You are on page 1of 15

PSIKOLOGI UMUM

OLEH
AGUS RUBIYANTO, S.Pd.I, MM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


MIFTAHUL HUDA AL – AZHAR
(STAIMA)
CITANGKOLO BANJAR
TUJUAN MATA KULIAH
 AGAR MAHASISWA MEMAHAMI TENTANG
STRUKTUR DAN SIFAT KEJIWAAN
MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
TOPIK BAHASAN
BAB I : PENGERTIAN, OBYEK DAN SEJARAH
BAB II : TUGAS, METODE DAN PENERAPAN
PSIKOLOGI
BAB III : ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI
BAB IV : GEJALA-GEJALA PENGENALAN (KOGNISI)
BAB V : GEJALA-GEJALA PERASAAN (EMOSI)
BAB VI : GEJALA-GEJALA KEHENDAK (KONASI)
BAB VII : GEJALA-GEJALA CAMPURAN
BAB VIII : BERPIKIR DAN INTELEGENSI
BAB I
PENGERTIAN, OBYEK DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
 Secara etimologis :
 Psikologi berasal dari bahasa Yunani : psyche dan
logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu.
 Dalam bahasa Arab Psikologi disebut dengan “Ilmu an-

Nafsi” yang belakangan kemudian dikembangkan


menjadi suatu ilmu bernama “Nafsio-logi”.
 Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “Ilmu Jiwa”
 Secara terminologis (menurut istilah pengetahuannya) :
 Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld
Psikologi adalah study tentang hakekat manusia
 Garden Murphy
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh
makhluk hidup terhadap lingkungannya
 Woodworth dan Marquis
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu
dari sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam
hubungannya dengan alam sekitar
 Wilhelm Wund
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-
pengalaman yg timbul dalam diri manusia seperti perasaan panca inra,
pikiran, merasa dan kehendak
 Jadi Psikologi adalah : “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal
yang berhubungan dengan jiwa; hakekatnya, asal-usulnya, proses
bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya”.
 Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
jiwa manusia.
B. PEMBAGIAN PSIKOLOGI
 Berdasarkan obyek yang diselidiki :
 Psikologi Umum, yaitu psikologi yang menyelidiki dan
mempelajari kegiatan - kegiatan atau aktifitas fisik manusia
pada umumnya yang dewasa, yang normal dan beradab
(berkultur).
 Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan
mempelajari segi-segi kekhususan dari aktifitas psikis
manusia, seperti perbedaan umur, kelamin, lapangan hidup
dll.
Yang termasuk psikologi khusus
 Psikologi perkembangan : Psi anak, psi pemuda, psi
orang dewasa, psi orang tua
 Psikologi sosial - tingkah laku atau aktifitas - aktifitas
manusia hubungannya dengan situasi sosial.
 Psikologi pendidikan - kegiatan-kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan.
 Psikologi kepribadian dan tifologi - struktur pribadi
manusia,mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
 Psikopatologi - keadaan psikis yang tidak normal.
(abnormal)
 Psikologi kriminal - soal kejahatan atau kriminalitas.
 Psikologi perusahaan - soal-soal perusahaan
Berdasarkan kegunaan tujuan :
1. Psikologi Teoritis
2. Psikologi praktis
 Psiko-tehnik
 Psikologi pendidikan
 Psikologi Pengobatan
 Psikologi kriminal
 Psikologi pastoral
 Psikiatri
 Psiko-diagnosis
 Psiko-therapi
C. OBYEK PEMBAHASAN
PSIKOLOGI
1. Psikologi Metafisika, yaitu psikologi yang
membahas tentang hakikat jiwa, asal-usul dan
akhir jadinya, serta nilai-nilai yang berkembang
di dalamnya. Pembahasan dipusatkan pada
sesuatu yang berada di atas/di luar (meta) alam
nyata (fisika).
2. Psikologo Empiris (eksperimen), yaitu Ilmu Jiwa
yang membahas gejala-gejala jiwa berdasar
pengalaman (empiri), yang diperoleh lewat
percobaan-percobaan yang dilakukan oleh para
ahli terhadap tingkah laku dan unsur-unsur fisik
(lahiriah).
D. TUJUAN MEMPELAJARI
PSIKOLOGI
 Untuk memperoleh faham tentang gejala - gejala jiwa
dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah
laku sesama manusia pada umumnya dan anak - anak
p[ada khususnya.
 Untuk mengetahui perbuatan - perbuatan jiwa serta
kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal
tingkah laku manusia atau anak.
 Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan
dengan baik.
E. FAEDAH MEMPELAJARI
PSIKOLOGI
 secara individual, adalah agar kita bisa
mengetahui hakekat jiwa, proses kerjanya, dan
gejala-gejalanya yang nampak pada tingkahlaku
lahiriyah, sehingga kita bisa mengendalikannya
sesuai dengan ajaran-ajaran Allah swt. Pencipta
jiwa itu sendiri.
 Dengan mengetahui kondisi kejiwaan orang lain,
kita akan bisa mem-bina toleransi dan saling
pengertian, sehingga tercipta tatanan kehidupan
sosial yang harmonis dan dinamis.
 sangat berguna untuk pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan,
dakwah, dan kepemimpinan atau manajemen.
F. SEJARAH PSIKOLOGI
 Sebelum kelahiran Nabi Isa a.s., masalah jiwa sudah menjadi obyek
pertanyaan dan penyelidikan para ahli. Para ahli pikir Yunani kuno,
umpamanya, telah mencoba menyingkap tabir rahasia jiwa ini,
berdasar falsafah dan pola pikir masing-masing. Pada saat itu,
psikologi masih termasuk salah satu cabang filsafat, belum berdiri
sendiri sebagai sebuah ilmu.

 Demikian pula pada abad pertengahan masehi, para ulama Islam


dari berbagai disiplin ilmu telah mencoba membuat rumusan-
rumusan tentang hakikat jiwa; baik dengan cara menerjemahkan
buku-buku karangan para ahli Yunani, ataupun lewat penelitian dan
percobaan yang dilakukan berdasar ajaran agama, sehingga banyak
yang berkembang saat itu adalah psikologi metafisika. Ulama-ulama
Islam; baik dari tokoh-tokoh filsafat maupun tashawuf, seperti Al-
Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Abu Yazid al-Bustami, dll. telah ber-
jasa besar dalam upaya mengembangkan dasar-dasar ilmu psikologi
ini, sehingga seharusnya pendapat mereka dijadikan rujukan oleh
para ahli dan pemerhati masalah-masalah psikologi di zaman
modern sekarang.
 Pada abad ke 17, bersamaan dengan munculnya aliran
Rasionalisme dalam filsafat, para ahli ilmu jiwa mulai
merintis berbagai penelitian menyangkut gejala jiwa
manusia, yang dipelopori oleh John Locke (1632-1704)
yang terkenal dengan teori Tabularasa, dan Johann
Friedrich Herbart (1776-1841) yang dikenal dengan teori
Asosiasionisme, yaitu doktrim psikologi yang
menyatakan bahwa jiwa itu tersusun atas elemen -
elemen sederhana dalam bentuk ide - ide yang muncul
dari inderawi. Ide - ide ini bersatu dan berkait satu sama
lain lewat asosisi - asosisi. . Kemudian ilmu berkembang
menjadi psikologi empiris yang dalam penelitiannya
banyak mempergunakan metode induktif (thoriqoh
istiqraiyah).

 Pada akhir abad ke 19, seorang ahli dari Jerman


bernama Wilhelm Wundt (1882-1920) yang terkenal
dengan teori Appersepsi, mulai merintis pembahasan
tentang gejala jiwa, secara lebih metodis dan sistimatis,
sehingga akhirnya psikologi dianggap sebagai cabang/
disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Karena itu, Wundt
kemudian di-sebut sebagai Bapak Psikologi Modern.
 Tetapi belakangan, para tokoh psikologi Modern mulai
dihujat kembali, sebab selama ini mereka dianggap
menyelidki keadaan jiwa sekedar dari aspek-aspek
lahiriahnya (fisik biologis) saja, tanpa
menghubungkannya dengan aspek-aspek bathiniyah
(moral spiritual). Suatu hal yang sebenarnya telah
banyak dibahas oleh al-Qur’an dan al-Hadits, 14 abad
yang lalu, dan telah diteliti secara mendalam oleh para
Ulama Islam pada abad-abad pertengahan.

 Sejak akhir dekade 80-an, para ahli psikologi yang


beragama Islam mulai berpkir untuk mencetuskan apa
yang disebut dengan psikologi Islam, atau psikologi
Qur’ani, bahkan ada yang mengusulkan agar istilah
psikologi tidak dipergunakan lagi dan diganti dengan
“Nafsiologi”, sesuai dengan istilah yang diintrodusir olah
Allah swt. pencipta jiwa itu sendiri, lewat kitab suci-Nya
al-Qur’anil Kariem; baik yang tersurat maupun yang
tersirat.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

You might also like