk menyusun latihan dan juga sebagai

pertimbangan untuk memilih atlet yang berbakat.

4. Bagi atlet

Dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan prestasi olahraga lompat jauh.

6
BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Kekuatan Otot Kaki

Kadar karakteristik fisik dan emosional setiap cabang olahraga berbeda-

beda. Didalam lompat jauh tentunya tidak terlepas dari faktor yang mendukung

yaitu kekuatan otot kaki.

Untuk lebih jelasnya “Kekuatan otot yang juga disebut dengan Strenght

adalah menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau

sekelompok otot yang nantinya menghasilkan tenaga manusia untuk bergerak”,

(Rusdiyanto, 1988 : 36). Dalam melaksanakan olahraga, kekuatan otot faktor

penentu untuk mencapai prestasi yang maksimal. Begitu juga dengan olahraga

lompat jauh kekuatan otot kaki merupakan yang utama, khususnya dalam

prestasi lompat jauh.

Untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dalam aktivitas olahraga

khususnya lompat jauh banyak faktor-faktor yang mendukung seperti

kelincahan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, ketahanan akan tetapi harus

dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik dan

dengan kekuatan juga dapat memperoleh hasil yang maksimal. (Harsono,1988 :

77).

7
2. Kecepatan Lari 50 Meter

Dalam banyak cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fisik

yang esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu didalam cabang olahraga

seperti sprint, balap sepeda, lempar lembing dan sebagainya. Kecepatan bukan

berarti mennggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula

terbatas pada pergerakan anggota tubuh dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Dalam lari cepat, kecepatan lari ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari

kaki yang dilakukan secara tepat.

Menurut Oxendine dalam Suharsono bahwa “Kecepatan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-

turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh

suatu jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya”, (Suharsono, 1988 : 216).

Sedangkan menurut Mochammad Sajoto bahwa “Kecepatan adalah

kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan dalam

waktu yang sama dan dalam waktu sesingkat-singkatnya”, (Mochammad Sajoto,

1988 : 58).

Dari kedua pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu

singkat dan kecepatan itu dipengaruhi oleh streght, waktu reaksi dan kelentukan.

Menurut Suharno HP bahwa kecepatan dibedakan tiga macam :

a. Sprinting of speed adalah suatu kemampuan untuk bergerak kedepan

dengan kekuatan maksimal dan kecepatan yang setinggi mungkin

8
b. Speed of movement adalah suatu kemampuan kecepatan semaksimal

mungkin sebuah otot dalam suatu gerakan yang tidak terputus.

c. Reaction of spees adalah kemampuan suatu otot untuk bereaksi secepat

mungkin temponya setelah mendapat suatu rangsangan (Suharno HP,

1973 : 23).

Dalam batasan diatas jelaslah bahwa sprinting of spees dan speed of

movement sangat penting sekali bagi atlet lompa jauh dimana atlet lompat jauh

menggunakan kecepatan yang tinggi guna membantu explosive power pada saat

melakukan tumpuan.

Dalam lari ada beberapa faktor yang memperngaruhi kecepatan, Sajoto

(1988:54) berpendapat bahwa kecepatan lari (sprint) banyak dipengaruhi oleh

kecepatan reaksi dan kecepatan bergerak. Kecepatan reaksi adalah waktu yang

rangsangan dan jawaban gerak pertama sedangkan kecepatan gerak adalah

kemampuan atlet dalam suatu gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan

dengan gerak terakhir. Jadi semakin baik kecepatan reaksi dan kecepatan

bergerak seseorang maka kecepatan larinya akan semakin baik pula kecepatan

reaksi itu sendiri.

Menurut Suharsono (1993 : 34) ditentukan oleh iritabilitas, susunan saraf,

daya orientasi yang dihadapi atlet ketajamanpanca indera dalam menerima

rangsangan serta kecepatan gerak dan daya tahan. Sedangkan kecepatan gerak

ditentukan oleh kekuatan otot, daya ledak, kelincahan dan keseimbangan daya

kordinasi gerakan-gerakan serta penguasaan tehnik yang sempurna.

9
Disamping faktor-faktor penentu diatas dalam kecepatan lari masih

dibutuhkan lagi faktor panjang tungkai dan frekuensi gerakan lari. Tungkai yang

panjang lebih menguntungkan karena jangkauannya yang panjang yang tentunya

hal ini juga dipengaruhi frekuensi gerakan lari. Atlet yang dapat melakukan

frekuensi gerakan kaki lebih banyak aka berlari lebih cepat dari atlet yang

frekuensi gerakannya biasa. Walaupun kedua atlet itu mempunyai panjang

tungkai yang sama.

3. Tinjauan Tentang Lompat Jauh

Lompat jauh termasuk salah satu bagian dari nomor lompat. Dalam lompat

jauh terdapat tiga macam gaya, yaitu : gaya jongkok, gaya tegak (menggantung),

dan gaya berjalan diudara. “Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya

perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terletak pada saat

melayang diudara saja. Jadi mengenai awalan, tumpuan dan cara melakukan

pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama”.(Tamsir Riyadi,

1985 : 95).

Adapun tinjauan secara tehnis pada lompat jauh meliputi 4 masalah, yaitu :

cara melakukan awalan, tumpuan, melayang diudara dan melakukan pendaratan.

1. Cara melakukan awalan

Awalan atau ancang-ancang berguna untuk mendapatkan hasil lompatan

yang maksimal. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang cara melakukan

awalan dalam lompat jauh adalah :

10
a. Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing siswa (atlet).

Bagi pelompat jauh yang dalam jarak relative pendek sudah mampu

mencapai kecepatan maksimal (full speed), maka jarak awalan cukup

dekat saja (sekitar 30-25 meter atau kurang dari itu), sedangkan bagi

siswa (atlet) lain yang dalam jarak relative jauh baru mencapai

kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar

40-45 meter atau lebih jauh dari itu).

b. Cara mengambil awalan dari lari pelan-pelan semakin dipercepat

(sprint) kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang bertumpu

atau menolak. Langkah kaki gerakan sprint sebaiknya jangan seperti lari

cepat pada umumnya, tetapi pada awalan lompat jauh langkah kaki

harus lebih kuat, mantap dan menghentak (langkah yang dinamis). Hal

ini harus dilakukan dengan maksud agar pada saat menolak atau

bertumpu dapat dilakukan dengan sekuat dan se-explosif mungkin.

c. Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3 – 4 langkah

terakhir sebelum bertumpu (take off), gerakan lari dilepas begitu saja

tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya (free

wheeling). Pada 3 – 4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga

dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada balok atau papan tumpu.

Namun sementara ada pendapat, “bahwa free wheeling ini tidak perlu

dilakukan karena apabila hal itu tidak dilakukandengan baik dan tepat

justru akan menghambat kecepatan. Oleh sebab itu bagi pemula hal ini

11
belum pernah dipaksakan”, (Tamsir Riyadi, 1985 : 95). “Adapun tujuan

lari dalam lompat untuk meningkatkan percepatan horizontal secara

maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take off”, (Jass

Jarver, 1986 : 34). Sedangkan kesalahan yang mungkin terjadi dalam

melakukan lari awalan pada lompat jauh adalah sebagai berikut :

1. Hindarkan ketegangan yang berlebihan, dengan menekankan

akumulasi kecepatan secara bertahap.

2. Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan

tumpu.

3. Hindarkan langkah berlebihan dengan menekankan pada

kecepatan kaki, sejauh kurang lebih 10 meter terakhir.

4. Hindarkan memotong langkah dengan memanjangkan jarak kaki.

5. Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum terlalu dini dengan

mengurangi jarak lari, (Jess Jarver, 1986 : 5).

2. Tumpuan atau tolakan

a. Tolakan atau tumpuan ialah gerakan yang dilakukan setelah melakukan

awalan, dimana salah satu kaki yang dianggap kuat sebagai penumpu.

Bagian tealapak kaki yang digunakan untuk bertumpu cenderung pada

bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki. Sikap

akhir kaki saat menolak harus lurus pada lutut.

12
b. Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong kebelakang (jangan

berlebihan) hal ini untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih

baik (sekitar 45 derajat)

c. Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpu, asalkan ujung kaki tidak

melewati atau menginjak tepi balok yang terdekat dengan bak pasir.

d. Saat bertumpu kedua lengan diayunkan kedepan atas pandangan

kedepan (jangan melihat kebawah).

e. Paha kaki ayun diangkat setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.

Karena mengangkat kaki dalam posisi lurus akan lebih berat dan kurang

cepat dibandingkan dengan mengangkat paha dala posisi tungkai bawah

ditekuk.

3. Melayang diudara

Sikap badan pada saat diudara harus diusahakan melayang selama

mungkin diudara dan dalam keadaan seimbang. Hal ini dapat dilakukan

dengan beberapa cara atau gaya yaitu :

a. Gaya Jongkok

Kaki ayun diangkat kedepan untuk membantu mengangkat titik berat

badan keatas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, dua kaki sedikit

ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kedua kaki diluruskan

kedepan, kedua lengan juga dijulurkan kedepan dan badan agak

condong kedepan. Perhatian tertuju pada pendaratan.

b. Gaya tegak (menggantung)

13
Kaki ayun diangkat kedepan, kemudian diturunkan bersamaandengan

panggul kedepan dengan sikap menengadah, kaki bergantung lemas

dibawah. Kemudian dua kaki bersama-sama diluruskan kedepan dengan

kepala menunduk seperti gerakan cium lutut dan siap untuk mendarat.

c. Gaya berjalan diudara

Kaki ayun diangkat untuk membantu mengangkat titik berat badan

diatas, kemudian diturunkan dan ditarik kebelakang bersamaan dengan

kaki tumpu diayunkan kedepan seperti langkah berjalan diudara pada

waktu akan mendarat kaki ayun dari belakang ditarik kedepan menyusul

kaki tumpu diluruskan kedepan dan siap untuk mendarat.

Yang penting pada saat melayang diudara itu bukan cara melayang yang

diutamakan, tetapi tetap terpeliharanya keseimbangan badan, usahakan

melayang diudara selama mungkin adapun pemilihan gaya didasarkan atas

kelincahan gerak atlet. Pilihan manapun sama baiknya asal benar-benar

dikuasai.

4. Mendarat di bak pasir

Pelompat harus mengusahakan mendarat dengan sebaik-baiknya.

Jangan sampai jatuhnya badan atau tangan kebelakang, karena dapat

merugikan. Mendarat yang baik yaitu ketika jatuh dengan kedua kaki dan

tangan kedepan, lebih lanjut dijelaskan bahwa:

Mendarat harus sedemikian rupa sehingga kakiyang diacungkan kedepan

tidak menjadi sebab bahwa pelompat akan mendarat pada pantatnya, ini

14
sangat merugikan. Untuk menghindari pendaratan pada pantat ini, kepala

ditundukkan dan lengan diayunkan kedepan sewaktu kaki menyentuh bak

pasir. “Titik berat badanakan dapat melampaui titik pendaratan kaki dipasir

kalau kaki tidak kaku atau tegang, melainkan lemas atau lentuk. Maka sendi

lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan

timing yang tepat”,(Engkos Kokasih, 1985 : 26).

B. KERANGKA BERPIKIR

Langkah ini juga sering diberi istilah telaah pustaka atau landasan teori.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar dari argumentasinya

dalam menyusun kerangka pemikiran, dari sini dapat melahirkan hipotesis,

kerangka berpikir yang merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi

obyek yang diteliti (Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 60).

Usaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga tentunya banyak

faktor yang menunjang dan sekaligus memegang peranan penting seperti faktor

teknik, fisik dan mental yang matang. Selain itu harus ada kemauan keras dari si

pemain itu sendiri. Begitu juga dalam prestasi lompat jauh, hal ini sangat

dibutuhkan. Dari unsur kekuatan dan kecepatan lari sangat penting dalam

menunjang kemampuan prestasi lompat jauh.

Untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dalam aktivitas olahraga

khususnya lompat jauh banyak faktor-faktor yang mendukung seperti kelincahan,

kecepatan, keseimbangan, koordinasi, ketahanan akan tetapi harus dikombinasikan

15
dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik dan dengan kekuatan

juga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Dengan demikian peneliti dapat menilai, bahwa ada hubungan antara

kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh.

C. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya, maka

masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sutrinso Hadi yang dikutip Cholid Narbuko

& Abu Achmadi, 2007 : 28). Berdasarkan pembahasan masalah dalam penelitian

ini, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh.

2. Ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh.

3. Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter secara

bersama-sama dengan prestasi lompat jauh.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka rancangan yang digunakan dalam

penelitian ini berupa rancangan non eksperimental. Sedangkan ditinjau dari

tujuan penelitian termasuk penelitian korerasional yaitu untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas berupa kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50

meter dengan variabel terikat berupa prestasi lompat jauh. Oleh karena itu

penelitian ini bersifat korelasional (Bambang Tahan Sungkono, 1985 : 2).

B. Identifikasi Variabel

Dalam mendapatkan dan mengumpulkan data yang relevan, diperlukan

adanya suatu penelitian pada subjek yang dituju. Data yang digunakan untuk

melakukan penelitian haruslah sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk itu

diperlukan variabel-variabel penelitian yang sesuai dengan judul.

Menurut Y.W, Best yang disuting oleh Sanpiah Faisal yang disebut

variabel adalah kondisi-kondisi atau serenteristik yang oleh peneliti

dimanipulasikan, dikontrol, atau observasi dalam suatu penelitian. Sedangkan

Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud

variable penelitian adalah segala suatu yang akan menjadi obyek pengamatan

17
penelitian (Dikutip oleh Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 64). Dari

kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel peneliti itu

meliputi faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti. Sesuai dengan judul penelitian yang telah penulis ungkapkan diawal,

maka dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :

1. Variabel bebas atau disebut juga variabel independen adalah kondisi-

kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi

dalam rangka untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang

diobservasi. Karena fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh,

sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain. Jadi secara bebas berpengaruh

terhadap variabel lain atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

bebas adalah “kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter dengan

prestasi lompat jauh”. Dalam prestasi lompat jauh, kekuatan oto kaki dan

kecepatan lari 50 meter mempunyai pengaruh sangat besar pada prestasi

lompat jauh.

2. Variabel terikat atau disebut juga variabel dependen adalah kondisi atau

karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,

pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini

dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga disebut variabel yang

dipengaruhi atau variabel terpengaruhi atau yang menjadi akibat karena

18
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah “prestasi lompat jauh”.

C. Metode dan pendekatan penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu sekali ditentukan metode yang tepat

untuk melakukan pendekatan yang tepat pula.

1. Metode penelitian

Suatu medote digolongkan baik apabila sesuai dengan kondisi obyek yang

diteliti dan juga perlu diperhatikan kemampuan peneliti sendiri terhadap

pemakaian suatu metode. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

korelasi, yakni suatu pernyataan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

ada atau tidaknya suatu hubungan antara variabel dalam suatu penelitian.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Yaitu suatu penelitian yang menggambarkan data dalam keadaan

yang sebenarnya. Sesuai dengan namanya penelitian ini banyak dituntut

untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data itu serta penampilan dari hasilnya.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul, penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 01 Kromengan

Malang. Penelitian ini dilakukan sejak mendapat persetujuan dari pihak sekolah,

19
dalam hal ini Kepala Sekolah dan Dewan Guru. Pengambilan data dilakukan di

lapangan SMP PGRI 01 Kromengan Malang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table dibawah ini :

No Hari/ Tanggal Kegiatan Tempat


Rabu, 15 Juli Penyampaian ijin penelitian SMP PGRI 01
1
2009 Kromengan
Kamis, 16 Juli Pelaksanaan tes kekuatan Lapangan SMP PGRI
2
2009 otot kaki 01 Kromengan
Jum’at, 17 Juli Pelaksanaan tes kecepatan Lapangan SMP PGRI
3
2009 lari 50 meter 01 Kromengan
Sabtu, 18 Juli Pelaksanaan prestasi lompat Lapangan SMP PGRI
4
2009 jauh 01 Kromengan

Tabel 1

Pengambilan data penelitian dan pelaksanaan tes

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suaharsimi Arikunto, (1988 : 120) populasi adalah keseluruhan

subjek dari penelitian. Sesuai dengan pendapat tersebut maka populasi

penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan Malang

yang berjumlah 101 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, (Suharsimi

Arikunto, 1988 : 120). Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang

20
dari 100 orang, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, (Suharsimi Arikunto,

1988 : 107). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 30% dari

populasi yang digunakan, jadi jumlah sampelnya sebanyak 30 orang dan

sampel tersebut diambil secara proporsif sistimatis random sampling dengan

cara semua siswa putra SMP PGRI 01 Kromengan kelas IIa, IIb, IIc, yang

berjumlah 101 orang diambil 30% nya yaitu 30 orang, untuk mendapatkan

30 orang dari 101 orang tersebut diacak dengan cara diundi, kemudian 30

nama yang muncul yang akan menjadi sampel.

F. Instrumen Penelitian dan teknik pengumpulan data

Guna memperoleh data yang berkualitas diperlukan instrumen yang sesuai

dengan tujuan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes,

yaitu :

a. Lari Cepat 50 Meter

1. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang

2. Alat Dan Perlengkapan

a. Stopwatch

b. Bendera start 1 buah

21
c. Lintasan yang lurus dan rata dengan jarak 50 meter antara garis start

dan garis finish

d. Tiang pengamat garis finish 2 buah

e. Formulir dan alat tulis

3. Pengetes

a. Starter 1 orang

b. Pengambil waktu menurut keperluan

c. Penngawas 1 orang

d. Pencatat 1 orang

4. Pelaksanaan Tes

a. Start dilakukan dengan start berdiri

b. Pada aba-aba “bersedia” teste berdiri dengan salah satu ujung jari

kakinya sedekat mungkin dengan garis start

c. Pada aba-aba “siap” teste siap untuk berdiri

d. Pada aba-aba “ya” teste berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 50

meter sampai melewati garis finish

e. Bersamaan dengan aba-aba “ya” stopwatch dijalankan dan dihentikan

pada saat teste mencapai garis finish

22
f. Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali

5. Pencatatan Hasil

a. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai untuk menempuh jarak

tersebut

b. Ketiga hasil tes tersebut dicatat

c. Waktu yang dicapai dihitung sampai persepuluh detik.

b. Lompat Jauh Tanpa Awalan

1. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur gerak eksplosif tubuh

2. Alat Dan Perlengkapan

a. Tempat melompat yang datar, tidak licin dan lunak boleh

menggunakan bak pasir

b. Meteran pengukur panjang 1 buah

c. Sapu, alat untuk meratakan pasir, cangkul 1 buah

d. Formulir dan alat tulis

3. Pengetes

a. Pengawas merangkap pecantat 1 orang

23
b. Pengukur 2 orang

4. Pelaksanaan Tes

a. Teste berdiri dengan kedua ujung jari kakinya tepat dibelakang garis

batas tolakan

b. Setelah siap, teste melakukan persiapan untuk melompat. Bersamaan

dengan mengayunkan kedua lengan tanagan ke depan. Kemudian

dengan seluruh tenaga kedua kaki secara bersamaan menolak,

melakukan lompatan kedepan sejauh mungkin

c. Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali

5. Pencatatan Hasil

a. Hasil yang dicatat adalah jarak yang dicapai

b. Hasil lompatan diukur dengan senti meter bulat

c. Ketiga hasil tersebut dicatat

d. Jarak lompatan diukur dari garis batas permulaan lompatan ketitik

yang terdekat dari sentuhan tumit pada tanah

c. Lompat Jauh

1. Tujuan

24
Tes ini untuk mengetahui seberapa jauh lompatan yang dicapai oleh

setiap teste

2. Alat Dan Perlengkapan

a. Stopwatch

b. Alat tulis

c. Roll meter

d. Cangkul

e. Peluit

3. Pengetes

a. Pengukur lompatan 2 orang

b. Pengawas 1 orang

c. Pencatat hasil 1 orang

4. Pelaksanaan Tes

a. Teste melakukan lompatan dengan awalan

b. Teste melakukan tolakan dengan menggunakan kaki terkuat

c. Teste melakukan garakan melayang diudara

d. Teste melakukan pendaratan

25
e. Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali

5. Pencatatan Hasil

a. Hasil yang dicatat adalah jarak yang dicapai

b. Hasil lompatan diukur dengan sentimeter bulat

c. Ketiga hasil tes tersebut dicatat

d. Jarak lompatan diukur dari bekas anggota tubuh yang dekat dengan

papan tumpu pada saat mendarat sampai kepapan tumpu bagian

depan.

G. Teknik Analisis Data

Untuk teknik analisis data ini mengunakan teknik statistik korelasi product

moment dan analisis regresi dengan taraf signifikan 5%. Adapun untuk

memudahkan dalam menganalisis data hasil pengukuran kekuatan otot kaki,

kecepatan lari 50 meter dan prestasi lompat jauh, maka diperlukan teknik

analisis statistik sebagai berikut :

1. T-Skor

Hasil perhitungan data tidak langsung dibuat perhitungan karena

diperoleh satuan ukur yang berbeda oleh karena itu semua data di

26
transformasikan dalam bentuk standar T-Skor yang rumusnya seperti

disebutkan Sutrisno Hadi, (1984 : 75), yaitu :

Keterangan :

X = skor kasar dari masing-masing variabel

= Mean (rata-rata).

SD = Standart Deviasi

Langkah-langkah menghitung T-Skor adalah :

a. Menghitung Mean

b. Menghitung Standart Deviasi

c. Menghitung Skor

2. Korelasi Product Moment

Dalam menghitung koefisien yaitu mengetahui tingkat hubungan

masing-masing variabel bebas yaitu kekuatan otot kaki (X1) dan kecepatan

lari 50 meter (X2) dengan variabel terikat yaitu prestasi lompat jauh (Y)

memakai teknik statistik korelasi Product Moment disebutkan oleh

Bambang Tahan Sungkono, (1985 : 33).

27
Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel bebas dengan

variabel terikat

N = Jumlah kasus (subjek)

∑xy = Jumlah skor dari variabel bebas

∑y = Jumlah skor dari variabel terikat

(∑x)2 = Jumlah kuadrat dari variabel bebas

(∑y)2 = Jumlah kuadrat dari variabel terikat

xy = Jumlah perkalian setiap kasus variabel

3. Analisis Regresi Ganda

Untuk menghitung besarnya koefisien korelasi antara kekuatan otot

kaki dan kecepatan lari 50 meter (x2) secara serentak dengan satu variabel

terikat yaitu prestasi lompat jauh (y) digunakan teknik statistik analisis

regresi ganda dengan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi,

(1992 :25), yaitu :

Keterangan :

Ry (1,2) = Koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y

a1 = Koefisien predicator X1

28
a2 = Koefisien predicator X2

∑y2 = Jumlah variabel Y dikuadratkan

∑x1.y = Jumlah variabel X1 dikalikan Y

∑x2.y = Jumlah variabel X2 dikalikan Y

4. Analisis Regresi

Untuk menghitung analisis regresi menurut Sutrisno Hadi, (1995),

menggunakan rumus sebagai berikut :

5. Menghitung Bobot Sumbangan Relatif (SR%) Dan Bobot Sumbangan

Efektif (SE%)

Untuk menghitung bobot sumbangan relatif (SR) dan sumbangan

efektif (SE) menggunakan rumus seperti yang disebutkan oleh Bambang

Tahan Sungkono (1985 : 21), sebagai berikut :

- Bobot Sumbangan Relatif

- Bobot Sumbangan Efektif

SE%X1=SR%X1R2

29
SE%X2=SR%X2R2

6. Kriteria Penolakan Dan Penerimaan Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah hipotesa

alternatif dan hipotesa kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh (Y), ada hubungan

antara kecepatan lari 50 meter (X2) dengan prestasi lompat jauh (Y), dan

ada hubungan antara kekuatan otot kaki (X1) dan kecepatan lari 50 meter

(X2) dengan prestasi lompat jauh (Y).

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesa dalam penelitian ini,

adalah apabila hipotasa alternatif (Ha) diterima maka hipotesa nihil (Ho)

ditolak. Demikianjuga sebaliknya, apabila hipotesis alternatif ditolak maka

hipotesis nihil diterima.

Untuk korelasi antara dua variabel pada taraf sifnifikan 5% hipotesis

alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak, bila F hitung lebih besar atau

sama dengan F label, maka hipotesis alternatif diterim, dan apabila F hitung

lebih kecil dari F tabel, maka hipotesis nihil ditolak.

Taraf signifikan untuk korelasi antara dua variabel ditetapkan 5%

artinya bila hipotesis alternatif diterima 95% ada hubungan positif antara

keseluruhan dari variable bebas dan terikat.

30
Sedangkan untuk taraf signifikan analisis regresi ganda ditetapkan

5% artinya bila hipotesis alternatif diterima maka 95% ada hubungan positif

antara keseluruhan dari variabel bebas dan terikat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Variabel

31
1. Mean dan Standart Deviasi

Dari pengelolaan data yang diperoleh mean dan standart deviasi dari

masing-masing variabel sebagai berikut :

Tabel II

Mean dengan standart deviasi masing-masing variabel

Variabel Mean Standart Deviasi


X1 144,57 6,9074

X2 8,58 0,3994

y 3,49 0,2697

Keterangan :

X1 : Kekuatan otot kaki

X2 : Kecepatan lari 50 meter

y : Prestasi lompat jauh

Interprestasi

a. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel

diteliti untuk variabel kekuatan otot kaki (X1) dengan mean atau rata-rata

144,57 dan standart deviasi 6,9074.

b. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel

diteliti untuk variabel kecepatan lari 50 meter (X2) dengan mean atau rata-

rata 8,58 dan standart deviasi 0,3994.

32
c. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel

diteliti untuk variabel prestasi lompat jauh (y) dengan mean atau rata-rata

3,49 dan standart deviasi 0,2697.

2. Korelasi Antara Masing-masing Varibel Bebas dan Variabel Terikat

Hasil korelasi atau hubungan antara dua variabel bebas dan variabel

terikat, yaitu hubungan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter

dengan prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01

Kromengan Malang tahun pelajaran 2008 – 2009 tercantum dalam tabel berikut

ini :

Tabel III

Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Variabel Rxy Hitung R Tebel Keterangan


X1 0,473 0,361 Ada Hubungan

X2 0,677 0,361 Ada Hubungan

Keterangan :

X1 : Kekuatan otot kaki

X2 : Kecepatan lari 50 meter

r X1y : Nilai korelasi antara kekuatan otot kaki dan prestasi lompat jauh

r X2y : Nilai korelasi antara kecepatan lari 50 meter dan prestasi lompat

jauh

Interprestasi

33
a. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dan prestasi lompat jauh

diperoleh r hitung = 0,473. Pada taraf signifikan 5% r tabel 0,361, oleh

karena itu r hitung lebih besar daripada r tabel, maka hipotesis nihil (Ho)

yang berbunyi tidak ada hubungan antara kekuatan otot kaki dan prestasi

lompat jauh dinyatakan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) pada Bab I yang

berbunyi ada hubungan antara kekuatan otot kaki dan prestasi lompat jauh

dapat diterima, berarti antara variabel bebas kekuatan otot kaki dengan

variabel terikat prestasi lompat jauh ada hubungan yang signifikan.

b. Koefisien korelasi kecepatan lari 50 meter dan prestasi lompat jauh

diperoleh r hitung = 0,677. Pada taraf signifikan 5% r tabel 0,361, oleh

karena itu r hitung lebih besar daripada r tabel, maka hipotesis nihil (Ho)

yang berbunyi tidak ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dan

prestasi lompat jauh dinyatakan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) pada Bab I

yang berbunyi ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dan prestasi

lompat jauh dapat diterima, berarti antara variabel bebas kekuatan otot kaki

dengan variabel terikat prestasi lompat jauh ada hubungan yang signifikan.

3. Analisis Regresi

Hasil analisis regresi dari hubungan antara kekuatan otot kaki dan

kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh tercantum pada tabel

dibawah ini :

34
Sumber
Db Jk Rk F
Variasi
Regresi M
R2
Residu n-m-

TOTAL n-1 ∑y2

Menjadi :

Sumber
Db Jk Rk F
Variasi
Regresi 2 1683,49 841,75 17,25

Residu 27 1317,38 48,79 -

TOTAL 29 3000,87 - -

Keterangan :

Jk : Jumlah kuadrat

Rk : Mean kuadrat

Db : Derajat kebebasan

F : Hasil F hitung analisis regresi

Interprestasi

Dari hasil analisis regresi, diketahui bahwa F hitung sebesar 17,25 dan F

tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 3,32 dari hasil ini diperoleh F hitung lebih

besar dari F tabel, maka dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima,

35
sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Hal ini berarti dalam taraf kepercayaan

95% ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari

50 meter secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh.

4. Bobot Sumbangan Prediktor

Hasil bobot sumbangan relatif dan efektif dari kekuatan otot kaki dan

kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat jauh dapat dilihat dalam tabel

halaman berikut :

Tabel IV

Bobot Sumbangan Prediktor

Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif


Variabel Bebas Korelasi rxy
(SR %) (SE %)
X1 0,473 SR X1%. R2

X2 0,677 SR X2%. R2

TOTAL - 100,00 33,80

Menjadi :

Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif


Variabel Bebas Korelasi rxy
(SR %) (SE %)
X1 0,473 27,77 % 15,58 %

X2 0,677 72,23 % 40,52 %

TOTAL - 100,00 56,10

Interprestasi

36
a. Hasil bobot sumbangan relatif diketahui bahwa sumbangan totalnya sebesar

100,00 % yang terdiri dari relatif kekuatan otot kaki 0,473 % dan sumbangan

relatif dari kecepatan lari 50 meter 0,677 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa

variabel kekuatan otot kaki lebih kecil sumbangannya daripada variabel

kecepatan lari 50 meter terhadap prestasi lompat jauh.

b. Hasil bobot sumbangan efektif diketahui bahwa sumbangan totalnya sebesar

56,10 % yang terdiri dari efektif kekuatan otot kaki 15,58 % dan sumbangan

efektif dari kecepatan lari 50 meter 40,52 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa

variabel kekuatan otot kaki lebih kecil sumbangannya daripada variabel

kecepatan lari 50 meter terhadap prestasi lompat jauh.

Tabel V

Data hasil tes Kekuatan Otot Kaki

NO Tes I Tes II Tes III Prestasi


1. 130 135 135 135
2. 127 130 132 132
3. 140 145 147 147
4. 140 145 140 145
5. 145 145 147 147
6. 140 144 140 144
7. 147 145 145 147
8. 130 136 139 139
9. 140 138 142 142
10. 148 145 149 149

37
11. 144 149 140 149
12. 155 150 152 155
13. 140 145 148 148
14. 135 140 138 140
15. 149 149 145 149
16. 130 129 135 135
17. 149 144 149 149
18. 145 148 150 150
19. 135 145 148 148
20. 145 145 145 145
21. 155 150 160 160
22. 144 144 147 147
23. 134 134 130 134
24. 125 134 130 134
25. 135 135 133 135
26. 147 147 145 147
27. 135 137 140 140
28. 148 135 147 148
29. 140 135 137 140
30. 155 155 157 157

Tabel VI

Data hasil tes Kecepatan Lari 50 Meter

NO Tes I Tes II Tes III Prestasi


1. 8,95 8,85 8,87 8,85
2. 9,10 8,57 8,44 8,44
3. 8,65 9,15 8,47 8,47
4. 9,37 9,85 9,85 9,37
5. 8,85 8,79 8,95 9,79
6. 8,80 8,87 8,98 8,80
7. 8,98 9,10 8,80 8,80
8. 9,13 9,00 9,25 9,00
9. 9,02 9,08 9,30 9,02
10. 8,77 8,20 8,25 8,20
11. 8,27 8,35 8,22 8,22

38
12. 8,55 8,23 8,45 8,23
13. 8,95 8,80 8,87 8,80
14. 8,80 8,90 9,10 8,80
15. 9,55 9,40 9,50 9,40
16. 8,00 8,09 8,13 8,00
17. 8,45 8,20 8,30 8,20
18. 8,25 8,30 8,28 8,25
19. 8,20 8,32 8,23 8,20
20. 9,24 9,22 9,32 8,22
21. 8,10 8,09 8,00 8,00
22. 9,05 9,00 9,09 9,00
23. 8,30 8,35 8,42 8,30
24. 8,88 8,70 8,82 8,70
25. 8,73 8,75 8,80 8,73
26. 8,23 8,32 8,25 8,23
27. 8,35 8,20 8,28 8,20
28. 8,59 8,55 8,50 8,50
29. 8,57 8,60 8,57 8,57
30. 8,00 8,04 8,22 8,00

Tabel VII

Data hasil tes Prestasi Lompat Jauh

NO Tes I Tes II Tes III Prestasi


1. 3,20 3,15 3,17 3,20
2. 3,12 3,15 3,13 3,15
3. 3,45 3,38 3,36 3,45
4. 3,20 3,15 3,10 3,20
5. 3,25 3,20 3,29 3,29
6. 3,13 3,22 3,10 3,22
7. 3,20 3,33 3,32 3,33
8. 3,23 3,27 3,19 3,27
9. 3,25 3,20 3,28 3,28
10. 3,23 3,45 3,52 3,52
11. 3,29 3,38 3,30 3,38
12. 3,49 3,55 3,61 3,61

39
13. 3,39 3,35 3,30 3,39
14. 3,70 3,75 2,80 3,75
15. 3,15 3,10 3,05 3,15
16. 3,85 3,89 3,75 3,89
17. 3,88 3,90 3,95 3,95
18. 3,90 3,85 3,80 3,90
19. 3,70 3,66 3,75 3,75
20. 3,30 3,49 3,29 3,49
21. 3,99 3,89 4,00 4,00
22. 3,30 3,53 3,35 3,53
23. 3,25 3,37 3,33 3,37
24. 3,25 3,10 3,19 3,25
25. 3,30 3,25 3,33 3,33
26. 3,48 3,40 3,45 3,48
27. 3,83 3,43 3,30 3,83
28. 3,35 3,40 3,45 3,45
29. 3,17 3,10 3,05 3,17
30. 3,90 3,99 4,00 4,00

B. Analisis Data

Berdasarkan data hasil pengumpulan data yang diambil diatas, maka

langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam rancangan penelitian yang

hasilnya sebagai berikut :

Teknis Analisis Data

∑X1 = 4337

∑X2 = 257,29

∑Y = 104,58

40
1 = 144,5667

2 = 8,5763

= 3,486

= 628417

= 2211,3913

∑Y = 366,7488

SD X1 = 6,9074

SD X2 = 0,3994

SD Y = 0,2697

Langkah mencari T-skor

- Mencari mean

- Mencari standard deviasi

1. Rumus mencari mean

- Mean (X1) berupa kekuatan otot kaki

41
- Mean (X2) berupa lari 50 meter

- Mean (Y) berupa prestasi lompat jauh

2. Untuk Mencari Standart Deviasi

- SD X1 berupa kekuatan otot kaki

42
- SD X2 berupa lari 50 meter

- SD y berupa lompat jauh

43
3. Rumus T-Skor

44
Tabel VIII

Data T-Skord

No. Kekuatan Otot Kaki (X1) Kecepatan Lari 50 Meter (X2) Prestasi Lompat Jauh (y)
1. 36,15 43,15 39,40
2. 31,81 53,41 37,54
3. 53,52 52,66 48,67
4. 50,63 30,13 39,40
5. 53,52 44,65 42,73
6. 49,18 44,40 40,14
7. 53,52 44,40 44,22
8. 41,94 39,39 41,99
9. 46,28 38,89 42,36
10. 56,42 59,42 51,26
11. 56,42 58,92 46,07

45
12. 65,10 58,67 54,60
13. 54,94 44,40 46,44
14. 43,39 44,40 59,79
15. 56,42 29,38 37,54
16. 36,15 64,43 64,98
17. 56,42 59,42 67,20
18. 57,87 58,17 65,35
19. 54,97 59,42 59,79
20. 50,63 33,88 50,15
21. 72,34 64,43 69,06
22. 53,52 39,39 51,63
23. 34,70 56,92 45,70
24. 34,70 46,90 41,25
25. 36,15 46,15 44,22
26. 53,52 58,67 49,78
27. 43,39 59,42 62,75
28. 54,97 51,91 48,67
29. 43,39 50,16 38,28
30. 67,99 64,43 69,06

Teknik analisis data

46
Perhitungan analisis regresi dengan kalkulator casio fx 3600P

47
48
9. Untuk mengetahui a1 dan a2

1419,6076 = 2999,451 a1 + 725,806 a2 x 725,806

2031,8635 = 825,806 a1 + 3000,38667 a2 x 2999,451

1030359,714 = 2177019,533 a1 + 526794,3496 a2

6094475,007 = 2177019,533 a1 + 8999512,798 a2

- 5064115,28 = 0 + - 8472718,44 a2

 -5064115,28 = -8472718,44 a2

8472718,44 a2 = 5064115,28

49
a2 = 5064115,28
8472718,44

a2 = 0,598

 1419,6076 = 2999,451 a1 + 725,806. a2

1419,6076 = 2999,451 a1 + 725,806. (0,598)

1419,6076 = 2999,451 a1 + 434,032

 1419,6076 – 434,032 = 2999,451 a1

985,5756 = 2999,451 a1

a1 = 985,5756
2999,451

a1 = 0,328585331

= 0,329

10. Dari koefisien variabel x1 dan x2 dapat diperoleh rumus untuk memperoleh R2

50
11. Untuk mencari Fhit

12. Perhitungan sumbangan relatif SR % dan efektif SE %

JKreg = a1 Σx1y + a2 Σx2y

= 0,329.1419,6076 + 0,598.2031,8635

= 467,051 + 1215,054

= 1682,105

Sumbangan relatif dalam persen / SR % tiap variabel

51
13. Sumbangan efektif (SE %)

SE % = SR x1% . R2

= 27,77 . 0,561

= 15,58 %

SE % = SR x2 % . R2

= 72,23 . 0,561

= 40,52 R2

C. Pengujian Hipotesis

Dari hasil perhitungan analisis regresi diatas yaitu diinterpretasikan antara

variabel bebas dengan variabel terikat yang perhitungannya dioperasikan secara

52
manual diketahui nilai koefisien korelasi keseluruhan sebesar Ry (1,2) = 0,749 dan

nilai koefisien determinan R2 = 0,561

Bila ditinjau dari hasil analisis bobot sumbangan prediktor dan hasil

koefesien korelasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (x1) yang

berupa kekuatan otot kaki dalam penelitian ini mempunyai bobot sumbangan relatif

rendah dibandingkan dengan variabel (x2) yang berupa kecepatan lari 50 meter,

terhadap variabel terikat (y) yang berupa prestasi lompat jauh. Akan tetapi hal ini

tidak menutup kemungkinan masih ada variabel lainnya yang perlu diperhatikan

dan dipertimbangkan.

Dengan demikian hasil tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa hasil penelitian

ini adalah menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dan

kecepatan lari 50 meter terhadap prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II

SMP PGRI 01 Kromengan Malang tahun pelajaran 2008 – 2009.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang diperoleh dengan perhitungan secara manual,

maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh

sebesar rx1y = 0,473 > rt = 0,361 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil ini,

53
maka ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi

lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan Malang tahun

pelajaran 2008 – 2009.

2. Koefisien korelasi antara kecepatan lari 50 meter dengan prestasi lompat

jauh sebesar rx2y = 0,677 > rt = 0,361 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan

hasil ini, maka ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 50 meter

dengan prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan

Malang tahun pelajaran 2008 – 2009.

3. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter

dengan prestasi lompat jauh sebesar f hitung = 17,25 dan f tabel sebesar = 3,32

pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis alternatif (Ha)

yang berbunyi ada hubungan diterima, dan hipotesis nihi (Ho) yang berbunyi

tidak ada hubungan yang ditolak, dengan demikian ada hubungan antara

kekuatan otot kaki dan kecepatan lari 50 meter secara bersama-sama dengan

prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas II SMP PGRI 01 Kromengan

Malang tahun pelajaran 2008 – 2009.

B. Saran-saran

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis

kemukakan sebagai berikut :

1. Bagi pelatih, dalam memilih calon atlet yang akan dibina hendaknya

selalu memperhatikan karakteristik fisik dari cabang olahraga tersebut.

54
2. Bagi pelatih dalam melaksanakan program latihan hendaknya

memperhatikan unsur-unsur fisik seperti kekuatan otot kaki dan kecepatan lari

50 meter.

3. Bagi para calon peneliti lainnya, yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut hendaknya meneliti variabel terikat yang sama dengan variabel bebas

berbeda karena masih banyak unsur-unsur fisik lainnya yang mempengaruhi

prestasi lompat jauh.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi,1988. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, :

Rineka Cipta Jakarta

Ending, Ramadan BA, 1982. Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan 2 : Angkasa

Bandung

Jess, Jerver, 1987, Belajar Dan Berlatih Attletik : Pioner Jaya Bandung

55
Hadi, Sutrisno, 1984, Statistik Jilid 2 : Yogyakarta Fakultas Psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno, 1995, Analisis Regresi Yogyakarta :Andi.

Harsono, 1988, Coaching Dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Choaching,

P2LPTK Jakarta.

HP, Suharno, 1985, Ilmu Kepelatihan Olahraga : Yogyakarta.

Kosasih, Engkos, 1985. Olahraga Teknik Dan Program Latihan : Akademika

Presindo Jakarta.

Riyadi, Tamsir, 1985, Petunjuk Atletik Yogyakarta : Dosen FPOK IKIP Yagyakarta.

Rusdiyanto, 1988, Pembagian Kesegaran Jasmani Dengan Menggunakan Aerobik

Sistem, Majalah, Fakultas IKIP Malang.

Said, Hasnan, 1977, Penilaian Kesegaran Jasmani Dengan ACRSPFT : Depdikbud

Jakarta

Sajoto, Mochammad, 1988, Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga :

Depdikbud Dikti Jakarta.

Suetejo, Pramoe, 1986, Diktat Atletik Dan Pengetahuan Olahraga : Malang.

Suharsono, 1988, Choaching Dan Aspek Psikologi : Depdikbud Dirjen Dikti

Jakarta.

Sungkono, Bambang, Tahan, 1985, Statistik Sebagai Analisis Data Penelitian

Anova. Anarek, Anakova FP MIPA IKIP Malang.

56
Tabel IX

Data Nama Teste

NO NAMA TESTE NO NAMA TESTE


1 ARIK KURNIAWAN 16 ARIK PRAMONO
2 MUCHAMMAD REZA A 17 INDRA PANDIKO
3 ROBBY DARMAWAN 18 DONI HENDRAWANTO
4 SRIADI 19 EKO PUJIARTO
5 YULIANTO 20 HERMAWAN
6 YUDI KURNIAWAN 21 PUJIANTO

57
7 DINNO BAGIO 22 HENDRIK KURNIAWAN
8 SULIANTO 23 DICKY HANANTO
9 DWI MAHMUDI 24 MOHAMMAD YEPI
10 BAMBANG SISWANTO 25 OKY ARIF PRASETYO
11 AAN ANDRIAN 26 SENDA PRAMBUDI
12 AGUS SETIAWAN 27 SANTOSO
13 IMAN KANAFI 28 UKIR BAYU PAMBUDI
14 KURNIAWAN 29 DADAN KURNIAWAN
15 ANDI RENANTO 30 WAWAN ENDRI PRASTYIO

58

You might also like