You are on page 1of 9

c

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia


merebut Irian Barat

Disusun oleh :
Nama : Cerianto Chandra
No. Induk : 07099
No. Absen :8
Kelas : IX D

SMP Santu Petrus


Jln. K.S Tubun No. 3
PONTIANAK
2009 / 2010

c
c
c

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah penulis tepat waktu.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas Bahasa Indonesia dan sekaligus sebagai salah satu syarat
untuk kenaikan ke jenjang yang berikutnya.

Dalam menyelesaikan makalah penulis, penulis mendapat


bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin meyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Lili jumaria selaku guru pembimbing di kelas IX.
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung penulis.
3. Teman ± teman sekelas yang membantu penulis

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bisa menambah kualitas makalah ini.

Pontianak, 23 November 2009

Penulis

c
c
c
c

Daftar Isi
Kata pengantar ««««««««««««««««««« i
Daftar isi «««««««««««««««««««««... ii

BAB I PENDAHULUAN«««««««««««««««.. 1
BAB II PEMBAHASAN «««««««««««««««.. 2
A. Latar belakangnya terjadi Perjuangan bangsa Indonesia
merebut Irian Barat«««««««««««««««« 2
B. Perjuangan Diplomasi««««««««««««««.. 2
C. Perjuangan dengan Konfrotansi Politik dan Ekonomi«. 3
D. Trikora (Tri Komando Rakyat)««««««««««« 3
E. Persetujuan New York«««««««««««... 4
BAB III PENUTUP«««««««««««««««««« 5
Daftar Pustaka«««««««««««««««««««.. 6

c
c
c
c

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan penyusunan makalah ini adalah untuk tugas yang diberikan
oleh guru Bahasa Indonesia kami untuk menambah pengetahuan siswa/I
bagaimana cara membuat makalah yang baik dan benar. Dalam
penyusunanya penulis memilih tema tentang ³Perjuangan bangsaIndonesia
merebut Irian Barat´.
Penulis mengambil tema ini karena penulis ingin lebih mengetahui
bagamana Indonesia merebutkan Irian Barat.

B. Permasalahan
Agar pembahasan sesuai dengan yang diinginkan penulis. Penulis
hanya membatasi masalah ± masalah yang dibahas sebagai berikut.

1. Apakah latar belakang terjadinya perjuangan mengembalikan Irian


Barat?
2. Pihak ± pihak yang terlibat ?
3. Apa saja tanggal - tanggal penting ?

C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis mempunyai keinginan yang
ingin diketahui adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang latar belakang terjadinya perjuangan


mengembalikan Irian Barat.
2. Pihak yang terlibat dalam perjuangan mengembalikan Irian Barat.
3. Ingin mengetahui hal ± hal penting yang terjadi.

D. metode penulisan
Untuk mengumpulkan data ± data yang dibutuhkan dalam
pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode ›    .

c
c
c
c

BAB II
PERMASALAHAN

A. Latar belakangnya terjadi Perjuangan bangsa Indonesia merebut


Irian Barat.

Awal dari perjuangan ini berasal dari konfrensi meja bundar.


Konfrensi meja bundar dilaksanakan di Den Haag Belanda pada
tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949. Salah satu dari isi
perjanjian konfrensi meja bundar adalah Irian Barat akan
dikembalikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
Dari keputusan tersebut pihak Indonesia berpikir bahwa
Belanda akan menyerahkan Irian Barat, tetapi Belanda menafsirkan
lain yaitu mereka hanya akan merundingkan tentang masalah Irian
barat saja. Oleh karna itu Indonesia melakukan berbagai upaya untuk
merebut kembali Irian Barat.

B. Perjuangan Diplomasi

Dalam mengahadapi masala Irian Barat tersebut Indonesia


mula ± mula melakukan upaya damai, yakni melakukan diplomasi
bilateral dalam lingkungan ikatan Uni Indonesia belanda. Akan tetapi
usaha ± usaha melalui meja perundingan tidaklah berhasil.
Setelah upaya tersebut tidak berhasil maka sejak tahun 1953
pejuangan pembebasan Irian Barat mulai dilakukan di Foru ± forum
internasional, terutama PBB dan forum ± forum solidaritas Asia ±
Afrika.
Sejak tahun 1954 masalah irian barat ini selalu dibawa ke
dalam acara sidang majelis umum PBB, namun upaya ini tetap tidak
memperoleh hasil yang positif. Pada tanggal 23 September 1956
diresmikan ibu kota soa ± siu sebagai ibu kota Irian Barat dan Zainal
Abidin syah sebagai Gubernur provinsi Irian Barat.

C. Perjuangan dengan Konfrotansi Politik dan Ekonomi

c
c
c
c

Ternyata berbagai upaya yang dilakukan oleh Indonesia


sampai Tahun 1957 belum membawa hasil apapun bagi

Indonesia dan Irian Barat masih diduduki oleh Belanda. Karena


dengan menggunakan cara apapun masih tetap tidak bisa, maka
Indonesia aksi ± aksi perjuangan untuk membebaskan Irian barat
ditingkatkan di seluruh Tanah Air Indonesia, dengan ditingkatkannya
aksi ± aksi perjuangan di seluruh Tanah air maka banyak perusahaan
± perusahaan Belanda yang diambil alih oleh Indonesia pada bulan
Desember 1957 tersebut antara lain Nerderlandsche Handel
Maatschappij N.V (Sekarang menjadi Bank Dagang Negara) serta
perusahaan Philips dan KLM. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia
resmi memutuskan hubungan dengan Pemerintah Kerajaan Belanda.

D. Trikora (Tri Komando Rakyat)

TRI Komando Rakyat ( Trikora ) dikumandangkan oleh


Presiden Soekarno dalam sebuah di alun-alun utara kota Yogyakarta
pada 19 Desember 1961 sebagai reaksi atas sikap Belanda yang
secara sepihak telah mendirikan Dewan Papua yang bertugas
mempersiapkan pembentukan Negara Papua di bawah bayang-
bayang Pemerintahan Belanda. Tri Komando Rakyat yang
dicanangkan kepada seluruh Rakyat Indonesia tersebut berbunyi :
Satu, gagalkan berdirinya ³Negara Papua´; dua, kibarkan bendera
Merah Putih di seluruh wilayah Irian Barat; tiga bersiap-siap untuk
mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa. Sebagai tindak lanjut dari Tri Komando Rakyat
tersebut, para perancang strategi perang nasional serta para senior
TNI saat itu membuat suatu keputusan yang sangat penting,
terutama bagi sejarah perjalanan TNI Angkatan Udara dalam
pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Berdasarkan
pertimbangan dimensi ruang dan waktu, mereka memutuskan bahwa
operasi-operasi yang dilancarkan melalui media udara adalah cara
yang paling efektif dan menguntungkan. Apalagi pertimbangan dari
faktor kekuatan dan kemampuan, penggunaan kekuatan AURI saat
itu adalah yang paling memungkinkan karena menjelang
dilancarkannya Operasi Trikora, AURI sedang berada di puncak
kejayaannya.
c
c
c
c

E. Persetujuan New York

Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian


dengan pemerintah Belanda di New York. Adapun isi dari perjanjian
New York adalah:

1. Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat pada


Penguasa Pelaksana sementara PBB (UNTEA) pada
tanggal 1 Oktober 1992.
2. Pada tanggal 1 Oktober 1992 bendera Belanda akan
berkibar berdampingan dengan bendera PBB di Irian Barat
dan pada tanggal 31 Desember akan digantikan dengan
bendera Indonesia.
3. Pemerintah UNTEA akan digantikan pada tanggal 1 Mei
1963, pemerintahan selanjutnya diserahkan Kepada
Indonesia.

Selanjutnya untuk menjaga keamanan di Irian Barat maka PBB


membentuk pasukan keamanan PBB yang disebut UNSF di bawah
pimpinan Brigadir Jendral Said Uddin Khan dari Pakistan.

Selanjutnya sebagai wujud pelaksanaan persetujuan New York


maka diselenggarakanlah Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat
(Pepera) pada tahun 1969 dan hasil dari pepera membuktikan Irian
Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia. Hasil pepera
ini disetujui oleh PBB pada tanggal 19 November 1969.

c
c
c
c

BAB III

Penutup

KESIMPULAN
Dengan perjuangan yang sangat lama barulah kita bisa membentuk
Negara NKRI. Dengan keteguhan dan kecintaanya pada bangsa Indonesia
kita tetap mempertahankan daerah NKRI dengan berbagai cara, dan telah
banyak orang yang berkorba demi memperjuangkan bangsa Indonesia.

SARAN
Untuk tetap dapat mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia kita harus menjaga kesatuan dan persatuan dari Negara yang
telah diperjuangkan oleh para Pahlawan Negara kita, dan terus
membangunya secara adil dan merata.
c

c c

DAFTAR PUSTAKA

c
c
c
c

Gloriel International, Inc. 2000. Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta: PT Widya Dara.

Poesponegoro, Djoened, Marwati : Nugroho, 1993. Sejarah Nasional Indonesia VI,


Jakarta : Balai Pustaka.

c
c

You might also like