You are on page 1of 12

ERP dialihkan ke halaman ini.

Untuk pengertian lain mengenai ERP, lihat ERP


(disambiguasi).

Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan.

Daftar isi
 1 Sejarah
 2 Karakter Sistem
o 2.1 Modul ERP
 2.1.1 Modul Operasi
 2.1.2 Modul Finansial dan Akuntansi
 2.1.3 Modul Sumber Daya Manusia
o 2.2 Keuntungan penggunaan ERP
 2.2.1 Integrasi data keuangan
 2.2.2 Standarisasi Proses Operasi
 2.2.3 Standarisasi Data dan Informasi
o 2.3 Keuntungan yg bisa diukur
 3 Memilih ERP
o 3.1 Latar Belakang
o 3.2 Suksesor Penerapan
 3.2.1 Pemilihan Metodologi
o 3.3 Analisa Strategi Usaha
o 3.4 Analisa Sumberdaya Manusia
o 3.5 Analisa Infrastruktur
o 3.6 Analisa Perangkat Lunak
 4 Penerapan ERP
o 4.1 Gagalnya ERP
o 4.2 Tanda-tanda kegagalan ERP
o 4.3 Software ERP

[sunting] Sejarah
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti
bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan,
pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Teks besar

[sunting] Karakter Sistem


ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System
yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer
Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

[sunting] Modul ERP

Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul
pendukung yakni Finansial dan akuntasi serta Sumber Daya Manusia

[sunting] Modul Operasi

 General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics


Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production
Planning and Control, Project System, Environment Management

[sunting] Modul Finansial dan Akuntansi

 General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management,


Treasury, Enterprise Controlling,

[sunting] Modul Sumber Daya Manusia

 Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event


Management, Organizational Management, Travel Management,

[sunting] Keuntungan penggunaan ERP

[sunting] Integrasi data keuangan

Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan
mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik

[sunting] Standarisasi Proses Operasi

Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi


peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk

[sunting] Standarisasi Data dan Informasi

Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk


perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis
bisnis yg berbeda-beda

[sunting] Keuntungan yg bisa diukur

 Penurunan inventori
 Penurunan tenaga kerja secara total
 Peningkatan service level
 Peningkatan kontrol keuangan
 Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

[sunting] Memilih ERP


[sunting] Latar Belakang

 Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk
 ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil
di perusahaan yang lain
 Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat
 Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan
rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang
ada
 Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP
adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif
 Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang
cacat dan business process yang ‘parah’

Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah
(paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang
mahal

[sunting] Suksesor Penerapan

Syarat sukses memilih ERP Pengetahuan dan Pengalaman

 Pengetahuan adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya


dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar
 Pengalaman adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses
seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan
 Pengetahuan tanpa pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang
terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan
 Pengalaman tanpa pengetahuan bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya
kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup.
Kesalahan ini muncul atau terjadi karena ERP adalah sebuah best practice dari standar
bisnis. Seharusnya pengetahuan pada fungsi-fungsi yang tersedia dalam aplikasi
cukup tinggi sehingga tidak menerapkan (implementation) dengan cara yang keliru.
Kesalaahan dalam implementasi akan menjadi masalah serius bagi usaha peningkatan
kinerja usaha.

[sunting] Pemilihan Metodologi

Metodologi yang berkaitan dengn ERP

 Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan dalam memilih ERP
 Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused
dan simple
 Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga
penandatanganan order pembelian ERP

(BK. Khaitan, weblink)

 Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses
pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa
infrastruktur dan analisa software

[sunting] Analisa Strategi Usaha

 Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?


 Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
 Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
 Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
 Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
 Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun
untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
 Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

[sunting] Analisa Sumberdaya Manusia

 Bagaimana komitment top management terhadap usaha untuk implementasi ERP?


 Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
 Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
 Apa yg diharapkan para calon user thd ERP?
 Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim?
 Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?

[sunting] Analisa Infrastruktur

 Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks,


permanent office systems, communication system dan auxiliary system)
 Seberapa besar budget untuk infrastruktur?
 Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

[sunting] Analisa Perangkat Lunak

 Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan
kondisi perusahaan?
 Apakah ada dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga
untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
 Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia
 Apakah perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis
perusahaan
[sunting] Penerapan ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat
implementasi ERP:

 ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh
adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
 ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan
sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing
perusahaan
 Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat
sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP
yang lebih terjamin keberhasilannya

[sunting] Gagalnya ERP

 Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran


 Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
 Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
 Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

[sunting] Tanda-tanda kegagalan ERP

Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:

 Kurangnya komitmen top management


 Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
 Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
 Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
 Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
 Kesalahan penghitungan waktu implementasi
 Tidak cocoknya software dgn business process
 Kurangnya training dan pembelajaran
 Cacatnya project design & management
 Kurangnya komunikasi
 Saran penghematan yang menyesatkan

[sunting] Software ERP

Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open
source

 Acumatica
 Dynamics AX
 Compiere
 ORACLE
 JDE
 BAAN
 MFGPro
 Protean
 Magic
 aLTiUs
 SAP
 Onesoft
 IFS
 AGRESSO
 INTACS
 BOSERP
 EuClid System
 Mincom Ellipse
 Axapta
 SPIN - Datadigi Indonesia
 WD ERP-SYS
 IES
 Orlansoft
 Sisinusa

Pengertian ERP - Enterprise Resource Planning dan Penjelasannya


 Handi Priyono | Friday, April 16, 2010 | Bisnis Manajemen , Kuliah


 ERP(Enterprise Resource Planning) atau Perencanaan sumber daya
Perusahaan adalah suatu sistem perusahaan yang bersifat lintas fungsional dan
bertindak mengintegrasikan dan mengotomatiskan berbagai proses bisnis yang
harus terpenuhi di dalam suatu perusahaan seperti kegiatan pabrikasi, logistik,
distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber daya manusia .
Perangkat lunak ERP adalah suatu kelompok modul perangkat lunak yang
mendukung aktivitas bisnis yang terlibat dalam proses/kegiatan perkantoran
(back-office) yang penting .
ERP dikenal sebagai suatu hal yang diperlukan untuk efisiensi,
ketangkasan/kematangan, dan kemampuan bereaksi secara cepat kepada
pelanggan dan penyalur, yang pada umumnya dibutuhkan oleh suatu
perusahaan e-business agar berhasil dalam dunia e-commerce yang dinamis.
 Nilai Bisnis ERP
 Kualitas & Efisiensi : ERP menciptakan kerangka kerja utk mengintegrasikan dan
meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yg menghasilkan peningkatan
signifikan daalm kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi & distribusi
Penurunan Biaya : menurunkan biaya pemrosesan transaksi & hardware, software
serta karyawan pendukung TI.
Pendukung Keputusan : ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas
fungsi yang sangat penting secara cepat utk para manajer agar dapat meningkatkat
kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara tepat waktu di lintas bisnis
keseluruhan prshn
Kelincahan Perusahaan: Sistem ERP meruntuhkan dinding departmen dan fungsi
berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya informasi. (m'hasilkan
struktur organisasi, tanggung jawab manejerial & peran kerja yang lebih fleksibel)
 Penyebab Kegagalan ERP

1.Meremehkan kerumitan perencanaan, pengembangan,dan pelatihan
2.Tidak melibatkan para karyawan yg terkena dampak perencanaan
3.Melakukan terlalu banyak hal dengan cara yang cepat pada proses konversi
4.Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai tugas baru yg dibutuhkan oleh
sistem ERP
5.Kegagalan melakukan konversi data
6.Terlalu mempercayai berbagai pernyataan yang diberikan para penjual
software ERP

 Menghindari Kegagalan Penerapan ERP

Pak Eko, saya bekerja di bagian operasi, salah satu perusahaan industri
otomotif. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sungguh-sungguh
dalam membangun sistem ERP. Apakah sepenuhnya dapat dipercayakan
kepada implementor, konsultan misalnya? Penerapan ERP terbukti sering juga
mengalami kegagalan, hal apa yang sering menjadi kendala sehingga terjadi
kegagalan? Bagaimana menghindari hal itu?

Irma Indriaty, Business Development Manager, Jakarta

Satu hal yang harus secara sungguh-sungguh dipahami oleh manajemen setiap
perusahaan yang berniat untuk menerapkan sistem ERP adalah bahwa yang “dibeli”
oleh perusahaan tersebut bukanlah hanya sebuah aplikasi atau software semata,
namun merupakan suatu “komitmen” untuk menerapkan sebuah paradigma bisnis
baru yang berorientasi pada proses bisnis (business process). Dalam kerangka
perspektif baru ini, seluruh SDM perusahaan harus memiliki komitmen untuk
merubah budaya kerjanya dari yang semula bersifat departemental (atau
kompartemental, terpisah dalam sejumlah divisi-divisi tertentu) menjadi yang lebih
berorientasi pada rangkaian proses lintas sektoral (cross departmental mode). Batasan-
batasan struktur organisasi yang selama ini kerap memisahkan antara satu bagian
dengan bagian yang lain harus dapat “dirubuhkan” demi terjalinnya kerjasama antar
bagian secara terintegrasi, terpadu, dan holistik.

Terkait dengan dilibatkannya konsultan atau pihak ketiga dalam implementasi sistem
ERP, harus dipegang erat prinsip kemitraan strategis sebagai berikut:
• Yang paling mengetahui mengenai seluk beluk perusahaan yang menerapkan sistem
ERP adalah segenap pimpinan, manajemen, dan karyawan perusahaan tersebut,
karena merekalah yang sehari-harinya terjun langsung dalam kegiatan operasional.
• Konsultan memiliki metodologi, pengalaman, dan pengetahuan yang handal dalam
hal penerapan sistem ERP di sejumlah perusahaan dalam beragam industri, sehingga
daripadanya dapat diperoleh knowledge-based resources yang sangat berguna bagi
perusahaan.
• Dengan memadukan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan pengetahuan yang
dikuasai oleh konsultan tersebut, niscaya akan didapatkan sebuah usaha implementasi
sistem ERP yang berhasil dan sukses.

Menurut hasil kajian beberapa lembaga penelitian, penyebab kegagalan implementasi


sistem ERP berasal dari 3 (tiga) stakeholder utamanya, yaitu: management yang
mewakili pihak perusahaan, vendors sebagai pihak ketiga yang membantu
implementasi sistem ERP, dan user sebagai pihak yang menggunakan sistem tersebut.
Ringkasan penyebabnya adalah sebagai berikut:

Management
• Kurangnya dukungan dan komitmen dari pimpinan puncak dan manajemen
perusahaan, sehingga inisiatif sistem ERP yang digulirkan berjalan dengan tersendat-
sendat.
• Buruknya perencanaan yang disusun oleh pihak manajemen sehingga ketika ingin
dieksekusi mengalami banyak hambatan dan kesulitan.
• Ketidakinginan manajemen dalam “merubah paradigma” berpikir maupun bekerja –
lebih senang kondisi status quo – sehingga berbagai prasyarat utama untuk
menjalankan atau mengimplementasikan sistem ERP tidak tercapai.
• Ekspektasi yang terlampau berlebihan dari pihak manajemen terhadap sistem ERP
yang ingin diterapkan tanpa perduli dengan isu-isu terkait dengan cara atau
pendekatan atau strategi menerapkan sistem tersebut secara efektif.
• Pendefinisian kebutuhan yang kabur, sehingga ruang lingkup sistem ERP yang ingin
diterapkan menjadi tidak jelas yang tentu saja mempertinggi resiko kegagalan dalam
implementasinya.
• Sosialisasi mengenai sistem ERP yang buruk kepada segenap karyawan perusahaan
sehingga banyak pihak yang menolak dibandingkan dengan yang mendukung.

 Vendors
• Kurangnya pengalaman dari vendor maupun orang-orang yang ditugaskan untuk
mengimplementasikan sistem ERP, terutama untuk ruang lingkup penugasan serupa
di industri yang sejenis.
• Tidak mampu memberikan pemahaman dan penjelasan yang baik dan benar
mengenai paradigma yang dipergunakan dalam sistem ERP kepada mereka yang
berkepentingan sehingga seringkali terjadi kekeliruan dalam cara memandangnya.
• Pemilihan aplikasi ERP yang keliru, atau tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
perusahaan yang membutuhkannya.
• Salah dalam usaha membantu manajemen dalam mendefinisikan kebutuhannya
sehingga ketika ERP diterapkan, tidak memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan oleh para stakeholder terkait.
• Tidak memberikan pelatihan yang memadai dan efektif kepada segenap stakeholder
sistem ERP sehingga mereka dapat menggunakan dan memanfaatkannya secara baik.

Users
• Ketidakinginan para user untuk merubah cara kerja dalam beraktivitas sehari-hari
sehingga selalu menentang segala bentuk inisiatif semacam sistem ERP yang pada
dasarnya membutuhkan keinginan dan kemampuan untuk bekerja dengan cara yang
lebih efektif dan efisien.
• Harapan yang berlebihan dan cenderung keliru terhadap sistem ERP dimana
biasanya para user menganggap bahwa teknologi informasi dan software dapat
menyelesaikan segala masalah dan kesulitan yang ada.
• Kurangnya porsi pelatihan bagi para user agar yang bersangkutan memiliki
kompetensi dan keahlian yang memadai untuk menjalankan sistem ERP.

 Tiga kata kunci yang harus selalu dimiliki oleh segenap pimpinan puncak dan
manajemen yang ingin menerapkan sistem ERP, yaitu yang dikenal dengan 3C:
Commitment dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan, Communication yang
selalu berlangsung terus-menerus agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan Consistency
yang tinggi dalam usaha untuk menerapkan sistem ERP di tubuh perusahaan.

A.Sejarah Singkat Enterprise Resource Planning (ERP)


ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik,
distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti
bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan,
pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning
(MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-
proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi
Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak
sejarah dalam proses industri. Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di
berbagai perusahaan.
1.Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat
penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden bidang penjualan
menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan-saingan kita. Berkat ERP, kini
kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan tepat waktu".
2.Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai
penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang
signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk
menjadi perusahaan global. Keputusan dapat diambil dengan data yang akurat dan dengan
proses yang menghubungkan demand dan supply di berbagai belahan dunia. Perubahan ini
bernilai miliaran bagi kami dalam penjualan di seluruh dunia”.
Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk. ERP
yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di
perusahaan yang lain. Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat.
B.Pengertian ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah aplikasi yang dapat
mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber
daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan
kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem finansial, sistem
distribusi, sistem manufaktur, sistem maintenance dan sistem human resource.
ERP(Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan.
Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan
dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow
moving part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat 'machine fault' dan lain-lain. Di negara-
negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat
menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-
benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku
cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine
fault, inventory.
C.Beberapa variasi ERP
Di sistem manufaktur sendiri bisa terdapat beberapa variasi:
1.make-to-stock (diproduksi untuk dijadikan stok)
2.assemble-to-order (dirakit berdasarkan permintaan)
3.assemble-to-stock (dirakit untuk dijadikan stok)
4.make-to-order (diproduksi berdasarkan permintaan).
Contoh make-to-stock misalnya: pabrik kertas dimana kertas itu sudah menjadi suatu
komoditi yang bisa dijual kapan saja. Sebuah contoh assemble-to-stock misalnya: pabrik TV
yang mendatangkan komponennya secara knockdown yang kemudian di rakit untuk dijadikan
TV siap jual.
Pada dasarnya, semakin kompleks suatu industri, maka sistem manufaktur tersebut juga
makin menuju ke sistem assemble-to-order atau make-to-order. Sebagai contoh, industri
pesawat nyaris tidak mungkin memakai sistem make to stock karena komponennya saja perlu
di rancang khusus. Untuk industri seperti itu, beberapa vendor sistem ERP juga menyediakan
sistem Project Management sebagai ganti dari sistem produksi.
D.Proses dalam ERP
Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice' - proses umum
yang paling layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk
pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya.
Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka industri kita juga
harus mengikuti 'best practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku. Di sini banyak
timbul masalah dan tantangan bagi industri kita di Indonesia. Tantangannya misalnya,
bagaimana merubah proses kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh
sistem ERP, atau merubah sistem ERP untuk menyesuaikan proses kerja kita. Management
sebagai ganti dari sistem produksi sebelumnya.
Apa itu ERP? ERP (Enterprise Resource Planning) sebuah akronim yang memang belum
menggambarkan makna yang sebenarnnya. Agar mudah memahaminya, abaikan kata
Planning dan Resource, tapi perhatikan kata Enterprise. Di kata Enterprise itulah letak makna
ERP yang sebenarnya.
ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu
perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan
perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan. Meski
kebutuhannya berbeda, ERP harus mampu memenuhinya. Satu syarat yang tidak boleh
ditawar-tawar lagi adalah terintegrasi, yang menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu
software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi
informasi dan berkomunikasi.
Sebagai contoh, order penjualan yang dicatat di departemen penjualan akan secara otomatis
diketahui kapan harus dikirim oleh bagian gudang. Begitu juga, bagian keuangan akan
mengetahui kapan kas akan masuk dari pelanggan. Berkurangnya jumlah barang di gudang
secara otomatis akan diketahui pula oleh bagian perencanaan produksi. Jika jumlah barang
mencapai kondisi tertentu, sistem akan membuat permintaan produksi. Saat itu, informasi
mengenai bahan baku yang dibutuhkan telah pula disajikan oleh sistem.
Setelah bagian perencanaan produksi me-review informasi dan menyetujuinya, secara
otomatis informasi akan mengalir ke bagian pembelian, yang memungkinkannya
menghubungi pemasok untuk negosiasi harga dan pengiriman. Saat itu, bagian pembelian
juga mendapatkan berbagai informasi berharga mengenai kinerja para pemasoknya.
Setelah kesepakatan diperoleh, order pembelian dibuat dengan menekan satu tombol dan
informasi rencana kedatangan barang telah sampai di bagian penerimaan barang. Sementara
itu, bagian keuangan akan memperoleh informasi berapa jumlah uang yang harus disiapkan
untuk order pembelian. Demikian seterusnya, sehingga keseluruhan alur proses bisnis di
perusahaan tersebut menjadi sangat efisien. Perubahan-perubahan yang terjadi di satu bagian
dapat diantisipasi dengan baik oleh bagian terkait lainnya.
Meski banyak analis dan vendor perangkat lunak mendefinisikan berbeda-beda, namun
maknanya relatif sama. Ada yang menyebutnya ERP, karena merupakan evolusi dari MRP –
Material Requirement Planning menjadi MRP II – Manufacturing Resource Planning, yang
kemudian menjadi ERP – Enterprise Resource Planning. Ada juga yang menyebut ERM –
Enterprise Resource Management, sekedar mendekatkan makna dan akronimnya. Suatu
sistem yang mengelola seluruh sumber daya perusahaan.
ERM ini yang kemudian mendorong munculnya jargon baru TI, seperti CRM (Customer
Relationship Management), SCM (Supply Chain Management), PLM (Product Lifecycle
Management) dan SRM (Supplier Relationship Management). Jargon-jargon baru itu, pada
intinya, adalah pemanfaatan lebih lanjut suatu sistem yang fokus utamanya adalah customer
untuk CRM, rantai pergerakan barang untuk SCM, daur hidup produk untuk PLM serta
supplier untuk SRM. Posisi ERM ada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh CRM, SCM,
PLM dan SRM.
ERP akan berkembang terus sesuai dengan tuntutan konsumen. Yang jelas perkembangan
ERP pada masa depan ini akan dititik-beratkan pada beberapa hal, yaitu, lebih mendukung
customer service, lebih mendukung vertical industri spesifik (vertical industry), dan juga
lebih mendukung proses pengambilan keputusan

Mungkin sebagian orang masih belum mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem ERP
(Enterprise Resource Planning) dan konsep sistem ERP itu sendiri. Serta bagaimana suatu
sistem ERP dapat memberikan “revenue” bagi suatu perusahaan yang mengimplementasikan
sistem tersebut.

Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai perkakas manajemen yang
menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan
untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan,
mengadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan
mengintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing,
operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources.
Sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang
tinggi, biaya dan inventory yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerce
yang efektif.

Dari semua pengembangan teknologi sistem informasi dewasa ini, satu sistem informasi yang
didesain untuk mendukung keseluruhan unit fungsional dari perusahaan adalah Enterprise
Resource Planning atau ERP. ERP adalah suatu paket piranti lunak (software) yang dapat
memenuhi kebutuhan suatu perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya,
dari sudut pandang proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Sistem
aplikasi ERP adalah salah satu sistem informasi yang tercanggih yang bisa didapatkan pada
awal abad 21 ini. Untuk dapat mengadopsi teknologi ERP, suatu perusahaan tidak jarang
harus menyediakan dana dari ratusan juta hingga milyaran rupiah. Dana sebesar itu harus
disediakan untuk investasi paket software ERP, hardware berupa server dan desktop,
database dan operating sistem software, high performance network, hingga biaya konsultasi
untuk implementasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar, banyak perusahaan
di dunia dan tidak terkecuali di Indonesia seperti berlomba-lomba untuk mengadopsi sistem
informasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan
menghasilkan ”return” terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat. Karena ERP
menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, membawa budaya kerja baru dan integrasi
dalam organisasi. mengambil alih tugas rutin dari personel dari tingkat operator hingga
manajer fungsional, sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia
perusahaan untuk berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak
jangka panjang. ERP juga membawa dampak penghematan biaya (cost efficiency) yang
signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap performance
organisasi. Secara implisit ERP bukan hanya suatu software semata, namun merupakan suatu
solusi terhadap permasalahan informasi dalam organisasi. Enterprise Resource Planning
(ERP) dapat didefinisikan sebagai aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang
dirancang untuk mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan
menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real-time dan
terintegrasi.
ERP merupakan suatu sistem yang terintegrasi, sehingga sistem ERP mampu memberikan
kepada organisasi penggunanya suatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi dengan
aktivitas di unit bisnis lain dalam organisasi. Dengan mengimplementasikan proses bisnis
standar perusahaan dan database tunggal (single database) yang mencakup keseluruhan
aktivitas dan lokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan integrasi di antara
aktivitas dan lokasi tersebut. Sebagai hasilnya, ERP sistem dapat mendorong ke arah
kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan parameter yang terukur secara
kuantitatif. Sehingga keputusan yang dihasilkan tersebut dapat saling mendukung proses
operasional perusahaan atau organisasi.

You might also like