Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dalam
berislam serta limpahan rahmat meniti jalan kehidupan menggapai Ridha-nya. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat serta
seluruh pengikut-nya yang senantiasa menjadikan AL-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
pedoman menuju kebangkitan hakiki sehinnga mampu berjaya dan memimpin dunia
dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibawah panji laa illaha illallah.
Saya berharap agar tulisan ini dapat berguna juga sebagai sarana untuk pembelajaran
kepada junior-junior saya yang akan mengambil mata kuliah ini .dan untuk saya sendiri
sebagai tugas karena mengambil mata kuliah ini.
Akhirnya saya mohon maaf jika dalam penulisan ini terdapat kekurangan serta
kekeliruan,untuk itu saya mohon agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan saya ditugas yang akan datang.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Jalan raya yang dimaksud adalah jalan raya biasa, dibangun dengan syarat-syarat
tertentu hingga dapat dilalui oleh kendaraan (lalu lintas). Syarat-syarat yang diperlukan
jalan raya terutama adalah untuk memperoleh :
a. permukaan yang rata dengan maksud agar lalu lintas dapat berjalan dengan lancar;
b. mampu memikul berat kendaraan beserta beban yang ada di atasnya;
c. dapat dilalui dengan kecepatan tinggi, hingga permukaan jalan tidak tergusur,
berserakan dan sebagainya.
Pada dasarnya, perencanaan konstruksi jalan raya terdiri dari beberapa bagian
besar. Bagian-bagian itu adalah perencanaan geometrik jalan, perencanaan perkerasan
material jalan dan perencanaan dalam pembangunan serta administrasinya.
Pada dasarnya, perencanaan konstruksi jalan raya terdiri dari beberapa bagian
besar, yaitu :
- perencanaan geometrik jalan
- perencanaan perkerasan material jalan
- perencanaan dalam pembangunan serta administrasinya
Dalam tugas perencanan ini, perhitungan yang dilakukan terdiri dari beberapa
tinjauan yang meliputi penentuan lintasan (trase), alinyemen horizontal, alinyemen
vertikal, penampang memanjang jalan, serta penentuan volume galian dan timbunan atau
kubikasi.
1.2.1 Penentuan Trase Rencana
Permukaan bumi yang relatif tidak datar merupakan kendala utama dalam
perencanaan jalan, karena dalam perencanaan suatu jalan raya, pekerjaan yang diinginkan
adalah pekerjaan yang relatif mudah dengan menghindari pekerjaan galian (cut) dan
timbunan (fill) yang besar. Di lain pihak kendaraan yang beroperasi di jalan raya
menginginkan jalan yang relatif lurus, tidak ada tanjakan atau turunan. Untuk itu
dibutuhkan analisa dalam perencanaan jalan agar keamanan dan kenyamanan kendaraan
yang beroperasi di jalan raya dapat diciptakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan geometrik jalan raya adalah:
Kelas Jalan
Kecepatan rencana
Standar perencanaan
Penampang melintang jalan
Volume lalu lintas
Keadaan topografi
Alinyemen horizontal
Alinyemen vertikal
Bentuk tikungan
Jarak pandang
b. Lebar bahu Untuk jalan kelas III, lebar bahu jalan (berm/shoulder) minimum
adalah 1,50 – 2,50 m untuk semua jenis medan.
c. Drainase Drainase merupakan bagian yang sangat penting pada suatu jalan
seperti saluran tepi, saluran melintang, dan sebagainya, harus direncanakan
berdasarkan data hidrologis setempat seperti intensitas hujan, lamanya frekuensi
hujan, serta sifat daerah aliran. Drainase harus dapat membebaskan konstruksi
akibat pengaruh air.
Volume lalu lintas dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) yang besarnya
menunjukkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk kedua jurusan.
b. Tanjakan
Adanya tanjakan yang cukup curam dapat mengurangi kecepatan kendaraan, dan
jika tenaga tariknya ridak cukup, maka berat muatan kendaraan harus dikurangi
yang berarti mengurangi kapasitas angkut sehingga sangat merugikan. Oleh
karena itu, dalam perencanaan diusahakan agar tanjakan dibuat dengan
kelandaian sekecil mungkin.
Lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah
dalam (B)
B =
Lebar hambatan akibat kesukaran mengemudi di tikungan
Δb = Bt – Bn
Keterangan :
R = panjang jari-jari tikungan (m)
V = kecepatan rencana (km/jam)
P = jarak antar gandar truk (m)
A = jarak tonjolan kendaraan (m)
n = jumlah lajur
C = koefisien kebebasan samping (0,5)
b = lebar kendaraan (m)
bn= lebar perkerasan (m)
Tetapi dalam tugas perencanaan ini besar pelebaran perkerasan pada daerah
tikungan tidak dihitung.
d. Pandangan bebas pada tikungan