Professional Documents
Culture Documents
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Karakter Sistem
o 2.1 Modul ERP
2.1.1 Modul Operasi
2.1.2 Modul Finansial dan Akuntansi
2.1.3 Modul Sumber Daya Manusia
o 2.2 Keuntungan penggunaan ERP
2.2.1 Integrasi data keuangan
2.2.2 Standarisasi Proses Operasi
2.2.3 Standarisasi Data dan Informasi
o 2.3 Keuntungan yg bisa diukur
3 Memilih ERP
o 3.1 Latar Belakang
o 3.2 Suksesor Penerapan
3.2.1 Pemilihan Metodologi
o 3.3 Analisa Strategi Usaha
o 3.4 Analisa Sumberdaya Manusia
o 3.5 Analisa Infrastruktur
o 3.6 Analisa Perangkat Lunak
4 Penerapan ERP
o 4.1 Gagalnya ERP
o 4.2 Tanda-tanda kegagalan ERP
o 4.3 Software ERP
[sunting] Sejarah
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti
bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan,
pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Teks besar
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul
pendukung yakni Finansial dan akuntasi serta Sumber Daya Manusia
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan
mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
Penurunan inventori
Penurunan tenaga kerja secara total
Peningkatan service level
Peningkatan kontrol keuangan
Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi
Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk
ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil
di perusahaan yang lain
Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat
Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan
rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang
ada
Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP
adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif
Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang
cacat dan business process yang ‘parah’
Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah
(paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang
mahal
Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan dalam memilih ERP
Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused
dan simple
Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga
penandatanganan order pembelian ERP
Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses
pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa
infrastruktur dan analisa software
Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan
kondisi perusahaan?
Apakah ada dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga
untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia
Apakah perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis
perusahaan
[sunting] Penerapan ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat
implementasi ERP:
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh
adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan
sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing
perusahaan
Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat
sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP
yang lebih terjamin keberhasilannya
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open
source
Acumatica
Dynamics AX
Compiere
ORACLE
JDE
BAAN
MFGPro
Protean
Magic
aLTiUs
SAP
Onesoft
IFS
AGRESSO
INTACS
BOSERP
EuClid System
Mincom Ellipse
Axapta
SPIN - Datadigi Indonesia
WD ERP-SYS
IES
Orlansoft
Sisinusa
ERP(Enterprise Resource Planning) atau Perencanaan sumber daya
Perusahaan adalah suatu sistem perusahaan yang bersifat lintas fungsional dan
bertindak mengintegrasikan dan mengotomatiskan berbagai proses bisnis yang
harus terpenuhi di dalam suatu perusahaan seperti kegiatan pabrikasi, logistik,
distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber daya manusia .
Perangkat lunak ERP adalah suatu kelompok modul perangkat lunak yang
mendukung aktivitas bisnis yang terlibat dalam proses/kegiatan perkantoran
(back-office) yang penting .
ERP dikenal sebagai suatu hal yang diperlukan untuk efisiensi,
ketangkasan/kematangan, dan kemampuan bereaksi secara cepat kepada
pelanggan dan penyalur, yang pada umumnya dibutuhkan oleh suatu
perusahaan e-business agar berhasil dalam dunia e-commerce yang dinamis.
Nilai Bisnis ERP
Kualitas & Efisiensi : ERP menciptakan kerangka kerja utk mengintegrasikan dan
meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yg menghasilkan peningkatan
signifikan daalm kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi & distribusi
Penurunan Biaya : menurunkan biaya pemrosesan transaksi & hardware, software
serta karyawan pendukung TI.
Pendukung Keputusan : ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas
fungsi yang sangat penting secara cepat utk para manajer agar dapat meningkatkat
kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara tepat waktu di lintas bisnis
keseluruhan prshn
Kelincahan Perusahaan: Sistem ERP meruntuhkan dinding departmen dan fungsi
berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya informasi. (m'hasilkan
struktur organisasi, tanggung jawab manejerial & peran kerja yang lebih fleksibel)
Penyebab Kegagalan ERP
1.Meremehkan kerumitan perencanaan, pengembangan,dan pelatihan
2.Tidak melibatkan para karyawan yg terkena dampak perencanaan
3.Melakukan terlalu banyak hal dengan cara yang cepat pada proses konversi
4.Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai tugas baru yg dibutuhkan oleh
sistem ERP
5.Kegagalan melakukan konversi data
6.Terlalu mempercayai berbagai pernyataan yang diberikan para penjual
software ERP
Pak Eko, saya bekerja di bagian operasi, salah satu perusahaan industri
otomotif. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sungguh-sungguh
dalam membangun sistem ERP. Apakah sepenuhnya dapat dipercayakan
kepada implementor, konsultan misalnya? Penerapan ERP terbukti sering juga
mengalami kegagalan, hal apa yang sering menjadi kendala sehingga terjadi
kegagalan? Bagaimana menghindari hal itu?
Satu hal yang harus secara sungguh-sungguh dipahami oleh manajemen setiap
perusahaan yang berniat untuk menerapkan sistem ERP adalah bahwa yang “dibeli”
oleh perusahaan tersebut bukanlah hanya sebuah aplikasi atau software semata,
namun merupakan suatu “komitmen” untuk menerapkan sebuah paradigma bisnis
baru yang berorientasi pada proses bisnis (business process). Dalam kerangka
perspektif baru ini, seluruh SDM perusahaan harus memiliki komitmen untuk
merubah budaya kerjanya dari yang semula bersifat departemental (atau
kompartemental, terpisah dalam sejumlah divisi-divisi tertentu) menjadi yang lebih
berorientasi pada rangkaian proses lintas sektoral (cross departmental mode). Batasan-
batasan struktur organisasi yang selama ini kerap memisahkan antara satu bagian
dengan bagian yang lain harus dapat “dirubuhkan” demi terjalinnya kerjasama antar
bagian secara terintegrasi, terpadu, dan holistik.
Terkait dengan dilibatkannya konsultan atau pihak ketiga dalam implementasi sistem
ERP, harus dipegang erat prinsip kemitraan strategis sebagai berikut:
• Yang paling mengetahui mengenai seluk beluk perusahaan yang menerapkan sistem
ERP adalah segenap pimpinan, manajemen, dan karyawan perusahaan tersebut,
karena merekalah yang sehari-harinya terjun langsung dalam kegiatan operasional.
• Konsultan memiliki metodologi, pengalaman, dan pengetahuan yang handal dalam
hal penerapan sistem ERP di sejumlah perusahaan dalam beragam industri, sehingga
daripadanya dapat diperoleh knowledge-based resources yang sangat berguna bagi
perusahaan.
• Dengan memadukan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan pengetahuan yang
dikuasai oleh konsultan tersebut, niscaya akan didapatkan sebuah usaha implementasi
sistem ERP yang berhasil dan sukses.
Management
• Kurangnya dukungan dan komitmen dari pimpinan puncak dan manajemen
perusahaan, sehingga inisiatif sistem ERP yang digulirkan berjalan dengan tersendat-
sendat.
• Buruknya perencanaan yang disusun oleh pihak manajemen sehingga ketika ingin
dieksekusi mengalami banyak hambatan dan kesulitan.
• Ketidakinginan manajemen dalam “merubah paradigma” berpikir maupun bekerja –
lebih senang kondisi status quo – sehingga berbagai prasyarat utama untuk
menjalankan atau mengimplementasikan sistem ERP tidak tercapai.
• Ekspektasi yang terlampau berlebihan dari pihak manajemen terhadap sistem ERP
yang ingin diterapkan tanpa perduli dengan isu-isu terkait dengan cara atau
pendekatan atau strategi menerapkan sistem tersebut secara efektif.
• Pendefinisian kebutuhan yang kabur, sehingga ruang lingkup sistem ERP yang ingin
diterapkan menjadi tidak jelas yang tentu saja mempertinggi resiko kegagalan dalam
implementasinya.
• Sosialisasi mengenai sistem ERP yang buruk kepada segenap karyawan perusahaan
sehingga banyak pihak yang menolak dibandingkan dengan yang mendukung.
Vendors
• Kurangnya pengalaman dari vendor maupun orang-orang yang ditugaskan untuk
mengimplementasikan sistem ERP, terutama untuk ruang lingkup penugasan serupa
di industri yang sejenis.
• Tidak mampu memberikan pemahaman dan penjelasan yang baik dan benar
mengenai paradigma yang dipergunakan dalam sistem ERP kepada mereka yang
berkepentingan sehingga seringkali terjadi kekeliruan dalam cara memandangnya.
• Pemilihan aplikasi ERP yang keliru, atau tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
perusahaan yang membutuhkannya.
• Salah dalam usaha membantu manajemen dalam mendefinisikan kebutuhannya
sehingga ketika ERP diterapkan, tidak memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan oleh para stakeholder terkait.
• Tidak memberikan pelatihan yang memadai dan efektif kepada segenap stakeholder
sistem ERP sehingga mereka dapat menggunakan dan memanfaatkannya secara baik.
Users
• Ketidakinginan para user untuk merubah cara kerja dalam beraktivitas sehari-hari
sehingga selalu menentang segala bentuk inisiatif semacam sistem ERP yang pada
dasarnya membutuhkan keinginan dan kemampuan untuk bekerja dengan cara yang
lebih efektif dan efisien.
• Harapan yang berlebihan dan cenderung keliru terhadap sistem ERP dimana
biasanya para user menganggap bahwa teknologi informasi dan software dapat
menyelesaikan segala masalah dan kesulitan yang ada.
• Kurangnya porsi pelatihan bagi para user agar yang bersangkutan memiliki
kompetensi dan keahlian yang memadai untuk menjalankan sistem ERP.
Tiga kata kunci yang harus selalu dimiliki oleh segenap pimpinan puncak dan
manajemen yang ingin menerapkan sistem ERP, yaitu yang dikenal dengan 3C:
Commitment dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan, Communication yang
selalu berlangsung terus-menerus agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan Consistency
yang tinggi dalam usaha untuk menerapkan sistem ERP di tubuh perusahaan.
Mungkin sebagian orang masih belum mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem ERP
(Enterprise Resource Planning) dan konsep sistem ERP itu sendiri. Serta bagaimana suatu
sistem ERP dapat memberikan “revenue” bagi suatu perusahaan yang mengimplementasikan
sistem tersebut.
Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai perkakas manajemen yang
menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan
untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan,
mengadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan
mengintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing,
operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources.
Sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang
tinggi, biaya dan inventory yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerce
yang efektif.
Dari semua pengembangan teknologi sistem informasi dewasa ini, satu sistem informasi yang
didesain untuk mendukung keseluruhan unit fungsional dari perusahaan adalah Enterprise
Resource Planning atau ERP. ERP adalah suatu paket piranti lunak (software) yang dapat
memenuhi kebutuhan suatu perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya,
dari sudut pandang proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Sistem
aplikasi ERP adalah salah satu sistem informasi yang tercanggih yang bisa didapatkan pada
awal abad 21 ini. Untuk dapat mengadopsi teknologi ERP, suatu perusahaan tidak jarang
harus menyediakan dana dari ratusan juta hingga milyaran rupiah. Dana sebesar itu harus
disediakan untuk investasi paket software ERP, hardware berupa server dan desktop,
database dan operating sistem software, high performance network, hingga biaya konsultasi
untuk implementasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar, banyak perusahaan
di dunia dan tidak terkecuali di Indonesia seperti berlomba-lomba untuk mengadopsi sistem
informasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan
menghasilkan ”return” terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat. Karena ERP
menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, membawa budaya kerja baru dan integrasi
dalam organisasi. mengambil alih tugas rutin dari personel dari tingkat operator hingga
manajer fungsional, sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia
perusahaan untuk berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak
jangka panjang. ERP juga membawa dampak penghematan biaya (cost efficiency) yang
signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap performance
organisasi. Secara implisit ERP bukan hanya suatu software semata, namun merupakan suatu
solusi terhadap permasalahan informasi dalam organisasi. Enterprise Resource Planning
(ERP) dapat didefinisikan sebagai aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang
dirancang untuk mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan
menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real-time dan
terintegrasi.
ERP merupakan suatu sistem yang terintegrasi, sehingga sistem ERP mampu memberikan
kepada organisasi penggunanya suatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi dengan
aktivitas di unit bisnis lain dalam organisasi. Dengan mengimplementasikan proses bisnis
standar perusahaan dan database tunggal (single database) yang mencakup keseluruhan
aktivitas dan lokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan integrasi di antara
aktivitas dan lokasi tersebut. Sebagai hasilnya, ERP sistem dapat mendorong ke arah
kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan parameter yang terukur secara
kuantitatif. Sehingga keputusan yang dihasilkan tersebut dapat saling mendukung proses
operasional perusahaan atau organisasi.