You are on page 1of 6

MEMBANGUN “LAKU” 

PRIHATIN

MEMBANGUN “ LAKU PRIHATIN” YANG PENER & PAS


Menggapai Sukses Lahir dan Batin

Pertanyaan ;

Mas Wangsit, bagaimana saya harus memulai “laku” prihatin agar supaya saya bisa keluar dari keadaan
hidup saya yang selama ini banyak terbentur kesulitan, masalah, salah langkah, dan mengalami berbagai
penderitaan yang tak kunjung selesai ?

Jawab :

1. Jadilah seorang yang berbakti kepada orang tua. Saya sudah buktikan sendiri, dan menyaksikan apa
yang saya alami dan dialami oleh rekan-rekan, para sahabat saya yang kehidupannya mapan, yang
sukses lahir batin. Pastilah mereka adalah anak paling berbakti kepada kedua orang tuanya.
2. Jangan sampai panjenengan menjadi generasi penerus yang durhaka kepada para leluhur yang
menurunkan anda.

3. Rubahlah prinsip menjalani kehidupan ini untuk menjadi berkah bagi sesama manusia, makhluk gaib,
hewan, lingkungan alam. Dengan dasar rasa welas asih.

4. Lakukan donodriyah.

5. Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, hidup musti selalu hati-hati, jangan sampai kita menyakiti hati
orang lain. Usahakan sebisa mungkin dan lakukan setiap saat di manapun anda berada.

Terimakasih tak terhingga atas kiat-kiat suksesnya, mohon maaf saya selama ini selalu banyak bertanya
kepada Mas Sabdo, yang tidak bosan-bosannya membimbing dan mengarahkan saya, hingga masalah demi
masalah yang saya hadapi bisa selesai. Hidup saya sekeluarga menjadi selamat, tenteram, kecukupan,
bahagia. Mohon kiranya Mas Sabdo berkenan menjabarkan ke lima point di atas ? Agar saya tidak keliru
memahami. Sebelumnya terimakasih, semoga mas Sabdo sekeluarga selalu dalam anugerah Ilahi.

Jawab :

POINT SATU

“Berbakti kepada kedua orang tua merupakan pintu gerbang mencapai kesuksesan hidup di dunia
maupun kehidupan setelah ajal.”

Kita harus selalu lapang hati untuk berbagi rejeki kepada orang tua. Jangan pelit, jangan terlalu
perhitungan materi dengan ortu. Jangan sampai kita dalam gelimang harta sementara ortu kita
dalam gelimang derita. Bahkan jika anda harus memberikan seluruh penghasilan anda sebulan, atau
beberapa bulan demi menyelamatkan jiwa ortu. Jangan pernah berpamrih bila memberikan sesuatu
kepada ortu, apalagi hanya sekedar uang banyak. Jangan pernah mentang-mentang pula hanya
karena anda sudah mampu memberi banyak sekali pada kedua ortu. Kita musti sadar diri, setiap
anak pasti “berhutang” kepada ortunya, adalah hutang yang tak pernah bisa kita lunasi sampai
kapanpun, sekalipun dengan ratusan milyar atau trilyun rupiah. Karena hutang kita berupa hutang
darah, dan hutang, nyawa.

Jalan untuk berbakti kepada ortu ada banyak cara, misalnya dengan bersikap persuasif, sopan santun,
menentramkan hati, sekalipun anda tidak setuju dengan saran dan permintaan ortu yang keliru atau tidak
tepat. Bila ortu kita keliru, ingatkan dan luruskan dengan cara-cara yang jauh lebih arif dan bijaksana, melebihi
kearifan sikap ortu terhadap anak. Ini sangat tidak mudah, namun seorang anak teladan dan berbakti dituntut
bisa melakukannya.

Namun demikian, pengorbanan material anda demi keselamatan jiwa raga orang tua, merupakan “ project”
paling besar efeknya pada kesuksesan hidup anda sendiri. Karena sedekah harta dengan setulus hati
merupakan perbuatan yang relatif paling sulit dilakukan manusia di bumi ini.  Karena harta adalah barang yang
selalu dicari setiap orang, bahkan tidak dengan cara yang mudah. Setelah dengan susah-payah mendapatkan
uang, pada akhirnya digunakan untuk menutup kebutuhan darurat ortu. Walau anak kandung sendiri,
kenyataannya banyak sekali yang tanpa sadar, sikap perbuatannya sangat tega kepada ortu. Inilah wujud anak
durhaka secara terselubung. Anak demikian, pasti tidak akan luput dari kesialan dirinya sendiri. Laku
perbuatannya sendirilah yang mendatangkan sebel sial.

Kuncinya : Seberapapun harta/uang yang anda berikan untuk menyelamatkan jiwa raga ortu anda, harta
anda justru tidak akan habis. Bahkan harta anda akan berlipat ganda melalui berbagai pintu-pintu rejeki.”

Contoh ; Setelah anda menyelamatkan jiwa, mengobati, mengobatkan, atau membayar seluruh beaya berobat
ortu tanpa berkeluh kesah, dilakukan setulus hati, sepenuh jiwa raga, dan tanpa ada rasa khawatir hidup anda
menjadi melarat, maka setelah itu pintu rejeki anda seperti terbuka. Berbagai urusan menjadi mudah. Kran-
kran rejeki seperti dibuka bersamaan. Lakukan saja dengan tulus tanpa perasaan takut uang anda habis, dan
saksikan sendiri mujizat di balik itu.

POINT DUA ;

“Berbakti kepada kedua orang tua merupakan pintu gerbang mencapai kesuksesan hidup. Sedangkan berbakti
kepada para leluhur merupakan pintu gerbang meraih kesuksesan hidup, dan pintu gerbang paling mudah ke
dalam interaksi dengan rahasia gaib”.

Jika anda percaya dan menghargai prinsip anak yang harus berbakti kepada ortu, maka tidak akan lepas dari
prinsip kita musti berbakti kepada orang-orang yang menurunkan kita. Leluhur adalah para pendahulu kita
yang sudah hidup di alam kehidupan sejati tanpa ragawi. Leluhur dekat adalah orang-orang yang menurunkan
kita sebagai generasi penerus kehidupan ini. Apabila ortu sudah meninggal dunia, ortu disebut pula sebagai
leluhur paling dekat. Cara-cara berbakti kepada leluhur, pada hakekatnya sama dengan berbakti kepada ortu.
Hanya saja, teknis dan medianya yang berbeda. Karena leluhur sudah tidak mengurusi urusan duniawi kecuali
untuk urusan yang darurat.

Cara berbakti kepada para leluhur ;

1. Mendoakan ; Mendoakan di sini saya artikan sebagai upaya penyelarasan, sinergisme, yakni menyambung
tali rasa dengan para leluhur yang anda doakan. Jika berdoa diartikan sebagai sarana PERUBAH NASIB para
leluhur di alam kehidupan sejati, sejauh yang saya saksikan (tidak sekedar yakin) efeknya sangat tidak
signifikan. Sebab nasib manusia di alam kehidupan sejati sudah paten, nasib kita kelak di alam keabadian
mutlak ditentukan pada saat kita hidup di dunia ini. Maka sebaiknya kita lebih berhati-hati menjalani
kehidupan ini. Berdoa untuk para leluhur bisa dilakukan dari rumah sembari tiduran leyeh-leyeh, atau sambil
meditasi. Tetapi jika dilihat dari tingkat tantangan dan kesulitannya, maka mendoakan dari rumah belum
termasuk kategori laku prihatin yang berkualitas tinggi. Sangat berbeda bila anda harus jauh-jauh pulang
kampung lalu mendatangi makamnya, kemudian anda bersihkan, dan merawat makamnya. Tentu cara ini
memiliki efek yang jauh lebih besar bagi kehidupan anda, daripada doa dari rumah hanya sekedar ucapan lisan
tanpa ada action yang konkrit.

2. Tindakan Konkrit ;  Tindakan konkrit berbeda dengan berdoa yang hanya berupa getaran jiwa yang
diucapkan melalui lisan (apalagi doa yang hanya sekedar lips service).  Tindakan konkrit ini adalah upaya kita
berbakti kepada para leluhur dengan cara mewujudkannya dalam tindakan nyata. Jawa itu jawabe.
Maksudnya, tidak hanya sekedar mulut atau omong doang, tetapi harus dengan jawabe, atau pembuktian
secara nyata. Dilakukan berbagai tindakan konkrit, dengan tujuan dapat menyambung tali rasa sejati kita
dengan rasa sejati para leluhur yang sudah di alam kelanggengan. Tindakan-tindakan konkrit yang bisa
dilakukan antara lain ;

 Mengunjungi/menziarahi makam leluhur dimulai dari leluhur terdekat.  Leluhur yang menurunkan
sukma dan darah dalam jiwa dan raga kita. Kemudian leluhur bangsa yang   menurunkan bumi pertiwi,
para leluhur yang dulu sangat ketat menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, sehingga sekarang
masih bisa kita nikmati. Saat ziarah kita  melakukan perenungan/refleksi betapa besar jasa para
leluhur yang sudah mewariskan harta dan pusaka warisan berupa ilmu, harta benda, tanah perdikan,
bumi pertiwi yang hingga kini masih bisa kita semua nikmati.  Kita contoh laku prihatin beliau sewaktu
masih hidup di bumi, agar supaya anak turun kita kelak masih bisa menikmati tanah pusaka yang saat
ini kita jaga kelestariannya.

 Taburkan bunga setaman, bunga-bungaan di pusara para leluhur sesuai adat dan tradisi masing-
masing daerah. Bunga memiliki banyak arti dan makna, seperti sudah sering saya kemukakan di
Media Tanya Jawab dan posting saya tentang Bancakan Weton. Selain itu, bunga-bunga tabur akan
membuat indah dan wangi makam. Kita hargai dan luhurkan makam leluhur agar supaya berbeda
dengan kuburan binatang, dan menghilangkan kesan kusam dan menyeramkan. Bagi anda yang takut
dengan hantu-hantu makam, hal itu sebenarnya tak beralasan.  Sebab hantu tidak akan bertempat
tinggal di kuburan. Tetapi di lingkungan luar sekitar kuburan. Misalnya makam Jerukpurut Jakarta
Selatan yang terkenal angker, siangpun tampak berkeliaran karena memang saerahnya, jadi bukan
bermaksud menganggu atau menakuti orang. Tetapi makhluk halus tersebut tidak singgah di dalam
kuburannya, melainkan tinggal di lingkungan luar makam. Kalau mau cari “aman” (tidak melihat)  ya 
justru masuklah ke dalam makam.

 Sesaji. Sesaji di sini dimaksudkan sebagai simbol penyambutan (gayung bersambut), atau sikap
penghormatan dan peluhuran terhadap para leluhur yang menurunkan kita, para leluhur perintis
bangsa, dan leluhur manapun jika ada yang berkenan menengok (rawuh) ke rumah kita. Pada malam-
malam tertentu, para leluhur “turun ke bumi” mengunjungi anak turunnya. Barangkali peristiwa ini
sepadan dalam tradisi Hindu dengan apa yang dikatakan “para Dewa turun dari kahyangan”. Atau
barangkali dalam tradisi Islam dikatakan para malaikat turun dari langit. Saya tidak mempersoalkan
ragam terminologi tersebut. Saya hanya menekankan bahwa peristiwa tersebut bukan hanya sekedar
mitologi tetapi sungguh ada dan nyata. Adapun malam-malam saat rawuhnya para leluhur
berkunjung menengok anak turun dalam tradisi nusantara adalah setiap malam Selasa (Kliwon), Kamis
malam atau malam Jumat (Legi dan Kliwon), dan pada malam-malam lainnya apabila ada sesuatu
yang sifatnya darurat, misalnya memperingatkan anda melalui mimpi karena akan datang
marabahaya, dan pada saat akan memberikan dawuh kepada anak turun yang dijangkungnya.  Oleh
sebab itu, idealnya kita siapkan sesaji setiap malam-malam khusus tersebut, atau minimal sebulan
sekali ambil waktu malam Jumat Kliwon, atau malam Selasa Kliwon, atau malam Jumat Legi (malam
agung khusus untuk para leluhur). Adapun sesaji yang disiapkan adalah ; teh tubruk, kopi tubruk
disuguhkan dalam gelas/cangkir tanpa ditutup. Lalu siapkan kembang setaman (kantil, melati,
kenanga, mawar merah dan mawar putih). Saat anda beli bunga, pungut saja sendiri  bunga-bunga
sesuai dengan gerak keinginan hati anda lalu bayar berapa harganya tanpa menawar. Sebelumnya
minta ijin penjual bunga, kalau mau pilih bunga sendiri yang bagus karena untuk syarat, biasanya
penjual bunga sudah sangat memahami. Tetapi anda JANGAN MENAWAR berapapun harga bunganya.
Sebab hal ini untuk mengetes seberapa besar ketulusan anda untuk berbakti kepada para leluhur.
Untuk lebih lengkapnya siapkan secuil menyan madu (jika baunya akan menganggu, tak perlu
dibakar), bisa pula dengan dupa manten (ratus). Menyan madu di sini bukan makanan setan/makhluk
halus. Tetapi sebagai pertanda, woro-woro,  atau tetenger (kode isyarat) bahwa kita sedang
meluhurkan para leluhur yang kita hormati. Semua sesaji tersebut haturkan dengan kalimat berikut ;

“Kepareng ngaturaken pisungsun sekar arum gondo arum, menyan madu (ratus/dupa manten) dumateng
para leluhur ingkang sami nurunaken kula (lan simah kula; bila sudah berumahtangga). Sugeng rawuh, mugya
kersa tansah njangkung lan njampangi lampah kula sekeluarga. Tansah manggih wilujeng rahayu ingkang
tinemu, bondo lan bejo kang teko. Sedaya saking kersaning Gusti.
Hubungan dengan para leluhur harus kita lakukan seperti MENJEMPUT BOLA. Karena kehidupan para leluhur
sudah pindah ke alam lain, sudah tidak mengurusi urusan duniawi, kecuali untuk urusan anak turunnya. Dan
juga untuk urusan yang bersifat DARURAT. Artinya kita tidak bisa main-main hanya untuk suatu urusan yang
sepele. Semakin cuek apalagi tidak tidak percaya kita kepada para leluhur, maka diri kita akan semakin jauh
dari tali rasa dengan para leluhur. Orang-orang yang antipati, yang menentang, dan tidak mempercayai peran
leluhur, akan sulit sekali memahami hakekat kehidupan ini. Yang dilakukan hanyalah meraba-raba dalam
ketidakjelasan, hanya dengan modal keyakinan membabi buta dan mudah terjebak fanatisme yang
mengungkung kesadaran mikro dan makrokosmos. Bahkan dalam konteks tertentu, hubungan dengan leluhur
sangat dikharamkan. Hal itu tidak lain karena akan membongkar rahasia gaib yang dapat meruntuhkan status
quo, keyakinan yang mapan yang sudah didukung oleh kekuatan politik, tetapi ia hanyalah keyakinan dengan
cara membabi buta. Konsekuensinya, pikiran, hati, dan jiwanya terkunci rapat dari luasnya ilmu pengetahuan
Ilahi. Sehingga sesuatu yang lain dari apa yang sudah diyakininya dianggap sesat dan salah. Padahal dirinya
belum pernah merasakan “pergi” ke alam gaib untuk menyaksikan sendiri hakekat apa yang terjadi. Akhirnya,
penyesalan mendalam terjadi setelah jasadnya mati. Dan penyesalan itu sudah tak berfungsi apa-apa selain
menyiksa dirinya sendiri.

3. Puasa mutih seumur hidup.

Belum lama saya mendapat wejangan dari Kanjeng Ratu Batang, garwa padmi Kanjeng Sultan Agung Prabu
Hanyakrakusuma. Pada waktu itu beliau juga berpesan beberapa hal, di antaranya mengenai 2012 yang tidak
perlu dikhawatirkan. Nah, wejangan paling utama, adalah apa hakekat puasa mutih. Puasa ini jauh lebih berat
daripada tidak makan apa-apa selama 12 jam dalam sehari. Sebab, rasa nasi putih jika dimakan dalam kondisi
perut juga lapar, sangat tidak enak, menimbulkan emosi, perasaan yang galau dan berat. Namun jika kita bisa
melakukan dengan penuh kesabaran, maka hasilnya akan bagus sekali untuk menjaga keseimbangan diri lahir
batin, dan terutama mematangkan jiwa. Puasa mutih seumur hidup, bisa kita lakukan dengan cara : sewaktu
kita mau makan, kita mengambil nasi putih saja dalam piring. Kemudian kita persilahkan para leluhur untuk
makan bersama (ngaturi dahar para leluhur), sambil makan nasi putih saja sebanyak tiga kali suap. Setelah itu,
barulah nasi putih dituang pake kuah, diberi lauk pauk dan makanlah seperti biasanya. Saat anda makan
usahakan jangan menambah nasi dan lauk-pauknya. Berapapun nasi dan lauk yang anda ambil, harus
dihabiskan. Jika nasi putih habis lebih dulu, anda jangan menambah nasi putih dermi menghabiskan lauk.
Sebaliknya, jika lauknya habis duluan, jangan menambah lauk pauk untuk mengabiskan nasi. Hal ini juga utk
melatih kecermatan dalam mengendalikan nafsu makan. Jika nasi dan lauk sudah habis, jangan menambah
makan lagi, kecuali minum dan buah-buahan. Usahakan agar supaya anda berhenti makan sebelum perut
merasa kenyang, sisakan ruang untuk air minum dan buah jika ada buah-buahan.

4. Bersihkan/buang. Bersihkan dan buang semua sampah dari dalam bak, dan sampah-sampah yang ada di
dalam rumah. Agar rumah dalam kondisi bersih pada saat para “tamu” sudah hadir untuk menengok anak
turunnya.

5. Penuhi bak mandi/kulah dengan air sampai luber. Jika airnya belum meluber kran air jangan dimatikan. Saat
anda menghidupkan kran air atau menimba air, dalam hati ucapkan ;

“Niat ingsun ngebaki kulah/bak mandi, supaya omah iki kebak rejeki, kebak berkah, slamet sakabehane,
sumrambah kanggo wong sak omah lan tiyang kathah, wong-wong kang kepradah, lan kabeh titahing
Pengeran .”

(Niat ingsun memenuhi bak mandi, supaya rumah ini penuh rejeki, penuh berkah, selamat semuanya, meluber
ke seluruh anggota keluarga, meluber kepada sesama, kepada yang membutuhkan pertolongan, dan kepada
seluruh makhluk).

6. Lakukan prihatin cegah guling, atau melek-melek. Jangan sampai tertidur sebelum jam 24.00 (12 malam).
Setelah jam 12 malam, keluarlah di halaman rumah anda untuk melakukan meditasi sebentar. Posisi meditasi
bisa sambil duduk atau berdiri yang penting konsentrasi dengan tujuan maneges pada SEDULUR PAPAT KEBLAT
dan KE-LIMA ;  PANCER anda. Caranya : sebelum mulai (sebagai pembukaan), hentakkan kaki/tumit ke tanah 3
kali (boleh memakai sandal atau tidak) kemudian lakukan di bawah ini :
 Hadap ke TIMUR sambil mengucap ; kadangku kang ono ing keblat WETAN, ewang-ewangono aku,
cedakno rejeki kang isih adoh, bukaken kang wis cedak. Wilujeng rahayu kang tinemu, bondo lan bejo
kang teko.
 Hadap ke UTARA sambil mengucap ; kadangku kang ono ing keblat LOR, ewang-ewangono aku,
cedakno rejeki kang isih adoh, bukaken kang wis cedak. Wilujeng rahayu kang tinemu, bondo lan bejo
kang teko.

 Hadap ke BARAT sambil mengucap ; kadangku kang ono ing keblat KULON, ewang-ewangono aku,
cedakno rejeki kang isih adoh, bukaken kang wis cedak. Wilujeng rahayu kang tinemu, bondo lan bejo
kang teko.

 Hadap ke SELATAN sambil mengucap ; kadangku kang ono ing keblat KIDUL, ewang-ewangono aku,
cedakno rejeki kang isih adoh, bukaken kang wis cedak. Wilujeng rahayu kang tinemu, bondo lan bejo
kang teko.

 Hadap ke LANGIT lalu kepala tunduk hadap ke BUMI dan ucapkan ; PANCERKU kang ono ing LANGIT
lan BUMI ewang-ewangono aku, dukno (turunkan) rejeki kang isih ono ing langit, lan jumedulno kang
isih ono ing jero bumi. Wilujeng rahayu kang tinemu, bondo lan bejo kang teko. Kabeh soko kersaning
Gusti.

POINT KE TIGA

Pada intinya, lakukan kebaikan kepada sesama (orang lain) dengan setulus hati, didasari rasa welas alis, welas
tanpo alis. Ketulusan dan kasih sayang tanpa pamrih. Terhadap sesama manusia, terhadap makhluk yang tidak
tampak (makhluk halus), terhadap hewan, tumbuhan, lingkungan alam.

POINT KE EMPAT

Donodriyah. Atau sedekah, memanfaatkan harta kita untuk membantu, menolong, meringankan beban orang
lain, untuk mendukung upaya penyeimbangan alam semesta. Jika digambarkan,  setiap hari kita harus
memberikan walau sekedar sesuap nasi kepada orang-orang yang lapar, memberikan seteguk air minum
kepada orang-orang yang kehausan. Setiap hari lakukan hal tersebut, memberi sesuap nasi dan seteguk air
minum merupakan kiasan yang menggambarkan kebaikan. Dalam prakteknya pun kita sebisa mungkin
memberi makan dan minum minimal kepada satu orang. Donodriyah ada 4 macam tararan, yang paling berat
adalah donodriyah harta, sebab harta paling sulit dicari. Adapun ke empat donodriyah tersebut adalah sbb ;

1. Donodriyah harta.
2. Donodriyah tenaga.

3. Donodriyah kata-kata, dapat berupa saran dan nasehat, tutur kata termasuk di dalamnya perilaku
yang menentramkan hati sesama (kinarya karyenak ing tyas sesama).

4. Donodriyah doa/harapan. Yakni mendoakan orang lain yang sedang menderita, mengalami musibah.
Walau donodriyah doa bisa saja sangat berpengaruh terhadap orang yang kita doakan, tetapi
donodriyah doa ini efeknya paling kecil terhadap kehidupan kita sendiri.

POINT KELIMA

Jangan menyakiti hati orang lain. Menyakiti hati memiliki dimensi yang luas. Termasuk di dalamnya adalah
mencelakai orang lain, menganiaya, menyiksa, membuat menderita. Menyakiti hati orang lain termasuk
penyakit hati yang sulit dibersihkan. Karena orang seringkali tidak merasa telah menyakiti hati orang lain. Jika
tahu ada orang lain sakit hati karena ulah anda pun, biasanya anda tidak merasa bersalah, malah balik
menyalahkan orang yang sakit hati karena anda tersebut, dengan dalih NIAT anda adalah BAIK. Hati-hati
dengan NIAT, sebab niat seringkali dijadikan perisai diri sebagai alasan pembenar. NIAT juga merupakan
pandangan yang bersifat SUBYEKTIF dari kacamata diri sendiri, niat juga tersimpan rapat jauh di dalam hati,
sehingga membuat orang mudah saja mengartikan niatnya sesuai kepentingannya sendiri. NIAT memili makna
BIAS yang sangat besar. Maka janganlah semata-mata mengandalkan niat untuk berbuat baik. Lebih penting
adalah KONSISTENSI Adalam perbuatan. Niat baik, jalan yang ditempuh belum tentu baik/tepat, hasilnya pun
belum tentu baik. Sebaliknya niat buruk, ditempuh tidak selalu melalui jalan yang buruk, hasilnyapun belum
tentu buruk. Jadi, mari kita lihat saja manifestasi perbuatan dan AKIBAT yang ditimbulkan. Sebab, akibat yang
ditimbulkan inilah yang sangat menentukan kemuliaan hidup anda di bumi maupun setelah mati.

AKHIR KALIMAT

Rangkaian “laku” di atas sebagai upaya penyatuan diri pribadi atau Jagad Kecil dengan alam semesta atau
Jagad Besar, meliputi unsur gaib dan wadag. Mensinergikan diri dengan PANCERING diri yakni GURU SEJATI
anda sendiri (nuruti kareping rasa/rasa sejati).  Jika antara kehendak rasa sejati dengan perbuatan sudah
sinkron, hal itu akan menjadikan “doa” yang tak terucapkan tetapi berlangsung sepanjang waktu. Khusus untuk
POINT KEDUA jika anda jalani minimal 7 kali setiap malam Jumat atau Selasa, atau anda jalani selama 7 bulan
berturut turut, anda bisa merasakan dan menyaksikan sendiri perubahan yang jauh lebih baik pada diri anda
sendiri. Bahkan selama anda melakukan ritual “laku” prihatin di atas, anda akan menemui berbagai anugrah
dan mujizat Tuhan. Anda akan mendapat kemudahan dalam meraih  kesuksesan lahir dan batin, di muka bumi
maupun dalam kehidupan sejati setel;ah mati. Kebahagiaan dan kesuksesan anda adalah kebahagian saya
pula. Sekali lagi, bahwa apa yang saya kemukakan di atas, bukan sekedar teori, tetapi sudah saya buktikan
sendiri hingga saat ini, saya mencapai tataran di mana tidak lagi mecari uang, tetapi dicari uang. Saya ingin
anda mengalami seperti apa yang saya alami. Dengan laku prihatin seperti di atas, membuat diri kita semakin
dipercaya untuk tempat singgahnya rejeki dan kemudahan. Diri kita bagaikan menjadi pusat dari medan
magnet, akan menebarkan dan sekaligus memiliki daya tarik bagi semua yang senyawa, semua hal yang baik
pula. Hidup adalah pilihan. Sekarang tinggal mau pilih yang mana, mau menjadi medan magnet positif, maka
akan menimbulkan efek positif bagi anda sendiri, sebaliknya menjadi medan magnet negatif akan
mendatangkan semua unsur negatif pada diri anda. Karena banyaknya pertanyaan yang sama, maka ada
baiknya jawaban ini saya persembahkan untuk seluruh pembaca yang budiman, khususnya yang mau
mengambil hikmah di balik semua laku prihatin di atas.

Semoga bermanfaat.

You might also like