Professional Documents
Culture Documents
Sansevieria
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup
populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini
dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari.
Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung
meruncing.
Cara Pemeliharaan :
Sanseiveria termasuk tanaman yang
mudah untuk dipelihara. Syarat utama
untuk memelihara lidah mertua agar
bisa tumbuh optimal adalah media
yang porous dan cahaya. Untuk memelihara media diperlukan
pertimbangan seperti ketinggian tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Bisa tumbuh
optimal di ketinggian 0 – 1.800 m dpl, bisa hidup di sinar matahari penuh atau ruangan.
Dan kebutuhan airnya tidak terlalu banyak sekitar 25 – 30 ml/tanaman/minggu, juga bisa
tahan disiram 1- 2 minggu sekali, karena air berlebih hanya akan mengundang bakteri dan
penyakit lain. Untuk pemupukan dilakukan melalui akar, daun atau kombinasi dari
keduanya. Tiap variasi sanseiveria bisa digabungkan dalam penatannya dengan repotting
dan pemilihan pot yang tepat untuk penampilan sanseiveria agar terlihat lebih menarik,
anggun dan elegan.
Alocasia Plumbea
atau Senthe Hitam atau Sente Wulung biasa juga disebut Java Black
Alocasia. Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia (P. Jawa) dengan
ciri-ciri batang dan daun bagian bawah berwarna coklat
kehitaman/keunguan, daun bagian atas hijau tua mengkilap. Senthe Hitam
sulit didapatkan karena berkurangnya lahan-lahan terbuka di P. Jawa
sekarang ini.
Anggapan ini tentu bisa saja benar, dengan syarat bahwa karya bonsai yang dimiliki
untuk dinikmati sendiri, bukan untuk diikutkan dalam lomba. Sebab, saat masuk dalam
lomba atau kontes akan ada aturan baku yang mengatur bagiamana bonsai yang bagus
dan layak jadi juara. Pedomannya ada pada draft penjurian yang nantinya akan
memberikan nilai dari produk tersebut.
“Aturan dibuat untuk memberikan pedoman mana produk yang baik dan layak juara,”
tandas Wawang yang sudah menggeluti bonsai dari tahun 70-an.
Pengertian Mangrove
Kata “mangrove” berkaitan sebagai tumbuhan tropis yang komunitas tumbuhnya
didaerah pasang surut dan sepanjang garis pantai (seperti : tepi pantai, muara laguna
(danau dipinggir laut) dan tepi sungai) yang dipengaruhi oleh kondisi pasang surut air
laut. Menurut FAO (1952) definisi mangrove adalah pohon dan semak – semak yang
tumbuh dibawah ketinggian air pasang tertinggi.
Mangrove merupakan termasuk varietas yang besar dari famili tumbuhan, yang
beradaptasi pada lingkungan tertentu. Tomlinson (1986) mengklasifikasikan jenis
mangrove menjadi 3 (tiga ) kelompok, yaitu : Kelompok Mayor, Kelompok Minor dan
Kelompok Asosiasi Mangrove.
Habitat Mangrove
Sebagian pohon mangrove dijumpai disepanjang pantai terlindung yang berlumpur, bebas
dari angin yang kencang dan arus (misalnya di mulut muara sungai besar). Mangrove
juga dapat tumbuh diatas pantai berpasir dan berkarang , terumbu karang dan di pulau –
pulau kecil. Sementara itu air payau bukanlah hal pokok untuk pertumbuhan mangrove,
mereka juga dapat tumbuh dengan subur jika terdapat persediaan endapan yang baik dan
pada air tawar yang berlimpah.
Hutan mangrove dapat tersebar luas dan
tumbuh rapat mulut sungai besar di daerah
tropis, tetapi didaerah pesisir pantai
pegunungan, hutan mangrove tumbuh di
sepanjang garis pantai yang terbatas dan
sempit.
RANCANGAN DAUN YANG
SEMPURNA: PORI-PORI
Ada rancangan yang sempurna di dalam setiap milimeter persegi
setiap daun, sebuah objek yang biasanya kita anggap, sepintas
lalu, sebagai hal yang biasa, sekadar “keanekaragaman kebun.”
Pori-pori, yang merupakan salah satu struktur penting tanaman,
adalah bagian kunci dari rancangan ini. Lubang mikroskopis
(pori-pori) yang terdapat pada daun ini bertanggung jawab
dalam fasilitasi perpindahan air dan panas, begitu pula dalam
pengambilan karbondioksida, yaitu gas yang diperlukan untuk
fotosintesis, dari atmosfer. Selain itu, pori-pori memiliki struktur
yang memungkinkannya terbuka dan tertutup sendiri saat
diperlukan.
Ada perincian yang sangat halus dan cermat dalam struktur pori-pori ini, yang telah
dirancang dengan mempertimbangkan semua dampak dari lingkungan luar. Kita semua
tahu bahwa kondisi lingkungan luar dipengaruhi perubahan yang terus-menerus:
perbandingan gas dan kelembapan, kualitas suhu dan kualitas udara… Tetapi pori-pori
daun dapat melakukan adaptasi atau penyesuaian terhadap semua faktor ini.
Sistem dalam tumbuh-tumbuhan ini, seperti juga berbagai sistem lainnya, dapat berfungsi
hanya jika semua bagiannya ada sekaligus. Karenanya, jelaslah tidak mungkin pori-pori
tanaman muncul melalui kebetulan yang evolusioner (berangsur-angsur). Allah
menciptakan pori-pori dengan struktur yang sangat khusus, dan merancangnya terutama
agar dapat menjalankan fungsinya.