You are on page 1of 172

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

BUKU KESATU - ATURAN UMUM

Bab I - Batas-batas berlakunya Aturan Pidana dalam Perundang


undangan.
Bab II - Pidana.
Bab III - Hal-hal yang Menghapuskan, Mengurangi atau
Memberatkan Pidana. Bab IV - Percobaan.
Bab V - Penyertaan Dalam Tindak Pidana.
Bab VI - Perbarengan Tindak Pidana.
Bab VII - Mengajukan dan Menarik Kembali Pengaduan dalam Hal
Kejahatan kejahatan yang Hanya Dituntut atas
Pengaduan.
Bab VIII - Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana dan
Menjalankan Pidana. Bab IX - Arti Beberapa Istilah yang
Dipakai dalam Kitab Undang-undang.
Aturan Penutup.

BAB I
BATAS-BATAS BERLAKUNYA ATURAN PIDANA DALAM
PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 1
(1) Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan
ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada.
(2) Bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan
dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling
menguntungkannya.

Pasal 2
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan dengan Indonesia diterapkan bagi
setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di Indonesia.

Pasal 3
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang
yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana di dalam kendaraan air
atau pesawat udara Indonesia.
Pasal 4
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap
orang yang melakukan di luar Indonesia:
1. salah satu kejahatan berdasarkan pasal-pasal 104, 106, 107,108,dan 131.
2. suatu kejahatan mengenai mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh
negara atau bank, ataupun mengenai meterai yang dikeluarkan dan merek
yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia.
3. pemalsuan surat hutang atau sertifikat hutang atas tanggungan Indonesia,
atas tanggungan suatu daerah atau bagian daerah Indonesia, termasuk pula
pemalsuan talon, tanda dividen atau tanda bunga, yang mengikuti surat atau
sertifikat itu, dan tanda yang dikeluarkan sebagai pengganti surat tersebut,
atau menggunakan surat-surat tersebut di atas, yang palsu atau dipalsukan,
seolah-olah asli dan tidak dipalsui.
4. salah satu kejahatan yang tersebut dalam pasal-pasal 438, 444 sampai
dengan 446 tentang pembajakan laut dan pasal 447 tentang penyerahan
kendaraan air kepada kekuasaan bajak laut dan pasal 479 huruf j tentang
penguasaan pesawat udara secara melawan hukum, pasal 479 huruf I, m,
n, dan o tentang kejahatan yang mengancam keselamatan penerbangan
sipil.

Pasal 5
1 Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia ditetapkan bagi
warga negara yang di luar Indonesia melakukan:
1 salah satu kejahatan tersebut dalam Bab I dan II Buku Kedua dan pasal-
pasal 160, 161, 240, 279, 450, dan 451.
2 salah satu perbuatan yang oleh suatu ketentuan pidana dalam
perundang- undangan Indonesia dipandang sebagai kejahatan,
sedangkan menurut perundang- undangan negara di mana perbuatan
dilakukan diancam dengan pidana.
2 Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dapat
dilakukan juga jika tertuduh menjadi warga negara sesudah melakukan
perbuatan.

Pasal 6
Berlakunya pasal 5 ayat 1 butir 2 dibatasi sedemikian rupa sehingga tidak
dijatuhkan pidana mati, jika menurut perundang-undangan negara di mana
perbuatan dilakukan, terhadapnya tidak diancamkan pidana mati.

Pasal 7
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap
pejabat yang di luar Indonesia melakukan salah satu tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam bab XXVIII Buku Kedua.
Pasal 8
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi nahkoda
dan penumpang perahu Indonesia, yang di luar Indonesia, sekalipun di luar
perahu, melakukan salah satu tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab
XXIX Buku Kedua, dan Bab IX Buku Ketiga; begitu pula yang tersebut dalam
peraturan mengenai surat laut dan pas kapal di Indonesia, maupun dalam
Ordonansi Perkapalan.

Pasal 9
Diterapkannya pasal-pasal 2-5, 7, dan 8 dibatasi oleh pengecualian-pengecualian
yang diakui dalam hukum internasional.

BAB II
PIDANA

Pasal 10

Pidana terdiri atas:


a. pidana pokok:
1 pidana mati.
2 pidana penjara.
3 pidana kurungan.
4 pidana denda.
5 pidana tutupan.
b. pidana tambahan:
1 pencabutan hak-hak tertentu.
2 perampasan barang-barang tertentu.
3 pengumuman putusan hakim.

Pasal 11
Pidana mati dijalankan oleh algojo di tempat gantungan dengan menjeratkan tali
yang terikat di tiang gantungan pada leher terpidana kemudian menjatuhkan
papan tempat terpidana berdiri.

Pasal 12
1. Pidana penjara ialah seumur hidup atau selama waktu tertentu.
2. Pidana penjara selama waktu tertentu paling pendek satu hari dan paling
lama lima belas tahun berturut-turut.
3. Pidana penjara selama waktu tertentu boleh dijatuhkan untuk dua puluh
tahun berturut- turut dalam hal kejahatan yang pidananya hakim boleh
memilih antara pidana mati, pidana seumur hidup, dan pidana penjara selama
waktu tertentu, atau antara pidana penjara seumur hidup dan pidana penjara
selama waktu tertentu; begitu juga dalam hal batas lima belas tahun
dilampaui sebab tambahan pidana karena perbarengan, pengulangan atau
karena ditentukan pasal 52.
4. Pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh melebihi dua puluh
tahun.

Pasal 13
Para terpidana dijatuhi pidana penjara dibagi-bagi atas beberapa golongan.

Pasal 14
Terpidana yang dijatuhkan pidana penjara wajib menjalankan segala pekerjaan yang
dibebankan kepadanya berdasarkan ketentuan pelaksanaan pasal 29.
Pasal 14a
1. Apabila hakim menjatuhkan pidana paling lama satu tahun atau pidana
kurungan, tidak termasuk pidana kurungan pengganti maka dalam putusnya
hakim dapat memerintahkan pula bahwa pidana tidak usah dijalani, kecuali jika
di kemudian hari ada putusan hakim yang menentukan lain, disebabkan karena
si terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan yang
ditentukan dalam perintah tersebut di atas habis, atau karena si terpidana selama
masa percobaan tidak memenuhi syarat khusus yang mungkin ditentukan lain
dalam perintah itu.
2. Hakim juga mempunyai kewenangan seperti di atas, kecuali dalam perkara-
perkara yang mengenai penghasilan dan persewaan negara apabila menjatuhkan
pidana denda, tetapi harus ternyata kepadanya bahwa pidana denda atau
perampasan yang mungkin diperintahkan pula akan sangat memberatkan si
terpidana. Dalam menerapkan ayat ini, kejahatan dan pelanggaran candu hanya
dianggap sebagai perkara mengenai penghasilan negara, jika terhadap kejahatan
dan pelanggaran itu ditentukan bahwa dalam hal dijatuhkan pidana denda, tidak
diterapkan ketentuan pasal 30 a.2.
3. Jika hakim tidak menentukan lain, maka perintah mengenai pidana pokok juga
mengenai pidana pokok juga mengenai pidana tambahan.
4. Perintah tidak diberikan, kecuali hakim setelah menyelidiki dengan cermat
berkeyakinan bahwa dapat diadakan pengawasan yang cukup untuk dipenuhinya
syarat umum, bahwa terpidana tidak akan melakukan tindak pidana, dan syarat-
syarat khusus jika sekiranya ditetapkan.
5. Perintah tersebut dalam ayat 1 harus disertai hal-hal atau keadaan-keadaan yang
menjadi alasan perintah itu.

Pasal 14b
1. Masa percobaan bagi kejahatan dan pelanggaran dalam pasal-pasal 492, 504,
505, 506, dan 536 paling lama tiga tahun dan bagi pelanggaran lainnya paling
lama dua tahun.
2. Masa percobaan dimulai pada saat putusan telah menjadi tetap dan telah
diberitahukan kepada terpidana menurut cara yang ditentukan dalam undang-
undang.
3. Masa percobaan tidak dihitung selama terpidana ditahan secara sah.

Pasal 14c
1. Dengan perintah yang dimaksud pasal 14a, kecuali jika dijatuhkan pidana denda,
selain menetapkan syarat umum bahwa terpidana tidak akan melakukan tindak
pidana, hakim dapat menetapkan syarat khusus bahwa terpidana tindak pidana ,
hakim dapat menerapkan syarat khusus bahwa terpidana dalam waktu tertentu,
yang lebih pendek daripada masa percobaannya, harus mengganti segala atau
sebagian kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana tadi.
2. Apabila hakim menjatuhkan pidana penjara lebih dari tiga bulan atau pidana
kurungan atas salah satu pelanggaran berdasarkan pasal-pasal 492, 504, 505,
506, dan 536, maka boleh diterapkan syarat-syarat khusus lainnya mengenai
tingkah laku terpidana yang harus dipenuhi selama masa percobaan atau selama
sebagian dari masa percobaan.
3. Syarat-syarat tersebut di atas tidak boleh mengurangi kemerdekaan beragama
atau kemerdekaan berpolitik terpidana.

Pasal 14d
1 Yang diserahi mengawasi supaya syarat-syarat dipenuhi, ialah pejabat yang
berwenang menyuruh menjalankan putusan, jika kemidian ada perintah untuk
menjalankan putusan.
2 Jika ada alasan, hakim dapat perintah boleh mewajibkan lembaga yang
berbentuk badan hukum dan berkedudukan di Indonesia, atau kepada pemimpin
suatu rumah penampungan yang berkedudukan di situ, atau kepada pejabat
tertentu, supaya memberi pertolongan atau bantuan kepada terpidana dalam
memenuhi syarat-syarat khusus.
3 Aturan-aturan lebih lanjut mengenai pengawasan dan bantuan tadi serta
mengenai penunjukan lembaga dan pemimpin rumah penampungan yang dapat
diserahi dengan bantuan itu, diatur dengan undang-undang.

Pasal 14e
Atas usul pejabat dalam pasal ayat 1, atau atas permintaan terpidana, hakim yang
memutus perkara dalam tingkat pertama, selama masa percobaan, dapat
mengubah syarat-syarat khusus dalam masa percobaan. Hakim juga boleh
memerintahkan orang lain daripada orang yang diperintahkan semula, supaya
memberi bantuan kepada terpidana dan juga boleh memperpanjang masa
percobaan satu kali, paling banyak dengan separuh dari waktu yang paling lama
dapat diterapkan untuk masa percobaan.

Pasal 14f
1 Tanpa mengurangi ketentuan pasal di atas, maka atas usul pejabat tersebut
dalam pasal 14d ayat 1, hakim yang memutus perkara dalam tingkat pertama
dapat memerintahkan supaya pidananya dijalankan, atau memerintahkan supaya
atas namanya diberi peringatan pada terpidana, yaitu jika terpidana selama masa
percobaan melakukan tindak pidana dan karenanya ada pemidanaan yang
menjadi tetap, atau jika salah satu syarat lainnya tidak dipenuhi, ataupun jika
terpidana sebelum masa percobaan habis dijatuhi pemidanaan yang menjadi
tetap, karena melakukan tindak pidana selama masa percobaan mulai berlaku.
Ketika memberi peringatan, hakim harus menentukan juga cara bagaimana
memberikan peringatan itu.
2 Setelah masa percobaan habis, perintah supaya pidana dijalankan tidak dapat
diberikan lagi, kecuali jika sebelum masa percobaan habis, terpidana dituntut
karena melakukan tindak pidana di dalam masa percobaan dan penuntutan itu
kemudian berakhir dengan pemidanaan yang menjadi tetap. Dalam hal itu,
dalam waktu dua bulan setelah pemidanaan menjadi tetap, hakim masih boleh
memerintahkan supaya pidananya dijalankan, karena melakukan tindak pidana
tadi.

Pasal 15
1. Jika terpidana telah menjalani dua pertiga dari lamanya pidana penjara yang
dijatuhkan kepadanya, sekurang-kurangnya harus sembilan bulan, maka ia
dapat dikenakan pelepasan bersyarat. Jika terpidana harus menjalani
beberapa pidana berturut-turut, pidana itu dianggap sebagai satu pidana.
2. Ketika memberikan pelepasan bersyarat, ditentukan pula suatu masa
percobaan, serta ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi selama masa
percobaan.
3. Masa percobaan itu lamanya sama dengan sisa waktu pidana penjara yang
belum dijalani, ditambah satu tahun. Jika terpidana ada dalam tahanan yang
sah, maka waktu itu tidak termasuk masa percobaan.

Pasal 15a
1. Pelepasan bersyarat diberikan dengan syarat umum bahwa terpidana
tidak akan melakukan tindak pidana dan perbuatan lain yang tidak baik.
2. Selain itu, juga boleh ditambahkan syarat-syarat khusus mengenai kelakuan
terpidana, asal saja tidak mengurangi kemerdekaan beragama dan
kemerdekaan berpolitik.
3. Yang diserahi mengawasi supaya segala syarat dipenuhi ialah pejabat
tersebut dalam pasal 14d ayat 1.
4. Agar supaya syarat-syarat dipenuhi, dapat diadakan pengawasan khusus
yang semata- mata harus bertujuan memberi bantuan kepada terpidana.
5. Selama masa percobaan, syarat-syarat dapat diubah atau di hapus atau dapat
diadakan syarat-syarat khusus baru; begitu juga dapat diadakan pengawasan
khusus. Pengawasan khusus itu dapat diserahkan kepada orang lain daripada
orang yang semula diserahi.
6. Orang yang mendapat pelepasan bersyarat diberi surat pas yang memuat
syarat-syarat yang harus dipenuhinya. Jika hal-hal yang tersebut dalam ayat di
atas dijalankan, maka orang itu diberi surat pas baru.

Pasal 15b
1. Jika orang yang diberi pelepasan bersyarat selama masa percobaan melakukan
hal-hal yang melanggar syarat-syarat tersebut dalam surat pasnya, maka
pelepasan bersyarat dapat dicabut. Jika ada sangkaan keras bahwa hal-hal di atas
dilakukan, Menteri Kehakiman dapat menghentikan pelepasan bersyarat tersebut
untuk sementara waktu.
2. Waktu selama terpidana dilepaskan bersyarat sampai menjalani pidana lagi, tidak
termasuk waktu pidananya.
3. Jika tiga bulan setelah masa percobaan habis, pelepasan bersyarat tidak dapat
dicabut kembali, kecuali jika sebelum waktu tiga bulan lewat, terpidana dituntut
karena melakukan tindak pidana pada masa percobaan, dan tuntutan berakhir
dengan putusan pidana yang menjadi tetap. Pelepasan bersyarat masih dapat
dicabut dalam waktu tiga bulan bersyarat masih dapat dicabut dalam waktu tiga
bulan setelah putusan menjadi tetap berdasarkan pertimbangan bahwa terpidana
melakukan tindak pidana selama masa percobaan.

Pasal 16
1. Ketentuan pelepasan bersyarat ditetapkan oleh Menteri Kehakiman atas usul atau
setelah mendapat kabar dari pengurus penjara tempat terpidana, dan setelah
mendapat keterangan dari jaksa tempat asal terpidana. Sebelum menentukan,
harus ditanya dahulu pendapat Dewan Reklasering Pusat, yang tugasnya diatur
oleh Menteri Kehakiman.
2. Ketentuan mencabut pelepasan bersyarat, begitu juga hal-hal yang tersebut
dalam pasal 15a ayat 5, ditetapkan oleh Menteri Kehakiman atas usul atau setelah
mendapat kabar dari jaksa tempat asal terpidana. Sebelum memutus, harus
ditanya dahulu pendapat Dewan Reklasering Pusat.
3. Selama pelepasan masih dapat dicabut, maka atas perintah jaksa tempat di mana
dia berada, orang yang dilepaskan bersyarat orang yang dilepaskan bersyarat
dapat ditahan guna menjaga ketertiban umum, jika ada sangkaan yang beralasan
bahwa orang itu selama masa percobaan telah berbuat hal-hal yang melanggar
syarat-syarat tersebut dalam surat pasnya. Jaksa harus segera memberitahukan
penahanan itu kepada Menteri Kehakiman.
4. Waktu penahanan paling lama enam puluh hari. Jika penahanan disusul dengan
penghentian untuk sementara waktu atau pencabutan pelepasan bersyarat, maka
orang itu dianggap meneruskan menjalani pidananya mulai dari tahanan.

Pasal 17
Contoh surat pas dan peraturan pelaksanaan pasal-pasal 15, 15a, dan 16 diatur
dengan undang- undang.

Pasal 18
1. Pidana kurungan paling sedikit satu hari dan paling lama satu tahun.
2. Jika ada pidana yang disebabkan karena perbarengan atau pengulangan atau
karena ketentuan pasal 52, pidana kurungan dapat ditambah menjadi satu tahun
empat bulan.
3. Pidana kurungan sekali-kali tidak boleh lebih dari satu tahun empat bulan.

Pasal 19
1. Orang yang dijatuhi pidana kurungan wajib menjalankan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya, sesuai dengan aturan-aturan pelaksanaan pasal 29.
2. Ia diserahi pekerjaan yang lebih ringan daripada orang yang dijatuhi pidana
penjara.

Pasal 20
1. Hakim yang menjatuhkan pidana penjara atau pidana kurungan paling lama satu
bulan, boleh menetapkan bahwa jaksa dapat mengizinkan terpidana bergerak
dengan bebas di luar penjara sehabis waktu kerja.
2. Jika terpidana yang mendapat kebebasan itu mendapat kebebasan itu tidak
datang pada waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk menjalani pekerjaan
yang dibebankan kepadanya, maka ia harus menjalani pidananya seperti biasa
kecuali kalau tidak datangnya itu bukan karena kehendak sendiri.
3. Ketentuan dalam ayat 1 tidak diterapkan kepada terpidana karena terpidana jika
pada waktu melakukan tindak pidana belum ada dua tahun sejak ia habis
menjalani pidana penjara atau pidana kurungan.

Pasal 21
Pidana kurungan harus dijalani dalam daerah di mana si terpidana berdiam ketika
putusan hakim dijalankan, atau jika tidak punya tempat kediaman, di dalam daerah
di mana ia berada, kecuali kalau Menteri Kehakiman atas permintaannya terpidana
membolehkan menjalani pidananya di daerah lain.

Pasal 22
1. Terpidana yang sedang menjalani pidana hilang kemerdekaan di suatu tempat
yang digunakan untuk menjalani pidana penjara, atau pidana kurungan, atau
kedua-duanya, segera sehabis pidana habis hilang kemerdekaan itu selesai, kalau
diminta, boleh menjalani kurungan di tempat itu juga.
2. Pidana kurungan karena sebab di atas dijalani di tempat yang khusus untuk
menjalani pidana penjara, tidak berubah sifatnya oleh karena itu.

Pasal 23

Orang yang dijatuhi pidana kurungan, dengan biaya sendiri boleh sekedar
meringankan nasibnya menurut aturan-aturan yang akan ditetapkan dengan
undang-undang.

Pasal 24
Orang yang dijatuhi pidana penjara atau pidana kurungan boleh diwajibkan
bekerja di dalam atau di luar tembok tempat orang-orang terpidana.

Pasal 25
Yang tidak boleh diserahi pekerjaan di luar tembok tempat tersebut ialah:
1. Orang-orang yang di jatuhi pidana penjara seumur hidup.
2. Para wanita.
3. Orang-orang yang menurut pemeriksaan dokter tidak boleh menjalankan
pekerjaan demikian.

Pasal 26
Jikalau mengingat keadaan diri atau masyarakat terpidana, hakim menimbang ada
alasan, maka dalam putusan ditentukan bahwa terpidana tidak boleh diwajibkan
bekerja di luar tembok tempat orang-orang terpidana.

Pasal 27
Lamanya pidana penjara untuk waktu tertentu dan pidana kurungan dalam putusan
hakim dinyatakan dengan hari, minggu, bulan, dan tahun; tidak boleh dengan
pecahan.

Pasal 28
Pidana penjara dan pidana kurungan dapat dilaksanakan di satu tempat asal saja
terpisah.

Pasal 29
1. Hal menunjuk tempat untuk menjalani pidana penjara, pidana kurungan, atau
kedua- duanya, begitu juga hal mengatur dan mengurus tempat-tempat itu,
hal membedakan orang terpidana dalam golongan-golongan, hal mengatur
pemberian pengajaran, penyelenggaraan ibadat, hal tata tertib, hal tempat
untuk tidur, hal makanan, dan pakaian, semuanya itu diatur dengan undang-
undang sesuai dengan kitab undang- undang sesuai dengan kitab undang-
undang ini.
2. Jika perlu, Menteri Kehakiman menetapkan aturan rumah tangga untuk
tempat-tempat orang terpidana.

Pasal 30
1. Pidana denda paling sedikit tiga rupiah tujuh puluh lima sen.
2. Jika pidana denda tidak dibayar, ia diganti dengan pidana kurungan.
3. Lamanya pidana kurungan pengganti paling sedikit satu hari dan paling
lama enam bulan.
4. Dalam putusan hakim, lamanya pidana kurungan pengganti ditetapkan
demikian; jika pidana dendanya tujuh rupiah lima puluh dua sen atau
kurungan, di hitung satu hari; jika lebih dari lima rupiah lima puluh sen, tiap-
tiap tujuh rupiah lima puluh sen di hitung paling banyak satu hari demikian
pula sisanya yang tidak cukup tujuh rupiah lima puluh sen.
5. Jika ada pemberatan pidana denda disebabkan karena perbarengan atau
pengulangan, atau karena ketentuan pasal 52, maka pidana kurungan
pengganti paling lama delapan bulan.
6. Pidana kurungan pengganti sekali-kali tidak boleh lebih dari delapan bulan.
Pasal 31
1. Terpidana dapat menjalani pidana kurungan pengganti tanpa menunggu batas
waktu pembayaran denda.
3. Ia selalu berwenang membebaskan dirinya dari pidana kurungan pengganti
dengan membayar dendanya.
4. Pembayaran sebagian dari pidana denda, baik sebelum maupun sesudah mulai
menjalani pidana kurungan yang seimbang dengan bagian yang dibayarnya.

Pasal 32
1. Pidana penjara dan pidana kurungan mulai berlaku bagi terpidana yang sudah
di dalam tahanan sementara, pada hari ketika putusan hakim menjadi tetap,
dan bagi terpidana lainnya pada hari ketika putusan hakim mulai dijalankan.
2. Jika dalam putusan hakim dijatuhkan pidana penjara dan pidana kurungan atas
beberapa perbuatan pidana, dan kemudian putusan itu bagi kedua pidana tadi
menjadi tetap pada waktu yang sama, sedangkan terpidana sudah ada dalam
tahanan sementara karena kedua atau salah satu perbuatan pidana itu, maka
pidana penjara mulai berlaku pada saat ketika putusan hakim menjadi tetap,
dan pidana kurungan mulai berlaku setelah pidana penjara habis.

Pasal 33
1. Hakim dalam putusannya boleh menentukan bahwa waktu terpidana ada
dalam tahanan sementara sebelum putusan menjadi tetap, seluruhnya atau
sebagian di potong dari pidana penjara selama waktu tertentu dari pidana
kurungan atau dari pidana denda yang dijatuhkan kepadanya; dalam hal
pidana denda dengan memakai ukuran menurut pasal 31 ayat 3.
2. Waktu selama seorang terdakwa dalam tahanan sementara yang tidak
berdasarkan surat perintah, tidak dipotong dari pidananya, kecuali jika
pemotongan itu dinyatakan khusus dalam putusan hakim.
3. Ketentuan pasal ini berlaku juga dalam hal terdakwa oleh sebab dituntut
bareng karena melakukan beberapa tindak pidana, kemudian dipidana karena
perbuatan lain daripada yang didakwakan kepadanya waktu ditahan
sementara.

Pasal 33a
Jika orang yang ditahan sementara di jatuhi pidana penjara atau pidana kurungan,
dan kemudian dia sendiri atau orang lain dengan persetujuannya mengajukan
permohonan ampun, waktu mulai permohonan diajukan hingga ada putusan
Presiden, tidak dihitung sebagai waktu menjalani pidana, kecuali jika Presiden,
dengan mengingat keadaan perkaranya, menentukan bahwa waktu itu seluruhnya
atau sebagian dihitung sebagai waktu menjalani pidana.

Pasal 34
Jika terpidana selama menjalani pidana melarikan diri, maka waktu selama di
luar tempat menjalani pidana tidak dihitung sebagai waktu menjalani pidana.

Pasal 35
1 Hak-hak terpidana yang dengan putusan hakim dapat dicabut dalam hal-hal
yang ditentukan dalam kitab undang-undang ini, atau dalam aturan umum
lainnya ialah:
1 hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan yang tertentu.
2 hak memasuki Angkatan Bersenjata.
3 hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan
aturan-aturan umum.
4 hak menjadi penasihat hukum atau pengurus atas penetapan pengadilan,
hak menjadi wali, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas,
atas orang yang bukan anak sendiri.
5 hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau
pengampuan atas anak sendiri.
6 hak menjalankan mata pencarian tertentu.
2 Hakim tidak berwenang memecat seorang pejabat dari jabatannya, jika dalam
aturan- aturan khusus di tentukan penguasa lain untuk pemecatan itu.

Pasal 36
Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu dan hak memasuki
Angkatan Bersenjata, kecuali dalam hal yang diterangkan dalam Buku Kedua, dapat
di cabut dalam hal pemidanaan karena kejahatan jabatan atau kejahatan yang
melanggar kewajiban khusus sesuatu jabatan, atau karena memakai kekuasaan,
kesempatan atau sarana yang diberikan pada terpidana karena jabatannya.

Pasal 37
1 Kekuasaan bapak, kekuasaan wali, wali pengawas, pengampu, dan pengampu
pengawas, baik atas anak sendiri maupun atas orang lain, dapat dicabut dalam
hal pemidanaan:
1 orang tua atau wali yang dengan sengaja melakukan kejahatan bersama-
sama dengan anak yang belum dewasa yang ada di bawah kekuasaannya.
2 orang tua atau wali terhadap anak yang belum dewasa yang ada di bawah
kekuasaannya, melakukan kejahatan, yang tersebut dalam bab XIII, XIV, XV,
XVIII, XIX, dan XX Buku Kedua.
2 Pencabutan tersebut dalam ayat 1 tidak boleh dilakukan oleh hakim pidana
terhadap orang-orang yang baginya diterapkan undang-undang hukum
perdata tentang pencabutan kekuasaan orang tua, kekuasaan wali dan
kekuasaan pengampu.

Pasal 38
1 Jika dilakukan pencabutan hak, hakim menentukan lamanya pencabutan
sebagai berikut:
1 dalam hal pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, lamanya
pencabutan seumur hidup.
2 dalam hal pidana penjara untuk waktu tertentu atau pidana kurungan,
lamanya pencabutan paling sedikit dua tahun dan paling banyak lima
tahun lebih lama dari pidana pokoknya.
3 dalam hal pidana denda, lamanya pencabutan paling sedikit dua tahun
dan paling banyak lima tahun.
2 Pencabutan hak mulai berlaku pada hari putusan hakim dapat dijalankan.

Pasal 39
1. Barang-barang kepunyaan terpidana yang diperoleh dari kejahatan atau
yang sengaja dipergunakan untuk melakukan kejahatan, dapat dirampas.
2. Dalam hal pemidanaan karena kejahatan yang tidak dilakukan dengan sengaja
atau
karena pelanggaran, dapat juga dijatuhkan putusan perampasan berdasarkan
hal-hal yang ditentukan dalam undang-undang.
3. Perampasan dapat dilakukan terhadap orang yang bersalah yang
diserahkan kepada pemerintah, tetapi hanya atas barang-barang yang
telah disita.

Pasal 40
Jika seorang di bawah umur enam belas tahun mempunyai, memasukkan atau
mengangkut barang-barang dengan melanggar aturan-aturan mengenai
pengawasan pelayaran di bagian- bagian Indonesia yang tertentu, atau aturan-
aturan mengenai larangan memasukkan, mengeluarkan, dan meneruskan
pengangkutan barang-barang, maka hakim dapat menjatuhkan pidana perampasan
atas barang-barang itu, juga dalam hal yang bersalah diserahkan kembali kepada
orang tuanya, walinya atau pemeliharanya tanpa pidana apapun.

Pasal 41
1. Perampasan atas barang-barang yang disita sebelumnya, diganti menjadi
pidana kurungan, apabila barang-barang itu tidak diserahkan, atau harganya
menurut taksiran dalam putusan hakim, tidak di bayar.
2. Pidana kurungan pengganti ini paling sedikit satu hari dan paling lama enam
bulan.
3. Lamanya pidana kurungan pengganti ini dalam putusan hakim ditentukan
sebagai berikut: tujuh rupiah lima puluh sen atau kurang di hitung satu hari;
jika lebih dari tujuh rupiah lima puluh sen, tiap-tiap tujuh rupiah lima puluh sen
dihitung paling banyak satu hari, demikian pula sisanya yang tidak cukup tujuh
rupiah lima puluh sen.
4. Pasal 31 diterapkan bagi pidana kurungan pengganti ini.
5. Jika barang-barang yang dirampas diserahkan, pidana kurungan pengganti ini
juga di hapus.

Pasal 42
Segala biaya untuk pidana penjara dan pidana kurungan dipikul oleh negara, dan
segala pendapatan dari pidana denda dan perampasan menjadi milik negara.

Pasal 43

Apabila hakim memerintahkan supaya putusan diumumkan berdasarkan kitab


undang-undang ini atau aturan-aturan umum lainnya, maka ia harus menetapkan
pula bagaimana cara melaksanakan perintah itu atas biaya terpidana.

BAB III
HAL-HAL YANG MENGHAPUSKAN, MENGURANGI ATAU MEMBERATKAN
PIDANA

Pasal 44
1. Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan
kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena
penyakit, tidak dipidana.
2. Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada pelakunya
karena pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu karena penyakit, maka
hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa,
paling lama satu tahun sebagai waktu percobaan.
3. Ketentuan dalam ayat 2 hanya berlaku bagi Mahkamah Agung, Pengadilan
Tinggi, dan Pengadilan Negeri.

Pasal 45
Dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa karena
melakukan suatu perbuatan sebelum umur enam belas tahun, hakim dapat
menentukan: memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada orang
tuanya, walinya atau pemeliharanya, tanpa pidana apa pun; atau memerintahkan
supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana apa pun, jika
perbuatan merupakan kejahatan atau salah satu pelanggaran berdasarkan pasal-
pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503 - 505, 514, 517 - 519, 526, 531, 532, 536, dan 540
serta belum lewat dua tahun sejak dinyatakan bersalah karena melakukan kejahatan
atau salah satu pelanggaran tersebut di atas, dan putusannya telah menjadi tetap;
atau menjatuhkan pidana kepada yang bersalah.

Pasal 46
1. Jika hakim memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada
pemerintah, maka ia dimasukkan dalam rumah pendidikan negara supaya
menerima pendidikan dari pemerintah atau di kemudian hari dengan cara lain,
atau diserahkan kepada seorang tertentu yang bertempat tinggal di Indonesia
atau kepada sesuatu badan hukum, yayasan atau lembaga amal yang
berkedudukan di Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikannya, atau di
kemudian hari, atas tanggungan pemerintah, dengan cara lain; dalam kedua
hal di atas, paling lama sampai orang yang bersalah itu mencapai umur
delapan belas tahun.
2. Aturan untuk melaksanakan ayat 1 pasal ini ditetapkan dengan undang-
undang.

Pasal 47
1. Jika hakim menjatuhkan pidana, maka maksimum pidana pokok
terhadap tindak pidananya dikurangi sepertiga.
2. Jika perbuatan itu merupakan kejahatan yang diancam dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup, maka dijatuhkan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
3. Pidana tambahan dalam pasal 10 butir b, nomor 1 dan 3, tidak dapat
diterapkan.

Pasal 48
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana.

Pasal 49
1. Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk
diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda
sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang
sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.
2. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh
keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu,
tidak dipidana.

Pasal 50
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang,
tidak dipidana.

Pasal 51
1. Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang
diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.
2. Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya pidana,
kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah
diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan
pekerjaannya.
Pasal 52
Bilamana seorang pejabat karena melakukan perbuatan pidana melanggar suatu
kewajiban khusus dari jabatannya, atau pada waktu melakukan perbuatan pidana
memakai kekuasaan, kesempatan atau sarana yang diberikan kepadanya karena
jabatannya, pidananya dapat ditambah sepertiga.

Pasal 52a
Bilamana pada waktu melakukan kejahatan digunakan bendera kebangsaan
Republik
Indonesia, pidana untuk kejahatan tersebut ditambah sepertiga.

BAB IV
PERCOBAAN

Pasal 53
1. Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dari
adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.
2. Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal percobaan dikurangi
sepertiga.
3. Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup,
dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
4. Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan selesai.

Pasal 54
Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana.

BAB V
PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA

Pasal 55
1 Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1 mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut
serta melakukan perbuatan.
2 mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman
atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau
keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.
2 Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang
diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.

Pasal 56
Dipidana sebagai pembantu kejahatan:
1. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan.
2. mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk
melakukan kejahatan.

Pasal 57
1. Dalam hal pembantuan, maksimum pidana pokok terhadap kejahatan,
dikurangi sepertiga.
2. Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup,
dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
3. Pidana tambahan bagi pembantuan sama dengan kejahatannya sendiri.
4. Dalam menentukan pidana bagi pembantu, yang diperhitungkan hanya
perbuatan yang sengaja dipermudah atau diperlancar olehnya, beserta akibat-
akibatnya.

Pasal 58
Dalam menggunakan aturan-aturan pidana, keadaan-keadaan pribadi seseorang,
yang menghapuskan, mengurangi atau memberatkan pengenaan pidana, hanya
diperhitungkan terhadap pembuat atau pembantu yang bersangkutan itu sendiri.

Pasal 59
Dalam hal-hal di mana karena pelanggaran ditentukan pidana terhadap pengurus,
anggota- anggota badan pengurus atau komisaris-komisaris, maka pengurus,
anggota badan pengurus atau komisaris yang ternyata tidak ikut campur melakukan
pelanggaran tidak dipidana.

Pasal 60
Membantu melakukan pelanggaran tidak dipidana.

Pasal 61
1. Mengenai kejahatan yang dilakukan dengan percetakan, penertiban selaku
demikian tidak dituntut apabila dalam barang cetakkan disebut nama dan
tempat tinggalnya, sedangkan pembuatnya dikenal, atau setelah dimulai
penuntutan, pada waktu ditegur pertama kali lalu diberitahukan kepada
penerbit.
2. Aturan ini tidak berlaku jika pelaku pada saat barang cetakkan terbit, tidak
dapat dituntut atau sudah menetap di luar Indonesia.

Pasal 62
1. Mengenai kejahatan yang dilakukan dengan percetakan, pencetaknya selaku
demikian tidak dituntut apabila dalam barang cetakkan disebut nama dan
tempat tinggalnya, sedangkan orang yang menyuruh mencetak dikenal, atau
setelah dimulai penuntutan, pada waktu ditegur pertama kali lalu diberitahukan
oleh pencetak.
2. Aturan ini tidak berlaku, jika orang yang menyuruh mencetak pada saat barang
cetakkan terbit, tidak dapat dituntut sudah menetap di luar Indonesia.

BAB VI
PERBARENGAN TINDAK PIDANA

Pasal 63
1. Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang
dikenakan hanya salah satu di antara aturan-aturan itu; jika berbeda-beda,
yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat.
2. Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur
pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang
diterapkan.

Pasal 64
1. Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan
kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga
harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan
satu aturan pidana; jika berbeda-beda, yang diterapkan yang memuat ancaman
pidana pokok yang paling berat.
2. Demikian pula hanya dikenakan satu aturan pidana, jika orang dinyatakan
bersalah melakukan pemalsuan atau perusakan mata uang, dan menggunakan
barang yang dipalsu atau yang dirusak itu.
3. Akan tetapi, jika orang yang melakukan kejahatan-kejahatan tersebut dalam
pasal-pasal 364, 373, 379, dan 407 ayat 1, sebagai perbuatan berlanjut dan nilai
kerugian yang ditimbulkan jumlahnya melebihi dari tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah, maka ia dikenakan aturan pidana tersebut dalam pasal 362, 372, 378,
dan 406.

Pasal 65
1. Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai
perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang
diancam dengan pidana pokok yang sejenis, maka dijatuhkan hanya satu
pidana.
2. Maksimum pidana yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yang
diancam terhadap perbuatan itu, tetapi boleh lebih dari maksimum pidana
yang terberat ditambah sepertiga.
Pasal 66
1. Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang masing-masing harus
dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan
beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang tidak sejenis,
maka dijatuhkan pidana atas tiap-tiap kejahatan, tetapi jumlahnya tidak boleh
melebihi maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga.
2. Pidana denda adalah hal itu dihitung menurut lamanya maksimum pidana
kurungan pengganti yang ditentukan untuk perbuatan itu.

Pasal 67
Jika orang dijatuhi pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, di samping itu
tidak boleh dijatuhkan pidana lain lagi kecuali pencabutan hak-hak tertentu, dan
pengumuman putusan hakim.

Pasal 68
1 Berdasarkan hal-hal dalam pasal 65 dan 66, tentang pidana tambahan berlaku
aturan sebagai berikut:
1. pidana-pidana pencabutan hak yang sama dijadikan satu, yang lamanya
paling sedikit dua tahun dan paling banyak lima tahun melebihi pidana
pokok atau pidana-pidana pokok yang dijatuhkan. Jika pidana pokok
hanya pidana denda saja, maka lamanya pencabutan hak paling sedikit
dua tahun dan paling lama lima tahun.
2. pidana-pidana pencabutan hak yang berlainan dijatuhkan sendiri-sendiri
tanpa dikurangi.
3. pidana-pidana perampasan barang-barang tertentu, begitu pula halnya
dengan pidana kurungan pengganti karena barang-barang tidak
diserahkan, dijatuhkan sendiri-sendiri tanpa dikurangi.
2 pidana kurungan-kurungan pengganti jumlahnya tidak boleh melebihi
delapan bulan.

Pasal 69
1. Perbandingan beratnya pidana pokok yang tidak sejenis ditentukan menurut
urut-urutan dalam pasal 10.
2. Jika hakim memilih antara beberapa pidana pokok, maka dalam perbandingan
hanya terberatlah yang dipakai.
3. Perbandingan beratnya pidana-pidana pokok yang sejenis ditentukan menurut
maksimumnya masing-masing.
4. Perbandingan lamanya pidana-pidana pokok yang sejenis ditentukan menurut
maksimumnya masing-masing.

Pasal 70
1. Jika ada perbarengan seperti yang dimaksudkan dalam pasal 65 dan 66, baik
perbarengan pelanggaran dengan kejahatan, maupun pelanggaran dengan
pelanggaran, maka untuk tiap-tiap pelanggaran dijatuhkan pidana sendiri-
sendiri tanpa dikurangi.
2. Mengenai pelanggaran, jumlah lamanya pidana kurungan dan pidana
kurungan pengganti paling banyak satu tahun empat bulan, sedangkan jumlah
lamanya pidana kurungan pengganti, paling banyak delapan bulan.

Pasal 70 bis
Ketika menerapkan pasal-pasal 65, 66, dan 70, kejahatan-kejahatan berdasarkan
pasal-pasal
302 ayat 1, 352, 364, 373,379, dan 482 dianggap sebagai pelanggaran, dengan
pengertian jika dijatuhkan pidana-pidana penjara atas kejahatan-kejahatan itu,
jumlah paling banyak delapan bulan.

Pasal 71
Jika seseorang telah dijatuhi pidana, kemudian dinyatakan bersalah lagi karena
melakukan kejahatan atau pelanggaran lain sebelum ada putusan pidana itu, maka
pidana yang dahulu diperhitungkan pada pidana yang akan dijatuhkan dengan
menggunakan aturan-aturan dalam bab ini mengenai hal perkara-perkara diadili
pada saat yang sama.

BAB VII
MENGAJUKAN DAN MENARIK KEMBALI PENGADUAN DALAM HAL
KEJAHATAN-KEJAHATAN YANG HANYA DITUNTUT ATAS PENGADUAN

Pasal 72
1. Selama orang yang terkena kejahatan yang hanya boleh dituntut atas
pengaduan, dan orang itu umurnya belum cukup enam belas tahun dan lagi
belum dewasa, atau selama ia berada di bawah pengampuan yang disebabkan
oleh hal lain daripada keborosan, maka wakilnya yang sah dalam perkara
perdata yang berhak mengadu.
2. Jika tidak ada wakil, atau wakil itu sendiri yang harus diadukan, maka
penuntutan dilakukan atas pengaduan wali pengawas atau pengampu
pengawas, atau majelis yang menjadi wali pengawas atau pengampu
pengawas; juga mungkin atas pengaduan istrinya atau seorang keluarga
sedarah dalam garis lurus, atau jika itu tidak ada, atas pengaduan seorang
keluarga sedarah dalam garis menyimpang sampai derajat ketiga.

Pasal 73
Jika yang terkena kejahatan meninggal di dalam tenggang waktu yang ditentukan
dalam pasal berikut maka tanpa memperpanjang tenggang itu, penuntutan
dilakukan atas pengaduan orang tuanya, anaknya, atau suaminya (istrinya) yang
masih hidup kecuali kalau ternyata bahwa yang meninggal tidak menghendaki
penuntutan.

Pasal 74
1. Pengaduan hanya boleh diajukan dalam waktu enam bulan sejak orang yang
berhak mengadu mengetahui adanya kejahatan, jika bertempat tinggal di
Indonesia, atau dalam waktu sembilan bulan jika bertempat tinggal di luar
Indonesia.
2. Jika yang terkena kejahatan berhak mengadu pada saat tenggang waktu
tersebut dalam ayat 1 belum habis, maka setelah saat itu, pengaduan masih
boleh diajukan hanya selama sisa yang masih kurang pada tenggang waktu
tersebut.

Pasal 75
Orang yang mengajukan pengaduan, berhak menarik kembali dalam waktu tiga
bulan setelah pengaduan diajukan.

BAB VIII
HAPUSNYA KEWENANGAN MENUNTUT PIDANA DAN MENJALANKAN
PIDANA

Pasal 76
1 Kecuali dalam hal putusan hakim masih mungkin diulangi, orang tidak boleh
dituntut dua kali karena perbuatan yang oleh hakim Indonesia terhadap dirinya
telah diadili dengan putusan yang menjadi tetap. Dalam artian hakim
Indonesia, termasuk juga hakim pengadilan swapraja dan adat, di tempat-
tempat yang mempunyai pengadilan-pengadilan tersebut.
2 Jika putusan yang menjadi tetap itu berasal dari hakim lain, maka terhadap
orang itu dan karena tindak pidana itu pula, tidak boleh diadakan penuntutan
dalam hal:
1 putusan berupa pembebasan dari tuduhan atau lepas dari tuntutan
hukum.
2 putusan berupa pemidanaan dan telah dijalani seluruhnya atau telah
diberi ampun atau wewenang untuk menjalankannya telah hapus karena
daluwarsa.

Pasal 77
Kewenangan menuntut pidana hapus, jika tertuduh meninggal dunia.
Pasal 78
1 Kewenangan menuntut pidana hapus karena daluwarsa:

1 mengenai semua pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dengan


percetakan sesudah satu tahun.
2 mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana denda, pidana
kurungan, atau pidana penjara paling lama tiga tahun, sesudah enam
tahun.
3 mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari tiga
tahun, sesudah dua belas tahun.
4 mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, sesudah delapan belas tahun.
2 Bagi orang yang pada saat melakukan perbuatan umurnya belum delapan
belas tahun, masing-masing tenggang daluwarsa di atas dikurangi menjadi
sepertiga.

Pasal 79
Tenggang daluwarsa mulai berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan, kecuali
dalam hal- hal berikut:
1. mengenai pemalsuan atau perusakan mata uang, tenggang mulai berlaku pada
hari sesudah barang yang dipalsu atau mata uang yang dirusak digunakan.
2. mengenai kejahatan dalam pasal-pasal 328, 329, 330, dan 333, tenggang
dimulai pada hari sesudah orang yang langsung terkena oleh kejahatan
dibebaskan atau meninggal dunia.
3. mengenai pelanggaran dalam pasal 556 sampai dengan pasal 558a, tenggang
dimulai pada hari sesudah daftar-daftar yang memuat pelanggaran-
pelanggaran itu, menurut aturan-aturan umum yang menentukan bahwa
register-register catatan sipil harus dipindah ke kantor panitera suatu
pengadilan, dipindah ke kantor tersebut.

Pasal 80
1. Tiap-tiap tindakan penuntutan menghentikan daluwarsa, asal tindakan itu
diketahui oleh orang yang dituntut, atau telah diberitahukan kepadanya
menurut cara yang ditentukan dalam aturan-aturan umum.
2. Sesudah dihentikan, dimulai tenggang daluwarsa baru.

Pasal 81
Penundaan penuntutan pidana berhubung dengan adanya perselisihan prayudisial,
menunda daluwarsa.

Pasal 82
1. Kewenangan menuntut pelanggaran yang diancam dengan pidana denda saja
menjadi hapus, kalau dengan suka rela dibayar maksimum denda dan biaya-
biaya yang telah dikeluarkan kalau penuntutan telah dimulai, atas kuasa
pejabat yang ditunjuk untuk itu oleh aturan-aturan umum, dan dalam waktu
yang ditetapkan olehnya.
2. Jika di samping pidana denda ditentukan perampasan, maka barang yang
dikenai perampasan harus diserahkan pula, atau harganya harus dibayar
menurut taksiran pejabat dalam ayat 1.
3. Dalam hal-hal pidana diperberat karena pengulangan, pemberatan itu tetap
berlaku sekalipun kewenangan menuntut pidana terhadap pelanggaran yang
dilakukan lebih dahulu telah hapus berdasarkan ayat 1 dan ayat 2 pasal ini.
4. Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini tidak berlaku bagi orang yang belum
dewasa, yang pada saat melakukan perbuatan belum berumur enam belas
tahun.

Pasal 83
Kewenangan menjalankan pidana hapus jika terpidana meninggal dunia.

Pasal 84
1. Kewenangan menjalankan pidana hapus karena daluwarsa.
3. Tenggang daluwarsa mengenai semua pelanggaran lamanya dua tahun,
mengenai kejahatan yang dilakukan dengan sarana percetakan lamanya lima
tahun, dan mengenai kejahatan-kejahatan lainnya lamanya sama dengan
tenggang daluwarsa bagi penuntutan pidana, ditambah sepertiga.
4. Bagaimanapun juga, tenggang daluwarsa tidak boleh kurang dari lamanya
pidana yang dijatuhkan.
5. Wewenang menjalankan pidana mati tidak daluwarsa.

Pasal 85
1. Tenggang daluwarsa mulai berlaku pada esok harinya setelah putusan hakim
dapat dijalankan.
2. Jika seorang terpidana melarikan diri selama menjalani pidana, maka pada
esok harinya setelah melarikan diri itu mulai berlaku tenggang daluwarsa baru.
Jika suatu pelepasan bersyarat dicabut, maka pada esok harinya setelah
pencabutan, mulai berlaku tenggang daluwarsa baru.
3. Tenggang daluwarsa tertuduh selama penjalanan pidana ditunda menurut
perintah dalam suatu peraturan umum, dan juga selama terpidana dirampas
kemerdekaannya, meskipun perampasan kemerdekaan itu berhubung dengan
pemidanaan lain.

BAB IX
ARTI BEBERAPA ISTILAH YANG DIPAKAI DALAM KITAB
UNDANG- UNDANG

Pasal 86
Apabila disebut kejahatan, baik dalam arti kejahatan pada umumnya maupun dalam
arti suatu kejahatan tertentu, maka di situ termasuk pembantuan dan percobaan
melakukan kejahatan, kecuali jika dinyatakan sebaliknya oleh suatu aturan.

Pasal 87
Dikatakan ada makar untuk melakukan suatu perbuatan, apabila niat untuk itu telah
ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, seperti dimaksud dalam pasal 53.

Pasal 88
Dikatakan ada permufakatan jahat, apabila dua orang atau lebih telah sepakat akan
melakukan kejahatan.

Pasal 88 bis
Dengan penggulingan pemerintahan dimaksud meniadakan atau mengubah secara
tidak sah bentuk pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.

Pasal 89
Membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan
kekerasan.

Pasal 90
Luka berat berarti:
 jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut.
 tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian.
 kehilangan salah satu panca indera.
 mendapat cacat berat.
 menderita sakit lumpuh.
 terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih.
 gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Pasal 91
1. Dalam kekuasaan bapak dicakup pula kekuasaan kepala keluarga.
2. Dengan orang tua, dimaksud pula kepala keluarga.
3. Dengan bapak, dimaksud pula orang yang menjalankan kekuasaan yang sama
dengan bapak.
4. Dengan anak, dimaksud pula orang yang ada di bawah kekuasaan yang sama
dengan kekuasaan bapak.

Pasal 92
1. Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang dipilih dalam pemilihan
yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga orang-orang
yang bukan karena pemilihan, menjadi anggota badan pembentuk undang-
undang, badan pemerintahan, atau badan perwakilan rakyat, yang dibentuk
oleh pemerintah atau atas nama pemerintah; begitu juga semua anggota dewan
subak, dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur
Asing, yang menjalankan kekuasaan yang sah.
2. Yang disebut pejabat dan hakim termasuk juga hakim wasit; yang disebut
hakim termasuk juga orang-orang yang menjalankan peradilan administratif,
serta ketua-ketua dan anggota-anggota pengadilan agama.
3. Semua anggota Angkatan Perang juga dianggap sebagai pejabat.

Pasal 92 bis
Yang disebut pengusaha ialah tiap-tiap orang yang menjalankan perusahaan.

Pasal 93
1. Yang disebut nahkoda ialah orang yang memegang kekuasaan di kapal atau
yang mewakilinya.
2. Yang disebut penumpang ialah semua orang yang ada di kapal, kecuali
nahkoda.
3. Yang disebut anak buah kapal ialah semua perwira atau kelasi yang ada di
dalam kapal.

Pasal 94
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
11.

Pasal 95
Yang disebut kapal Indonesia ialah kapal yang mempunyai surat laut atau pas
kapal, atau surat izin sebagai pengganti sementara menurut aturan-aturan umum
mengenai surat laut dan pas kapal di Indonesia.

Pasal 95a
1. Yang dimaksud dengan pesawat udara Indonesia adalah pesawat udara yang
didaftarkan di Indonesia.
2. Termasuk pula pesawat udara Indonesia adalah pesawat udara asing yang
disewa tanpa awak pesawat dan dioperasikan oleh perusahaan penerbangan
Indonesia.
Pasal 95b
Yang dimaksud dengan dalam penerbangan adalah sejak saat pintu luar pesawat
udara ditutup setelah naiknya penumpang (embarkasi) sampai saat pintu dibuka
untuk penurunan penumpang (di embarkasi).
Dalam hal terjadi pendaratan darurat penerbangan dianggap terus berlangsung
sampai saat penguasa yang berwenang mengambil alih tanggung jawab atas
pesawat udara dan barang yang ada di dalamnya.

Pasal 95c
Yang dimaksud dengan dalam dinas adalah jangka waktu sejak pesawat udara
disiapkan oleh awak darat atau oleh awak pesawat untuk penerbangan tertentu,
hingga setelah 24 jam lewat sesudah setiap pendaratan.

Pasal 96
1. Yang disebut musuh termasuk juga pemberontak. Begitu juga termasuk di
situ negara atau kekuasaan yang akan menjadi lawan perang.
2. Yang disebut perang termasuk juga permusuhan dengan daerah-daerah
swapraja, begitu juga perang saudara.
3. Yang disebut masa perang termasuk juga waktu selama perang sedang
mengancam.
Begitu juga dikatakan masih ada masa perang, segera sesudah diperintahkan
mobilisasi Angkatan Perang dan selama mobilisasi itu berlaku.

Pasal 97
Yang disebut hari adalah waktu selama dua puluh empat jam; yang disebut bulan
adalah waktu selama tiga puluh hari.

Pasal 98
Yang disebut waktu malam yaitu waktu antara matahari terbenam dan matahari
terbit.

Pasal 99
Yang disebut memanjat termasuk juga masuk melalui lubang yang memang
sudah ada, tetapi bukan untuk masuk atau masuk melalui lubang di dalam tanah
yang dengan
sengaja digali; begitu juga menyeberangi selokan atau parit yang digunakan
sebagai batas penutup.

Pasal 100
Yang disebut anak kunci palsu termasuk juga segala perkakas yang tidak
dimaksud untuk membuka kunci.
Pasal 101
Yang disebut ternak yaitu semua binatang yang berkuku satu, binatang memamah
biak, dan babi.

Pasal 101 bis


1. Yang dimaksud bangunan listrik yaitu bangunan-bangunan yang gunanya
untuk membangkitkan, mengalirkan, mengubah, atau menyerahkan tenaga
listrik; begitu pula alat-alat yang berhubungan dengan itu, yaitu alat-alat
penjaga keselamatan, alat-alat pemasang, alat-alat pendukung, dan alat-alat
peringatan.
2. Dengan bangunan-bangunan telegrap dan telepon tidak dimaksudkan
bangunan listrik.

Pasal 102
Ditiadakan dengan Staatsblad 1920 No. 382.

ATURAN PENUTUP
Pasal 103
Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII buku ini juga berlaku bagi
perbuatan- perbuatan yang oleh ketentuan perundang-undangan lainnya diancam
dengan pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain.

BUKU KEDUA - KEJAHATAN

1. Bab - I Kejahatan Terhadap Keamanan Negara


2. Bab - II Kejahatan-kejahatan Terhadap Martabat Presiden dan Wakil
Presiden
3. Bab - III Kejahatan-kejahatan Terhadap Negara Sahabat dan Terhadap
Kepala Negara Sahabat Serta Wakilnya
4. Bab - IV Kejahatan Terhadap Melakukan Kewajiban dan Hak Kenegaraan
5. Bab - V Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum
6. Bab - VI Perkelahian Tanding
7. Bab - VII Kejahatan yang Membahayakan Keamanan Umum bagi Orang
atau Barang
8. Bab - VIII Kejahatan Terhadap Penguasa Umum
9. Bab - IX Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu
10. Bab - X Pemalsuan Mata Uang dan Uang Kertas
11. Bab - XI Pemalsuan Meterai dan Merek
12. Bab - XII Pemalsuan Surat
13. Bab - XIII Kejahatan Terhadap Asal-Usul dan Perkawinan
14. Bab - XIV Kejahatan Terhadap Kesusilaan
15. Bab - XV Meninggalkan Orang yang Perlu Ditolong
16. Bab - XVI Penghinaan
17. Bab - XVII Membuka Rahasia
18. Bab - XVIII Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang
19. Bab - XIX Kejahatan Terhadap Nyawa
20. Bab - XX Penganiayaan
21. Bab - XXI Menyebabkan Mati atau Luka-luka Karena Kealpaan
22. Bab - XXII Pencurian
23. Bab - XXIII Pemerasan dan Pengancaman
24. Bab - XXIV Penggelapan
25. Bab - XXV Perbuatan Curang
26. Bab - XXVI Perbuatan Merugikan Pemiutang atau Orang yang Mempunyai
Hak
27. Bab - XXVII Menghancurkan atau Merusakkan Barang
28. Bab - XXVIII Kejahatan Jabatan
29. Bab - XXIX Kejahatan Pelayaran
30. Bab - XXIX Kejahatan Penerbangan dan Kejahatan Terhadap
Sarana/Prasarana
Penerbangan
31. Bab - XXX Penadahan Penerbitan dan Percetakan

BAB I
KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA

Pasal 104
Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau
meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling
lama dua puluh tahun.

Pasal 105
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
13.

Pasal 106
Makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian dari wilayah negara, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama
dua puluh tahun.

Pasal 107

(1) Makar dengan maksud untuk menggulingkan pemerintah, diancam


dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
(2) Para pemimpin dan pengatur makar tersebut dalam ayat 1, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara
paling lama dua puluh tahun.

Pasal 108
(1). Barang siapa bersalah karena pemberontakan, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun :
1. orang yang melawan pemerintah Indonesia dengan senjata;
2. orang yang dengan maksud melawan Pemerintah Indonesia menyerbu
bersama- sama atau menggabungkan diri pada gerombolan yang
melawan Pemerintah dengan senjata.
(2). Para pemimpin dan para pengatur pemberontakan diancam dengan
penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua
puluh tahun.

Pasal 109
Pasal ini ditiadakan berdasarkan S. 1930 No. 31.

Pasal 110
(1). Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan menurut pasal 104, 106,
107, dan 108 diancam berdasarkan ancaman pidana dalam pasal-pasal
tersebut.
(2). Pidana yang sama diterapkan terhadap orang-orang yang dengan maksud
berdasarkan pasal 104, 106, dan 108, mempersiapkan atau memperlancar
kejahatan :
1. berusaha menggerakkan orang lain untuk melakukan, menyuruh
melakukan atau turut serta melakukan agar memberi bantuan pada
waktu melakukan atau memberi kesempatan, sarana atau keterangan
untuk melakukan kejahatan;
2. berusaha memperoleh kesempatan, sarana atau keterangan untuk
melakukan kejahatan bagi diri sendiri atau orang lain;
3. memiliki persediaan barang-barang yang diketahuinya berguna untuk
melakukan kejahatan;
4. mempersiapkan atau memiliki rencana untuk melaksanakan
kejahatan yang bertujuan untuk memberitahukan kepada orang
lain;
5. berusaha mencegah, merintangi atau menggagalkan tindakan
yang diadakan pemerintah untuk mencegah atau menindas
pelaksanaan kejahatan.
(3). Barang-barang sebagaimana dimaksud dalam butir 3 ayat sebelumnya,
dapat
dirampas.
(4). Tidak dipidana barang siapa yang ternyata bermaksud hanya
mempersiapkan atau
memperlancar perubahan ketatanegaraan dalam artian umum.
(5). Jika dalam salah satu hal seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal
ini, kejahatan sungguh terjadi, pidananya dapat dilipatkan dua kali.

Pasal 111
(1) Barang siapa mengadakan hubungan dengan negara asing dengan maksud
menggerakkannya untuk melakukan perbuatan permusuhan atau perang
terhadap negara, memperkuat niat mereka, menjanjikan bantuan atau
membantu mempersiapkan mereka untuk melakukan perbuatan
permufakatan atau perang terhadap negara, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
(2) Jika perbuatan permusuhan dilakukan atau terjadi perang, diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
sementara paling lama dua puluh tahun.

Pasal 111 bis


(1). Dengan pidana penjara paling lama enam tahun diancam :
1. barang siapa mengadakan hubungan dengan orang atau badan yang
berkedudukan di luar Indonesia, dengan maksud untuk menggerakkan
orang atau badan itu supaya membantu mempersiapkan, memperlancar
atau menggerakkan untuk menggulingkan pemerintah, untuk
memperkuat niat orang atau badan itu atau menjanjikan atau memberi
bantuan kepada orang atau badan itu atau menyiapkan, memperlancar
atau menggerakkan penggulingan pemerintah;
2. barang siapa memaksudkan suatu benda yang dapat digunakan
untuk memberi bantuan material dalam mempersiapkan,
memperlancar atau menggerakkan penggulingan pemerintah,
sedangkan diketahuinya atau ada alasan kuat untuk menduga bahwa
benda tersebut akan dipergunakan untuk perbuatan tersebut;
3. orang yang mempunyai atau mengadakan perjanjian mengenai suatu
benda yang dapat dipergunakan untuk memberikan bantuan material
dalam mempersiapkan, memperlancar atau menggerakkan
penggulingan pemerintah, sedangkan diketahuinya atau ada alasan
baginya untuk menduga bahwa benda itu akan dipergunakan untuk
perbuatan tersebut atau benda itu atau barang lain sebagai
penggantinya, dimaksudkan dengan tujuan tersebut atau untuk
diperuntukkan bagi tujuan itu oleh orang atau benda yang
berkedudukan di luar Indonesia.
(2). Benda-benda yang dengan mana atau yang ada hubungan dengan ayat 1
ke-2 dan ke-3 yang dipakai untuk melakukan kejahatan, dapat dirampas.

Pasal 112
Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau
keterangan- keterangan yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk
kepentingan negara, atau dengan sengaja memberitahukan atau memberikannya
kepada negara asing, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 113
(1) Barang siapa dengan sengaja, untuk seluruhnya atau sebagian
mengumumkan, atau memberitahukan maupun menyerahkan kepada orang
yang tidak berwenang mengetahui, surat-surat, peta-peta, rencana-rencana,
gambar-gambar atau benda-benda yang bersifat rahasia yang bersangkutan
dengan pertahanan atau keamanan Indonesia terhadap serangan dari luar,
yang ada padanya atau yang isinya, bentuknya atau susunannya benda-
benda itu diketahui olehnya, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
(2) Jika surat-surat atau benda-benda ada pada yang bersalah, atau
pengetahuannya tentang itu karena pencariannya, pidananya dapat
ditambah sepertiga.

Pasal 114
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan surat-surat atau
benda- benda rahasia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 113 harus
menjadi tugasnya untuk menyimpan atau menaruhnya, bentuk atau susunannya
atau seluruh atau sebagian diketahui oleh umum atau dikuasai atau diketahui
oleh orang lain (atau) tidak berwenang mengetahui, diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana kurungan paling lama
satu tahun atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 115
Barang siapa melihat atau membaca surat-surat atau benda-benda rahasia
sebagaimana dimaksud dalam pasal 113, untuk seluruhnya atau sebagian,
sedangkan diketahui atau selayaknya harus diduganya bahwa benda-benda itu
tidak dimaksud untuk diketahui olehnya, begitu pula jika membuat atau menyuruh
membuat salinan atau ikhtisar dengan huruf atau dalam bahasa apa pun juga,
membuat atau menyuruh buat teraan, gambaran atau jika tidak menyerahkan
benda-benda itu kepada pejabat kehakiman, kepolisian atau pamong praja, dalam
hal benda-benda itu ke tangannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
tiga tahun.
Pasal 116
Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan sebagaimana dimaksud dalam pasal
113 dan
115, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun.

Pasal 117
Diancam dengan pidana penjara paling lama enam bulan atau denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah, barang siapa tanpa wenang.
1. dengan sengaja memasuki bangunan Angkatan Darat atau Angkatan
Laut, atau memasuki kapal perang melalui jalan yang bukan jalan
biasa;
2. dengan sengaja memasuki daerah, yang oleh Presiden atau atas
namanya, atau oleh penguasa tentara ditentukan sebagai daerah tentara
yang dilarang;
3. dengan sengaja membuat, mengumpulkan, mempunyai, menyimpan,
menyembunyikan atau mengangkut gambar potret atau gambar tangan
maupun keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk lain mengenai
daerah seperti tersebut dalam pasal ke-2, beserta segala sesuatu yang ada di
situ.

Pasal 118
Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun atau denda sembilan ribu
rupiah, barang siapa tanpa wenang, sengaja membuat, mengumpulkan,
mempunyai, menyimpan, menyembunyikan atau petunjuk-petunjuk lain mengenai
sesuatu hal yang bersangkutan dengan kepentingan tentara.

Pasal 119
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun :
1. barang siapa memberi pondokan kepada orang lain, yang diketahuinya
mempunyai niat atau sedang mencoba untuk mengetahui benda-benda
rahasia seperti tersebut dalam pasal 113, padahal tidak wenang untuk itu,
atau mempunyai niat atau sedang mencoba
untuk mengetahui letak, bentuk, susunan, persenjataan, perbekalan,
perlengkapan mesin, atau kekuatan orang dari bangunan pertahanan atau
sesuatu hal lain yang bersangkutan dengan kepentingan tentara;
2. barang siapa menyembunyikan benda-benda yang diketahuinya bahwa
dengan cara apapun juga, akan diperlukan dalam melaksanakan niat
seperti tersebut pada ke-1.

Pasal 120
Jika kejahatan tersebut pasal 113, 115, 117, 118, 119 dilakukan dengan akal curang
seperti penyesatan, menyamakan, pemakaian nama atau kedudukan palsu, atau
dengan menawarkan atau menerima, membayangkan atau menjanjikan hadiah,
keuntungan atau upah dalam bentuk apapun juga, atau dilakukan dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan, maka pidana hilang kemerdekaan dapat
diperberat lipat dua.

Pasal 121
Barang siapa ditugaskan pemerintah untuk berunding dengan suatu negara
asing, dengan sengaja merugikan negara, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.

Pasal 122
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun :
1. barang siapa dalam masa perang yang tidak menyangkut Indonesia,
dengan sengaja melakukan perbuatan yang membahayakan kenetralan
negara, atau dengan sengaja melanggar suatu aturan yang dikeluarkan
dan diumumkan oleh pemerintah, khusus untuk mempertahankan
kenetralan tersebut;
2. barang siapa dalam masa perang dengan sengaja melanggar aturan yang
dikeluarkan dan diumumkan oleh pemerintah guna keselamatan negara.

Pasal 123
Seorang warga negara Indonesia yang dengan suka rela masuk tentara negara
asing, pada hal ia mengetahui bahwa negara itu sedang perang dengan negara
Indonesia, atau akan menghadapi perang dengan Indonesia, diancam dalam hal
terakhir jika pecah perang, dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 124
(1). Barang siapa dalam masa perang dengan sengaja memberi bantuan kepada
musuh atau merugikan negara terhadap musuh, diancam dengan pidana
penjara lima belas tahun.
(2). Diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu
atau paling lama dua puluh tahun jika si pembuat :
1. memberitahukan atau memberikan kepada musuh peta, rencana,
gambar, atau penulisan mengenai bangunan-bangunan tentara;
2. menjadi mata-mata musuh, atau memberikan pondokan kepadanya.
(3). Pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun dijatuhkan jika si pembuat :
1. memberitahukan atau menyerahkan kepada musuh, menghancurkan
atau merusakkan sesuatu tempat atau pos yang diperkuat atau
diduduki, suatu alat perhubungan, gudang persediaan perang, atau kas
perang ataupun Angkatan Laut, Angkatan Darat atau bagian
daripadanya, merintangi, menghalang-halangi atau menggagalkan
suatu untuk menggenangi air atau karya tentara lainnya yang
direncanakan atau diselenggarakan untuk menangkis atau menyerang;
2. menyebabkan atau memperlancar timbulnya huru-hara,
pemberontakan atau desersi di kalangan Angkatan Perang.

Pasal 125
Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 124, diancam dengan pidana paling lama enam tahun.

Pasal 126
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun barang siapa dalam
masa perang, tidak dengan maksud membantu musuh atau merugikan negara
sehingga menguntungkan musuh, dengan sengaja :
1. memberikan pondokan kepada mata-mata musuh,
menyembunyikannya atau membantunya melarikan diri;
2. menggerakkan atau memperlancar pelarian (desersi) prajurit yang bertugas
untuk negara.

Pasal 127
(1) Barang siapa dalam masa perang menjalankan tipu muslihat dalam
penyerahan barang- barang keperluan Angkatan Laut atau Angkatan Darat,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa diserahi mengawasi
penyerahan barang- barang, membiarkan tipu muslihat itu.

Pasal 128
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan kejahatan pasal 104, dapat dipidana
pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 5.
(2) Dalam hal pemidanaan berdasarkan kejahatan pasal-pasal 106 - 108, 110 -
125, dapat dipidana pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 3.
(3) Dalam hal pemidanaan berdasarkan kejahatan pasal 127, yang bersalah
dapat dilarang menjalankan pencarian yang dijalankannya ketika melakukan
kejahatan itu, dicabut hak- hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 4, dan dapat
diperintahkan supaya putusan hakim diumumkan.

Pasal 129
Pidana-pidana yang berdasarkan terhadap perbuatan-perbuatan dalam pasal-
pasal 124 - 127, diterapkan jika salah satu perbuatan dilakukan terhadap atau
bersangkutan dengan negara sekutu dalam perang bersama.

BAB II
KEJAHATAN - KEJAHATAN TERHADAP MARTABAT PRESIDEN
DAN WAKIL PRESIDEN

Pasal 130
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
21.

Pasal 131
Tiap-tiap penyerangan terhadap diri presiden atau Wakil Presiden, yang tidak
termasuk dalam ketentuan pidana lain yang lebih berat, diancam dengan pidana
penjara paling lama delapan tahun.

Pasal 132
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
23.

Pasal 133
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
23.

Pasal 134
Penghinaan dengan sengaja terhadap Presiden atau Wakil Presiden diancam
dengan pidana penjara paling lama enam tahun, atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus ribu rupiah.

Pasal 135
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
25.

Pasal 136
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII butir
25. Pasal
136 bis Pengertian penghinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 134 mencakup
juga perumusan perbuatan dalam pasal 135, jika itu dilakukan di luar kehadiran
yang dihina, baik dengan tingkah laku di muka umum, maupun tidak di muka
umum baik lisan atau tulisan, namun di hadapan lebih dari empat orang, atau di
hadapan orang ketiga, bertentangan dengan kehendaknya dan oleh karena itu
merasa tersinggung.

Pasal 137
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan di muka
umum tulisan atau lukisan yang berisi penghinaan terhadap Presiden atau
Wakil Presiden, dengan maksud supaya isi penghinaan diketahui atau lebih
diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan pada waktu menjalankan
pencariannya, dan pada waktu itu belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
terhadapnya dapat dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 138
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII, butir
28.

(1) Ayat ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal VIII,
butir
29.
(2) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal 131,
dapat
dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 4.
(3) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal
134, dapat dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 3.

BAB III
KEJAHATAN - KEJAHATAN TERHADAP NEGARA SAHABAT DAN TERHADAP
KEPALA NEGARA SAHABAT SERTA WAKILNYA

Pasal 139a
Makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara
sahabat untuk seluruhnya atau sebagian dari kekuasaan pemerintah yang
berkuasa di situ, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Pasal 139b
Makar dengan maksud meniadakan atau mengubah secara tidak sah bentuk
pemerintahan negara sahabat atau daerahnya yang lain, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.

Pasal 139c
Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan sebagaimana dirumuskan dalam
pasal-pasal
139a dan 139b, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan.

Pasal 140
(1) Makar terhadap nyawa atau kemerdekaan raja yang memerintah atau
kepala negara sahabat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
(2) Jika mekar terhadap nyawa mengakibatkan kematian atau dilakukan
dengan rencana terlebih dahulu mengakibatkan kematian, diancam
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara sementara paling lama dua puluh tahun.
(3) Jika makar terhadap nyawa dilakukan dengan rencana terlebih dahulu
mengakibatkan kematian, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.

Pasal 141
Tiap-tiap perbuatan penyerangan terhadap diri raja yang memerintah atau kepala
negara sahabat, yang tidak termasuk dalam ketentuan pidana yang lebih berat,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 142

Penghinaan dengan sengaja terhadap raja yang memerintah atau kepala negara
sahabat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
paling banyak empat ribu lima ratus ribu rupiah.

Pasal 142a
Barang siapa menodai bendera kebangsaan negara sahabat diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 144
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum tulisan atau lukisan yang berisi penghinaan terhadap raja yang
memerintah, atau kepala negara sahabat, atau wakil negara asing di
Indonesia dalam pangkatnya, dengan maksud supaya penghinaan itu
diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan itu pada waktu menjalankan
pencariannya, dan pada saat itu belum lewat dua tahun sejak ada
pemidanaan yang tetap karena kejahatan semacam itu juga, ia dapat
dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 145
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal
140, dapat dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 5.
(2) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal
141, dapat dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal 335 no. 1 - 4.
(3) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal-pasal
139a,
139b, 139c, 142, dan 143, dapat dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal
35 no. 1
- 3.

BAB IV
KEJAHATAN TERHADAP MELAKUKAN KEWAJIBAN DAN HAK
KENEGARAAN

Pasal 146
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan membubarkan rapat badan
pembentuk undang-undang, badan pemerintahan atau badan perwakilan rakyat,
yang dibentuk oleh atau atas nama Pemerintah, atau memaksa badan-badan itu
supaya mengambil atau tidak mengambil sesuatu putusan atau mengambil sesuatu
putusan atau mengusir ketua atau anggota rapat itu, diancam dengan ancaman
penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 147
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, dengan sengaja
merintangi ketua atau anggota badan pembentuk undang-undang, badan
pemerintahan atau badan perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh atau atas nama
Pemerintah, untuk menghadiri rapat badan-badan itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
Pasal 148
Barang siapa pada waktu diadakan pemilihan berdasarkan aturan-aturan
umum, dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, dengan sengaja
merintangi seseorang

memakai hak pilihnya dengan bebas dan tidak terganggu, diancam dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.

Pasal 149
(1) Barang siapa pada waktu diadakan pemilihan berdasarkan aturan-aturan
umum, dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, menyuap seseorang
supaya tidak memakai hak pilihnya atau supaya memakai hak itu menurut
cara tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana denda paling lama empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih, yang dengan menerima
pemberian atau janji, mau disuap.

Pasal 150
Barang siapa pada waktu diadakan pemilihan berdasarkan aturan-aturan umum,
melakukan tipu muslihat berdasarkan aturan-aturan umum, melakukan tipu
muslihat sehingga suara seorang pemilih menjadi tidak berharga atau
menyebabkan orang lain daripada yang dimaksud oleh pemilih yang ditunjuk,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.

Pasal 151
Barang siapa memakai nama orang lain untuk ikut dalam pemilihan berdasarkan
aturan- aturan umum, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan.

Pasal 152
Barang siapa pada waktu diadakan pemilihan berdasarkan aturan-aturan umum
dengan sengaja menggagalkan pemungutan suara yang telah diadakan atau
mengadakan tipu muslihat yang menyebabkan putusan pemungutan suara itu lain
dari yang seharusnya diperoleh berdasarkan kartu-kartu pemungutan suara yang
masuk secara sah atau berdasarkan suara-suara yang dikeluarkan secara sah,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun.

Pasal 153
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal
146, dapat dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 ke 1 - 3.
(2) Dalam hal pemidanaan berdasarkan perumusan kejahatan dalam pasal 147 -
152, dapat dipidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 ke-3.
BAB V
KEJAHATAN TERHADAP KETERTIBAN UMUM

Pasal 153 bis


Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal 8, butir
32. Pasal
153 ter Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal 8,
butir 32.

Pasal 154
Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau
penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

Pasal 154a
Barang siapa menodai bendera kebangsaan Republik Indonesia dan lambang
Negara Republik Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.

Pasal 155
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan tulisan atau
lukisan di muka umum yang mengandung pernyataan perasaan permusuhan,
kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia, dengan maksud
supaya isinya diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun enam bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut pada waktu menjalankan
pencariannya dan pada saat itu belum lewat lima tahun sejak pemidanaannya
menjadi tetap karena melakukan kejahatan semacam itu juga, yang
bersangkutan dapat dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 156
Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau
penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah. Perkataan golongan dalam pasal ini dan
pasal berikutnya berarti tiap-tiap bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda
dengan suatu atau beberapa bagian lainnya karena ras, negeri asal, agama,
tempat, asal, keturunan, kebangsaan atau kedudukan menurut hukum tata
negara.

Pasal 156a
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan :
a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;
b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun
juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 157
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan tulisan atau
lukisan di muka umum, yang isinya mengandung pernyataan perasaan
permusuhan, kebencian atau penghinaan di antara atau terhadap golongan-
golongan rakyat Indonesia, dengan
maksud supaya isinya diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun enam bulan atau pidana denda
paling banyak empat rupiah lima ratus rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut padu waktu menjalankan
pencariannya dan pada saat, itu belum lewat lima tahun sejak
pemidanaannya menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, yang
bersangkutan dapat dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 158
Barang siapa menyelenggarakan pemilihan anggota untuk suatu lembaga
kenegaraan asing di Indonesia, atau menyiapkan ataupun memudahkan
pemilihan itu, baik yang diadakan di Indonesia maupun di luar negeri, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun atau pidana denda paling banyak
tujuh ribu lima ratus rupiah.

Pasal 159
Barang siapa turut serta dalam pemilihan umum, baik yang diadakan di Indonesia
maupun di luar negeri, seperti yang dimaksudkan dalam pasal 158, diancam
dengan pidana penjara paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak
seribu lima ratus rupiah.

Pasal 160
Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menghasut supaya
melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa umum atau
tidak menuruti baik ketentuan undang-undang maupun perintah jabatan yang
diberikan berdasar ketentuan undang-undang, diancam dengan pidana penjara
paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

Pasal 161
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum tulisan yang menghasut supaya melakukan perbuatan pidana,
menentang penguasa umum dengan kekerasan, atau menentang sesuatu hal
lain seperti tersebut dalam pasal di atas, dengan maksud supaya isi yang
menghasut diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut pada waktu menjalankan
pencariannya dan pada saat itu belum lewat lima tahun sejak pemidanaannya
menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, yang bersangkutan dapat
dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 161 bis


Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946, pasal 8, butir
34.

Pasal 162
Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menawarkan untuk
memberi keterangan, kesempatan atau sarana guna melakukan tindak pidana,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 163
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum tulisan yang berisi penawaran untuk memberi keterangan,
kesempatan atau sarana guna melakukan tindak pidana dengan maksud
supaya penawaran itu diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut pada waktu menjalankan
pencariannya dan pada saat itu belum lewat lima tahun sejak pemidanaannya
menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga yang bersangkutan dapat
dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 163 bis


(1) Barang siapa dengan menggunakan salah satu sarana tersebut dalam pasal
55 ke-2 berusaha menggerakkan orang lain supaya melakukan kejahatan,
dan kejahatan itu atau percobaan untuk itu dapat dipidana tidak terjadi,
diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda
paling banyak tiga ratus rupiah, tetapi dengan pengertian bahwa sekali-kali
tidak dapat dijatuhkan pidana yang lebih berat daripada
yang dapat dijatuhkan karena percobaan kejahatan atau apabila percobaan itu
tidak dapat dipidana karena kejahatan itu sendiri.
(2) Aturan tersebut tidak berlaku, jika tidak mengakibatkan kejahatan atau
percobaan kejahatan disebabkan karena kehendaknya sendiri.

Pasal 164
Barang siapa mengetahui ada sesuatu permufakatan untuk melakukan kejahatan
berdasarkan pasal-pasal 104, 106, 107, dan 108, 113, 115, 124, 187 atau 187 bis,
sedang masih ada waktu untuk mencegah kejahatan itu, dan dengan sengaja tidak
segera memberitahukan tentang hal itu kepada pejabat kehakiman atau kepolisian
atau kepada orang yang terancam oleh kejahatan itu, dipidana jika kejahatan itu
jadi dilakukan, dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah.

Pasal 165
(1) Barang siapa mengetahui ada niat untuk melakukan salah satu kejahatan
berdasarkan pasal-pasal 104, 106, 107, dan 108, 110 - 113, dan 115 - 129 dan
131 atau niat untuk lari dari tentara dalam masa perang, untuk desersi, untuk
membunuh dengan rencana, untuk menculik atau memerkosa atau
mengetahui adanya niat untuk melakukan kejahatan tersebut dalam bab 8
dalam kitab undang-undang ini, sepanjang kejahatan itu membahayakan
nyawa orang atau untuk melakukan salah satu kejahatan berdasarkan pasal-
pasal 224, 228, 250 atau salah satu kejahatan berdasarkan pasal-pasal 264
dan 275 sepanjang mengenai surat kredit yang diperuntukkan bagi
peredaran, sedang masih ada waktu untuk mencegah kejahatan itu, dan
dengan sengaja tidak segera memberitahukan hal itu kepada pejabat
kehakiman atau kepolisian atau kepada orang yang terancam oleh kejahatan
itu, dipidana jika kejahatan itu jadi dilakukan, dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
(2) Pidana tersebut diterapkan terhadap orang yang mengetahui bahwa
sesuatu kejahatan berdasarkan ayat 1 telah dilakukan, dan telah
membahayakan nyawa orang pada saat akibat masih dapat dicegah,
dengan sengaja tidak memberitahukannya kepada pihak- pihak tersebut
dalam ayat 1.

Pasal 166
Ketentuan dalam pasal 164 dan 165 tidak berlaku bagi orang yang dengan
memberitahukan itu mungkin mendatangkan bahaya penuntutan pidana bagi diri
sendiri, bagi seorang keluarganya sedarah atau semenda dalam garis lurus atau
garis menyimpang derajat kedua atau ketiga, bagi suami atau bekas suaminya, atau
bagi orang lain yang jika dituntut, berhubung dengan jabatan atau pencariannya,
dimungkinkan pembebasan menjadi saksi terhadap orang tersebut.

Pasal 167
(1) Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan
tertutup yang dipakai orang lain dengan melawan hukum atau berada di situ
dengan melawan hukum, dan atas permintaan yang berhak atau suruhannya
tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara paling lema
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan
anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu, atau barang
siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta bukan karena kekhilafan
masuk dan kedapatan di situ pada waktu malam, dianggap memaksa
masuk.
(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat
menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika yang
melakukan kejahatan dua orang atau lebih dengan bersekutu.

Pasal 168
(1) Barang siapa memaksa masuk ke dalam ruangan untuk dinas umum, atau
berada di situ dengan melawan hukum, dan atas permintaan pejabat yang
berwenang tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan
anak kunci palsu, perintah palsu, atau pakaian jabatan palsu, atau barang
siapa tidak setahu pejabat yang berwenang lebih dahulu serta bukan karena
kekhilafan masuk dan kedapatan di situ pada waktu malam, dianggap
memaksa masuk.
(3) Jika ia mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat
menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara menjadi paling lama satu
tahun empat bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga, jika yang
melakukan kejahatan dua orang atau lebih dengan bersekutu.

Pasal 169
(1) Turut serta dalam perkumpulan yang bertujuan melakukan kejahatan. atau
turut serta dalam perkumpulan lainnya yang dilarang oleh aturan-aturan
umum, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Turut serta dalam perkumpulan yang bertujuan melakukan pelanggaran,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(3) Terhadap pendiri atau pengurus, pidana dapat ditambah sepertiga.

Pasal 170
(1). Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2). Yang bersalah diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan sengaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan
mengakibatkan luka- luka;
2. dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan
mengakibatkan luka berat;
3. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut.
(3). Pasal 89 tidak diterapkan.

Pasal 171
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang no. 1 Tahun 1946, pasal 8, butir 37.

Pasal 172
Barang siapa dengan sengaja mengganggu ketenangan dengan mengeluarkan
teriakan-teriakan, atau tanda-tanda bahaya palsu, diancam dengan pidana penjara
paling lama tiga minggu atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Pasal 173
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan merintangi rapat,
umum yang diizinkan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun.

Pasal 174
Barang siapa dengan sengaja mengganggu rapat umum yang diizinkan dengan
jalan menimbulkan kekacauan atau suara gaduh, diancam dengan pidana
penjara paling lama tiga minggu atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.

Pasal 175
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan merintangi pertemuan
keagamaan yang bersifat umum dan diizinkan, atau upacara keagamaan yang
diizinkan, atau upacara penguburan jenazah, diancam dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan.

Pasal 176
Barang siapa dengan sengaja mengganggu pertemuan keagamaan yang bersifat,
umum dan diizinkan, atau upacara keagamaan yang diizinkan atau upacara
penguburan jenazah, dengan menimbulkan kekacauan atau suara gaduh,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu bulan dua minggu atau pidana
denda paling banyak seribu delapan ratus rupiah.

Pasal 177
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau
pidana denda paling banyak seribu delapan ratus rupiah :
1. barang siapa menertawakan seorang petugas agama dalam menjalankan
tugas yang diizinkan;
2. barang siapa menghina benda-benda untuk keperluan ibadat di tempat atau
pada waktu ibadat dilakukan.

Pasal 178
Barang siapa dengan sengaja merintangi atau menghalang-halangi jalan masuk
atau pengangkutan mayat ke kuburan yang diizinkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama satu bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak
seribu delapan ratus rupiah.

Pasal 179
Barang siapa dengan sengaja menodai kuburan atau dengan sengaja dan
melawan hukum menghancurkan atau merusak tanda peringatan di tempat
kuburan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.

Pasal 180
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menggali atau mengambil
jenazah atau memindahkan atau mengangkut jenazah yang sudah digali atau
diambil, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 181
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan
mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

BAB VI
PERKELAHIAN TANDING

Pasal 182
Dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan, diancam :
(1) barang siapa menantang seorang untuk perkelahian tanding atau
menyuruh orang menerima tantangan, bilamana hal itu mengakibatkan
perkelahian tanding;
(2) barang siapa dengan sengaja meneruskan tantangan, bilamana hal itu
mengakibatkan perkelahian tanding.
Pasal 183
Diancam dengan pidana penjara paling lama enam bulan atau pidana denda
paling tinggi tiga ratus rupiah, barang siapa di muka umum atau di hadapan
pihak ketiga mencerca atau mengejek seseorang oleh karena yang bersangkutan
tidak mau menentang atau menolak tantangan untuk perkelahian tanding.

Pasal 184
(1) Seseorang diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan,
jika ia dalam perkelahian tanding itu tidak melukai tubuh pihak lawannya.
(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun dan empat bulan,
barang siapa melukai tubuh lawannya.
(3) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun, barang siapa
melukai berat tubuh lawannya.
(4) Barang siapa yang merampas nyawa lawannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun, atau jika perkelahian tanding itu dilakukan
dengan perjanjian hidup atau mati, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
(5) Percobaan perkelahian tanding tidak dipidana.

Pasal 185
Barang siapa dalam perkelahian tanding merampas nyawa pihak lawan atau
melukai tubuhnya, maka diterapkan ketentuan-ketentuan mengenai pembunuhan
berencana, pembunuhan atau penganiayaan :
1. jika persyaratan tidak diatur terlebih dahulu;
2. jika perkelahian tanding tidak dilakukan di hadapan saksi kedua belah pihak;
3. jika pelaku dengan sengaja dan merugikan pihak lawan, bersalah melakukan
perbuatan penipuan atau yang menyimpang dari persyaratan.

Pasal 186
(1). Para saksi dan dokter yang menghadiri perkelahian tanding, tidak
dipidana.
(2). Para saksi diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama tiga tahun, jika persyaratan tidak
diatur terlebih dahulu, atau jika para saksi menghasut para pihak untuk
perkelahian tanding;
2. dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika para saksi
dengan sengaja dan merugikan salah satu atau kedua belah pihak,
bersalah melakukan perbuatan penipuan atau membiarkan para pihak
melakukan perbuatan penipuan, atau membiarkan dilakukan
penyimpangan daripada syarat-syarat;
3. ketentuan-ketentuan mengenai pembunuhan berencana, pembunuhan
atau penganiayaan diterapkan terhadap saksi dalam perkelahian
tanding, di mana satu pihak dirampas nyawanya atau menderita karena
dilukai tubuhnya, jika ia dengan sengaja dan merugikan pihak itu
bersalah melakukan perbuatan penipuan atau membiarkan
penyimpangan dari persyaratan yang merugikan yang dikalahkan atau
dilukai.
BAB VII
KEJAHATAN YANG MEMBAHAYAKAN KEAMANAN UMUM BAGI
ORANG ATAU BARANG

Pasal 187
Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam
:
1. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan
tersebut di atas timbul bahaya umum bagi barang;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan
tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
3. dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya
bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Pasal 187 bis


(1) Barang siapa membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai
persediaan, menyembunyikan, mengangkut atau memasukkan ke
Indonesia bahan-bahan, benda- benda atau perkakas-perkakas yang
diketahui atau selayaknya harus diduga bahwa diperuntukkan, atau kalau
ada kesempatan akan diperuntukkan, untuk menimbulkan ledakan yang
membahayakan nyawa orang atau menimbulkan bahaya umum bagi
barang, diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun;
(2) Tidak mampunya bahan-bahan, benda-benda atau perkakas-perkakas untuk
menimbulkan ledakan; seperti tersebut di atas, tidak menghapuskan
pengenaan pidana.

Pasal 187 ter


Permufakatan jahat, untuk melakukan salah satu kejahatan tersebut dalam pasal
187 dan 187 bis, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Pasal 188 ( L.N. 1960 - 1)


Barang siapa karena kesalahan (kealpaan) menyebabkan kebakaran, ledakan atau
banjir, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang, jika
karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain, atau jika karena
perbuatan itu mengakibatkan orang mati.

Pasal 189
Barang siapa pada waktu ada atau akan ada kebakaran, dengan sengaja dan
melawan hukum menyembunyikan atau membikin tak dapat dipakai perkakas-
perkakas atau alat-alat pemadam api atau dengan cara apa pun merintangi atau
menghalang-halangi pekerjaan memadamkan api, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.

Pasal 190
Barang siapa pada waktu ada, atau akan ada banjir, dengan sengaja dan melawan
hukum menyembunyikan atau membikin tak dapat dipakai bahan-bahan untuk
tanggul atau perkakas- perkakas atau menggagalkan usaha untuk membetulkan
tanggul-tanggul atau bangunan- bangunan pengairan, atau merintangi usaha
untuk mencegah atau menahan banjir, diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.

Pasal 191
Barang siapa dengan sengaja menghancurkan, membikin tak dapat dipakai atau
merusak bangunan untuk menahan atau menyalurkan diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun jika karena perbuatan itu timbul bahaya banjir.

Pasal 191 bis


Barang siapa dengan sengaja menghancurkan, merusak atau membikin tak dapat
dipakai bangunan listrik, atau menyebabkan jalan atau bekerjanya bangunan itu
terganggu, atau menggagalkan atau mempersukar usaha untuk menyelamatkan
atau membetulkan bangunan itu, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat, ribu lima ratus rupiah, jika karena perbuatan itu timbul
rintangan atau kesukaran dalam penyerahan tenaga listrik untuk kepentingan
umum;
2. dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika karena perbuatan itu
timbul bahaya umum bagi barang;
3. dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
4. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Pasal 191 ter


Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan suatu bangunan
listrik hancur, rusak atau tak dapat dipakai atau menyebabkan jalannya atau
bekerjanya bangunan itu terganggu, atau usaha untuk menyelamatkan atau
membetulkan bangunan itu gagal atau menjadi sukar, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana
kurungan
paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah, jika menimbulkan rintangan atau kesukaran dalam memberikan tenaga
listrik untuk kepentingan umum atau menimbulkan bahaya umum bagi
barang;
2. dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan
paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah, jika membahayakan nyawa orang lain;
3. dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun, jika mengakibatkan orang mati.

Pasal 192
Barang siapa dengan sengaja menghancurkan, membikin tak dapat dipakai
atau merusak bangunan untuk lalu lintas umum, atau merintangi jalan umum
darat atau air, atau menggagalkan usaha untuk pengamanan bangunan atau
jalan itu, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas dan mengakibatkan orang
mati.

Pasal 193
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan bangunan untuk
lalu lintas umum dihancurkan, tidak dapat dipakai atau merusak, atau menyebabkan
jalan umum darat atau air dirintangi, atau usaha untuk pengamanan bangunan atau
jalan itu digagalkan, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana
kurungan
paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas;
2. dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun, jika karena perbuatan itu mengakibatkan
orang mati.

Pasal 194
(1) Barang siapa dengan sengaja menimbulkan bahaya bagi lalu lintas umum
yang digerakkan oleh tenaga uap atau berkekuatan mesin lain di jalan
kereta api atau trem, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun.

Pasal 195
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menimbulkan bahaya bagi
lalu lintas umum yang digerakkan oleh tenaga uap atau kekuatan mesin lain
di jalan kereta api atau trem, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan
paling lama satu tahun.

Pasal 196
Barang siapa dengan sengaja menghancurkan, merusak, mengambil atau
memindahkan tanda untuk keamanan pelayaran, atau menggagalkan bekerjanya
atau memasang tanda yang keliru, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan pelayaran;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi keamanan pelayaran dan mengakibatkan
tenggelam atau terdamparnya kapal;
3. dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan itu timbul
bahaya bagi keamanan pelayaran dan mengakibatkan orang mati.
Pasal 197
Barang siapa karena kesalahan (kealpaan) menyebabkan tanda untuk keamanan
dihancurkan, dirusak; diambil atau dipindahkan, atau menyebabkan dipasang
anda yang keliru, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana
kurungan
paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah, jika karena perbuatan itu pelayaran tidak aman;
2. dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan
paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat, ribu lima
ratus rupiah, jika karena perbuatan itu mengakibatkan tenggelam atau
terdamparnya kapal,
3. dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun, jika karena perbuatan itu mengakibatkan
orang mati.

Pasal 198
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menenggelamkan atau
mendamparkan, menghancurkan, membikin tidak dapat dipakai atau merusak
kapal, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
2. dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan itu timbul
bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Pasal 199
Barang siapa karena kesalahan (kealpaannya) menyebabkan kapal
tenggelam atau terdampar, dihancurkan, tidak dapat dipakai atau
dirusak, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan
paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi orang lain;
2. dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun, jika karena perbuatan itu mengakibatkan
orang mati.

Pasal 200
Barang siapa dengan sengaja menghancurkan atau merusak gedung atau bangunan
diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang;
2. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
3. dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan itu timbul
bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Pasal 201
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan gedung
atau bangunan dihancurkan atau dirusak, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana
kurungan
paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah, jika perbuatan itu menimbulkan bahaya umum bagi barang;
2. dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan
paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah, jika perbuatan itu menimbulkan bahaya bagi nyawa orang;
3. dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun jika perbuatan itu mengakibatkan orang
mati.

Pasal 202
(1) Barang siapa memasukkan barang sesuatu ke dalam sumur, pompa, sumber
atau ke dalam perlengkapan air minum untuk umum atau untuk dipakai oleh
atau bersama-sama dengan orang lain, padahal diketahuinya bahwa karena
perbuatan itu air lalu berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun.

Pasal 203
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan bahwa
barang sesuatu dimasukkan ke dalam sumur, pompa, sumber atau ke
dalam perlengkapan air minum untuk umum atau untuk dipakai oleh, atau
bersama-sama dengan orang lain, sehingga karena perbuatan itu air lalu
berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama
enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 204
(1) Barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-bagikan
barang yang diketahuinya membahayakan nyawa atau kesehatan orang,
padahal sifat berbahaya itu tidak diberitahukan, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun.

Pasal 205
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan barang-
barang yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, dijual, diserahkan
atau dibagi-bagikan tanpa diketahui sifat berbahayanya oleh yang membeli
atau yang memperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana kurungan paling lama enam
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
kurungan paling lama satu tahun.
(3) Barang-barang itu dapat disita.

Pasal 206
(1) Dalam hal pemidanaan karena salah satu kejahatan berdasarkan bab ini,
yang bersalah dapat dilarang menjalankan pencariannya ketika melakukan
kejahatan tersebut.
(2) Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan dalam pasal 204 dan
205, hakim dapat memerintahkan supaya putusan diumumkan

BAB VIII
KEJAHATAN TERHADAP PENGUASA UMUM

Pasal 207
Barang siapa dengan sengaja di muka umum dengan lisan atau tulisan
menghina suatu penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 208
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum suatu tulisan atau lukisan yang memuat penghinaan terhadap
penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia dengan maksud supaya isi
yang menghina itu diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam pencariannya dan
ketika itu belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi
tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka yang bersangkutan dapat
dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 209
(1). Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang
pejabat dengan maksud menggerakkannya untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
2. barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau
berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Pencabutan hak
tersebut dalam pasal 35 No. 1- 4 dapat dijatuhkan.

Pasal 210
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun :
1. barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang hakim
dengan maksud untuk mempengaruhi putusan tentang perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili;
2. barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang yang
menurut ketentuan undang-undang ditentukan menjadi penasihat atau
adviseur untuk menghadiri sidang atau pengadilan, dengan maksud
untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan
berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk
diadili.
(2) Jika pemberian atau janji dilakukan dengan maksud supaya dalam perkara
pidana dijatuhkan pemidanaan, maka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
(3) Pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4 dapat dijatuhkan.

Pasal 211
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang pejabat
untuk melakukan perbuatan jabatan atau untuk tidak melakukan perbuatan jabatan
yang sah, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 212
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan melawan seorang pejabat
yang sedang menjalankan tugas yang sah, atau orang yang menurut kewajiban
undang-undang atau atas permintaan pejabat memberi pertolongan kepadanya,
diancam karena melawan pejabat,
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 213
Paksaan dan perlawanan berdasarkan pasal 211 dan 212 diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama lima tahun, jika kejahatan atau
perbuatan lainnya ketika itu mengakibatkan luka-luka;
2. dengan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan, jika
mengakibatkan luka- luka berat;
3. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun jika mengakibatkan orang
mati.

Pasal 214
(1) Paksaan dan perlawanan berdasarkan pasal 211 dan 212 jika dilakukan oleh
dua orang atau lebih dengan bersekutu, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
(2) Yang bersalah dikenakan :
1. pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan, jika
kejahatan atau perbuatan lainnya ketika itu mengakibatkan luka-
luka;
2. pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika mengakibatkan
luka berat;
3. pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika mengakibatkan
orang mati.

Pasal 215
Disamakan dengan pejabat dalam pasal 211 - 214 :
1. orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau
untuk sementara waktu diserahi menjalankan sesuatu jabatan umum;
2. pengurus dan para pegawai yang disumpah serta pekerja-pekerja pada
jawatan kereta api dan trem untuk lalu lintas umum, di mana pengangkutan
dijalankan dengan tenaga uap atau mesin lainnya.

Pasal 216
(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang
dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi
sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi
kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang
siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
tindakan guna menjalankan ketentuan undang- undang yang dilakukan oleh
salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak sembilan ribu
rupiah.
(2) Disamakan dengan penjahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut
ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu
diserahi tugas menjalankan jabatan umum.
(3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
pidananya dapat ditambah sepertiga.

Pasal 217
Barang siapa menimbulkan kegaduhan dalam sidang pengadilan atau di tempat
di mana seorang pejabat sedang menjalankan tugasnya yang sah di muka umum,
dan tidak pergi sesudah diperintah oleh atau atas nama penguasa yang
berwenang, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga minggu atau pidana
denda paling banyak seribu delapan ratus rupiah.

Pasal 218
Barang siapa pada waktu rakyat datang berkerumun dengan sengaja tidak segera
pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa yang berwenang,
diancam karena ikut serta perkelompokan dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

Pasal 219
Barang siapa secara melawan hukum merobek, membikin tak dapat dibaca atau
merusak maklumat yang diumumkan atas nama penguasa yang berwenang atau
menurut, ketentuan undang-undang, dengan maksud untuk mencegah atau
menyukarkan orang mengetahui isi maklumat itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama satu bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.

Pasal 220
Barang siapa memberitahukan atau mengadukan bahwa telah dilakukan suatu
perbuatan pidana, padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.
Pasal 221

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. barang siapa dengan sengaja menyembunyikan orang yang melakukan
kejahatan atau yang dituntut karena kejahatan, atau barang siapa memberi
pertolongan kepadanya untuk menghindari penyidikan atau penahanan
oleh penjahat kehakiman atau kepolisian,atau oleh orang lain yang
menurut ketentuan undang-undang terus menerus atau untuk sementara
waktu diserahi menjalankan jabatan kepolisian;
2. barang siapa setelah dilakukan suatu kejahatan dan dengan maksud
untuk menutupinya, atau untuk menghalang-halangi atau mempersukar
penyidikan atau penuntutannya, menghancurkan, menghilangkan,
menyembunyikan benda-benda terhadap mana atau dengan mana
kejahatan dilakukan atau bekas-bekas kejahatan lainnya, atau menariknya
dari pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat kehakiman atau kepolisian
maupun oleh orang lain, yang menurut ketentuan undang-undang terus-
menerus atau untuk sementara waktu diserahi menjalankan jabatan
kepolisian.
(2) Aturan di atas tidak berlaku bagi orang yang melakukan perbuatan tersebut
dengan maksud untuk menghindarkan atau menghalaukan bahaya
penuntutan terhadap seorang keluarga sedarah atau semenda garis lurus
atau dalam garis menyimpang derajat kedua atau ketiga, atau terhadap
suami/istrinya atau bekas suami/istrinya.

Pasal 222
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 223
Barang siapa dengan sengaja melepaskan atau memberi pertolongan ketika
meloloskan diri kepada orang yang ditahan atas perintah penguasa umum, atas
putusan atau ketetapan hakim, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan.

Pasal 224
Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-
undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-
undang yang harus dipenuhinya, diancam:
1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan;
2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan.
Pasal 225
Barang siapa dengan sengaja tidak memenuhi perintah undang-undang untuk
menyerahkan surat-surat yang dianggap palsu atau dipalsukan, atau yang harus
dipakai untuk dibandingkan dengan surat lain yang dianggap palsu atau
dipalsukan atau yang kebenarannya disangkal atau tidak diakui, diancam :
1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan;
2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan;

Pasal 226
Barang siapa dinyatakan pailit atau dalam keadaan tak mampu atau sebagai
suami/istri orang yang pailit dalam perkawinan dengan persatuan harta kekayaan
atau sebagai pengurus atau komisaris suatu perseroan, perkumpulan atau yayasan
yang dinyatakan pailit, dan dipanggil berdasarkan ketentuan undang-undang untuk
memberi keterangan, dengan sengaja tidak hadir tanpa alasan yang sah, atau
enggan memberi keterangan yang diminta ataupun dengan sengaja memberi
keterangan yang keliru, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan.

Pasal 227
Barang siapa melaksanakan suatu hak, padahal ia mengetahui bahwa dengan
putusan hakim hak tadi telah dicabut, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Pasal 228
Barang siapa dengan sengaja memakai tanda kepangkatan atau melakukan
perbuatan yang termasuk jabatan yang tidak dijabatnya atau yang ia
sementara dihentikan daripadanya,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 229
Barang siapa dengan sengaja memakai tanda kebesaran yang berhubungan
dengan pangkat atau gelar yang tidak dimilikinya, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.

Pasal 230
Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1946 pasal 8, butir 41.

Pasal 231
(1) Barang siapa dengan sengaja menarik suatu barang yang disita berdasarkan
ketentuan undang-undang atau yang dititipkan atas perintah hakim, atau
dengan mengetahui bahwa barang ditarik dari situ, menyembunyikannya,
diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
(2) Dengan pidana yang sama, diancam barang siapa dengan sengaja
menghancurkan, merusak atau membikin tak dapat dipakai barang yang
disita berdasarkan ketentuan undang-undang.
(3) Penyimpan barang yang dengan sengaja melakukan atau membiarkan
dilakukan salah satu kejahatan itu, atau sebagai pembantu menolong
perbuatan itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(4) Jika salah satu perbuatan dilakukan karena kealpaan penyimpan barang,
diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda
paling banyak seribu delapan ratus rupiah.
Pasal 232
(1) Barang siapa dengan sengaja memutus, membuang atau merusak
penyegelan suatu benda oleh atau atas nama penguasa umum yang
berwenang, atau dengan cara lain menggagalkan penutupan dengan segel,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
(2) Penyimpan barang yang dengan sengaja melakukan atau membiarkan
perbuatan tersebut, atau sebagai pembantu menolong perbuatan itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(3) Jika perbuatan dilakukan karena kealpaan penyimpan barang, diancam
dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda paling
banyak seribu delapan ratus rupiah.

Pasal 233
Barang siapa dengan sengaja menghancurkan, merusak, membikin tak dapat
dipakai, menghilangkan barang-barang yang digunakan untuk meyakinkan atau
membuktikan sesuatu di muka penguasa yang berwenang, akta-akta, surat-surat
atau daftar-daftar yang atas perintah
penguasa umum, terus-menerus atau untuk sementara waktu disimpan, atau
diserahkan kepada
seorang pejabat, ataupun kepada orang lain untuk kepentingan umum, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 234
Barang siapa dengan sengaja menarik dari alamatnya, membuka, atau merusak
surat- surat atau barang-barang lain yang diserahkan ke kantor pos atau kantor
telegram, atau yang telah dimasukkan dalam kotak pos atau dipercayakan kepada
seorang pembawa surat, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan.

Pasal 235
Jika yang bersalah melakukan salah satu kejahatan berdasarkan pasal 231 - 234,
masuk ke tempat kejahatan dengan membongkar, merusak atau memanjat,
dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu,
pidananya boleh ditambah menjadi lipat dua.

Pasal 236
Barang siapa pada waktu damai dengan memakai salah satu cara berdasarkan
pasal 55 No. 2 sengaja menganjurkan seorang anggota tentara dalam dinas
negara supaya melarikan diri, atau mempermudahnya menurut salah satu cara
berdasarkan pasal 56, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan.
Pasal 237
Barang siapa pada waktu damai dengan memakai salah satu cara berdasarkan
pasal 55 No. 2 sengaja menganjurkan supaya ada huru-hara atau pemberontakan
di kalangan anggota Angkatan Bersenjata dalam dinas Negara atau
mempermudahnya menurut sesuatu cara yang berdasarkan pasal 56, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 238
Barang siapa tanpa persetujuan Presiden mengajak masuk seorang menjadi
tentara negara asing, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 239
Barang siapa tanpa persetujuan Presiden mengajak seorang warga negara
Indonesia bekerja di luar Indonesia atau untuk mempertunjukkan di luar Indonesia
cara sewajarnya kehidupan rakyat Indonesia. diancam dengan pidana penjara
paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

Pasal 240
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan :
1. barang siapa dengan sengaja membikin atau menyuruh membikin
dirinya tak mampu untuk memenuhi kewajiban berdasarkan pasal 30
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
2. barang siapa atas permintaan orang lain, dengan sengaja membikin
orang itu tak mampu memenuhi kewajiban tersebut.
(2) Jika perbuatan terakhir mengakibatkan kematian. diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 241
Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. ditiadakan berdasarkan L.N. 1955 - 28;
2. barang siapa dalam pengangkut ternak yang diwajibkan memakai pas
pengantar, pada waktu mengangkut dengan sengaja memakai pas yang
diberikan untuk ternak lain, seolah-olah diberikan untuk yang diangkut.

BAB IX
SUMPAH PALSU DAN KETERANGAN PALSU

Pasal 242
(1) Barang siapa dalam keadaan di mana undang-undang menentukan supaya
memberi keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat hukum
kepada keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi keterangan
palsu di atas sumpah, baik dengan lisan atau tulisan, secara pribadi maupun
oleh kuasanya yang khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara pidana dan
merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(3) Disamakan dengan sumpah adalah janji atau penguatan diharuskan
menurut aturan- aturan umum atau yang menjadi pengganti sumpah.
(4) Pidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4 dapat dijatuhkan.
Pasal 243
Ditiadakan berdasarkan Stbl. 1931 No. 240.

BAB X
PEMALSUAN MATA UANG DAN UANG KERTAS

Pasal 244
Barang siapa meniru atau memalsu mata uang atau kertas yang dikeluarkan oleh
Negara atau Bank, dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh
mengedarkan mata uang atau uang kertas itu sebagai asli dan tidak dipalsu,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 245
Barang siapa dengan sengaja mengedarkan mata uang atau uang kertas yang
dikeluarkan oleh Negara atau Bank sebagai mata uang atau uang kertas asli dan
tidak dipalsu, padahal ditiru atau dipalsu olehnya sendiri, atau waktu diterima
diketahuinya bahwa tidak asli atau dipalsu, ataupun barang siapa menyimpan atau
memasukkan ke Indonesia mata uang dan uang kertas yang demikian, dengan
maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai uang asli dan
tidak dipalsu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 246
Barang siapa mengurangi nilai mata uang dengan maksud untuk mengeluarkan
atau menyuruh mengedarkan uang yang dikurangi nilainya itu, diancam karena
merusak uang dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Pasal 247
Barang siapa dengan sengaja mengedarkan mata uang yang dikurangi nilai
olehnya sendiri atau yang merusaknya waktu diterima diketahui sebagai uang yang
tidak rusak, ataupun barang siapa menyimpan atau memasukkan ke Indonesia
uang yang demikian itu dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh
mengedarkannya sebagai uang yang tidak rusak, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.

Pasal 248
Ditiadakan berdasarkan Stbl. 1938 No. 593.

Pasal 249
Barang siapa dengan sengaja mengedarkan mata uang yang tidak asli, dipalsu atau
dirusak atau uang kertas Negara atau Bank yang palsu atau dipalsu, diancam,
kecuali berdasarkan pasal 245 dan 247, dengan pidana penjara paling lama empat
bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 250
Barang siapa membuat atau mempunyai persediaan bahan atau benda yang
diketahuinya bahwa itu digunakan untuk meniru, memalsu atau mengurangi
nilai mata uang, atau untuk meniru atau memalsu uang kertas negara atau
bank, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 250 bis


Pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam bab ini :
maka mata uang palsu, dipalsu atau dirusak, uang kertas Negara atau Bank yang
palsu atau dipalsukan, bahan-bahan atau benda-benda yang menilik sifatnya
digunakan untuk meniru, memalsu atau mengurangi nilai mata uang atau uang
kertas, sepanjang dipakai untuk atau menjadi obyek dalam melakukan kejahatan,
dirampas, juga apabila barang-barang itu bukan kepunyaan terpidana.

Pasal 251
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau pidana denda paling
banyak sepuluh ribu rupiah, barang siapa dengan sengaja dan tanpa izin
Pemerintah, menyimpan atau memasukkan ke Indonesia keping-keping atau
lembar-lembaran perak, baik yang ada maupun yang tidak ada capnya atau
dikerjakan sedikit, mungkin dianggap sebagai mata uang, padahal tidak nyata-
nyata akan digunakan sebagai perhiasan atau tanda peringatan.

Pasal 252
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 244 -
247, maka hak-hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 No. 1 - 4 dapat dicabut.

BAB XI
PEMALSUAN METERAI DAN MEREK

Pasal 253
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun :
1. barang siapa meniru atau memalsu meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Indonesia, atau jika diperlukan tanda tangan untuk sahnya meterai itu, barang
siapa meniru atau memalsu tanda tangan, dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang lain memakai meterai itu sebagai meterai yang asli dan
tidak dipalsu atau yang sah;
2. barang siapa dengan maksud yang sama, membikin meterai
tersebut dengan menggunakan cap yang asli secara melawan
hukum.

Pasal 254
Diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun :
1. barang siapa membubuhi barang-barang emas atau perak dengan merek
Negara yang dipalsukan, atau dengan tanda keahlian menurut undang-
undang yang dipalsukan atau memalsu merek atau tanda yang asli dengan
maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai seolah-olah
merek atau tanda itu asli dan tidak dipalsu;
2. barang siapa dengan maksud yang sama membubuhi barang-barang
tersebut dengan merek atau tanda, dengan menggunakan cap yang asli
secara melawan hukum;
3. barang siapa memberi, menambah atau memindah merek Negara yang asli
atau tanda keahlian menurut undang-undang yang asli pada barang emas
atau perak yang lain daripada yang semula dibubuhi merek atau tanda itu,
dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai
barang itu seolah-olah merek atau tanda dari semula sudah dibubuhkan
pada barang itu.

Pasal 255
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun :
1. barang siapa membubuhi barang yang wajib ditera atau yang atas
permintaan yang berkepentingan diizinkan untuk ditera atau ditera lagi
dengan tanda tera Indonesia yang palsu, atau barang siapa memalsu tanda
tera yang asli, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain
memakai barang itu seolah-olah tanda teranya asli dan tidak dipalsu;
2. barang siapa dengan maksud yang sama membubuhi merek pada barang
tersebut dengan menggunakan cap yang asli secara melawan hukum;
3. barang siapa memberi, menambah atau memindahkan tera Indonesia yang
asli kepada barang yang lain daripada yang semula dibubuhi tanda itu,
dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai barang
itu seolah-olah tanda tersebut dari semula diadakan pada barang itu.

Pasal 256
Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun :
1. barang siapa membubuhi merek lain daripada yang tersebut dalam pasal
254 dan 255, yang menurut ketentuan undang-undang harus atau boleh
dibubuhi pada barang atau bungkusnya secara palsu pada barang atau
bungkus tersebut, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang
lain memakai barang itu seolah-olah mereknya asli dan tidak dipalsu;
2. barang siapa yang dengan maksud yang sama membubuhi merek pada
barang atau bungkusnya dengan memakai cap yang asli secara melawan
hukum;
3. barang siapa memakai merek yang asli untuk barang atau bungkusnya,
padahal merek itu bukan untuk barang atau bungkusnya itu, dengan maksud
untuk memakai atau
menyuruh orang lain memakai barang itu seolah-olah merek tersebut
ditentukan untuk barang itu.

Pasal 257
Barang siapa dengan sengaja memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan,
mempunyai persediaan untuk dijual, atau memasukkan ke Indonesia, meterai,
tanda atau merek yang tidak asli, dipalsu atau dibikin secara melawan hukum,
ataupun benda-benda di mana merek itu dibubuhkannya secara melawan hukum
seolah-olah meterai, tanda atau merek itu asli, tidak dipalsu dan tidak dibikin
secara melawan hukum, ataupun tidak dibubuhkan secara melawan hukum pada
benda-benda itu, diancam dengan pidana penjara sama dengan yang ditentukan
dalam pasal 253 - 256, menurut perbedaan yang ditentukan dalam pasal-pasal itu.

Pasal 258
(1) Barang siapa memalsu ukuran atau takaran, anak timbangan atau timbangan
sesudah dibubuhi tanda tera, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh
orang lain memakai
barang itu seolah-olah asli dan tidak dipalsu, diancam dengan pidana penjara
paling lama tiga tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai
ukuran atau takaran, anak timbangan atau timbangan yang dipalsu, seolah-
olah barang itu asli dan tidak dipalsu.

Pasal 259
(1) Barang siapa menghilangkan tanda apkir pada barang yang ditera
dengan maksud hendak memakai atau menyuruh orang lain memakai
barang itu seolah-olah tidak diapkir, diancam dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai,
menjual, menawarkan, menyerahkan atau mempunyai persediaan untuk
dijual suatu benda yang dihilangkan tanda apkirnya seolah-olah benda itu
tidak diapkir.

Pasal 260
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. barang siapa pada meterai Pemerintah Indonesia yang telah dipakai,
menghilangkan cap yang gunanya untuk tidak memungkinkan
dipakainya lagi, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang
lain memakai, seolah-olah meterai itu belum dipakai;
2. barang siapa pada meterai Pemerintah Indonesia yang telah dipakai,
dengan maksud yang sama menghilangkan tanda tangan, ciri atau
tanda saat dipakainya, yang menurut ketentuan undang-undang harus
dibubuhkan di atas atau pada meterai-meterai tersebut.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai,
menjual, menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan untuk dijual
atau memasukkan ke Indonesia meterai yang capnya, tanda tangannya, ciri
atau tanda saat dipakainya dihilangkan, seolah-olah meterai belum dipakai.

Pasal 260 bis


(1) Ketentuan dalam pasal 253, 256, 257, dan 260 berlaku juga menurut
perbedaan yang ditentukan dalam pasal-pasal itu, jika perbuatan yang
diterangkan di situ dilakukan terhadap meterai atau merek yang dipakai oleh
Jawatan Pos Indonesia atau suatu negara asing.
(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap meterai atau merek yang dipakai oleh
jawatan pos negara asing, maksimum pidana pokok yang ditentukan bagi
kejahatan itu dikurangi sepertiga.

Pasal 261
(1) Barang siapa menyimpan bahan atau benda yang diketahuinya
diperuntukkan untuk melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 253 atau dalam pasal 260 bis, berhubung dengan pasal 253,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Bahan-bahan dan barang-barang itu dirampas.
Pasal 262
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 253 -
260 bis, maka hak-hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 No. 1 - 4 dapat
dicabut.

BAB XII
PEMALSUAN SURAT

Pasal 263
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang
diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya
benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan
kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam
tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai
surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu
dapat menimbulkan kerugian.

Pasal 264
(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan
tahun, jika dilakukan terhadap :
1. akta-akta otentik;
2. surat hutang atau sertifikat hutang dari sesuatu negara atau bagiannya
ataupun dari suatu lembaga umum;
3. surat sero atau hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu
perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai :
4. talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang
diterangkan
Dalam 2 dan 3, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti
surat-surat
itu;
5. surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai
surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak sejati atau yang
dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu
dapat menimbulkan kerugian.

Pasal 265
Ditiadakan berdasarkan Stbl. 1926. No. 359 jo. No. 429.

Pasal 266
(1) Barang siapa menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta
otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta
itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai akta
itu seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran, diancam, jika
pemakaian itu dapat menimbulkan kerugian, dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun;
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai
surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak sejati atau yang
dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu
dapat menimbulkan kerugian.

Pasal 267
(1) Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu
tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun
(2) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang ke
dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhkan pidana
penjara paling lama delapan tahun enam bulan.
(3) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memakai surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenaran.

Pasal 268
(1) Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan dokter
tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dengan
maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau penanggung, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud yang
sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu,
seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu.

Pasal 269
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsu surat keterangan tanda
kelakuan baik, kecakapan, kemiskinan, kecacatan atau keadaan lain, dengan
maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat itu supaya
diterima dalam pekerjaan atau supaya menimbulkan kemurahan hati dan
pertolongan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat
bulan.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja
memakai surat keterangan yang palsu atau yang dipalsukan tersebut
dalam ayat pertama, seolah-olah surat itu sejati dan tidak dipalsukan.

Pasal 270
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan pas jalan atau surat
penggantinya, kartu keamanan, surat perintah jalan atau surat yang diberikan
menurut ketentuan undang-undang tentang pemberian izin kepada orang
asing untuk masuk dan menetap di Indonesia, ataupun barang siapa
menyuruh beri surat serupa itu atas nama palsu atau
nama kecil yang palsu atau dengan menunjuk pada keadaan palsu, dengan
maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat itu seolah-
olah sejati dan tidak dipalsukan atau seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenaran, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai
surat yang tidak benar atau yang dipalsu tersebut dalam ayat pertama,
seolah-olah benar dan tidak dipalsu atau seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenaran.
Pasal 271
(1) Barang siapa membuat palsu atau memalsukan surat pengantar bagi
kerbau atau sapi, atau menyuruh beri surat serupa itu atas nama palsu atau
dengan menunjuk pada
keadaan palsu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain
memakai surat itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memakai surat yang palsu atau yang dipalsukan tersebut dalam ayat
pertama, seolah-olah sejati dan tidak dipalsu atau seolah-olah isinya sesuai
dengan kebenaran.

Pasal 272
Ditiadakan berdasarkan S. 1926 No. 359 jo. No. 429.

Pasal 273
Ditiadakan berdasarkan S. 1926 No. 359 jo. No. 429.

Pasal 274
(1) Barang siapa membuat palsu atau memalsukan surat keterangan seorang
pejabat selaku penguasa yang sah, tentang hak milik atau hak lainnya atas
sesuatu barang, dengan maksud untuk memudahkan penjualan atau
penggadaiannya atau untuk menyesatkan pejabat kehakiman atau
kepolisian tentang asalnya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud
tersebut, memakai surat keterangan itu seolah-olah sejati dan tidak
dipalsukan.

Pasal 275
(1) Barang siapa menyimpan bahan atau benda yang diketahuinya bahwa
diperuntukkan untuk melakukan salah satu kejahatan berdasarkan pasal 264
No. 2 - 5, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Bahan-bahan dan benda-benda itu dirampas.

Pasal 276
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan dalam pasal 263 -
268, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4.

BAB XIII
KEJAHATAN TERHADAP ASAL-USUL DAN PERKAWINAN

Pasal 277
(1) Barang siapa dengan salah satu perbuatan sengaja menggelapkan asal-usul
orang, diancam karena penggelapan asal-usul, dengan pidana penjara
paling lama enam tahun.
(2) Pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4 dapat dinyatakan.

Pasal 278
Barang siapa mengakui seorang anak sebagai anaknya menurut peraturan Kitab
Undang- undang Hukum Perdata, padahal diketahuinya bahwa dia bukan ayah
dari anak tersebut, diancam karena melakukan pengakuan anak palsu dengan
pidana penjara paling lama tiga tahun.

Pasal 279
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun :
1. barang siapa mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa
perkawinan atau perkawinan - perkawinannya yang telah ada menjadi
penghalang yang sah untuk itu;
2. barang siapa mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa
perkawinan atau perkawinan-perkawinan pihak lain menjadi penghalang
untuk itu.
(2) Jika yang melakukan perbuatan berdasarkan ayat 1 butir 1
menyembunyikan kepada pihak lain bahwa perkawinan yang telah ada
menjadi penghalang yang sah untuk itu diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
(3) Pencabutan hak berdasarkan pasal No. 1 – 5 dapat dinyatakan.

Pasal 280
Barang siapa mengadakan perkawinan, padahal sengaja tidak memberi tahu
kepada pihak lain bahwa ada penghalang yang sah, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun, apabila kemudian berdasarkan penghalang
tersebut, perkawinan lalu dinyatakan tidak sah.

BAB XIV
KEJAHATAN TERHADAP KESUSILAAN

Pasal 281
Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan;
2. barang siapa dengan sengaja dan di depan orang lain yang ada di situ
bertentangan dengan kehendaknya, melanggar kesusilaan.

Pasal 282
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar
kesusilaan, atau barang siapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan
atau ditempelkan di muka umum, membikin tulisan, gambaran atau benda
tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya,
mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang
siapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta,
menawarkannya atau menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam
dengan pidana
penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling tinggi
empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum tulisan, gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan, ataupun
barang siapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempelkan di muka umum, membikin, memasukkan ke dalam negeri,
meneruskan mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun
barang siapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa
diminta, menawarkan, atau menunjuk sebagai bisa diperoleh, diancam, jika
ada alasan kuat baginya untuk menduga bahwa tulisan, gambaran atau benda
itu melanggar kesusilaan, dengan pidana paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama
sebagai pencarian atau kebiasaan, dapat dijatuhkan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah.

Pasal 283
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak sembilan ribu rupiah, barang siapa menawarkan,
memberikan untuk terus maupun untuk sementara waktu, menyerahkan
atau memperlihatkan tulisan, gambaran atau benda yang melanggar
kesusilaan, maupun alat untuk mencegah atau menggugurkan kehamilan
kepada seorang yang belum dewasa, dan yang diketahui atau sepatutnya
harus diduga bahwa umumnya belum tujuh belas tahun, jika isi tulisan,
gambaran, benda atau alat itu telah diketahuinya.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa membacakan isi tulisan
yang melanggar kesusilaan di muka orang yang belum dewasa sebagaimana
dimaksud dalam ayat yang lalu, jika isi tadi telah diketahuinya.
(3) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau pidana
kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan
ribu rupiah, barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus maupun
untuk sementara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan, tulisan,
gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk
mencegah atau menggugurkan kehamilan kepada seorang yang belum
dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat pertama, jika ada alasan kuat
baginya untuk menduga, bahwa tulisan, gambaran atau benda yang
melanggar kesusilaan atau alat itu adalah alat untuk mencegah atau
menggugurkan kehamilan.

Pasal 283 bis


Jika yang bersalah melakukan salah satu kejahatan tersebut dalam pasal 282 dan
283 dalam menjalankan pencariannya dan ketika itu belum lampau dua tahun
sejak adanya pemidanaan yang menjadi pasti karena kejahatan semacam itu
juga, maka dapat di cabut haknya untuk menjalankan pencarian tersebut.

Pasal 284

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan :

1. a. seorang pria yang telah kawin yang melakukan gendak (overspel),


padahal
diketahui bahwa1 pasal 27 BW berlaku baginya;
b. seorang wanita yang telah kawin yang melakukan gendak, padahal
diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku baginya;
2. a. seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal
diketahuinya bahwa yang turut bersalah telah kawin;
b. seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan
perbuatan itu, padahal diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah
telah kawin dan pasal 27 BW berlaku baginya.
(2) Tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/istri yang
tercemar, dan
bilamana bagi mereka berlaku pasal 27 BW, dalam tenggang waktu tiga
bulan
diikuti dengan permintaan bercerai atau pisah meja dan ranjang karena
alasan itu
juga.
(3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, 73, dan 75.

(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan
belum
dimulai.
(5) Jika bagi suami-istri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak diindahkan selama
Perkawinan belum diputuskan karena perceraian atau sebelum putusan yang
menyatakan pisah meja dan tempat tidur menjadi tetap.

Pasal 285
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan
perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Pasal 286
Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 287
(1) Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umumnya belum lima
belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk
dikawini, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur wanita belum
sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan pasal 291
dan pasal 294.
Pasal 288
(1) Barang siapa dalam perkawinan bersetubuh dengan seorang wanita yang
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa yang bersangkutan
belum waktunya untuk dikawini, apabila perbuatan mengakibatkan luka-
luka diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, dijatuhkan pidana penjara
paling lama delapan tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, dijatuhkan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.

Pasal 289
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena
melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 290
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun :
1. barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal
diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya;
2. barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umumnya belum
lima belas tahun atau kalau umumnya tidak jelas, yang bersangkutan
belum waktunya untuk dikawini;
3. barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus
diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak
jelas yang bersangkutan atau belum waktunya untuk dikawini, untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, atau bersetubuh di
luar perkawinan dengan orang lain.

Pasal 291
(1) Jika salah satu kejahatan berdasarkan pasal 286, 287, 289, dan 290
mengakibatkan luka- luka berat, dijatuhkan pidana penjara paling lama dua
belas tahun;
(2) Jika salah satu kejahatan berdasarkan pasal 285, 2 86, 287, 289 dan 290
mengakibatkan kematian dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.

Pasal 292
Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama
kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Pasal 293
(1) Barang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang,
menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau
dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan
baik tingkah lakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya,
diketahui atau selayaknya harus diduganya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang terhadap
dirinya dilakukan kejahatan itu.
(3) Tenggang waktu tersebut dalam pasal 74 bagi pengaduan ini adalah
masing-masing sembilan bulan dan dua belas bulan.
Pasal 294
(1) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya, anak tirinya, anak
angkatnya, anak di bawah pengawasannya yang belum dewasa, atau dengan
orang yang belum dewasa yang pemeliharaannya, pendidikan atau
penjagaannya diserahkan kepadanya atau pun dengan bujangnya atau
bawahannya yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama :
1. pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang karena
jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang penjagaannya
dipercayakan atau diserahkan kepadanya,
2. pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam
penjara, tempat pekerjaan negara, tempat pendidikan, rumah piatu,
rumah sakit, rumah sakit jiwa atau lembaga sosial, yang melakukan
perbuatan cabul dengan orang yang dimasukkan ke dalamnya.

Pasal 295

(1) Diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama lima tahun barang siapa dengan
sengaja menyebabkan atau memudahkan dilakukannya perbuatan cabul
oleh anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, atau anak di bawah
pengawasannya yang belum dewasa, atau oleh orang yang belum dewasa
yang pemeliharaannya, pendidikan atau penjagaannya diserahkan
kepadanya, ataupun oleh bujangnya atau bawahannya yang belum cukup
umur, dengan orang lain;
2. dengan pidana penjara paling lama empat tahun barang siapa dengan
sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul, kecuali
yang tersebut dalam butir 1 di atas, yang dilakukan oleh orang yang
diketahuinya belum dewasa atau yang sepatutnya harus diduganya
demikian, dengan orang lain.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan itu sebagai pencarian atau kebiasaan,
maka
pidana dapat ditambah sepertiga.

Pasal 296
Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul
oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pencarian atau
kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan
atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiah.

Pasal 297
Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki yang belum dewasa,
diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

Pasal 298
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan dalam pasal 281,
284 - 290
dan 292 - 297, pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 5 dapat
dinyatakan.
(2) Jika yang bersalah melakukan salah satu kejahatan berdasarkan pasal 292 -
297 dalam melakukan pencariannya, maka hak untuk melakukan pencarian
itu dapat dicabut.

Pasal 299
(1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat
puluh lima ribu rupiah.
(2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika
dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga
(3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencariannya, dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 300
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. barang siapa dengan sengaja menjual atau memberikan minuman
yang memabukkan kepada seseorang yang telah kelihatan mabuk;
Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki yang belum
dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
2. barang siapa dengan sengaja membikin mabuk seorang anak yang
umurnya belum cukup enam belas tahun;
3. barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
orang untuk minum minuman yang memabukkan.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(3) Jika perbuatan mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(4) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencariannya, dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian itu.

Pasal 301
Barang siapa memberi atau menyerahkan kepada orang lain seorang anak yang
ada di bawah kekuasaannya yang sah dan yang umumnya kurang dari dua belas
tahun, padahal diketahui bahwa anak itu akan dipakai untuk atau di waktu
melakukan pengemisan atau untuk pekerjaan yang berbahaya, atau yang dapat
merusak kesehatannya, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 302
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah karena melakukan penganiayaan
ringan terhadap hewan :
1. barang siapa tanpa tujuan yang patut atau secara melampaui batas,
dengan sengaja menyakiti atau melukai hewan atau merugikan
kesehatannya;
2. barang siapa tanpa tujuan yang patut atau dengan melampaui batas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, dengan sengaja tidak
memberi makanan yang diperlukan untuk hidup kepada hewan, yang
seluruhnya atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah
pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib dipeliharanya.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih dari seminggu, atau cacat atau
menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan, atau pidana denda paling
banyak tiga ratus rupiah, karena penganiayaan hewan.
(3) Jika hewan itu milik yang bersalah, maka hewan itu dapat
dirampas.
(4) Percobaan melakukan kejahatan tersebut tidak dipidana.

Pasal 303
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana
denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa
mendapat izin :
1. dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk
permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan
sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;
2. dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada
khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta
dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk
menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya
sesuatu tata cara;
3. menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian.
(2) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian
itu.
(3) Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada
umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan
belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ
termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan
lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau
bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.

Pasal 303 bis

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak sepuluh juta rupiah :
1. barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan
melanggar ketentuan Pasal 303;
2. barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau di pinggir jalan
umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali kalau ada
izin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk
mengadakan perjudian itu.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak ada
pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran ini,
dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana
denda paling banyak lima belas juta rupiah.

BAB XV
MENINGGALKAN ORANG YANG PERLU DITOLONG

Pasal 304
Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam
keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada
orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 305
Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk
ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri
daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.

Pasal 306
(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun enam bulan.
(2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 307
Jika yang melakukan kejahatan berdasarkan pasal 305 adalah bapak atau ibu
dari anak itu, maka pidana yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat
ditambah dengan sepertiga.

Pasal 308
Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya,
tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau
meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka
maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.
Pasal 309
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan dalam pasal 304 - 308,
maka hak-hak tersebut dalam pasal 35 No. 4 dapat dicabut.

BAB XVI
PENGHINAAN

Pasal 310
(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang
dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu
diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(3) Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela
diri.

Pasal 311
(1) Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis
dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak
membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang
diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 3 dapat dijatuhkan.

Pasal 312
Pembuktian akan kebenaran tuduhan hanya dibolehkan dalam hal-hal berikut :
1. apabila hakim memandang perlu untuk memeriksa kebenaran itu guna
menimbang keterangan terdakwa, bahwa perbuatan dilakukan demi
kepentingan umum, atau karena terpaksa untuk membela diri;
2. apabila seorang pejabat dituduh sesuatu hal dalam menjalankan tugasnya.

Pasal 313
Pembuktian yang dimaksud dalam pasal 312 tidak dibolehkan, jika hal yang
dituduhkan hanya dapat dituntut atas pengaduan dan pengaduan tidak
dimajukan.

Pasal 314
(1) Jika yang dihina, dengan putusan hakim yang menjadi tetap, dinyatakan
bersalah atas hal yang dituduhkan, maka pemidanaan karena fitnah tidak
mungkin.
(2) Jika dia dengan putusan hakim yang menjadi tetap dibebaskan dari hal yang
dituduhkan, maka putusan itu dipandang sebagai bukti sempurna bahwa hal
yang dituduhkan tidak benar.
(3) Jika terhadap yang dihina telah dimulai penuntutan pidana karena hal yang
dituduhkan padanya, maka penuntutan karena fitnah dihentikan sampai
mendapat putusan yang menjadi tetap tentang hal yang dituduhkan.

Pasal 315
Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau
pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum
dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau
perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya,
diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama empat
bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 316
Pidana yang ditentukan dalam pasal-pasal sebelumnya dalam bab ini, dapat
ditambah dengan sepertiga jika yang dihina adalah seorang pejabat pada waktu
atau karena menjalankan tugasnya yang sah.
Pasal 317
(1) Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan
palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang
seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancam
karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama
empat tahun,
(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 3 dapat dijatuhkan.

Pasal 318
(1) Barang siapa dengan sesuatu perbuatan sengaja menimbulkan secara palsu
persangkaan terhadap seseorang bahwa dia melakukan suatu perbuatan
pidana, diancam karena menimbulkan persangkaan palsu, dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 3 dapat dijatuhkan.
Pasal 319 Penghinaan yang diancam dengan pidana menurut bab ini, tidak
dituntut jika tidak ada pengaduan dari orang yang terkena kejahatan itu,
kecuali berdasarkan pasal
316.

Pasal 320
(1) Barang siapa terhadap seseorang yang sudah mati melakukan perbuatan
yang kalau orang itu masih hidup akan merupakan pencemaran atau
pencemaran tertulis, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
(2) Kejahatan ini tidak dituntut kalau tidak ada pengaduan dari salah seorang
keluarga sedarah maupun semenda dalam garis lurus atau menyimpang
sampai derajat kedua dari yang mati itu, atau atas pengaduan suami
(istri)nya.
(3) Jika karena lembaga matriarkhal kekuasaan bapak dilakukan oleh orang
lain daripada bapak, maka kejahatan juga dapat dituntut atas pengaduan
orang itu.

Pasal 321
(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka
umum tulisan atau gambaran yang isinya menghina atau bagi orang yang
sudah mati mencemarkan namanya, dengan maksud supaya isi surat atau
gambar itu diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan
pidana penjara paling lama satu bulan dua minggu atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika Yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencariannya, sedangkan ketika itu belum lampau dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
dapat. dicabut haknya untuk menjalankan pencarian tersebut.
(3) Kejahatan ini tidak dituntut kalau tidak ada pengaduan dari orang yang
ditunjuk dalam pasal 319 dan pasal 320, ayat kedua dan ketiga.

BAB XVII
MEMBUKA RAHASIA

Pasal 322
(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya
karena jabatan atau pencariannya, baik yang sekarang maupun yang
dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu
hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Pasal 323
(1) Barang siapa dengan sengaja memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu
perusahaan dagang, kerajinan atau pertanian, di mana ia bekerja atau dahulu
bekerja, yang harus dirahasiakannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
(2) Kejahatan ini hanya dituntut atas pengaduan pengurus perusahaan itu.

BAB XVIII
KEJAHATAN TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG

Pasal 324
Barang siapa dengan biaya sendiri atau biaya orang lain menjalankan perniagaan
budak atau melakukan perbuatan perniagaan budak atau dengan sengaja turut
serta secara langsung atau tidak langsung dalam salah satu perbuatan tersebut di
atas, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Pasal 325
(1) Barang siapa sebagai nakhoda bekerja atau bertugas di kapal, sedang
diketahuinya bahwa kapal itu dipergunakan untuk tujuan perniagaan budak,
atau dipakai kapal itu untuk perniagaan budak, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Bilamana pengangkutan itu mengakibatkan kematian seorang budak atau
lebih, maka nakhoda diancam dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.

Pasal 326
Barang siapa bekerja sebagai awak kapal di sebuah kapal, sedang diketahuinya
bahwa kapal itu dipergunakan untuk tujuan atau keperluan perniagaan budak,
atau dengan sukarela tetap bertugas setelah mendengar bahwa kapal itu
dipergunakan untuk tujuan atau keperluan perniagaan budak, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 327
Barang siapa dengan biaya sendiri atau biaya orang lain, secara langsung atau
tidak langsung bekerja sama untuk menyewakan, mengangkutkan atau
mengasuransikan sebuah kapal, sedang diketahuinya bahwa kapal itu
dipergunakan untuk tujuan perniagaan budak, diancam dengan pidana penjara
paling lama delapan tahun.

Pasal 328

Barang siapa membawa pergi seorang dari tempat kediamannya atau tempat
tinggalnya sementara dengan maksud untuk menempatkan orang itu secara
melawan hukum di bawah kekuasaannya atau kekuasaan orang lain, atau untuk
menempatkan dia dalam keadaan sengsara, diancam karena penculikan dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Pasal 329
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengangkut orang ke daerah
lain, padahal orang itu telah membuat perjanjian untuk bekerja di suatu tempat
tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 330
(1) Barang siapa dengan sengaja menarik seorang yang belum cukup umur dari
kekuasaan yang menurut undang-undang ditentukan atas dirinya, atau dari
pengawasan orang yang berwenang untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Bilamana dalam hal ini dilakukan tipu muslihat, kekerasan atau ancaman
kekerasan, atau bilamana anaknya belum berumur dua belas tahun,
dijatuhkan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 331
Orang siapa dengan sengaja menyembunyikan orang yang belum dewasa yang
ditarik atau menarik sendiri dari kekuasaan yang menurut undang-undang
ditentukan atas dirinya. atau dari pengawasan orang yang berwenang untuk itu,
atau dengan sengaja menariknya dari
pengusutan pejabat kehakiman atau kepolisian diancam dengan penjara paling
lama empat tahun, atau jika anak itu berumur di bawah dua belas tahun, dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 332
(1) Bersalah melarikan wanita diancam dengan pidana penjara;
a. paling lama tujuh tahun, barang siapa membawa pergi seorang wanita
yang belum dewasa, tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya
tetapi dengan persetujuannya. dengan maksud untuk memastikan
penguasaan terhadap wanita itu, baik di dalam maupun di luar
perkawinan;
b. paling lama sembilan tahun, barang siapa membawa pergi seorang
wanita dengan tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan,
dengan maksud untuk memastikan penguasaannya terhadap wanita
itu, baik di dalam maupun di luar perkawinan.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan.
(3) Pengaduan dilakukan :
a. jika wanita ketika dibawa pergi belum dewasa, oleh dia sendiri atau
orang lain yang harus memberi izin bila dia kawin;
b. jika wanita ketika dibawa pergi sudah dewasa, oleh dia sendiri atau oleh
suaminya.
(4) Jika yang membawa pergi lalu kawin dengan wanita yang dibawa pergi
dan terhadap perkawinan itu berlaku aturan-aturan Burgerlijk Wetboek,
maka tak dapat dijatuhkan pidana sebelum perkawinan itu dinyatakan
batal.

Pasal 333
(1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum merampas kemerdekaan
seseorang, atau meneruskan perampasan kemerdekaan yang demikian,
diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat maka yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun
(4) Pidana yang ditentukan dalam pasal ini diterapkan juga bagi orang yang
dengan
sengaja dan melawan hukum memberi tempat untuk perampasan
kemerdekaan.

Pasal 334
(1) Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan seorang dirampas
kemerdekaannya secara melawan hukum, atau diteruskannya perampasan
kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana kurungan paling
lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, maka yang bersalah
diancam dengan pidana kurungan paling lama sembilan bulan.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu
tahun.

Pasal 335
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah :
1. barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya
melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan
memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak
menyenangkan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu
perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan, baik
terhadap orang itu sendiri maupun orang lain;
2. barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak
melakukan atau membiarkan sesuatu dengan ancaman
pencemaran atau pencemaran tertulis.
(2) Dalam hal sebagaimana dirumuskan dalam butir 2, kejahatan hanya
dituntut atas pengaduan orang yang terkena.

Pasal 336
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan,
barang siapa mengancam dengan kekerasan terhadap orang atau barang
secara terang-terangan dengan tenaga bersama, dengan suatu kejahatan
yang menimbulkan bahaya umum bagi keamanan orang atau barang, dengan
perkosaan atau perbuatan yang melanggar kehormatan kesusilaan, dengan
sesuatu kejahatan terhadap nyawa, dengan penganiayaan berat atau dengan
pembakaran.
(2) Bilamana ancaman dilakukan secara tertulis dan dengan syarat tertentu, maka
dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun.

Pasal 337

Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan dalam pasal 324 - 333
dan pasal 336 ayat kedua, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35
No. 1 - 4.
BAB XIX
KEJAHATAN TERHADAP NYAWA

Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 339
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana,
yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari
pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan
barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
dua puluh tahun.

Pasal 341
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.

Pasal 342
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan
anak sendiri dengan rencana, dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak
dengan rencana.

Pasal 344
Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang
jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
Pasal 345
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya
dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri. Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.

Pasal 347
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal
346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal
itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan.

Pasal 350
Dalam hal pemidanaan karena pembunuhan, karena pembunuhan dengan rencana,
atau karena salah satu kejahatan berdasarkan Pasal 344, 347 dan 348, dapat
dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1- 5.

BAB XX
PENGANIAYAAN

Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan
pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang
yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang
bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 353
(1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(3) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun

Pasal 354
(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun.

Pasal 355
(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 356
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah
dengan sepertiga :
1. bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah,
istrinya atau anaknya;
2. jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena
menjalankan tugasnya yang sah;
3. jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi
nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.

Pasal 357
Dalam hal pemidanaan karena salah satu kejahatan berdasarkan pasal 353
dan 355, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 30 No. 1 - 4.
Pasal 358
Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana
terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang
khusus dilakukan olehnya, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat
penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat;
2. dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika akibatnya ada yang mati.

BAB XXI
MENYEBABKAN MATI ATAU LUKA-LUKA KARENA KEALPAAN

Pasal 359
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan
paling lama satu tahun.

Pasal 360
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat
ribu lima ratus rupiah.

Pasal 361
Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu
jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang
bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana
dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya
diumumkan.

BAB XXII
PENCURIAN

Pasal 362
Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Pasal 363
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun :
1. pencurian ternak;
2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau
gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan
kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang;
3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di
situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;
4. pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau
untuk sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak,
memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu,
perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal
dalam
butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.

Pasal 364
Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 butir 4, begitu pun
perbuatan yang diterangkan dalam pasal 363 butir 5, apabila tidak dilakukan
dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga
barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima rupiah, diancam karena
pencurian ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak dua ratus lima puluh rupiah.

Pasal 365

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang
didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,
terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan
diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang
dicuri.
(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun :
1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di berjalan;
2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
3. jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau
memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau
pakaian jabatan palsu.
4. jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.
(3) Jika perbuatan mengakibatkan kematian maka diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan
mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan
dalam no. 1 dan 3.

Pasal 366
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu perbuatan yang dirumuskan dalam
pasal 362.
363, dan 865 dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4.
Pasal 367
(1) Jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan dalam bab ini adalah
suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan dan tidak terpisah meja dan
ranjang atau terpisah harta kekayaan, maka terhadap pembuat atau
pembantu itu tidak mungkin diadakan tuntutan pidana.
(2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan ranjang atau terpisah
harta kekayaan, atau jika dia adalah keluarga sedarah atau semenda, baik
dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat kedua maka terhadap
orang itu hanya mungkin diadakan penuntutan jika ada pengaduan yang
terkena kejahatan.
(3) Jika menurut lembaga matriarkhal kekuasaan bapak dilakukan oleh orang
lain daripada bapak kandung (sendiri), maka ketentuan ayat di atas berlaku
juga bagi orang itu.

BAB XXIII
PEMERASAN DAN PENGANCAMAN

Pasal 368
(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena
pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.
(2) Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan
ini.

Pasal 369
(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum. dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan
maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa
seorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang itu atau orang lain. atau supaya membuat hutang atau
menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
(2) Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena
kejahatan.

Pasal 370
Ketentuan pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang di rumuskan dalam bab
ini.
Pasal 37l
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam
bab ini dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 4.

BAB XXIV
PENGGELAPAN

Pasal 372
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah.

Pasal 373
Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372 apabila yang digelapkan bukan
ternak dan harganya tidak lebih dari dua puluh lima rupiah, diancam sebagai
penggelapan ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana
denda paling banyak dua ratus lima puluh rupiah.

Pasal 374
Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap
barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau
karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun.

Pasal 375
Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi barang
untuk disimpan, atau yang dilakukan oleh wali pengampu, pengurus atau
pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap barang
sesuatu yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana penjara
paling lama enam tahun.

Pasal 376
Ketentuan dalam pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan
dalam bab ini.

Pasal 377
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan
dalam pasal
372, 374, dan 375 hakim dapat memerintahkan supaya putusan
diumumkan dan dicabutnya hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4.
(2) Jika kejahatan dilakukan dalam menjalankan pencarian maka dapat dicabut
haknya untuk menjalankan pencarian itu.

BAB XXV
PERBUATAN CURANG

Pasal 378
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang
maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.

Pasal 379

Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 378, jika barang yang diserahkan itu
bukan ternak dan harga daripada barang, hutang atau piutang itu tidak lebih dari
dua puluh lima rupiah diancam sebagai penipuan ringan dengan pidana penjara
paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak dua ratus lima puluh
rupiah.

Pasal 379a
Barang siapa menjadikan sebagai mata pencarian atau kebiasaan untuk
membeli barang- barang, dengan maksud supaya tanpa pembayaran
seluruhnya memastikan penguasaan terhadap barang- barang itu untuk diri
sendiri maupun orang lain diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.

Pasal 380
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak lima ribu rupiah :
1. barang siapa menaruh suatu nama atau tanda secara palsu di atas atau
di dalam suatu hasil kesusastraan, keilmuan, kesenian atau kerajinan,
atau memalsu nama atau tanda yang asli, dengan maksud supaya orang
mengira bahwa itu benar-benar buah hasil orang yang nama atau
tandanya ditaruh olehnya di atas atau di
dalamnya tadi;
2. barang siapa dengan sengaja menjual menawarkan menyerahkan,
mempunyai persediaan untuk dijual atau memasukkan ke Indonesia,
hasil kesusastraan, keilmuan, kesenian atau kerajinan. yang di dalam
atau di atasnya telah ditaruh nama atau tanda yang palsu, atau yang
nama atau tandanya yang asli telah dipalsui, seakan-akan itu benar-
benar hasil orang yang nama atau tandanya telah ditaruh secara palsu
tadi.
(2) Jika hasil itu kepunyaan terpidana, maka boleh dirampas.

Pasal 381
Barang siapa dengan jalan tipu muslihat menyesatkan penanggung asuransi
mengenai keadaan- keadaan yang berhubungan dengan pertanggungan sehingga
disetujui perjanjian, hal mana tentu tidak akan disetujuinya atau setidak-tidaknya
tidak dengan syarat- syarat yang demikian, jika diketahuinya keadaan-keadaan
sebenarnya diancam dengan pidana penjara paling lama
satu tahun empat bulan.

Pasal 382
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum. atas kerugian penanggung asuransi atau pemegang surat
bodemerij yang sah. menimbulkan kebakaran atau ledakan pada suatu barang
yang dipertanggungkan terhadap bahaya kebakaran, atau mengaramkan.
mendamparkan. menghancurkan, merusakkan. atau membikin tak dapat dipakai.
kapal yang dipertanggungkan atau yang muatannya maupun upah yang akan
diterima untuk pengangkutan muatannya yang dipertanggungkan, ataupun yang
atasnya telah diterima uang bodemerij diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun.

Pasal 382 bis

Barang siapa untuk mendapatkan, melangsungkan atau memperluas hasil


perdagangan atau perusahaan milik sendiri atau orang lain, melakukan perbuatan
curang untuk menyesatkan khalayak umum atau seorang tertentu, diancam, jika
perbuatan itu dapat menimbulkan kerugian bagi konkuren-konkurennya atau
konkuren-konkuren orang lain, karena persaingan curang, dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak tiga belas
ribu lima ratus rupiah.

Pasal 383
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan, seorang
penjual yang berbuat curang terhadap pembeli :
1. karena sengaja menyerahkan barang lain daripada yang ditunjuk untuk dibeli;
2. mengenai jenis, keadaan atau jumlah barang yang diserahkan, dengan
menggunakan tipu muslihat.

Pasal 383 bis


Seorang pemegang kognosemen yang sengaja mempergunakan beberapa
eksemplar dari surat tersebut dengan titel yang memberatkan, dan untuk
beberapa orang penerima, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan.

Pasal 384
Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 383, diancam dengan pidana penjara
paling lama tiga bulan atau denda paling banyak dua ratus lima puluh rupiah, jika
jumlah keuntungan yang di peroleh tidak lebih dari dua puluh lima rupiah.

Pasal 385
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun :
1. barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, menjual, menukarkan atau membebani dengan
credietverband sesuatu hak
tanah yang telah besertifikat, sesuatu gedung, bangunan, penanaman atau
pembenihan di atas tanah yang belum besertifikat, padahal diketahui bahwa
yang mempunyai atau turut mempunyai hak di atasnya adalah orang lain;
2. barang siapa dengan maksud yang sama menjual, menukarkan atau
membebani dengan credietverband, sesuatu hak tanah yang belum
besertifikat yang telah dibebani credietverband atau sesuatu gedung
bangunan. penanaman atau pembenihan di atas tanah yang juga telah
dibebani demikian, tanpa memberitahukan tentang adanya beban itu
kepada pihak yang lain;
3. barang siapa dengan maksud yang sama mengadakan credietverband
mengenai sesuatu hak tanah yang belum besertifikat. dengan
menyembunyikan kepada pihak lain bahwa tanah yang berhubungan
dengan hak tadi sudah digadaikan;
4. barang siapa dengan maksud yang sama, menggadaikan atau menyewakan
tanah dengan hak tanah yang belum besertifikat padahal diketahui bahwa
orang lain yang mempunyai atau turut mempunyai hak atas tanah itu :
5. barang siapa dengan maksud yang sama, menjual atau menukarkan tanah
dengan hak tanah yang belum besertifikat yang telah digadaikan, padahal
tidak diberitahukannya kepada pihak yang lain bahwa tanah itu telah
digadaikan;
6. barang siapa dengan maksud yang sama menjual atau menukarkan tanah
dengan hak tanah yang belum besertifikat untuk suatu masa, padahal
diketahui, bahwa tanah itu telah disewakan kepada orang lain untuk masa
itu juga.

Pasal 386
(1) Barang siapa menjual, menawarkan atau menyerahkan barang makanan,
minuman atau obat-obatan yang diketahuinya bahwa itu dipalsui, dan
menyembunyikan hal itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
(2) Bahan makanan, minuman atau obat-obatan itu dipalsui jika nilainya atau
faedahnya menjadi kurang karena sudah dicampur dengan sesuatu bahan
lain.

Pasal 387
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun seorang
pemborong atau ahli bangunan atau penjual bahan-bahan bangunan, yang
pada waktu membuat bangunan atau pada waktu menyerahkan bahan-
bahan bangunan, melakukan sesuatu perbuatan curang yang dapat
membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara
dalam keadaan perang.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa yang bertugas mengawasi
pembangunan atau penyerahan barang-barang itu, sengaja membiarkan
perbuatan yang curang itu.

Pasal 388
(1) Barang siapa pada waktu menyerahkan barang keperluan Angkatan Laut
atau Angkatan Darat melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan kesempatan negara dalam keadaan perang diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa yang bertugas mengawasi
penyerahan barang-barang itu, dengan sengaja membiarkan perbuatan yang
curang itu.

Pasal 389
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara
melawan hukum, menghancurkan, memindahkan, membuang atau membikin tak
dapat dipakai sesuatu yang digunakan untuk menentukan batas pekarangan,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.

Pasal 390
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan menyiarkan kabar bohong yang menyebabkan
harga barang- barang dagangan, dana-dana atau surat-surat berharga menjadi
turun atau naik diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan

Pasal 391
Barang siapa menerima kewajiban untuk, atau memberi pertolongan pada
penempatan surat hutang sesuatu negara atau bagiannya, atau sesuatu lembaga
umum sero, atau surat hutang sesuatu perkumpulan, yayasan atau perseroan,
mencoba menggerakkan khalayak umum untuk pendaftaran atau penyertaannya,
dengan sengaja menyembunyikan atau mengurangkan keadaan yang sebenarnya
atau dengan membayang-bayangkan keadaan yang palsu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.

Pasal 392
Seorang pengusaha, seorang pengurus atau komisaris persero terbatas,
maskapai andil Indonesia atau koperasi, yang sengaja mengumumkan daftar
atau neraca yang tidak benar, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan.

Pasal 393
(1) Barang siapa memasukkan ke Indonesia tanpa tujuan jelas untuk
mengeluarkan lagi dari Indonesia, menjual, menawarkan, menyerahkan,
membagikan atau mempunyai persediaan untuk dijual atau dibagi-bagikan.
barang-barang yang diketahui atau sepatutnya harus diduganya bahwa pada
barangnya itu sendiri atau pada bungkusnya dipakaikan secara palsu, nama
firma atau merek yang menjadi hak orang lain atau untuk menyatakan
asalnya barang, nama sebuah tempat tertentu, dengan ditambahkan nama
atau firma yang khayal, ataupun pada barangnya sendiri atau pada
bungkusnya ditirukan nama, firma atau merek yang demikian sekalipun
dengan sedikit perubahan, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak sembilan ribu
rupiah.
(2) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat lima tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga dapat
dijatuhkan pidana penjara paling lama sembilan bulan.

Pasal 393 bis


(1) Seorang pengacara yang sengaja memasukkan atau menyuruh masukkan
dalam surat permohonan cerai atau pisah meja dan ranjang, atau dalam surat
permohonan pailit, keterangan-keterangan tentang tempat tinggal atau
kediaman tergugat atau penghutang, padahal diketahui atau sepatutnya
harus diduganya bahwa keterangan-keterangan itu bertentangan dengan
yang sebenarnya, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama ialah si suami (istri) yang mengajukan
gugatan atau si pemiutang yang memasukkan permintaan pailit, yang sengaja
memberi keterangan palsu kepada pengacara yang dimaksudkan dalam ayat
pertama.

Pasal 394
Ketentuan pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan dalam
bab ini kecuali yang dirumuskan dalam ayat kedua pasal 393 bis, sepanjang
kejahatan dilakukan mengenai keterangan untuk mohon cerai atau pisah meja
dan ranjang

Pasal 395
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan
dalam bab ini, hakim dapat memerintahkan pengumuman putusannya dan
yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian ketika
kejahatan di lakukan.
(2) Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan
dalam pasal
378 382, 385, 387, 388, 393 bis dapat dijatuhkan pencabutan hak-hak
berdasarkan pasal No. 1 - 4.

BAB XXVI
PERBUATAN MERUGIKAN PEMIUTANG ATAU ORANG
YANG MEMPUNYAI HAK

Pasal 396
Seorang pengusaha yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang diizinkan
melepaskan budel oleh pengadilan, diancam karena merugikan pemiutang
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan :
1. jika pengeluarannya melewati batas;
2. jika yang bersangkutan dengan maksud untuk menangguhkan
kepailitannya telah meminjam uang dengan syarat-syarat yang
memberatkan sedang diketahuinya bahwa pinjaman itu tiada mencegah
kepailitan;
3. jika dia tak dapat memperlihatkan dalam keadaan tak diubah buku-buku dan
surat-surat untuk catatan menurut pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang dan tulisan- tulisan yang harus disimpannya menurut pasal itu.

Pasal 397
Seorang pengusaha yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau diizinkan
melepaskan budel oleh pengadilan, diancam karena merugikan pemiutang secara
curang jika yang bersangkutan untuk mengurangi hak pemiutang secara curang :
1. membikin pengeluaran yang tak ada, maupun tidak membukukan
pendapatan, atau menarik barang sesuatu dari budel;
2. telah melijerkan (vervreemden) barang sesuatu dengan cuma-cuma atau
jelas di bawah harganya;
3. dengan suatu cara menguntungkan salah seorang pemiutang di waktu
pailitnya atau pada saat di mana diketahui bahwa keadaan tersebut tak dapat
dicegah;
4. tidak memenuhi kewajiban untuk mengadakan pencatatan menurut pasal 6
ayat pertama Kitab Undang-undang Hukum Dagang atau untuk menyimpan
dan memperlihatkan buku-buku, surat-surat, dan tulisan-tulisan yang
dimaksud dalam ayat ketiga pasal tersebut.

Pasal 398
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas, maskapai andil Indonesia
atau perkumpulan koperasi yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang
diperintahkan penyelesaian oleh pengadilan, diancam dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan :
1. jika yang bersangkutan turut membantu atau mengizinkan untuk melakukan
perbuatan- perbuatan yang bertentangan dengan anggaran dasar, sehingga
oleh karena itu seluruh atau sebagian besar dari kerugian diderita oleh
perseroan, maskapai atau perkumpulan,
2. jika yang bersangkutan dengan maksud untuk menangguhkan kepailitan atau
penyelesaian perseroan, maskapai atau perkumpulan. turut membantu atau
mengizinkan
peminjaman uang dengan syarat-syarat yang memberatkan, padahal
diketahuinya tak dapat dicegah keadaan pailit atau penyelesaiannya;
3. jika yang bersangkutan dapat dipersalahkan tidak memenuhi kewajiban yang
diterangkan dalam pasal 6 ayat pertama Kitab Undang-undang Hukum
Dagang dan pasal 27 ayat pertama ordonansi tentang maskapai andil
Indonesia, atau bahwa buku-buku dan surat- surat yang memuat catatan-
catatan dan tulisan-tulisan yang disimpan menurut pasal tadi, tidak dapat di
perlihatkan dalam keadaan tak diubah.

Pasal 399
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas, maskapai andil Indonesia
atau perkumpulan koperasi yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang
penyelesaiannya diperintahkan oleh pengadilan, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun jika yang bersangkutan mengurangi secara curang hak-hak
pemiutang dari perseroan maskapai atau perkumpulan untuk :
1. membikin pengeluaran yang tak ada, maupun tidak membukukan
pendapatan atau menarik barang sesuatu dari budel;
2. telah melijerkan (vervreemden) barang sesuatu dengan cuma-cuma atau
jelas di bawah harganya;
3. dengan sesuatu cara menguntungkan salah seorang pemiutang di waktu
kepailitan atau penyelesaian, ataupun pada saat di mana diketahuinya
bahwa kepailitan atau penyelesaian tadi tak dapat dicegah;
4. tidak memenuhi kewajiban mengadakan catatan menurut Kitab Undang-
undang Hukum Dagang atau pasal 27 ayat pertama ordonansi tentang
maskapai andil Indonesia, dan tentang menyimpan dan memperlihatkan
buku-buku, surat-surat dan tulisan-tulisan menurut pasal-pasal itu.

Pasal 400
Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan, barang
siapa yang mengurangi dengan penipuan hak-hak pemiutang :
(1) dalam hal pelepasan budel, kepailitan atau penyelesaian atau pada waktu
diketahui akan terjadi salah satu di antaranya dan kemudian sungguh disusul
dengan pelepasan budel. kepailitan atau penyelesaian menarik barang
sesuatu dari budel atau menerima pembayaran baik dari hutang yang tak
dapat di tagih maupun yang dapat ditagih, dalam hal terakhir dengan
diketahuinya bahwa kepailitan atau penyelesaian penghutang sudah
dimohonkan, atau akibat rundingan dengan penghutang;
(2) di waktu verifikasi piutang-piutang dalam hal pelepasan budel, kepailitan
atau penyelesaian. mengaku adanya piutang yang tak ada atau
memperbesar jumlah piutang yang ada.

Pasal 401
(1) Seorang pemiutang yang menyetujui tawaran persetujuan di muka
pengadilan karena telah ada persetujuan dengan penghutang maupun
pihak ketiga di mana yang bersangkutan minta keuntungan istimewa,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan, jika
persetujuan itu diterima.
(2) Diancam dengan pidana yang sama pada penghutang dalam hal seperti di
atas, atau jika penghutang adalah perseroan, maskapai, perkumpulan atau
yayasan, pada pengurus atau komisaris yang mengadakan persetujuan.

Pasal 402
Barang siapa dinyatakan dalam keadaan jelas tak mampu atau jika bukan
pengusaha, dinyatakan dalam keadaan pailit atau dibolehkan melepaskan budel,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. jika yang
bersangkutan secara curang mengurangi hak-hak pemiutang dengan mengada-ada
pengeluaran yang tak ada, maupun menyembunyikan pendapatan, atau menarik
barang sesuatu dari budel ataupun telah melijerkan barang sesuatu dengan cuma-
cuma atau terang di bawah harganya, atau di waktu ketidakmampuannya,
pelepasan budelnya atau kepailitannya. atau pada saat di mana diketahuinya
bahwa salah satu dari keadaan tadi tak dapat dicegah, menguntungkan salah
seorang pemiutang dengan sesuatu cara.

Pasal 403
Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas. maskapai andil Indonesia
atau perkumpulan koperasi di luar ketentuan pasal 398, turut membantu atau
mengizinkan dilakukan perbuatan yang bertentangan dengan anggaran dasar,
dan oleh karena itu mengakibatkan perseroan, maskapai atau perkumpulan tak
dapat memenuhi kewajibannya, atau harus dibubarkan, diancam dengan pidana
denda paling banyak seratus lima puluh ribu rupiah.

Pasal 404
Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun.
1. barang siapa dengan sengaja menarik barang milik sendiri, atau kalau bukan
demikian untuk pemiliknya dari orang lain yang mempunyai hak gadai, hak
menahan, pungut hasil atau pakai atasnya;
2. barang siapa dengan sengaja untuk seluruhnya atau sebagian, menarik
barang milik sendiri atau kalau bukan demikian untuk pemiliknya dari
ikatan hipotik
3. barang siapa dengan sengaja, untuk seluruhnya atau sebagian, menarik suatu
barang yang olehnya dibebani ikatan panen atau untuk yang memberi ikatan
menarik suatu barang yang oleh orang lain itu dibebani ikatan panen. dengan
merugikan pemegang ikatan;
4. barang siapa dengan sengaja, untuk seluruhnya atau sebagian, menarik
suatu barang milik sendiri atau kalau bukan demikian, untuk pemiliknya.
dari ikatan kredit atasnya, dengan merugikan pemegang ikatan.

Pasal 405
(1) Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan
dalam pasal
397, 399, 400, dan 402 yang bersalah dapat dicabut hak-haknya
berdasarkan pasal 35.
(2) Pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan seperti yang dirumuskan.
dalam pasal 396 - 402, dapat diperintahkan supaya putus hakim
diumumkan.

BAB XXVIII
KEJAHATAN JABATAN

Pasal 413
Seorang komandan Angkatan Bersenjata yang menolak atau sengaja
mengabaikan untuk menggunakan kekuatan di bawah perintahnya, ketika
diminta oleh penguasa sipil yang berwenang menurut undang-undang,
diancam dengan pidana penjara lama empat tahun.

Pasal 414
(1) Seorang pejabat yang sengaja minta bantuan Angkatan Bersenjata untuk
melawan pelaksanaan ketentuan undang-undang, perintah penguasa umum
menurut undang- undang, putusan atau surat perintah pengadilan, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Jika pelaksanaan dihalang-halangi oleh perbuatan demikian, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 415
Seorang pejabat atau orang lain yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan
umum terus- menerus atau untuk sementara waktu, yang dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau
membiarkan uang atau surat berharga itu diambil atau digelapkan oleh orang
lain, atau menolong sebagai pembantu dalam melakukan perbuatan tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 416
Seorang pejabat atau orang lain yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan
umum terus- menerus atau untuk sementara waktu, yang sengaja membuat secara
palsu atau memalsu buku buku-buku daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 417
Seorang pejabat atau orang lain yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan
umum terus- menerus atau untuk sementara waktu yang sengaja menggelapkan,
menghancurkan. merusakkan atau membikin tak dapat dipakai barang-barang
yang diperuntukkan guna meyakinkan atau membuktikan di muka penguasa yang
berwenang, akta-akta, surat-surat atau daftar-daftar yang dikuasainya karena
jabatannya, atau membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan atau membikin tak dapat di pakai barang-barang itu, atau menolong
sebagai pembantu dalam melakukan perbuatan itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam bulan.

Pasal 418
Seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau
sepatutnya harus diduganya, bahwa hadiah atau janji itu diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang
menurut pikiran orang yang memberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan
jabatannya diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 419

Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun seorang pejabat :
1. yang menerima hadiah atau janji padahal diketahuinya bahwa hadiah
atau janji itu diberikan untuk menggerakkannya supaya melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
2. yang menerima hadiah mengetahui bahwa hadiah itu diberikan sebagai
akibat. atau oleh karena si penerima telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

Pasal 420
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun :
1. seorang hakim yang menerima hadiah atau janji. padahal diketahui
bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang menjadi tugasnya;
2. barang siapa menurut ketentuan undang-undang ditunjuk menjadi
penasihat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau
janji, padahal diketahui
bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk mempengaruhi
nasihat tentang perkara yang harus diputus oleh pengadilan itu.
(2) Jika hadiah atau janji itu diterima dengan sadar bahwa hadiah atau janji itu
diberikan supaya dipidana dalam suatu perkara pidana, maka yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Pasal 421
Seorang pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang untuk
melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan.

Pasal 422
Seorang pejabat yang dalam suatu perkara pidana menggunakan sarana paksaan,
baik untuk memeras pengakuan, maupun untuk mendapatkan keterangan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 423
Seorang pejabat dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan menyalahgunakan kekuasaannya, memaksa
seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

Pasal 424
Seorang pejabat dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan menyalahgunakan kekuasaannya, menggunakan
tanah negara di atas mana ada hak-hak pakai Indonesia, diancam dengan pidana
penjara paling lama enam tahun.

Pasal 425

Diancam karena melakukan pemerasan dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun :
1. seorang pejabat yang pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
atau memotong pembayaran, seolah-olah berhutang kepadanya, kepada
pejabat lainnya atau kepada kas umum, padahal diketahuinya bahwa tidak
demikian adanya;
2. seorang pejabat yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau
menerima pekerjaan orang atau penyerahan barang seolah olah merupakan
hutang kepada dirinya, padahal diketahuinya bahwa tidak demikian halnya;
3. seorang pejabat yang pada waktu menjalankan tugas, seolah-olah sesuai
dengan aturan- aturan yang bersangkutan telah menggunakan tanah negara
yang di atasnya ada hak-hak pakai Indonesia dengan merugikan yang berhak
padahal diketahuinya bahwa itu bertentangan dengan peraturan tersebut.

Pasal 426
(1) Seorang pejabat yang diberi tugas menjaga orang yang dirampas
kemerdekaannya atas perintah penguasa umum atau atas putusan atau
ketetapan pengadilan, dengan sengaja membiarkan orang itu melarikan diri
atau dengan sengaja melepaskannya, atau memberi pertolongan pada waktu
dilepas atau melepaskan diri., diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
(2) Jika orang itu lari, dilepaskan, atau melepaskan diri karena kesalahan
(kealpaan), maka yang bersangkutan diancam dengan pidana kurungan
paling lama dua bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.

Pasal 427
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun :
1. seorang pejabat dengan tugas menyidik perbuatan pidana, yang sengaja
tidak memenuhi permintaan untuk menyatakan bahwa ada orang
dirampas kemerdekaannya secara melawan hukum, atau yang sengaja
tidak memberitahukan hal itu kepada kekuasaan yang lebih tinggi;
2. seorang pejabat yang dalam menjalankan tugasnya mengetahui bahwa
ada orang dirampas kemerdekaannya secara melawan hukum, sengaja
tidak memberitahukan hal itu dengan sepera kepada pejabat yang
bertugas menyidik perbuatan pidana.
(2) Seorang pejabat yang bersalah (alpa) menyebabkan apa yang dirumuskan
dalam pasal ini terlaksana, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 428
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan, seorang
kepala lembaga pemasyarakatan tempat menutup orang terpidana, orang tahanan
sementara atau orang yang disandera, atau seorang kepala lembaga pendidikan
negara atau rumah sakit jiwa, yang menolak memenuhi permintaan menurut
undang-undang supaya memperlihatkan orang yang dimasukkan di situ, atau
supaya memperlihatkan register masuk, atau akta- akta yang menurut aturan-
aturan umum harus ada untuk memasukkan orang di situ.

Pasal 429

(1) Seorang pejabat yang melampaui kekuasaan atau tanpa mengindahkan cara-
cara yang ditentukan dalam peraturan umum, memaksa masuk ke dalam
rumah atau ruangan atau pekarangan tertutup yang dipakai oleh orang lain,
atau jika berada di situ secara melawan hukum, tidak segera pergi atas
permintaan yang berhak atau atas nama orang itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, seorang pejabat yang pada waktu
menggeledah rumah, dengan melampaui ke kuasaannya atau tanpa
mengindahkan cara-cara yang ditentukan dalam peraturan umum,
memeriksa atau merampas surat-surat, buku-buku atau kertas-kertas lain.
Pasal 430
(1) Seorang pejabat yang melampaui kekuasaannya, menyuruh memperlihatkan
kepadanya atau merampas surat, kartu pos, barang atau paket yang
diserahkan kepada lembaga pengangkutan umum atau kabar kawat yang
dalam tangan pejabat telegrap untuk keperluan umum, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
(2) Pidana yang sama dijatuhkan kepada pejabat yang melampaui
kekuasaannya, menyuruh seorang pejabat telepon atau orang lain yang
diberi tugas pekerjaan telepon untuk keperluan umum, memberi keterangan
kepadanya tentang sesuatu percakapan yang dilakukan dengan perantaraan
lembaga itu.

Pasal 431
Seorang pejabat, suatu lembaga pengangkutan umum yang sengaja dan
melawan hukum membuka suatu surat barang tertutup atau paket yang
diserahkan kepada lembaga itu. memeriksa isinya, atau memberitahukan isinya
kepada orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun.

Pasal 432
(1) Seorang pejabat suatu lembaga pengangkutan umum yang dengan sengaja
memberikan kepada orang lain daripada yang berhak, surat tertutup, kartu
pos atau paket yang dipercayakan kepada lembaga itu, atau menghancurkan,
menghilangkan, memiliki sendiri atau mengubah isinya, atau memiliki sendiri
barang sesuatu yang ada di dalamnya diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun.
(2) Jika surat atau barang itu bernilai uang, maka pemilikan sendiri itu
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 433
Seorang pejabat telegrap atau telepon, atau orang lain yang ditugasi
mengawasi pekerjaan telegrap atau telepon yang digunakan untuk
kepentingan umum, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama dua tahun. jika ia dengan sengaja dan
melawan hukum memberitahukan kepada orang lain, kabar yang diserahkan
kepada jawatan telegrap atau telepon atau kepada lembaga semacam itu,
atau dengan sengaja dan melawan hukum membuka, membaca, atau
memberitahukan kabar telegrap atau telepon kepada orang lain;
2. dengan pidana penjara paling lama lima tahun, jika ia dengan sengaja
memberikan kepada orang lain daripada yang berhak atau. menghancurkan,
menghilangkan, memiliki sendiri atau mengubah isi suatu berita telegrap atau
telepon yang diserahkan kepada jawatan telegrap, telepon atau pada
lembaga semacam itu.

Pasal 434
Seorang pejabat suatu lembaga pengangkutan umum, seorang pejabat telegrap
atau telepon atau orang lain yang dimaksud dalam pasal 433, yang dengan sengaja
membiarkan orang lain melakukan salah satu perbuatan berdasarkan pasal 431 -
433, atau membantu orang lain dalam perbuatan itu, diancam dengan pidana
menurut perbedaan- perbedaan yang ditetapkan dalam pasal-pasal tersebut.

Pasal 435
Seorang pejabat yang dengan langsung maupun tidak langsung sengaja turut serta
dalam pemborongan, penyerahan atau persewaan, yang pada saat dilakukan
perbuatan, untuk seluruh atau sebagian, dia ditugaskan mengurus atau
mengawasinya, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak delapan belas ribu rupiah.

Pasal 436
(1) Barang siapa menurut hukum yang berlaku bagi masing-masing pihak
mempunyai kewenangan melangsungkan perkawinan seseorang, padahal
diketahuinya bahwa perkawinan atau perkawinan-perkawinan orang itu yang
telah ada menjadi halangan untuk itu berdasarkan undang-undang, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Barang siapa menurut hukum yang berlaku bagi masing-masing pihak
mempunyai kewenangan melangsungkan perkawinan seseorang, padahal
diketahuinya ada halangan untuk itu berdasarkan undang-undang diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 437
Dalam hal pemidanaan berdasarkan pasal 415, 419, 420, 423, 434, 425, 432 ayat
penghabisan, dan pasal 436 ayat pertama. dapat dijatuhkan pencabutan hak
berdasarkan pasal 35. No. 3 dan 4.

BAB XXIX
KEJAHATAN PELAYARAN

Pasal 438
(1) Diancam karena melakukan pembajakan di laut :
1. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, barang siapa
masuk bekerja menjadi nakhoda atau menjalankan pekerjaan itu di
sebuah kapal, padahal diketahuinya bahwa kapal itu diperuntukkan
atau digunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan kekerasan di
lautan bebas terhadap kapal lain atau terhadap orang dan barang di
atasnya, tanpa mendapat kuasa untuk itu dari sebuah negara yang
berperang atau tanpa masuk angkatan laut suatu negara yang diakui;
2. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, barang siapa
mengetahui tentang tujuan atau penggunaan kapal itu, masuk bekerja
menjadi kelasi kapal tersebut atau dengan suka rela terus menjalankan
pekerjaan tersebut setelah hal itu diketahui olehnya, ataupun termasuk
anak buah kapal tersebut.
(2) Disamakan dengan tidak punya surat kuasa, jika melampaui apa yang
dikuasakan, demikian juga jika memegang surat kuasa dari negara-negara
yang berperang satu dengan yang lainnya.
(3) Pasal 89 tidak diterapkan.

Pasal 439
(1) Diancam karena melakukan pembajakan di tepi laut dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun, barang siapa dengan memakai kapal
melakukan perbuatan kekerasan terhadap kapal lain atau terhadap orang
atau barang di atasnya, di perairan Indonesia.
(2) Yang dimaksud dengan wilayah laut Indonesia yaitu wilayah
"Territoriale zee en maritieme kringen ordonantie, S. 1939 442."

Pasal 440
Diancam karena melakukan pembajakan di pantai dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun, barang siapa yang di darat maupun di air sekitar
pantai atau muara sungai, melakukan perbuatan kekerasan terhadap orang
atau barang di situ, setelah lebih dahulu menyeberangi lautan seluruhnya atau
sebagiannya untuk tujuan tersebut.

Pasal 441
Diancam karena melakukan pembajakan di sungai dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun, barang siapa dengan memakai kapal melakukan
perbuatan kekerasan di sungai terhadap kapal lain atau terhadap orang atau
barang di atasnya, setelah datang ke tempat dan untuk tujuan tersebut dengan
kapal dari tempat lain.

Pasal 442
Diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, barang siapa
yang menerima atau melakukan pekerjaan sebagai komandan atau pemimpin
sebuah kapal. padahal diketahuinya bahwa kapal itu diperuntukkan atau
digunakan untuk melakukan salah satu perbuatan yang dirumuskan dalam pasal
439 - 441.

Pasal 443
Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun barang siapa yang
menerima atau melakukan pekerjaan sebagai kelasi di sebuah kapal, padahal
diketahuinya bahwa kapal itu diperuntukkan atau digunakan untuk melakukan
salah satu perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 439 - 441 ataupun dengan
sukarela tetap tinggal bekerja di kapal itu, sesudah diketahui olehnya bahwa kapal
itu digunakan seperti diterangkan di atas.

Pasal 444
Jika perbuatan kekerasan yang diterangkan dalam pasal 438 - 441 mengakibatkan
seseorang di kapal yang diserang atau seseorang yang diserang itu mati maka
nakhoda. komandan atau pemimpin kapal dan mereka yang turut serta melakukan
perbuatan kekerasan, diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup,
atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

Pasal 445
Barang siapa melengkapi kapal atas biaya sendiri atau orang lain, dengan maksud
untuk digunakan sebagai yang dirumuskan dalam pasal 438 atau dengan maksud
untuk melakukan salah satu per- buatan yang dirumuskan dalam pasal 439 - 441,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 446
Barang siapa atas biaya sendiri atau orang lain, secara langsung maupun tidak
langsung turut melaksanakan penyewaan, pemuatan atau pertanggungan sebuah
kapal, padahal diketahuinya bahwa kapal itu akan digunakan sebagai yang
dirumuskan dalam pasal 438, 38, atau untuk melakukan salah satu perbuatan
yang dirumuskan dalam pasal 439 - 441, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun dalam

Pasal 447
Barang siapa dengan sengaja menyerahkan sebuah kapal Indonesia dalam
kekuasaan bajak laut, bajak tepi laut, bajak pantai, dan bajak sungai, diancam :
1. dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. jika ia adalah nakhoda
kapal itu;
2. dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, dalam hal-hal lain.

Pasal 448
Seorang penumpang kapal Indonesia yang merampas kekuasaan atas kapal
secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.

Pasal 449
Seorang nakhoda sebuah kapal Indonesia yang menarik kapal dari pemiliknya
atau dari pengusahanya dan memakainya untuk keuntungan sendiri, diancam
dengan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan.

Pasal 450
Seorang warga negara Indonesia yang tanpa izin Pemerintah Indonesia menerima
surat, bajak, maupun menerima atau menjalankan pekerjaan sebagai nakhoda
sebuah kapal, padahal diketahui bahwa kapal itu diperuntukkan atau digunakan
untuk pelayaran pembajakan tanpa izin Pemerintah Indonesia, diancam dengan
pidana penjara paling lima tahun.

Pasal 451
Seorang warga negara Indonesia yang menerima pekerjaan sebagai kelasi di
sebuah kapal. padahal diketahuinya bahwa kapal itu diperuntukkan atau
digunakan untuk pelayaran pembajakan tanpa izin Pemerintah Indonesia, ataupun
secara sukarela tetap bekerja sebagai kelasi sesudah diketahuinya tujuan atau
penggunaan kapal itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 451 bis
(1) Seorang nakhoda sebuah kapal Indonesia yang menyuruh membikin
keterangan kapal, yang diketahuinya bahwa isinya bertentangan dengan
kenyataan. diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(2) Kelasi-kelasi yang turut serta menyuruh membikin keterangan kapal yang
diketahuinya bahwa isinya tidak benar, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan.

Pasal 451 ter


Barang siapa untuk memenuhi peraturan dalam ayat ketiga pasal 12 aturan tentang
pendaftaran kapal, memperlihatkan surat keterangan yang diketahuinya bahwa
isinya tidak benar, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Pasal 452
(1) Barang siapa dalam berita acara suatu keterangan kapal, menyuruh menulis
keterangan palsu tentang suatu keadaan yang kebenarannya harus
dinyatakan dalam akta itu dengan maksud untuk menggunakan atau
menyuruh orang lain menggunakan akta itu, seolah- olah keterangannya
sesuai dengan kenyataan, diancam, jika karena penggunaan akta itu dapat
menimbulkan kerugian dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
menggunakan akta itu seolah-olah isinya sesuai dengan kenyataan, jika
karena penggunaan itu dapat timbul kerugian.

Pasal 453
Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, seorang
nakhoda kapal Indonesia yang sesudah dimulai penerimaan atau penyewaan kelasi.
tetapi sebelum perjanjian habis dengan sengaja dan melawan hukum menarik diri
dari pimpinan kapal itu.

Pasal 454
Diancam, karena melakukan desersi, dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan, seorang kelasi yang, bertentangan dengan kewajibannya
menurut persetujuan kerja, menarik diri dari tugasnya di kapal Indonesia, jika
menurut keadaan di waktu melakukan perbuatan, ada kekhawatiran timbul
bahaya bagi kapal, penumpang atau muatan kapal itu.

Pasal 455
Diancam karena melakukan desersi biasa, dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu, seorang anak buah kapal-kapal Indonesia, yang dengan
sengaja dan melawan hukum tidak mengikuti atau tidak meneruskan perjalanan
yang telah disetujuinya.
Pasal 456
Ditiadakan berdasarkan S. 34 - 124 jo. 38 - 2.

Pasal 457

Pidana yang ditentukan dalam pasal 454 dan 455 dapat dilipatkan dua, jika
dua orang atau lebih dengan bersekutu melakukan kejahatan itu, atau jika
kejahatan dilakukan akibat permufakatan jahat untuk berbuat demikian.

Pasal 458
(1) Seorang pengusaha, pemegang buku, atau nakhoda kapal Indonesia yang
menerima seorang anak buah kapal untuk bekerja, padahal mengetahui
bahwa anak buah kapal itu belum ada sebulan sejak menarik diri dari
persetujuannya dengan kapal Indonesia seperti dirumuskan di dalam salah
satu pasal 454 atau 455, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
(2) Tidak dipidana, jika penerimaan kerja dilakukan di luar Indonesia dengan izin
konsul
Indonesia. atau kalau ini tidak ada, atas permintaan penguasa setempat.

Pasal 459
(1) Seorang penumpang kapal Indonesia yang di atas kapal menyerang nakhoda,
melawannya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, dengan sengaja
merampas kebebasannya untuk bergerak atau seorang anak buah kapal
Indonesia yang di atas kapal dalam pekerjaan berbuat demikian terhadap
orang yang lebih tinggi pangkatnya, diancam karena melakukan insubordinasi
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
(2) Yang bersalah diancam dengan :
1. pidana penjara paling lama empat tahun, jika kejahatan itu atau
perbuatan- perbuatan lain yang menyertainya mengakibatkan
luka-luka;
2. pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan jika
mengakibatkan luka- luka berat;
3. pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika mengakibatkan
kematian.

Pasal 460
(1) Insubordinasi yang dilakukan dua orang atau lebih dengan bersekutu,
diancam karena melakukan pemberontakan di kapal dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Yang bersalah diancam dengan :
1. pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan jika
kejahatan itu atau perbuatan-perbuatan lain yang menyertainya
mengakibatkan luka-luka;
2. pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika mengakibatkan luka-luka
berat;
3. pidana penjara paling lama lima belas tahun jika mengakibatkan
kematian.

Pasal 461
Barang siapa di atas kapal Indonesia menghasut supaya memberontak, diancam
dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

Pasal 462

Penolakan kerja oleh dua orang anak buah kapal Indonesia atau lebih yang
dilakukan bersekutu atau akibat permufakatan jahat diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan.

Pasal 463
Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan seorang anak
buah kapal Indonesia yang sesudah dikenakan tindakan disiplin karena
menolak kerja, masih tetap menolak kerja juga.

Pasal 464
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah seorang penumpang kapal
Indonesia :
1. yang sengaja tidak menurut perintah nakhoda yang diberikan untuk
keamanan atau untuk meneguhkan ketertiban dan disiplin di atas
kapal;
2. yang tidak memberi pertolongan menurut kemampuannya kepada
nakhoda, ketika diketahuinya bahwa dia dirampas kemerdekaannya
untuk bergerak;
3. yang sengaja tidak memberitahukan kepada nakhoda ketika
diketahuinya adanya niat untuk melakukan insubordinasi.
(2) Ketentuan tersebut pada no. 3 tidak berlaku jika insubordinasi tidak terjadi.

Pasal 465
Pidana yang diancam pada pasal 448 451 454 464 dapat ditambah sepertiga,
jika yang melakukan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam pasal itu,
berpangkat perwira kapal

Pasal 466
Seorang nakhoda kapal Indonesia yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain dengan melawan hukum atau untuk menutupi perbuatan itu
menjual kapalnya, atau meminjam uang dengan mempertanggungkan kapalnya
atau perlengkapan kapal itu atau perbekalannya, atau menjual atau menggadaikan
kapal itu barang muatan atau barang perbekalan kapal itu, atau mengurangi
kerugian atau belanja, atau tidak menjaga supaya buku- buku harian-harian di
kapal dipelihara menurut undang-undang, ataupun tidak mengurus keselamatan
surat-surat kapal ketika meninggalkan kapalnya, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh

Pasal 467
Seorang nakhoda kapal Indonesia, yang dengan maksud untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau untuk menutupi
keuntungan yang demikian, mengubah haluan kapalnya, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 468
Seorang nakhoda kapal Indonesia yang di luar keharusan atau bertentangan
dengan hukum yang berlaku baginya, meninggalkan kapalnya di tengah
perjalanan, dan juga menyuruh atau memberi izin kepada anak buahnya untuk
berbuat demikian. diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
Pasal 469
(1) Seorang nakhoda kapal Indonesia yang di luar keharusan dan di luar
pengetahuan lebih dahulu dari pemilik atau pengusaha kapal, melakukan
atau membiarkan dilakukan perbuatan yang diketahuinya bahwa karena itu
kapalnya atau muatannya kemungkinan ditangkap ditahan atau dirintangi
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah.
(2) Seorang penumpang kapal yang di luar keharusan dan di luar pengetahuan
lebih dulu dari nakhoda melakukan perbuatan yang sama dengan
pengetahuan yang sama pula, diancam dengan pidana penjara paling lama
satu tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

Pasal 470
Seorang nakhoda kapal Indonesia yang di luar keharusan sengaja tidak memberi
kepada penumpang kapalnya apa yang wajib di berikan padanya. diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 471
Seorang nakhoda kapal Indonesia yang sengaja membuang barang muatan di luar
keharusan dan bertentangan dengan hukum yang berlaku baginya, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 472
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum, menghancurkan merusakkan,
atau membikin tak dapat dipakai muatan, perbekalan atau barang keperluan yang
ada dalam kapal, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan.

Pasal 472 bis


Barang siapa sebagai penumpang gelap turut berlayar di atas sebuah kapal,
diancam dengan pidana penjara paling tiga bulan.

Pasal 473
Seorang nakhoda yang memakai bendera Indonesia, padahal diketahuinya
bahwa dia tidak berhak untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

Pasal 474
Seorang nakhoda yang dengan memakai tanda-tanda pada kapalnya sengaja
menimbulkan kesan seakan-akan kapalnya adalah kapal perang Indonesia kapal
Angkatan Laut atau kapal penunjuk yang bekerja di perairan atau terusan laut
Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 475
Barang siapa yang di luar keharusan melakukan pekerjaan nakhoda, juru mudi atau
masinis di kapal Indonesia padahal diketahuinya bahwa kewenangannya untuk
berlayar telah dicabut oleh penguasa yang berwenang, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan
ribu rupiah.

Pasal 476
Seorang nakhoda kapal Indonesia yang tanpa alasan yang dapat diterima menolak
untuk memenuhi permintaan berdasarkan undang-undang untuk menerima di
kapalnya seorang terdakwa atau terpidana beserta benda-benda yang
berhubungan dengan perkaranya, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

Pasal 477
(1) Seorang nakhoda kapal Indonesia yang dengan sengaja membiarkan lari,
atau melepaskan seorang terdakwa atau terpidana atau memberi bantuan
ketika dilepaskan atau melepaskan diri, padahal orang itu diterima di
kapalnya atas permintaan berdasarkan undang-undang. diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Jika orang itu lari, dilepaskan atau melepaskan dirinya karena kealpaan
nakhoda itu, maka dia diancam dengan pidana kurungan paling lama dua
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 478
Seorang nakhoda kapal Indonesia yang sengaja tidak memenuhi kewajibannya
menurut ayat pertama pasal 358a Kitab Undang- undang Hukum Dagang untuk
memberi pertolongan kalau kapalnya terlibat dalam suatu tabrakan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 479
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam
pasal 488 -
449, 446, dan 467, dapat dinyatakan pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 no. 1
- 4.

BAB XXIX A
KEJAHATAN PENERBANGAN DAN KEJAHATAN TERHADAP
SARANA/PRASARANA PENERBANGAN

Pasal 479a
(1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan,
membuat tidak dapat dipakai atau merusak bangunan untuk
pengamanan lalu lintas udara atau menggagalkan usaha untuk
pengamanan bangun tersebut dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya sembilan tahun,
(2) Dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas udara;
(3) Dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun jika karena
perbuatan itu mengakibatkan matinya orang.

Pasal 479b
(1) Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan hancurnya, tidak dapat
dipakainya atau rusaknya bangunan untuk pengamanan lalu lintas udara,
atau gagalnya usaha untuk pengamanan bangunan tersebut, dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun.
(2) Dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun, jika karena perbuatan
itu timbul bahaya bagi keamanan lalu lintas udara.
(3) Dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika karena
perbuatan itu mengakibatkan matinya orang.

Pasal 479c
(1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak.
mengambil atau memindahkan tanda atau alat untuk pengamanan
penerbangan, atau menggagalkan bekerjanya tanda atau alat tersebut, atau
memasang tanda atau alat yang keliru, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya enam tahun.
(2) Dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan penerbangan.
(3) Dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi keamanan penerbangan dan
mengakibatkan celakanya pesawat udara.
(4) Dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya keamanan penerbangan dan mengakibatkan
matinya orang.

Pasal 479d
Barang siapa karena kealpaan menyebabkan tanda atau alat untuk pengamanan
penerbangan hancur, rusak, terambil atau pindah atau menyebabkan tidak dapat
bekerja atau menyebabkan terpasangnya tanda atau alat untuk pengamanan
penerbangan yang keliru, dipidana :
a. dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun, jika karena
perbuatan itu menyebabkan penerbangan tidak aman;
b. dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun, jika karena
perbuatan itu mengakibatkan celakanya pesawat udara;
c. dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika karena
perbuatan itu mengakibatkan matinya orang.

Pasal 479e
Barang siapa dengar. sengaja dan melawan hukum, menghancurkan atau
membuat tidak dapat dipakainya pesawat udara yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan
tahun.

Pasal 479f
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mencelakakan,
menghancurkan, membuat tidak dapat dipakai atau merusak pesawat
udara, dipidana :

a. dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun, jika karena


perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
b. dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara untuk selama-
lamanya dua puluh tahun, jika karena perbuatan itu mengakibatkan
matinya orang.

Pasal 479g
Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan pesawat udara celaka, hancur,
tidak dapat dipakai atau rusak, dipidana :
a. dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun, jika karena
perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
b. dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika karena
perbuatan itu mengakibatkan matinya orang.

Pasal 479h
(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hukum, atas kerugian penanggung asuransi
menimbulkan kebakaran atau ledakan, kecelakaan, kehancuran, kerusakan
atau membuat tidak dapat dipakainya pesawat udara, yang
dipertanggungkan terhadap bahaya tersebut di atas atau yang
dipertanggungkan muatannya maupun upah yang akan diterima untuk
pengangkutan muatannya, ataupun untuk kepentingan muatan tersebut
telah diterima uang tanggungan, dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya sembilan tahun.
(2) Apabila yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pesawat udara dalam
penerbangan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas
tahun.
(3) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hukum atas kerugian penanggung asuransi,
menyebabkan penumpang pesawat udara yang dipertanggungkan terhadap
bahaya mendapat kecelakaan, dipidana :
a. dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun, jika karena
perbuatan itu menyebabkan luka berat;
b. dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun, jika karena
perbuatan itu mengakibatkan matinya orang.

Pasal 479i
Barang siapa di dalam pesawat udara dengan perbuatan yang melawan hukum
merampas atau mempertahankan perampasan atau menguasai pesawat udara
dalam penerbangan. dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas
tahun.

Pasal 479j
Barang siapa dalam pesawat udara dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
atau ancaman dalam bentuk lainnya merampas atau mempertahankan
perampasan atau menguasai pengendalian pesawat udara dalam penerbangan
dipidana dengan pidana penjara selama- lamanya lima belas tahun.

Pasal 479k
(1) Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama-
lamanya dua puluh tahun, apabila perbuatan dimaksud pasal 479 huruf i dan
pasal 479j itu :
a. dilakukan oleh dua orang atau lebih bersama-sama;
b. sebagai kelanjutan permufakatan jahat;
c. dilakukan dengan direncanakan lebih dahulu;
d. mengakibatkan kerusakan pada pesawat udara tersebut
sehingga dapat membahayakan penerbangannya;
e. mengakibatkan luka berat seseorang;
f. dilakukan dengan maksud untuk merampas kemerdekaan atau
meneruskan merampas kemerdekaan seseorang.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya seseorang atau hancurnya
pesawat udara itu, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 479l
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum melakukan perbuatan kekerasan
terhadap seseorang di dalam pesawat udara dalam penerbangan, jika perbuatan itu
dapat membahayakan keselamatan pesawat udara tersebut, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya lima
belas tahun.

Pasal 479m
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum merusak pesawat udara dalam
dinas atau menyebabkan kerusakan atas pesawat udara tersebut yang
menyebabkan tidak dapat terbang atau membahayakan keamanan penerbangan,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 479n
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menempatkan atau
menyebabkan ditempatkannya di dalam pesawat udara dalam dinas, dengan
cara apa pun, alat atau bahan yang dapat menghancurkan pesawat udara atau
menyebabkan kerusakan pesawat udara tersebut yang membuatnya tidak dapat
terbang atau menyebabkan kerusakan pesawat udara tersebut yang dapat
membahayakan keamanan dalam penerbangan, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 479o
(1) Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama-
lamanya dua puluh tahun apabila perbuatan dimaksud pasal 479 huruf l,
pasal 479 huruf m, dan pasal 479 huruf n itu :
a. dilakukan oleh dua orang atau lebih bersama-sama;
b. sebagai kelanjutan dari permufakatan jahat;
c. dilakukan dengan direncanakan lebih dahulu;
d. mengakibatkan luka berat bagi seseorang.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya seseorang atau hancurnya
pesawat udara itu, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 479p
Barang siapa memberikan keterangan yang diketahuinya adalah palsu dan karena
perbuatan itu membahayakan keamanan pesawat udara dalam penerbangan,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 479q
Barang siapa di dalam pesawat udara, melakukan perbuatan yang dapat
membahayakan keamanan dalam pesawat udara dalam penerbangan, dipidana
dengan pidana penjara selama- lamanya lima tahun.

Pasal 479r
Barang siapa di dalam pesawat udara melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat
mengganggu ketertiban dan tata tertib di dalam pesawat udara dalam
penerbangan, dipidana penjara selama- lamanya satu tahun.

BAB XXX
PENADAHAN PENERBITAN DAN PERCETAKAN

Pasal 480
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah :
1. barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima
hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan,
menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau
menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus
diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan;
2. barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang
diketahuinya atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari
kejahatan.

Pasal 481
(1) Barang siapa menjadikan sebagai kebiasaan untuk sengaja membeli,
menukar, menerima gadai, menyimpan, atau menyembunyikan barang yang
diperoleh dari kejahatan,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Yang bersalah dapat dicabut haknya berdasarkan pasal 35 no. 1 - 4 dan
haknya untuk melakukan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 482
Perbuatan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 480, diancam karena penadahan
ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah, jika kejahatan dari mana benda tersebut diperoleh
adalah salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam pasal 364, 373, dan 379.
Pasal 483
Barang siapa menerbitkan sesuatu tulisan atau sesuatu gambar yang karena
sifatnya dapat diancam dengan pidana, diancam dengan pidana penjara paling
lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan paling lama satu tahun atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, jika :
1. si pelaku tidak diketahui namanya dan juga tidak diberitahukan namanya
oleh penerbit pada peringatan pertama sesudah penuntutan berjalan
terhadapnya;
2. penerbit sudah mengetahui atau patut menduga bahwa pada waktu tulisan
atau gambar itu diterbitkan, si pelaku itu tak dapat dituntut atau akan
menetap di luar Indonesia.

Pasal 484
Barang siapa mencetak tulisan atau gambar yang merupakan perbuatan
pidana, diancam dengan pidana paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana kurungan paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah, jika :
1. orang yang menyuruh mencetak barang tidak diketahui, dan setelah
ditentukan penuntutan, pada teguran pertama tidak diberitahukan
olehnya;
2. pencetak mengetahui atau seharusnya menduga bahwa orang yang
menyuruh mencetak pada saat penerbitan, tidak dapat dituntut atau
menetap di luar Indonesia.

Pasal 485
Jika sifat tulisan atau gambar merupakan kejahatan yang hanya dapat dituntut atas
pengaduan, maka penerbit atau pencetak dalam kedua pasal di atas hanya
dituntut atas pengaduan orang yang terkena kejahatan itu.

BUKU KETIGA - PELANGGARAN

1. Bab I - Tentang Pelanggaran Keamanan Umum bagi Orang atau Barang dan
Kesehatan
2. Bab II - Pelanggaran Ketertiban Umum
3. Bab III - Pelanggaran Terhadap Penguasa Umum
4. Bab IV - Pelanggaran Mengenai Asal-Usul dan Perkawinan
5. Bab V - Pelanggaran Terhadap Orang yang Memerlukan Pertolongan
6. Bab VI - Pelanggaran Kesusilaan
7. Bab VII - Pelanggaran Mengenai Tanah, Tanaman dan Pekarangan
8. Bab VIII - Pelanggaran Jabatan
9. Bab IX - Pelanggaran Pelayaran

BAB I
TENTANG PELANGGARAN KEAMANAN UMUM BAGI ORANG ATAU BARANG
DAN KESEHATAN

Pasal 489

1. Kenakalan terhadap orang atau barang yang dapat menimbulkan bahaya,


kerugian atau kesusahan, diancam dengan pidana denda paling banyak dua
ratus dua puluh lima rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, pidana
denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama tiga hari.

Pasal 490
Diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda
paling banyak tiga ratus rupiah:
1. barang siapa menghasut hewan terhadap orang atau terhadap hewan yang
sedang ditunggangi, atau dipasang di muka kereta atau kendaraan, atau
sedang memikul muatan:
2. barang siapa tidak mencegah hewan yang ada di bawah penjagaannya,
bilamana hewan
itu menyerang orang atau hewan yang lagi ditunggangi atau dipasang di
muka kereta atau kendaraan, atau sedang memikul muatan:
3. barang siapa tidak menjaga secukupnya binatang buas yang ada di bawah
penjagaannya, supaya tidak menimbulkan kerugian;
4. barang siapa memelihara binatang buas yang berbahaya tanpa melaporkan
kepada polisi atau pejabat lain yang ditunjuk untuk itu, atau tidak menaati
peraturan yang diberikan oleh pejabat tersebut tentang hal itu.

Pasal 491
Diancam dengan pidana denda paling banyak tujuh ratus lima puluh rupiah:
1. barang siapa diwajibkan menjaga orang gila yang berbahaya bagi dirinya
sendiri maupun orang lain, membiarkan orang itu berkeliaran tanpa dijaga;
2. barang siapa diwajibkan menjaga seorang anak, meninggalkan anak itu
tanpa dijaga sehingga oleh karenanya dapat timbul bahaya bagi anak itu
atau orang lain.
Pasal 492
1. Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka umum merintangi lalu lintas,
atau mengganggu ketertiban, atau mengancam keamanan orang lain, atau
melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan
mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih dahulu agar jangan
membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, diancam dengan pidana
kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda paling banyak tiga ratus
tujuh puluh lima rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, atau
karena hal yang dirumuskan dalam pasal 536, dijatuhkan pidana kurungan
paling lama dua minggu.

Pasal 493
Barang siapa secara melawan hukum di jalan umum membahayakan kebebasan
bergerak orang lain, atau terus mendesakkan dirinya bersama dengan seorang atau
lebih kepada orang lain yang tidak menghendaki itu dan sudah tegas dinyatakan,
atau mengikuti orang lain secara mengganggu, diancam dengan pidana denda
paling banyak seribu lima ratus rupiah.

Pasal 494

Diancam dengan pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh
lima rupiah:
1. barang siapa tidak mengadakan penerangan secukupnya dan tanda-tanda
menurut kebiasaan pada penggalian atau menumpukkan tanah di jalan
umum, yang dilakukan oleh atau atas perintahnya, atau pada benda yang
ditaruh di situ oleh atau atas perintahnya;
2. barang siapa tidak mengadakan tindakan seperlunya pada waktu melakukan
suatu pekerjaan di atas atau di pinggir jalan umum untuk memberi tanda
bagi yang lalu di situ, bahwa ada kemungkinan bahaya;
3. barang siapa menaruh atau menggantungkan sesuatu di atas suatu
bangunan, melempar atau menuangkan ke luar dari situ sedemikian rupa
hingga oleh karena itu dapat timbul kerugian pada orang yang sedang
menggunakan jalan umum;
4. barang siapa membiarkan di jalan umum, hewan untuk dinaiki, untuk menarik
atau hewan muatan tanpa mengadakan tindakan penjagaan agar tidak
menimbulkan kerugian;
5. barang siapa membiarkan ternak berkeliaran di jalan umum tanpa
mengadakan tindakan penjagaan, agar tidak menimbulkan kerugian;
6. barang siapa tanpa izin penguasa yang berwenang, menghalangi sesuatu
jalanan untuk umum di darat maupun di air atau menimbulkan rintangan
karena pemakaian kendaraan atau kapal yang tidak semestinya.
Pasal 495
1. Barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, di
tempat yang dilalui orang memasang ranjau perangkap, jerat, atau perkakas
lain untuk menangkap
atau membunuh binatang buas, diancam dengan pidana denda paling banyak
tiga ratus
tujuh puluh lima rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sesudah adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, pidana
denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama enam hari.

Pasal 496
Barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat yang ditunjuk untuk itu,
membakar barang tak bergerak kepunyaan sendiri, diancam dengan pidana
denda paling tinggi tujuh ratus lima puluh rupiah.

Pasal 497
Diancam dengan pidana denda paling tinggi tiga ratus tujuh puluh
lima rupiah:
1. barang siapa di jalan umum atau di pinggirnya, ataupun di tempat yang
sedemikian dekatnya dengan bangunan atau barang, hingga dapat
timbul bahaya kebakaran, menyalakan api tanpa perlu menembakkan
senjata api;
2. barang siapa melepaskan balon angin di mana digantungkan bahan-
bahan menyala.

Pasal 498 dan 499


Ditiadakan berdasarkan S. 32 - 143 jo. 33 - 9.

Pasal 500

Barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, membikin
obat
ledak, mata peluru atau peluru untuk senjata api, diancam dengan pidana kurungan
paling lama sepuluh hari atau pidana denda paling banyak tujuh ratus lima puluh
rupiah.

Pasal 501
1. Diancam dengan pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah:
1. barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan, membagikan atau
mempunyai persediaan untuk dijual atau dibagikan, barang makanan
atau minuman yang dipalsu atau yang busuk, ataupun air susu dari
ternak yang sakit atau yang dapat mengganggu kesehatan;
2. barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat yang ditunjuk untuk
itu, menjual, menawarkan, menyerahkan, membagikan daging ternak
yang dipotong karena
sakit atau mati dengan sendirinya.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun setelah ada
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, pidana
denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama enam hari.

Pasal 502
1. Barang siapa tanpa izin penguasa yang berwenang untuk itu, memburu atau
membawa senjata api ke dalam hutan negara di mana dilarang untuk itu
tanpa izin, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau
pidana denda paling banyak tiga ribu rupiah;
2. Binatang yang ditangkap atau ditembak serta perkakas dan senjata yang
digunakan dalam pelanggaran, dapat dirampas.

BAB II
PELANGGARAN KETERTIBAN UMUM

Pasal 503
Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga hari atau pidana denda paling
banyak dua ratus dua puluh lima rupiah:
(1) barang siapa membikin ingar atau riuh, sehingga ketenteraman malam
hari dapat terganggu;
(2) barang siapa membikin gaduh di dekat bangunan untuk menjalankan
ibadat yang dibolehkan atau untuk sidang pengadilan, di waktu ada
ibadat atau sidang.

Pasal 504
1. Barang siapa mengemis di muka umum, diancam karena melakukan
pengemisan dengan pidana kurungan paling lama enam minggu.
2. Pengemisan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur di atas
enam belas tahun, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan.
3. Pasal 505 (1) Barang siapa bergelandangan tanpa pencarian, diancam karena
melakukan pergelandangan dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan.
4. Pergelandangan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur
di atas enam belas tahun diancam dengan pidana kurungan paling lama
enam bulan.

Pasal 506
Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan
menjadikannya sebagai pencarian, diancam dengan pidana kurungan paling
lama satu tahun.

Pasal 507
Diancam dengan pidana denda paling banyak dua ribu dua ratus lima puluh rupiah:
1. barang siapa tanpa wenang memakai suatu gelar ningrat, atau suatu tanda
kehormatan
Indonesia;
2. barang siapa tanpa izin Presiden, manakala itu diperlukan, menerima
suatu tanda kehormatan, gelar, pangkat atau derajat asing;
3. barang siapa ketika ditanya oleh penguasa yang berwenang tentang
namanya, memberi nama yang palsu.

Pasal 508
Barang siapa tanpa wenang memakai dengan sedikit penyimpangan suatu nama
atau tanda jasa yang pemakaiannya menurut ketentuan undang-undang, semata-
mata untuk suatu perkumpulan atau personal perkumpulan, atau personal dinas
kesehatan tentara, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 508 bis


Barang siapa di muka umum tanpa wenang memakai pakaian yang menyamai
pakaian jabatan yang ditetapkan untuk pegawai negeri atau pejabat yang bekerja
pada negara, pada suatu provinsi, pada suatu daerah yang berdiri sendiri yang
diakui atau yang diatur dengan undang- undang sehingga patut ia dapat
dipandang orang sebagai pegawai atau pejabat itu, diancam dengan pidana
kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.

Pasal 509
Barang siapa tanpa izin meminjamkan uang atau barang dengan gadai, atau dalam
bentuk jual- beli dengan boleh dibeli kembali ataupun dalam bentuk kontrak
komisi, yang nilainya tidak lebih dari seratus rupiah, diancam dengan pidana
kurungan paling lama tiga bulan, atau pidana denda paling banyak lima belas ribu
rupiah.

Pasal 510
(1) Diancam dengan pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah, barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat lain yang ditunjuk
untuk itu:
1. mengadakan pesta lain yang ditunjuk untuk itu:
2. mengadakan arak-arakan di jalan umum.
(2) Jika arak -arakan diadakan untuk menyatakan keinginan-keinginan secara
menakjubkan, yang bersalah diancam dengan pidana kurungan paling lama
dua minggu atau pidana denda dua ribu dua ratus lima puluh rupiah.

Pasal 511
Barang siapa di waktu ada pesta arak-arakan, dan sebagainya, tidak menaati
perintah dan petunjuk yang diadakan oleh polisi untuk mencegah kecelakaan
oleh kemacetan lalu lintas di jalan umum, diancam dengan pidana denda paling
banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.

Pasal 512
1. Barang siapa tidak diwenangkan melakukan pencarian yang menurut
aturan-aturan umum harus diberi kewenangan untuk itu, melakukannya
tanpa keharusan, diancam dengan pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.
2. Barang siapa diwenangkan melakukan pencarian yang menurut aturan-
aturan umum harus diberi kewenangan untuk itu, dalam melakukan
pencarian tersebut tanpa keharusan melampaui batas kewenangannya,
diancam dengan pidana denda paling banyak tujuh ratus lima puluh
rupiah.
3. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, maka dalam
hal ayat pertama, pidana denda dapat diganti dengan pidana kurungan
paling lama dua bulan, dan dalam hal ayat kedua, paling lama satu bulan.

Pasal 512a
Barang siapa sebagai mata pencarian, baik khusus maupun sebagai sambilan
menjalankan pekerjaan dokter atau dokter gigi dengan tidak mempunyai surat
izin, di dalam keadaan yang tidak memaksa, diancam dengan pidana kurungan
paling lama dua bulan atau pidana denda setinggi-tingginya seratus lima puluh
ribu rupiah.

Pasal 513
Barang siapa menggunakan atau membolehkan digunakan barang orang lain yang
ada padanya karena ada hubungan kerja atau karena pencariannya, untuk
pemakaian yang tidak diizinkan oleh pemiliknya, diancam dengan pidana kurungan
paling lama enam hari atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah.

Pasal 514
Seorang pekerja harian, pembawa bungkusan, pesuruh, pemikul atau kuli, yang
dalam menjalankan pencariannya melakukan kelalaian atau kekurangan dalam
pengembalian perkakas yang diterima untuk dipakai, atau dalam penyampaian
barang yang diterima untuk diangkut, diancam dengan pidana kurungan paling
lama enam hari, atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah.

Pasal 515
(1) Diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau pidana
denda paling banyak tujuh ratus lima puluh rupiah;
1. barang siapa pindah kediaman dari bagian kota, desa atau kampung
di mana dia menetap, tanpa memberitahukan sebelumnya kepada
penguasa yang berwenang dengan menyebut tempat menetap yang
baru;
2. barang siapa setelah menetap di bagian kota, desa atau kampung, tidak
memberitahukan hal itu kepada penguasa yang berwenang dalam
tenggang waktu empat belas hari, dengan menyebut nama, pencarian
dan tempat asalnya.
(2) Ketentuan dalam ayat pertama tidak berlaku bagi orang yang pindah
tempat kediaman dan menetap, yang masih di dalam satu kota.

Pasal 516
1. Barang siapa menjadikan sebagai pencarian untuk memberi tempat
bermalam kepada orang lain, dan tidak mempunyai register terus-menerus,
atau tidak mencatat atau menyuruh catat nama, pencarian atau pekerjaan,
tempat kediaman, hari datang dan perginya orang yang bermalam di situ,
atau atas permintaan kepala polisi atau pejabat yang ditunjuk untuk itu,
tidak memperlihatkan register itu, diancam dengan pidana denda paling
banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, pidana
denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama enam hari.

Pasal 517
(1) Diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana
denda paling banyak dua ribu dua ratus lima puluh rupiah:
1. barang siapa membeli, menukar, menerima untuk ibadah, gadai, pakai
atau simpan dari seorang tentara di bawah pangkat perwira; atau
menjualkan, menggadaikan, meminjamkan atau menyimpankan barang
tersebut untuk seorang tentara di
bawah pangkat perwira, yang diberikan tanpa izin dari atau nama perwira.
2. barang siapa menjadikan kebiasaan atau pencarian untuk membeli
barang-barang yang demikian, tidak menaati peraturan mengenai
pencatatan dalam register yang ditentukan dalam aturan-aturan umum.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, pidananya
dapat dilipatkan dua kali.

Pasal 518
Barang siapa tanpa wenang memberi pada atau menerima dari seorang
terpidana sesuatu barang, diancam dengan pidana kurungan paling lama enam
hari atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.

Pasal 519
1. Barang siapa membikin, menjual, menyiarkan atau mempunyai persediaan
untuk dijual atau disiarkan, ataupun memasukannya ke Indonesia, barang
cetakan, potongan logam atau benda-benda lain yang bentuknya
menyerupai uang kertas, mata uang, benda-benda emas atau perak dengan
merek negara, atau prangko pos, diancam dengan pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Benda -benda yang merupakan pelanggaran dapat dirampas.

Pasal 519 bis


Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan, atau pidana denda
paling banyak lima belas ribu rupiah:
1. barang siapa mengumumkan isi apa yang ditangkap lewat pesawat penerima
radio yang dipakai olehnya atau yang ada di bawah pengurusannya, yang
sepatutnya harus diduganya bahwa itu tidak untuk dia atau untuk
diumumkan, maupun memberitahukannya kepada orang lain, jika sepatutnya
harus diduganya bahwa itu akan diumumkan dan memang lalu disusul
dengan pengumuman;
2. barang siapa mengumumkan berita yang ditangkap lewat pesawat penerima
radio, jika ia sendiri, maupun orang dari mana berita itu diterimanya, tidak
berwenang untuk itu.

Pasal 520
Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan:
1. barang siapa yang setelah mendapat pengunduran pembayaran hutang
dengan kehendak sendiri melakukan perbuatan-perbuatan, untuk mana
menurut aturan-aturan umum, diharuskan adanya kerja sama dengan
pengurus;
2. seorang pengurus atau komisaris perseroan, maskapai, perkumpulan atau
yayasan, yang setelah mendapat pengunduran bayar hutang, dengan
kehendak sendiri melakukan perbuatan-perbuatan untuk mana menurut
aturan-aturan umum, diharuskan adanya kerja sama dengan pengurus.

BAB III
PELANGGARAN TERHADAP PENGUASA UMUM
Pasal 521
Barang siapa melanggar ketentuan peraturan penguasa umum yang telah
diumumkan mengenai pemakaian dan pembagian air dari perlengkapan air atau
bangunan pengairan guna keperluan umum, diancam dengan pidana kurungan
paling lama dua belas hari, atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah.

Pasal 522
Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru
bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah.

Pasal 523
Barang siapa tanpa alasan yang sah membiarkan tidak dikerjakannya pekerjaan
rodi, pekerjaan desa atau pekerjaan perusahaan kebun negara, diancam dengan
pidana kurungan paling tinggi tiga hari atau pidana denda paling tinggi sepuluh
rupiah.
Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat enam bulan sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, dapat diancam
dengan pidana kurungan paling tinggi tiga bulan.

Pasal 524
Diancam dengan pidana paling banyak sembilan ratus rupiah:
1. barangsiapa dalam perkara mengenai orang yang belum dewasa, atau orang
yang sudah tahu akan di bawah pengampuan, atau orang yang akan atau
sudah dimasukkan dalam rumah sakit jiwa, dipanggil untuk didengar selaku
keluarga sedarah atau semenda, selaku suami/istri, wali atau wali pengawas
oleh hakim atau atas perintahnya oleh kepala polisi, tidak datang sendiri
maupun dengan perantaraan kuasanya jika itu dibolehkan, tanpa alasan yang
dapat diterima;
2. barang siapa dalam perkara mengenai orang yang belum dewasa atau orang
yang sudah atau akan di bawah pengampuan, dipanggil untuk didengar
oleh kantor peninggalan harta atau atas permintaannya oleh kepala polisi,
tidak datang sendiri maupun dengan perantaraan kuasanya jika itu
dibolehkan, tanpa alasan yang dapat diterima;
3. barang siapa dalam perkara mengenai orang yang belum dewasa dipanggil
untuk didengar oleh majelis perwalian atau atas permintaannya oleh kepala
polisi, tidak datang sendiri atau dengan perantaraan kuasanya, tanpa alasan
yang dapat diterima.

Pasal 525
1. Barang siapa ketika ada bahaya umum bagi orang atau barang, atau ketika
ada kejahatan tertangkap tangan diminta pertolongannya oleh penguasa
umum tetapi menolaknya, padahal mampu untuk memberi pertolongan
tersebut tanpa menempatkan diri langsung dalam keadaan yang
membahayakan, diancam dengan pidana denda paling banyak tiga ratus
tujuh puluh lima rupiah;
2. Ketentuan ini tidak berlaku bagi mereka yang menolak memberi
pertolongan karena ingin menghindari atau menghalaukan bahaya
penuntutan bagi salah seorang keluarganya sedarah atau semenda dalam
garis lurus atau menyimpang, sampai derajat kedua atau ketiga, atau bagi
suami (istri) atau bekas suaminya (istrinya).

Pasal 526
Barang siapa menyobek, membikin tak terbaca atau merusak suatu
pemberitahuan di muka umum dari pihak penguasa yang wenang atau karena
ketentuan undang¬undang, diancam dengan pidana denda paling banyak dua
ratus dua puluh lima rupiah.

Pasa1 527

Ditiadakan berdasarkan L.N. 1955 - 28.

Pasal 528
(1) Diancam dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, barang siapa tanpa izin
penguasa yang berwenang:
1. membikin salinan atau petikan dari surat-surat jabatan negara dan
alat-alatnya, yang dengan perintah penguasa umum harus
dirahasiakan;
2. mengumumkan seluruh atau sebagian surat-surat tersebut dalam butir 1;
3. mengumumkan hal-hal yang termaktub dalam surat-surat tersebut
dalam butir 1, padahal sewajarnya dapat diduga bahwa hal-hal itu
harus dirahasiakan.
(2) Perbuatan itu tidak dipidana, jika perintah merahasiakan jelas diberikan
karena alasan lain daripada kepentingan dinas atau umum.

BAB IV
PELANGGARAN MENGENAI ASAL-USUL DAN PERKAWINAN

Pasal 529
Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya menurut undang-undang untuk
melaporkan pada pejabat Catatan Sipil atau perantaranya tentang kelahiran dan
kematian, diancam dengan pidana denda paling banyak seribu lima ratus rupiah.
Pasal 530
1. Seorang petugas agama yang melakukan upacara perkawinan, yang hanya
dapat dilangsungkan di hadapan pejabat Catatan Sipil, sebelum dinyatakan
padanya bahwa pelangsungan di muka pejabat itu sudah dilakukan, diancam
dengan pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran sama, pidana denda
dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama dua bulan.

BAB V
PELANGGARAN TERHADAP ORANG YANG MEMERLUKAN PERTOLONGAN

Pasal 531
Barang siapa ketika menyaksikan bahwa ada orang yang sedang menghadapi maut
tidak memberi pertolongan yang dapat diberikan padanya tanpa selayaknya
menimbulkan bahaya bagi dirinya atau orang lain, diancam, jika kemudian orang
itu meninggal, dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

BAB VI
PELANGGARAN KESUSILAAN

Pasal 532
Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga hari atau pidana denda paling
banyak dua ratus dua puluh lima rupiah:
1. barang siapa di muka umum menyanyikan lagu-lagu yang melanggar
kesusilaan;
2. barang siapa di muka umum mengadakan pidato yang melanggar kesusilaan;
3. barang siapa di tempat yang terlihat dari jalan umum mengadakan tulisan
atau gambaran yang melanggar kesusilaan.
Pasal 533
Diancam dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau pidana denda paling
banyak tiga ribu rupiah:
1. barang siapa di tempat untuk lalu lintas umum dengan terang-terangan
mempertunjukkan atau menempelkan tulisan dengan judul, kulit, atau isi
yang dibikin terbaca, maupun gambar atau benda, yang mampu
membangkitkan nafsu berahi para remaja;
2. barang siapa di tempat untuk lalu lintas umum dengan terang-terangan
memperdengarkan isi tulisan yang mampu membangkitkan nafsu berahi
para remaja;
3. barang siapa secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan suatu
tulisan, gambar atau barang yang dapat merangsang nafsu berahi para
remaja maupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan
tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, tulisan atau gambar yang
dapat membangkitkan nafsu berahi para remaja;
4. barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus atau sementara waktu,
menyerahkan atau memperlihatkan gambar atau benda yang demikian, pada
seorang belum dewasa
dan di bawah umur tujuh belas tahun;
5. barang siapa memperdengarkan isi tulisan yang demikian di muka seorang
yang belum dewasa dan di bawah umur tujuh belas tahun.

Pasal 534
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan sesuatu sarana untuk
mencegah kehamilan maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan
tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan (diensten)
yang demikian itu, diancam dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau
pidana denda paling banyak tiga ribu rupiah.

Pasal 536
1. Barang siapa terang dalam keadaan mabuk berada di jalan umum,
diancam dengan pidana denda paling banyak dua ratus dua puluh lima
rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama atau yang
dirumuskan dalam pasal
492, pidana denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama tiga
hari.
3. Jika terjadi pengulangan kedua dalam satu tahun setelah pemidanaan
pertama berakhir dan menjadi tetap, dikenakan pidana kurungan paling
lama dua minggu.
4. Pada pengulangan ketiga kalinya atau lebih dalam satu tahun, setelah
pemidanaan yang kemudian sekali karena pengulangan kedua kalinya atau
lebih menjadi tetap, dikenakan pidana kurungan paling lama tiga bulan.

Pasal 537
Barang siapa di luar kantin tentara menjual atau memberikan minuman keras atau
arak kepada anggota Angkatan Bersenjata di bawah pangkat letnan atau kepada
istrinya, anak atau pelayan, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga
minggu atau pidana denda paling tinggi seribu lima ratus rupiah.
Pasal 538
Penjual atau wakilnya yang menjual minuman keras yang dalam menjalankan
pekerjaan memberikan atau menjual minuman keras atau arak kepada seorang
anak di bawah umur enam belas tahun, diancam dengan pidana kurungan paling
lama tiga minggu atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 539
Barang siapa pada kesempatan diadakan pesta keramaian untuk umum atau
pertunjukkan rakyat atau diselenggarakan arak-arakan untuk umum, menyediakan
secara cuma-cuma minuman keras atau arak dan atau menjanjikan sebagai hadiah,
diancam dengan pidana kurungan paling lama dua belas hari atau pidana denda
paling tinggi tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.

Pasal 540
(1) Diancam dengan pidana kurungan paling lama delapan hari atau pidana
denda paling banyak dua ribu dua ratus lima puluh rupiah:
1. barang siapa menggunakan hewan untuk pekerjaan yang
terang melebihi kekuatannya;
2. barang siapa tanpa perlu menggunakan hewan untuk pekerjaan
dengan cara yang menyakitkan atau yang merupakan siksaan bagi
hewan tersebut;
3. barang siapa menggunakan hewan yang pincang atau yang
mempunyai cacat lainnya, yang kudisan, luka-luka atau yang jelas
sedang hamil maupun sedang menyusui untuk pekerjaan yang
karena keadaannya itu tidak sesuai atau yang menyakitkan maupun
yang merupakan siksaan bagi hewan tersebut;
4. barang siapa mengangkut atau menyuruh mengangkut hewan tanpa
perlu dengan cara yang menyakitkan atau yang merupakan siksaan
bagi hewan tersebut;
5. barang siapa mengangkut atau menyuruh mengangkut hewan tanpa
diberi atau disuruh beri makan atau minum.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun setelah ada
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama karena salah
satu pelanggaran pada pasal
302, dapat dikenakan pidana kurungan paling lama empat belas hari.

Pasal 541
(1) Diancam dengan pidana denda paling banyak dua ratus dua puluh lima rupiah;
1. barangsiapa menggunakan sebagai kuda beban, tunggangan atau kuda
penarik kereta padahal kuda tersebut belum tukar gigi atau kedua gigi
dalamnya di rahang atas belum menganggit kedua gigi dalamnya di
rahang bawah;
2. barangsiapa memasangkan pakaian kuda pada kuda tersebut dalam
butir 1 atau mengikat maupun memasang kuda itu pada kendaraan
atau kuda tarikan;
3. barangsiapa menggunakan sebagai kuda beban, tunggangan atau
penarik kereta seekor kuda induk, dengan membiarkan anaknya yang
belum tumbuh keenam gigi mukanya, mengikutinya.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun setelah ada
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama atau yang
berdasarkan pasal 540, ataupun karena kejahatan berdasarkan pasal 302,
pidana denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama tiga hari.

Pasal 542
Ditiadakan berdasarkan Undang-undang No.7 Tahun 1974.

Pasal 543

Ditiadakan berdasarkan S.23 - 277, 352.


Pasal 544
1. Barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat yang ditunjuk untuk itu
mengadakan sabungan ayam atau jangkrik di jalan umum atau di pinggirnya,
maupun di tempat yang dapat dimasuki oleh khalayak umum, diancam
dengan pidana kurungan paling lama enam hari atau pidana denda paling
banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama,
pidananya dapat dilipatduakan.

Pasal 545
1. Barang siapa menjadikan sebagai pencariannya untuk menyatakan
peruntungan seseorang, untuk mengadakan peramalan atau penafsiran
impian, diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari atau
pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah.
2. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama,
pidananya dapat dilipatduakan.

Pasal 546
Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
1. Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
2. barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan, membagikan atau
mempunyai persediaan untuk dijual atau dibagikan jimat-jimat atau
benda-benda yang dikatakan olehnya mempunyai kekuatan gaib;
3. barang siapa mengajar ilmu-ilmu atau kesaktian-kesaktian yang bertujuan
menimbulkan kepercayaan bahwa melakukan perbuatan pidana tanpa
kemungkinan bahaya bagi diri sendiri.

Pasal 547
Seorang saksi, yang ketika diminta untuk memberi keterangan di bawah sumpah
menurut ketentuan undang-undang, dalam sidang pengadilan memakai jimat-
jimat atau benda-benda sakti, diancam dengan pidana kurungan paling lama
sepuluh hari atau pidana denda paling banyak tujuh ratus lima puluh rupiah.

BAB VII
PELANGGARAN MENGENAI TANAH, TANAMAN DAN PEKARANGAN
Pasal 548

Barang siapa tanpa wenang membiarkan unggas ternaknya berjalan di kebun, di


tanah yang sudah ditaburi, ditugali atau ditanami, diancam dengan pidana denda
paling banyak dua ratus dua puluh lima rupiah.

Pasal 549
1. Barang siapa tanpa wenang membiarkan ternaknya berjalan di kebun, di
padang rumput atau di ladang rumput atau di padang rumput kering, baik di
tanah yang telah ditaburi, ditugali atau ditanami atau yang hasilnya belum
diambil, ataupun di tanah kepunyaan orang lain oleh yang berhak dilarang
dimasuki dan sudah diberi tanda larangan yang nyata bagi pelanggar,
diancam dengan pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah.
2. Ternak yang menyebabkan pelanggaran, dapat dirampas.
3. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, pidana
denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama empat belas
hari.

Pasal 550
Barang siapa tanpa wenang berjalan atau berkendaraan di tanah yang sudah
ditaburi, ditugali atau ditanami, diancam dengan pidana denda paling banyak dua
ratus dua puluh lima rupiah.

Pasal 551
Barang siapa tanpa wenang, berjalan atau berkendaraan di atas tanah yang oleh
pemiliknya dengan cara jelas dilarang memasukinya, diancam dengan pidana
denda paling banyak dua ratus dua puluh lima rupiah.

BAB VIII
PELANGGARAN JABATAN

Pasal 552
Seorang pejabat yang berwenang mengeluarkan salinan atau petikan putusan
pengadilan, jika mengeluarkan salinan atau petikan demikian itu sebelum putusan
ditandatangani sebagaimana mestinya, diancam dengan pidana denda paling
banyak tujuh ratus lima puluh rupiah.

Pasal 553
Ditiadakan berdasarkan S. 35 - 576; lihat pasal 528.
Pasal 554
Diancam dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, seorang bekas pejabat yang tanpa izin
penguasa yang berwenang menahan surat-surat jabatan.

Pasal 555

Diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda
paling banyak dua ribu dua ratus lima puluh rupiah kepala lembaga
pemasyarakatan, tempat menahan orang tahanan sementara atau orang yang
disandera, atau kepala rumah pendidikan negara atau rumah sakit jiwa, yang
menerima atau menahan orang dalam tempat itu dengan tidak meminta
diperlihatkan kepadanya lebih dahulu surat perintah penguasa yang berwenang,
atau putusan pengadilan, atau yang alpa menuliskan menurut aturan dalam daftar
hal penerimaan itu dan perintah atau keputusan yang menjadi alasan orang itu
diterima.

Pasal 556
Seorang pejabat catatan sipil yang sebelum melangsungkan perkawinan tidak
minta diberikan padanya bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang
diharuskan menurut aturan-aturan umum, diancam dengan pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 557
Diancam dengan pidana denda paling banyak seribu lima ratus rupiah:
1. seorang pejabat catatan sipil yang bertindak berlawanan dengan ketentuan
aturan- aturan umum mengenai register atau akta catatan sipil, mengenai tata
cara sebelumnya perkawinan atau pelaksanaan perkawinan;
2. setiap orang lain penyimpan register itu yang bertindak berlawanan
dengan ketentuan aturan-aturan umum mengenai register dan akta
catatan sipil.

Pasal 557a
Seorang perantara catatan sipil yang bertindak berlawanan dengan ketentuan
reglemen pemeliharaan register catatan sipil orang-orang Cina diancam
dengan denda paling banyak tujuh ratus lima puluh rupiah.

Pasal 558
Seorang pejabat catatan sipil yang tidak memasukkan suatu akta dalam register atau
menuliskan suatu akta di atas kertas lepas, diancam dengan pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 558a
Seorang perantara catatan sipil yang tidak membikin akta daripada suatu
pemberitahuan kepadanya menurut ketentuan tentang pemeliharaan register
catatan sipil bagi orang- orang Cina, atau menuliskan suatu akta di kertas lepas,
diancam dengan pidana denda paling banyak dua ribu dua ratus lima puluh
rupiah.

Pasal 559
Diancam dengan pidana denda paling banyak seribu lima ratus rupiah:
1. seorang pejabat catatan sipil yang tidak melaporkan kepada penguasa yang
berwenang sebagaimana diharuskan oleh ketentuan undang-undang;
2. seorang pejabat yang tidak melaporkan kepada pejabat catatan sipil,
sebagaimana diharuskan oleh ketentuan undang-undang.
BAB IX
PELANGGARAN PELAYARAN

Pasal 560
Seorang nahkoda kapal Indonesia yang berangkat sebelum dibikin dan
ditandatangani daftar anak buah yang diharuskan oleh ketentuan undang-
undang, diancam dengan pidana denda paling banyak seribu lima ratus rupiah.

Pasal 561
Seorang nahkoda kapal Indonesia yang tidak mempunyai di kapalnya kertas-
kertas kapal, buku-buku dan surat-surat yang diharuskan oleh ketentuan undang-
undang, diancam dengan pidana denda paling banyak seribu lima ratus rupiah.

Pasal 562
Diancam dengan pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
1. seorang nahkoda kapal Indonesia yang tidak menjaga supaya buku-buku
harian di kapal dipelihara menurut aturan-aturan umum, atau tidak
memperlihatkan buku-buku harian itu di mana dan apabila menurut
ketentuan undang-undang itu diharuskan padanya;
2. seorang nahkoda kapal Indonesia yang tidak memelihara register pidana yang
diharuskan oleh aturan-aturan umum menurut ketentuan undang-undang,
atau tidak memperlihatkannya di mana dan apabila menurut ketentuan
undang¬undang itu diharuskan padanya;
3. seorang nahkoda kapal Indonesia yang jika register pidana tidak ada, tidak
memberi keterangan kepada hakim sebagaimana diharuskan menurut
ketentuan undang-undang;
4. seorang pengusaha pelayaran, pemegang buku atau nahkoda kapal Indonesia
yang menolak permintaan untuk memperlihatkan kepada yang
berkepentingan buku-buku harian yang dipelihara di kapalnya, atau menolak
untuk memberi salinan dari buku-buku itu, dengan membayar biayanya.

Pasal 563
Seorang nahkoda kapal Indonesia yang tidak mencukupi kewajibannya
menurut undang- undang mengenai pencatatan dan pemberitahuan kelahiran
dan kematian selama perjalanannya, diancam dengan pidana denda paling
banyak seribu lima ratus rupiah.

Pasal 564
Seorang nahkoda atau anak buah yang tidak memperhatikan ketentuan undang-
undang untuk mencegah tabrakan disebabkan karena kapalnya melanggar atau
terdampar, diancam dengan pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
Pasal 565
Barang siapa tanpa wewenang menggunakan suatu tanda pengenal walaupun
dengan sedikit perubahan, menurut ketentuan undang-undang yang hanya boleh
dipakai oleh kapal-kapal rumah sakit, sekoci-sekoci kapal-kapal yang demikian,
maupun perahu- perahu yang digunakan untuk pekerjaan merawat orang sakit,
diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 566
Seorang nahkoda kapal Indonesia yang tidak memenuhi kewajiban yang
dibebankan padanya menurut Pasal 358a Kitab Undang-undang Hukum Dagang,
diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 567
Seorang penguasa pelabuhan atau nahkoda kapal Indonesia yang menggunakan
untuk pekerjaan anak buah orang-orang yang tidak mengadakan perjanjian kerja
sebagaimana dimaksud pasal 395 Kitab Undang-undang Hukum Dagang atau yang
tidak menjalankan perusahaan di kapal atas biaya sendiri, ataupun menggunakan
orang-orang yang namanya tidak ada dalam daftar anak buah, dalam hal ini
diharuskan oleh aturan-aturan umum, diancam dengan pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah untuk tiap-tiap orang yang bekerja demikian.

Pasal 568
Barang siapa menandatangani konosemen yang dikeluarkan dengan melanggar
ketentuan pasal 517b Kitab Undang-undang Hukum Dagang, begitu pula orang
untuk siapa dibutuhkan tanda tangan sesuai dengan kewenangannya, diancam jika
konosemen lalu dikeluarkan, dengan pidana denda paling banyak tujuh puluh lima
ribu rupiah.

Pasal 569
1. Barang siapa menandatangani surat jalan yang dikeluarkan dengan
melanggar ketentuan pasal 533b Kitab Undang-undang Hukum Dagang,
begitu pula orang untuk siapa dibutuhkan tanda tangan sesuai dengan
kewenangannya, diancam, jika surat lalu dikeluarkan, dengan pidana denda
paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah.
2. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa bertentangan dengan pasal
533b Kitab Undang-undang Hukum dagang, memberikan surat jalan yang
tidak ditandatangani, begitu pula orang untuk siapa surat diberikan menurut
kewenangannya.

You might also like